15
MENGUKUR PENCAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN KELAPARAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN INDEKS KOMPOSIT Faharuddin, M.Si Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Disampaikan pada: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X Auditorium LIPI Jakarta, 20-21 Nopember 2012

Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

MENGUKUR PENCAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN KELAPARAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN INDEKS KOMPOSIT

Faharuddin, M.SiBadan Pusat StatistikProvinsi Sumatera Selatan

Disampaikan pada:Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XAuditorium LIPI Jakarta, 20-21 Nopember 2012

Page 2: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Latar Belakang• Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) mengamanatkan

untuk menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan hinggasetengahnya pada tahun 2015è TUJUAN 1

• Lima Indikator pada Tujuan 1 (UNDG, 2003):1. Proporsi penduduk dengan pendapatan di bawah US$ 1 per

hari atau proporsi penduduk yang berada di bawah gariskemiskinan (poverty headcount ratio)

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan (poverty gap ratio)3. Proporsi pendapatan atau konsumsi penduduk termiskin

(share of the poorest quantile in national income or consumption)

4. Prevalensi balita kekurangan gizi (prevalence of underweight children under 5 years of age)

5. Proporsi penduduk dengan konsumsi gizi di bawah standarkecukupan gizi (proportion of population below minimum level of dietary energy consumption)

Page 3: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Latar Belakang• Secara Nasional (Bappenas, 2007 dan Bappenas,

2010), digunakan indikator sbb:1. persentase penduduk miskin (penduduk yang

berada di bawah garis kemiskinan)2. indeks kedalaman kemiskinan3. proporsi konsumsi penduduk termiskin (kuantil

pertama – 20 persen terendah)4. persentase balita kekurang gizi (gizi buruk dan

kurang)5. persentase penduduk yang mempunyai konsumsi

energi kurang dari 1400 kkal per kapita per hari

Page 4: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Permasalahan dan Tujuan• Permasalahan:

▫ Meskipun kelima indikator tersebut dapat digunakansecara terpisah untuk mengukur pencapaian tujuanpertama MDGs, namun masing-masing memberikaninformasi yang parsial dan seringkali kontradiktif satusama lain, sehingga menyulitkan dalam mengambilkesimpulan mengenai keseluruhan upaya penanggulangankemiskinan dan kelaparan yang dilakukan

• Tujuan:▫ Makalah ini bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan

MDGs yang pertama tersebut di Indonesia. Ukuran yang digunakan adalah suatu indeks komposit yang disebut PHI (Poverty and Hunger Index)

Page 5: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Metodologi• Metodologi penyusunan indeks PHI (Poverty and Hunger

Index) didasarkan pada metodologi penyusunan Human Development Index (HDI) yang dilakukan oleh UNDP (UNDP, 2005), atau sama dengan metodologi penghitunganIndeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dilakukan di Indonesia (BPS, 2008)

• xi adalah nilai aktual dari indikator ke-i serta maks dan minadalah nilai maksimum dan minimum dari masing-masingindikator

• ‘1990’ menunjukan data kondisi awal yang paling dekatdengan tahun 1990 dan ‘2015’ adalah kondisi target yang akan dicapai pada tahun 2015

Page 6: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Metodologi

IndikatorNilai awal

Nilaitarget

1. Persentase penduduk yang berada di bawah gariskemiskinan

15,10 7,50

2. Indeks Kedalaman Kemiskin, dalam persen

2,70 1,35*)

3. Proporsi konsumsi penduduktermiskin (kuantil pertama), dalam persen

9,30 18,60*)

4. Prevalensi balita kekurangangizi, dalam persen

31,0 15,50

5. Proporsi penduduk dengankonsumsi kurang dari 1400 kkalper hari, dalam persen

17,00 8,50

Tabel 2. Nilai awal dan nilai target indikator PHI-P dalam kerangka evaluasi pencapaian tujuanpertama MDGs di Indonesia

Sumber: Bappenas (2007 dan 2010)Catatan:*) Ditetapkan setengah dari kondisi awal pada tahun1990

IndikatorMaksim

umMinimu

m1. Persentase penduduk yang berada di bawah gariskemiskinan

100 0

2. Indeks KedalamanKemiskin, dalam persen

100 0

3. Proporsi konsumsipenduduk termiskin (kuantilpertama), dalam persen

20 0

4. Prevalensi balita dengankekurangan gizi, dalam persen

100 0

5. Proporsi penduduk dengankonsumsi kurang dari 1400 kkal per hari, dalam persen

100 0

Tabel 1. Nilai maksimum dan minimum indikator PHI

.Sumber: Gentilini dan Webb (2008)

Page 7: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

ProvinsiPersentase

Penduduk Miskin Tahun 2010

Indeks Kedalaman Kemiskinan Tahun

2010

Proporsi Konsumsi Penduduk Termiskin

Tahun 2009

Prevalensi Balita Kurang

Gizi Tahun 2010

Proporsi Penduduk dengan konsumsi

Kalori < 1400 Tahun 2009

Aceh 20,98 4,11 9,66 23,7 12,44Sumatera Utara 11,31 2,04 9,17 21,4 14,48Sumatera Barat 9,50 1,49 9,70 17,1 9,91Riau 8,65 1,38 8,77 16,2 14,15Jambi 8,34 1,05 10,10 19,6 15,34Sumatera Selatan 15,47 2,63 9,26 19,9 14,75Bengkulu 18,30 2,75 9,57 15,3 9,74Lampung 18,94 2,98 8,72 13,4 14,86Kepulauan Bangka Belitung 6,51 0,93 9,89 14,9 16,50Kepulauan Riau 8,05 1,05 9,40 14,0 9,75DKI Jakarta 3,48 0,45 8,08 11,3 14,63Jawa Barat 11,27 1,93 8,19 13,0 12,68Jawa Tengah 16,56 2,49 9,29 15,7 15,22DI Yogyakarta 16,83 2,85 7,69 11,2 20,68Jawa Timur 15,26 2,38 8,93 17,1 15,35Banten 7,16 1,00 8,26 18,5 9,71Bali 4,88 0,71 9,27 11,0 3,88Nusa Tenggara Barat 21,55 3,77 8,27 30,5 13,29Nusa Tenggara Timur 23,03 4,74 9,13 29,4 21,35Kalimantan Barat 9,02 1,18 8,74 29,1 16,69Kalimantan Tengah 6,77 1,02 9,71 27,6 11,10Kalimantan Selatan 5,21 0,69 8,68 22,9 11,28Kalimantan Timur 7,66 1,27 8,37 17,1 30,09Sulawesi Utara 9,10 1,14 9,51 10,6 14,57Sulawesi Tengah 18,07 3,09 8,42 26,5 18,05Sulawesi Selatan 11,60 1,91 8,31 25,0 12,71Sulawesi Tenggara 17,05 3,18 8,97 22,8 16,55Gorontalo 23,19 4,14 9,07 26,5 18,75Sulawesi Barat 13,58 1,55 9,58 20,5 11,90Maluku 27,74 5,23 9,84 26,2 18,22Maluku Utara 9,42 1,47 9,66 23,6 32,01Papua Barat 34,88 10,47 9,47 26,5 37,16Papua 36,80 9,36 8,63 16,2 22,64

Indonesia 13,33 2,21 8,75 17,9 14,47

Data Input untuk Penghitungan PHI Menurut Provinsi

Page 8: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Hasil dan Pembahasan

Provinsi Nilai PHI

Pering-kat Provinsi Nilai

PHIPering-

kat Provinsi Nilai PHI

Pering-kat

PHI Tinggi: Indonesia 0,817 12 Sulawesi Tenggara 0,791 25Bali 0,866 1 Sulawesi Selatan 0,814 13 Sulawesi Tengah 0,784 26DKI Jakarta 0,859 2 Lampung 0,812 14 Aceh 0,781 27

PHI Menengah: Bengkulu 0,812 15 Nusa Tenggara Barat 0,779 28

Banten 0,845 3 Jawa Timur 0,811 16 Maluku Utara 0,770 29Jawa Barat 0,840 4 Jambi 0,810 17 Gorontalo 0,764 30

Kepulauan Riau 0,840 5 Kalimantan Tengah 0,810 18 Nusa Tenggara Timur 0,752 31

Sulawesi Utara 0,834 6 Sumatera Utara 0,810 19 Maluku 0,747 32Kalimantan Selatan 0,833 7 Sulawesi Barat 0,809 20 Papua 0,744 33Riau 0,832 8 Jawa Tengah 0,807 21 PHI Rendah:Sumatera Barat 0,827 9 Kalimantan Timur 0,804 22 Papua Barat 0,687 34Kepulauan Bangka Belitung 0,823 10 Sumatera Selatan 0,802 23

DI Yogyakarta 0,820 11 Kalimantan Barat 0,801 24

Tabel 3. Nilai dan Peringkat PHI Menurut Provinsi

Page 9: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

ProvinsiNilai

PHI-PPering

-katProvinsi

Nilai PHI-P

Pering-kat

ProvinsiNilai

PHI-PPering-

kat

Progres Cepat Progres LambatProgresMundur

Bali 0,799 1 Jawa Barat 0,493 12 Sulawesi Tenggara -0,013 26

Kepulauan Riau 0,758 2 Sulawesi Barat 0,472 13 Sulawesi Tengah -0,122 27Banten 0,710 3 Kalimantan Barat 0,380 14 Aceh -0,154 28

Sumatera Barat 0,681 4 Sumatera Utara 0,378 15Nusa Tenggara Barat

-0,257 29

DKI Jakarta 0,630 5 Sulawesi Selatan 0,366 16 Gorontalo -0,414 30Kalimantan Selatan

0,626 6 Indonesia 0,336 17Nusa Tenggara Timur

-0,596 31

Kepulauan Bangka Belitung

0,624 7 Bengkulu 0,285 18 Maluku -0,663 32

Sulawesi Utara 0,620 8 Jawa Timur 0,253 19 Papua -1,514 33Riau 0,612 9 Kalimantan Timur 0,247 20 Papua Barat -2,084 34Kalimantan Tengah

0,592 10 Jawa Tengah 0,232 21

Jambi 0,581 11 Sumatera Selatan 0,196 22Lampung 0,095 23Maluku Utara 0,082 24

DI Yogyakarta 0,011 25

Tabel 4. Nilai dan Peringkat PHI-P Menurut Provinsi

Page 10: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Gambar 1. Progres Pencapaian Tujuan Pertama MDGs Provinsi Bali, Papua Barat, DI Yogyakarta dan Indonesia

Page 11: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

ProvinsiTingkat

KemiskinanKedalaman Kemiskinan

Konsumsi Penduduk Termiskin

KekuranganGizi

Konsumsi Energi

PHI-P

Bali 1,000 1,000 -0,003 1,000 1,000 0,799Banten 1,000 1,000 0,011 0,806 0,858 0,758Kepulauan Riau 0,928 1,000 -0,112 1,000 0,853 0,710DKI Jakarta 1,000 1,000 0,043 1,000 0,279 0,681Kalimantan Selatan 1,000 1,000 -0,131 0,523 0,673 0,630Sumatera Barat 0,737 0,896 -0,067 0,897 0,834 0,626Riau 0,849 0,978 0,063 0,955 0,335 0,624Sulawesi Utara 0,789 1,000 0,023 1,000 0,286 0,620Kepulauan Bangka Belitung 1,000 1,000 -0,057 1,000 0,059 0,612Kalimantan Tengah 1,000 1,000 0,044 0,219 0,694 0,592Jawa Barat 0,504 0,570 0,086 1,000 0,508 0,581Jambi 0,889 1,000 -0,119 0,735 0,195 0,493Sulawesi Barat 0,200 0,852 0,030 0,677 0,600 0,472Sulawesi Selatan 0,461 0,585 -0,060 0,387 0,505 0,380Kalimantan Barat 0,800 1,000 -0,014 0,123 0,036 0,378Sumatera Utara 0,499 0,489 -0,106 0,619 0,296 0,366Indonesia 0,233 0,363 -0,059 0,845 0,298 0,336Kalimantan Timur 0,979 1,000 0,029 0,897 -1,540 0,285Jawa Timur -0,021 0,237 -0,040 0,897 0,194 0,253Bengkulu -0,421 -0,037 -0,100 1,000 0,854 0,247Jawa Tengah -0,192 0,156 -0,001 0,987 0,209 0,232Sumatera Selatan -0,049 0,052 -0,004 0,716 0,265 0,196Lampung -0,505 -0,207 -0,062 1,000 0,252 0,095DI Yogyakarta -0,228 -0,111 0,039 1,000 -0,433 0,082Maluku Utara 0,747 0,911 -0,173 0,477 -1,766 0,011Sulawesi Tenggara -0,257 -0,356 -0,035 0,529 0,053 -0,013Sulawesi Tengah -0,391 -0,289 -0,095 0,290 -0,124 -0,122Aceh -0,774 -1,044 0,039 0,471 0,536 -0,154Nusa Tenggara Barat -0,849 -0,793 -0,111 0,032 0,436 -0,257Gorontalo -1,064 -1,067 -0,025 0,290 -0,206 -0,414Nusa Tenggara Timur -1,043 -1,511 -0,018 0,103 -0,512 -0,596Maluku -1,663 -1,874 0,058 0,310 -0,144 -0,663Papua -2,855 -4,933 -0,072 0,955 -0,664 -1,514Papua Barat -2,603 -5,756 0,018 0,290 -2,372 -2,084

Indeks Komponen PHI-P Menurut Provinsi

Page 12: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

PHI TinggiBali

DKI Jakarta

PHI Menengah

Sulawesi TenggaraSulawesi Tengah

AcehNTB

GorontaloNTT

MalukuPapua

Jawa BaratSulawesi Barat

Kalimantan BaratSumatera UtaraSulawesi Selatan

IndonesiaBengkulu

Jawa TimurKalimantan Timur

Jawa Tengah Sumatera Selatan

LampungMaluku Utara DI Yogyakarta

Kep. RiauBanten

Sumatera Barat Kalimantan Selatan

Kep. BabelSulawesi Utara

RiauKalimantan Tengah

Jambi

PHI Rendah Papua Barat

Progres mundur Progres Lambat Progres Cepat

Gambar 2. Provinsi Menurut Skala Prioritas Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan

Page 13: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Gambar 3. Peta Prioritas PenanggulanganKemiskinan dan Kelaparan di Indonesia

Page 14: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

Kesimpulan• Gabungan antara PHI dan PHI-P dapat memberikan

informasi kepada para pengambil kebijakan mengenaiwilayah-wilayah yang lebih diprioritaskan dalammempercepat pencapaian tujuan pertama MDGs

• Dalam kerangka evaluasi pencapaian tujuan pertamaMDGs, indeks PHI-P menghasilkan 3 strata provinsi, yaitu provinsi yang memiliki progres cepat (11 provinsi), progres lambat (13 provinsi) dan progres mundur (9 provinsi)

• Tiga kelompok prioritas wilayah penanggulangankemiskinan dan kelaparan yaitu prioritas tinggi (9provinsi), prioritas sedang (13 provinsi) serta kelompokprioritas rendah (11 provinsi)

Page 15: Mengukur Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia Menggunakan Indeks Komposit

TERIMA KASIH