Upload
gitaaryanti
View
135
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
neuro
Citation preview
MENINGITIS TB
Gita Aryanti
PEMBIMBINGDr. Endang Elisawaty,Sp.S
Dr. Ruth Silaban,Sp.S
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
RSUD KarawangPeriode 17 Desember 2012 - 19 Januari 2013
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. A. J• Umur : 16 tahun• Jenis Kelamin : Laki - laki• Alamat : Bambu Iken, Jatiwangi• Agama : Islam• Suku bangsa : Sunda• Pekerjaan : Pelajar• Status perkawinan : Belum Menikah• Tanggal masuk RS : 16 Desember 2012
Anamnesis
• Auto & alloanamnesis dengan pasien &
keluarganya
Keluhan Utama :• Sakit kepala hebat sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan Tambahan :• Demam, leher kaku, mual &
muntah
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 4 hari sebelum masuk RS.
3 bulan SMRS, pasien mengalami batuk-batuk, berdahak namun sulit untuk dikeluarkan. Pada malam hari os sering berkeringat dingin. Pasien juga mengaku adanya penurunan berat badan dari 3 bulan yang lalu.
4 hari SMRS, pasien tiba-tiba demam, terus menerus, dan suhu dirasa cukup tinggi dengan perabaan tangan, dan setiap hari dirasa suhunya semakin tinggi. Pasien merasa sakit kepala hebat, terasa di seluruh bagian kepala. Dikeluhkan juga kekakuan pada leher pasien, serta mual & muntah dengan jumlah sedikit, > 3x dalam sehari,dan berisi makanan. Adanya kejang pada pasien disangkal.
Kemudian pasien dibawa keluarganya ke IGD RSUD Karawang
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Kejang demam (-), Trauma (-)
• Hipertensi (-)
• DM (-), Jantung (-)
• Riwayat epilepsi (-)
• Asma (-), TBC (-)(belum pernah tahu sebelumnya)
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Epilepsi (-), Hipertensi (-)
• DM (-), Jantung (-)
• Asma (-), TBC (+) ayah pasien
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• TD : 120/70 mmHg N : 88 x/m
RR : 20 x/mnt S : 39oC
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Paru : Sn. Vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-
• Abd : Datar, supel, NT (-), BU (+) Normal
Hepar/Lien tak teraba membesar
• Ext : Akral hangat, edema (-)
STATUS NEUROLOGIK
Kesadaran : Compos Mentis
GCS :15 E4V5M6
Sikap tubuh : berbaring
gerakan abnormal : -
Pemeriksaan Saraf KranialisNERVUS KRANIAL PEMERIKSAAN
N. I Dalam batas normal
N. II Tajam penglihatan dbn, pupil bulat isokor RCL +/+ RCTL +/+Lapang pandang: dbn
N. III, IV, VI Gerak bola mata baik ke segala arah. Ptosis (-)
N. V Menggigit (+)Sensibilitas baik
N. VII Wajah simetrisLagoftalmus (-)
N. VIII Tidak dilakukan
N. IX Menelan (+). Uvula ditengah. Arcus faring simetris.
N. X Suara sengau (-)
N. XI Melihat kanan-kiri (+)
N. XII Lidah simetris
STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : (+)
Kernig : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Refleks
Refleks fisiologis
Refleks biceps : + / +
Refleks triceps : + / +
Refleks patella : + / +
Refleks Achilles : + / +
Refleks Patologik• Babinsky : - / -• Chaddock : - / -• Oppenheim : - / -• Gordon : - / -• Schaefer : - / -
EKSTREMITAS ATASKanan Kiri
Pergerakan Aktif Aktif
Kekuatan Motorik 5 5
Sensorik Baik Baik
Tonus Normotonus Normotonus
Trofi Normotrofi Normotrofi
Ekstremitas bawahKanan Kiri
Pergerakan Aktif Aktif
Kekuatan Motorik 3 5
Sensorik Baik Baik
Tonus Normotonus Normotonus
Trofi Normotrofi Normotrofi
Fungsi Vegetatif : Baik, DC (-)
Fungsi Luhur : Baik
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium (16/12/2012):
HbHtTrombositLeukositUreumKreatinin SGOT / SGPT
12,8 gr 38 %341.000 6.22010,3 mg/dL 0,69 mg/dL14 / 10
12-1737 -48341.0005.000 – 10.00010- 45 mg/dL0,4 – 1,5 mg/dL<40 u/L
Foto Thorax AP
• Jantung kesan normal. Aorta baik.• Tampak bercak milier pada kedua lapang paru.• Sinus kostofrenikus kanan tumpul, kiri tajam.• Tulang-tulang, jaringan lunak, dan dinding dada
baik.
Kesan : TB milier dan efusi pleura kanan.
CT SCAN kepala non kontras
CT SCAN kepala dengan kontras
CT Scan kepala tanpa dan dengan kontras
• Tidak tampak area hypodens/ hiperdens yang mencurigakan infark/perdarahan/SOL pada parenkim otak
• Post kontras tidak mencurigakan adanya abnormal contras enhancement, tidak ada tanda-tanda AVM / aneurisma di daerah sirkulus Willis
• Jaringan lunak extra calvaria & calvaria baik• Sulci corticalis, fissura silvii & sisterna normal• Sistem ventrikel tidak melebar, mid line shift(-)• Tidak tampak perubahan densitas parenkim cerebral, cerebellar & batang otak
Kesan: Parenkim cerebri, cerebellum, dan batang otak baik. Tidak tampak adanya tanda-tanda SOL
RESUME
• Pasien laki-laki, 16 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak 4 hari sebelum masuk RS.
• 3 bulan SMRS, pasien mengalami batuk-batuk, berdahak namun sulit untuk dikeluarkan. Pada malam hari os sering berkeringat dingin. Pasien juga mengaku adanya penurunan berat badan dari 3 bulan yang lalu.
• 4 hari SMRS, pasien tiba-tiba demam, terus menerus, dan suhu dirasa cukup tinggi dengan perabaan tangan, dan setiap hari dirasa suhunya semakin tinggi. Pasien merasa sakit kepala hebat, terasa di seluruh bagian kepala. Dikeluhkan juga kekakuan pada leher pasien, serta mual & muntah dengan jumlah sedikit, > 3x dalam sehari,dan berisi makanan.
• Kemudian pasien dibawa keluarganya ke IGD RSUD Karawang
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda vital TD 120/70 mmHg, Nadi 88 x /menit, suhu 39 C, RR 20 x / menit.
• Pada status generalis, ditemukan rhonki basah kasar pada kedua lapang paru.
• Pada status neurologis, didapatkan GCS 15, pemeriksaan saraf kranialis dalam batas normal,rangsang meningeal: kaku kuduk (+), reflek fisiologis (+), reflek patologis (-).Motorik dan sensoris baik. Fungsi vegetatif baik. Fungsi luhur baik.
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium (16/12/2012):
HbHtTrombositLeukositUreumKreatinin SGOT / SGPT
12,8 gr 38 %341.000 6.22010,3 mg/dL 0,69 mg/dL14 / 10
12-1737 -48341.0005.000 – 10.00010- 45 mg/dL0,4 – 1,5 mg/dL<40 u/L
• Kesan : TB milier dan efusi pleura kanan.
Foto Thorax AP :
• Kesan : Parenkim cerebri, cerebellum, dan batang otak baik. Tidak tampak adanya tanda-tanda SOL.
CT SCAN kepala non kontras &dengan kontras
DiagnosisKlinis : Meningitis
Topis : Meningen otak
Etiologis : Meningitis tuberkulosa
PenatalaksanaanNon Medikamentosa :• Tirah Baring• Diet tinggi kalori, tinggi protein• Disiplin dalam mengkonsumsi obat
Medikamentosa :• IVFD RL 20 tetes/menit• Inj Ceftriaxone 1x2 gr iv• Inj Ranitidine 2x1 amp iv• Omeprazole 2x1 tab• Sanmol 3x1 tab
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
21/12/2012S : muntah setelah makan, berisi makanan dan cairan berwarna kuning
O:Keadaan Umum : tampak sakit beratKesadaran : Sopor GCS 11, E4 V4 M3TD 90/70 mmHg Suhu 36,8 CNadi 78 x /menit RR 18 x / menitStatus NeurologisPupil : Bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+Gerak Bola Mata sulit dinilaiWajah simetrisLidah sulit dinilaiRangsang meningeal : kaku kuduk (+)Motorik dan sensoris sulit dinilaiReflek Fisiologis : Biseps +/+, Patella +/+
Triseps +/+, Achilles +/+Reflek Patologis :Babinsky -/- , chaddock -/-, gordon -/-Opeinheim -/- , schaefer -/-Fungsi vegetatif : baik, D.C (-)Fungsi luhur : sulit dinilai
A : Meningitis TB
P :IVFD RL 20 tetes per menitInj. Ceftriakson 1x 2 gram ivInj. Ranitidine 2 x 1 amp ivOmeprazole 2 x 1 tabSanmol 3 x 1 tabAsam Mefenamat 3 x 500 mg tabKetoprofen 2 x 100 mg tabRHZE ( 1 x 3 tab )
22/12/2012S : -
O:Keadaan Umum : tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentisGCS 15, E4 V5 M6TD 120/70 mmHg Suhu 36,4 CNadi 86 x /menit RR 18 x / menitStatus NeurologisPupil : Bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+Gerak Bola Mata baik ke segala arahWajah simetrisLidah di tengahRangsang meningeal : kaku kuduk (+)Sensoris baik, motorik
Reflek Fisiologis : Biseps +/+, Patella +/+
Triseps +/+, Achilles +/+Reflek Patologis :Babinsky -/- , chaddock -/-, gordon -/-Opeinheim -/- , schaefer -/-Fungsi vegetatif : baik, D.C (-)Fungsi luhur : baik. Afasia (-)
A : Meningitis TB
P :IVFD RL 20 tetes per menitInj. Ceftriakson 1x 2 gram ivInj. Ranitidine 2 x 1 amp ivOmeprazole 2 x 1 tabSanmol 3 x 1 tabAsam Mefenamat 3 x 500 mg tabKetoprofen 2 x 100 mg tabRHZE (Rimstar 1 x 3 tab )5 5
5 5
24/12/2012S : -
O:Keadaan Umum : tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentisGCS 15, E4 V5 M6TD 120/70 mmHg Suhu 36,4 CNadi 86 x /menit RR 18 x / menitStatus NeurologisPupil : Bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+Gerak Bola Mata baik ke segala arahWajah simetrisLidah di tengahRangsang meningeal : kaku kuduk (+)Sensoris baik, motorik
Reflek Fisiologis : Biseps +/+, Patella +/+
Triseps +/+, Achilles +/+Reflek Patologis :Babinsky -/- , chaddock -/-, gordon -/-Opeinheim -/- , schaefer -/-Fungsi vegetatif : baik, D.C (-)Fungsi luhur : baik. Afasia (-)
A : Meningitis TB
P :Rencana pulangRHZE (Rimstar 1 x 3 tab)Kalmetasone 3 x 0,5 mg tabRanitidine 2 x 1 tab
5 55 5
Anatomi Meningen.LCS
Meningen
Fungsi meningen
Melindungi otak
Penyokong arteri vena dan sinus venosus
Tempat CSF
LIQUOR CEREBROSPINALFungsi• Kontrol eksitabilitas otak (ion, metabolit)• Perlindungan terhadap perubahan tekanan
Komposisi dan Volume
Tekanan• Tekanan rata-rata : 70-180 mmHg• Meningkat: vol intrakranial > (tumor), vol darah
(perdarahan) & vol LCS (hidrocephalus)
Sirkulasi• Pleksus choroideus ventrikel lateralis ventrikel 3
aquaductus sylvii vent. 4 spatium LCS externum melalui foramen lateralis dan medialis R. subarachnoid mengalir di atas konveksitas otak R. subarachnoid spinal.
• Sejumlah kecil direabsorpsi (difusi) pembuluh-pembuluh kecil di piamater atau dinding ventricular
• Sisanya berjalan melalui jonjot arachnoid vena
Meningitis Tuberkulosis
DEFINISI
Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru.
Mycobacterium tuberculosis• Bakteri batang gram
positif• Berukuran 0.4-3 µ • Sifat tahan asam• Hidup selama
berminggu-minggu dalam keadaan kering
• Lambat bermultiplikasi (setiap 15 sampai 20 jam).
Epidemiologi Tuberkulosis di Dunia
Di Indonesia, meningitis tuberkulosis masih banyak ditemukan karena morbiditas tuberkulosis pada anak masih tinggi.
Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak umur 6 bulan sampai 4 atau 6 tahun.
Meningitis tuberkulosis menyerang 0.3% anak yang menderita tuberkulosis yang tidak diobati.
Sebagian besar memberikan gejala sisa, hanya 18% pasien yang akan kembali normal secara neurologis dan intelektual.
BTA masuk tubuh↓
Tersering melalui inhalasiJarang pada kulit, saluran cerna
↓Multiplikasi
↓Infeksi paru / focus infeksi lain
↓Penyebaran hematogen
↓Meningens
↓Membentuk tuberkel
↓BTA tidak aktif / dormain
Bila daya tahan tubuh menurun↓
Rupture tuberkel meningen↓
Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid↓
MENINGITIS
Patofisiologi Meningitis TB
Manifestasi Klinis
1. Stadium Prodromal
• Panas (-) / ringan• Iritabel• Apatis• Tidur terganggu• Nyeri kepala• Malaise• Anoreksia• Obstipasi• Mual dan muntah • Kel neurologis (-)
2. Stadium Transisi
• Kejang• Kaku kuduk &
opistotonus• Refleks tendon
menjadi meninggi• Ubun-ubun menonjol• Strabismus /
nistagmus• Tuberkel di koroid• Suhu lebih tinggi• Kesadaran lebih
menurun stupor• Defisit neurologis fokal• Paresis nervus kranial• Gerakan involunter
(tremor, koreoatetosis, hemibalismus)
3. Stadium Terminal
• Kelumpuhan• Koma lebih dalam• Pupil melebar & rx (-)• Nadi & nafas tidak
teratur - Cheyne-Stokes (cepat dan dalam).
• Hiperpireksia• Anak meninggal tanpa
kesadarannya pulih kembali
Pungsi Lumbal • Cara memperoleh LCS yang paling sering dilakukan pada segala
umur, dan relatif amanIndikasi
– Kejang atau twitching– Paresis atau paralisis termasuk paresis N.VI– Koma– Ubun-ubun besar membonjol– Kaku kuduk dengan kesadaran menurun– TBC milier– LeukemiaMastoiditis kronik yang divurigai meningitis– Sepsis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KontraindikasiKontraindikasi mutlak :– Syok– Infeksi di daerah sekitar tempat pungsi– TIK meninggi oleh proses desak ruang dalam
otak (space occupaying lesion) – Kelainan pembekuan darah
Komplikasi• Sakit kepala, infeksi, iritasi zat kimia terhadap selaput
otak, bila penggunaan jarum pungsi tidak kering, jarum patah, herniasi & tertusuknya saraf oleh jarum pungsi karena penusukan tidak tepat
Alat dan Bahan• Sarung tangan steril• Duk berlubang• Kassa steril, kapas, dan plester• Jarum pungsi lumbal no. 20 dan 22 beserta stylet• Antiseptik: povidon iodine dan alkohol 70%• Tabung reaksi untuk menampung cairan
serebrospinal
Prosedur1. Pasien posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal,
ektremitas bawah fleksi maksimum dan sumbu kraniospinal sejajar dengan tempat tidur.
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara vertebra L4 dan L5 yaitu dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior (SIAS) kiri dan kanan
3. Antisepsis kulit daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan povidon iodin diikuti dengan larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan terbuka.
4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril selama 15-30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.
5. Tusukkan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah ditentukan. Masukkan jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoid berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5-2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm.
6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan.
7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester
Meningitis bakterial • DL, gula darah, elektrolit dan kultur a/i• Pungsi lumbal :
– Cairan keruh atau opalesens dengan Nonne (-)/(+) dan Pandy (+)/(++)
– Jumlah sel 100-10.000/m3 predominan PMN (stadium dini limfosit >>)
– Protein 200-500 mg/dl– Glukosa <40 mg/dl
• CT-Scan dengan kontras atau MRI kepala (pada kasus berat atau curiga ada komplikasi seperti empiema subdural, hidrosefalus dan abses otak)
• EEG perlambatan umum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Meningitis Tuberkulosis• Darah Lengkap , LED, glukosa darah :
Leukosit meningkat (10.000-20.000 sel/mm3)HiponatremiaHipokloremia
• Pungsi lumbal : Liquor serebrospinal (LCS) jernih, cloudy atau
xantokromJumlah sel meningkat 10-250 sel/mm3. Hitung jenis
predominan sel limfosit (stadium awal PMN)Protein meningkat >100 mg/dlGlukosa menurun <35 mg/dl, rasio glukosa LCS & darah
< normal
• BTA & kultur M.Tbc• Polymerase Chain Reaction (PCR), enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA) dan Latex particle agglutination deteksi Mycobacterium di LCS
• CT-Scan atau MRI kepala dengan kontras lesi parenkim basal otak, infark, tuberkuloma, maupun hidrosefalus.
• Foto rontgen dada penyakit Tuberkulosis.• Uji Tuberkulin dapat mendukung diagnosis• Elektroensefalografi (EEG) perlambatan gelombang
irama dasar (b/p)
Kriteria Diagnosis Anamnesis: riwayat kejang atau penurunan
kesadaran (tergantung stadium penyakit), adanya riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis .
Pemeriksaan fisik : tergantung stadium penyakit.
Pungsi lumbal selama 3 hari berturut-turut. Terapi dapat langsung diberikan tanpa menunggu hasil pemeriksaan pungsi lumbal kedua dan ketiga
Foto toraks : dapat menunjukkan adanya gambaran tuberkulosis.
Meningitis Tuberkulosis• Rekomendasi American Academic of Pediatrics
1994 4 macam obat selama 2 bulan dilanjutkan dengan pemberian INH dan Rifampisin selama 10 bulan.
• Dasar pengobatan meningitis tuberkulosis :– OAT + kortikosteroid– Simptomatik : terapi kejang atau dehidrasi– Fisioterapi
TATA LAKSANA
Dosis obat anti-tuberkulosis (OAT)
Tatalaksana Meningitis Tuberkulosis
1. Isoniazid (INH) 5-10 mg/kgBB/hari (DM 300 mg/hari)
2. Rifampisin 10-20 mg/kgBB/hari (DM 600 mg/hari)
3. Pirazinamid 20-40 mg/kgBB/hari (DM 2000 mg/hari)
4. Etambutol 15-25 mg/kgBB/hari (DM 2500 mg/hari)
5. Prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu• dilanjutkan dengan tappering off untuk menghindari terjadinya
rebound phenomenon
PENCEGAHAN
Tuberkulosis
• Vaksin BCG
Meningitis Tuberkulosis • Dengan OAT dapat diturunkan mortalitas 10-20% kasus• Gejala sisa >> pada anak yang selamat terutama bila datang
berobat dalam stadium lanjut
1. Saharso D, dkk. Infeksi Susunan Saraf Pusat. Dalam : Soetomenggolo TS, Ismael S, penyunting. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: BP IDAI; 1999. h. 40-6, 339-71
2. Razonable RR, dkk. Meningitis. Updated: Mar 29th, 2011. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/ 232915-overview. Accessed Jan4th,2013.
3. Tan TQ. Meningitis. In : Perkin RM, Swift JD, Newton DA, penyunting. Pediatric Hospital Medicine, textbook of inpatient management. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2003. h. 443-6.
4. Sitorus MS. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Available from : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3546/1/anatomi-mega2.pdf. Accessed Jan 4th, 2013.
5. Anonymous. Meningitis. Centers for Disease Control and Prevention. Updated: August 6th, 2009 Available from : http://www.cdc.gov/meningitis/about/causes.html. Accessed Jan 4th, 2013.
6. Fenichel GM. Clinical Pediatric Neurology. 5th ed. Philadelphia : Elvesier saunders; 2005. h. 106-13.7. Prober CG. Central Nervous System Infection. Dalam : Behrman, Kliegman, Jenson, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 2038-47.8. Muller ML, dkk. Pediatric Bacterial Meningitis. May 11th, 2011. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/961497-overview. Accessed Jan 4th, 2013.9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: Bagian Kesehatan Anak FKUI;
1985. h.558-65, 628-9.10. Pudjiadi AH,dkk. Ed. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Pengurus
Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. h. 189-96.11. Pusponegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2004 : 200 – 208.12. Anonymous. Meningitis. Centers for Disease Control and Prevention. Updated: August 6th, 2009 Available
from : http://www.cdc.gov/meningitis/about/ prevention.html. Accessed Jan 4th, 2013.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH