29
MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN DI KELAS VIII-A SMP NEGERI 3 CIMALAKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Entis Sutisna, S. Pd* *) Wakil Kepala Sekolah Bagian Hubungan Masyarakat SMPN 3 Cimalaka Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMPN 3 Cimalaka HP : 085222429038 ABSTRAK Proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai tujuan utama yakni tercapainya peningkatan kebugaran fisik para peserta didik yang apabila para peserta didik memiliki kebugaran optimal maka akan mendorong bagi perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, terciptanya tubuh yang sehat sehingga dapat tumbuh dan berkembang seimbang serta membentuk kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani dan kesehatan dalam rangka meningkatkan kebugaran jaamani para peserta didik tidak selalu dilakukan dengan latihan yang keras melainkan mengajarkan kebugaran jasmani melalui penciptaan suasana belajar yang nyaman seperti arena bermain.

Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN DI KELAS VIII-A

SMP NEGERI 3 CIMALAKA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Entis Sutisna, S. Pd*

*) Wakil Kepala Sekolah Bagian Hubungan Masyarakat SMPN 3 Cimalaka

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMPN 3 Cimalaka

HP : 085222429038

ABSTRAK

Proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai tujuan

utama yakni tercapainya peningkatan kebugaran fisik para peserta didik yang

apabila para peserta didik memiliki kebugaran optimal maka akan mendorong bagi

perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, terciptanya

tubuh yang sehat sehingga dapat tumbuh dan berkembang seimbang serta

membentuk kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani dan kesehatan dalam rangka

meningkatkan kebugaran jaamani para peserta didik tidak selalu dilakukan dengan

latihan yang keras melainkan mengajarkan kebugaran jasmani melalui penciptaan

suasana belajar yang nyaman seperti arena bermain.

Dari uraian diatas maka ditemukan suatu permasalahan yang ingin dikaji

yakni : (a) ada tidaknya peningkatan kebugaran jasmani melalui penerapan

pendekatan bermain dalam proses pembelajaran?, (b) seberapa besar peningkatan

kebugaran jasmani melalui penerapan pendekatan bermain dalam proses

pembelajaran?

Penelitian ini menggunakan model penelitian spiral yang meliputi perencanaan

tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi, analisis, dan refleksi

(reflecting). Adapum sasaran penelitian adalah para peserta didik kelas VIII-A SMP

Negeri 3 Cimalaka, Tahun ajaran 2011/2012.

Page 2: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Berdasarkan hasil dari anasisi yang dilakukan selama penelitian pendekatan

bermain dalam proses pembelajaran penjaskes maka diperoleh hasil 53% peserta

didik mempunyai tingkat kemampuan fisik yang sangat baik, 40% mempunyai

kemampuan fisik yang cukup baik dan 0% peserta didik yang tingkat kebugaran

jasmani atau kemampuan fisiknya kurang baik.

Kata Kunci : Pendidikan Jasmani, Penerapan Pendekatan Bermain, Peningkatan

Kebugaran Jasmani

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan

yaitu tidak hanya mengembangkan rabnah jasmani namun juga mengembangkan

aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir, kritis, stabilitas

emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral yang dilakukan

melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.

Hal ini sejalan dengan pendapat Abdulkadir (1993 : 3) yang mengemukakan,

“Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas

individu, baik dalam hal fisik, mental, maupun emosional”. Dengan demikian,

pendidikan jasmani memperlakuan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk

total, daripada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik

dan mentalnya.

Kebugaran jasmanai sangat diperlukan oleh setiap orang termasuk peserta

didik. Apabila peserta didik memiliki kebugaran jasmani yang memadai maka

peserta didik dapat lebih berkonsentarasi dalam kegiatan belajarnya, seperti yang

diungkapkan oleh Effendi (1998 : 249) bahwa “Tanpa harus belajar secara serius

semua orang tahu bahwa kebugaran jasmani yang memadai diperlukan oleh setiap

orang agar dapat melaksanakan berbagai tugas sehari – hari secara maksimal”.

Peranan penting dalam pendidikan jasmani dan kesehatan yaitu memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat langsung dalam pengalaman belajar

Page 3: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

melalui aktivitas jasmani, bermain, berolahraga, yang dilakukan secara sistematis,

terarah, terencana yang bertujuan untuk kesehatan sepanjang hayat.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus mengajarkan berbagai

keterampilan dasar, teknik, strategi olahraga, nilai luhur dan pola hidup sehat yang

diajarkan melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial serta

tidak selalu bersifat teoritis.

Harapan dari kegiatan belajar pendidikan jasmani yaitu siswa memperoleh

pengalaman belajar yang menyenangkan, inovatif, terampil. Namun kenyataannya

hal tersebut masih belum dilakukan karena terbentur masalah pembagian waktu.

Oleh sebab itu maka guru haruslah mampu menciptakan iklim yang menyenangkan

dan efektif untuk pembelajaran sehingga perlu adanya pendekatan variasi, model,

maupun modifikasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk menelaah mengenai hubungan

pendekatan metoda bermain terhadap peningkatan kebugaran jasmani para peserta

didik peneliti melakukan penelitian yang mengambil judul, Meningkatkan

Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas

VIII-A SMP Negeri 3 Cimalaka Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang diuraikan. Maka penulis

merumuskan permasalahan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah peningkatan kebugaran jasmani dalam pembelajaran pendidikan

jasmani dan kesehatan dengan menerapkan pendekatan bermain ?

2. Seberapa besar peningkatan kebugaran jasmani dengan menerapkan pendekatan

bermain pada pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui ada tidaknya peningkatan kebugaran jasmani dalam pelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan dengan menerapkan pendekatan bermain.

Page 4: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

2. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan kebugaran jasmani dengan

menerapkan pendekatan bermain pada pelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan

1.4. Kajian Pustaka

Beramain merupakan suatu kegiatan rekreasi yang menimbulkan perasaan

senang dan gembira bagi setiap orang baik muda maupun tua, laki – laki maupun

perempuan. Tujuan bermain adalah diperolehnya perasaan senang. Bermain bagi

anak – anak merupakan salah satu kegiatan yang termasuk penyaluran segala

potensi yang ada pada diri masing – masing, baik untuk kebutuhan jasmani sebagai

suatu kesatuan makhluk hidup maupun pencapaian hasrat yang diinginkan. Menurut

sifatnya permainan tidak hanya sekedar pemainan tetapi juga merupakan aktivitas.

Kebugaran jasmani merupakan daya tahan tubuh atau kesanggupan tubuh

seseorang dalam melakukan aktivitas fisik secara terus menerus yang berlangsung

dalam jangka waktu yang panjang. Kebugaran jasmani terdiri dari dua jenis yaitu

kebugaran otot atau kemampuan otot untuk bekerja sesuai kegiatan dan kebugaran

cardio vascular repository yaitu kemampuan tubuh untuk mengarahkan O2 ke

jaringan tubuh yang aktif serta mengangkut sisa – sisa metabolisme.

Kebugaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kelincahan, sehingga orang

yang mempunyai kelincahan yang tinggi adalah orang yang dapat bergerak dengan

cepat dan mengubah arah dengan tangkas tanpa menemui kesulitan. Oleh karena itu

orang yang memiliki kelincahan tinggi maka orang tersebut memiliki kebugaran

tubuh yang tinggi pula.

Setiap orang melakuakan kemampuan fisik setiap harinya seperti makan,

minum dan melakukan aktivitas sehari hari yang telah menjadi kebutuhan mutlak.

Tidak trkecuali bagi peserta didik yang sangat membutuhkan peningkatan

kemampuan fisik untuk proses petumbuhan dan perkembangan oleh karena itu

peran guru pendidikan jasmani dan kesehatan sangat berperan penting dalam

rangka meningkatkan kemampuan fisik para peserta didik melalui latihan – latihan

fisik.

Supandi dan seba (1983 : 51) menjelaskan bahwa “Kemampuan fisik adalah

karakteristik fungsionaldari semua organ kekuatan. Apabila kemampuan tersbut

Page 5: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

dikembangkan pada seseorang maka ia akan menggunakannya secara benar dan

efisien dalam melakuakan suatu gerakan. Oleh karena itu, tingkat kemampua fisik

harus dikembangkan hingga mampu mengatasi kebutuhan untuk perbuatan yang

efisien”.

Dengan demikian dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru secara

langsung menangani kegiatan fisik anak didik harus mampu meningkatkan

kemampuan fisik anak didik hingga anak didik mampu mengatasi kebutuhan

disiknya baik uyang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan sehari – hari maupun

maupun kebutuhan yang menyangkut keterampilan gerak.

Kemampuan fisik merupakan faktor dasar yang harus dimiliki setiap individu

dalam melakukan kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan

kemampuan kerja dan adaptasi setiap individu, dimana makin tinggi tingkat

kemampuan fisik seseorang maka semakin tinggi pula kemampua beradaptasi

beban kerja yang diberikan kepada orang tersebut.

Para ahli mengemukakan bahwa kemampuan fisik seseorang terdiri dari

beberapa unsur yaitu, daya tahan (endurance), kekuatan, kelentukan, kelincahan,

keseimbangan dan tenaga (power). Sehingga berdasarkan unsur – unsur tersebut

dala kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mampu mengajarkan

unsur – unsur tersebut serta berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, strategi

permainan/ olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain

– lain) dari pembinaan pola hidup sehat. Hal tersebuat disampaikan dan diajarkan

bukan hanya dalam pengajaran kovensional di dalam kelas yang bersifat teoritis

dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani namun disampaikan melibatkan

unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial.

METODOLOGI PENELITIAN

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi tempat penulis melakukan penelitian yaitu di SMPN 3 Cimalaka,

tempat tersebut diambil karena penulis merasa bertanggung jawab atas kegiatan

belajar mengajar di lokasi tersebut serta berkeinginan untuk memajukannya.

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yang dimulai sejak bulan November

2011.

Page 6: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

1.6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang enulis teliti yaitu para siswa siswi kelas VIII-A SMP

Negeri 3 Cimalaka tahung pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 orang yang

terdiri dari 14 orang laki – laki dan 16 orang perempuan.

1.7. Metode dan Dsain Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah metode

kualitatif yaitu suatu metode yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

manusia dalam kawasaanya sendiri dan berhubungan dengan orang – orang tertentu

dalam bahasanya dan dalam istilahnya. Metode ini bertujuan agar mencari data

yang menyeluruh dari peserta didik secara komprehensif.

Sedangkan desain penelitian yang digunakan yaitu model spiral seperti yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Togart yang dimulai dengan perencanaan, aksi,

observasi dan refleksi, namun setelah refleksi ada perencanaan ulang atau revisi dan

kembali lagi membentuk siklus tersendiri seperti yang terlihat pada gambar

berikut :

Alur Penelitian Lingkungan Kelas

Rencana Tindakan

Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Rencana tindakan

Pelaksanaan TindakanRefleksi

Observasi

Rencana tindakan

Pelaksanaan TindakanRefleksi

Observasi

Page 7: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

(Wiriaatmaja, 2005 : 66)

1.8. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang meliputi

sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Tahapan ini meliputi permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru – guru

sebagai mita peneliti, penelitian awal, memperkenalkan pendekatan belajar

untuk pencapaian tujuan, menyusun persiapan dengan penerapan pendekatan

belajar, menyiapkan instrumen pengumpul data untuk pelaksanaan tindakan

b. Tahap Pelaksanaan

Peneliti bersama – sama dengan guru kelas sasaran melaksanakan

pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan pendekatan bermain.

c. Tahap Observasi

Peneliti mengadakan observasi selama pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan instrumen pengumpul data

d. Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui apakah tindakan

telah mencapai tujuan atau velum, kemudian hasilnya dilakukan untuk

menyusun langkah dalam tindakan selanjutnya.

1.9. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

beberapa instrumen yaitu (1) Observasi, yaitu peninjauan secara cermat untuk

mengetahui prilaku peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani

dengan menerapkan pendekatan bermain, (2) wawancara, ialah tanya jawab untuk

memperoleh data mengenai hambatan peserta didik dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani dengan menerapkan pendekatan bermain, (3) Tes hasil belajar,

Page 8: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

merupakan tes yang diberikan pada peserta didik untuk mengetahui tingkat

keberhasilan belajar sebelum dan sesudah dilaksanakannya pengajaran dengan

pendekatan bermain.

1.10. Teknik Pengolahan dan analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi ubtuk

menjaring data, wawancara untuk mengetahui gambaran jelas mengenai hambatan,

catatan lapangan yang berisi pokok catatan apa yang dilakuakn di lapangan, dan

teknik test untuk mengetahui perubahan hasil pembelajaran.

Data yang diperoleh dari hasil observasi kemudian dianalisis dengan cara

mengumpulkan semua data kemudian dibaca lalu direduksi dan menyeleksi

menjadi informasi yang bermakna kemudia setelah kegiatan reduksi penulis

melaksanakan pemaknaan dan penyimpulan.

HASIL PENELITIAN

Siswa – siswi yang mmenjadi sample penelitian adalah siswa kelas VIII-A

SMP Negeri 3 Cimalaka Kabupaten Sumedang yang berjumlah 30 siswa.

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan penelitian, bahwa penerapan

pendekatan bermain pada kegiatan belajar pendidikan jasmani berhasil

meningkatakan kebugaran jasmani para peserta didik dimana setelah dilakukan

proses pembelajaran dengan pendekatan bermain sebanyak 53% dari 30 orang

siswa memiliki kemampuan fisik yang baik sekali dan 40% siswa memiliki tingkat

kebugaran yang baik, perbedaan presentase tersebut disebabkan karena perbedaan

pelaksanaan keseriusan dari peserta didik itu sendiri.

1.11. Pelaksanaan Penelitian

1.11.1. Data Awal

Dalam pelaksanan kegiatan penelitian diperoleh data awal dari hasil observasi

dan wawancara dengan guru di SMPN 3 Cimalaka dari kegiatan tersebut diperoleh

Page 9: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

informasi bahwa SMPN 3 Cimalaka merupakan sekolah yang berada di kawasan

pertanian dimana para orang tua siswa memiliki tingkat kesejahteraan di kalangan

menengah.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di SMPN 3

Cimalaka mempunyai kendala yakni kurangnya sumber atau bahan belajar, serta

belum adanya metode yang tepat dalam pendekatan pembelajaran sehingga guru

mengalami kesulitan dalam mengajar.

Selama ini proses belajar yang dilakukan di SMPN 3 Cimalaka terutama di

kelas VIII-A dilakukan hanya secara teoritis dari buku paket, guru memberikan

contoh tanpa diikuti oleh gerak siswa. Dengan cara seperti itu setelah diadakan tes

ternyata tingkat keberhasilannya hanya 40% dari 30 siswa.

Berikut merupakan data awal dari hasil tes evaluasi kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani siswa kelas VIII-A SMPN 3 Cimalaka

No Aspek Yang Dinilai Jumlah Persentase (%)

1 Kelincahan :

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

2

18

10

7

60

33

2 Kemampuan Fisik :

Baik Sekali

Baik

Kurang Baik

0

14

16

0

47

53

3 Interpretasi :

Lulus

Tidak Lulus

8

22

27

73

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelejaran

pendidikan jasmani di kelas VIII-A SMPN 3 Cimalaka belum menunjukan kualitas

baik karena hasil kelulusan pembelajaran peserta didik masih rendah. Hal tersebut

dinilai karena kurang kreatifnya guru dalam menentukan metode pembelajaran

Page 10: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

yang menghambat proses pembelajaran. Sehingga pendekatan bermain pun

disambut baik untuk dirterapkan dan dianggap menjadi solusi agar proses

pembelajaran pendidikan jamnai lebih optimal.

1.1. Data Tindakan

1.1.1.Data Tindakan Siklus I

1. Data Perencanaan

Perencanaan siklus I dilakukan dengan dua pertemuan pembelajaran yalni

kelincahan dan kemampuan fisik dengan alokasi pertemuan 2 x 40 menit.

Perencanaan pembelajaran pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a. Menjelaskan pentingnya memiliki kebugaran jasmani yang baik, mengenalkan

cara melakukan gerakan yang berkaitan dengan kelincahan dan kemampuan

fisik dengan metode bermain

b. Memberikan contoh cara melakukan gerakan dengan disesuaikan kemampuan

penguasaan siswa.

c. Membagi kelompok siswa yang terdiri daro 4-5 orang per kelompok

d. Memberikan tugas melakukan gerakan pada setiap siswa

e. Siswa berlatih melakukan gerakan sambil bermain

Perencanaan pembelajaran pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

a) Siswa bergiliran melakukan gerakan kebugaran jasmani sebaik – baiknya

b) Guru membimbing melakukan gerakan yang baik dan benar

c) Siswa mengulangi gerakan kebugaran jasmani sambil melakukan permainan

yang siswa senangi

d) Siswa memilih permainannya dan siswa disuruh berlatih melakukan kebugaran

jasmani berdasarkan permainan yang dipilih.

2. Data Pelaksanaan

Pembelajaran diawali dengan mengabsen kehadiran dan mengapresiasi siswa

dengan menanyakan cara melakukan gerakan sebelumnya lalu menyampaikan

tujuan dan menyebutkan langakah – langkah pembelajaran kemudian guru

memancing siswa melakukan gerakan kebugaran jasmani sambil bermaian.

Page 11: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Setelah seorang siswa melakukan gerakan kemudian guru beserta siswa yang

lain menanggapi gerakan siswa tersebut dan memperbaiki gerakan apabila gerakan

dinilai kurang baik dan membahayakan. Setelah semuanya tampil guru kemudian

mengoreksi dan menyampaikan tentang cara melakukan gerakan yang baik.

3. Data Hasil Pembelajaran

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran maka selanjutnya dilakukan tes

kebugaran jasmani. Data hasil tes kebugaran menunjukan sampai sejauh mana

tingkat peningkatan kebugaran jasmani dengan penerapan pendekatan bermain.

Adapun data hasil pembelajaran siklus I seperti yang tertera berikut ini :

No Aspek Yang Dinilai Jumlah Persentase (%)

1 Kelincahan :

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

4

18

8

13

60

27

2 Kemampuan Fisik :

Baik Sekali

Baik

Kurang Baik

6

20

4

20

67

13

3 Interpretasi :

Lulus

Tidak Lulus

18

12

60

40

Setelah dilakukan pembelajaran siklus I kebugaran siswa kelas VIII-A SMPN 3

Cimalaka mengalami kemajuan terbukti hasil kelulusannya meningkat dan

kelincahan serta kemampuan fisik dari 30 orang siswa mengalami peningkatan

apabila dibandingkan dengan data awal sebelum metode pembelajaran dengna

menerapkan pendekatan bermain dilaksanakan.

4. Analisis Data Refleksi

Setelah proses pembelajaran siklus I dilaksanakan maka penulis mendapatkan

temua sebagai berikut :

Page 12: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

1) Respon siswa terhadap proses pembelajaran menyenangkan ketika guru

menyampaikan pelajaran dan menyampaikan gerakan kebugaran dengan

pendekatan bermain

2) Masih banyak siswa yang melakukan gerakan kurang tepat sehingga guru

memberikan contoh untuk memperbaiki

3) Sebagian besar siswa masih belum bisa melakukan gerakan kebugaran baik

kelincahan maupun kemampuan fisik dengan baik dan tepat, sehingga untuk

mengatasi hal tersebut guru memberikan contoh supaya siswa bisa melakukan

gerakan dengan baik dan benar

Berdasarkan refleksi yang dilakukan guru pada siklus I, maka yang menjadi

perhatian guru dan yang harus dilakukan guru pada siklus II adalah sebagai

berikut :

1) Untuk lebih jelas mengenai cara melakukan gerakan jasmani, maka guru

mengintruksikan untuk terus berlatih

2) Agar siswa melakukan gerakan yang tepat guru melatih gerakan kelincahan

dan kemampuan fisik dengan baik

3) Guru memberikan contoh gerakan yang baik dan benar agar siswa melakukan

gerakan dengan baik

1. Data Tindakan Siklus II

1. Data Perencanaan

Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan karena berdasarkan hasil refleksi

dari pembelajaran siklus I menunjukan hasil yang belum optimal sehingga

diperlukan perbaikan dalam bidang ketepatan kelincahan kata dan ketepatan

kempuan fisik dalam pendekatan bermain pada kegiatan pembelajaran pendidikan

jasmani.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II hampir sama urutannya dengan siklus I,

hanya proses pembelajarannya lebih terfokus pada siswa sehingga guru hanya

sebagai mediator.

Adapun perencanaan pertemuan pertama pada siklus II adalah sebagai berikut :

1) Penetuan permainan tidak ditentukan guru

Page 13: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

2) Ketepatan kelincahan dan kemampuan fisik diberi kebebasan sesuai

kemampuan siswa

3) Pembelajaran tidak sepenuhnya dibimbing guru

Perencanaan pertemuan kedua :

1) Proses pembelajaran tidak lagi ditunjuk guru namun atas dasar kemampuan

siswa secara bergiliran

2) Antar siswa sudah mampu saling mengoreksi atas gerakan yang baik dan benar

2. Data Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II hampir sama pada wal pembelajaran seperti

siklus I, namun pada siklus II guru tidak terlalu membimbing siswa dalam

penerapan pendekatan bermain. Guru hanya sebagai mediator dan menanyakan

kesulitan yang dihadapi siswanya dan sesekali berkeliling mengawasi gerakan

siswa, selebihnya guru hanya memperhatikan gerakan siswa.

Dalam melakukan gerakan siswa diberi kebebasan saling bertukar pikiran,

sehingga siswa tidak lagi banyak bertanya pada guru tentang ketepatan kelincahan

dan kemampuan fisik. Dengan berkurangnya siswa yang bertanya pada guru berarti

pada pembelajaran siklus II ini sudah terlihat kemajuan siswa.

2. Data hasil

Setelah dilakukan pembelajaran siklus II maka dilakukan tes agar dapat

mengetahui sejauh mana perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa

dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I.

Adapun data hasil tes dari siklus II disajikan dalam tabel berikut :

No Aspek Yang Dinilai Jumlah Persentase (%)

1 Kelincahan :

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

18

12

0

60

40

2 Kemampuan Fisik :

Baik Sekali

Baik

16

12

53

40

Page 14: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Kurang Baik 2 7

3 Interpretasi :

Lulus

Tidak Lulus

24

2

93

7

Dari data tabel diatas bahwa pelaksanaan penerapan pendekatan bermain pada

siklus II mengalami kemajuan yang baik, terbuktu dengan meningkatnya siswa

yang lulus tes pada siklus II, dari yang awalnya pada siklus I siswa yang lulus

hanya berjumlah 18 orang pada siklu II meningkat menjadi 24 orang.

4. Analisis dan Refleksi

Setelah dilakukan diskusi bersama praktisi maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1) Upaya meningkatkan kebugaran jasmani yaitu siswa diajak tanya jawab dan

berlatih berulang – ulang gerakan yang dianggap sulit

2) Upaya meningkatkan kelincahan siswa diajak tanya jawab dan berlatih

berulang – ulang gerakan yang dianggap sulit

3) Upaya meningkatkan kemampuan fisik siswa dijak tanya jawab dan berlatih

secara berulang – ulang gerakan yang dianggap sulit

4) Penjelasan yang jelas dan terarah mampu mengatasi kesulitan siswa dalam

proses pembelajaran peningkatan kebugaran jasmani

5) Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan melakukan gerakan kebugaran jasmani

meningkat sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

SIK LU S I SIK LU S II

18 24

60

93

Hasil Kelulusan setiap sik lus

Jumlah Kelulusan (siswa) Persentase (%)

Page 15: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

1.1. Analisis Pendapat Siswa dan Guru

1.1.1.Analisis Pendapat Siswa

Setelah menyelesaikan kedua siklus pembelajaran pendidikan jasmani dengan

penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas VIII-A SMPN 3 Cimalaka,

peneliti mengadakan wawancara kepada para siswa untuk mengetahui sejauh mana

kemajuan dari penerapan metode pembelajaran tersebut.

Dari hasil wawancara langsung dengan para siswa tersebut secara umum siswa

sangat menginginkan pendekatan bermain diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar pendidikan jasmani, karena siswa menganggap pelaksanaan pendekatan

bermain ini sangat menyenangkan dan tidak terlalu bersifat teoritis sehingga dalam

pelaksanaannya para siswa tidak terlalu kaku dan tegang, melainkan para siswa

mengaku senang dapat melakukan gerakan – gerakan sesuai dengan pengalaman

dan penemuannya.

Namun dari hasil wawancara juga ditemukan hambatan dan kesulitan pada saat

proses pembelajaran yaitu ketika melakukan gerakan zig – zag, gerakan kelincahan,

dan kemampuan fisik yang optimal. Tetapi dengan pendekatan bermain para siswa

merasa tertantang untuk bisa sehingga para siswa sambil bermain terus berlatih

untuk bisa melakukan gerakan yang mereka anggap sulit.

1.1.1.Analisis Pendapat Guru

Pada akhir tindakan belajar selama dua siklus wawancara tidak hanya

dilakukan kepada siswa tetapi dilakukan juga terhadap guru untuk mengetahui

tanggapan guru terhadap penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran

pendidikan jasmani dan keshatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru bahwa pendekatan bermain ini

merupakan suatu langkah yang kreatif karena mampu menumbuhkan miat siswa

untuk lebih bersemangat dalam belajar pendidikan jasmani dan melakukan gerakan

yang sebelumnya dianggap sulit serta pendekatan bermain ini merupakan alternatif

untuk emningkatkan kebugaran jasmani siswa.

Page 16: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Kelemahan dari pendekatan bermain ini yaitu memerlukan cara yang tepat

dalam pembelajarannya agar bakat siswa tidak terhambat dalam melakukan dan

mengembangkan keterampilannya untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

1.2. Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini dilakukan dengan cara menghubungkan antara

hasil penelitian dengan konsep atau teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini.

Pada penelitian penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan

jasmani kegiatan dimulai dengan tanya jawab antara guru dengan siswa yang

bertujuan agar siswa terfokus pada pembelajaran dan menarik minat, pengalaman

dan pengetahuan siswa dalam meningkatkan kebugaran jasmani.

Menurut sunarti Sunaba (Tanpa tahun : 112) “latihan atau pembelajaran

pendidikan jasmani ialah salah satu teknik yang dapat diartikan sebagai salah satu

cara mengajar dimana ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi daripada

yang dilpelajari”. Oleh karena itu, guru menjelaskan manfaat kemampuan jasmani

dengan baik melalui pendekatan bermain selama dua siklus.

Namun dalam siklus I ditemukan kesulitan untuk beberapa gerkan yang

dihadapi bebrapa siswa, tetapi masalah ini diatasi dalam siklus II dengan memberi

contoh yang tepat dan para siswa terus menerus berlatih dan sudah mulai berkurang

intensutas bertanya pada guru, sehingga para siswa terlihat lebih tekun dalam

proses pembelajaran dibanding siklus I.

Langkah pendekatan bermain diawali dengan menganalisis permainan yang

dikuasai dan sesuai kemampuan siswa, guru mendiagnosa kesulitan siswa dalam

melakukan gerakan. Tahap kedua guru membimbing siswa dalam melakukana

gerakan yang sulit. Lalu dengan latihan berulang – ulang dan bentuk latihan yang

berkelompok lambat laun siswa dapat melakukan gerakan dengan tepat.

Berdasarkan tujuan apresiasi pendidikan jasmani di sekolah seperti yang

tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Kegiatan

mengapresiasi kebugaran jasmani berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan,

pemahaman, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan

lingkungan hidup (Deppdikbud, 2006 : 39).

Page 17: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Seperti yang dipaparkan diatas bahwa hasil peahaman siswa terhadap

kelincahan dan kemampuan fisik sudah terlihat dimana siswa mencoba menghayati

gerakan yang sulit melalui pilihan permainan sendiri.

Pada awal pembelajaran belum seluruh siswa tertarik dan terlibat aktif namun

berkat upaya guru berlatih secara terus menerus dan mengatur giliran seluruh siswa

melakukan gerakan akhirnya semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan

guru memberikan kesempatan siswa untuk saling mengoreksi sesamanya dalam

melakukan gerakan sehingga mampu menambah gairah sswa dalam pembelajaran

pendidikan jasmani melalui pendekatan bermain.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.3. Kesimpulan

Berdasrkan penelitian yang penulis lakukan di SMPN 3 Cimalaka mengenai

penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan pembelajaran siswa pada umumnya mampu melakukan

gerakan kebugaran jasmani, dimana berdasarkan hasil analisis gerakan

kelincahan yang dilakukan bahwa 60 % atau 18 orang dari 30 siswa

melakukannya dengan sangat baik, 40 % atau 12 orang dari 30 siswa

melakukannya dengan cukup baik, dan tidak ada yang melakukannya dengan

tidak baik.

2. Setelah dilakukan pembelajaran siswa memiliki kemampuan fisik yang baik,

karena berdasarkan hasil dari oenelitian bahwa 16 orang atau 53 % dari 30

siswa memiliki kemampuan fisik yang baik sekali, 12 orang atau sekitar 40 %

dari 30 siswa memiliki kemampuan fisik yang baik, dan tidak ada seorangpun

yang emiliki kemmpuan fisik tidak baik.

Page 18: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

3. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan bermain

melalui dua siklus tersebut memberikan dampak besar terhadap peningkatan

kebugaran siswa kelas VIII-A SMPN 3 cimalaka.

1.4. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka penulis memberikan

saran – saran sebagai berikut :

1. Bagi para pelatih, pembima olahraga, dan pembaca dapat menggunakan bentuk

pendekatan bermain dalam usaha meningkatkan kebugaran jasmani karena

metode ini berdasarkan hasil penelitian telah terbukti dalam meningkatkan

kebugaran jasmani siswa.

2. Bagi rekan – rekan guru pendidikan jasmani yang hendak melakukan penelitian

mengenai pendekatan bermain dalam meningkatkan kebugaran jasmani maka

disarankan mengadakan penelitian dengan sasaran yang lebih besar, waktu

yang lebih lama, serta pengkajian yang lebih tepat agar memperoleh hasil yang

lebih bauk dari yang penulis lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, 1984. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi, 1978. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara.

Betty, 1980. Olahraga Teknik dan Program latihan. Jakarta : akademika Pressindo

Dwidjoseputra, 1987. Seni Ilmu Kesehatan. Jakarta : Erlangga.

Harsono, 1998. Coaching dan Aspek – Aspek Fsikologi dalam Coaching. Jakarta : Tambakusuma.

Nurhasan, 1986. Tes dan pengukuran. Jakarta : Kurnia.

Siregar, 1979. Belajar Keterampilan Motorik pengamatan Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud.

Sneyers, 1998. Teknik Dasar Permaianan Olahraga. Jakarta : Balai pustaka.

Surakhmad, Winarno, 1982. Pengantar penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.

Page 19: Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Di Kelas Vii

Witarsa, 1984. Keterampilan, teknik, Fakta. Jakarta : direktorat Jendral pendidikan Dasar dan menengah