Upload
gebril-daulai
View
3.069
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
STRATEGI MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK RAKYAT
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
DEFINISI Partisipasi politik adalah kegiatan seorang atau
sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik dengan jalan memilih pimpinan Negara secara langsung atau tidak langsung dan mempengaruhi kebijakan pemerintah (Budiardjo, 1981)
Partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik (Rush dan Althoff, 1997)
Kegiatan warganegara (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah (Huntington dan Joan Nelson, 1994)
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
HIERARKI PARTISIPASI
Menurut Ramlan Subakti partisipasi politik anggota masyarakat dipengaruhi oleh :
A. Rasa kepercayaan dan keyakinan terhadap pemerintah rendah maka partisipasi menjadi pasif
B. Rasa kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara dan juga kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka rasa partisipasi menjadi aktif
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
David Easton menjelaskan tingkat partisipasi politik di pengaruhi oleh orientasi psikologis terhadap objek sosial yaitu dalam bentuk orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif
1. Orientasi kognitif menyangkut pemahaman dan keyakinan individu terhadap sistem politik dan atributnya
2. Orientasi afektif menyangkut ikatan emosional yang dimiliki oleh individu terhadap sistem politik
3. Orientasi evaluatif menyangkut kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan bagaimana peran individu di dalamnya
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
Tingkatan Partisipasi Politik menurut Huntington, Nelson, Rush dan Althoff :
1. Menduduki jabatan politik atau administratif2. Mencari jabatan politik atau administratif3. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik4. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik5. Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik
(quasi-political)6. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik
(quasi-political)7. Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan
sebagainya8. Partisipasi dalam diskusi politik informal minat
umum dalam bidang politik9. Voting (pemberian suara)
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
Tingkatan Partisipasi Politik Menurut Milbrath M.L. Goel :
1. Aphatetic Inactives : Tidak beraktifitas dan tidak pernah memilih
2. Passive Supporters : Memilih secara regular/teratur, menghadiri parade patriotik, membayar seluruh pajak dan mencintai negara
3. Contact Specialist : Penjabat penghubung lokal (daerah), provinsi dan nasional dalam masalah-masalah tertentu
4. Communicators : Mengikuti infomasi-informasi politik, terlibat dengan diskusi-diskusi, melalui surat kabar, mengirim pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin partai politik
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
5. Party and Campaign Workers : Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan orang lain tentang memilih, menghadiri pertemuan-pertemuan, menyumbang uang pada partai politik atau kandidat, bergabung dan mendukung partai politik, dan dipilih menjadi kandidat partai politik
6. Community Activist : Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalah-masalah lokal, membentuk kelompok untuk menangani problem-problem lokal, keanggotaan aktif dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap penjabat-penjabat berkenaan dengan isu-isu sosial
7. Protesters : Bergabung dengan demonstrasi-demonstrasi publik di jalanan, dan melakukan protes keras apabila pemerintah melakukan kesalahan
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI
1. Pendidikan politikBerdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik pasal 1 ayat 4 bahwa Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Kesadaran PolitikKesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan setiap warga Negara akan urgensi urusan kewarganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
3. Sosialisasi PolitikProses yang disediakan kepada masyarakat untuk belajar dan membentuk orientasi politik
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
ALAT PERANTARA SOSIALISASI DAN EDUKASI
1. Keluarga (family) : Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif
2. Sekolah : Melalui pelajaran civic education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan guru saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu
3. Partai Politik : Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai agen sosialisai politik
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
PROFIL PESERTA PEMILU 2014
No Partai Politik Nomor Urut
1. Partai Nasdem 1
2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 2
3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 4
5. Partai Golongan Karya (Golkar) 5
6. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 6
7. Partai Demokrat (PD) 7
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
No Nama Partai Nomor Urut
8. Partai Amanat Nasional (PAN) 8
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 9
10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 10
11. Partai Damai Aceh (PDA) 11
12. Partai Nasional Aceh (PNA) 12
13. Partai Aceh (PA) 13
14. Partai Bulan Bintang (PBB) 14
15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 15
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
TREN PARTISIPASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF
No Pemilu Tingkat Partisipasi
1. 1971 94 %
2. 1977 90 %
3. 1982 90 %
4. 1987 90 %
5. 1992 90 %
6. 1997 90 %
7. 1999 93 %
8. 2004 84 %
9. 2009 71 %
10 2014 75 % (target)
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
TREN PARTISIPASI PEMILIH PADA PEMILUKADA
Pilgub Sumatera Utara : 48,50 persen Pilgub Jawa Tengah : 51 persen Pilgub Jawa Barat : 63,85 persen Pilgub Nusa Tenggara Barat : 69,87
persen Pilgub Bali : 74 persen Pilgub NTT putaran I : 78 persen Pilgub NTT putaran II : 68,44 persen
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
PARTISIPASI PEMILU DI BERBAGAI NEGARA DI DUNIA
1. Amerika Serikat : Rata-rata partisipasi pemilih di AS hanya 60 persen baik pemilihan senator, DPR maupun Presiden dan Wakil Presiden
2. India : Rata-rata partisipasi pemilih di dari pemilu ke pemilu di India hanya 55-63 persen
3. Prancis : Pemilu parlemen yang digelar tahun 2011 partisipasi pemilihnya hanya 56 persen
4. Mesir : Pemilu 2012 yang digelar pasca revolusi melati, tingkat partisipasi hanya 62 persen
5. Malaysia : Partisipasi pemilih pada pemilihan raya 2013 sebesar 80 persen
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
PEMETAAN KELOMPOK MASYARAKAT
Kelas Menengah (Ragu Memilih)
Kelas bawah (mudah dimobilisasi, provokasi dan rawan politik uang)
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
PEMILIH YANG BERPOTENSI GOLPUT Penyandang disabilitas karena aksesnya terbatas Pemilih pemula karena belum memahami arti
pentingnya pemilu dalam mewujudkan demokrasi dan kesejahteraan
Kalangan mahasiswa dan kaum terpelajar karena apatis dengan kinerja wakil rakyat
Kalangan mahasiswa yang pada saat pemilu berada di daerah dimana kampusnya berada, sementara dia masih terdaftar sebagai pemilih di daerah asalnya
Para pekerja urban di berbagai kota di Indonesia, sementara data kependudukannya masih berada di daerah asalnya
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
KEMUNGKINAN ALASAN PEMILIH MENJADI GOLPUT
1. Tidak memilih karena merasa tidak ada partai politik dan kandidat yang layak di pilih
2. Tidak memilih karena tidak terdaftar dalam DPT3. Tidak memilih karena menilai pemilu tidak
penting bagi kehidupannya4. Tidak memilih karena merasa rugi waktunya
terbuang5. Tidak memilih karena sistem yang ada dianggap
bertentangan dengan keyakinan politiknya6. Tidak memilih karena pemilu tidak
menyenangkan7. Dll
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
SOLUSI UNTUK PENYANDANG DISABILITAS
Dilibatkan dalam penyusunan peraturan Penyediaan alat bantu penggunaan hak suara
di TPS Mendesain TPS yang mudah diakses
penyandang disabilitas Penyediaan pendamping bagi yang
membutuhkan saat pemungutan suara Menjalin kemitraan dengan organisasi2
penyandang disabilitas untuk sosialisasi dan edukasi
Sosialisasi pemilu dengan menggunakan beragam media sesuai jenis disabilitas
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
SOLUSI UNTUK KELOMPOK MARGINAL Menyiapkan modul pendidikan
pemilih khusus kelompok marginal Membentuk relawan demokrasi yang
khusus mengedukasi kelompok marginal
Menjalin kemitraan dengan kementerian terkait, Ormas, LSM, dan lembaga lain yang fokus kepada pemberdayaan masyarakat marginal
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
SOLUSI UNTUK KELAS BAWAH, MENENGAH DAN ATAS Untuk kelas bawah harus berorientasi mobilisasi
sosial untuk menyasar orang sebanyak mungkin seperti even dangdut, komedi, pagelaran budaya lokal, dll
Untuk kelas menengah harus lebih banyak menghadirkan hal2 unik dan menarik seperti penyediaan buku saku yang menarik dan mudah dibaca, pemanfaatan media sosial, dan lomba2 kreatif dan inovatif bidang kepemiluan seperti maskot dan jingle
Untuk kelas atas lebih banyak menggunakan media dalam bentuk iklan layanan masyarakat (ILM)
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
KONSENTRASI PENDIDIKAN PEMILIH
KPU fokus melakukan pendidikan pendidikan pemilih untuk 5 segmen kelompok masyarakat yakni kelompok perempuan, kelompok keagamaan, kelompok pemilih pemula, kelompok disabilitas dan kelompok marginal/pinggiran
KPU juga membuat modul khusus bagi 5 segmen tersebut yang diharapkan dapat mendukung kegiatan pendidikan pemilih dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
PEMBENTUKAN RELAWAN DEMOKRASI KPU membentuk relawan demokrasi di
tingkat kabupaten/kota dengan jumlah maksimal 25 orang
Para relawan ini bertugas memberikan sosialisasi dan edukasi kepada lima segmen kelompok masyarakat yang menjadi konsentrasi pendidikan pemilih
KPU menyediakan modul sesuai kebutuhan setiap segmen kelompok masyarakat
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
SOLUSI SECARA UMUM
Menjalin kerja sama dengan berbagai stakeholders, seperti perguruan tinggi, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan media massa untuk melaksanakan sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada masyarakat
Melakukan sosialisasi dan edukasi secara rutin ke kampus-kampus di berbagai daerah di Indonesia
Memaksimalkan peran struktur KPU yang terdiri dari 1 satker pusat, 33 satker provinsi, 497 satker di Kabupaten/Kota dan 6.994 PPK, 81.458 ribu PPS dengan jumlah anggota 3 orang setiap PPS dan 559.148 ribu KPPS dengan anggota 7 orang per TPS untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di lingkungan kerja dan lingkungan tempat tinggalnya
BY GEBRIL DAULAI (23 Okt 2013)
PENUTUP
Sekian
Terima Kasih