44
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar. Bangsa Indonesia perlahan- lahan mulai menyadari pentingnya investasi masa depan terutama pada bidang pendidikan, tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik semata. Pembenahan di dunia pendidikan mulai dilakukan. Sayangnya, tujuan mulia ini terbentuk masalah klasik. Yaitu rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan lembaga sentral yang berperan dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sebelum terjun ke masyarakat. Sebagai pendidik, sudah seharusnya kita turut berperan serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidik dapat mengawalinya dari hal yang terkecil,

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang

cukup besar. Bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai menyadari pentingnya investasi masa

depan terutama pada bidang pendidikan, tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik

semata. Pembenahan di dunia pendidikan mulai dilakukan. Sayangnya, tujuan mulia ini

terbentuk masalah klasik. Yaitu rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan lembaga sentral yang berperan dalam

mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sebelum

terjun ke masyarakat. Sebagai pendidik, sudah seharusnya kita turut berperan serta dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidik dapat mengawalinya dari hal yang terkecil,

diantaranya dengan meningkatkan prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Salah

satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan sekolah.

Faktor lingkungan sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah (Slameto, 2003:64-69).

Page 2: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Metode mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

anak. Penggunaan metode mengajar yang menarik dan menyenangkan akan sangat

berpengaruh pada iklim belajar di kelas.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, diperoleh data nilai siswa pada mata

pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yang disajikan pada tabel berikut

ini :

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai IPS Semester Ganjil

No. Data kualitatif Jumlah siswa

1. Amat baik (80-100) 3

2. Baik (70-79) 7

3. Cukup baik (60-69) 12

4. Kurang (50-59) 10

5. Sangat kurang (<50) 6

Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa prestasi belajar IPS yang diperoleh siswa

pada semester ganjil kurang baik hal ini terlihat dari jumlah siswa yang berada di bawah

KKM sebesar 42 %. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60%-70% nya dapat dikuasai

siswa, maka presentasi keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong baik

(Djamarah dan Zain, 2006:106).

Sejalan dengan pemikiran diatas serta melihat hasil belajar yang belum optimal, maka

diperlukan perubahan dalam proses pembelajaran yang kondusif sehingga pada akhirnya

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selama ini pelajaran IPS dianggap sangat membosankan karena pembelajaran IPS

hanya mengandalkan komunikasi satu arah. Guru dianggap sebagai satu-satunya sumber

Page 3: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

belajar. Metode pembelajaran yang masih bersifat konvensinal, dimana siswa hanya

menyimak penjelasan guru, mencatat dan mengerjakan latihan saja. Belum lagi

penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan hanya menekankan pada penghafalan

semata, semakin menambah daftar panjang alasan siswa merasa enggan dalam belajar IPS.

Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis berusaha untuk menggunakan metode

baru dalam pembelajaran IPS terutama di kelas II SD. Metode pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan untuk siswa sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran IPS adalah puzzle

jigsaw. Menurut Adenan (1989:9) dinyatakan bahwa puzzle dan games adalah materi untuk

memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Tarigan (1986:234)

menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permainan dan mereka dapat

memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle , crosswords puzzle , anagram

dan palindron. Sedangkan Jigsaw adalah salah satu metode kooperatif yang lebih

mengetengahkan kerja sama tim dalam memecahkan masalah.

Metode puzzle jigsaw merupakan metode kolaborasi antara permainan puzzle dan

metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. Pembelajaran kooperatif merupakan salah

satu pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dan dapat membangun kerjasama antar individu

dalam kelompoknya.

Diharapkan dengan penggunaaan metode ini dapat meningkatkan minat belajar siswa

dalam pembelajaran IPS, sehingga akan berdampak positif pada prestasi belajar siswa.

Page 4: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentisifikasi masalah sebagai berikut :

1. Prestasi belajar IPS masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari tidak tercapainya kriteria

ketuntasan belajar minimum.

2. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.

3. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah

penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa terutama pelajaran IPS

menggunakan metode puzzle jigsaw pada siswa kelas II semester genap bulan Januari –

Maret 2011 di SD Negeri 8 Gedung Air Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011. Pada

pokok bahasan kedudukan dan peran setiap anggota keluarga, tugas setiap anggota

keluarga dan kerjasama di lingkungan tetangga.

1.4 Rumusan Masalah

Apakah penerapan metode puzzle jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada pelajaran IPS di kelas II SD Negeri 8 Gedung Air.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 5: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

1. Untuk mengetahui rata-rata prestasi belajar IPS siswa yang diajar menggunakan metode

puzzle jigsaw mengalami peningkatan dibandingkan menggunakan metode

konvensional.

2. Untuk mengetahui metode puzzle jigsaw dapat menjadi alternatife dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa terutama pelajaran IPS.

1.6 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Siswa

Sebagai perangsang minat belajar siswa agar siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri.

b. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan kompetensi guru dalam proses

mengajar.

c. SDN 8 Gedung Air

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 8 Gedung Air dapat lebih

meningkatkan pembelajaran IPS sehingga prestasi belaja siswa lebih baik dan perlu

dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar

Page 6: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.

Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita

saksikan. Kita hanya dapat menyaksikan adan ya gejala-gejala perubahan perilaku yang

tampak.

Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku diantaranya

aliran behavioristik dan aliran holistik. Menurut aliran behavioristik, belajar pada

hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang yang ditangkap pancaindra

dengan kecenderungan ntuk bertindak atau berhubungan antara stimulus dan respons (S-

R). Tokoh-tokoh aliran ini antaralain Thorndike, Skiner, Pavlop, Hull, dan Guthrie

(Sanjaya 2006:114)

Menurut aliran kognitif, belajar merupakan proses pengembangan insight. Insight

adalah pemahaman terhadap hubungan antarbagian didalam suatu situasi permasalahan.

Teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif holistik diantaranya teori Gestalt,

teori Medan , teori Organismik, teori Humanistik, teori konstruktivistik (Sanjaya

2006:115). Teori medan yang bersumber dari aliran psikologi kognitif atau psikologi

gestalt menjelaskan bahwa keseluruhan lebih memberi makna daripada bagian-bagian

terpisah.

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman

dan latihan. Menurut Hilgard (dalam Sanjaya 2006:113) belajar adalah proses perubahan

melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam

lingkungan alamiah. Sanjaya (2006:112) mengemukakan bahwa belajar adalah proses

mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan

perilaku.

Page 7: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu perubahan pada

individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan

ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga

diri, minat, watak, penyesuaian diri. Menurut Hamalik (2002:57) Pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material

(buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa

secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian

rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.

2.2 Prestasi Belajar

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil

maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993:77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah

usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi belajar di bidan g pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta

didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang

relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor

Page 8: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

yang relevan.

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi

belajar. Menurut Saifudin Azwar (2005:8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar

bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing

pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk

mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang

telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk

ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan UAN dan ujian-ujian masuk perguruan

tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antaralain:

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor

ini meliputi:

a. Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:

1) Karena sakit

Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf

sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya ransangan yang diterima melalui

inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah

2) Karena cacat tubuh

Page 9: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

b. Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) meliputi:

1) Intelegensi

Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang

memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140

keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat

menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ

kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami

kesulitan belajar.

2) Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap

individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah

mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya

3) Minat

Tidak adan ya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul

kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan

bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapan dan

akan menimbulkan problema pada diri anak.

4) Motivasi

Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari

dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya

dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin

besar kesuksesan belajarnya.

Page 10: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

5) Faktor Kesehatan Mental

Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan

mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik

demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang

sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,

lingkungan sekitarnya.

Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan

kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi

belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah (Slameto, 2003:64-69).

Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai berikut:

a) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar

siswa yang tidak baik pula. Guru perlu mencoba metode-metode mengajar yang

Page 11: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum

yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan

siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.

c) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Cara belajar siswa

juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi guru dengan siswa

yang baik, maka siswa akan berusaha mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya dengan baik.

d) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan,

akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya anak akan menjadi malas untuk

masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang

menyenangkan dari teman-temannya.

e) Alat Pelajaran

Page 12: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan

pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi kebanyakan sekolah masih kurang

memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.

f) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga

dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula,

karena dapat memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.

g) Alat Pelajaran

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan

pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi kebanyakan sekolah masih kurang

memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.

h) Waktu Sekolah

Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang, sore/malam hari. Tetapi

waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana pikiran masih segar,

jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada

pelajaran.

i) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Page 13: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi

pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru dalam menuntut penguasaan materi

harus sesuai dengan kemampuan siswa.

j) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik mereka

masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam

setiap kelas.

k) Metode Belajar

Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik,

memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil

belajarnya.

l) Tugas Rumah

Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar, melainkan juga digunakan

untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak

memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah.

2.3 Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Ilmu sosial (Inggris: social science) atau ilmu pengetahuan social (Inggris : social

studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang

berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. IPS tidak memusatkan diri pada

Page 14: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

satu topik secara mendalam, melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap

masyarakat.

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu

pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial.

IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi,

antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan

sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan

hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti:

geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

2.4 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Dengan berlakunya Undan g-undan g Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan pemerintah sebagai pedoman

pelaksanaannya maka kurikulum Pendidikan Dasar perlu disesuaikan dengan peraturan

perundan g-undan gan tersebut.

Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai perbedaan

konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial

sehingga upaya membentuk subjek didik sesuai tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.

Menurut kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran IPS di SD

adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukan

individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari anggota

masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau cerdas secara rasional

dan emosional.

Page 15: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Pelajaran IPS diberikan Di SD dengan tujuan untuk membina anak didik menjadi

warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial

yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.

2.5 Ragam Metode Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut

masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2.5.2 Macam-Macam Metode Pembelajaran

Selama ini kita cenderung mrnggunakan metode konvensional dalam

menyampaikan materi pelajaran. Metode-metode konvensional yang sering

digunakan antara lain :

a. Metode ceramah

b. Metode pemberian tugas

c. Metode tanya jawab

d. Metode demonstrasi

2.5.3 Pembelajaran kooperatif

Dalam perkembangannya, dunia pendidikan kita terus berbenah diri

mengembangkan metode pembelajaran yang baru, salah satunya adalah metode

pembelajaran kooperatif. Slavin (dalam Solihatin,2008:4) menyatakan bahwa

Page 16: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

dari empat sampai enam orang.

Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kooperatif banyak

dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistik yang menekankan bahwa

belajar pada dasarnya adalah proses berpikir (Sanjaya, 2006:240).

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kerja siswa dalam

menyelesaikan masalah (tugas yang diberikan oleh guru). Ibrahim (2006 :5)

menyatakan bahwa setiap individu (siswa) bertanggung jawab terhadap

keberhasilan pembelajaran dan mengeliminasi tujuan individu dan tujuan

kompetitif.

2.5.4 Pengertian Metode Puzzle jigsaw

Puzzle jigsaw merupakan metode pembelajaran kolaborasi antara permainan

puzzel dengan metode kooperatif model jigsaw.. Menurut Adenan (1989: 9)

dinyatakan bahwa puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara

nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games untuk memotivasi

diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum

dilaksanakan dengan berhasil. Sedangkan menurut Hadfield (1990: v), puzzle

adalah pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang sulit untuk dimengerti atau

dijawab.

Page 17: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Tarigan (1986: 234) menyatakan bahwa pada umumnya para siswa

menyukai permaianan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan

kata-kata, puzzle , crosswords puzzle , anagram dan palindron.

Jigsaw adalah salah satu metode kooperatif dalam PAKEM. Pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa

anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian

materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya (Arends, 2001)

Metode puzzle jigsaw ini mengajak siswa untuk menyusun potongan-

potongan gambar dan disesuaikan dengan mal yang telah disediakan sehingga

membentuk sebuah gambar yang benar. Selain menyusun potongan gambar, siswa

juga dituntut untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan kode puzzle yang

telah disusun.

Melalui metode puzzle jigsaw siswa mendapatkan pengalaman secara

langsung, membuktikan konsep secara menyenangkan, menggali kreatifitas, melatih

cara berfikir tingkat tinggi, menguatkan hafalan, belajar bekerja sama dengan teman

dan akhirnya siswa memperoleh kebenaran secara nyata dan ganda.

Dengan metode puzzle jigsaw siswa dituntut berfikir merangkaikan kepingan

gambar dan tulisan sebuah konsep IPS tak beraturan sehingga membentuk konsep

yang saling bertautan.

2.5.5 Peran Metode Puzzle jigsaw Dalam Pembelajaran IPS

Page 18: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Selain untuk mengkonkretkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran,

metode puzzle jigsaw diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam

belajar. Dengan kata lain, penggunaan puzzle dalam pembelajaran IPS dapat

memperbesar minat dan perhatian siswa.

Langkah-langkah penerapan metode puzzle jigsaw sebagai berikut :

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok induk. Setiap anggota kelompok

mendapat kartu warna.

2. ‘Siswa yang mendapat kartu yang berwarna sama bergabung menjadi kelompok

baru yang disebut kelompok ahli.

3. Setiap kelompok ahli mendapat sebuah puzzle dan menyusunnya.

4. Kelompok yang telah berhasil menyusun puzzle , berhak mengambil kartu soal

dan menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal tersebut.

5. Siswa kembali ke kelompok induk dan melaporkan apa yang telah didapat dari

kelompok ahli.

6. Kelompok ahli bertugas menjawab pertanyaan yang dibagikan guru berdasarkan

pengetahuan yang telah didapat dari kelompok ahli.

7. Melaporkan hasil kerja kelompok induk di depan kelas.

8. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Penerapan metode puzzle jigsaw disamping akan memudahkan anak dalam

memahami materi, penggunaan metode ini juga bermanfaat untuk :

a) Mengembangkan kapasitas anak dalam mengamati dan melakukan percobaan

Page 19: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

b) Membedakan bagian-bagian dari sebuah benda dan meminta anak-anak untuk

menyatukannya kembali

c) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

d) Mengembangkan koordinasi motorik halus.

Dengan menggunakan metode yang lebih menarik dan menantang, siswa

dapat termotivasi sebagaimana Ivas K. Davles (1991:215) jika seseorang telah

termotivasi maka mereka siap untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sesuai

dengan yang dikehendaki.

2.6 Kerangka Pikir Penelitian

Penerapan metode konvensional dalam pembelajaran IPS membuat siswa merasa

bosan dan enggan dalam belajar IPS sehingga hasil belajar IPS cenderung rendah.

Penggunaan metode kooperatif terutama metode puzzle jigsaw dapat menjadi alternatif

dalam meningkatkan pembelajaran IPS di kelas II. Tahap perkembangan anak usia SD

yang masih dalam tahap operasional konkret, menuntut guru untuk aktif dalam

mengkombinasikan media dan metode pembelajaran di kelas.

Menggunakan metode puzzle jigsawPrestasi belajar IPS meningkat

Prestasi belajar IPS rendah

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

2.7 Hipotesis

Jika prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan metode puzzle

jigsaw di kelas II SDN 8 Gedung Air, maka prestasi belajar siswa menggunakan metode

puzzle jigsaw akan meningkat.

Page 20: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SD Negeri 8 Gedung Air

kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi

atau tempat ini yaitu dengan pertimbangan bahwa penulis bekerja pada sekolah

tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan

subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan januari sampai bulan

Maret 2011

3.1.3 Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II B berjumlah 38 siswa, laki-

laki 17 dan perempuan 21 siswa dengan latar belakang sosial-ekonomi yang

bervariasi. Buku-buku pembelajaran yang dimiliki sendiri masih terbatas.

Kemampuan akademik siswa masih terbatas karena motivasi belajar siswa yang

rendah. Situasi kelas saat pembelajaran masih belum optimal, siswa masih belum

seluruhnya mempunyai keaktifan dalam belajar.

3.2 Persiapan Penelitian

Page 21: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pembelajaran puzzle jigsaw dengan

persiapan :

a. Pembuatan lembar instrumen penelitian

b. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk tugas observasi dan diskusi.

c. Mempersiapkan model pembelajaran dan media pembelajaran

d. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar menarik dan mudah dipahami

siswa.

e. Persiapan pre test, post tes dan pembuatan perangkat penilaian.

f. Lembar penilaian proses untuk memantau keaktifan, kemandirian, kompetensi,

kelancaran dan ketepatan.

g. Menyusun angket dan membuat lembar observasi untuk memantau kegiatan proses

pembelajaran dan mengetahui optimalisasi pembelajaran puzzle jigsaw

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang

dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan

Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action),

observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini

berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.

Page 22: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Penulis merencanakan pembelajaran IPS dengan memilih materi pembelajaran

Dokumen Pribadi dan Keluarga melalui tiga siklus pada semester 2 tahun pelajaran

2010/2011. Karena kelas rendah menggunakan pembelajaran tematik, alokasi waktu yang

digunakan pada siklus pertama terdiri dari 5 x 35 menit dengan lebih menekankan

penggunaan metode puzzle jigsaw pada pelajaran IPS.

Langkah-langkah penerapan metode puzzle jigsaw sebagai berikut:

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok induk. Setiap anggota kelompok mendapat

kartu warna.

2. Siswa yang mendapat kartu yang berwarna sama bergabung menjadi kelompok baru

yang disebut kelompok ahli.

3. Setiap kelompok ahli mendapat sebuah puzzle dan menyusunnya.

4. Kelompok yang telah berhasil menyusun puzzle , berhak mengambil kartu soal dan

menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal tersebut.

5. Siswa kembali ke kelompok induk dan melaporkan apa yang telah didapat dari

kelompok ahli.

6. Kelompok ahli bertugas menjawab pertanyaan yang dibagikan guru berdasarkan

pengetahuan yang telah didapat dari kelompok ahli.

7. Melaporkan hasil kerja kelompok induk di depan kelas.

8. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulka materi yang telah dipelajari.

9. Selanjutnya guru memberikan tes akhir secara individual. Setelah selesai, guru

menutup pelajaran namun sebelumnya, guru menyampaikan materi yang berikutnya

Page 23: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

dan menyampaikan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada

pertemuan itu.

Siklus Penelitian

Dalam pelaksanaannya penulis merencanakan menggunakan 3 siklus sebagai dasar

penelitian tindakan kelas. Bagan siklus penelitian dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK (Kemmis dkk, 1982; Burns, 1999)

SIKLUS ke-1

Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:

1. Menganalisis Silabus/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode puzzle jigsaw.

3. Merancang metode pembelajaran puzzle jigsaw.

4. Mendiskusikan penerapan metode pembelajaran puzzle jigsaw.

5. Menyiapkan media pembelajaran (puzzle gambar)

6. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir).

7. Menyusun kelompok belajar peserta didik.

8. Merencanakan tugas kelompok.

Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan (RPP)

Page 24: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

2. Menerapkan metode pembelajaran puzzle jigsaw.

3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan

tahap tindakan.

Tahap Mengamati (observation), mencakup:

1. Melakukan diskusi dengan guru pendamping dan kepala sekolah untuk rencana

observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran puzzle jigsaw yang

dilakukan guru kelas II.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan metode

pembelajaran puzzle jigsaw.

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau

kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk

pembelajaran berikutnya.

Tahap refleksi (Reflection), mencakup:

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode pembelajaran

puzzle jigsaw dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap penerapan metode pembelajaran puzzle jigsaw.

Page 25: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS.

5. Melakukan refleksi terhadap prestasi belajar peserta didik.

SIKLUS ke-2

Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:

1. Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1.

Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:

1. Melakukan analisis pemecahan masalah.

2. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan metode

pembelajaran puzzle jigsaw.

Tahap Mengamati (observation), mencakup:

1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran puzzle jigsaw.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan metode

pembelajaran puzzle jigsaw.

3. Melakukan diskusi dengan guru membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran

dan memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya

Tahap Refleksi (Reflection), mencakup:

Page 26: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

1. Merefleksikan proses pembelajaran puzzle jigsaw.

2. Merefleksikan prestasi belajar peserta didik dengan penerapan metode pembelajaran

puzzle jigsaw.

3. Menganalisis temuan sebagai bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

SIKLUS ke-3

Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:

1. Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 2.

Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:

1. Melakukan analisis pemecahan masalah.

2. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan metode

pembelajaran puzzle jigsaw.

Tahap Mengamati (observation), mencakup:

1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran puzzle jigsaw.

2. Mencatat perubahan yang terjadi.

3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan

memberikan umpan balik.

Page 27: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

Tahap Refleksi (Reflection), mencakup:

1. Merefleksikan proses pembelajaran puzzle jigsaw.

2. Merefleksikan prestasi belajar peserta didik dengan penerapan metode pembelajaran

puzzle jigsaw.

3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.

4. Menyusun rekomendasi.

Dari tahap kegiatan pada siklus 1, 2 dan 3, hasil yang diharapkan adalah agar (1)

peserta didik memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses

pembelajaran IPS; (2) guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan metode

pembelajaran puzzle jigsaw pada mata pelajaran IPS, dan (3) terjadi peningkatan prestasi

peserta didik pada mata pelajaran IPS.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data, (Arikunto. S, 1998:125). Metode yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data.

Data tertulis tentang daftar nama siswa, jumlah siswa dan data lain yang akan

digunakan untuk kepentingan penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data nama dan jumlah siswa kelas II B SD Negeri 8 Gedung Air.

Page 28: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

2. Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar

siswa setelah penerapan metode kooperatif puzzle jigsaw

3. Metode Observasi

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengamati

aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode kooperatif

puzzle jigsaw. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif,

dengan rincian sebagai berikut :

a. Hasil belajar dan tes tertulis (obyektif tes)

Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus dalam kegiatan belajar

mengajar. Dalam penelitian ini ada 3 siklus berarti ada 3 kali tes, yaitu berupa

obyektif tes. Tes ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan

siswa terhadap materi yang diajarkan.

b. Kuisioner atau angket

Angket ini digunakan untuk mengungkap tanggapan (respon) siswa terhadap

pelaksanaan pengajaran menggunakan metode kooperatif puzzle jigsaw.

c. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini untuk

mengetahui aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model

pengajaran menggunakan metode puzzle jigsaw.

Page 29: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan metode analisis

deskriptif kuantitatif, dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan peningkatan prestasi

belajar siswa dari setiap siklus dalam kegiatan belajar mengajar. Data dianalisis dengan

tahapan - tahapan sebagai berikut :

1. Daftar tabel dari jawaban lembar observasi

2. Menentukan skor jawaban

3. Data tentang hasil belajar (kognitif) siswa dihitung dengan menggunakan rumus :

(Slameto, 2001:189)

4. Data ketuntasan belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus deskriptif

presentase sebagai berikut :

(Ali. M, 1984:184)

Keterangan :

% = Presentase

N = Jumlah skor yang diperoleh dari data

N = Jumlah skor maksimal

Page 30: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

5. Analisis Lembar observasi untuk mengetahui peningkatan mental activities belajar

siswa. Kemudian dianalisis menggunakan analisis presentase. Untuk analisis

presentase menggunakan rumus sebagai berikut :

(Ali. M, 1987:184)

Keterangan :

P = Persentase pelaksanaan setiap indikator

S = Jumlah skor perolehan untuk setiap indicator

N = Jumlah skor total

6. Analisis ketuntasan tes hasil belajar

Analisis ketuntasan tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat

ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari tiap siklus.

Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65% dinyatakan mengalami kesulitan

belajar dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65% dinyatakan

telah tuntas belajar.

Untuk mengukur ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:

(Agung Purwoko, 2001:103)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika prosentase siswa yang tuntas

belajar atau siswa yang mendapat nilai ≥ 65 % jumlahnya lebih besar atau sama

dengan 85 % dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas.

Page 31: Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Metode Puzzle Jigsaw Di Kelas II SDN 8 Gedung Air Bandar Lampung

3.6 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu sekurang - kurangnya 85% dari

keseluruhan siswa memperoleh nilai 65 untuk prestasi belajar kognitif, (Mulyasa,

2004:99).