4
1 BAHAYA MENGGIBAH DAN MENCELA Saudaraku kaum muslimin-rahimani warahimakumullah-Ketahuilah bahwa di antara karakter mu’min yang beruntung, dan akan mendapatkan surga-Nya adalah mereka yang menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. Sebagaimana Firman Allah: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.(QS. Al-Mu’minun(23):1-3). Sebaliknya, perkataan dan perbuatan yang diharamkan, akan menjatuhkan manusia ke dalam neraka (Adzab Allah subhanahu wata’ala). Bahkan kebanyakan dosa yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah ketidakmampuan manusia dalam menjaga lisannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ِ هِ انَ سِ ي لِ فَ مَ آدِ نْ اب اَ ايَ طَ خُ رَ ثْ أكMayoritas dosa seorang anak Adam adalah pada lisannya [Hadits Shahih dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (As- Shahihah no 534)] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: جَ رَ فْ ال و مَ الف: انَ فَ وْ جَ اَ ار النَ اس الن ل خْ د ي اَ م رَ ثْ كَ أYang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, mulut dan kemaluan. [ Riwayat Thirmidzi 2004, Ahmad (2/291,292), dan lain-lain. Berkata Syaikh Salim Al-Hilali : “Isnadnya hasan”] BAHAYA GHIBAH Saudaraku kaum muslimin-rahaimani warahimakumullah-sesungguhnya penyakit-penyakit yang timbul karena lisan yang tidak terkendali sangatlah banyak. Namun di sana ada sebuah penyakit yang paling merajalela dan menjangkiti kaum muslimin. Penyakit tersebut terasa sangat ringan di mulut, lezat untuk diucapkan, dan nikmat untuk didengarkan. Apa itu?? Jawabannya adalah ghibah. Allah berfirman:

Menjauhkan Diri Dari Perkataan Sia-sia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menjauhkan Diri Dari Perkataan Sia-sia

1 BAHAYA MENGGIBAH DAN MENCELA

Saudaraku kaum muslimin-rahimani warahimakumullah-Ketahuilah bahwa di antara karakter mu’min

yang beruntung, dan akan mendapatkan surga-Nya adalah mereka yang menjauhkan diri dari perkataan dan

perbuatan yang tidak berguna. Sebagaimana Firman Allah:

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam

sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.(QS.

Al-Mu’minun(23):1-3).

Sebaliknya, perkataan dan perbuatan yang diharamkan, akan menjatuhkan manusia ke dalam neraka

(Adzab Allah subhanahu wata’ala). Bahkan kebanyakan dosa yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka

adalah ketidakmampuan manusia dalam menjaga lisannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أكثر خطايا ابن آدم في لسانه

Mayoritas dosa seorang anak Adam adalah pada lisannya [Hadits Shahih dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (As-Shahihah no 534)]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ل الناس النار األجوفان : الفم و الفرج أكثر ما ي دخ

Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, mulut dan kemaluan.[ Riwayat Thirmidzi 2004, Ahmad (2/291,292), dan lain-lain. Berkata Syaikh Salim Al-Hilali : “Isnadnya hasan”] BAHAYA GHIBAH

Saudaraku kaum muslimin-rahaimani warahimakumullah-sesungguhnya penyakit-penyakit yang timbul

karena lisan yang tidak terkendali sangatlah banyak. Namun di sana ada sebuah penyakit yang paling merajalela

dan menjangkiti kaum muslimin. Penyakit tersebut terasa sangat ringan di mulut, lezat untuk diucapkan, dan

nikmat untuk didengarkan. Apa itu?? Jawabannya adalah ghibah. Allah berfirman:

Page 2: Menjauhkan Diri Dari Perkataan Sia-sia

2 “dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging

saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.(QS.Al-Hujurat(49):12).

Apakah yang dimaksud dengan ghibah? Dijelaskan dalam sebuah hadits:

عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول اللهصلى هللا عليه و سلم قال : أتدرون ما الغيبة ؟ قالوا : هللا و رسوله

أعلم، قال : ذكرك أخاك بما يكره، فقيل : أفرأيت إن كان في أخي ما أقول ؟ قال : إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته, و

إن لم يكن فيه ما تقو ل فقد بهته

Dari Abu Huroiroh radliyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahukah kalian

apakah ghibah itu? Sahabat menjawab : Allah dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam berkata : “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”, Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam ditanya : Bagaimanakah pendapatmu jika itu memang benar ada padanya ? Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam menjawab : “Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang

kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya”.[ Muslim no 2589, Abu Dawud no 4874,

At-Tirmidzi no 1999 dan lain-lain].

Maka-wahai saudaraku kaum muslimin-bila anda merasa jijik memakan daging babi atau memakan bangkai, tidak

kah anda merasa jijik memakan bangkai manusia? Apalagi jika bangkai manusia itu adalah bangkai saudaramu

sendiri?

Dalam hadits lain disebutkan:

عن واة : تعني قصيرة, سلم صلى هللا عليه و عائشة قالت : قلت للنبي حسبك من صفية كذا و كذا قال بعض الر

.فقال : لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر لمزجته

Dari ‘Aisyah beliau berkata : Aku berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Cukup bagimu dari Sofiyah

ini dan itu”. Sebagian rowi berkata :”’Aisyah mengatakan Sofiyah pendek”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

berkata :”Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang seandainya kalimat tersebut dicampur

dengan air laut niscaya akan merubahnya [yaitu merubah rasanya atau baunya karena saking busuk dan

kotornya perkataan itu –pent, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Salim Al-Hilali dalam Bahjatun Nadzirin

3/25, dan hadits ini shohih, riwayat Abu Dawud no 4875, At-Thirmidzi 2502 dan Ahmad 6/189].

Penyakit lain dari lisan yang sangat berbahaya adalah kebiasaan mencela dan mengejek sesama muslim.

Akan lebih berbahaya lagi, apabila yang dicela adalah termasuk syari’at atau ajaran islam. Karena dengan

demikian, dia yang mecela tersebut mendapat dua dosa besar sekaligus, yaitu mencela sesama muslim dan

memperolok-olok syari’at islam, dan yang terakhir ini dapat menyebabkan kepada kekafiran. Contohnya, seperti

orang yang menhina jenggot, isbal, dan syari’at islam lainnya.

BAGAIMANA DENGAN MENGEJEK DAN MENCELA?

Page 3: Menjauhkan Diri Dari Perkataan Sia-sia

3

Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang orang-orang yang suka mencela dan mengejek:

“kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung”(QS. Al-

Humazah: 1-2)

Senada dengan ayat ini adalah firman Allah:

Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah (QS. Al-qalam (68):11)

Di awal surat al-Humazah, Allah subhanahu wata’ala mengancam dengan kecelakaan dan siksa yang pedih bagi

orang yang suka mencela dan menjelek-jelekkan orang lain. Yang di antara sifatnya adalah orang itu tidak punya

perhatian apa-apa kecuali pada pengumpulan harta dan menghitung-hitungnya dan tidak punya hasrat untuk

menginfakkan hartanya itu di jalan kebaikan untuk menjalin silaturrahim dan semisalnya.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan: al-Hammaz adalah melakukan umpatan atau celaan dengan perkataan,

sedangkan al-Lammaz ialah melancarkan celaan dalam bentuk perbuatan. Artinya merendahkan dan menilai

orang lain kurang. ‘Ibnu Abbas mengatakan “Hummazatillumazzah” berarti orang yang suka mencela dan

menilai cacat orang lain. Ar-Rabi’ bin Anas mengatakan: “Al-Humazah berarti melakukan pengumpatan di

hadapannya, sedangkan al-Lumazah adalah celaan yang dilakukan di belakangnya”. Qatadah mengatakan:”al-

Humazah dan al-Lumazah itu adalah dengan lidah dan matanya serta mamakan daging orang lain dan

melontarkan celaan kepada mereka”

Ketahuilah-wahai saudaraku kaum muslimin-bahwa mencela dan mengejek seorang muslim hukum asalnya

adalah haram, karena hal itu termasuk menyerang kehormatan seoarang muslim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

حرام عليكم وأعراضكم وأموالكم دماءكم فإن “Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian..”(HR Bukhari Muslim)

Ketahui pula –wahai saudaraku kaum muslimin-bahwa mencela seorang meuslim termasuk kefasikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سلمسباب ك فر وقتال ه ،ف س وق الم

“Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya kekufuran.” (HR Bukhari Muslim)

Penutup

Saudaraku-kaum muslimin rahimani warahimakumullah-kehormatan seoarang muslim adalah haram. Tidak boleh

kita menggibahnya dan mencela kehormatannya. Hentikanlah lisan anda, dari menuduh, menggibah dan mencela

sesama muslim, baik dengan “celetak celetuk” yang menyakitkan apalagi dengan perkataan yang lebih dari itu

seperti mengejek syari’at yang diamalkan oleh saudaranya sesama muslim. Ingatlah sabda rasulullah

shalallahu’alaihi wasallam tentang orang yang beriman kepada hari akhir:

Page 4: Menjauhkan Diri Dari Perkataan Sia-sia

4را أو ليصمت .من كان ي ؤمن باهلل والي وم الخر ف لي قل خي

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah

diam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).

Mafhum mukhalafah dari hadits di atas, jika anda memang tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir-artinya

anda kafir-maka silahkan berbicara semaunya, dan tidak usah pedulikan apakah perkataan anda itu haram atau

tidak, baik atau buruk, tapi ingat setiap ucapan anda akan ada balasannya dari Allah subhanahu wata’ala.

Ingat pula firman Allah Ta’ala:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh

Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan

kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan

jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)

yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (QS.

Al-Hujurat (49):11).

Makna mencela diri sendiri, yaitu mencela saudaranya sesama muslim, karena muslim dengan muslim lainnya

ibarat satu tubuh. Wallahu’alam.