105
Kelenjar Tiroid dan Hubungannya dengan Yodium Posted on February 15, 2009   by  bigworld027 Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar terbesar, yang normalnya memiliki  berat 15 sampai 20 gram. Tiroid mengsekresikan tiga macam hormon, yaitu tiroksin (T4), triiodotironin (T3), dan kalsitonin. Secara anatomi, tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan kiri), dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yang terletak di depan trachea tepat di  bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus tambahan yang membentang ke atas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida. Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah:  Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan  bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut  pharyngeal pouch,  yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada  foramen ceacum, yang berada ventral di  bawah cabang farings I.  Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal  pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.  Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6 , dan 7 .   Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada  bagian leher yang lain.

Mentah Blok 11

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    1/105

    Kelenjar Tiroid dan Hubungannya dengan Yodium

    Posted onFebruary 15, 2009bybigworld027

    Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar terbesar, yang normalnya memilikiberat 15 sampai 20 gram. Tiroid mengsekresikan tiga macam hormon, yaitu

    tiroksin (T4), triiodotironin (T3), dan kalsitonin.

    Secara anatomi, tiroid

    merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan

    kiri), dihubungkan oleh isthmus(jembatan) yang terletak di depan trachea tepat di

    bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus tambahan yang

    membentang ke atas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida.

    Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah:

    Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan

    bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu.

    Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch,yaitu antara arcus brachialis1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di

    bawah cabang farings I.

    Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal

    pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.

    Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan

    ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak

    di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7.

    Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering

    ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada

    bagian leher yang lain.

    http://bigworld027.wordpress.com/2009/02/15/kelenjar-tiroid-dan-hubungannya-dengan-yodium/http://bigworld027.wordpress.com/2009/02/15/kelenjar-tiroid-dan-hubungannya-dengan-yodium/http://bigworld027.wordpress.com/2009/02/15/kelenjar-tiroid-dan-hubungannya-dengan-yodium/http://bigworld027.wordpress.com/author/bigworld027/http://bigworld027.wordpress.com/author/bigworld027/http://bigworld027.wordpress.com/author/bigworld027/http://bigworld027.wordpress.com/author/bigworld027/http://bigworld027.wordpress.com/2009/02/15/kelenjar-tiroid-dan-hubungannya-dengan-yodium/
  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    2/105

    Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:

    1. A. thyroidea superior (arteri utama).

    2.

    A. thyroidea inferior (arteri utama).

    3.

    Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dariaorta atau A. anonyma.

    Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:

    1.

    V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).

    2. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).

    3.

    V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).

    Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:

    1.

    Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis2. Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis

    Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu

    menuju ke kelenjar limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis

    ini diteruskan ke limfonoduli mediastinum superior.

    Persarafan kelenjar tiroid:

    1. Ganglion simpatis(dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior

    2.

    Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens(cabang N.vagus)

    N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita

    suara terganggu (stridor/serak).

    Secara histologi, parenkim kelenjar ini terdiri atas:

    1. Folikel-folikel dengan epithetlium simplex kuboideum yang mengelilingi

    suatu massa koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang menjadi bentuk

    kolumner katika folikel lebih aktif (seperti perkembangan otot yang terus

    dilatih).2. Cellula perifolliculares (sel C) yang terletak di antara beberapa folikel

    yang berjauhan.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    3/105

    Nasib Yodium yang Ditelan

    Yodium dapat diperoleh dari makanan laut atau garam beyodium (garam yang

    ditambah yodium). Yodium merupakan mikromeneral karena diperlukan tubuh

    dalam jumlah sedikit, yaitu 50 mg/tahun atau 1 mg/minggu. Yodium yang masuk

    ke oral akan diabsorbsi dari sistem digesti tubuh ke dalam darah. Biasanya,

    sebagian besar iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi hanya

    setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-selkelenjar tiroid secara selektif dan digunakan untuk sitesis hormon.

    Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid

    1. I odide Trapping, yaitu pejeratan iodium oleh pompaNa+/K+ ATPase.

    2.

    Yodium masuk ke dalam koloid dan mengalami oksidasi. Kelenjar tiroid

    merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi I hingga

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    4/105

    mencapai status valensi yang lebih tinggi. Tahap ini melibatkan enzim

    peroksidase.

    3. I odinasi ti rosin, dimana yodium yang teroksidasi akan bereaksi dengan

    residu tirosil dalam tiroglobulin di dalam reaksi yang mungkin pula

    melibatkan enzim tiroperoksidase(tipe enzim peroksidase).4. Perangkaian iodotironil, yaitu perangkaian dua molekul DIT

    (diiodotirosin) menjadi T4 (tiroksin, tetraiodotirosin) atau perangkaian

    MIT (monoiodotirosin) dan DIT menjadi T3 (triiodotirosin). reaksi ini

    diperkirakan juga dipengaruhi oleh enzim tiroperoksidase.

    5. Hidrolisisyang dibantu oleh TSH (Thyroid-Stimulating Hormone) tetapi

    dihambat oleh I, sehingga senyawa inaktif (MIT dan DIT) akan tetap

    berada dalam sel folikel.

    6. Tiroksin dan triiodotirosin keluar dari sel folikel dan masuk ke dalam

    darah. Proses ini dibantu oleh TSH.

    7. MIT dan DIT yang tertinggal dalam sel folikel akan mengalami

    deiodinasi, dimana tirosin akan dipisahkan lagi dari I. Enzim deiodinasesangat berperan dalam proses ini.

    8.

    Tirosin akan dibentuk menjadi tiroglobulin oleh retikulum endoplasmadan

    kompleks golgi.

    Pengangkutan Tiroksin dan Triiodotirosin ke Jaringan

    Setelah dikeluarkan ke dalamdarah, hormon tiroid yang sangat lipofiliksecara cepat berikatan dengan beberapa

    protein plasma. Kurang dari 1% T3 dan kurang dari 0,1% T4 tetap berada dalam

    bentuk tidak terikat (bebas). Keadaan ini memang luar biasa mengingat bahwahanya hormon bebas dari keseluruhan hormon tiroid memiliki akses ke sel sasaran

    dan mampu menimbulkan suatu efek.

    Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormon tiroid:

    1.

    TBG (Thyroxine-Binding Globulin)yang secara selektif mengikat 55% T4

    dan 65% T3 yang ada di dalam darah.

    2. Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormone lipofilik,

    termasuk 10% dari T4 dan 35% dari T3.

    3. TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin)yang mengikat sisa 35% T4.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    5/105

    Di dalam darah, sekitar 90% hormon tiroid dalam bentuk T4, walaupun T3

    memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih poten daripada T4. Namun,

    sebagian besar T4 yang disekresikan kemudian dirubah menjadi T3, atau

    diaktifkan, melalui proses pengeluaran satu yodium di hati dan ginjal. Sekitar

    80% T3 dalam darah berasal dari sekresi T4 yang mengalami proses pengeluaranyodium di jaringan perifer. Dengan demikian, T3 adalah bentuk hormon tiroid

    yang secara biologis aktif di tingkat sel.

    Fungsi Fisiologis Hormon Tiroid

    1. Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3)

    berikatan dengan reseptornya di inti sel.

    2. Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan

    ATP (adenosin trifosfat) meningkat.

    3.

    Meningkatkan transfor aktif ionmelalui membran sel.

    4.

    Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masajanin.

    Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid

    Mula-mula, hipotalamus sebagai pengatur

    mensekresikan TRH (Thyrotropin-Releasing Hormone), yang disekresikan oleh

    ujung-ujung saraf di dalam eminansia mediana hipotalamus. Dari mediana

    tersebut, TRH kemudian diangkut ke hipofisis anterior lewat darah porta

    hipotalamus-hipofisis. TRH langsung mempengaruhi hifofisis anterior untuk

    meningkatkan pengeluaran TSH.

    TSH merupakan salah satu kelenjar hipofisis anterior yang mempunyai efekspesifik terhadap kelenjar tiroid:

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    6/105

    1. Meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan dalam folikel,

    dengan hasil akhirnya adalah terlepasnya hormon-hormon tiroid ke dalam

    sirkulasi darah dan berkurangnya subtansi folikel tersebut.

    2. Meningkatkan aktifitas pompa yodium, yang meningkatkan kecepatan

    proses iodide trapping di dalam sel-sel kelenjar, kadangakalameningkatkan rasio konsentrasi iodida intrasel terhadap konsentrasi iodida

    ekstrasel sebanyak delapan kali normal.

    3. Meningkatkan iodinasi tirosinuntuk membentuk hormon tiroid.

    4. Meningkatkan ukuran dan aktifitas sensorik sel-sel tiroid.

    5. Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai dengan dengan perubahan sel

    kuboid menjadi sel kolumner dan menimbulkan banyak lipatan epitel

    tiroid ke dalam folikel.

    Efek Umpan Balik Hormon Tiroid dalam Menurunkan Sekresi TSH oleh

    Hipofisis Anterior

    Meningkatnya hormon tiroid di dalam cairan tubuh akan menurunkan sekresi TSH

    oleh hipofisis anterior. Hal ini terutama dikarenakan efek langsung hormon tiroid

    terhadap hipofisis anterior.

    Kelainan Kelenjar Tiroid

    1.Hipertiroidisme/Goutertoksika/Tirotoksikosis/Penyakit Grave

    Penyebabnya adalah gangguan antibodi, timbul akibat autoimunitas yang

    berkembang terhadap jaringan tiroid.

    Gejala:

    a. mudah tersinggung, intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak, berat badan

    berkurang, diare, kelemahan otot, kecemasan, insomnia, dan tremor.

    b. eksoftalmos (protrusi bola mata).

    2.Hipotiroidisme

    Penyebabnya hampir sama dengan hipertiroidisme, yaitu autoimunitas terhadapjaringan tiroid tersebut.

    Penyebab lainnya adalah pembesaran kelenjar tiroid:

    a. Goiter koloid endemik: kekurangan iodium.

    b. Goiter koloid nontoksik idiopatik: bukan karena kekurangan iodium tetapi

    sekresi hormonnya tertekan.

    Gejala: rasa capek, rasa mengantuk, kelemahan otot, kecepatan denyut jantung

    menurun, curah jantung menurun, volume darah menurun, konstipasi, kelemahan

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    7/105

    mental (kurangnya pertumbuhan rambut, kulit bersisik, suara parau), dan kasus

    berat mengakibatkan miksedema.

    3.Kretinisme

    Penyebabnya karena hipotiroidisme ekstrem pada masa janin bayi dan anak-

    anak.

    Gejala: gagalnya pertumbuhan anak, retardasi mental, kretinisme endemik

    (kekurangan iodium), pertumbuhan rangka lebih kecil dari pertumbuhan jaringan

    lunak (badan pendek dan gemuk), lidah besar (menelan dan bernafas terhambat

    sehingga pernafasan bunyi tercekik/guttural).

    REFERENSI

    1.

    Guyton, Arthur C dan John E Hall. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,E/11. Jakarta: EGC.

    2. Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi Kedokteran: Dari Sel Ke Sistem, E/2.

    Jakarta: EGC.

    3. Murray, Robert K et al. 2003.Biokimia Harper, E/25. Jakarta: EGC.

    4.

    Ari, dr. Glandula Thyroid.

    5. Pathophysiology of The Endocrine System, Tte Thyroid and Parathyroid

    Glands.

    http://209.85.175.132/search?q=cache:x7qr1zOHJCYJ:ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/glandula_thyroid.doc+%22Thyroid+merupakan+kelenjar+hormon%22&hl=en&ct=clnk&cd=1http://209.85.175.132/search?q=cache:x7qr1zOHJCYJ:ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/glandula_thyroid.doc+%22Thyroid+merupakan+kelenjar+hormon%22&hl=en&ct=clnk&cd=1http://209.85.175.132/search?q=cache:x7qr1zOHJCYJ:ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/glandula_thyroid.doc+%22Thyroid+merupakan+kelenjar+hormon%22&hl=en&ct=clnk&cd=1http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/thyroid/index.htmlhttp://209.85.175.132/search?q=cache:x7qr1zOHJCYJ:ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/glandula_thyroid.doc+%22Thyroid+merupakan+kelenjar+hormon%22&hl=en&ct=clnk&cd=1
  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    8/105

    8.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    9/105

    12.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    10/105

    17.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    11/105

    31.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    12/105

    39.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    13/105

    47.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    14/105

    51.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    15/105

    55.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    16/105

    59.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    17/105

    70.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    18/105

    71.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    19/105

    78.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    20/105

    85.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    21/105

    94.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    22/105

    100.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    23/105

    116.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    24/105

    120.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    25/105

    125.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    26/105

    130.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    27/105

    135.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    28/105

    146.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    29/105

    150.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    30/105

    154.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    31/105

    158.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    32/105

    164.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    33/105

    168.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    34/105

    177.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    35/105

    182.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    36/105

    186.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    37/105

    194.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    38/105

    208.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    39/105

    212.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    40/105

    217.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    41/105

    225.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    42/105

    230.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    43/105

    238.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    44/105

    249.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    45/105

    257.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    46/105

    258.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    47/105

    278.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    48/105

    300.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    49/105

    312.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    50/105

    328.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    51/105

    329.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    52/105

    332.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    53/105

    335.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    54/105

    338.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    55/105

    341.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    56/105

    344.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    57/105

    347.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    58/105

    350.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    59/105

    353.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    60/105

    356.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    61/105

    365.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    62/105

    371.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    63/105

    375.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    64/105

    388.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    65/105

    397.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    66/105

    414.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    67/105

    426.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    68/105

    433.434.

    435.

    Penimbunan abnormal436. Gejala-gejala berupa perubahan yang terjadipada organ-organ :

    limpa, hati, kelenjar limfe dan tulang Pen y eb ab :

    437. Hand-Schller Christian berhubungan denganradangNiemann

    Pick & Gaucher disebabkan olehperubahan dalam metabolisme kompleks

    lipidtertentu

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    69/105

    438.439.

    440.

    Hiperlipemia441. Gangguan metabolisme lemak

    442.

    443. kadar lipid darahtotal & kolesterol

    444.

    o

    445. Bisa dijumpai pada :

    446. DM yg tidak diobati Hipotiroidisme Nephrosis

    lipoid Penyakit hati : cirrhosis biliaris xanthomatosa

    447. G e j a l a :

    448. Penimbunan lemak pada :

    449. Dinding pembuluh darah arteri

    450.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    70/105

    451. arteriosklerosis Se l ha t i Epitel tubulus ginjal Sel

    retikuloendotelial

    452. Pada subcutis

    453.

    454.

    Xanthoma ; penumpukan sel xanthom yangmenyerupai tumor

    455.

    456.

    457. Penyakit Weber - Christian

    458. Merupakan panniculitis non-supuratif fokaldengan sarang-

    sarang nekrosis aseptik padajaringan lemak Bisa dijumpai pada

    subcutis di nding perutakhirnya bersifat umum (menyeluruh)Penyebab

    be lum diketahu i den gan pasti ,kemungkinan :

    459. Karena kelainan metabolik R a d a n g

    460.

    Mik ro sk o p i s :

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    71/105

    461. Sarang-sarang nekrosis lemak Makrofag berisi lemak Sel-

    sel datiaPembuluh darah

    462.

    463.

    reaksi radang (sebukan PMN, limfosit dansel plasma) Bi la kronis

    464.465. fibrosis dan jaringan parut

    466.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    72/105

    DEFINISI

    Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar

    sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan

    hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.

    Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatanberbagai organ tubuh.

    KELENJAR ENDOKRIN

    Organ utama dari sistem endokrin adalah:

    Hipotalamus

    Kelenjar hipofisa

    Kelenjar tiroid

    Kelenjar paratiroid

    Pulau-pulau pankreas

    Kelenjar adrenal

    Buah zakar

    Indung telur.

    Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.

    Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa

    diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan

    pelepasan hormon hipofisa.

    Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisamengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.

    Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara

    sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.

    Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui

    mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah

    memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat

    pelepasan hormonnya.

    Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa

    diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap

    konsentrasi zat-zat di dalam darah:

    Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan

    asam lemak

    Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat

    Medulla adrenal(bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadapperangsangan langsung dari sistem sarafparasimpatis.

    Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi

    biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin.

    Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat

    pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    73/105

    aliran darah.

    Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas

    pada sistem saraf.

    HORMON

    Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau

    organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.

    Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino

    dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakansteroid, yaitu zat lemak

    yang merupakan derivat dari kolesterol.

    Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat

    luas.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    74/105

    Hormon terikat kepada reseptordi permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara

    hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.

    Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

    Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakandan ciri-ciri seksual

    Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi

    Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalamdarah.

    Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang

    lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.

    Misalnya, TSHdihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi

    kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroiddihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi

    hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel

    pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di

    seluruh tubuh.

    PENGENDALIAN ENDOKRIN

    Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam

    darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.

    Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus

    diatur dalam batas-batas yang tepat.

    Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak ataulebih sedikit hormon.

    Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan

    bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu

    rendah.

    Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di

    kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka

    hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan

    perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.

    Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali

    hipofisa.

    Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang

    memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan

    peningkatan sekresiLHdanFSHoleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon

    estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik

    setiap bulannya.

    Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap

    bioritmikini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ

    memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

    Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    75/105

    Prolaktin(hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan

    kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu

    merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga

    meningkatkan pelepasan oksitosinyang menyebabkan mengkerutnya saluran susu

    sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

    Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah

    kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh

    memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

    Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus

    mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah

    akan turun sampai sangat rendah.

    Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.

    Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari

    dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnyadimengerti.

    HORMON UTAMA

    HormonYg

    menghasilkanFungsi

    AldosteronKelenjar

    adrenal

    Membantu mengatur keseimbangan

    garam & air dengan cara menahan

    garam & air serta membuang kalium

    Hormon

    antidiuretik

    (vasopresin)

    Kelenjar

    hipofisa

    Menyebabkan ginjal menahan air

    Bersama dengan aldosteron,

    membantu mengendalikan tekanan

    darah

    KortikosteroidKelenjar

    adrenal

    Memiliki efek yg luas di seluruh

    tubuh, terutama sebagai:

    Anti peradangan

    Mempertahankan kadar gula darah,

    tekanan darah & kekuatan otot Membantu mengendalikan

    keseimbangan garam & air

    KortikotropinKelenjar

    hipofisa

    Mengendalikan pembentukan &

    pelepasan hormon oleh korteks

    adrenal

    Eritropoietin GinjalMerangsang pembentukan sel darah

    merah

    Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri

    http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Eritropoietin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Eritropoietin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Eritropoietin&inpIndikasi=&go=+go+
  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    76/105

    seksual & sistem reproduksi wanita

    Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah

    Hormon

    pertumbuhan

    Kelenjar

    hipofisa

    Mengendalikan pertumbuhan &perkembangan

    Meningkatkan pembentukan

    protein

    Insulin Pankreas

    Menurunkan kadar gula darah

    Mempengaruhi metabolisme

    glukosa, protein & lemak di seluruh

    tubuh

    LH (luteinizing

    hormone)

    FSH (follicle-

    stimulating

    hormone)

    Kelenjar

    hipofisa

    Mengendalikan fungsi reproduksi(pembentukan sperma & sementum,

    pematangan sel telur, siklus

    menstruasi

    Mengendalikan ciri seksual pria &

    wanita (penyebaran rambut,

    pembentukan otot, tekstur &

    ketebalan kulit, suara dan bahkan

    mungkin sifat kepribadian)

    OksitosinKelenjar

    hipofisa

    Menyebabkan kontraksi otot rahim &

    saluran susu di payudara

    Hormon

    paratiroid

    Kelenjar

    paratiroid

    Mengendalikan pembentukan tulangMengendalikan pelepasan kalsium

    & fosfat

    Progesteron Indung telur

    Mempersiapkan lapisan rahim untuk

    penanaman sel telur yg telah dibuahi

    Mempersiapkan kelenjar susu

    untuk menghasilkan susu

    PolaktinKelenjar

    hipofisa

    Memulai & mempertahankan

    pembentukan susu di kelenjar susu

    Renin &

    angiotensinGinjal Mengendalikan tekanan darah

    Hormon tiroidKelenjar

    tiroid

    Mengatur pertumbuhan, pematangan

    & kecepatan metabolisme

    TSH

    (tyroid-

    stimulating

    hormone)

    Kelenjar

    hipofisa

    Merangsang pembentukan &

    pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    77/105

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    78/105

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Periode saat ini merupakan era penyakit degenerative, karena komunikasi yang

    lebih baik dengan masyarakat barat serta adopsi cara kehidupan barat sehingga

    penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan

    Diabetes Melitus menjadi meningkat. Diantara penyakit degenerative, Diabetes

    Melitus adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat

    jumlahnya dimasa dating. Diabetes Melitus merupakan penyakit menahun yang

    ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal karena glukosa

    darah tidak dapat digunakan oleh tubuh akibat kekurangan hormone insulin atau

    kerja hormon insulin terganggu. Diabetes Melitus sudah merupakan salah satu

    ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.

    Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah

    penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat

    sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun

    2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam

    menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di

    antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Jumlah

    penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat, jumlah pasien

    DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang lebih 150 juta, tahun

    2000= 175,4 juta (1 kali tahun 1994), tahun 2010=279,3 juta (+ 2 kali 1994)

    dan tahun 2020 = 300 juta atau + 3 kali tahun 1994. Di Indonesia atas dasar

    prevalensi + 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994

    adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta.Dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam kurun

    waktu 60 tahun merdeka, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang

    cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun

    meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi masih dipertanyakan dengan

    timbulnya penyakit baru seperti hepatitis B dan AIDS. Dilain pihak penyakit

    menahun yang disebabkan oleh penyakit degenerative diantaranya Diabetes

    Melitus meningkat dengan tajam. Perubahan pola penyakit itu diduga ada

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    79/105

    hubungannya dengan cara hidup yang berubah. Pola makan di kota-kota telah

    bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan kebarat-baratan. Disamping

    itu cara hidup yang sibuk sehingga tidak ada kesempatan untu olahraga. Pola

    hidup beresiko seperti inilah yang menyebabkan tingginya kekerapan penyakit

    DM

    Jumlah pasien Diabetes Melitus dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan dating

    akan sangat meningkat. Dalam rangka mengantisipasi ledakan jumlah pasien DM,

    maka upaya yang paling tepat adalah pencegahan baik secara primer, sekunder

    maupun tersier. Peran profesi seperti dokter, perawat, ahli gisi sangat ditantang

    untuk menekan jumlah pasien DM baik yang sudah terdiagnosis maupun yang

    belum. Selain itu, peran perawat sangan penting sebab perawat harus selalu

    mengkaji setiap respon klinis yang timbul pada pasien DM untuk menentukan

    Asuhan Keperawatan yang tepat bagi pasien DM.

    2. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:

    1. Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas?

    2. Apakah yang dimaksud Diabetes Melitus?

    3. Bagaimana penyebaran penyakit Diabetes Melitus?

    4. Apa sajakah klasifikasi, etiologi, factor resiko, manifestasi klinis penyakit

    Diabetes Melitus?

    5. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Diabetes Melitus?

    6. Bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan medis dari penyakit DM?

    7. Bagaimana komplikasi penyakit Diabetes Melitus?

    8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus?

    3. Tujuan1. Tujuan Umum

    Peserta diskusi diharapkan dapat menerapkan proses keperawatan dalam

    memenuhi kebutuhan klien dengan Diabtes Melitus.

    2. Tujuan Khusus

    Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah:

    1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi pancreas.

    2. Untuk mengetahui yang dimaksud Diabetes Melitus.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    80/105

    3. Untuk mengetahui penyebaran penyakit Diabetes Melitus.

    4. Untuk mengetahui klasifikasi, etiologi, factor resiko, manifestasi klinis

    penyakit Diabetes Melitus?

    5. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Diabetes Melitus?

    6. Untuk mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan medis dari penyakit DM?

    7. Untuk mengetahui komplikasi penyakit Diabetes Melitus?

    8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus?

    1.4 Manfaat

    9. Mendapatkan pengetahuan

    dan pemahaman tentang penyakit DM.

    10. Meningkatkan pemahaman askep pada klien dengan DM.

    11. Mampu memberikan AsKEP professional pada klien dengan DM.

    12. Meningkatkan soft skill perawat dalam memenuhi keb dasar klien dengan DM

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi dan fisiologi Pankreas

    2.1.1 Anatomi Pankreas

    Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni

    untuk menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti

    insulin dan glukagon. Kelenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung

    dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari), strukturnya sangatmirip dengan kelenjar ludah. Jaringan pancreas terdiri atas lobula dari sel sekretori

    yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran-saluran ini mulai dari

    persambungan saluran-saluran kecil dari lobula yang terletak di dalam ekor

    pancreas dan berjalan melalui badannya dari kiri ke kanan.

    (http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835479-pankreas/).

    Panjangnya kira-kira 15 cm dan mengandung sekumpulan sel yang disebut

    kepulauan Langerhans, dinamakan Langerhans atas penemunya, Paul Langerhans

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    81/105

    pada tahun 1869. Pulau Langerhans, terdiri dari dua macam sel yaitu alfa dan

    beta. Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap

    pulau berisi 100 sel beta Sel beta memproduksi insulin sedangkan sel-sel alfa

    memproduksi glucagons, Juga ada sel delta yang mengeluarkan

    somatostatin dan sel polipeptida pankreas yang mensekresi hormon polipeptida

    pankreas.

    Pankreas dibagi menurut bentuknya :

    1. Kepala (kaput) yang paling lebar terletak di kanan rongga abdomen, masuk

    lekukan sebelah kiri duodenum yang praktis melingkarinya.

    2. Badan (korpus) menjadi bagian utama terletak dibelakang lambung dan di

    depan vertebra lumbalis pertama.

    3.Ekor (kauda) adalah bagian runcing di sebelah kiri sampai menyentuh pada

    limpa (lien).

    2. 1.2 Fisiologi Pankreas

    Pankreas disebut sebagai organ rangkap, mempunyai dua fungsi yaitu sebagai

    kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret

    yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan

    karbohidrat; sedangkan endokrin menghasilkan hormon insulin dan glukagon

    yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat. Kedua hormon

    ini langsung masuk dalam peredaran darah dan digunakan untuk mengatur jumlah

    gula dalam darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi

    glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat ketika

    tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hatiakan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai energi

    tambahan.

    Pankreas menghasilkan :

    1. Garam NaHCO3 : membuat suasana basa.

    2. Karbohidrase : amilase ubah amilum maltosa.

    3. Dikarbohidrase : a.maltase ubah maltosa 2 glukosa.

    b.Sukrase ubah sukrosa 1 glukosa + 1 fruktosa.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    82/105

    c.Laktase ubah laktosa 1 glukosa + 1 galaktosa.

    4.lipase mengubah lipid asam lemak + gliserol.

    5.enzim entrokinase mengubah tripsinogen tripsin dan ubah pepton asam

    amino.

    Kepulauan Langerhans

    Membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin, yaitu sebuah homron

    antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan diabetes. Insulin ialah sebuah

    protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencerna protein dan

    karena itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan.

    Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagia pengobatan

    dalam hal kekurangan seperti pada diabetes, ia memperbaiki kemampuan sel

    tubuh untuk mengasorpsi dan menggunakan glukosa dan lemak.

    Pada pankreas paling sedikit terdapat empat peptida dengan aktivitas hormonal

    yang disekresikan oleh pulau-pulau (islets) Langerhans. Dua dari hormon-hormon

    tersebut, insulin dan glukagon memiliki fungsi penting dalam pengaturan

    metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Hormon ketiga, somatostatin

    berperan dalam pengaturan sekresi sel pulau, dan yang keempat polipeptida

    pankreas berperan pada fungsi saluran cerna.

    Hormon Insulin

    Insulin merupakan protein kecil, terdiri dari dua rantai asam amino yang satu

    sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Bila kedua rantai asam amino

    dipisahkan, maka aktivitas fungsional dari insulin akan hilang. Translasi RNA

    insulin oleh ribosom yang melekat pada reticulum endoplasma membentuk

    preprohormon insulin -- melekat erat pada reticulum endoplasma -- membentukproinsulin -- melekat erat pada alat golgi -- membentuk insulin -- terbungkus

    granula sekretorik dan sekitar seperenam lainnya tetap menjadi proinsulin yang

    tidak mempunyai aktivitas insulin.

    Insulin dalam darah beredar dalam bentuk yang tidak terikat dan memilki waktu

    paruh 6 menit. Dalam waktu 10 sampai 15 menit akan dibersihkan dari sirkulasi.

    Kecuali sebagian insulin yang berikatan dengan reseptor yang ada pada sel target,

    sisa insulin didegradasi oleh enzim insulinase dalam hati, ginjal, otot, dan dalam

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    83/105

    jaringan yang lain.

    Reseptor insulin merupakan kombinasi dari empat subunit yang saling berikatan

    bersama oleh ikatan disulfide, 2 subunit alfa ( terletak seluruhnya di luar

    membrane sel ) dan 2 subunit beta ( menembus membrane, menonjol ke dalam

    sitoplasma ). Insulin berikatan dengan subunit alfa -- subunit beta mengalami

    autofosforilasi -- protein kinase -- fosforilasi dari banyak enzim intraselular

    lainnya. (http://dok-tercantik.blogspot.com/2009/01/pankreas-fisiologi.html)

    Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam-asam lemak, dan

    asam-asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam-asam

    lemak, dan asam-asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah. Kedua

    hormon ini bersifat berlawanan dalam efek keseluruhannya dan pada sebagian

    besar keadaan disekresikan secara timbal balik. Insulin yang berlebihan

    menyebabkan hipoglikemia, yang menimbulkan kejang dan koma.

    Defisiensi insulin baik absolut maupun relatif, menyebabkan diabetes melitus,

    suatu penyakit kompleks yang bila tidak diobati dapat mematikan. Defisiensi

    glukagon dapat menimbulkan hipoglikemia, dan kelebihan glukagon

    menyebabkan diabetes memburuk. Produksi somatostatin yang berlebihan oleh

    pankreas menyebabkan hiperglikemia dan manifestasi diabetes lainnya.

    A. Sintesis Insulin

    1. Insulin disintesis oleh sel-sel beta, terutama ditranslasikan ribosom yang

    melekat pada retikulum endoplasma (mirip sintesis protein) dan menghasilkan

    praprohormon insulin dengan berat molekul sekitar 11.500.

    2. Kemudian praprohormon diarahkan oleh rangkaian "pemandu" yang bersifathidrofibik dan mengandung 23 asam amino ke dalam sisterna retikulum

    endoplasma.

    Struktur kovalen insulin manusia

    1. Di retikulum endoplasma, praprohormon ini dirubah menjadi proinsulin dengan

    berat molekul kira-kira 9000 dan dikeluarkan dari retikulum endoplasma.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    84/105

    2. Molekul proinsulin diangkut ke aparatus golgi, di sini proteolisis serta

    pengemasan ke dalam granul sekretorik dimulai.

    3. Di aparatus golgi, proinsulin yang semua tersusun oleh rantai Bpeptida (C)

    penghubungrantai A, akan dipisahkan oleh enzim mirip tripsin dan enzim mirip

    karboksipeptidase.

    4. Pemisahan itu akan menghasilkan insulin heterodimer (AB) dan C peptida.

    Peptida-C dengan jumlah ekuimolar tetap terdapat dalam granul, tetapi tidak

    mempunyai aktivitas biologik yang diketahui.

    (http://bigworld027.wordpress.com/2009/02/18/pankreas-sebagai-pengatur-kadar-

    gula-darah/

    )

    B. Sekresi Insulin

    Sekresi insulin merupakan proses yang memerlukan energi dengan melibatkan

    sistem mikrotubulus-mikrofilamen dalam sel B pada pulau Lengerhans. Sejumlah

    kondisi intermediet turut membantu pelepasan insulin :

    1. Glukosa: apabila kadar glukosa darah melewati ambang batas normalyaitu

    80-100 mg/dLmaka insulin akan dikeluarkan dan akan mencapai kerja maksimal

    pada kadar glukosa 300-500 mg/dL.

    2. Dalam waktu 3 sampai 5 menit sesudah terjadi peningkatan segera kadar

    glukosa darah, insulin meningkat sampai hampir 10 kali lipat. Keadaan ini

    disebabkan oleh pengeluaran insulin yang sudah terbentuk lebih dahulu oleh sel

    beta pulau langerhans pancreas. Akan tetapi, kecepatan sekresi awal yang tinggi

    ini tidak dapat dipertahankan, sebaliknya, dalam waktu 5 sampai 10 menit

    kemudian kecepatan sekresi insulin akan berkurang sampai kira-kira setengah dari

    kadar normal.3. Kira-kira 15 menit kemudian, sekresi insulin meningkat untuk kedua kalinya,

    sehingga dalam waktu 2 sampai 3 jam akan mencapai gambaran seperti dataran

    yang baru, biasanya pada saat ini kecepatan sekresinya bahkan lebih besar

    daripada kecepatan sekresi pada tahap awal. Sekresi ini disebabkan oleh adanya

    tambahan pelepasan insulin yang sudah lebih dahulu terbentuk dan oleh adanya

    aktivasi system enzim yang mensintesis dan melepaskan insulin baru dari sel.

    4. Naiknya sekresi insulin akibat stimulus glukosa menyebabkan meningkatnya

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    85/105

    kecepatan dan sekresi secara dramatis. Selanjutnya, penghentian sekresi insulin

    hampir sama cepatnya, terjadi dalam waktu 3 sampai 5 menit setelah pengurangan

    konsentrasi glukosa kembali ke kadar puasa.

    5. Peningkatan glukosa darah meningkatkan sekresi insulin dan insulin

    selanjutnya meningkatkan transport glukosa ke dalam hati, otot, dan sel lain,

    sehingga mengurangi konsentrasi glukosa darah kembali ke nilai normal.

    2. Asam amino ( arginin dan lisin )

    amino sewaktu tidak ada peningkatan kadar glukosa darah insulin sedikit saja.a.

    Pemberian asam peningkatan sekresi

    b. Bila pemberian insulin pada saat terjadi sekresi insulin yang diinduksi oleh

    glukosa dapat peningkatan glukosa darah berlipat ganda saat kelebihan asam

    amino.

    c. Jadi, asam amino sangat memperkuat rangsangan glukosa terhadap sekresi

    insulin. Tampaknya perangsangan sekresi insulin oleh asam amino merupakan

    respons yang sangat bermakna sebab insulin sendiri sebaliknya meningkatkan

    pengangkutan asam amino ke dalam sel jaringan demikian juga meningkatkan

    pembentukan protein intraselular. Sehingga hal ini menyebabkan insulin sangat

    berguna untuk pemakaian asam amino yang berlebihan.

    Faktor Hormonal: ada beberapa hormon yang meningkatkan insulin dalam

    darah, yaitu epinefrin (meningkatkan cAMP intrasel), kortisol, laktogen plesenta,

    esterogen dan progestatin.

    Preparat Farmakologi: banyak obat merangsang sekresi insulin, tetapi preparat

    yang digunakan paling sering untuk terapi diabetes pada manusia adalah senyawa

    sulfaonilurea.

    Faktor lain yang dapat merangsang sekresi insulin

    1. Asam amino

    Yang paling berpengaruh arginin dan lisin. Apabila pemberian asam amino

    dilakukan pada tidak ada peningkata glukosa darah, hanya menyebabkan

    peningkatan sekresi insulin sedikit saja. Apabila pemberian ini dilakukan ketika

    terjadi peningkatan glukosa darah maka terjadi hipersekresi dari insulin.

    Tampaknya perangsangan insulin oleh asam amino merupakan respon yang sangat

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    86/105

    bermakna sebab insulin sendiri sebaliknya meningkatkan pengangkutan asam

    amino kedalam sel-sel jaringan demikian juga meningkatkan pembentukan protein

    intraselular. Jadi insulin sangat berguna untuk pemakaian asam amino yang

    berlebih dalam cara yang sama bahwa insulin penting bagi penggunaan

    karbohidrat. Jadi asam amino ini dapat memperkuat rangsangan glukosa terhadap

    sekresi insulin.

    2. Hormon gastrointestinal

    Campuran beberapa hormon yang pencernaan yang penting gastrin,sekretin,

    kolesistokinin, dan peptida penghambat asam lambung (yang tampaknya

    merupakan hormon terkuat yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan) akan

    meningkatkan sekresi insulin dalam jumlah banyak. Hormon ini dilepaska ketika

    setelah makan. Selanjutnya hormon ini akan menyebabkan antisipasi insulin

    dalam darah yang merupakan suatu persiapan agar glukosa dan asam amino dapat

    diabsorbsi. Hormon ini bekerja sama dengan asam amino yaitu meningkatkan

    sensitivitas respon insulin untuk meningkatkan glukosa darah, yang hampir

    mengdakan kecepatan sekresi insulin bersamaan dengan naiknya glukosa darah.

    3. Hormon lain dan sistem saraf otonom

    Hormon-hormon yang dapat meningkatkan sekresi insulin : glukagon, hormon

    pertumbuhan, kortisol, dan yang lebih lemah adalah progesteron dan estrogen

    .pemanjangan sekresi hormon insulindalam jumlah besar kadang dapat

    menyebabkan sel beta mengalami kelelahan dan dapat menyebabkan diabetes.

    Pada beberapa keadaan, perangsangan saraf parasimpatis dan saraf simpatis

    terhadap pankreas juga meningkatkan sekresi insulin.

    C. Mekanisme kerja dan metabolisme insulin

    Insulin merupakan hormon yang berfungsi sebagai second messenger yang

    merangsang dengan potensial listrik. Beberapa peristiwa yang terjadi setelah

    insulin berikatan dengan reseptor membran:

    1. Terjadi perubahan bentuk reseptor.

    2. Reseptor akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat.

    3. Reseptor diinternalisasi.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    87/105

    4. Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Setelah peristiwa tersebut, glukosa akan

    masuk ke dalam sel dan membentuki glikogen.

    Insulin yang telah terpakai maupun yang tidak terpakai, akan dimetabolisme. Ada

    dua mekanisme untuk metabolisme insulin:

    1. Melibatkan enzim protese spesifik-insulin yang terdapat pada banyak jaringan,

    tetapi banyak terdapat pada hati, ginjal, dan plasenta.

    2. Melibatkan enzim hepatik glutation-insulin transhidrogenase, yang mereduksi

    ikatan disulfida, dan kemudian rantai A dan B masing-masing diuraikan dengan

    cepat.

    D. Fungsi Insulin

    Fungsi spesifik dari hormon insulin adalah untuk menstimulasi proses

    glikogenesis, lipogenesis, dan sintesis protein.

    E. Efek perangsangan insulin

    Setelah insulin berikatan dengan membrane reseptornya -- sel tubuh sangat

    permeable terhadap glukosa -- glukosa masuk dengan cepat dalam sel -- di dalam

    sel, glukosa dengan cepat difosforilasi -- menjadi zat yang diperlukan untuk

    fungsi metabolisme karbohidrat. Peningkatan transport glukosa -- karena

    penyatuan berbagai vesikel intraselular dengan membrane sel -- vesikel ini sendiri

    membawa molekul membrane protein transport glukosanya .Hal ini terutama

    terjadi pada sel otot dan sel lemak tetapi tidak terjadi pada sebagian besar sel

    neuron dalam otak. Bila tidak ada insulin, vesikel ini terpisah dari membrane sel --

    bergerak kembali ke dalam sel.

    Membrane sel lebih permeable terhadap asam amino, ion kalium, ion fosfat --

    meningkatkan permeabilitas membrane terhadap glukosa.

    Perubahan kecepatan translasi mRNA pada ribosom dan perubahan kecepatantranskripsi DNA dalam inti sel.

    o Efek Insulin Terhadap Metabolisme Karbohidrat

    Jaringan otot bergantung pada asam lemak untuk energinya karena membrane

    otot istirahat yang normal sedikit permeable terhadap glukosa kecuali dirangsang

    oleh insulin

    Otot akan menggunakan sejumlah glukosa selama kerja fisik sedang atau berat

    dan selama beberapa jam setelah makan karena sejumlah besar insulin

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    88/105

    disekresikan.

    Setelah makan -- glukosa darah naik -- insulin naik -- penyimpanan glukosa

    dalam bentuk glikogen dalam hati, otot, dan sel jaringan lainnya.

    .Glikogen ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang besar dan

    singkat dalam rangka menyediakan ledakan energi anaerobic melalui pemecahan

    glikolitik dari glikogen menjadi asam laktat dalam keadaan tidak ada oksigen.

    Insulin meningkatkan kecepatan transport glukosa dalam sel otot yang sedang

    istirahat paling sedikit 15 kali lipat.

    Insulin menyebabkan sebagian besar glukosa diabsorbsi sesudah makan --

    kemudian disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen -- sehingga konsentrasi

    glukosa darah menurun -- sekresi insulin menurun -- glikogen dalam hati dipecah

    menjadi glukosa -- dilepaskan kembali dalam darah -- untuk menjaga konsentrasi

    glukosa darah tidak terlalu rendah.

    Insulin menghambat fosforilase hati -- sehingga mencegah pemecahan glikogen

    dalam sel hati.

    Insulin meningkatkan pemasukan glukosa dari darah oleh sel hati --

    meningkatkan aktivitas enzim glukokinase -- glukosa terjerat sementara dalam sel

    hati.

    Insulin meningkatkan aktivitas enzim yang meningkatkan sintesis glikogen (

    enzim glikogen sintetase ).

    Kadar glukosa darah turun -- insulin turun -- menghentikan sintesis glikogen

    dalam hati, mencegah ambilan glukosa oleh hati dari darah -- enzim fosforilase

    aktif -- pemecahan glikogen menjadi glukosa fosfat -- oleh enzim glukosa fosfat,

    radikal fosfat lepas dari glukosa -- glukosa masuk darah.

    Bila jumlah glukosa yang masuk dalam hati hati lebih banyak daripada jumlahyang dapat disimpan sebagai glikogen / digunakan untuk metabolisme sel

    hepatosit setempat -- insulin memacu pengubahan semua kelebihan glukosa

    menjadi asam lemak yang dibentuk sebagai trigliserida dalam bentuk LDL dan

    ditranspor dalam bentuk LDL melalui darah menuju jaringan adipose --yang

    ditimbun sebagai lemak.

    Insulin menghambat glukoneogenesis -- dengan menurunkan jumlah dan

    aktivitas enzim hati yang dibutuhkan untuk glukoneogenesis -- hal ini disebabkan

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    89/105

    oleh kerja insulin yang menurunkan pelepasan asam amino dari otot dan jaringan

    ekstra hepatic lainnya.

    Sel otak bersifat permeable terhadap glukosa walaupun tanpa insulin

    Jika kadar glukosa rendah -- terjadi renjatan hipoglikemik -- ditandai dengan

    iritabilitas saraf progresif -- penderita pingsan, kejang, koma.

    o Efek Insulin Terhadap Metabolisme Protein

    o Insulin menyebabkan pengangkutan secara aktif asam amino dalam sel. Insulin

    bersama GH meningkatkan pemasukan asam amino dalam sel. Akan tetapi, asam

    amino yang dipengaruhi bukanlah asam amino yang sama.

    o Insulin meningkatkan translasi mRNA pada ribosom -- terbentuk protein baru.

    Insulin dapat "menyalakan" mesin ribosom.

    o Insulin meningkatkan kecepatan transkripsi DNA dalam inti sel -- jumlah RNA

    naik -- sintesis protein.

    o Insulin menghambat proses katabolisme protein -- mengurangi pelepasan asam

    amino dari sel dan mengurangi pemecahan protein oleh lisosom sel.

    o Insulin menekan kecepatan glukoneogenesis -- dengan mengurangi aktivitas

    enzim.

    o Tidak ada insulin -- penyimpanan protein terhenti -- katabolisme protein

    meningkat -- sintesis protein terhenti -- asam amino tertimbun dalam plasma --

    konsentrasi asam amino plasma naik.

    o Digunakan sebagai sumber energi dalam proses glukoneogenesis. Pemecahan

    asam amino ini meningkatkan eskresi ureum dalam urin.

    Efek Insulin Terhadap Metabolisme Lemak

    o Pengaruh jangka panjang kekurangan insulin menyebabkan aterosklerosis hebat,

    serangan jantung, stroke, penyakit vascular lainnya.

    o Insulin meningkatkan pemakaian glukosa dan mengurangi pemakaian lemak,

    sehingga berfungsi sebagai penghemat lemak.

    o Insulin meningkatkan pembentukan asam lemak. Sintesis lemak dalam sel hati

    dan ditranspor dari hati melalui darah dalam bentuk lipoprotein menuju jaringan

    adipose untuk disimpan.

    o Factor yang mengarah pada peningkatan sintesis asam lemak dalam hati

    meliputi:

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    90/105

    o Insulin meningkatkan pengangkutan glukosa dalam hati. Sesudah konsentrasi

    glikogen dalam hati meningkat 5 sampai 6 persen, glikogen ini akan menghambat

    sintesisnya sendiri. Seluruh glukosa tambahan dipakai untuk membentuk lemak.

    Glukosa dipecah menjadi piruvat melalui jalur glkolisis, dan piruvat ini

    selanjutnya diubah menjadi asetil ko-A, merupakan substrat asal untuk sintesis

    asam lemak.

    o Kelebihan ion sitrat dan ion isositrat terbentuk oleh siklus asam sitrat bila

    pemakaian glukosa untuk energi ini berlebihan. Ion ini mempunyai efek langsung

    dalam mengaktifkan asetil ko-A karboksilase, yang dibutuhkan untuk proses

    karboksilasi asetil ko-A untuk membentuk malonil ko-A, tahap pertama sintesis

    asam lemak.

    disintesismembentuk trigliserida o Asam lemak dilepaskan dari sel dalam hati

    sendiri hati dalam darah dalam bentuk lipoprotein. Insulin mengaktifkan

    lipoprotein lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak yang kemudian

    diabsorbsi dalam sel lemak dan diubah kembali menjadi trigliserida untuk

    disimpan.

    o Insulin mempunyai 2 efek penting untuk menyimpan lemak dalam sel lemak:

    o Insulin menghambat kerja lipase sensitive hormone sehingga pelepasan asam

    lemak dari jaringan adipose ke dlaam sirkulasi darah terhambat.

    o Insulin meningkatkan pengangkutan glukosa melalui membrane sel dalam sel

    lemak. Glukosa ini dipakai untuk sintesis sedikit asam lemak.Yang lebih penting,

    glukosa dipakai untuk membentuk alfa gliserol fosfat. Bahan ini menyediakan

    gliserol berikatan dengan asam lemak membentuk trigliserida yang disimpan

    dalam sel lemak. Jika tidak ada insulin, penyimpanan asam lemak yang diangkut

    dari hati dalam bentuk lipoprotein hampir dihambat.

    o Tidak ada insulin -- enzim lipase sensitive hormone aktif -- hidrolisis trigliserida

    yang disimpan dalam hati -- melepaskan asam lemak+gliserol dalam darah --

    konsentrasi asam lemak dalam darah naik -- dijadikan sumber energi utama bagi

    seluruh jaringan tubuh selain otak. Asam lemak yang berlebihan dalam plasma

    meningkatan pengubahan asam lemak menjadi fosfolipid+kolesterol. Konsentrasi

    kolesterol yang tinggi inilah yang mempercepat perkembangan aterosklerosis

    pada penderita diabetes yang parah.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    91/105

    o Tidak ada insulin -- kelebihan asam lemak dalam sel hati -- mekanisme

    pengangkutan karnitin --mengangkut asam lemak dalam mitokondria sangat aktif

    -- dalam mitokondria, asam lemak melapas asetil ko-A -- asam asetoasetat --

    dilepaskan dalam sirkulasi darah -- sel perifer --asetil ko-A -- energi. Perlu

    diingat, tidak semua asam asetoasetat dapat dimetabolisme di jaringan perifer

    karena jumlahnya yang banyak. Keadaan ini menyebabkan keadaan asidosis

    cairan tubuh yang berat. Asam asetoasetat diubah menjadi asam beta

    hidroksibutirat dan aseton. Ketiganya merupakan badan keton yang dapat

    menimbulkan ketosis. Sedangkan, asam aetoasetat dan asam beta hidroksibutirat

    menyebabkan asidosis -- koma -- kematian.

    2.3 Epidemiologi

    Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah

    penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat

    sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun

    2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam

    menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di

    antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.

    Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari

    dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing

    manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang

    diabetes terutama gejala-gejalanya.

    Diabetes Meletus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12

    juta orang, tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes meletus sudah terdiagnosis

    sisanya tidak terdiagnosis. Di Amerikas Serikat, kurang lebih 650.000 kasus

    diabetes baru di diagnosis setip tahunnya. (Healthy People, 1990). Jumlahpenderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat, jumlah pasien

    DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang lebih 150 juta, tahun

    2000= 175,4 juta (1 kali tahun 1994), tahun 2010=279,3 juta (+ 2 kali 1994)

    dan tahun 2020 = 300 juta atau + 3 kali tahun 1994. Di Indonesia atas dasar

    prevalensi + 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994

    adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta.

    2.4 Klasifikasi Diabetes Melitus

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    92/105

    Klasifikasi Diabetes melitus dan penggolongan intoleransi glukosa yang lain:

    1. Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

    Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel langerhans yang berhubungan

    dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulitis

    fenomena autoimun (cenderung ketosis dan terjadi pada semua usia muda).

    Kelainan ini terjadi karena kelainan kerusakan sistem imunitas (kekebalan tubuh)

    yang kemudian merusak sel-sel pulau langerhans di pangkreas. Kelainan ini

    berdampak pada penurunan produksi insulin.

    2. Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

    Yaitu diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua

    umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada kecendrungan familiar,

    mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik selama stres.

    3. Diabetes Melitus tipe yang lain

    Yaitu Diabetes melitu yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

    hiperglikemik terjadi karena penyakit lain; penyakit pankreas, hormonal, obat atau

    bahan kimia, endokrinopati, kelainan reseptor insulin dan sindroma genetik

    tertentu.

    4. Impared Glukosa Tolerance (gangguan toleransi glukosa)

    Kadar glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi diabetes atau menjadi

    normal atau tetap tidak berubah.

    5. Gestasional Diabetes Melitus (GDM)

    Yaitu intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan. Dalam kehamilan terjadi

    perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemanasan

    makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Menjelang aterm kebutuhan insulin

    meningkat sehingga mencapai tiga kali lipat dari keadaan normal. Bila ibu tidakmampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin maka

    mengakibatkan hiperglikemia.

    2.5 Etiologi

    2.5.1 Diabetes Melitus Tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin / IDDM)

    Disebabkan karena destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    93/105

    absolut. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan 2 hal yaitu :

    1. Otoimun

    Disebabkan kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta

    pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada

    tubuh. Ditemukan beberapa petanda imun (immune markers) yang menunjukkan

    pengrusakan sel beta pankreas untuk mendeteksi kerusakan sel beta, seperti "islet

    cell autoantibodies (ICAs), autoantibodies to insulin (IAAs), autoantibodies to

    glutamic acid decarboxylase (GAD). )", dan antibodies to tyrosine phosphatase

    IA-2 and IA-2.

    2. Idiopatik

    Sebagian kecil diabetes melitus tipe 1 penyebabnya tidak jelas (idiopatik).

    Diabetes Melitus Tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin / NIDDM)

    Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

    relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi

    insulin. Diabetes melitus tipe-2 merupakan jenis diabetes melitus yang paling

    sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dan semua penderita

    diabetes melitus di Indonesia. Sebagian besar diabetes tipe-2 adalah gemuk (di

    negara barat sekitar 85%, di Indonesia 60%), disertai dengan resistensi insulin,

    dan tidak membutuhkan insulin untuk pengobatan. Sekitar 50% penderita sering

    tidak terdiagnosis karena hiperglikemi meningkat secara perlahan-lahan sehingga

    tidak memberikan keluhan. Walaupun demikian pada kelompok diabetes melitus

    tipe-2 sering ditemukan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler, bahkan

    tidak jarang ditemukan beberapa komplikasi vaskuler sekaligus.

    2.5.2 Diabetes Melitus Tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin

    NIDDM)

    Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

    relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi

    insulin. Diabetes melitus tipe-2 merupakan jenis diabetes melitus yang paling

    sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dan semua penderita

    diabetes melitus di Indonesia. Sebagian besar diabetes tipe-2 adalah gemuk (di

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    94/105

    negara barat sekitar 85%, di Indonesia 60%), disertai dengan resistensi insulin,

    dan tidak membutuhkan insulin untuk pengobatan. Sekitar 50% penderita sering

    tidak terdiagnosis karena hiperglikemi meningkat secara perlahan-lahan sehingga

    tidak memberikan keluhan. Walaupun demikian pada kelompok diabetes melitus

    tipe-2 sering ditemukan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler, bahkan

    tidak jarang ditemukan beberapa komplikasi vaskuler sekaligus.

    (Slamet Suyono, 2006)

    2.6 Faktor Resiko

    Penyebab resistensi insulin pada diabetes melius menurut Sujono Riyadi dalam

    bukunya Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan eksokrin dan

    endokrin pada pancreas tidak begitu jelas tetapi faktor yang banyak berperan

    antara lain:

    1. Kelainan Genetik

    Diabetes dapt menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini

    terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut diinformasikan pada

    gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin.

    2. Usia

    Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis

    menurun dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada

    penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.

    1. Gaya Hidup Stres

    Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang

    kaya pengawet, lemak serta gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerjapankreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan

    kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan pada kerja pankreas.

    Beban pangkreas yang berat akan berdampak pada penurunan insulin.

    2. Pola Makan yang Salah

    Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko diabetes.

    Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan obesitas meningkatkan gangguan

    kerja atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    95/105

    terlambat juga akan berperanan pada ketidakstabilan kerja pankreas.

    3. Obesitas

    Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan

    berpengaruh pada penurunan hormon insulin.

    4. Infeksi

    Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-sel

    pankreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi pankreas.

    (Sujono Riyadi, 2008)

    2.7 Patofisiologi

    Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi fenomena autoimun yang ditentukan secara

    genetik dengan gejala yang akhirnya menuju proses bertahap perusakan

    imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Tipe diabetes ini berkaitan dengan

    tipe histokompabilitas (Human Leucocyt Antigen/HLA) spesifik. Tipe gen

    histokompabilitas ini adalah yang memberi kode pada protein yang berperan

    penting dalam interaksi monosit-limfosit. Protein ini mengatur respon sel T yang

    merupakan bagian normal dari sistem imun. Jika terjadi kelainan, fungsi limfosit

    T yang terganggu akan berperan penting dalam patogenesis perusakan pulau

    langerhans. Sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 berkaitan dengan kelainan

    sekresi insulin, serta kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari

    sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Pada tipe ini terdapat kelainan dalam

    pengikatan insulin dengan reseptor yang disebabkan oleh berkurangnya tempat

    reseptor pada membran sel yang selnya responsif terhadap insulin atau akibat

    ketidakabnormalan reseptor intrinsik insulin. Akibatnya, terjadi penggabungan

    abnornmal antara komplek reseptor insulin dengan sistem transpor glukosa.

    Ketidakabnormalan posreseptor ini dapat menggangu kerja insulin. (Sylvia APrice:2006)

    Jadi sebagian besar patologi Diabetes melitus dapat dihubungkan dengan efek

    utama kekurangan insulin. Keadaan patologi tersebut akan berdampak

    hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan starvasi seluler.

    1. Hiperglikemia

    Dalam keadaan insulin normal asupan glukosa dalam tubuh akan difasilitasi oleh

    insulin untuk masuk ke dalam sel tubuh. Glukosa ini kemudian diolah menjadi

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    96/105

    bahan energi. Apabila bahan energi yang dibutuhkan masih ada sisa akan

    disimpan dalam bentuk glukogen dalam hati dan sel-sel otot proses glikogenesis

    (pembentukan glikogen dari unsur glukosa ini dapat mencegah hiperglikemia).

    Pada penderita diabetes melitus proses ini tidak dapat berlangsung dengan baik

    sehingga glukosa banyak menumpuk di darah (hiperglikemia).

    2. Hiperosmolaritas

    Pada penderita diabetes melitus hiperosmolaritas terjadi karena peningkatan

    konsentrasi glukosa dalam darah. Peningkatan glukosa dalam darah akan

    berakibat terjadinya kelebihan ambang pada ginjal untuk mengabsorbsi dan

    memfiltrasi glukosa. Kelebihan ini kemudian menimbulkan efek pembuangan

    glukosa melalui urin (glukosuria). Ekresi molekul glukosa yang aktif secara

    osmosis akan menyebabkan kehilangan sebagian besar air (diuresis osmotik) dan

    berakibat peningkatan volume air (poliuria).

    3. Starvasi Seluler

    Starvasi seluler merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena

    glukosa sulit masuk padahal disekeliling sel banyak glukosa. Dampak dari

    starvasi seluler ini terjadi proses kompensasi seluler untuk tetap mempertahankan

    fungsi sel antara lain:

    1. Defisiensi insulin gagal untuk melakukan asupan glukosa bagi jaringan-

    jaringan peripheral yang tergantung pada insulin (otot rangka dan jaringan lemak).

    Jika tidak terdapat glukosa, sel-sel otot memetabolisme cadangan glikogen yang

    mereka miliki untuk dibongkar menjadi glukosa dan energi mungkin juga

    menggunakan asam lemak bebas (keton). Kondisi ini ini berdampak pada

    penurunan massa otot, kelemahan otot dan rasa mudah lelah.

    2. Strarvasi seluler juga akan mengakibatkan peningkatan metabolisme proteindan asam amino yang digunakan sebagai substrat yang diperlukan untuk

    glukoneogenesis dalam hati. Proses ini akan menyebabkan penipisan simpanan

    protein tubuh karena unsur nitrogen (sebagai unsur pembentuk protein) tidak

    digunakan kembali untuk semua bagian tetapi diubah menjadi urea dalam hepar

    dan dieksresikan melalui urin. Depresi protein akan berakibat tubuh menjadi

    kurus, penurunan resistensi terhadap infeksi dan sulitnya pengembalian jaringan

    yang rusak.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    97/105

    3. Starvasi juga akan berdampak peningkatan mobilisasi lemak (lipolisis) asam

    lemak bebas. Trigliserida dan gliserol yang meningkat bersirkulasi dan

    menyediakan substrat bagi hati untuk proses ketogenesis yang digunakan untuk

    melakukan aktivitas sel.

    4. Starvasi juga akan meningkatkan mekanisme penyesuaian tubuh untuk

    meningkatkan pemasukan dan munculnya rasa ingin makan (polifagi).

    (Sujono Riyadi, 2008)

    2.8 WOC (Terlampir)

    2.9 Manifestasi Klinis

    Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang

    tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan

    sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air

    tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal

    menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering

    berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

    Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak

    minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita

    mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita

    seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

    Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya

    ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol

    lebih peka terhadap infeksi.

    Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatanpenderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan.

    Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan.

    Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa

    berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan

    ketoasidosis diabetikum. Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena

    sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini

    mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    98/105

    keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah

    menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa

    haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama

    pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha

    untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau

    aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang

    menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai

    menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis jika

    mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat

    infeksi, kecelakann atau penyakit yang serius.

    Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa

    tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa

    sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar

    gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat

    stres, misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami

    dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan

    suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik - hiperosmolar non-ketotik.

    (http://www.mail-archive.co/[email protected]/msg00070-html)

    2.10 Komplikasi

    1. Komplikasi yang bersifat akut

    1. Koma Hiplogikemia

    Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat-obatan diabetic yang melebihi

    dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah. Glukosayang ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk ke dalam sel.

    2. Ketoasidosis

    Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber alternatif

    untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada glukosa maka benda-benda

    keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan residu

    pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang mengakibatkan asidosis.

    3. Koma hiperosmolar nonketotik

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    99/105

    Koma ini terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel karena

    banyak diekresi lewat urin.

    2. Komplikasi yang bersifat kronik

    1. Makroangipati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung,

    pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak. Perubahan pada pembuluh darah

    besar dapat mengalami atherosclerosis sering terjadi pada DMTII/NIDDM.

    Komplikasi makroangiopati adalah penyakit vaskuler otak, penyakit arteri

    koronaria dan penyakit vaskuler perifer.

    2. Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetika,

    nefropati diabetic. Perubahan-perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan

    penebalan dan kerusakan membran diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar.

    Terjadi pada penderita DMTI/IDDM yang terjadi neuropati,nefropati, dan

    retinopati.

    Nefropati terjadi karena perubahan mikrovaskuler pada struktur dan fingsi ginjal

    yang menyebabkan komplikasi pada pelvis ginjal. Tubulus dan glomerulus

    penyakit ginjal dapat berkembang dari proteinuria ringan ke ginjal.

    Retinopati adalah adanya perubahan dalam retina karena penurunan protein dalam

    retina. Perubahan ini dapat berakibat gangguan dalam penglihatan.

    Retinopati mempunyai dua tipe yaitu:

    1. Retinopati back graund dimulai dari mikroneuronisma di dalam pembuluh

    retina menyebabkan pembentukan eksudat keras.

    2. Retinopati proliferasi yang merupakan perkembangan lanjut dari retinopati

    back ground, terdapat pembentukan pembuluh darah baru pada retina akan

    berakibat pembuluh darah menciut dan menyebabkan tarikan pada retina dan

    perdarahan di dalam rongga vitreum. Juga mengalami pembentukan katarak yangdisebabkan oleh hiperglikemi yang berkepanjangan menyebabkan pembengkakan

    lensa dan kerusakan lensa.

    3. Neuropati diabetika

    Akumulasi orbital didalam jaringan dan perubahan metabolik mengakibatkan

    fungsi sensorik dan motorik saraf menurun kehilangan sensori mengakibatkan

    penurunan persepsi nyeri.

    4. Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    100/105

    5. Kaki diabetik

    Perubahan mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati menyebabkan

    perubahan pada ekstremitas bawah. Komplikasinya dapat terjadi gangguan

    sirkulasi, terjadi infeksi, gangren, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf

    sensorik dapat menunjang terjadinya trauma atau tidak terkontrolnya infeksi yang

    mengakibatkan gangren.

    2.11 Pencegahan

    Jumlah pasien diabetes mellitus dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan datang

    akan sangat meningkat akibat peningkatan kemakmuran, perubahan pola

    demografi dan urbanisasi. Di samping itu juga karena pola hidup yang akan

    berubah menjadi pola hidup beresiko. Mengingat jumlah pasien yang akan

    membengkak dan besarnya biaya perawatan pasien diabetes yang terutama

    disebabkan oleh karena komplikasinya, maka upaya yang paling baik adalah

    pencegahan .pencegahan adalah upaya yang harus dilaksanakan sejak dini, baik

    pencegahan primer, sekunder maupun tersier dengan melibatkan berbagai pihak

    yang terkait seperti pemerintah, LSM, dan lain-lain.

    Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan pada diabetes ada tiga jenis atau

    tahap yaitu:

    1. Pencegahan primer

    Semua aktivitas yang ditunjukan untuk mencegah timbulnya hiperglikemia pada

    individu yang berisiko untuk jadi diabetes atau pada populasi umum.

    Pencegahan ini adalah cara yang paling sulit karena yang menjadi sasaran adalah

    orang-orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat. Cakupanya menjadi

    sangat luas. Semua pihak harus mempropagandakan pola hidup sehat dan

    menghindaripola hidup berisiko. Menjelaskan kepada masyarakat bahwamencegah penyakit jauh lebih baik daripada mengobatinya. Kampaye makanan

    sehat dengan pola tradisional yang mengandung lemak rendah atau pola makanan

    seimbang adalah alternative terbaik dan harus mulai ditanamkan pada anak-anak

    sekolah sejak taman kanak-kanak.

    Selain makanan juga cara hidup berisiko lainnya harus dihindari. Jaga berat badan

    agar tidak gemuk, denagn olah raga teratur. Dengan menganjurkan olah raga

    kepada kelompok risiko tinggi, misalnya anak-anak pasien diabetes.

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    101/105

    2. Pencegahan sekunder

    Menemukan pengidap DM sedini mungkin, misalnya dengan tes penyaringan

    terutama pada populasi risiko tinggi. Dengan demikian pasien diabetes yang

    sebellumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring, hingga dengan demikian dapat

    dilakukan upaya untuk merncegah komplikasi atau kalaupun sudah ada

    komplikasi masih reversible.

    Mencegah timbulnya komplikasi, menurut logika lebih mudah karena populasinya

    lebih kecil, yaitu pasien DM yang sudah diketahui dan sudah berobat, tetapi

    kenyataannya tidak demikian. Tidak mudah memotivasi pasien untuk berobat

    teratur, dan menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak bisa sembuh. Syrat

    untuk mencegah komplikasi adalahkadar glukosa darah harus selalu terkendali

    mendekati nangka normal sepanjang hari sepanjang tahun. Di samping itu tekanan

    darah dan kadar lipid juga harus normal. Dan supaya tidak ada resistensi insulin,

    dalam upaya pengendalian kadar glukosa darah dan lipit itu harus diutamakan

    cara-car nonfarmakologis dahulu secara maksimal, misalnya dengan diet dan olah

    raga, tidak merokok dan lain-lain.bila tidak berhasil baru menggunakan obat baik

    oral maupun insulin.

    Pada pencegahan sekunder pun, penyuluhan tentang perilaku sehat seperti pada

    pencegahan primer harus dilaksanakan, ditambah dengan peningkatan pelayanan

    kesehatan primer di pusat-pusat pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit kelas

    A sampai ke unit paling depan yaitu puskesmas. Di samping itu juga diperlukan

    penyuluhan kepada pasien dan keluarganya tentang berbagai hal mengenai

    penatalaksanaan dan pencegahan komplikasi. Usaha ini akan lebih berhasil bila

    cakupan pasien DM juga luas , artinya selain pasien DM yang selama ini sudah

    berobat juga harus dapat mencakup pasien DM yang belum berobat atauterdiagnosis, misalnya kelompok penduduk dengan risiko tingi.

    3. Pencegahan tersier

    Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi itu.

    Upaya ini meliputi:

    1. Mencegah timbulnya komplikasi

    2. Mencegah progesi dari pada komplikasi untuk tidak menjurus kepada penyakit

    organ dan kegagalan organ

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    102/105

    3. Mencegah kecacatan tubuh

    Dalam upaya ini diperlukan kerja sama yang baik sekali baik antara dokter ahli

    diabetes dengan dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya.dalam hal peran

    penyuluhan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk

    mengendalikan komplikasinya.

    Strategi Pencegahan

    Dalam menyelenggarakan upaya pencegahan ini diperlukan suatu strategi yang

    efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil yang meksimal, ada 2 macam strategi

    untuk dijalankan antara lain:

    1. Pendekatan populasi/masyarakat (population/community approach)

    Semua upaya yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat umum. Yang

    dimaksud adalah mendidik masyarakat agar menjalankan cara hidup sehat dan

    menghindari cara hidup berisiko. Upaya ini ditujukan tidak hanya untuk

    mencegah DM tetapi juga untuk mencegah penyakit lain sekaligus. Upaya ini

    sangat berat karena target populasinya sangat luas, oleh karena itu harus dilakukan

    tidak saja profesi tetapi harus oleh segala lapisan masyarakat termasuk pemerintah

    dan swasta (LSM, pemuka masyarakat dan agama).

    2. Pendekatan individu berisiko tinggi

    Semua upaya pencegahan yang dilakukan pada individu-individu yang berisiko

    untuk menderita DM pada suatu saat kelak. Pada golongan ini termasuk individu

    yang berumur > 40 tahun, obesitas, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat

    melahirkan bayi > 4 kg, riwayat DM pada saat kehamilan, dislipidemia.

    (Slamet Suyono, 2006)BAB 3

    TIJAUAN KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

    Buat sendiri saja ya..selanjutnya..he..

    Anatomi Fisiologi Pankreas

  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    103/105

    Kelenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung dan berhubungan erat

    dengan duodenum (usus dua belas jari).

    Panjangnya : 10-20 cm

    Lebarnya : 2,5-5 cm

    Mendapat Pasokan darah dari arteri mensentrika superior dan splenikus.

    Pankreas merupakan kumpulan kelenjar yang melepaskan enzim

    pencernaan kedalam usus dan mengeluarkan hormon insulin dan glucagon

    kedalam aliran darah. Dua hormon ini berperan penting dalam metabolisme

    karbohidrat (gula). Pankreas menempel pada duodenum (usus 12 jari), bagian atas

    dari usus halus. Pembuluh besar utama, disebut pembuluh Wirsung (dalam

    gambar diatas pancreatic duct), mengumpulkan cairan pankreas dan

    mengalirkannya kedalam usus 12 jari. Pada banyak individu pembuluh yang lebih

    kecil (pembuluh Santorini) juga mengalir ke usus 12 jari. Aktif enzim dalam

    pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein terus menerus mengalir dari pankreas

    melalui pembuluh ini. Aliran ini dikendalikan oleh syaraf vagus dan oleh hormon

    secretin dan pancreozymin. Dua hormon ini diproduksi dalam mucosa usus.Ketika makanan masuk ke usus 12 jari, secretin dan pancreozymin dilepaskan

    kedalam aliran darah oleh sel-sel usus 12 jari. Ketika hormon ini sampai di

    Pankreas, sel-sel pankreas terstimulasi untuk memproduksi dan melepaskan air,

    bikarbonat, dan enzim pencernaan dalam jumlah yang besar, yang kemudian

    mengalir ke usus

    1. Pulau Langerhans dan Hormon Insulin

    Hormon insulin dan glucagon dihasilkan oleh suatu jenis sel yang

    dinamakan sel-sel Beta, yang tersebar dalam pancreas, dalam bagian yang disebut

    pulau Langerhans. Langerhans adalah nama seorang dokter berkebangsaan Jerman

    bernama Paul Langerhans. Ialah yang pertama kali pada tahun 1869 menjelaskan

    fungsi dan keberadaan bagian ini. Dalam pankreas manusia normal terdapat

    http://4.bp.blogspot.com/_lCqZiiauL-E/TRrZ_n2nJkI/AAAAAAAAACg/1m1WjHjFtDU/s1600/18.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-CPwUdBn9C_o/TeXX0iygVEI/AAAAAAAAACk/t-tJjZjoSE0/s1600/2.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-YyQqU6vh8VY/TeXXq89FhuI/AAAAAAAAACg/E8fe7kUFAH8/s1600/1.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-CPwUdBn9C_o/TeXX0iygVEI/AAAAAAAAACk/t-tJjZjoSE0/s1600/2.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-YyQqU6vh8VY/TeXXq89FhuI/AAAAAAAAACg/E8fe7kUFAH8/s1600/1.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/_lCqZiiauL-E/TRrZ_n2nJkI/AAAAAAAAACg/1m1WjHjFtDU/s1600/18.JPG
  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    104/105

    1.000.000 pulau Langerhans. Ada lima jenis sel yang berbeda dalam pulau

    Langerhans, dimana tiga diantaranya (sel alpha, sel beta dan sel delta)

    menghasilkan hormon penting. Sel A(lpha) menghasilkan glucagon, Sel B(eta)

    menghasilkan insulin; Sel D(elta) yang membuat somatostatin. Jenis sel keempat

    dan kelima yaitu sel D1 dan sel PP belum diketahui secara pasti fungsinya.Rusaknya sel beta sebagai penghasil insulin merupakan penyebab diabetes

    mellitus tipe 1 (tergantung insulin)

    Pulau Langerhans ada 3 tipe sel yang sudah diketahui fungsinya : sel alfa

    yang terwarna oleh orange G,menghasilkan hormon glukagon yang berjumlah

    25%. Sel beta yang berjumlah 60% terwarna oleh ahdehyde fucshin,hormon ini

    menghasilkan insulin. Sel delta berjumlah 10%,memiliki juluran sitoplasma yang

    tak teratur,menghasilkan gastrin,serotonin,dan somastotatin

    Pulau-pulau Langerhans dalam pankreas mensekresi hormon insulin dan

    glucagon, untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Insulin merangsang sel

    untuk membuang gula dari aliran darah dan memanfaatkannya. Insulin merupakanprotein sederhana dimana rantai dari dua polipeptid asam amino terhubung

    dengan ikatan disulfida. Insulin membantu pemindahan glukosa kedalam sel

    sehingga sel-sel itu dapat mengoksidasi glukosa untuk menghasilkan energi bagi

    tubuh. Insulin dikeluarkan ketika kadar gula dalam darah meningkat-terutama

    setelah makan. Pada jaringan lemak, insulin memfasilitasi penyimpanan glukosa

    dan konversinya menjadi asam lemak. insulin juga memperlambat penguraian

    asam lemak. Pada otot, Insulin membantu penyerapan asam amino untuk

    membentuk protein. Insulin juga membantuk merubah glukosa menjadi glikogen

    dalam liver dan mengurangi gluconeogenesis (pembentukan glukosa dari sumber

    nonkarbohidrat).

    2. Hormon Glucagon

    Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino dan

    mempunyai massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-

    Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-

    Asn-Thr.

    Glucagon memiliki efek yang berlawanan; dimana hormon ini merangsang

    liver untuk melepaskan gula yang disimpannya (Glycogen) kedalam aliran darah.

    Hal ini dilakukan jika kadar gula dalam darah terlalu rendah atau terlalu banyak

    insulin dihasilkan oleh tubuh sehingga kadar gula dalam darah menurun.

    Mekanisme inilah yang mengatur kadar gula dalam darah pada manusia. Pulau

    Langerhans juga mensekresi, dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, somastostatin,

    http://1.bp.blogspot.com/-wDyiK-B05ZQ/TeXX_5s6x7I/AAAAAAAAACo/rqH8OG5mq6M/s1600/3.JPG
  • 5/21/2018 Mentah Blok 11

    105/105

    yang menghambat dihasilkannya hormon insulin dan glucagon. Selain itu adapula

    hormon yang disebut pancreatic polypeptide (polipetid pankreas), yang belum

    diketahui secara pasti guna dan manfaatnya.

    Produksi hormon insulin yang tidak memadai adalah penyebab diabetes

    melitus. Diabetes yang parah memerlukan injeksi insulin secara periodik, yangdiambil dari pankreas babi, domba, dan banteng. Insulin pertamakali diisolasi

    sebagai extrak pankreas pada tahun 1921 oleh Sir Frederick G. Banting dan

    Charles H. Best dari Kanada. Pada awal 1980-an, suatu jenis bakteri tertentu

    dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi insulin manusia. Pancreas

    merupakan organ yang berperan penting pada kelainan Diabetes Melitus. Pada

    Diabetes Melitus, insulin yang dihasilkan oleh pancreas tidak cukup untuk

    mengolah glukosa yang ada dalam darah. Hal ini dapat disebabkan karena

    kelainan sistem kekebalan tubuh sejak kecil, yang dikenal sebagai Diabetes Tipe

    1. Dapat pula terjadi karena ketidakmampuan tubuh dalam menyelaraskan

    produksi insulin dengan kebutuhan untuk mengolah glukosa dalam darah.

    Diabetes tipe ini dinamakan Diabetes Tipe 2. Untuk mengenal penyakit ini, adabaiknya kita kenali dulu organ yang bernama Pancreas.