5
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1. Direksi BUMN; 2. Dewan Komisaris BUMN; 3. Dewan Pengawas BUMN. SURAT EDARAN Nomor: SE- 2 /MBU/ 07/2019 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG BERSIH MELALUI IMPLEMENTASI PENCEGAHAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME, DAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN SERTA PENGUATAN PENGAWASAN INTERN A. UMUM Dalam rangka meningkatkan peran Badan Usaha Milik Negara ("BUMN") sebagai agent of development yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah, telah dikeluarkan beberapa Surat Edaran ("SE") agar pengelolaan BUMN dilakukan atas dasar prinsip-prinsip usaha yang sehat. Beberapa SE tersebut, antara lain SE Nomor SE-05/MBU/2013 tentang Roadmap Menuju BUMN Bersih, Nomor SE-02/MBU/11/2016 tentang Penegakan Citra BUMN Bersih, dan Nomor SE-05/MBU/09/2017 tentang Pengelolaan BUMN Bersih. Terbitnya beberapa SE tersebut di atas merupakan upaya Kementerian BUMN dalam mendorong praktik bisnis yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan BUMN, serta memberikan penegasan atas komitmen Kementerian BUMN dan BUMN sebagai panutan dalam pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme. Praktik pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, diantaranya dengan terbitnya Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi, yang diikuti dengan penyusunan panduan pencegahan korupsi untuk dunia usaha oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ("KPK"), terbitnya SNI ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Suap, dan instrument atau inisiatif lainnya yang melengkapi panduan-panduan tersebut. Selanjutnya, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi turut memberikan target-target atas implementasi pencegahan korupsi pada BUMN. Selanjutnya.../2

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA

Yth. 1. Direksi BUMN; 2. Dewan Komisaris BUMN; 3. Dewan Pengawas BUMN.

SURAT EDARAN

Nomor: SE- 2 /MBU/ 07/2019

TENTANG

PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG BERSIH MELALUI IMPLEMENTASI PENCEGAHAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME,

DAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN SERTA PENGUATAN PENGAWASAN INTERN

A. UMUM

Dalam rangka meningkatkan peran Badan Usaha Milik Negara ("BUMN") sebagai agent of development yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah, telah dikeluarkan beberapa Surat Edaran ("SE") agar pengelolaan BUMN dilakukan atas dasar prinsip-prinsip usaha yang sehat. Beberapa SE tersebut, antara lain SE Nomor SE-05/MBU/2013 tentang Roadmap Menuju BUMN Bersih, Nomor SE-02/MBU/11/2016 tentang Penegakan Citra BUMN Bersih, dan Nomor SE-05/MBU/09/2017 tentang Pengelolaan BUMN Bersih.

Terbitnya beberapa SE tersebut di atas merupakan upaya Kementerian BUMN dalam mendorong praktik bisnis yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan BUMN, serta memberikan penegasan atas komitmen Kementerian BUMN dan BUMN sebagai panutan dalam pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme.

Praktik pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, diantaranya dengan terbitnya Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi, yang diikuti dengan penyusunan panduan pencegahan korupsi untuk dunia usaha oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ("KPK"), terbitnya SNI ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Suap, dan instrument atau inisiatif lainnya yang melengkapi panduan-panduan tersebut. Selanjutnya, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi turut memberikan target-target atas implementasi pencegahan korupsi pada BUMN.

Selanjutnya.../2

Page 2: MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1

` 1,1113 \1)1.1\ I S \II \ MIL RI Pt 131 II\ 1\1)(INI-

-2-

Selanjutnya, pelaksanaan program BUMN bersih melalui implementasi kerangka sistematis pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme tersebut perlu lebih ditingkatkan dengan mengadopsi dan mengadaptasi panduan KPK, standar ISO, maupun standar lainnya, termasuk dalam kaitannya dengan penanganan benturan kepentingan dan peningkatan tata kelola internal BUMN dan anak perusahaan BUMN.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penerbitan SE ini adalah:

1. Menjaga reputasi dan kredibilitas BUMN sebagai agen pencipta nilai dan agen pembangunan yang pengelolaan bisnisnya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, yaitu transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness, serta bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

2. Memberikan dukungan kepada BUMN untuk mengimplementasikan kerangka sistematis inisiatif pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme secara berkesinambungan sesuai dengan struktur dan kemampuan BUMN.

C. RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup SE ini adalah mendukung BUMN melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme pada inisiaitif kritikal, meliputi:

1. Implementasi pencegahan korupsi yang sistematis melalui kerangka/instrumen Panduan Cegah Korupsi untuk Dunia Usaha yang disusun oleh KPK, dan/atau sesuai SNI ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Suap, atau instrument/inisiatif lainnya.

2. Penegakan penanganan benturan kepentingan di BUMN.

3. Peningkatan tata kelola pengawasan internal BUMN dan anak perusahaan BUMN.

D. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);

3.Undang-Undang.../3

Page 3: MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1

117NTERI BADA,N DSAHA MILIK NEGARA RENIBLIK INDONESIA

-3-

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4305);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4556);

6. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

E. ISI

1. Direksi BUMN dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN dalam tata kelola perusahaannya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan sehingga BUMN bersih dan terhindar dari tindakan yang terkait dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme, termasuk penyuapan dan pelanggaran peraturan perundang-undangan.

2. Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN harus meningkatkan upaya-upaya pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme secara sistematis dan berkesinambungan, melalui:

a. Implementasi kegiatan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme

1) Sebagai pelaksanaan target Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi, BUMN agar menyiapkan instrumen pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme yang meliputi rangkaian tindakan, kontrol, atau prosedur yang harus dilakukan oleh BUMN dalam mencegah, mendeteksi, dan nnengatasi korupsi, kolusi dan nepotisme, serta membangun kepatuhan BUMN terhadap peraturan perundang-undangan.

2)Untuk ../4

Page 4: MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1

Ml NTERI BADAN USAHA MILIK REP( INDONESIA

-4-

2) Untuk menyiapkan instrumen pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme, sebagaimana angka 1), BUMN dapat mengadopsi dan mengadaptasi Panduan Cegah Korupsi (CEK) Bagi Dunia Usaha yang dikembangkan oleh KPK, SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, atau instrumen lain yang terkait dengan inisiatif pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme. Proses implementasi pencegahan korupsi di BUMN tersebut akan dipantau dan dievaluasi secara berkala Kementerian BUMN.

3) Implementasi kegiatan pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten membangun integritas di lingkungan internal maupun eksternal BUMN, antara lain melalui sertifikasi SDM sebagai Ahli Pembangun Integritas pada berbagai unit organisasi.

b. Penegakan penanganan benturan kepentingan di BUMN

1) Direksi BUMN agar memberlakukan suatu pedoman penanganan benturan kepentingan bagi Direksi, Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas dan karyawan BUMN, berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara yang melarang anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN melakukan tindakan yang memiliki benturan kepentingan (conflict of interest) dan mengambil keuntungan pribadi, dari pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan BUMN yang bersangkutan, selain penghasilan yang sah.

2) Direksi BUMN agar melakukan evaluasi terhadap situasi/kondisi dan hubungan afiliasi yang menimbulkan benturan kepentingan dengan penyelenggaraan pengurusan BUMN, mulai dari tingkatan korporat, direktorat, sampai dengan pelaksanaan tugas pokok karyawan BUMN. Berdasarkan evaluasi itu, Direksi BUMN menyiapkan tindakan penanganan benturan kepentingan sebagai perbaikan terhadap pedoman penanganan benturan kepentingan yang sudah ditetapkan.

c. Peningkatan tata kelola pengawasan BUMN dan anak perusahaan BUMN

1) Satuan Pengawasan Intern (SP!) BUMN memegang peranan sebagai third line

of defense yang memastikan pengendalian internal di setiap line of defense di lingkungan BUMN yang bersangkutan semakin kuat dan efektif untuk mengamankan investasi dan aset BUMN.

2)Direksi.../5

Page 5: MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REN INI.N)NESIA Yth. 1

Mr• BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-5-

2) Direksi BUMN agar meningkatkan tata kelola pengawasan melalui pengaturan kewenangan SPI BUMN dalam rangka menilai dan meningkatkan efektifitas proses manajemen risiko, kecukupan pengendalian internal dan tata kelola, serta pengaturan mekanisme koordinasi pengawasan intern pada BUMN dan anak perusahaan BUMN guna memastikan kecukupan cakupan audit dan kualitas dari pendekatan audit.

3) SPI BUMN melakukan pengawasan internal atas semua area, kegiatan operasional dan bisnis BUMN serta dapat berkoordinasi dengan fungsi pengawasan internal lainnya di anak perusahaan BUMN yang dituangkan dalam Piagam Pengawasan Internal BUMN, yang dalam pelaksanaannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan tata kelola yang ditetapkan/berlaku.

3. Pelaksanaan 3 (tiga) inisiatif pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme sebagaimana angka 2 dipantau dan dievaluasi secara berkala melalui penilaian terhadap tata kelola perusahaan yang baik pada BUMN bersangkutan dan/atau melalui instrumen evaluasi

lainnya.

4. Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, kode etik dan kebijakan BUMN bersangkutan tidak akan ditoleransi, termasuk penyuapan, gratifikasi dan benturan kepentingan. Untuk itu, Direksi, Dewan Komisaris, atau Dewan Pengawas BUMN akan ditindak tegas bilamana terindikasi, tertangkap tangan, dan/atau terbukti melakukan segala bentuk tindakan fraud/koruptif, kolusi, dan nepotisme.

Demikian SE ini untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Juli 2019

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA,

7,' IRINI M. SOEMARNO ,„,..

Tembusan, Yth. LIK Ili ,

1. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia; 2. Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II Kementerian BUMN.