62
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah; b. bahwa sehubungan adanya perkembangan terkait dengan peraturan perundang-undangan dan transaksi hibah, perlu dilakukan pengaturan kembali atas Sistem Akuntansi Hibah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.05/2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi Hibah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Dan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SALINANPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 230/PMK.05/2011

TENTANG

SISTEM AKUNTANSI HIBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (5)Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan KeuanganPemerintah Pusat, telah ditetapkan Peraturan MenteriKeuangan Nomor 40/PMK.05/2009 tentang SistemAkuntansi Hibah;

b. bahwa sehubungan adanya perkembangan terkait denganperaturan perundang-undangan dan transaksi hibah,perlu dilakukan pengaturan kembali atas SistemAkuntansi Hibah sebagaimana diatur dalam PeraturanMenteri Keuangan Nomor 40/PMK.05/2009;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi Hibah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang TataCara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan PenerimaanHibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5202);

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Dan

Page 2: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG SISTEMAKUNTANSI HIBAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksuddengan:

1. Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disingkat K/Ladalah kementerian negara/lembaga pemerintah nonkementerian negara/lembaga negara.

2. Sistem Akuntansi Hibah yang selanjutnya disebutSIKUBAH adalah serangkaian prosedur manual danterkomputerisasi meliputi pengumpulan data, pengakuan,pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi danoperasi hibah pemerintah.

3. Pendapatan Hibah adalah hibah yang diterima olehPemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasadan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberihibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal daridalam negeri atau luar negeri, yang atas PendapatanHibah tersebut, Pemerintah mendapat manfaat secaralangsung yang digunakan untuk mendukung tugas danfungsi K/L atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah,Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha MilikDaerah.

4. Belanja Hibah adalah setiap pengeluaran PemerintahPusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/atau suratberharga kepada Pemerintah Daerah, pemerintah lainnyaatau perusahaan daerah, yang secara spesifik telahditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidakmengikat, serta tidak secara terus menerus.

5. Pendapatan Hibah Langsung adalah hibah yang diterimalangsung oleh K/L, dan/atau pencairan dananyadilaksanakan tidak melalui Kantor PelayananPerbendaharaan Negara, sehingga pengesahannya harusdilakukan oleh Bendahara Umum Negara/KuasaBendahara Umum Negara.

6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya

Page 3: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaranyang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa PenggunaAnggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selakuBendahara Umum Negara.

7. Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari dalamnegeri atau luar negeri yang memberikan hibah kepadaPemerintah Pusat.

8. Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yangmenyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja,transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisalebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masingdiperbandingkan dengan anggarannya dalam satuperiode.

9. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisikeuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas danapada tanggal tertentu.

10. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnyadisingkat CaLK adalah bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan yang menyajikan informasi tentangpenjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangkapengungkapan yang memadai.

11. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUNadalah Menteri Keuangan.

12. Kuasa Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebutKuasa BUN adalah Direktur Jenderal Perbendaharaanpada tingkat pusat, dan Kepala Kantor PelayanananPerbendaharaan Negara pada tingkat daerah.

13. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yangselanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikalDirektorat Jenderal Perbendaharaan yang memperolehkewenangan selaku Kuasa BUN Daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada KepalaKantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

14. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara yangselanjutnya disingkat SA-BUN adalah serangkaianprosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulaidari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaransampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasikeuangan yang dilaksanakan oleh Menteri Keuanganselaku BUN.

15. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran BendaharaUmum Negara Pengelola Hibah yang selanjutnya disebutUAKPA BUN Pengelola Hibah adalah unit akuntansi yang

Page 4: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkatsatuan kerja di bawah Bagian Anggaran BUN untuktransaksi Pendapatan Hibah dan/atau Belanja Hibah.

16. Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum NegaraPengelola Hibah yang selanjutnya disebut UA-PBUNPengelola Hibah adalah unit akuntansi pembantu BUNyang melakukan kegiatan penggabungan pelaporankeuangan unit akuntansi tingkat pengguna anggaranuntuk transaksi Pendapatan Hibah dan/atau BelanjaHibah.

17. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang yang selanjutnyadisingkat DJPU adalah unit eselon I pada KementerianKeuangan yang bertindak sebagai UAP-BUN PengelolaHibah.

18. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksikeuangan yang diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yangsama.

19. Reviu adalah prosedur penelusuran angka-angka dalamlaporan keuangan, permintaan keterangan, dan analitikyang harus menjadi dasar memadai bagi Aparat PengawasInternal Pemerintah untuk memberi keyakinan terbatasbahwa tidak ada modifikasi material yang harusdilakukan atas laporan keuangan tersebut sesuai denganStandar Akuntansi Pemerintahan.

20. Rekening Hibah adalah rekening pemerintah lainnya yangdibuka oleh K/L dalam rangka pengelolaan hibahlangsung dalam bentuk uang.

21. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yangselanjutnya disingkat SP2HL adalah surat yangditerbitkan oleh Pengguna Angaran/Kuasa PenggunaAnggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untukmengesahkan pembukuan Pendapatan Hibah Langsungdan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung.

22. Surat Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnyadisingkat SPHL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPNselaku Kuasa BUN Daerah untuk mengesahkanPendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yangbersumber dari hibah langsung.

23. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian PendapatanHibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP4HL adalahsurat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjukuntuk mengesahkan pembukuan pengembalian saldo

Page 5: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

Pendapatan Hibah Langsung kepada Pemberi Hibah.

24. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan HibahLangsung yang selanjutnya disingkat SP3HL adalah suratyang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN Daerahuntuk mengesahkan pengembalian Pendapatan HibahLangsung kepada Pemberi Hibah.

25. Berita Acara Serah Terima yang selanjutnya disingkatBAST adalah dokumen serah terima barang/jasa sebagaibukti penyerahan dan peralihan hak/kepemilikan atasbarang/jasa/surat berharga dari Pemberi Hibah kepadapenerima hibah.

26. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung yangselanjutnya disingkat SPTMHL adalah surat pernyataantanggung jawab penuh atas Pendapatan Hibah Langsungdan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsungatau belanja barang untuk pencatatan persediaan darihibah atau belanja modal untuk pencatatan asettetap/aset lainnya dari hibah atau pengeluaranpembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah.

27. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah LangsungBentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnyadisingkat SP3HL-BJS adalah surat yang diterbitkan olehPengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran ataupejabat lain yang ditunjuk untuk diajukan pengesahanPendapatan Hibah Langsung dalam bentukbarang/jasa/surat berharga ke DJPU.

28. Memo Pencatatan Hibah Langsung BentukBarang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disingkatMPHL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lainyang ditunjuk untuk mencatat/membukukan PendapatanHibah Langsung dalam bentuk barang/jasa/suratberharga dan belanja barang untuk pencatatanpersediaan dari hibah atau belanja modal untukpencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah ataupengeluaran pembiayaan untuk pencatatan suratberharga dari hibah.

29. Persetujuan Memo Pencatatan Hibah Langsung BentukBarang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disebutPersetujuan MPHL-BJS adalah surat yang diterbitkan olehKPPN selaku Kuasa BUN Daerah sebagai persetujuanuntuk mencatat Pendapatan Hibah Langsung bentukbarang/jasa/surat berharga dan belanja barang untukpencatatan persediaan dari hibah atau belanja modaluntuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah atau

Page 6: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan suratberharga dari hibah.

30. Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADKadalah arsip data berupa Compact Disc, USB Flash Disk,atau media penyimpanan digital lainnya yang berisikandata transaksi, data buku besar, dan/atau data lainnya.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan MenteriKeuangan ini adalah:

a. akuntansi untuk Pendapatan Hibah; dan

b. akuntansi untuk Belanja Hibah.

BAB IIIKLASIFIKASI

Pasal 3

(1) Klasifikasi hibah dapat dibedakan menurut bentuk,mekanisme pencairan, dan sumber hibah.

(2) Berdasarkan bentuknya, hibah dibagi menjadi :

a. hibah uang, terdiri dari:

1) uang tunai; dan

2) uang untuk membiayai kegiatan;

b. hibah barang/jasa; dan

c. hibah surat berharga.

(3) Berdasarkan mekanisme pencairannya, hibah dibagimenjadi :

a. hibah terencana; dan

b. hibah langsung.

(4) Berdasarkan sumbernya, hibah dibagi menjadi:

a. hibah dalam negeri; dan

Page 7: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

b. hibah luar negeri.

(5) Uraian secara rinci mengenai klasifikasi hibah dituangkandalam Modul SIKUBAH sebagaimana dimaksud dalamLampiran IV yang menjadi bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri Keuangan ini.

BAB IVSISTEM AKUNTANSI HIBAH

Bagian KesatuSistem Akuntansi

Pasal 4

(1) SIKUBAH merupakan subsistem dari SA-BUN.

(2) SIKUBAH menghasilkan laporan keuangan berupaLaporan Realisasi Anggaran, Neraca dan CaLK.

Pasal 5

Dalam rangka pelaksanaan SIKUBAH sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4, Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan:

a. DJPU selaku UA-PBUN;

b. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen, DJPUselaku UAKPA-BUN untuk transaksi Pendapatan Hibahdan Belanja Hibah; dan

c. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan selakuUAKPA-BUN untuk transaksi Belanja Hibah kepadadaerah.

Pasal 6

Dokumen sumber yang digunakan dalam akuntansi danpelaporan Pendapatan Hibah dan Belanja Hibah adalah:

a. Berita Acara Serah Terima;

b. DIPA dan/atau revisinya;

c. DIPA pengesahan;

d. Notice of disbursement (NoD);

e. SP2HL dan SPHL;

f. SP4HL dan SP3HL;

Page 8: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

g. SP3HL-BJS;

h. MPHL-BJS;

i. Persetujuan MPHL-BJS;

j. Surat Setoran Pengembalian Belanja;

k. Surat Setoran Bukan Pajak; dan

l. Memo Penyesuaian.

Bagian KeduaPembukuan, Rekonsiliasi dan

Pelaporan Keuangan

Pasal 7

(1) UAKPA-BUN Pengelola Hibah membukukan dokumensumber transaksi keuangan atas Pendapatan Hibah danBelanja Hibah.

(2) Satuan kerja (Satker) di K/L membukukan dokumensumber transaksi keuangan atas:

a. belanja yang bersumber dari hibah langsung bentukuang;

b. saldo kas di K/L dari hibah;

c. belanja barang untuk pencatatan persediaan darihibah; dan

d. belanja modal untuk pencatatan aset tetap atau asetlainnya dari hibah;

(3) UAKPA-BUN Pengelola Investasi Pemerintah membukukanpengeluaran pembiayaan untuk pencatatan suratberharga dari hibah.

Pasal 8

(1) UAKPA-BUN Pengelola Hibah melakukan Rekonsiliasidengan BUN/Kuasa BUN atas transaksi PendapatanHibah secara semesteran dan Belanja Hibah secarabulanan.

(2) Satker melakukan Rekonsiliasi atas belanja yangbersumber dari hibah dan belanja barang untukpencatatan persediaan dari hibah, belanja modal untukpencatatan aset tetap atau aset lainnya dari hibah,pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat

Page 9: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

berharga dari hibah dengan KPPN secara bulanan.

(3) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi.

Pasal 9

(1) UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusunlaporan keuangan yang telah direkonsiliasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8.

(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran;

b. Neraca; dan

c. CaLK.

(3) Petunjuk teknis penyusunan laporan keuangan tingkatUAKPA-BUN mengikuti ketentuan yang tercantum dalamModul SIKUBAH sebagaimana dimaksud dalam LampiranIV yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri Keuangan ini.

(4) Tata cara penyusunan laporan keuangan Satkermengikuti ketentuan yang mengatur mengenai SistemAkuntansi Instansi.

Pasal 10

(1) UAKPA-BUN Pengelola Hibah menyampaikan laporankeuangan berupa LRA dan Neraca setiap bulan ke UA-PBUN.

(2) UAKPA-BUN wajib menyampaikan laporan keuangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) ke UA-PBUN setiap semesteran dan tahunan.

Pasal 11

(1) UA-PBUN melakukan penggabungan laporan keuangandari UAKPA-BUN.

(2) UA-PBUN menyusun laporan keuangan tingkat UA-PBUNberdasarkan hasil penggabungan laporan keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa:

a. Laporan Realisasi Anggaran;

b. Neraca;

Page 10: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

c. CaLK; dan

d. ADK.

Pasal 12

UA-PBUN menyampaikan laporan keuangan tingkat UA-PBUNkepada UA-BUN setiap semesteran dan tahunan.

Bagian KetigaAkuntansi Hibah

Pasal 13

(1) Pendapatan Hibah dalam bentuk uang diakui pada saatkas diterima atau pada saat pengesahan dilakukan olehKPPN.

(2) Pendapatan Hibah dalam bentuk barang/jasa/suratberharga diakui pada saat dilakukan pengesahan olehDJPU.

(3) Pengembalian Pendapatan Hibah pada periodepenerimaan, dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

(4) Pengembalian Pendapatan Hibah atas penerimaan tahunanggaran yang lalu, dibukukan sebagai pengurang ekuitasdana.

Pasal 14

(1) Pendapatan Hibah dalam bentuk uang dicatat sebesarnilai nominal hibah yang diterima.

(2) Pendapatan Hibah dalam bentuk barang/jasa/suratberharga dicatat sebesar nilai nominal hibah yangditerima pada saat terjadi serah terima barang/jasa/suratberharga.

(3) Dalam hal nilai nominal Pendapatan Hibah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak diketahui, UAKPA penerimahibah dapat melakukan estimasi nilai wajarnya.

(4) Pendapatan Hibah dilaksanakan berdasarkan azas bruto:

a. membukukan penerimaan bruto; dan

b. tidak mencatat jumlah neto.

Pasal 15

(1) Belanja Hibah dalam bentuk uang, diakui pada saat

Page 11: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

terjadi pengeluaran kas.

(2) Belanja Hibah yang direalisasikan dalam bentuk barang,jasa dan surat berharga, diakui pada saat pengeluarankas atas perolehan barang/jasa/surat berharga yang akandihibahkan.

(3) Dalam hal penyerahan barang, jasa, dan surat berhargadiperoleh bukan dari Belanja Hibah, penyerahan tersebuttidak diakui sebagai Belanja Hibah.

(4) Penerimaan kembali Belanja Hibah yang terjadi padaperiode pengeluaran Belanja Hibah, dibukukan sebagaipengurang Belanja Hibah pada periode yang sama.

(5) Penerimaan kembali Belanja Hibah atas Belanja Hibahperiode tahun anggaran yang lalu, dibukukan sebagaipendapatan lain-lain.

Pasal 16

(1) Belanja Hibah dalam bentuk uang, dicatat sebesar nilainominal pada saat terjadi pengeluaran hibah.

(2) Belanja Hibah dalam bentuk barang, jasa, dan suratberharga, dicatat sebesar nilai nominal perolehan barang,jasa, dan surat berharga yang dihibahkan.

Pasal 17

(1) Atas hibah yang diterima dalam bentukbarang/jasa/surat berharga yang langsungditerushibahkan, diakui adanya Pendapatan Hibah danBelanja Hibah pada saat yang sama dengan nilai yangsama.

(2) Pengakuan Pendapatan Hibah dan Belanja Hibahsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui pada saatpengesahan dilakukan oleh KPPN.

(3) Atas hibah yang langsung diterushibahkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pendapatan Hibah dan BelanjaHibah dicatat sebesar nilai nominal barang/jasa/suratberharga.

(4) Dalam hal nilai nominal sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak diketahui, UAKPA Belanja Hibah dapatmelakukan estimasi nilai wajarnya.

Pasal 18

(1) Realisasi Pendapatan Hibah dan Belanja Hibah

Page 12: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

dinyatakan dalam mata uang Rupiah.

(2) Dalam hal realisasi Pendapatan Hibah dan Belanja Hibahdalam mata uang asing, maka dijabarkan dan dinyatakandalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurstransaksi.

Pasal 19

(1) Pendapatan Hibah dan Belanja Hibah disajikan dalamLaporan Realisasi Anggaran BUN Pengelola Hibah.

(2) Belanja yang bersumber dari hibah, belanja barang untukpengesahan persediaan dari hibah dan belanja modaluntuk pengesahan aset tetap/aset lainnya dari hibah,disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran K/L.

(3) Pengeluaran pembiayaan untuk pengesahan suratberharga dari hibah, disajikan dalam Laporan RealisasiAnggaran BUN Pengelola Investasi Pemerintah.

Pasal 20

(1) Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yangsampai dengan akhir tahun belum digunakan dan belumdisahkan, disajikan dalam Neraca K/L.

(2) Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yangtelah disahkan dan masih terdapat sisa pada akhir tahunanggaran, disajikan dalam Neraca K/L dan merupakanbagian dari Saldo Anggaran Lebih.

(3) Aset yang diperoleh dari Pendapatan Hibah dalam bentukbarang disajikan dalam Neraca K/L.

(4) Aset yang diperoleh dari Pendapatan Hibah dalam bentuksurat berharga disajikan dalam Neraca BUN PengelolaInvestasi Pemerintah.

Pasal 21

Belanja Hibah dalam bentuk barang/surat berharga yangsampai dengan akhir tahun anggaran belum diserahkankepada penerima hibah, disajikan dalam Neraca BUNPengelola Hibah.

Pasal 22

Pendapatan Hibah dalam bentuk barang/jasa/surat berhargadan belanja barang untuk pengesahan persediaan dari hibah,belanja modal untuk pengesahan aset tetap/aset lainnya darihibah, pengeluaran pembiayaan untuk pengesahan surat

Page 13: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

berharga, tidak dibukukan dalam Laporan Arus Kas.

Pasal 23

(1) Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikanklasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dalamLaporan Realisasi Anggaran Pendapatan Hibah, danrincian lebih lanjut jenis pendapatan, disajikan padaCaLK.

(2) Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikanklasifikasi Belanja Hibah menurut organisasi danmenurut fungsi dalam Laporan Realisasi AnggaranBelanja.

(3) Dalam rangka pelaksanaan SIKUBAH, K/L penerimahibah mencatat realisasi belanja yang bersumber darihibah, belanja barang untuk pengesahan persediaan darihibah, belanja modal untuk pengesahan aset tetap/asetlainnya dari hibah dalam Laporan Realisasi Anggaran danmengungkapkan Pendapatan Hibah dalam CaLK.

(4) Dalam rangka pelaksanaan SIKUBAH, UAP-BUN PengelolaInvestasi Pemerintah mencatat realisasi pengeluaranpembiayaan untuk pengesahan surat berharga dari hibahdalam Laporan Realisasi Anggaran dan mengungkapkanPendapatan Hibah dalam CaLK.

Pasal 24

Uraian secara rinci mengenai akuntansi Pendapatan Hibah,Belanja Hibah, belanja barang untuk pengesahan persediaandari hibah, belanja modal untuk pengesahan aset tetap/asetlainnya dari hibah dan pengeluaran pembiayaan untukpengesahan surat berharga dari hibah, dituangkan dalamModul SIKUBAH sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IVyang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Peraturan MenteriKeuangan ini.

Bagian KeempatRekonsiliasi

Pasal 25

(1) K/L melakukan Rekonsiliasi dengan DJPU atas realisasiPendapatan Hibah Langsung secara triwulanan.

(2) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan dari tingkat UAPA sampai dengan UAKPA.

(3) Dalam hal terjadi ketidakcocokan pada saat Rekonsiliasi,

Page 14: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

kedua belah pihak melakukan penelusuran.

(4) Hasil Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2) dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi.

Pasal 26

(1) K/L melakukan pencocokan data dengan Pemberi Hibahatas realisasi Pendapatan Hibah secara triwulanan.

(2) Dalam hal terjadi ketidakcocokan data, kedua belah pihakmelakukan penelusuran.

(3) Hasil pencocokan data dituangkan dalam Berita Acara.

(4) Copy Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan kepada DJPU c.q. Direktorat EvaluasiAkuntansi dan Setelmen.

Pasal 27

(1) DJPU melakukan konfirmasi kepada Pemberi Hibah atasrealisasi Pendapatan Hibah secara semesteran.

(2) Dalam hal terjadi ketidakcocokan data, DJPU dan PemberiHibah melakukan penelusuran.

Bagian KelimaPernyataan Tanggung Jawab dan Reviu

Pasal 28

(1) UAKPA-BUN wajib membuat Pernyataan Tanggung Jawab(Statement of Responsibility) atas laporan keuangansemesteran dan tahunan.

(2) Pernyataan Tanggung Jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) memuat pernyataan bahwa pengelolaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) telahdiselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internyang memadai dan akuntansi keuangan telahdiselenggarakan sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan.

(3) Pernyataan Tanggung Jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilengkapi dengan paragraf penjelasan atassuatu kejadian yang belum termuat dalam laporankeuangan.

(4) Bentuk dan isi dari Pernyataan Tanggung Jawabsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai formatsebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang menjadi

Page 15: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan MenteriKeuangan ini.

Pasal 29

(1) UA-PBUN wajib membuat Pernyataan Tanggung Jawabatas laporan keuangan semesteran dan tahunan.

(2) Pernyataan Tanggung Jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) memuat pernyataan bahwa pengelolaan APBNtelah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalianintern yang memadai dan akuntansi keuangan telahdiselenggarakan sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan.

(3) Pernyataan Tanggung Jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilengkapi dengan paragraf penjelasan atassuatu kejadian yang belum termuat dalam laporankeuangan.

(4) Bentuk dan isi dari Pernyataan Tanggung Jawabsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai formatsebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang menjadibagian tidak terpisahkan dari Peraturan MenteriKeuangan ini.

Pasal 30

(1) Dalam rangka pertanggungjawaban keuangan, UA-PBUNsebagai entitas pelaporan wajib menyajikan laporankeuangan.

(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib di reviu oleh Aparat Pengawasan Internal.

(3) Reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkandalam laporan hasil reviu berupa Pernyataan TelahDireviu.

(4) Pernyataan Telah Direviu sebagaimana dimaksud padaayat (3) ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern.

(5) Bentuk dan isi dari Pernyataan Telah Direviusebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat sesuai formatsebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang menjadibagian tidak terpisahkan dari Peraturan MenteriKeuangan ini.

(6) UA-PBUN menyampaikan laporan keuangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) disertai denganPernyataan Telah Direviu dan Pernyataan TanggungJawab.

Page 16: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

BAB VKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 31

Petunjuk teknis pelaksanaan akuntansi hibah dituangkandalam Modul SIKUBAH sebagaimana dimaksud dalamLampiran IV yang menjadi bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri Keuangan ini.

BAB VIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulaiberlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah, dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 33

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan diJakarta

pada tanggal 21Desember 2011

MENTERIKEUANGAN,

ttd.

AGUS D.W.MARTOWARDOJO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 21 Desember 2011

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

Page 17: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 861

Lampiran.....................

Page 18: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 19: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 20: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 21: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 22: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 23: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 24: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 25: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 26: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 27: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 28: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 29: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 30: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 31: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 32: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 33: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 34: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 35: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 36: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 37: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 38: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 39: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 40: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 41: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 42: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 43: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 44: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 45: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 46: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 47: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 48: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 49: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 50: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 51: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 52: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 53: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 54: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 55: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 56: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 57: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 58: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 59: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 60: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 61: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan
Page 62: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN … · atau perusahaan daerah, ... Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya ... UAKPA-BUN Pengelola Hibah dan Satker menyusun laporan