Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HIMPUNAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA
JILID I TAHUN 2016
Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Republik Indonesia
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, Biro Hukum, Persidangan, dan
Hubungan Kelembagaan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan dapat menyusun himpunan peraturan perundang-undangan
yang diterbitkan di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Tahun 2016 sebagai pertanggungjawaban atas salah satu tugas
dan fungsi Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan, yaitu
melaksanakan pendokumentasian dan publikasi produk hukum. Juga
sebagai salah satu upaya pengembangan Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum (JDIH) kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan.
Peraturan Perundang-Undangan yang dihimpun dan diterbitkan di
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan meliputi
Himpunan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan, Himpunan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan, serta Himpunan Keputusan Sekretaris Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan ini sangat dibutuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam menjabarkan tugas dan tanggung jawab
serta wewenang yang dilaksanakan secara profesional dan prosedural baik di
lingkungan kerja Kemenko Polhukam maupun di lapangan.
Semoga buku himpunan ini dapat memberi manfaat bagi
keberhasilan pelaksanaan tugas Kemenko Polhukam.
Jakarta, Juni 2016
Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan
Hubungan Kelembagaan
Drs. Subroto, M.M.
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
1. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Jadwal Retensi Arsip
Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan .……………………………………………………………….
1
2. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan .…………………………..
37
iv
1Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN
DAN NON KEPEGAWAIAN DI KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberdayakan arsip untuk
pelaksanaan tugas di Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan secara efektif dan efisien
guna tercapai tertib pelaksanaan penyusutan arsip dalam
rangka penyelamatan arsip sebagai bahan bukti
akuntabilitas kinerja instansi dan aparatur serta
pertanggungjawaban nasional khususnya di bidang non
keuangan dan non kepegawaian yang meliputi
perencanaan, hukum, organisasi dan ketatalaksanaan,
kearsipan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan,
hubungan masyarakat, kepustakaan, teknologi informasi
dan komunikasi, serta pengawasan;
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
2 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
b. bahwa dalam rangka penataan dan pengelolaan arsip
secara akurat, diperlukan pengaturan yang terarah dan
terencana dalam bentuk jadwal retensi arsip fasilitatif non
keuangan dan non kepegawaian yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan;
c. bahwa Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia dengan
surat nomor: B-PK.03.09/36/2015 tanggal 7 Oktober
2015 telah memberikan persetujuan terhadap Jadwal
Retensi Arsip (JRA) Fasilitatif Non Kepegawaian dan Non
Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan RI;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang
Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan Non
Kepegawaian di Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5071);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5286);
3 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
3. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Nomor: Per-15/Menko/Polhukam/12/ 2012
tentang Pedoman Pengelolaan Arsip Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Republik Indonesia;
4. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1665);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK,
HUKUM, DAN KEAMANAN TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP
FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN DI
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM,
DAN KEAMANAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disebut JRA adalah
daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu
penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan
yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis
arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan
yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan
penyelamatan arsip.
4 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
2. Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan Non
Kepegawaian adalah daftar yang berisi jenis arsip
fasilitatif non keuangan dan non kepegawaian beserta
jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai
kegunaannya dan dipakai sebagai pedoman penyusutan
arsip fasilitatif perencanaan, hukum, organisasi dan
ketatalaksanaan, kearsipan, ketatausahaan dan
kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, perpustakaan,
teknologi informasi dan komunikasi, dan pengawasan.
3. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian
adalah arsip yang berkaitan dengan bidang non
keuangan/fiskal dan non kepegawaian yang meliputi
perencanaan, hukum, organisasi dan ketatalaksanaan,
kearsipan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan,
hubungan masyarakat, perpustakaan, teknologi informasi
dan komunikasi, dan pengawasan.
5. Penyusutan Arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah
arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit
pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang
sudah tidak bernilai guna sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan penyerahan arsip statis
kepada Arsip Nasional Republik Indonesia.
5 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
6. Nilai Guna Arsip adalah nilai arsip yang didasarkan pada
kegunaannya bagi kepentingan penguna arsip.
7. Nilai Guna Primer adalah nilai guna arsip yang yang
didasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan Arsip
Nasional Republik Indonesia.
8. Nilai Guna Sekunder adalah nilai guna arsip yang
didasarkan pada keguanaan arsip bagi kepentingan
lembaga/instansi lain dan atau kepentingan umum di
luar Arsip Nasional Republik Indonesia.
9. Jenis Arsip adalah arsip atau dokumen yang ditata sesuai
dengan sistem pemberkasan atau dikelola oleh suatu unit,
sebagai hasil dari suatu akumulasi yang sama atau proses
pemberkasan, atau aktivitas yang sama, memiliki suatu
bentuk khusus, atau karena beberapa kaitan lain, yang
timbul karena penciptaan, penerimaan, atau
penggunaannya.
10. Retensi Arsip adalah jangka waktu penyimpanan yang
wajib dilakukan terhadap suatu jenis arsip.
11. Retensi Aktif adalah masa simpan minimal suatu jenis
arsip pada unit pengolah.
12. Retensi Inaktif adalah masa simpan minimal suatu jenis
arsip pada unit Kearsipan/Pusat Arsip.
13. Keterangan Musnah adalah keterangan yang menyatakan
bahwa jenis arsip dapat dimusnahkan karena jangka
waktu penyimpanan telah habis dan tidak memiliki nilai
guna lagi.
14. Keterangan Permanen adalah keterangan yang
menyatakan bahwa suatu jenis arsip memiliki nilaiguna
sekunder atau nilaguna permanen, wajib diserahkan
6 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
kepada Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai bukti
pertanggungjawaban sesuai dengan lingkup kewenangan
masing-masing.
15. Keterangan Dinilai Kembali adalah keterangan yang
menyatakan bahwa suatu jenis arsip belum dapat
ditentukan rekomendasi akhir apakah dimusnahkan atau
dipermanenkan, sehingga perlu dilakukan penilaian dan
pengkajian kembali.
Pasal 2
(1) Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan Non
Kepegawaian di Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan digunakan sebagai pedoman
dalam penyusutan arsip yang berkaitan dengan arsip
Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian di
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
(2) Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan Non
Kepegawaian di Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan memuat jenis arsip, retensi, dan
keterangan.
(3) Ketentuan mengenai Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Non
Keuangan dan Non Kepegawaian di Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
7 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
Pasal 3
(1) Retensi arsip untuk arsip Fasilitatif Non Keuangan dan
Non Kepegawaian di Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) ditentukan untuk retensi aktif dan
retensi inaktif.
(2) Dalam menentukan retensi aktif dan retensi inaktif
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. retensi aktif ditetapkan dengan pertimbangan untuk
kepentingan pertanggungjawaban di unit pengolah;
dan
b. retensi inaktif ditetapkan dengan pertimbangan
untuk kepentingan unit kerja terkait dan
kepentingan lembaga.
(3) Retensi aktif dihitung sejak arsip diciptakan dan
diregistrasi hingga pokok masalah pada naskah selesai di
proses.
(4) Retensi inaktif dihitung sejak arsip selesai masa simpan
aktifnya.
Pasal 4
(1) Keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
memuat rekomendasi yang menetapkan arsip
dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan;
8 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
(2) Rekomendasi yang dituangkan dalam keterangan tentang
penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai
kembali, dan dipermanenkan ditetapkan berdasarkan
pertimbangan:
a. keterangan musnah ditentukan apabila pada masa
akhir retensi arsip tersebut tidak memiliki nilai guna;
b. keterangan permanen ditentukan apabila dianggap
memiliki nilai guna kesejarahan; dan
c. keterangan dinilai kembali ditentukan pada arsip
yang dianggap berpotensi menimbulkan sengketa
atau perselisihan.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
9 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 2016
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LUHUT BINSAR PANDJAITAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 31
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan, ttd. Drs. Subroto, M.M.
10 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
11 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
12 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
13 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
14 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
15 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
16 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
17 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
18 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
19 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
20 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
21 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
22 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
23 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
24 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
25 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
26 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
27 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
28 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
29 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
30 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
31 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
32 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
33 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
34 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
35 Peraturan Menko Polhukam Nomor 1 Tahun 2016
36 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
37Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dokumentasi dan informasi hukum yang tertata dan
terselenggara dengan baik dalam suatu jaringan nasional
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
penyelenggaraan ketatapemerintahan yang baik, bersih,
dan bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan
masyarakat atas dokumen dan informasi hukum yang
dibutuhkan;
b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat
(1) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional,
perlu membentuk organisasi Jaringan Dokumentasi dan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
38 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
Informasi Hukum Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
3. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 82);
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
02 Tahun 2013 tentang Standardisasi Pengelolaan Teknis
Dokumentasi dan Informasi Hukum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 218);
5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1665);
39 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK,
HUKUM, DAN KEAMANAN TENTANG JARINGAN
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN
KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan, yang selanjutnya disebut JDIH Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
adalah suatu sistem pendayagunaan bersama peraturan
perundang-undangan di bidang politik, hukum, dan
keamanan dan bahan dokumentasi hukum lainnya secara
tertib, terpadu, dan berkesinambungan serta merupakan
sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara
mudah, cepat, dan akurat.
2. Dokumen hukum adalah produk hukum yang berupa
peraturan perundang-undangan dan produk hukum
selain peraturan perundang-undangan.
3. Informasi hukum adalah semua data dan keterangan yang
terkandung dalam dokumentasi hukum.
4. Dokumentasi dan Informasi hukum adalah kegiatan
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pelestarian,
dan publikasi dokumen hukum.
40 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
5. Pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Nasional yang selanjutnya disebut Pusat JDIHN adalah
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia yang bertugas melakukan
pembinaan, pengembangan, dan monitoring pada Anggota
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional.
6. Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Nasional yang selanjutnya disebut Anggota JDIHN adalah
biro hukum dan/atau unit kerja yang tugas dan fungsinya
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan
dokumen hukum pada Kementerian Negara, Sekretariat
Lembaga Negara, Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota,
perpustakaan hukum pada perguruan tinggi negeri
dan perguruan tinggi swasta, dan lembaga lain yang
bergerak di bidang pengembangan dokumentasi dan
informasi hukum yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum.
7. Menteri Koordinator adalah Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan.
8. Sekretaris Kementerian Koordinator adalah Sekretaris
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
41 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
Pasal 2
Dokumen hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka
2 yang dikelola JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan terdiri atas:
a. produk hukum yang berupa peraturan perundang-
undangan yaitu Peraturan Menteri Koordinator.
b. produk hukum selain peraturan perundang-undangan
yang berbentuk keputusan yaitu:
1. Keputusan Menteri Koordinator, dan
2. Keputusan Sekretaris Kementerian Koordinator.
c. produk hukum lainnya yaitu:
1. berita hukum;
2. buku hukum; dan
3. jurnal hukum.
Pasal 3
Dokumen hukum tersebut dalam Pasal 2 ditautkan ke dalam
website Pusat JDIHN.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk memberikan
kepastian hukum dan kemanfaatan JDIH Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
42 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
Pasal 5
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk:
(1) menjamin terciptanya pengelolaan dokumentasi dan
informasi hukum yang terpadu di Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan
terintegrasi dengan Pusat JDIHN dan sesama Anggota
JDIHN;
(2) menjamin ketersediaan dokumen dan informasi hukum
yang lengkap dan akurat, serta dapat diakses secara cepat
dan mudah; dan
(3) meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik sebagai
salah satu wujud ketatapemerintahan yang baik,
transparan, efektif, efisien, dan bertanggung jawab.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 6
(1) JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan merupakan Anggota JDIHN.
(2) JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan berkedudukan di Biro Hukum,
Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan.
43 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 7
JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan bertugas melakukan pengelolaan dokumentasi dan
informasi hukum di Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan.
Pasal 8
JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pelestarian
dan pendayagunaan dokumen hukum yang diterbitkan
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan;
b. pembangunan sistem informasi hukum yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat
diintegrasikan dengan website pusat JDIHN;
c. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
pengelola JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan;
d. penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan;
e. pelaksanaan koordinasi dalam rangka peningkatan dan
pendayagunaan JDIH Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan dengan jaringan nasional;
44 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
f. pelaksanaan evaluasi mengenai pengelolaan JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan; dan
g. penyampaian laporan setiap tahun di bulan Desember
kepada Pusat JDIHN.
BAB IV
ORGANISASI
Pasal 9
(1) JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan dikelola oleh Tim Pengelola JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Pengarah;
b. Penanggung jawab;
c. Ketua;
d. Anggota; dan
e. Sekretariat.
(3) Susunan keanggotaan Tim sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
(4) Bagan struktur organisasi Tim Pengelola JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
45 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
Pasal 10
(1) Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf a adalah Sekretaris Kementerian Koordinator.
(2) Pengarah JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas memberikan
pengarahan pelaksanaan tugas pengelolaan JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan secara periodik atau sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan faktual pengelolaan JDIH Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 11
(1) Penanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (2) huruf b adalah Kepala Biro Hukum, Persidangan,
dan Hubungan Kelembagaan.
(2) Penanggung jawab JDIH Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas:
a. melakukan konsolidasi pengelolaan dokumentasi
dan informasi hukum di Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
b. membina dan mengembangkan sumber daya
manusia pengelola JDIH Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
c. membangun sistem informasi hukum berbasis
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat
diintegrasikan dengan website Pusat JDIHN dan
sesama Anggota JDIHN;
d. menyeleksi/memverifikasi Dokumen Hukum; dan
46 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
e. menyampaikan laporan hasil evaluasi pelaksanaan
JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan setiap tahun kepada Menteri
Koordinator dan Pusat JDIHN;
Pasal 12
(1) Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf c adalah Kepala Bagian Hukum, Biro Hukum,
Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan;
(2) Ketua JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas:
a. melaksanakan koordinasi dalam rangka peningkatan
dan pendayagunaan JDIH Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dengan Pusat
JDIHN dan Anggota JDIHN;
b. melaksanakan koordinasi dengan Pusat JDIHN
dalam rangka pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia pengelola JDIH Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
c. menyusun rencana kerja pengelolaan dokumentasi
dan informasi hukum di Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
d. melakukan pengawasan pengelolaan dokumentasi
dan informasi hukum di Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
e. menyusun laporan pengelolaan dokumentasi dan
informasi hukum di Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan; dan
47 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
f. melaksanakan evaluasi pengelolaan dokumentasi
dan informasi hukum di Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 13
(1) Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf d terdiri atas unsur unit organisasi, antara lain:
a. Subbagian Penyusunan Peraturan Perundang-
undangan, Biro Hukum, Persidangan, dan
Hubungan Kelembagaan, Sekretariat Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
b. Subbagian Dokumentasi dan Publikasi Produk
Hukum, Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan
Kelembagaan, Sekretariat Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
c. Subbagian Penelaahan Produk Hukum dan
Pemberian Advokasi Hukum, Biro Hukum,
Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan,
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan;
d. Subbagian Kearsipan, Bagian Administrasi Umum,
Biro Umum, Sekretariat Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
e. Subbagian Perpustakaan, Bagian Data, Biro Umum;
f. Subbagian Sistem Informasi, Bagian Data, Biro
Umum; dan
g. Unit organisasi lain yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan.
48 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
(2) Anggota JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas:
a. melakukan pengumpulan dokumen hukum yang
dapat dilakukan melalui kegiatan pembelian,
hadiah/hibah, permintaan sumbangan, tukar-
menukar atau foto copy;
b. melakukan pengolahan dokumen hukum yang
meliputi kegiatan inventarisasi, katalogisasi,
pembuatan abstrak, penyusunan artikel/berita,
pembuatan dokumen elektronik, dan penyusunan
paket informasi;
c. melakukan penyimpanan dokumen hukum;
d. melakukan pelestarian dokumen hukum dengan
cara, antara lain:
1. mengunggah (upload) ke dalam website JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Poltik, Hukum,
dan Keamanan;
2. menyimpan dalam bentuk compact disc (CD),
digital video disc (DVD) dan/atau flash disk; dan
3. mencetak dalam bentuk buku;
e. melakukan publikasi dokumen hukum bidang
politik, hukum, dan keamanan dengan cara, antara
lain, menyebarluaskan dan mendistribusikan CD,
DVD, dan/atau buku kepada unit organisasi di
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan serta melalui website JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan; dan
f. melaksanakan pelayanan dokumentasi dan
informasi hukum.
49 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
Pasal 14
(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf e terdiri atas sekretaris dan anggota sekretariat.
(2) Sekretaris JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan adalah Kepala Subbagian
Dokumentasi dan Publikasi Produk Hukum, Biro Hukum,
Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan;
(3) Sekretariat JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas:
a. menyusun program kerja dan anggaran pengelolaan
dokumentasi dan informasi hukum di Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
b. menyiapkan sarana dan prasarana pengelolaan JDIH
di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan; dan
c. melakukan pengadministrasian kegiatan pengelolaan
dokumentasi dan informasi hukum di Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 15
Publikasi dokumen hukum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) huruf e dilakukan setelah melalui
penyeleksian/verifikasi informasi oleh Penanggung jawab JDIH
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi.
50 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
Pasal 16
JDIH Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 berpedoman
pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
02 Tahun 2013 tentang Standardisasi Pengelolaan Teknis
Dokumentasi dan Informasi Hukum.
BAB V
ANGGARAN
Pasal 17
Biaya pengelolaan JDIH Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
51 Peraturan Menko Polhukam Nomor 2 Tahun 2016
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 2016
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LUHUT BINSAR PANDJAITAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 32
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Kelembagaan, ttd. Drs. Subroto, M.M.
52 Himpunan Peraturan Menko Polhukam Jilid I
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA