7
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERAtURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat Menetapkan a. bahwa dalam rangka mengembangkan Kredit Usaha Rakyat kepada Usaha Mikro, Kedl, Menengah, dan Koperasi secara berkelanjutan telah ditandatangani Addendum II Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding) tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kedl, Menengah Dan Koperasi; b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan Addendum II Nota Kesepahaman Bersama sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan penyesuaian atas ketentuan terkait dengan persyaratan penjaminan, pembayaran imbal jasa penjaminan, dan pelaporan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK05/2008 Tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat; 1. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK05/2009; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKY AT.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

  • Upload
    lekhue

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SALINANPERAtURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 22 /PMK05/2010

TENT ANG

PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN,

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

a. bahwa dalam rangka mengembangkan Kredit Usaha Rakyatkepada Usaha Mikro, Kedl, Menengah, dan Koperasi secaraberkelanjutan telah ditandatangani Addendum II NotaKesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding) tentangPenjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kedl,Menengah Dan Koperasi;

b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan Addendum II NotaKesepahaman Bersama sebagaimana dimaksud dalam huruf a,perlu dilakukan penyesuaian atas ketentuan terkait denganpersyaratan penjaminan, pembayaran imbal jasa penjaminan,dan pelaporan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Atas PeraturanMenteri Keuangan Nomor 135/PMK05/2008 Tentang FasilitasPenjaminan Kredit Usaha Rakyat;

1. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK05/2008 tentangFasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor10/PMK05/2009;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHANKEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDITUSAHA RAKY AT.

Page 2: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTER' KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-2-

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyatsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri KeuanganNomor 10/PMK05/2009 diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal4 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 4

(1) Bank Pelaksana menyediakan dan menyalurkan dana untukKUR.

(2) Bank Pelaksana wajib menatausahakan KUR secara terpisahdengan program kredit lainnya.

(3) Bank Pelaksana dapat mengambil tindakan-tindakan yangdiperlukan untuk menyediakan dan menyalurkan KUR secaratepat jumlah dan tepat waktu sesuai dengan program yangditetapkan oleh Pemerintah, serta mematuhi semua ketentuantatacara penatausahaan yang berlaku.

(4) Bank Pelaksana memutuskan pemberian KUR berdasarkanpenilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asasperkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikanketentuan yang berlaku.

(5) Bank Pelaksana dapat menyalurkan KUR secara langsungkepada UMKM-K danl atau tidak langsung melalui lembagalinkage dengan pola executing danl atau pola channeling."

2. Ketentuan Pasal5 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 5

(1) UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan KURadalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), denganketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. merupakan calon debitur yang tidak sedang menerimakredit modal kerja danl atau investasi dari perbankandanl atau yang tidak sedang menerima Kredit Programdari Pemerintah yang dibuktikan dengan hasil SistemInformasi Debitur pada saat Permohonan KUR diajukan;

b. debitur yang sedang menerima Kredit Konsumtif (KreditKepemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, KartuKredit, dan Kredit Konsumtif lainnya) dapat menerimaKUR;

Page 3: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTER I KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

c. untuk linkage program dengan pola executing, lembagalinkage yang menyalurkan KUR sebagaimana dimaksuddalam Pasal4 ayat (5) wajib tidak sedang menerima KreditProgram;

d. untuk linkage program dengan pola channeling, lembagalinkage yang menyalurkan KUR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (5) dapat sedang menerima Kl'editProgram;

e. untuk KUR sampai dengan Rp5.000.000,OO (Ilma jutarupiah)· dan KUR melalui lembaga linkage sampai denganRp5.000.000,OO (lima juta rupiah) per end user, tidakdiwajibkan melampirkan hasil Sistem Informasi Debitur.

(2) KUR yang disalurkan kepada setiap UMKM-K dapatdigunakan baik untuk kredit modal kerja maupun kreditinvestasi, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. paling tinggi sebesar Rp5.000.000,OO (lima juta rupiah)dengan tingkat bunga kreditjmargin pembiayaan palingtinggi sebesarjsetara 22% (dua puluh dua persen) efektifper tahun atau ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan atasrekomendasi Komite Kebijakan;

b. di atas Rp5.000.000,OO(lima juta rupiah) sampai denganRp500.000.000,OO(lima ratus juta rupiah) dengan tingkatbunga kreditj margin pembiayaan yang dikenakan palingtinggi sebesarjsetara 14% (empat belas persen) efektif pertahun atau ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan atasrekomendasi Komite Kebijakan.

(3) KUR yang disalurkan melalui linkage program pola executing,dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. plafon yang diberikan kepada setiap lembaga linkage palingtinggi sebesar Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah);

b. tingkat bunga kreditjmargin pembiayaan yang dikenakanpaling tinggi sebesarj setara 14% (empat belas persen)efektif per tahun atau ditetapkan lain oleh MenteriKeuangan atas rekomendasi Komite Kebijakan.

(4) UMKM-K yang telah menerima KUR dapat menerima fasilitaspenjaminan dalam rangka perpanjangan, restrukturisasi, dantambahan pinjaman (suplesi) dengan syarat masihdikategorikan belum bankable, dengan ketentuan sebagaiberikut: .

Page 4: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-4-

a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi dansuplesi dapat diberikan sepanjang tidak melebihi 6 (enam)tahun untuk kredit modal kerja dan 10 (sepuluh) tahununtuk kredit investasi terhitung sejak tanggal efektifnyaperjanjian kredit awal antara bank pelaksana danUMKM-K;

b. tambahan pinjaman dapat diberikan dengan syarat plafonpinjaman dan tingkat bunga sebagaimana dimaksud padaayat (2);

c. mekanisme pelaksanaan perpanjangan jangka waktukredit, restrukturisasi dan tambahan pinjaman (suplesi)diatur lebih lanjut dalam perjanjian kredit antara bankpelaksana dan debitur.

(5) Besarnya 1mbal Jasa Penjaminan yang dibayarkan kepadaPerusahaan Penjaminan ditetapkan sebesar 3,25% (tiga komaduapuluh lima persen) per tahun atau ditetapkan lain olehMenteri Keuangan atas rekomendasi Komite Kebijakan, yangdibayarkan setiap tahun dan dihitung dari KUR yang dijamin,dengan ketentuan:

a. untuk kredit modal kerja dihitung dari plafon kredit;

b. untuk kredit investasi dihitung dari realisasi kredit.

(6) Persentase jumlah penjaminan KUR yang dijaminkan .kepadaPerusahaan Penjaminan ditetapkan sebesar 70% (tujuhpuluhpersen) dari KUR yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepadaUMKM-K dan lembaga linkage.

3. Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 9

(1) Pemerintah memberikan 1mbal Jasa Penjaminan KUR selamajangka waktu paling lama 6 (enam) tahun untuk kredit modalkerja dan paling lama 10 (sepuluh) tahun untuk kreditinvestasi termasuk untuk perpanjangan, suplesi, danrestrukturisasi.

(2) Pembayaran 1mbal Jasa Penjaminan KUR sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (5) dilaksanakan 2 (dua) kalidalam setahun, dengan ketentuan:

a. untuk tagihan periode bulan November tahun sebelumnyasampai dengan bulan April tahun berkenaan dibayarkanpada bulan Mei tahun berkenaan;

Page 5: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

b. untuk tagihan periode bulan Mei sampai dengan bulanOktober tahun berkenaan dibayarkan bulan Novembertahun berkenaan.

(3) Pembayaran 1mbal Jasa Penjaminan KUR dilakukanberdasarkan data penutupan pertanggungan KUR oleh BankPelaksana kepada Perusahaan Penjaminan.

(4) Permintaan pembayaran 1mbal Jasa Penjaminan KURdiajukan oleh Perusahaan Penjaminan kepada MenteriKeuangan u.p. Direktur Jenderal Perbendaharaan denganterlebih dahulu disetujui oleh Bank Pelaksana dan palingkurang dilampiri dengan:

a. rincian perhitungan tagihan 1mbalJasa Penjaminan;

b. kompilasi penerbitan Sertifikat Penjaminan atau dokumenlain yang dipersamakan dari Perusahaan Penjaminan;

c. tanda terima pembayaran 1mbal Jasa Penjaminan yangditandatangani oleh Direksi Perusahaan Penjaminan ataupejabat yang dikuasakan.

(5) Dalam rangka menilai kepatuhan terhadap ketentuanpenjaminan KUR, dan meneliti kebenaran perhitungan 1mbalJasa Penjaminan yang telah dibayarkan sebagaimanadimaksud pad a ayat (3), dilakukan verifikasi secara periodikatau sewaktu-waktu oleh Menteri Keuangan c.q. DirekturJenderal Perbendaharaan dan Ketua Badan Pengawasan PasarModal dan Lembaga Keuangan.

(6) Dalam hal diperlukan, Menteri Keuangan dapat memintabantuan aparat fungsional pemeriksa internal dan/ ataueksternal untuk melaksanakan audit."

4. Ketentuan Pasal11 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasalll

(1) Perusahaan Penjaminan wajib menyusun dan menyampaikanlaporan secara bulanan atas pelaksanaan penjaminan KURkepada Komite Kebijakan c.q. Deputi Menko PerekonomianBidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Perekonomian selakuKetua Tim Pelaksana Komite Kebijakan dengan tembusankepada Direktur Jenderal Perbendaharaan dan BankPelaksana, paling ,lambat pada tanggal 15 bulan berikutnya,dengan format laporan yang memuat:

Page 6: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-6-

a. pengajuan penjaminan KUR;

b. pengajuan klaim KUR;

c. realisasi pembayaran klaim;

d. klaim yang masih dalam proses;

e. klaim yang ditolak.

(2) Bank Pelaksana wajib menyusun dan menyampaikan secarabulanan atas realisasi penyaluran dan pengembalian KUR,paling lainbat pada tanggal 15 bulan berikutnya, kepadaKomite Kebijakan c.q. Deputi Menko Perekonomian BidangKoordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Ketua TimPelaksana Komite Kebijakan dengan tembusan kepadaDirektur Jenderal Perbendaharaan dan PerusahaanPenjaminan, dengan format laporan yang memuat:

a. realisasi jumlah penyaluran dan baki debet KUR;

b. realisasi penyaluran KUR menurut sektor ekonomi;

c. realisasi penyaluran KUR menurut provinsi;

d. jumlah debitur penerima KUR.

(3) Dalam hal diperlukan danl atau diminta oleh MenteriKeuangan, Perusahaan Penjaminan dan Bank Pelaksana wajibmenyampaikan laporan terkait dengan penyelenggaraan KURselain dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

Pasal II

1. Penyaluran KUR yang telah dilaksanakan sebelum berlakunyaPeraturan Menteri Keuangan ini, tetap berpedoman padaPeraturan Menteri Keuangan Nomor 1351 PMK.05/2008 tentangFasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor101 PMK.0512009.

2. Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku setelah satu bulansejak Addendum II Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum ofUnderstanding) ten tang Penjaminan Kredit/Pembiayaan KepadaUsaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi ditandatangani.

Page 7: MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-136-4788...MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - a. perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi

MENTEr-II KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-7-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalamBerita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

padatangga128 Januari 2010

MENTERI KEUANGAN,

ttd.

SRI MUL YANI INDRA W A TI

Diundangkan di Jakartapada tanggal 28 Januari 2010

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

ttd

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 46