43
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURANMENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA NOMOR PM. 39 TAHUN2012 PENGGUNAANBAHANBAKARGASJENIS COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) PADAKENDARAANBERMOTOR a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan telah diatur ketentuan mengenai pemakaian bahan bakar gas pada kendaraan bermotor; b. bahwa dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas berupa Compressed Natural Gas (CNG); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penggunaan Bahan Bakar Gas Jenis Compressed Natural Gas (CNG)Pada Kendaraan Bermotor; 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik,Indonesia Nomor 5317);

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURANMENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIANOMOR PM. 39 TAHUN2012

PENGGUNAANBAHANBAKARGASJENIS COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)PADAKENDARAANBERMOTOR

a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun2012 tentang Kendaraan telah diatur ketentuanmengenai pemakaian bahan bakar gas pada kendaraanbermotor;

b. bahwa dalam rangka pengaturan, pembinaan, danpengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis,bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan teknis danlaik jalan kendaraan bermotor yang menggunakanbahan bakar gas berupa Compressed Natural Gas(CNG);

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentangPenggunaan Bahan Bakar Gas Jenis CompressedNatural Gas (CNG)Pada Kendaraan Bermotor;

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5025);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentangKendaraan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran NegaraRepublik,Indonesia Nomor 5317);

Page 2: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negarasebagaimana telah diubah terakhir dengan PeraturanPresiden Nomor 91 Tahun 2011;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPerhubungan;

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANGPENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS JENIS COMPRESSEDNATURAL GAS (CNG) PADAKENDARAANBERMOTOR.

BAB IKETENTUANUMUM

1. Compressed Natural Gas yang selanjutnya disingkat CNGadalah gas alam yang sebagian besar terdiri atas metana(CH4).

2. Teknisi adalah seseorang yang mempunyai keahliandalam bidang otomotif dan penggunaan bahan bakar gaspada kendaraan bermotor yang dinyatakan dengansertifikat.

3. Bengkel adalah bengkel yang telah memenuhipersyaratan teknis penggunaan bahan bakar gas padakendaraan bermotor dan telah memiliki sertifikat.

4. Tangki adalah bejana tekan untuk menyimpan bahanbakar gas yang dipakai sebagai bahan bakar padakendaraan bermotor.

Page 3: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

5. Kendaraan bermotor berbahan bakar gas adalahkendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakargas.

6. Menteri adalah Menteri yang membidangi sarana danprasarana lalu lintas dan angkutan jalan.

7. Direktur J enderalPerhubungan Darat.

BAB IIPERSYARATANINSTALASISISTEM PEMAKAIANBAHAN

BAKARGAS JENIS CNG UNTUKKENDARAANBERMOTOR

(1) Setiap kendaraan bermotor yang menggunakan bahanbakar gas jenis CNG dan dioperasikan di jalan hamsmemenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

(2) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat(1) harus dilengkapi dengan instalasi sistem pemakaianbahan bakar gas seperti contoh 1 Lampiran PeraturanMenteri ini.

(1) Instalasi sistem pemakaian bahan bakar gassebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terdiriatas:a. sistem bi-fuel;b. sistem dual fuel; atauc. sistem full dedicated engine.

(2) Sistem bi-fuel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a digunakan untuk kendaraan bermotor yangmenggunakan bahan bakar gas dan bahan bakarbensin secara bergantian.

(3) Sistem dual fuel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b digunakan untuk kendaraan bermotor yangmenggunakan bahan bakar gas dan bahan bakar solarsecara bersama- sama.

Page 4: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(4) Sistem full dedicated engine sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c digunakan untuk kendaraanbermotor yang menggunakan bahan bakar gas.

(1) Instalasi sistem pemakaian bahan bakar gassebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 paling sedikitterdiri atas komponen:a. tangki bahan bakar gas;b. pipa penyaluran;c. pengatur atau regulator;d. pencampur;e. cylinder valve;f. isolation valve;g. katup anti balik (refueling non-return valve);h. sambungan pengisian;i. alat pemutus otomatis;j. peralatan kontrol tekanan gas;k. indikator volume bahan bakar gas elektronik; dan1. alat kontrol elektronik dan perkabelan.

(2) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruff, huruf g, dan huruf h dapat merupakan gabungandalam satu perangkat peralatan maupun terpisah.

(3) Dalam hal penggunaan jenis bi-fuel, komponen alatpemutus otomatis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf i harus menggunakan komponen high pressuregas lock dan petrol lock off device.

(4) Dalam hal penggunaan jenis dual-fuel dan fulldedicated, komponen alat pemutus otomatissebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i hanyamenggunakan komponen high pressure gas lock.

Instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas harusmemenuhi persyaratan:a. administratif; danb. teknis.

Page 5: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(1) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 huruf a meliputi:a. pengesahan komponen sistem pemakaian bahan

bakar gas untuk kendaraan bermotor; danb. sertifikasi instalasi sistem pemakaian bahan bakar

gas pada kendaraan bermotor.

(2) Pengesahan komponen sistem pemakaian bahan bakargas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aditerbitkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang keselamatan kerja.

(3) Ketentuan teknis komponen dan tata cara penerbitanpengesahan komponen sistem pemakaian bahan bakargas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai denganperaturan perundang-undangan di bidang keselamatankerja.

(4) Sertifikat instalasi sistem pemakaian bahan bakar gaspada kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b diterbitkan oleh Direktur Jenderal.

(5) Sertifikat instalasi sistem pemakaian bahan bakar gassebagaimana dimaksud pada ayat (4) seperti contoh 2Lampiran Peraturan Menteri ini.

(1) Sertifikat instalasi sistem pemakaian bahan bakar gasuntuk kendaraan bermotor yang menggunakan bahanbakar gas dengan sistem hi-fuel atau dual-fuel harusmemenuhi persyaratan:a. setiap merek dan tipe kendaraan bermotor yang

bahan bakarnya akan dikonversi dengan bahanbakar gas harus memiliki sertifikat uji tipe atausertifikat registrasi uji tipe yang diterbitkan olehDirektorat Jenderal Perhubungan Darat;

b. komponen sistem pemakaian bahan bakar gas yangakan dipasang pada kendaraan bermotor harusdisahkan terlebih dahulu oleh in stan si yangbertanggung jawab di bidang keselamatan kerja; dan

c. lulus uji kelaikan instansi sistem pemakaian bahanbakar gas untuk kendaraan bermotor yangdilaksanakan oleh Direktorat Jenderal PerhubunganDarat.

Page 6: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(2) Sertifikat instalasi sistem pemakaian bahan bakar gasuntuk kendaraan bermotor yang menggunakan bahanbakar gas dengan sistem full dedicated enginemerupakan satu kesatuan dengan sertifikat uji tipe danharus memenuhi persyaratan:a. komponen instalasi sistem pemakaian bahan bakar

gas yang dipasang pada kendaraan bermotor harusdisahkan terlebih dahulu oleh instansi yangbertanggung jawab di bidang keselamatan kerja; dan

b. merek dan tipe kendaraan bermotor lulus uji tipeyang dilaksanakan oleh Direktorat JenderalPerhubungan Darat.

(1) Persyaratan teknis instalasi sistem pemakaian bahanbakar gas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 hurufb meliputi:a. pemasangan;danb. perawatan

(2) Pemasangan dan perawatan instalasi sistem pemakaianbahan bakar gas pada kendaraan bermotor hanya dapatdilakukan oleh agen peralatan atau bengkel umumkendaraan bermotor yang diotorisasi oleh agenperalatan.

Tangki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) hurufa harus memenuhi persyaratan pemasangan sebagaiberikut:a. dipasang pada bagian dalam ruangan kendaraan atau

pada bagasi kendaraan yang memiliki ventilasi ke udaraluar dengan persyaratan:1. memiliki luas penampang melintang paling sedikit

2000 (dua ribu) mm2;

2. ujung ventilasi berjarak paling sedikit 100 (seratus)mm dari pipa gas buang atau sumber panas lainnya;dan

3. penempatan dan pengaturansalurannya harus sedemikianmeminimalisasi akumulasi gasventilasi.

ventilasi danrupa sehinggadalam sistem

Page 7: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

b. pemasangan tangki pada kendaraan bermotor berbahanbakar gas harus kuat untuk mencegah tergelincir,bergeser, berputar, dan terguncang sesuai denganketentuan sebagai berikut:1. pemasangan tidak boleh menyebabkan terjadinya

tegangan yang berlebihan pada tangki;2. perangkat untuk meletakan tangki tidak boleh di las

ke tangki;3. pemasangan tidak boleh berdampak melemahkan

struktur rangka kendaraan bermotor berbahanbakar gas;

4. menggunakan mur baut torsi tinggi dan harusdikund atau dipasangkan pin atau pengait setelahdikuatkan;

5. perangkat untuk meletakan tangki harus dirancangdan dikonstruksikan dengan kekuatan yang mampumenahan gaya-gaya statis paling sedikit 20 (duapuluh) kali berat tangki penuh untuk posisi tangkisejajar dengan sumbu memanjang kendaraan dan 8(delapan) kali berat tangki penuh untuk tangkimelintang terhadap sumbu memanjang kendaraan;

6. rindan perhitungan kekuatan perangkat untukmeletakkan tangki sesuai tabel faktor desain seperticontoh 3 Lampiran Peraturan Menteri ini;

7. tangki tidak boleh bersentuhan dengan bagiankendaraan manapun, baik pipa atau apapun yangdapat mengakibatkan gesekan atau kelembaban;

8. sabuk pengikat peletakan tangki paling sedikit 2(dua) buah, terbuat dari baja dengan ukuran sesuaitabel dimensi pengikat seperti contoh 4 LampiranPeraturan Menteri ini;

9. tangki yang diletakan di bawah lantai kendaraanharus diberi pelindung atau perisai denganketentuan jarak antara tangki dan permukaan tanahpaling sedikit 300 (tiga ratus) mm;

10. apabila jarak antara dinding terluar tangki yangterdekat dengan sumber panas temperaturnyamelebihi temperatur panas air mendidih 1000

(seratus derajat) C tidak lebih dari 150 (seratus limapuluh) mm, harus dilengkapi dengan tamengpelindung panas dengan ketentuan:a) jarak antara dinding tangki dengan tameng

paling sedikit 15 (lima belas) mm; dan

Page 8: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

b) jarak an tara sumber panas dengan tamengpaling sedikit 50 (lima puluh) mm;

11. dilarang memasang tangki di atas atap kendaraan;12. jika tangki yang digunakan dalam sistem pemakaian

bahan bakar gas lebih dari satu tangki atau multitangki, maka tangki dapat disusun secara seri atauparalel; dan

13. penyusunan tangki harus didesain sehinggamemungkinkan pemisahan tangki atau tangki-tangkidari instalasi sistem pemakaian bahan bakar gaspada kendaraan bermotor.

Pipa penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(1) huruf b harus memenuhi persyaratan pemasangansebagai berikut:a. pipa tekanan tinggi dari katup pengisian ke tangki

bahan bakar gas sampai dengan regulator (melebihi100kPa) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:1. paling sedikit mampu menampung tekanan kerja

27,5 MPa (275 Bar) dan tekanan uji pad a 70 MPa(700 Bar);

2. paling sedikit menggunakan pipa baja seamlesstahan terhadap korosi dengan diameter luarmaksimum 6 (enam) mm dan dilindungi PVC;

3. jika menggunakan pipa dengan diameter terluarlebih dari 6 (enam) mm harus menggunakan pipadengan standar paling sedikit pipa stainless steelsesuai dengan ASTMA269;

4. jalur pemasangan pipa tidak boleh ditempatkan didalam bagian kendaraan yang diperuntukkan bagipengendara danj atau penumpang, diusahakansependek mungkin dengan memperhatikankelenturan serta dicegah timbulnya gesekan antarapipa dengan badanjlandasan kendaraan;

5. jalur pemasangan pipa harus terlindung olehstruktur badan atau landasan dari kemungkinanbenturan atau tabrakan dan tidak boleh lebihrendah dari bagian kendaraan yang paling rendah;

6. dalam hal jalur pemasangan pipa melewati sepakbor,pipa harus dilindungi dengan tameng pelindungpelat baja dengan tebal paling sedikit 1,5 (satu komalima) mm;

Page 9: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

7. ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkaudan tidak boleh dilewatkan pada mekanis batangkemudi dan sistem suspense;

8. pemasangan pipa harus diikat dengan kuat padarangka landasan atau badan kendaraan denganmenggunakan jepitan-jepitan yang terbuat darilogam dengan jarak antara jepitan tidak lebih dari600 (enam ratus) mm, dan apabila pipa melaluipanel logam maka pipa harus dilindungi denganpembungkus yang terbuat dari karet atau plastik;

9. jepitan sebagaimana dimaksud pada angka 8 harusmenggunakan karet pelindung untuk mencegahterjadinya gesekan langsung antara jepitan denganpipa; dan

10. penyambungan pipa harus:a) paling sedikit menggunakan olive jitting untuk

pipa jenis steamless steel dan menggunakanferrule jitting untuk pipa jenis stainless steel;

b) mampu menampung tekanan kerja paling sedikit27,5 MPa (275 Bar) dan tekanan uji sebesar 70MPa(700 Bar);

c) jumlah sambungan yang dibutuhkan untukmerangkai instalasi sistem pemakaian bahanbakar gas harus seminimal mungkin; dan

d) semua sambungan harus dipasang pada tempatyang terlindung dan mudah dijangkau.

b. pipa tekanan rendah dari regulator sampai dengan mixer(tidak melebihi 10kPa) harus memenuhi ketentuansebagai berikut:1. pipa lentur atau selang karet harus dilengkapi

dengan pelindung tahan panas sampai 1000 (seratusderajat) C dan mampu menahan lima kali tekananmaksimum yang mungkin terjadi pada saatdigunakan;

2. pipa lentur atau selang karet harus cukuppanjangnya untuk menyesuaikan dengan gerakanmesin;

3. sambungan harus sesuai dengan penggunaan bahanbakar gas dan mampu menahan lima kali tekananmaksimum yang mungkin terjadi di saat digunakan;dan

Page 10: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

4. saluran pipa harus dilindungi secara memadai baikmelalui penempatan maupun dengan perlindungantersendiri untuk menghindari kerusakan akibatbenda-benda yang terlempar dari jalan ataukerusakan lainnya dan pipa yang ditempatkankurang dari 100 (seratus) mm dari sistempembuangan gas harus dilindungi dari panas secaramemadai.

Pengatur atau regulator bahan bakar gas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c harus memenuhipersyaratan pemasangan sebagai berikut:a. peralatan regulator bahan bakar gas meliputi peralatan

yang diperlukan untuk menurunkan tekanan bahanbakar gas tekanan tinggi dari tangki menjadi bahanbakar gas tekanan rendah yang akan dipasokkekomponen pencampur;

b. regulator harus disertifikasi dan memenuhi persyaratanteknis dari negara asal; dan

c. pemasangan regulator bahan bakar gas harus:1. dipasang pada posisi yang mudah dijangkau untuk

pemeriksaan rutin, perawatan, dan penyetelan;2. dipasang secara erat, kuat dan terlindung secara

baik dari kerusakan dalam suatu tabrakan;3. ditempatkan sedekat mungkin dengan titik

pencampuran gas dengan udara ke mesin;4. tidak boleh diletakan di bagian mesin;5. dipasang dekat dengan atau langsung pada alat

pemu tus otomatis atau jika menggunakan pipapenghubung diusahakan dengan jarak maksimalantara keduanya adalah 500 (lima ratus) mm;

6. masih menggunakan adanya gerak bebas pipa-pipadan selang air;

7. sirkulasi air pendingin mesin terhubung sedemikianru pa sehingga aliran air pendingin tidak terhalangoleh katup-katup dari cooling system, antara lainthermostat, heater control valve;

8. jauh dari sistem pembuangan gas panas mesinkendaraan atau dilindungi dengan logam pelindungpanas atau tameng panas; dan

9. tidak boleh ditempatkan dekat peralatan listrik yangdapat mengeluarkan percikan api.

Page 11: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

Komponen pecampur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (1) huruf d harus memenuhi persyaratan pemasangansebagai berikut:a. mencegah terjadinya pencampuran antara udara dengan

gas di luar komponcn pencampur;b. komponen pecampur hams dipasang secara kuat dan

tidak boleh ada gesekan atau sentuhan dengan bagianlainnya; dan

c. dalam instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas jenisbio-fuel, kinerja komponen pencampur tidak bolehmengakibatkan penurunan kualitas emisi gas buangkendaraan yang telah ditentukan pabrik pada saatmenggunakan bahan bakar bensin.

Komponen high pressure gas lock sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) harus memenuhipersyaratan pemasangan sebagai berikut:a. dipasang ditempat yang aman dengan jarak tidak lebih

SOOmm sebelum regulator serta tidak menempel padabagian mesin; dan

b. mampu mencegah mengalirnya gas dari tangki keregulator kecuali jika kunci kontak (ignition switch) padaposisi «ON" dan mesin kendaraan bekerja.

(1) Komponen petrol lock off device sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (3) harus memenuhi persyaratanpemasangan sebagai berikut:a. dipasang pada tempat yang aman menempel pada

karburator; danb. jika dipasang pada panel body sambungan dari

petrol lock off device ke karburator hams fleksibel.

(2) Komponen petrol lock off device sebagaimana dimaksudpada ayat (1) untuk kendaraan bermotor yangmenggunakan injector hams dipasang pada temp at yangaman dan bekerja secara elcktronis.

Page 12: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

Katup tangki (cylinder valve) sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1) huruf e harus memenuhi persyaratanpemasangan sebagai berikut:a. komponen katup tangki merupakan katup penutup

harus mendapat persetujuan dari instansi yangbertanggung jawab di bidang keselamatan kerja;

b. setiap tangki harus memiliki katup tangki yangdioperasikan secara manual dan harus dipasang padaposisi yang mudah dijangkau;

c. jika menggunakan lebih dari satu tangki harusdilengkapi dengan katup penutup induk, dipasang diantara sambungan pengisian dengan tangki dan tidakada komponen lain yang ditempatkan antara katuppenu tu p induk dengan tangki; dan

d. selain katup penutup harus dipasang pula sebuah katupyang berfungsi untuk mencegah pengisian tangki dengantekanan berlebihan, dengan persyaratan sebagai berikut:1. setiap instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas

pada kendaraan bermotor harus dilengkapi denganalat untuk mencegah pengisian tangki dengantekanan lebih besar dari tekanan kerja; dan

2. penggunaan alat sebagaimana dimaksud pada angka1 harus dirancang dan ditempatkan sedemikian rupasehingga dapat mengeluarkan sebagian isi tangkibila tekanannya melebihi tekanan kerja dan harusdisetel untuk beroperasi 10% (sepuluh per seratus)di atas tekanan kerja.

Katup anti balik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(1) huruf g harus memenuhi persyaratan pemasangansebagai berikut:a. katup anti balik harus dipasang untuk mencegah aliran

balik gas dari tangki ke sambungan pengisian; danb. katup anti balik harus ditempatkan sedekat mungkin

dengan sambungan pengisian.

Sambungan pengisian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (1) huruf h harus memenuhi persyaratan pemasangansebagai berikut:

Page 13: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

a. sambungan penglslan harus ditempatkan sedemikianrupa sehingga dispenser nozzle dan sambunganpengisian harus tersambung dengan baik dan pada saatpengisian ulang dapat diawasi dari sebelah luarkendaraan;

b. sambungan pengisian terlindung dengan caraditempatkan di bawah permukaan panel badankendaraan atau di tempat lain yang terlindung olehkonstruksi rangka;

c. sambungan pengisian harus ditempatkan sedemikianrupa sehingga pengisian ulang dapat dilakukan tanpamengharuskan operator untuk berlutut atau merangkakatau berbaring di kolong kendaraan atau menyebabkanketidaknyamanan dan bahaya; dan

d. sambungan pengisian harus ditempatkan sedemikianrupa sehingga beban saat pengisian ulang dapatdiminimalisasi.

Alat pemutus otomatis sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 ayat (1) huruf i harus memenuhi persyaratan pemasangansebagai berikut:a. dipasang sebelum regulator dan mampu mencegah

mengalirnya gas kecuali jika kunci kontak (ignitionswitch) pada posisi «ON"dan mesin bekerja; dan

b. safety cut off device mampu mencegah mengalirnya gasmeskipun kunci kontak (ignition switch) pada posisi ((ON"dan mesin tidak bekerja.

Peralatan kontrol tekanan gas sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1) huruf j harus memenuhi persyaratanpemasangan sebagai berikut:a. dipasang dengan kuat dan aman;b. tidak boleh dipasang di dalam kabin; danc. harus dipasang antara gas lock off device dan regulator.

Indikator volume bahan bakar gas elektronik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k hams dipasangpada panel dashboard dan pada lokasi yang mudah untukdilihat.

Page 14: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

Peralatan kontrol elektronik dan perkabelan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf 1 harus memenuhipersyaratan pemasangan sebagai berikut:a. perkabelan harus menggunakan kabel yang dirancang

khusus untuk penggunaan pada kendaraan bermotordan dipasang secara sempurna, diklip atau dililitkanisolatape mengikuti panjangnya kabel;

b. sirkuit kelistrikan harus dilengkapi dan dilindungidengan pembatas arus (fuse) yang sesuai; dan

c. untuk penggunaan jenis instalasi bi-fueldilengkapi dengan dengan tombol pengubahselector) yang dipasang pada dashboard dandijangkau.

harus(switchmudah

Perawatan instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas padakendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan:a. harus dilakukan secara periodik sesuai dengan petunjuk

perawatan yang dikeluarkan oleh bengkel instansi sistempemakaian bahan bakar gas;

b. hanya boleh dilakukan oleh bengkel agen peralatan ataubengkel umum kendaraan bermotor yang telahmendapatkan otorisasi dari bengkel agen peralatan; dan

c. perawatan instalasi sistem pemakaian bahan bakar gasmeliputi:1. keberadaan instalasi sistem pemakaian bahan bakar

gas;2. kedudukan instalasi sistem pemakaian bahan bakar

gas;3. berfungsinya komponen-komponen pada instalasi

sistem pemakaian bahan bakar gas;4. keausan komponen-komponen pada instalasi sistem

pemakaian bahan bakar gas; dan5. kebocoran (leak test) pada instalasi sistem

pemakaian bahan bakar gas.

Ketentuan lebih lanjut mengenai instalasi sistem pemakaianbahan bakar gas jenis CNG diatur dengan PeraturanDirektur Jenderal.

Page 15: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

BABIIIPERSYARATANDISTRIBUTORKOMPONEN

SISTEMPEMAKAIANBAHANBAKARGASJENIS CNGUNTUKKENDARAANBERMOTOR

(1) Distributor komponen sistem pemakaian bahan bakargas untuk kendaraan bermotor dilakukan oleh agensesuai bidangnya.

(2) Agen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemenuhi persyaratan:a. berbentuk badan usaha;b. memiliki penunjukan keagenan sebagai agen dari

pabrikan (principal);c. terdaftar pada instansi yang bertanggung jawab di

bidang keselamatan kerja; dand. memiliki bengkel instalasi sistem pemakaian bahan

bakar gas untuk kendaraan bermotor.

(1) Bengkel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)huruf d harus memenuhi persyaratan:a. memiliki teknisi yang berkompetensi terhadap

penggunaan bahan bakar gas pada kendaraanbermotor paling sedikit:1. 1 (satu) orang teknisi perawatan; dan2. 1 (satu) orang teknisi instalatur;

b. memiliki peralatan khusus (special tools) untukpemasangan peralatan bahan bakar gas untukkendaraan bermotor;

c. memiliki peralatan tangan (hand tools) dan peralatanbertenaga (power tools);

d. memiliki peralatan engine analyser,e. memiliki peralatan exhaust gas analyser,f. memiliki peralatan pendeteksi kebocoran gas (gas

leak detector); dang. memiliki fasilitas keamanan dan keselamatan kerja.

(2) Bengkel yang telah memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberikan sertifikat sebagaibengkel instalasi sistem pemakaian bahan bakar gasuntuk kendaraan bermotor oleh Direktur Jenderal.

Page 16: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(3) Sertifikat bengkel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)seperti contoh 5 Lampiran Peraturan Menteri ini.

(1) Bengkel umum kendaraan bermotor dapat menanganipemasangan pcralatan bahan bakar gas denganpersyaratan:a. memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 25 ayat (1);b. ditunjuk dan diberi otorisasi oleh agen peralatan

bahan bakar gas; danc. memperoleh sertifikat sebagai bengkel instalasi

peralatan bahan bakar gas untuk kendaraanbermotor dari Direktur J enderal.

(2) Otorisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bseperti contoh 6 Lampiran Peraturan Menteri ini.

(3) Sertifikat bengkel umum sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c seperti contoh 5 Lampiran PeraturanMenteri ini.

(1) Teknisi perawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal25 ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan:a. memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang

teknologi otomotif;b. memiliki pengalaman paling sedikit 2 (dua) tahun

sebagai teknisi kendaraan bermotor; danc. telah mengikuti pendidikan kompetensi dan lulus

dalam evaluasi tata cara perawatan instalasi sistempemakaian bahan bakar gas yang diselenggarakanoleh agen peralatan bahan bakar gas sertamemperoleh sertifikat teknisi perawatan sistempemakaian bahan bakar gas dan terdaftar padaDirektorat Jenderal Perhubungan Darat.

(2) Teknisi instalatur sebagaimana dimaksud dalam Pasal25 ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan:a. memiliki pengalaman paling sedikit 2 (dua) tahun

sebagai teknisi perawatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1); dan

Page 17: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

b. telah mengikuti pendidikan kompetensi dan lulusdalam evaluasi tata cara pemasangan instalasisistem pemakaian bahan bakar gas yangdiselenggarakan oleh agen peralatan bahan bakargas serta memperoleh sertifikat teknisi instalatursistem pemakaian bahan bakar gas dan terdaftarpada Dircktorat Jenderal Perhubungan Darat.

(1) Agen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)dan bengkel umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal26 ayat (1) yang melakukan instalasi sistem pemakaianbahan bakar gas pada kendaraan bermotorberkewajiban untuk:a. mengeluarkan kartu monitor;b. mengeluarkan kartu induk;c. memberikan tanda konversi (instalasi) pada

kendaraan bermotor yang menggunakan peralatanbahan bakar gas;

d. memberikan tanda pengenal pada kendaraanbermotor yang menggunakan peralatan bahan bakargas; dan

e. memberikan tanda petunjuk pengisian ulang bahanbakar gas.

(2) Kartu monitor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a berisi:a. nama dan alamat pemilik kendaraan bermotor;b. nama· dan alamat pemilik baru (dalam hal terjadi

pindah tangan kepemilikan kendaraan);c. merek dan tipe kendaraan bermotor;d. nomor rangka dan nomor mesin kendaraan

bermotor;e. merek dan tipe peralatan dan tangki bahan bakar

gas;f. nomor sertifikat pengujian tangki bahan bakar gas;g. nomor sertifikat instalasi peralatan bahan bakar gas;h. nomor registrasi regulator;i. tanggal instalasi peralatan;j. tanggal dan masa berlaku periode pemeriksaan;k. tanggal dan masa berlaku periode pengujian; dan1. nama dan nomor registrasi teknisi instalatur.

Page 18: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(3) Kartu monitor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a disertakan pada setiap kendaraan bermotoryang dilengkapi dengan peralatan sistem pemakaianbahan bakar gas.

(4) Kartu induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb berisi:a. nama dan alamat pemilik kendaraan bermotor;b. nama dan alamat pemilik baru (dalam hal terjadi

pindah tangan kepemilikan kendaraan);c. merek dan tipe kendaraan bermotor;d. nomor rangka dan nomor mesin kendaraan

bermotor;e. merek dan tipe peralatan bahan bakar gas;f. nomor sertifikat pengujian tangki bahan bakar gas;g. nomor sertifikat instalasi peralatan bahan bakar gas;h. nomor registrasi regulator;i. tanggal instalasi peralatan;J. tanggal dan masa berlaku periode pemeriksaan;k. tanggal dan masa berlaku periode pengujian; dan1. nama dan nomor registrasi teknisi instalatur.

(5) Kartu induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb disimpan sebagai arsip oleh agen sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) atau bengkel umumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1).

(6) Kartu monitor dan kartu induk sebagaimana dimaksudpada ayat (1) seperti contoh 7 dan contoh 8 LampiranPeraturan Menteri ini.

(7) Tanda konversi (instalasi) sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c berupa pelat yang berisi informasitentang:a. agen atau bengkel umum pemasang dan alamatnya;b. merek dan nomor registrasi regulator;c. nomor dan tanggal sertifikat instalasi sistem

pemakaian bahan bakar gas;d. nomor dan tanggal sertifikat pengesahan komponen-

komponen pada sistem pemakaian bahan bakar gas;e. nama dan nomor registrasi teknisi yang memasang

instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas; danf. tanggal pemasangan instalasi sistem pemakaian

bahan bakar gas.

(8) Tanda konversi dipasang pada ruang mesin (enginecompartement) pada lokasi yang mudah dilihat.

Page 19: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(9) Tanda konversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b seperti contoh 9 Lampiran Peraturan Menteriini.

(10) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d berupa stiker dengan spesifikasi sebagaiberikut:a. tinta dan adhesi;b. berwarna dasar putih dengan ukuran 80 (delapan

puluh) mm x 80 (delapan puluh) mm persegi;c. di tengah tanda pengenal dicantumkan tulisan

"BBG" dengan bentuk huruf univers 67 (enam puluhtujuh) berwarna hitam dengan tinggi tidak kurangdari 20 (dua puluh) mm; dan

d. mempunyai garis pinggir berwarna hitam setebal 1(satu) mm dan berjarak 5 (lima) mm dari tepi luarserta sejajar dengan ukuran 80 (delapan puluh) mmdiukur dari tepi luar.

(11) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d ditempatkan pada bagian depan dan belakangkendaraan untuk menunjukkan bahwa kendaraanmenggunakan bahan bakar gas.

(12) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (11)seperti contoh 10 Lampiran Peraturan Menteri ini.

(13) Tanda petunjuk pengisian ulang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e memuat data tentang:a. tekanan maksimum yang diizinkan;b. kapasitas maksimum tangki;c. nomor tangki; dand. masa pengujian tangki berikutnya.

(14) Tanda petunjuk penglslan ulang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e seperti contoh 11Lampiran Peraturan Menteri ini.

Page 20: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

BABIVPROSEDURDANPETUNJUKPENGISIAN

BAHANBAKARGASJENIS CNG

(1) Dilarang mengisi tangki dengan bahan bakar gas padatekanan yang melebihi tekanan maksimum yangdipersyaratkan dan tekanan pengisian maksimum iniharus diterakan dengan jelas dekat saluran pengisian.

(2) Tekanan pengisian maksimum sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) tidak boleh melampaui 16,5 (enam belaskoma lima) MPapada 15° (limabelas derajat) C.

(3) Prosedur dan petunjuk pengisian bahan bakar gasseperti contoh 12 Lampiran Peraturan Menteri ini.

BABVPENGAWASAN

(1) Agen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)dan bengkel umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal26 ayat (1) diwajibkan membuat manajemen sisteminformasi dan database serta melaporkan secaraberkala tentang hal pemasangan danJataupemindahtanganan sistem pemakaian bahan bakar gaspada kendaraan bermotor kepada Direktorat JenderalPerhubungan Darat.

(2) Dalam hal terjadi kecelakaan pada sistem pemakaianbahan bakar gas pada kendaraan bermotor, hamsdilakukan penelitian terjadinya kecelakaan danpenyidikan pelanggaran sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Page 21: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(1) Setiap pemilik kendaraan bermotor yang menggunakanbahan bakar gas harus membawa kendaraannya keagen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)atau bengkel umum sebagaimana dimaksud dalamPasal 26 ayat (1) setiap 6 (enam) bulan dihitung sejakinstalasi peralatan bahan bakar gas dipasang, untukdilakukan pemeriksaan atau pengujian terhadapinstalasi sistem pemakaian bahan bakar gas.

(2) Untuk 6 (enam) bulan pertama, ketiga, kelima danseterusnya (ganjil) dilakukan pemeriksaan terhadapperalatan dan instalasi sistem pemakaian bahan bakargas yang dipasang pada kendaraan bermotor.

(3) Untuk 6 (enam) bulan kedua, keempat, keenam danseterusnya (genap) dilakukan pengujian terhadapperalatan dan instalasi sistem pemakaian bahan bakargas yang dipasang pada kendaraan bermotor.

(4) Setiap pemilik kendaraan bermotor yang menggunakanbahan bakar gas harus melakukan pengujian ulangsecara hidrostatis terhadap tangki bahan bakar gasdalam waktu tidak lebih dari 5 (lima) tahun untuktangki yang terbuat dari baja dan 3 (tiga) tahun untuktangki yang terbuat dari komposit terhitung mulaitanggal pengujian terakhir pada instansi yangbertanggung jawab di bidang keselamatan kerja.

(5) Ketentuan teknis dan tata cara pengujian hidrostatisterhadap tangki sebagaimana dimaksud pada ayat (4)sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang keselamatan kerja.

(6) Pemeriksaan kendaraan bermotor sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh teknisiperawatan di agen sebagaimana dimaksud dalam Pasal24 ayat (2) atau bengkel umum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 26 ayat (1).

(7) Pemeriksaan instalasi sistem pemakaian bahan bakargas ditentukan sebagai berikut:a. administrasi yang melekat pada kendaraan berupa

kartu monitor maupun tanda uji tangki bahan bakargas;

Page 22: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

b. tanda konversi (instalasi) dan tanda pengenal sertatanda petunjuk pengisian ulang;

c. tangki, sistem pemipaan dan keseluruhan komponenterhadap peletakan, kekuatan kedudukan, korosi,kerusakan, dan perubahan-perubahan yangmempengaruhi pemenuhan persyaratan;

d. kebocoran dengan metode gelembung sabundanj atau metode lain yang secara teknis dapatdipertanggungjawabkan dan dilakukan dalamkondisi pengisian bahan bakar gas pada tekananhulu pengatur tidak lebih dari 20 (dua puluh) MPa;

e. kebocoran harus dilaksanakan dalam kondisi ruangyang berventilasi baik dan pada jarak paling sedikit 5(lima) meter dari sumber api; dan

f. unjuk kerja instalasi sistem pemakaian bahan bakargas harus diperiksa pada tekanan kerja normalbahan bakar gas.

(8) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud padaayat (7) dinyatakan memenuhi persyaratan teknis,maka bengkel wajib mengisi kartu monitor tentangtanggal, nama teknisi yang memeriksa dan tanggalpemeriksaan periode beriku tnya, serta rekomendasiboleh mengoperasikan kendaraan dengan menggunakanbahan bakar gas.

(9) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud padaayat (7) dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis,maka bengkel wajib mengisi kartu monitor tentangtanggal, nama teknisi yang memeriksa, sertapernyataan bahwa kendaraan yang bersangkutan tidakboleh dioperasikan dengan menggunakan bahan bakargas dengan ketentuan:a. tangki bahan bakar gas dikosongkan; danb. refuelling conection bahan bakar gas disegel.

(10) Pengujian berkala ganjil di bengkel terhadap peralatanbahan bakar gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan oleh instalatur meliputi:a. pemeriksaan terhadap sertifikat yang melekat pada

kendaraan berupa kartu monitor maupun tanda ujitangki bahan bakar gas;

b. pemeriksaan terhadap tanda konversi (instalasi) dantanda pengenal;

Page 23: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

c. tangki, sistem pemipaan dan keselurtlhan komponenharus diperiksa dan diuji dengan teliti oleh teknisiterhadap peletakan, kekuatan kedudukan, korosi,kerusakan, dan perubahan-perubahan yangmempengaruhi pemenuhan persyaratan;

d. unjuk kerja peralatan dan alat pengatur harus diujipada tekanan kerja normal bahan bakar gas, untukmembuktikan kesempumaan prestasi sistem secarakeseluruhan;

e. pada sistem peralatan bahan bakar gas secarakeseluruhan harus diuji secara seksama terhadapkebocoran dengan metode gelembung sabundanJatau metode lain yang dapatdipertanggungjawabkan;

f. pengujian sebagaimana dimaksud pada huruf edilaksanakan dalam kondisi pengisian bahan bakargas pada tekanan hulu pengatur tidak lebih dari 20(dua puluh) MPa;

g. pengujian kebocoran harus dilaksanakan dalamkondisi ruang yang berventilasi baik dan palingsedikit berjarak 5 (lima)meter dari api terbuka atausumber pembakaran lain;

h. pengujian gas buang kendaraan; dani. pengujian kinerja mesin kendaraan bermotor.

(11)Apabila hasil pengujian sebagaimana dimaksud padaayat (10) dinyatakan memenuhi persyaratan teknis,maka bengkel wajib mengisi kartu monitor tentangtanggal, nama teknisi yang menguji dan tanggalpengujian periode berikutnya, serta rekomendasi bolehmengoperasikan kendaraan dengan menggunakanbahan bakar gas.

(12)Apabila hasil pengujian sebagaimana dimaksud padaayat (10) dinyatakan tidak memenuhi persyaratanteknis, maka bengkel wajib mengisi kartu monitortentang tanggal pengujian, nama teknisi yang menguji,serta rekomendasi tidak boleh mengoperasikankendaraan dengan menggunakan bahan bakar gasdengan ketentuan:a. tabung bahan bakar gas dikosongkan; danb. refuelling conection bahan bakar gas disegel.

Page 24: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(1) Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib uji yangmenggunakan bahan bakar gas wajib melakukanpengujian kendaraan bermotor berbahan bakar gasdengan periode sesuai ketentuan pengujian kendaraanbermotor.

(2) Pengujian kendaraan bermotor berbahan bakar gasyang dilakukan oleh unit pengujian berkala kendaraanbermotor dilakukan terhadap:a. instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas yang

dilakukan dengan cara pemeriksaan persyaratanadministratif meliputi:1. pemeriksaan dokumen sertifikat pengujian

hidrostatik berikut masa berlaku pengujiannya;2. pemeriksaan dokumen kartu monitor terutama

menyangkut hasil pemeriksaan, rekomendasi,periode pemeriksaan, hasil pengujian,rekomendasi, periode pemeriksaan, hasilpengujian, rekomendasi dan periode pengujianperalatan konversi bahan bakar; dan

3. pemeriksaan terhadap tanda konversi dan tandapengenal peralatan bahan bakar gas.

b. pemenuhan kelaikan jalan kendaraan bermotorsesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang pengujian berkala kendaraan bermotor.

(3) Sebagai bukti bahwa kendaraan berbahan bakar gastelah lulus uji, di dalam buku uji kendaraan bermotorharus dicantumkan masa berlaku kelaikan jalankendaraan tersebu t dalam menggunakan bahan bakargas.

(4) Kendaraan bermotor berbahan bakar gas milik pribadiyang belum wajib uji hanya dilakukan pemeriksaanpersyaratan administratif sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a oleh agen atau bengkel umum yangtelah diotorisasi oleh agen.

Perbaikan peralatan instalasi sistem bahan bakar gas padakendaraan bermotor dilakukan dengan ketentuan:

Page 25: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

a. pelaksanaan perbaikan harus dilakukan pada agensebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) ataubengkel umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25ayat (1);

b. pelaksanaan perbaikan yang berhubungan denganpanas harus dilakukan dengan memperhatikankeselamatan terhadap bahaya kebakaran;

c. sebelum pekerjaan perbaikan dilaksanakan pada ataudekat sistem bahan bakar, katup penutup harus dalamkeadaan tertutup, kecuali jika bahan bakar diperlukanuntuk kerja mesin;

d. kerusakan saluran-saluran bahan bakar tidak bolehdiperbaiki dalam semua katup harus dilakukanpenggantian;

e. pengelasan, pelapisan, dan pengerjaan panas tidak bolehdilakukan terhadap bagian tangki; dan

f. dilarang mengubah danjatau memodifikasi seluruhdanj atau sebagian instalasi sistem pemakaian bahanbakar gas yang tidak sesuai dengan standar teknis yangditetapkan pabrik.

Penggunaan ulang komponen instalasi sistem pemakaianbahan bakar gas pada kendaraan bermotor dilakukandengan ketentuan:a. peralatan bahan bakar gas bekas dapat dipergunakan

kembali atau dipindahkan ke kendaraan lain jika:1. peralatan masih dalam kondisi bagus dan memenuhi

standar;2. masa uji tangki belum kadaluarsa; dan3. double ferrule jitting dapat digunakan kembali hanya

bila kondisinya masih sesuai katalog pabrikan.b. komponen-komponen berikut ini tidak boleh dipakai

ulang:1. semua pipa dan selang yang dilalui cylinder pressure;2. semua jitting yang digunakan untuk menyambung

pipa atau selang yang telah dilepas dari komponentersebut; dan

3. semua grommet dan jitting yang digunakan untukmenyekat bulkhead.

Pasal35

Pembuangan tangki bahan bakar gas dilakukan denganketentuan:

Page 26: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

a. pembuangan tangki bahan bakar gas yang telah tidakmemenuhi syarat kelaikan harus dilepas terlebih dahuludari sistem kendaraan sebelum dibuang;

b. pembuangan tangki harus dilakukan secara terpisahdengan cara sesuai peraturan perundang-undangan dibidang keselamatan kerja.

BAB VIPEREDARAN PERALATAN BAHAN BAKAR GAS

(1) Peralatan bahan bakar gas hanya boleh dijual dandiedarkan oleh agen yang mengageni merek tertentuperalatan bahan bakar gas.

(2) Setiap penjualan harus memberikan jaminan bahwaseluruh peralatan bahan bakar gas yang dijualnya telahmemiliki mutu yang sarna dengan peralatan bahanbakar gas yang telah diuji, disetujui, dan disahkan olehpejabat yang berwenang serta harus dapat menjaminpelayanan kebutuhan suku cadangnya.

(3) Dilarang menjual dan menggunakan peralatan bahanbakar gas yang belum mendapatkan persetujuan danpengesahan pada kendaraan bermotor sebagaimanadimaksud pada ayat (2).

BAB VIISANKSI

Pasal 37

Pelanggaran terhadap Peraturan Menteri ini dikenakansanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VIIIKETENTUAN PERALIHAN

(1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, perusahaanyang telah memiliki sertifikat pengesahan pemasanganperalatan konversi bahan bakar gas dalam jangkawaktu paling lama 1 (satu) tahun sejak PeraturanMenteri ini ditetapkan wajib menyesuaikan persyaratansesuai dalam Peraturan Menteri ini.

Page 27: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahunsebagaimana dimaksud pada ayat (1) perusahaan yangbersangkutan belum menyesuaikan dengan ketentuandalam Peraturan Menteri ini, maka sertifikatpengesahan pemasangan peralatan konversi bahanbakar gas yang dimiliki dicabu t dan dinyatakan tidakberlaku serta dilarang menjual dan/ atau mengedarkanperalatan sistem pemakaian bahan bakar gas.

(3) Berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidangkeselamatan kerja, perusahaan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) wajib menarik kembali peredaranperalatan konversi bahan bakar gas yang telah beredardi masyarakat.

(1) Pemilik kendaraan bermotor yang menggunakan bahanbakar gas dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan wajibmemeriksakan instalasi sistem pemakaian bahan bakargas pada kendaraannya dan menyesuaikan denganketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

(2) Apabila dalam waktu 6 (enam) bulan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pemilik kendaraan belummemeriksakan dan menyesuaikan dengan ketentuanini, pemilik kendaraan wajib melepas peralatan sistempemakaian bahan bakar gas dari kendaraan bermotoryang bersangku tan dan dilarang mengoperasikankendaraannya dengan menggunakan bahan bakar gas.

BABIXKETENTUANPENUTUP

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka KeputusanMenteri Perhubungan Nomor KM. 64 Tahun 1993 tentangPersyaratan Teknis Pemakaian Bahan Bakar Gas PadaKendaraan Bermotor dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 28: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri 1m denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 25 Juni 2012

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA,

Diundangkan di Jakartapada tanggal27 Juni 2012

MENTERIHUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIKINDONESIA,

Salinan sesuai deKepala Biro

UMAR RIS, SH, MM,MHPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19630220 198903 1 001

Page 29: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

LAMPI RANPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR PM. 39 TAHUN 2012TENTANGPENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS JENIS COMPRESSEDNATURAL GAS (CNG) PADA KENDARAAN BERMOTOR

a Tangki bahan bakar gasb Pipa Penyaluranc Pengatur atau Regulatord Pencampur (Mixer)e Cylinder Valvef Isolation Valveg Refuelling non return valveh Sambungan pengisian (Refuelling connection)

Fuel shut off device (lock off) (high pressuregas lock off))

j Fuel shut off device (low gas pressure optional)

1 Saluran Venation2 Pipa penyaluran tekanan rendah3 Power valve adjuster

Page 30: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

SERTIFIKAT INSTALASI SISTEM PEMAKAIAN BAHAN BAKAR GASNemer: .

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT dengan ini menyatakan bahwaperalatan bahan bakar gas:

MEREKTIPEPEMILIK KEAGENANALAMATPERUSAHAANPENANGGUNG JAWAB

SPESIFIKASI TEKNISTABUNG BBG PERALATAN

1) MEREK KATUP PEMIPAAN REGULATOR2) KAPASITAS3) TEKANAN MAX

1) ...............2) ...............3) ...............

DINYATAKAN LAIK SERTA MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGANSISTEM PEMAKAIAN BAHAN BAKAR GAS PADA KENDARAAN BERMOTOR

MEREKTIPE

Page 31: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

BOBOT MATIKENDARAAN < 3,5 TON

208

4,5

BOBOT MATI KENDARAAN >3,5 TON

105

4,5

Lon itudinalLateralVertikal

Catatan: g adalah gaya gravitasi

Page 32: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

KAPASITAS TANGKI (Liter) DIMENSI SABUK DIAMETER STUD ATAULebih dari Sampai dengan PENGIKAT (mm) BAUT FLANGE (mm)

a 100 30 x 3 10100 150 50 x6 12150 - Sertifikasi oleh professional engineer

Page 33: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

SERTIFIKAT BENGKEL PEMASANGAN, PERAWATAN, PEMERIKSAAN,DAN PENGUJIAN PERALATAN INSTALASI SISTEM PEMAKAIAN

BAHAN BAKAR GAS PADA KENDARAAN BERMOTOR

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT dengan ini memberikanrekomendasi kepada:

NAMA BENGKELALAMATPENANGGUNG JAWAB

SEBAGAI BENGKEL RESMI PEMASANGAN, PERAWATAN, PEMERIKSAAN, DANPENGUJIAN PERALATAN INSTALASI SISTEM PEMAKAIAN BAHAN BAKAR GASPADA KENDARAAN BERMOTOR

Page 34: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

SESUAI DENGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALPERHUBUNGAN DARAT NOMOR :

SK. jAJ.402jDRJDj2004TENTANG

KETENTUAN TEKNIS PEMAKAIAN BAHAN BAKAR GASPADA KENDARAAN BERMOTOR

BERSAMA INI DIBERIKAN OTORISASI KEPADA:NAMA BENGKEL .ALAMA T . . .

YANG SELANJUTNYA KEPADA BENGKEL TERSEBUT DIBERIKAN KEWENANGANUNTUK MELAKUKAN PEMASANGAN, PERAWATAN, PEMERIKSAAN, DANPENGUJIAN PERALATAN INSTALASI SISTEM PEMAKAIAN BAHAN BAKAR GASPADA KENDARAAN BERMOTOR

Page 35: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

KARTU INDUK PERALATAN BAHAN BAKAR GAS

IDENTIFlKASI PEMILIK URAIAN DATA KENDARAAN DANIDENTIFICA TION OF OWNER PERALATAN BAHAN BAKAR GAS

DESCRIPTION OF VEHICLE AND CONVERTION KIT

PEMILIK IDENTITAS KENDARAAN (IDENTITY OF VEHICLE)(OWNER) - Merek (Brand) ...........

- Tipe (Type) ...........Nama Pemilik Kendaraan .......... - Nomor Rangka (Chassis Number) ...........(Name of Owner) - Nomor Mesin (Engine Number) ...........

Alamat Pemilik Kendaraan .......... IDENTITAS PERALATAN BAHAN BAKAR GAS(Address of Owner) (IDENTITY OF CNG KIT)

- Merek (Brand) ...........PEMILIK BARU

- Tipe (Type) ...........(NEW OWNER) - Nomor registrasi regulator ...........

Nama Pemilik Kendaraan (Registration number of regulator)..........

Sertifikat pengujian tangki : Nomor / Tanggal(Name of Owner) -(Approval of tube)

Alamat Pemilik Kendaraan - Sertifikat instalasi : Nomor / Tanggal..........(Approval of installation)(Address of Owner)

- Tanggal pemasangan ...........(Date of installation)

- Nama Instalatur ...........(Instalator's name)

- Nomor Registrasi Instalatur ..........., (Registration Number of Installation)

Page 36: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

RIWAYAT PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

PEMERIKSAAN : WAJIBTANGGAL DIPERIKSA

No PEMERIKSAAN ULANGTANGGAL

TANGGALPENGUJIAN

WAJIB DIUJIULANG

TANGGAL

Page 37: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

KARTU INDUK PERALATAN BAHAN BAKAR GAS

IDENTIFlKASI PEMILIK URAIAN DATA KENDARAAN DANIDENTIFICATION OF OWNER PERALATAN BAHAN BAKAR GAS

DESCRIPTION OF VEHICLE AND CONVERT ION KIT

PEMILIK IDENTITAS KENDARAAN (IDENTITY OF VEHICLE)(OWNER) - Merek (Brand) ...........

- Tipe (Type) ...........Nama Pemilik Kendaraan .......... - Nomor Rangka (Chassis Number) ...........(Name of Owner) - Nomor Mesin (Engine Number) ...........

Alamat Pemilik Kendaraan .......... IDENTITAS PERALATAN BAHAN BAKAR GAS(Address of Owner) (IDENTITY OF CNG KIT)

- Merek (Brand) ...........PEMILIK BARU - Tipe (Type) ...........(NEW OWNER) - Nomor registrasi regulator ...........Nama Pemilik Kendaraan (Registration number of regulator)

..........Sertifikat penguiian tangki : Nomor / Tanggal(Name of Owner) -(Approval of tube)

Alamat Pemilik Kendaraan - Sertifikat instalasi : Nomor / Tanggal..........(Approval of installation)(Address of Owner)

- Tanggal pemasangan ...........(Date of installation)

- Nama Instalatur ...........(Instalator's name)

- Nomor Registrasi Instalatur ...........(Registration Number of Installation)

Page 38: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

RIWAYAT PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN--------------------4

,----,------- ----,---,-,,--._ •...........

WAJIBDIPERIKSA

ULANGTANGGAL

TANGGALNo PEMERIKSAAN

TANGGALPENGUJIAN

WAJIB DIUJIULANG

TANGGAL

Page 39: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

TANDA KONVERSIINSTALASI SISTEM PEMAKAIAN BAHAN BAKAR GAS

NAMA AGEN / BENGKEL UMUMALAMAT

Page 40: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan
Page 41: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

Tekanan maksimum yang diizinkan 16,5 MPa (165 Bar)pada 15°CKapasitas maksimum tangki LiterNomor Tangki .Masa Pengujian Tangki Berikutnya .

Page 42: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

1. Petunjuk-petunjuk berikut ini harus ditempelkan di temp at yangmudah dilihat, dekat dengan selang atau pipa pengisian. Harusdiperhatikan-bahwa:

a. tanda pengenal telah disetujui dan disahkan serta berada padatemp at yang semestinya;

b. tidak diperkenankan merokok dalam jarak 6 meter darikendaraan;

c. rem tangan kendaraan harus dalam keadaan terpasang dengankuat dan gigi pemarkir pada posisi "P" pada kendaraan denganpersneling otomatis;

d. mesin, sistem elektrik dan radio (termasuk peralatankomunikasi gelombang pendek) harus dimatikan;

e. tangki masih berada dalam jangka waktu berlakunyapemeriksaan berkala dan sistemnya memenu hi persyaratan danketentuan-ketentuan peraturan lainnya;

f. tidak terdapat kebocoran dalam peralatan konversi BBG;

g. sambungan pengisian bahan bakar dalam keadaan baik danukurannya sesuai dengan nosel pengisian.

2. Prosedur pengisian, sebagai berikut :

a. lepaskan pelindung debu sambungan pengisian;

b. pasangkan nosel selang pengisian pada sambungan pengisian;

c. jangan meninggalkan kendaraan pada saat penglslanberlangsung kecuali dalam hal pengisian yang berlangsungpelan-pelan (sedikit demi sedikit);

d. buka tutup pengisian pelan-pelan untuk memungkinkan BBGdari dispenser mengalir tangki kendaraan;

Page 43: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2012/pm_no... · pengawasan mengenai sertifikasi tenaga teknis, bengkel, dan keselamatan, serta persyaratan

e. tutupkan katup pengisian bila pengisian selesai;

f. lepaskan selang pengISlan dengan hati-hati untuk me-mungkinkan keluarnya sedikit gas dari ujung selang pengisian;

g. kembalikan selang ketempatnya kembali dengan benar.

3. Pemeriksaan akhir

Sebelum kendaraan meninggalkan tempat penglslan harusdipastikan bahwa tidak terdapat kebocoran gas sedikitpun, baikpada kendaraan maupun tempat pengisiannya. Kesalahan dalampengisian atau kebocoran lain yang disebabkan oleh pembukaandan pemasangan kembali sambungan harus dihindari.

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA,

Salinan sesuai deKepala Bir u

UMARARIS,SH, MM,MHPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19630220 198903 1 001