19
Bogor, 23 Januari 2019 Oleh: Ir. Bambang Purwiyanto MM Drh. Sugiyarti, MM “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian PENERAPAN SPI PADA KEGIATAN PENGENDALIAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF TA. 2019

“MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

Bogor, 23 Januari 2019

Oleh: Ir. Bambang Purwiyanto MM

Drh. Sugiyarti, MM

“MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045”

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

PENERAPAN SPI PADA KEGIATAN PENGENDALIAN PEMOTONGAN

BETINA PRODUKTIF TA. 2019

Page 2: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

Padi, Bawang

Merah, Cabai

Jagung

Gula

Konsumsi

Kedelai

Gula

Industri

Daging

Sapi

Bawang

Putih

Lumbung

Pangan

Dunia

2016

2017

2019

2020

2025

2026

2033

2045

Lumbung

Pangan Dunia

2

MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045

Page 3: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

Model/Framework Swasembada

Program #BEKERJA dan

SIWAB Berkelanjutan

Pelayanan IB, Keswan, Pakan,

Penyediaan Sarana IB,

Operasional IB

Problematika Inseminator

Terbatas,Penyakit

Reproduksi,Sarana

IB, Operasional IB

Modalitas &

Quickwins

BIB, BPTU-HPT,

BBVET, SDM, Pos

Pelayanan IB

Tunas Integritas

Pelayanan Rekomendasi Pertanian

Efektivitas SPI & Pelayanan

Kementerian Pertanian

Monitoring

Masyarakat/Klien

•Value

•Inovasi

•Policy

LUMBUNG PANGAN

DUNIA 2045

Page 4: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan yang kemudian

dilakukan Perubahan atas UU No

18/2009 menjadi Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 2014 .

Peraturan Menteri Pertanian Nomor

35/Permentan/OT.140/7/2011

tanggal 5 Juli 2011 tentang

Pengendalian Ternak Ruminansia

Betina Produktif

www.themegallery.com

DASAR HUKUM

Pasal 86 dijelaskan bahwa setiap orang yang menyembelih dalam Pasal 18 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Page 5: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

www.themegallery.com

DATA SERIES PEMOTONGAN SAPI/KERBAU BETINA PRODUKTIF

TAHUN 2016-2018

2016

2017 23.078 EKOR

2018

22.278 EKOR

12.106 EKOR

2019 PENURUNAN 20% DARI TAHUN 2018

Page 6: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

www.themegallery.com Company Logo

Hasil evaluasi UPSUS SIWAB oleh Inspektorat IV Tahun 2017 Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 7: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

7

Pengendalian Pemotongan Betina Produktif Kumulatif Januari-Juni 2018

No Provinsi Total

Pemotongan (Jantan+Betina)

Betina Produktif

Jumlah yang Akan Dipotong

Penolakan %

Penolakan

1 Bali 12764 751 241 32,09%

2 Bengkulu 4640 119 104 87,39%

3 Di Yogyakarta 7827 180 12 6,67%

4 Jambi 7634 602 78 12,96%

5 Jawa Barat 93338 282 119 42,20%

6 Jawa Tengah 58167 1708 63 3,69%

7 Jawa Timur 117392 922 918 99,57%

8 Kalimantan Barat 9963 87 34 39,08%

9 Kalimantan Timur 14084 34 11 32,35%

10 Nusa Tenggara Barat 20212 68 47 69,12%

11 Nusa Tenggara Timur 5690 16 0 0,00%

12 Riau 12786 282 30 10,64%

13 Sulawesi Selatan 15605 2879 2382 82,74%

14 Sulawesi Tenggara 7625 954 17 1,78%

15 Sulawesi Utara 4111 174 0 0,00%

16 Sumatera Barat 19264 245 9 3,67%

17 Sumatera Selatan 19047 71 0 0,00%

Total 430149 9374 4065 43,36%

Page 8: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

HASIL PENILAIAN MANDIRI LEVEL MATURITAS SPIP (Hasil Penilaian Mandiri Inspektorat Investigasi Th.2018)

No Eselon I 2017 2018

Nilai Level Nilai Level

1 Badan Litbang Pertanian 2,91 Berkembang 4,458 Terkelola & terukur

2 Ditjen PKH 3,79 Terdifinisi 4,368 Terkelola & terukur

3 Badan Karantina Pertanian 2,87 Berkembang 4,343 Terkelola & terukur

4 Ditjen Tanaman Pangan 3,32 Terdifinisi 4,324 Terkelola & terukur

5 BPPSDM Pertanian 3,75 Terdifinisi 4,242 Terkelola & terukur

6 Sekretariat Jenderal 3,34 Terdifinisi 4,201 Terkelola & terukur

7 Ditjen PSP 4,50 Terkelola & terukur 4,144 Terkelola & terukur

8 Inspektorat Jenderal 3,46 Terdifinisi 4,050 Terkelola & terukur

9 Badan Ketahanan Pangan 3,07 Terdifinisi 3,930 Terdifinisi

10 Ditjen Perkebunan 3,18 Terdifinisi 3,757 Terdifinisi

11 Ditjen Hortikutura 3,50 Terdifinisi 3,659 Terdifinisi 8

Penilaian

BPKP’18

1.684

2.715

3.039

2.594

1.872

2.826

2.850

3.158

2.794

1.783

1.972

Page 9: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

9

Page 10: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

10

FAKTOR KUNCI UTAMA

IV

Page 11: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

RISIKO PELAKSANAAN

PROGRAM TIDAK MENCAPAI TUJUAN SECARA OPTIMAL

DAN SERAPAN ANGGARAN

RENDAH

Pemotongan betina produktif di TPH

bukan RPH

ANGKA PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF TINGGI

Ketrampilan petugas RPH (medis & paramedis) kurang

memadai dalam mendiagnosa sapi betina fertil/tdk fertil

Angka pemotongan betina produktif yang dilaporkan

tidak RIIL

Populasi jantan untuk dipotong tidak

tersedia krn sdh dipotong pada Idul

Adha

Jagal belum sadar (KKN dengan

petugas/

kucing2an)

Pemotongan betina produktif masih tinggi

dan belum ada penegakan

hukum/perda kurang optimal

Page 12: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

NAMA ESELON I : DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Definisi Kegiatan :

No.

1

2 Pengorganisasian Kegiatan

3

4

5

6

7 Pengawasan dan Penindakan

Pelanggaran Pemotongan Sapi/Kerbau

Betina Produktif

Laporan Pengawasan dan penindakan

8 Monitoring Pengendalian Ternak

Ruminansia Besar Betina Produktif

Laporan monitoring

9 Evaluasi Pengendalian Betina Produktif Laporan evaluasi kegiatan

OUTPUT KEGIATAN

Sub-Output

Petunjuk Teknis Pengendalian Pemotongan Betina Produktif Tahun 2019

Perencanaan Anggaran dan Kegiatan Dokumen anggaran (RKAK/L, POK, ToR, RAB)

SK Tim Pusat, provinsi dan kabupaten

Kegiatan pengendalian pemotongan betina produktif dengan menyelamatkan betina

produktif dari pemotongan dan mempertahankan dan/atau meningkatkan jumlah

akseptor melalui pada 80 lokasi senilai Rp10.628.406.000,00

PENDEFINISIAN DAN PROSES BISNIS KEGIATAN PENGENDALIAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF

Menurunkan angka pemotongan sapi betina produktif sebesar 20% dari tahun 2018 pada 80 lokasi

PROSES BISNIS KEGIATAN POKOK PENGENDALIAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF

Laporan Bimbingan Teknis Pengawas Kesehatan Veteriner

Tahapan/Proses Bisnis

Pengendalian Pemotongan Betina Produktif Tahun 2019Nama Kegiatan :

Laporan koordinasi dan sosialisasi tingkat pusat, provinsi dan kabupaten.

Laporan Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi

Penyusunan Petunjuk Teknis

Bimbingan Teknis Pengawas Kesehatan

Veteriner

Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi

Koordinasi dan Sosialisasi Kegiatan

12

Kegiatan pengendalian pemotongan betina produktif melalui bimbingan teknis pengawas kesehatan veteriner, pemeriksaan kesehatan reproduksi, pengawasan dan penindakan pelanggaran pemotongan sapi/kerbau betina produktif dan monitoring evalusi Tahun 2019 pada 80 lokasi senilai Rp10.628.406.000,00 untuk meningkatkan jumlah akseptor

Page 13: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

1 Perencanaan Anggaran dan KegiatanBPBP.1 Alokasi anggaran

pengendalian

pemotongan betina

produktif belum mencakup

semua unsur kegiatan.

KPA,

Kabag

Perencana

an

Keterbatasan anggaran

Ditjen PKH.

C Alokasi anggaran pengadaan

ayam dan kandang kurang

sinergi karena keterbatasan

anggaran Ditjen PKH.

Target kegiatan

tidak tercapai.

Mengoptimalkan

anggaran

Alokasi anggaran

pengendalian pemotongan

betina produktif belum

mencakup semua unsur

kegiatan.

2 Pengorganisasian Kegiatan BPBP.2 Tim pelaksana pusat,

provinsi dan kabupaten

kurang optimal kinerjanya.

KPA pusat

dan daerah

Koordinasi kurang

optimal dan penetapan

terlambat.

C Tim pelaksana pusat, provinsi

dan kabupaten kurang optimal

kinerjanya karena koordinasi

kurang optimal dan penetapan

terlambat.

Target kegiatan

tidak tercapai.

Koordinasi intensif

antara pusat dan

daerah, serta internal

masing-masing tim.

Tim pelaksana pusat,

provinsi dan kabupaten

kurang optimal kinerjanya.

3 Penyusunan Petunjuk Teknis BPBP.3 Petunjuk Teknis kurang

implementatif.

KPA pusat Petunjuk Teknis kurang

jelas/rinci.

C Petunjuk Teknis kurang

implementatif karena Petunjuk

Teknis kurang jelas/rinci.

Target kegiatan

tidak tercapai.

Penyusunan Petunjuk

Teknis melibatkan

seluruh Direktorat

lingkup Ditjen PKH.

Petunjuk Teknis kurang

implementatif.

4 Koordinasi dan Sosialisasi

Kegiatan

BPBP.4 Sosialisasi kurang efektif. KPA pusat Pemda kabupaten/kota

kurang mendukung

kegiatan

C Sosialisasi kurang efektif karena

Pemda kabupaten/kota kurang

mendukung kegiatan.

Target kegiatan

tidak tercapai.

Pendampingan

penyusunan Perda

pelarangan

pemotongan betina

produktif

Sosialisasi kurang efektif.

5 Bimbingan Teknis Pengawas

Kesehatan Veteriner

BPBP.5 Bimbingan teknis kurang

efektif

KPA/Kadis Petugas yang di bimtek

bukan petugas lapangan

C Bimbingan teknis kurang efektif

karena Petugas yang di bimtek

bukan petugas lapangan

pelaksanaan

pengendalian di hulu

kurang efektif

-

Bimbingan teknis kurang

efektif

6 Pemeriksaan Kesehatan

Reproduksi

BPBP.6 Petugas Lapangan tidak

kompeten dan tidak

profesional

KPA dan

PPK

Kurangnya integritas

petugas lapangan dalam

melakukan pemeriksaan

kesehatan reproduksi

C Petugas Lapangan tidak

kompeten dan tidak profesional

karena kurangnya integritas

petugas lapangan dalam

melakukan pemeriksaan

kesehatan reproduksi

target pengendalian

di sektor hulu tidak

tercapai

Pembinaan petugas Petugas Lapangan tidak

kompeten dan tidak

profesional

7 Pengawasan dan Penindakan

Pelanggaran Pemotongan

Sapi/Kerbau Betina Produktif

BPBP.7 Angka pemotongan betina

produktif masih tinggi

(target tidak tercapai)

KPA dan

PPK

Petugas RPH kurang

kompeten dan kurang

profesional

C

Kurangnya kesadaran

jagal untuk tidak

memotong betina

produktif

C

Belum didukung

penegakan hukum yang

memadai

8 Monitoring Pengendalian

Ternak Ruminansia Besar

Betina Produktif

BPBP.8 Pemotongan betina

produktif di masyarakat

tidak terpantau

KPA dan

PPK

Tidak ada sistem

pemantauan pemotongan

betina produktif yang

komprehensif

C Pemotongan betina produktif di

masyarakat tidak terpantau

karena tidak ada sistem

pemantauan pemotongan betina

produktif yang komprehensif

sasaran pengadaan

tidak tepat

-

Pemotongan betina

produktif di masyarakat

tidak terpantau

9 Evaluasi Pengendalian Betina

Produktif

BPBP.9 Angka pemotongan betina

produktif bukan

merupakan angka riil di

lapangan

KPA dan

PPK

Data yang dilaporkan

bukan data riil

pemotongan betina

produktif dilapangan

C Angka pemotongan betina

produktif bukan merupakan

angka riil di lapangan karena

Sasaran pengadaan

tidak tercapai Data

yang dilaporkan

bukan data riil

pemotongan betina

produktif dilapangan

- Angka pemotongan betina

produktif bukan merupakan

angka riil di lapangan

Angka pemotongan betina

produktif masih tinggi (target

tidak tercapai) karena Petugas

RPH kurang kompeten, kurang

profesional dan kurangnya

kesadaran jagal untuk tidak

memotong betina produktif serta

Belum didukung penegakan

hukum yang memadai

Tujuan kegiatan

tidak tercapai

Angka pemotongan betina

produktif masih tinggi

(target tidak tercapai)

-

Dampak Sisa RisikoPengendalian yang

Telah Dilakukan

Register

Risiko UraianNomor Pemilik

Penyebab

Sumber U/C

DAFTAR RISIKOKEGIATAN : Pengendalian Pemotongan Betina Produktif Tahun 2019

Proses Bisnis Pernyataan Risiko

13

Page 14: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

14

BPBP.1 Alokasi anggaran

pengendalian pemotongan

betina produktif belum

mencakup semua unsur

kegiatan.

Keterbatasan anggaran Ditjen

PKH.

Optimalisasi anggaran Ditjen PKH A Koordinasi

penganggaran

lingkup Ditjen PKH

BPBP-K1 Reviu RKAK/L

Satker lingkup

Ditjen PKH

BPBP-S1 Feb 2019

BPBP.2 Tim pelaksana pusat,

provinsi dan kabupaten

kurang optimal kinerjanya.

Koordinasi kurang optimal dan

penetapan terlambat.

Koordinasi dengan Dinas yang

membidangi fungsi PKH daerah.

A Surat Edaran

pembentukan

organisasi

kegiatan.

BPBP-K2 - - Feb 2019

BPBP.3 Petunjuk Teknis kurang

implementatif.

Petunjuk Teknis kurang

jelas/rinci.

Review Juknis bersama Itjen Kementan. A - - Reviu Juknis BPBP-S3 Feb 2018

BPBP.4 Sosialisasi kurang efektif. Pemda kabupaten/kota kurang

mendukung kegiatan

Koordinasi pemda propinsi dan

kabupaten.

A Surat koordinasi

dengan BKPBPBP-K4

- - Feb 2018

BPBP.5 Bimbingan teknis kurang

efektif

Petugas yang di bimtek bukan

petugas lapangan

Persyaratan peserta bimtek adalah

petugas lapangan

A Surat Undangan

Bimtek BPBP-K5

Feb 2018

BPBP.6 Petugas Lapangan tidak

kompeten dan tidak

profesional

Kurangnya integritas petugas

lapangan dalam melakukan

pemeriksaan kesehatan

reproduksi

Pembinaan dan supervisi petugas secara

berjenjang

A Surat tugas

pembinaan dan

supervisi

BPBP-K6 Reviu SOP

pemeriksaan

keseharan

reproduksi

BPBP-S6 Feb 2018

BPBP.7 Angka pemotongan betina

produktif masih tinggi (target

tidak tercapai)

Petugas RPH kurang

kompeten dan kurang

profesional

Memastikan pemeriksaan premortum

dilakukan dengan benar

A - - Review

pelaksanaan

pemeriksaa

antemportum

BPBP-S7 Feb 2018

BPBP.8 Pemotongan betina produktif

di masyarakat tidak

terpantau

Pemotongan betina produktif di

masyarakat tidak terpantau

Review spesifikasi jenis dan jumlah

pakan dan obat.

A - - Reviu input data

pemotongan.

BPBP-S8 Feb 2018

BPBP.9 Angka pemotongan betina

produktif bukan merupakan

angka riil di lapangan

Angka pemotongan betina

produktif bukan merupakan

angka riil di lapangan

Memastikan data pemotongan betina

produktif riil

A reviu SOP

evaluasi data

BPBP-S9 Feb 2018

Form

SOP

Action

Plan

(Waktu)

Ref. PP

No.

60/2008

Kendali

Kebijakan Penyebab

Form

KebijakanKendali SOPAktivitas Pengendalian

RANCANG KENDALI KEGIATAN PENGENDALIAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF TAHUN 2018

Reg.

RisikoPernyataan Risiko

Page 15: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

K D K D K D K D K D K D K D K D K D K D K D K D K D

1 Alokasi anggaran

pengendalian pemotongan

betina produktif belum

mencakup semua unsur

kegiatan.

3 4 2 2 2 3 2 1 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 2 4 2.42 2.92 7.05

2 Tim pelaksana pusat,

provinsi dan kabupaten

kurang optimal kinerjanya.

0.00 0.00 0.00

3 Petunjuk Teknis kurang

implementatif.

0.00 0.00 0.00

4 Sosialisasi kurang efektif. 0.00 0.00 0.00

5 Bimbingan teknis kurang

efektif

0.00 0.00 0.00

6 Petugas Lapangan tidak

kompeten dan tidak

profesional

0.00 0.00 0.00

7 Angka pemotongan betina

produktif masih tinggi

(target tidak tercapai)

0.00 0.00 0.00

8 Pemotongan betina

produktif di masyarakat

tidak terpantau

0.00 0.00 0.00

9 Angka pemotongan betina

produktif bukan merupakan

angka riil di lapangan

0.00 0.00 0.00

KEMUNGKINAN (K) TERJADINYA DAMPAK (D) TERHADAP TUJUAN

1. JARANG SEKALI 1. KECIL SEKALI

2. JARANG 2. KECIL

3. SERING 3. BESAR

4. SERING SEKALI 4. SANGAT BESAR

Score Peringkat8 9 10 11 12 Rerata

Analisis Risiko Kegiatan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif Tahun 2019

No. Pernyataan Risiko1 2 3 4 5 6 7

15

Page 16: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

Karakteristik Kegiatan Pengendalian Berdasarkan Kategori Risiko

KUADRAN II

RISIKO: SEDANG PENANGANAN: ABATE

KARAKTERISTIK KP: KSOP ABATE

KUADRAN I

RISIKO: TINGGI PENANGANAN: ELIMINASI

KARAKTERISTIK : MITIGASI & ABATE

KUADRAN III

RISIKO: RENDAH PENANGANAN: TERIMA

KARAKTERISTIK KP: KSOP STANDAR

KUADRAN IV

RISIKO: SEDANG PENANGANAN: MITIGASI

KARAKTERISTIK KP: KSOP MITIGASI

REN

DA

H

P

RO

BA

BIL

ITY

TIN

GG

I

RENDAH DAMPAK TINGGI

0

Page 17: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

1. Upaya-upaya yang telah dilakukan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam

penanggulangan pemotongan ruminansia betina produktif :

a. Pada Tahun 2017 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan kerjasama

dengan Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri melalui

penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengendalian Pemotongan

Ruminansia Betina Produktif yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi,

pengawasan dan sinergi antara Ditjen PKH dengan Kepolisian dalam rangka

Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif yang terjadi di

masyarakat.

b. Mendorong provinsi dan kabupaten/kota lainnya agar segera membuat peraturan

daerah tentang pengendalian pemotongan betina produktif sebagai bentuk

komitmen dari kepala daerah dalam pengendalian pemotongan betina produktif di

daerahnya.

c. Mengalokasikan anggaran pada satker dinas provinsi (Dekon/TP) untuk

pemeriksaan status reproduksi pada ternak betina yang akan dipotong di RPH.

17

Page 18: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

18

1. Perlu upaya yang lebih serius untuk peningkatan pengendalian pemotongan betina produktif

2. Melakukan identifikasi lebih konkrit penyebab tingginya pemotongan betina produktif.

3. Memberikan sanksi administratif terkait kegagalan kepala dinas peternakan provinsi yang tidak serius dalam mengendalikan pemotongan terhadap sapi/kerbau betina produktif terlihat dari tingginya angka pemotongan betina produktif.

4. Lebih intensif melakukan inisiasi dengan pemda terkait aturan pemotongan betina produktif.

REKOMENDASI

Page 19: “MENUJU LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045” Bogor, 23 Januari …

ATAS PERHATIANNYA T E R I M A K A S I H