25

Click here to load reader

Menurut Carlson

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menurut Carlson

MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL

Oleh :

Nama : Siti FarihaNIM : B1J010040Rombongan : IVKelompok : 4Asisten : Arfian Hananta Ferghany

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2011

Page 2: Menurut Carlson

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membran ekstra embrional merupakan kata yang menyatakan bahwa selaput

ini tidak menjadi embrio. Selaput embrional disebut juga sebagai selaput fetus yang

hanya berkembang pada saat embrio dan terinterupsi pada saat pralahir, sehingga

selaput ini dikeluarkan pada saat partus atau beberapa jam sebelum partus. Selaput

ekstra embrional terdiri dari kantung kuning telur, kantung amnion, alantois dan

khorion.

Jumlah serta jenis mebran embrional bervariasi pada hewan vertebrata. Ikan

dan Amphibia hanya memiliki membran ekstra embrional berupa kantung yolk.

Sedangkan pada reptil dan aves memiliki 4 macam mebran ekstra embrional.

Hewan yang digunakan untuk praktikum kali ini menggunakan embrio Ayam,

karena telur Ayam mudah didapatkan serta murah. Selain itu, Ayam merupakan salah

satu hewan yang memiliki mebran ekstra embrional berupa kantung yolk dan mudah

diamati bagian-bagian embrionya.

Ayam memiliki 4 macam membran ekstra embrional yaitu amnion, chorion,

saccus vitellinus dan alantois. Amnion terbentuk dari somatopleura dan berfungsi

sebagai pelindung embrio dari dehidrasi, perlekatan organ- organ tubuh yang sedang

terbentuk, serta pelindung terhadap goncangan mekanik. Chorion merupakan

membrane ekstra embrional yang terletak paling luar dan berfungsi dalam pertukaran

gas O2 dan CO2 antara embrio dengan udara. Saccus vitellinus terbentuk dari

splanknopleura dan berfungsi untuk mencerna yolk. Alantois terbentuk dari

evaginasi splanknopleura berfungsi menampung sisa metabolisme embrio.

Page 3: Menurut Carlson

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah dapat mengenali dan menggambar morfologi

membran ekstra embrional, serta menjelaskan fungsinya masing-masing.

Page 4: Menurut Carlson

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ayam merupakan hewan yang memiliki nilai baik dalam percobaan biologi.

Lebih dari 100 tahun ditemukannya organisme model dalam percobaan biomedikal,

karena Ayam pada saat itu juga merupakan spesies penting di bidang pertanian.

Komunitas riset bidang pertanian dan biomedikal, berfokus pada riset ini untuk

mengetahui fungsi dari tiap gen, dimana masih banyak gen yang belum

teridentifikasi. Hewan amniota memiliki selaput embrional yang secara umum

hampir sama dengan mamalia. Embrio Ayam dapat tumbuh dan berkembang sama

halnya dengan mamalia. Protokol inhibridisasi in situ untuk embrio Aves juga dapat

mengoptimalkan pertumbuhannya secara hati-hati (Antin, 2007).

Setelah fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik di mana

pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur.

Pembelahan awal mengahasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodik yang

berada diatas kuning telur yang terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi

dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah, atau epiblast dan hipoblast.

Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel versi unggas (analog dengan

blastosol vertebrata tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini adalah ekuivalen

blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda dari bola berlubang pada embrio

awal katak. Gastrulasi seperti pada embrio katak, melibatkan perpindahan sel dari

permukaan embrio ke bagian yang lebih dalam. Akan tetapi pada unggas, jalur

migrasi sel tersebut sangat berbeda. Beberapa sel dari lapisan sel bagian atas

(epiblas) berpindah ke arah garis tengah blastodiks, kemudian melepas dan memisah,

lalu berpindah ke arah dalam menuju kuning telur. Pergerakan ke tengah pada

Page 5: Menurut Carlson

permukaan dan pergerakan sel-sel ke arah dalam pada garis tengah blastodik

menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitif streak (Campbell, 2000).           

Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel

yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya,

disebut blastomer.  Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner

cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel.

Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot

membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi.

Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula (Jalali, 2010).

Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior

blastoderm di area pellusida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior

sehingga membentuk parit dengan pematangan disebut daerah primitif. Gastrula

ayam memiliki epiblast, hipoblast dan rongga erkhenteron . Tahap neurula ayam

mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keping neural, lipatan neural dan

bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan setelah terbentuk

neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm,

mesoderm dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur inkubasi

merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis (Tim Pengajar,

2010).

Ayam betina mempunyai sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami

atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang

berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang

oviduct itu disebut ostium abdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas

musculus dan ephytelium yang bersifat glandular, yang memberi sekresi yang kelak

membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar

Page 6: Menurut Carlson

albumen, dan cangkok yang berbahan zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah

caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan

jalan melakukan kopulasi (Jasin, 1992).

Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra

embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk,

merupakan tempat pertukaran antara emrio dan lingkungan disekitarnya adalah

chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung

yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal

perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat penampungan dan penyimpanan

urine dan sebagai organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya.

Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura

yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung amnion,

kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk

suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana kantung ini

berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan,

pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi (Adnan, 2010).

Menurut Syahrum (1994), bahwa penyusun selaput embrio unggas terdiri dari :

1. Amnion adalah selaput embrio yang lansung membungkus embrio, berupa

kantung yang tipis berisi cairan amnion, dan embrio dapat bebas bergerak di

dalamnya. Lapisan penyusun amnion adalah somatopleura dengan ectoderm

di bagian dalam dan mesoderm somatic di luar. Pembentukan amnion sejalan

dengan terpisahnya bagian intra embrio dari bagian ekstra embrio.

2. Kantung yolk adalah selaput ekstra embrional yang dibentuk paling awal.

Selaput embrio dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm disebelah

dalam dan mesoderm splanknik diluarnya. Pada mesoderm splanknik akan

Page 7: Menurut Carlson

terdapat pembuluh darah vitelin. Terbentuknya kantung yolk sejalan dengan

dengan pelipatan lapisan endoderm yang menjadi atap arkenteron, untuk

membentuk saluran pencernaan makanan.

3. Albumen merupakan lapisan yang banyak mengandung air untuk menjaga

kelembaban didalam telur. Selama perkembangan albumen mengental karena

airnya semakin berkurang setelah alantois tumbuh membesar, albumen akan

terdorong ke ujung stalantois yang mengabsorbsi dan mentransfer melalui

pembuluh darah kedalam embrio untuk digunakan sebagai nutrisi

splanknopleura pembungkus albumen disebut kantung albumen.

4. Korion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh

lipatan ke arah luar dari amnion. Susunan lapisan ectoderm (diluar)

dan mesoderm somatic (didalam) korion berlawanan dengan

amnion, oleh karena itu kadang-kadang disebut amnion palsu.

Korion dibentuk dari somatopleura bersamaan dengan pembentukan

amnion.

5. Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula

sebagai evaginasi ventral dari usus belakang. Tersusun atas lapisan lembaga

endoderm dan mesoderm splanknik, serupa dengan kantung yolk.

Albumen terdiri dari empat lapisan yang kandungannya hampir sama dengan

komponen kimia. Air adalah komponen utama albumen, sekitar 88% dari

keseluruhan kandungan albumen. Protein adalah komponen terbesar kedua,

sedangkan lipid dan mineral termasuk dalam komponen yang minimal. Protein

albumen telur hadir dalam jumlah banyak, sekitar 54% ovalbumin dari isi total

protein. Ovalbumin memiliki nilai tertinggi dan merupakan nutrisi yang penting

selama tahap perkembangan embrio. Ovotransferin atau disebut juga conalbumin

Page 8: Menurut Carlson

adalah sebuah protein albumen yang hadir jauh lebih rendah konsentrasinya dalam

albumen dibandingkan kuning telur (Vieira, 2007).

Page 9: Menurut Carlson

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, pinset,

gelas arloji, pensil dan embrio ayam umur 15-18 hari.

B. Metode

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah :

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Cangkang telur pada sisi tumpulnya digunting

3. Membran cangkang digunting dengan hati-hati dan membran cangkang yang

tervaskularisasi dicari bagiannya. Bagian tersebut adalah chorio-allantois.

4. Embrio/fetus dari cangkang dikeluarkan dan diletakkan di atas gelas arloji.

5. Kantung berisi cairan transparan yang langsung membungkus embrio diamati,

kantung tersebut adalah amnion.

6. Bagian yolk diamati.

7. Kantung berisi cairan jernih berwarna kekuningan dengan ukuran lebih besar dari

amnion di identifikasi. Kantung tersebut adalah allantois.

8. Bagian dalam cangkang telur diamati.

9. Embrio/fetus dengan membran ekstra embrional digambar dan disebutkan bagian-

bagiannya. Gambar di lampirkan dalam laporan.

Page 10: Menurut Carlson

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar

1. Embrio Ayam secara keseluruhan

Keterangan :

1. Chorion

2. Amnion

3. Yolk sac

4. Allantois

1

2

4

3

Page 11: Menurut Carlson

Skema perkembangan amnion, allantois dan saccus vitellinus pada embrio ayam

Keterangan:

1. Amnion

2. Allantois

3. Albumen

4. Yolk sac

5. Chorion

Page 12: Menurut Carlson

B. Pembahasan

Hasil pengamatan membran ekstra embrional pada embrio ayam sesuai dengan

pustaka yang menyebutkan bahwa membran ekstra embrional aves terdiri dari

amnion (air ketuban pada mamalia), chorion, kantung kuning (allantois), kantung

yolk (Saccus vitellinus) (Sounders, 1982).

Membran ekstra embional pada amphibi saat fase blastula bentuknya bola,

disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur homolecithal (mengalami pembelahan

secara holoblastik teratur) dan mediolechital. Gastrulasi amphioxus di awali pada

daerah vegetatif embrio. Kutub vegetatif menjadi mendatar dan terdorong serta

melipat kearah dalam, proses ini dinamakan invaginasi. Lapisan yang terinvaginasi

secara bertahap akan menghilangkan rongga blastula dan bertemu dengan lapisan

blastomer yang berada dikutub animal. Mitosis berjalan terus diikuti dengan

terjadinya pelentikan sel-sel dari luar ke dalam melalui tepi blastoporus. Proses ini

disebut involusi. Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan

endoderem. Ektoderem sekarang membungkus embrio secara keseluruhan melalui

proses epiboli. Sekitar 6-7 jam setelah pembuahan, terbentuk gastrula yang memiliki

struktur berbentuk cangkir, terdiri atas lapisan sel bagian luar yang disebut epiblast.

Epiblast yang akan menjadi ektoderem, dan lapisan sel bagian dalam atau hipoblast

yang akan menjadi mesoderem dan endoderem. Rongga yang dibatasi oleh kedua

pertemuan lapisan ini disebut arkenteron atau gastrocoel. Lubang yang

menghubungkan rongga ini dengan daerah sebelah luarnya disebut blastoporus. Pada

awal gastrulasi, blastoporus sangat besar, namun dengan pemanjangan dan

pendataran bagian dorsal gastrula, blastoporus menjadi semakin kecil hingga tampak

sebagai suatu lubang sempit yang terbuka atau pori saja. Pada amphioxus ketika

Page 13: Menurut Carlson

neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat dan bergerak

melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal

blastophore. Pelingkupan ectoderm sehingga menutupi bumbung neural didorsal,

berlangsung terus dari posterior ke anterior. Sehingga hanya ada satu neurophore

terbentuk pada amphioxus, yakni yang anterior (Jasin, 1989).

Blastula pada aves bentuknya cakram, disebut juga dengan blastula gepeng,

berasal dari telur homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur,

dan telur megalechital membelah secara meroblastik. Blastula berada diatas yolk atau

jaringan penyalur makanan. Pada fase gastrula mula-mula terjadi penebalan didaerah

bakal median embrio di caudal. Penebalan itu disebut primitive streak (lempeng

sederhana). Setelah primitive streak mencapai pemanjangan yang penuh pada umur

inkubasi 18 jam. Ujung sephalik mulai beregresi dan terbentuk suatu struktur yang

disebut head process atau pelipatan kepala (Storer, 1978). Tidak seperti janin

mamalia janin, yang berasal dari peredaran nutrisi ibu melalui plasenta, embrio

burung berkembang pada ovo tanpa peredaran nutrisi dari indukan. Sebaliknya,

semua nutrisi termasuk Fe2+ diperlukan untuk pertumbuhan cepat dan pengembangan

yang lengkap untuk embrio disimpan oleh ayam ke dalam telur pada saat

pembentukannya (Elad et al., 2011).

Blastula mamalia mirip Coelo blastula. Tetapi dimasukkan kedalam

discoblastula, karena jaringan embrio terletak di daerah puncak seperti halnya

dijumpai pada blastula gepeng lainnya. Pada tingkat blastula sudah dapat dibedakan

dua daerah utama yaitu daerah epiblast dan hipoblast. Gastrulasi pada mamalia

ditandai dengan terbentuknya rongga pada masa sel-sel dalam (inner cell mass) yang

makin lama makin besar dan disebut dengan rongga amnion. Massa sel-sel didalam

rongga amnion membentuk suatu keping embrio. Keping embrio atau embryonic disc

Page 14: Menurut Carlson

yang kelak akan menghasilkan embrio. Keping embrio terdiri atas lapisan ektoderem

yang berbatasan dengan rongga amnion dan endoderem yang berbatasan dengan

blastocoel. Blastocoel terletak kearah rongga uterus, sedangkan keping embrio dan

rongga amnion tertanam kearah dinding uterus. Endoderem akan berproliferasi

membentuk sel-sel pipih yang mendindingi blastocoel. Blastocoel sekarang menjadi

gastrocoel atau arkenteron atau rongga kantung yolk. Endoderem yang

mendindinginya akan menjadi bagian dari kantung yolk. Pada mamalia, kantung yolk

tidak mengandung yolk. Pada keping embrio berlangsung proses gastrulasi yang

serupa dengan gastrulasi yang berlangsung pada gastrulasi ayam, sehingga terdapat

stadium daerah primitive dan lapisan-lapisan lembaga ektoderem, mesoderem, dan

endoderem. Disamping daerah primitive dan bakal notokorda. Lapisan lembaga di

dalam keping embrio disebut lapisan lembaga intra embrio, sedangkan yang terdapat

di luar keping embrio dinamakan lapisan lembaga ekstra embrio (Wildan, 1994).

Page 15: Menurut Carlson

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Ayam merupakan hewan yang dapat dengan mudan diamati bagian membran

ekstra embrionalnya. Membrane ekstra embrionalnya tersusun dari amnion (air

ketuban pada mamalia), chorion, kantung kuning (allantois), kantung yolk

(Saccus vitellinus). Perkembangan serta pembentukan membran ekstra embrional

terjadi melalui tahap cleavage, morula, blastula dan gastrula.

2. Amnion terbentuk dari somatopleura dan berfungsi sebagai pelindung embrio dari

dehidrasi, perlekatan organ- organ tubuh yang sedang terbentuk, serta pelindung

terhadap goncangan mekanik. Chorion merupakan membrane ekstra embrional

yang terletak paling luar dan berfungsi dalam pertukaran gas O2 dan CO2 antara

embrio dengan udara. Saccus vitellinus terbentuk dari splanknopleura dan

berfungsi untuk mencerna yolk. Alantois terbentuk dari evaginasi splanknopleura

berfungsi menampung sisa metabolisme embrio.

B. Saran

Seharusnya telur yang digunakan untuk acara praktikum adalah telur yang

benar-benar telah ada embrio Ayamnya, karena banyak dari kelompok praktikan

lainnya mendapatkan telur yang masih belum ada embrionya.

Page 16: Menurut Carlson

DAFTAR REFERENSI

Antin, P. B., S. Kaur, S. Stanislaw, S. Davey, J. H. Konieczka, T. A. Yatskievych and D. K. Darnel. 2007. Gallus Expression In Situ Hybridization Analysis: A Chicken Embryo Gene Expression Database. Poultry Science 86 : 1472-1477.

Adnan, 2010. Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM, Makassar.

Campbell, N. A,  J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Elad, Tako and Raymond, P.Gahlan. 2011. Iron Status of the Late Term Broiler(Gallus gallus) Embryo and Hatchling. International journal of poultry science, 10 (1) : 42-48.

Jalali, M. et. al,. 2010. An Immunohistochemical Study of Retinal Collagen IV Expression during Pre- and Postnatal Periods in Balb/c Mice. Mashhad University of Medical Sciences (32): 112-124.

Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata. Sinar wijaya, Surabaya.

Sounders, J.W. 1982. Developmental Biology. Macmillan Publishing Co, New York.

Storer, et. al. 1978. General Zoology. McGraw–Hill Publishing Company, New York.

Syahrum, M.H, Kamaluddin dan Arjatmo Tjokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme. FKUI, Jakarta.

Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan  Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar, Makassar.

Vieira, SL. 2007. Chicken Embryo Utilization of Egg Micronutrients. Brazilian Journal of Poultry Science. Vol (9), 01 – 08.

Wildan, Y. 1994. Embriologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran. Tarsito, Bandung.