Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    1/12

    Booklet Dawah 1

    MENYOROTI AMALAN- AMALAN

    SETELAH SHOLAT

    : Berjabat Tangan Setelah Sholat

    Mengucapkan salam dan berjabat tangan kepadasesama Muslim adalah perkara yang terpuji dan disukaidalam Islam. Dengan perbuatan ini hati kaum Muslimindapat saling bersatu dan berkasih sayang di antara mereka.

    Sunnah ini sudah lama diamalkan oleh para sahabat .Qotadah berkata, Aku bertanya kepada Anas bin Malik ,Apakah ada jabat tangan di kalangan sahabat Rasulullah

    ? Anas berkata, Ya, ada.[HR. Al-Bukhoriy dalam Ash-Shohih (5908), Abu Yala dalam Al-Musnad (2871), IbnuHibban (492), dan Al-Baihaqiy dalam Al-Kubra(13346)]

    Sunnah ini dilakukan oleh Nabi , dan para

    sahabatnya ketika mereka bertemu dan berpisah. Nabibersabda,

    . Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu keduanyaberjabatan tangan, kecuali akan diampuni keduanya

    sebelum berpisah. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan(5212), At-Tirmidziy dalam As-Sunan(2727), Ahmad dalamAl-Musnad (4/289), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kanoleh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib(3/32/no.2718)]

    B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l

    .: Jumat, 08 Dzulhijjah 1432H / 04 November 2011

    Jangan dibaca saat Adzanberkumandang atauKhatibsedang Khutbah!

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    2/12

    Booklet Dawah2

    .

    Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu denganseorang mukmin, dan mengambil tangannya, lalu iamenjabatinya, maka akan berguguran dosa-dosanyasebagaimana daun pohon berguguran. [HR. Ath-Thobroniydalam Al-Ausath (245). Hadits ini di-shohih-kan olehSyaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib(no.2720)]

    - - . Dulu para sahabat Nabi , apabila mereka bertemu,maka mereka berjabatan tangan. Jika mereka datang darisafar, maka mereka berpelukan. [HR. Ath-Thobroniy dalam

    Al-Ausath. Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalamShohih At-Targhib(2719)]

    Namun apa yang terjadi jika perbuatan terpuji inidilakukan tidak pada tempat yang semestinya?! Tidak adakebaikan yang didapat, bahkan pelanggaran syariatlahyang terjadi, dan perpecahan, karena ada sebagianjamaah, jika selesai sholat, ia langsung menjabatiorang. Jika tidak dilayani jabatan, maka ia marah, dan

    jengkel kepada saudaranya yang tak mau jabatan setelahsholat.

    Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Al Jibrin-hafizhohullah- berkata, Mayoritas orang yang shalatmengulurkan tangan mereka untuk berjabat tangan dengan

    orang di sampingnya setelah salam dari shalat fardlu danmereka berdoa dengan ucapan mereka taqabbalallah.Perkara ini adalah bidah yang tidak pernah dinukil dariSalaf. [Lihat Majalah Al-Mujtama(no. 855)].

    Bagaimana mereka melakukan hal itu sedangkan parapeneliti dari kalangan ulama telah menukil bahwa jabat

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    3/12

    Booklet Dawah 3tangan dengan tata cara tersebut (setelah salam darishalat) adalah bidah? Suatu perbuatan yang tak adacontohnya dari Nabi , dan para sahabatnya. Tragisnyalagi, jika ada diantara kaum muslimin yang menganggap

    jabat tangan sebagai sunnah, apalagi wajib, sehinggamereka membenci saudaranya yang tak mau berjabatantangan habis sholat dengan berbagai macam dalih, bahwayang tidak berjabat tangan menganggap orang lain najis,benci kepada saudaranya, tidak ada rasa ukhuwahnya, dankekompakan, serta anggapan dan buruk sangka lainnya.Padahal saudaranya tidak mau berjabatan tangan usai

    sholat karena ia tahu hal ini tak ada contoh jika dilakukanhabis sholat, bahkan itu merupakan bidah. Bukan karenabenci !!!

    Al Izz bin Abdus Salam Asy-Syafiiy berkata,Jabat tangan setelah shalat Shubuh dan Ashar termasukbidah, kecuali bagi yang baru datang dan bertemu dengan

    orang yang menjabat tangannya sebelum shalat. Makasesungguhnya jabat tangan disyaratkan tatkala datang.Nabi berdzikir setelah shalat dengan dzikir-dzikir yangdisyariatkan dan beristighfar tiga kali kemudian berpaling.Diriwayatkan bahwa beliau berdzikir :

    Wahai Rabbku, jagalah saya dari adzab-Mu pada hariEngkau bangkitkan hamba-Mu. [HR. Muslim 62, Tirmidzi3398 dan 3399, dan Ahmad dalam Al-Musnad (4/290)].Kebaikan seluruhnya adalah dalam mengikuti Rasul. [LihatFatawa Al Izz bin Abdus Salam (hal.46-47), dan AlMajmu(3/488)].

    Apabila bidah ini di masa penulis terbatas setelah duashalat tersebut, maka sungguh di jaman kita ini, hal itu telahterjadi pada seluruh shalat. Laa haula wala quwwata illabillah.

    Al Luknawiy berkata, Sungguh telah tersebar duaperkara di masa kita ini pada mayoritas negeri, khususnya

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    4/12

    Booklet Dawah4

    di negeri-negeri yang menjadi lahan subur berbagai bidahdan fitnah. Pertama, mereka tidak mengucapkan salamketika masuk masjid waktu shalat Shubuh, bahkan merekamasuk dan shalat sunnah kemudian shalat fardlu. Lalu

    sebagian mereka mengucapkan salam atas sebagian yanglain setelah shalat dan seterusnya. Hal ini adalah perkarayang jelek karena sesungguhnya salam hanya disunnahkantatkala bertemu sebagaimana telah ditetapkan dalamriwayat-riwayat yang shahih, bukan tatkala telah duduk.Kedua, mereka berjabat tangan setelah selesai shalatShubuh, Ashar, dan dua hari raya, serta shalat Jumat.

    Padahal pensyariatan jabat tangan juga hanya di saat awalbersua. [Lihat As-Siayah fil Kasyf Amma fi Syarh Al-Wiqayah(hal. 264)].

    Dari perkataan beliau dapat dipahami bahwa jabattangan antara dua orang atau lebih yang belum berjumpasebelumnya tidak ada masalah. Muhaddits Negeri Syam,

    Syaikh Al Albaniy berkata dalam As-Silsilah As-Shahihah (1/1/53), Adapun jabat tangan setelah shalatadalah bidah yang tidak ada keraguan padanya, kecualiantara dua orang yang belum berjumpa sebelumnya. Makahal itu adalah sunnah sebagaimana Anda telah ketahui.

    Larangan berjabat tangan setelah melaksanakan sholatmerupakan perkara yang dilarang oleh para ulama. Oleh

    karena itu, sebuah kesalah besar, jika diantara kaummuslimin yang membenci saudaranya jika tidakmelayaninya berjabatan tangan, dan menganggapnyapembawa aliran sesat. Padahal mereka yang tak mauberjabatan tangan saat usai sholat memiliki sandaran dariAl-Kitab dan Sunnah, serta ucapan para ulama.

    Al-Allamah Al-Luknawiy berkata, Di antara yangmelarang perbuatan itu (jabat tangan setelah sholat), IbnuHajar Al-Haitamiy As-Syafiiy, Quthbuddin bin Alauddin Al-Makkiy Al-Hanafiy, dan Al-Fadhil Ar-Rumiy dalam MajalisAl-Abrar menggolongkannya termasuk dari bidah yang

    jelek ketika beliau berkata, Berjabat tangan adalah baik

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    5/12

    Booklet Dawah 5saat bertemu. Adapun selain saat bertemu misalnyakeadaan setelah shalat Jumat dan dua hari rayasebagaimana kebiasaan di jaman kita adalah perbuatantanpa landasan hadits dan dalil! Padahal telah diuraikan

    pada tempatnya bahwa tidak ada dalil berarti tertolak dantidak boleh taklid padanya. [Lihat As-Siayah fil KasyfAmma fi Syarh Al-Wiqayah (hal. 264), Ad-Dienul Al-Khalish(4/314), Al-Madkhal(2/84), dan As-Sunan wa Al-Mubtadaat(hal. 72 dan 87)].

    Beliau juga berkata, Sesungguhnya ahli fiqih dari

    kelompok Hanafiyah, Syafiiyah, dan Malikiyahmenyatakan dengan tegas tentang makruh danbidahnya. Beliau berkata dalam Al Multaqath ,Makruh(tidak disukai) jabat tangan setelah shalat dalam segalahal karena shahabat tidak saling berjabat tangan setelahshalat dan bahwasanya perbuatan itu termasukkebiasaan-kebiasaan Rafidhah. Ibnu Hajar, seorang

    ulama Syafiiyah berkata, Apa yang dikerjakan olehmanusia berupa jabat tangan setelah shalat lima waktuadalah perkara yang dibenci, tidak ada asalnya dalamsyariat. Alangkah fasihnya perkataan beliau dariijtihad dan ikhtiarnya. Beliau berkata, Pendapat saya,sesungguhnya mereka telah sepakat bahwa jabat tangan(setelah shalat) ini tidak ada asalnya dari syariat.Kemudian mereka berselisih tentang makruh atau mubah.Suatu masalah yang berputar antara makruh dan mubahharus difatwakan untuk melarangnya, karena menolakmudlarat lebih utama daripada menarik maslahah. Lalukenapa dilakukan padahal tidak ada keutamaanmengerjakan perkara yang mubah? Sementara orang-

    orang yang melakukannya di jaman kita menganggapnyasebagai perkara yang baik, menjelek-jelekkan dengansangat orang yang melarangnya, dan mereka terus-menerus dalam perkara itu. Padahal terus-menerus dalamperkara mandub (sunnah) jika berlebihan akanmenghantarkan pada batas makruh. Lalu bagaimana jika

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    6/12

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    7/12

    Booklet Dawah 7Jika permasalahannya demikian, maka bukanlah

    termasuk hikmah, jika Anda menarik tangan Anda daritangan orang di samping Anda, dan menolak tangan yangterulur pada Anda. Karena sesungguhnya ini adalah sikap

    yang kasar yang tidak dikenal dalam Islam. Akan tetapiambillah tangannya dengan lemah lembut dan jelaskankepadanya kebidahan jabat tangan ini yang diada-adakanmanusia.

    Betapa banyak orang yang terpikat dengan nasihat dandia orang yang pantas dinasihati. Hanya saja ketidaktahuantelah menjerumuskannya kepada perbuatan menyelisihisunnah. Maka wajib atas ulama dan penuntut ilmumenjelaskannya dengan baik. Bisa jadi seseorang ataupenuntut ilmu bermaksud mengingkari kemungkaran, tetapitidak tepat memilih metode yang selamat. Maka diaterjerumus dalam kemungkaran yang lebih besar daripadayang diingkari sebelumnya. Maka lemah lembutlah wahai

    dai-dai Islam.Buatlah manusia mencintai kalian dengan akhlak yang

    baik, niscaya kalian akan menguasai hati mereka dankalian mendapati telinga yang mendengar dan hati yangpenuh perhatian dari mereka. Karena tabiat manusiaadalah lari dari kekasaran dan kekerasan. [Lihat Tamam AlKalam fi Bidah Al Mushafahah bada As Salam(hal. 23),Al Qaulul Mubin fi Akhthail Mushallin(295)]

    Mengangkat Tangan Ketika Berdo'a

    Pertanyaan: Assalaamu'alaikum. Ustadz, semoga Allahmenjagamu, ana ingin bertanya seputar berdo'a:

    1. Apakah selesai shalat wajib kita boleh berdo'a sesuai

    dengan kehendak yang kita ingin minta? (artinya,bolehkah berbahasa Indonesia)

    2. Kapankah waktu berdo'a yang amat baik?

    3. Apakah waktu berdo'a di waktu-waktu tertentu tersebutkita mengangkat tangan? Atau jika tidak, bagaimana

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    8/12

    Booklet Dawah8

    posisi tubuh kita dan wajah? Jazaakallaahu khairaa.(Abu Aslam, angga***@yahoo.com)

    Jawaban: Wa'alaikumus salaam warahmatullaah.[bukan wa'alaikum salaam (lihat perbedaannya!)] Semoga

    Allah juga menjagamu dan kaum muslimin secara umumagar tetap istiqomah di dalam menjalankan ajaran Islamdan menghidupkan Sunnah Rasulullah walaupunbanyak godaan, gangguan dan tantangan baik dari diri kitasendiri, teman, guru/dosen ataupun yang lainnya. Adapunpertanyaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Secara umum kita boleh berdo'a kapan saja sesuaidengan keinginan kita. Allah berfirman:

    "Dan Tuhan kalian berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku,niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian." (Al-Mu`min:60)

    Akan tetapi akan lebih baik lagi kalau berdo'a padawaktu-waktu yang mustajaabah (waktu yang berpeluangbesar terkabulkannya suatu do'a) dan dengan lafazhdo'a yang terdapat dalam Al-Qur`an atau yang diajarkan

    Rasulullah dalam haditsnya yang shahih. Kalautidak bisa atau tidak hafal maka boleh berdo'a denganbahasa kita sehari-hari.

    Adapun mengkhususkan berdo'a setelah shalat wajibdan dilakukan dengan rutin atau sering serta meyakiniitu adalah sunnah maka ini tidak ada contohnya dariRasulullah, para shahabatnya atau pun 'ulama salafsetelah mereka.

    Sebenarnya kalau kita perhatikan dzikir-dzikir yang kita

    baca setelah shalat wajib maka secara umum dzikir-dzikir tersebut mengandung do'a. Kita baca"Astaghfirullaah, Astaghfirullaah, Astaghfirullaah,Allaahumma A'innii 'alaa Dzikrika wa Syukrika wa Husni'Ibaadatik" Ini semua adalah do'a. Makanya kalauberdzikir harus mengetahui maknanya, dipahami,

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    9/12

    Booklet Dawah 9dihayati dan khusyu' ketika membaca dzikir tersebut,

    jangan sampai melamun atau berdzikir tapi tidakmengetahui maknanya. Lihat bacaan dzikir setelahshalat wajib dalam kitab "Hishnul Muslim" (sudah

    diterjemahkan, Alhamdulillaah).2. Waktu berdo'a yang amat baik atau mustajaabah di

    antaranya adalah pada malam lailatul qadr, tengahmalam yang akhir atau sepertiga malam terakhir, antaraadzan dan iqamah, ketika panggilan adzan untuk shalatwajib, ketika turunnya hujan, ketika berhadapan dengan

    musuh dalam jihad fii sabiilillaah, satu waktu dari waktu-waktu shalat 'ashar pada hari jum'at, waktu tasyahhudakhir sebelum salam tapi harus dengan do'a-do'a yangada dalam hadits (lihat Shifat Shalat Nabi karya Asy-Syaikh Al-Albaniy), dan lain-lainnya (Lebih lengkapnyalihat dalam kitab Adz-Dzikru wad Du'aa` wal 'Ilaaj birRuqaa minal Kitaab was Sunnah karya Sa'id bin 'Ali bin

    Wahf Al-Qahthaniy hal.101-118)

    3. Dalam masalah mengangkat tangan ketika berdo'amemang terjadi ikhtilaf di antara para 'ulama, ada yangmembolehkannya secara umum, ada yangmembatasinya dengan batasan-batasan tertentu. Diantara yang berpendapat dengan pendapat yang kedua

    ini seperti Al-'Izz bin 'Abdissalam di mana beliauberkata: "Tidak disunnahkan mengangkat tangan dalamberdo'a kecuali pada keadaan yang mana Rasulullah

    mengangkat tangan padanya (ketika berdo'a) dantidaklah seorang yang mengusap wajah setelah berdo'akecuali dia itu orang yang bodoh." (Fataawaa Al-'Izz bin'Abdissalaam hal.46, dinukil dari Al-Luma' fir Radd 'alaa

    Muhsinil Bida')

    Adapun hadits yang mengatakan: "Sesungguhnya Rabbkalian Hayiyyun Kariimun, malu dari hamba-Nya apabilamengangkat kedua tangannya kepada-Nya laludikembalikan dalam keadaan kosong." (HR. Abu

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    10/12

    Booklet Dawah10

    Dawud, At-Tirmidziy dan Ibnu Majah, dishahihkan olehAl-Hakim dari shahabat Salman Al-Farisiy)

    Hadits ini dibatasi oleh perbuatan Rasulullah ketikaberdo'a artinya kita hanya mengangkat tangan ketika

    memang Rasulullah mengangkat tangan dalamdo'anya seperti do'a dalam shalat istisqaa`, do'a dalamkhuthbah jum'at dengan mengangkat jari telunjuktangan kanan ke langit.

    Adapun hadits yang menerangkan tentang mengusapwajah setelah berdo'a adalah hadits dha'if sebagaimana

    didha'ifkan oleh para 'ulama seperti Asy-Syaikh Al-Albaniy. (Lihat "Majmuu'ah Fataawaa Al-Madiinah Al-Munawwarah") Wallaahu A'lam.

    Doa Bersama Setelah Shalat

    Tanya: Saya menyaksikan sebagian orang-orang yangshalat berjamaah seusai mereka shalat, mereka berdoadengan bersama-sama, setiap kali mereka selesai shalat,apa hal ini dibolehkan? Berilah kami fatwa semoga Andamendapat balasan di sisi-Nya.

    Jawab: Berdoa setelah shalat, tidak mengapa. Akantetapi setiap orang berdoa sendiri-sendiri. Berdoa untukdirinya dan saudaranya sesama ummat Islam. Berdoa

    untuk kebaikan agama dan dunianya, sendiri-sendiri bukanbersama-sama.

    Adapun berdoa bersama-sama setelah shalat, ini adalah

    bidah. Karena tidak ada keterangannya dari Nabi , tidakdari shahabatnya dan tidak dari kurun-kurun yang utamabahwa dahulu mereka berdoa secara bersama-sama,

    dimana sang imam mengangkat kedua tangannya,kemudian para makmum mengangkat tangan-tanganmereka, sang imam berdoa dan para makmum juga berdoabersama-sama dengan imam. Ini termasuk perkara bidah.

    Adapun setiap orang berdoa tanpa mengeraskan suaraatau membuat kebisingan hal ini tidaklah mengapa, apakah

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    11/12

    Booklet Dawah 11sesudah shalat wajib atau sunnah. (Majmu' Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan (2/680))

    Hukum Mengusap Wajah Setelah Sholat DanBerdoaTanya: Assalamu alaikum warahmatullahi

    wabarokaatuh. Setelah salam (akhir sholat) dan selesaiberdoa kebanyakan orang menyapu muka. Apakahmenyapu muka itu diajarkan Rosulullah? Apa dalilnya?Ahmad Jazuli (dc_bj***@yahoo.com)

    Jawab: Waalaikumussalaam warahmatullahi

    wabarokaatuh. Menyapu / mengusap muka baik setelahselesai salam ataupun selesai berdoa tidak diajarkan olehRosulullah , dan hadits-hadits yang mendukungnya punsangat lemah tidak bisa dijadikan sandaran, di antarahadits-hadits itu:

    1. Hadits Umar , Adalah Nabi apabila mengangkatkedua tangannya saat berdoa beliau tidakmenurunkannya hingga mengusap wajahnya dengankeduanya.Hadits ini dikeluarkan oleh At Tirmidzi dalamSunannya 2/244, namun di dalam sanadnya terdapatseorang rawi Hammad bin Isa Al Juhaniy. Dikatakanoleh Ibnu Main: Syaikhun sholeh, oleh Abu Hatim:dhoiful hadits, dan oleh Abu Daud: ia meriwayatkan

    hadits-hadits munkar. Serta didhoifkan pula oleh AdDaruquthni.

    2. Hadits dari Saib bin Yazid dari bapaknya bahwa Nabiapabila berdoa beliau mengangkat kedua tangannya

    lalu mengusap wajahnya dengan keduanya. Hadits inidikeluarkan oleh Abu Daud dalam Sunannya no. 1492.Di dalam sanad haditsnya ada rawi yang bernama Hafsbin Hasyim keadaannya majhul (tidak diketahui) danada Ibnu Lahiah yang dhoif.

    3. Hadits Ibnu Abbas , Apabila kamu telah selesaiberdoa, maka usaplah wajahmu dengan keduanya(kedua tangan).Hadits ini dikeluarkan oleh Abu Daud

  • 8/3/2019 Menyoroti Amalan-Amalan Setelah Sholat

    12/12

    Booklet Dawah12

    dan Ibnu Majah, tetapi pada sanadnya ada rawi yangbernama Sholeh bin Hasan, munkarul hadits sepertikata Al Bukhori. Adapun An Nasa`i beliau mengatakantentangnya, Matrukul hadits.

    Dari uraian di atas maka jelaslah hadits-hadits dalammasalah ini sangat lemah. Meski banyak, hadits-hadits itutidaklah saling menguatkan karena kedhoifannya yangsangat. Untuk lebih terperincinya lihat Irwa`ul Ghalil: 2/ 178-179.

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,Seorang yang berdoa tidak boleh mengusap wajahnyadengan kedua tangannya, karena mengusapnya dengankedua tangan adalah ibadah, butuh kepada dalil yangshohih yang menjadi hujjah bagi seseorang di sisi Allah bilaia mengamalkannya. Adapun hadits dhoif, maka tidaklahkokoh untuk dijadikan hujjah. (Dari Syarhul Mumthi: 4/54).

    Sumber:1. Buletin Jumat Al-Atsariyyah edisi 04 Tahun ke-I

    (www.almakassari.com)

    2. Buletin Al Wala Wal Bara Edisi Edisi ke-36 Tahun ke-2dan Edisi ke-41 Tahun ke-2

    3. Artikel dari situs www.darussalaf.or.id

    Har ap disimpan di t empat yang layak, kar ena di dalamnya

    ter dapat ayat Al- Qur an dan Hadits!!

    Diterbitkan oleh: Pondok Pesantren Minhajus Sunnah KendariJl. Kijang (Perumnas Poasia) Kelurahan Rahandouna.

    Web Site: http://minhajussunnah.co.nr,http://salafykendari.com

    Penasihat: Al-Ustadz Hasan bin Rosyid, LcRedaksi: Al-Ustadz Abu Jundi, Al Akh Abul Husain Abdullah

    Kritik dan saran hubungi: 085241855585

    Berikan kesempatan kepada yang lain untuk membaca buletin ini !!