Upload
lulu
View
103
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Meraih Kemuliaan Hidup dengan Tauhid. Bersumber dari : http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/meraih-kemuliaan-hidup-dengan-tauhid.html. Microsoft PowerPoint By [email protected]&JuRaiZ. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
Meraih Kemuliaan Meraih Kemuliaan Hidup dengan TauhidHidup dengan Tauhid
Bersumber dari:http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/meraih-kemuliaan-hidup-dengan-tauhid.html
Microsoft PowerPoint By [email protected]&JuRaiZMicrosoft PowerPoint By [email protected]&JuRaiZ
Berbicara tentang kebahagiaan hidup, kita jumpai
banyak pihak yang berkomentar tentangnya. Ada
yang menawarkan metode-metode barat yang
penuh kebebasan dan kekacauan, tanpa aturan.
Demikian pula, ada yang menawarkan metode lain
yang berseberangan dengan Islam.
Adapun metode Islam, hendaknya seorang muslim
menyadari bahwa kebahagiaan hidup itu didapati
dengan berpegang teguh dengan agamanya, yakni
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wasallam-. 1
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,
يك#م! )ن!ت#م! ت#ت!ل)ى ع)ل)ي!ك#م! ء)اي)ات# الل+ه& و)ف& أ ون) و) ر# و)ك)ي!ف) ت)ك!ف#
يم< ت)ق& اط< م#س! ر) د&ي) إ&ل)ى ص& د! ه# ق) م! ب&الل+ه& ف) ول#ه# و)م)ن! ي)ع!ت)ص& س# ر)
“Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir,
padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu,
dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu?
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada
(agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. Ali-Imran:
101) 2
Sedang ajaran Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
yang teragung, sekaligus perintah Allah -Subhanahu wa
Ta’ala- yang terbesar adalah men-tauhid-kan Allah -
Subhanahu wa Ta’ala-, tidak menyekutukan-Nya dengan
apapun dalam beribadah kepada-Nya.
Apa itu tauhid? Al-Allamah Syaikh Muhammad bin
Sholeh Al-‘Utsaimin-rahimahullah- berkata dalam
Syarah Tsalatsah Al-Ushul (hal. 39)“Tauhid adalah
mengesakan Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dalam ibadah”.
Jadi, anda beribadah kepada Allah saja dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, baik itu nabi,
malaikat, wali, dan lainnya. 3
Setelah mengetahui definisi tauhid, jelas bahwa tidak
mungkin seorang muslim dapat meraih kebahagian
hidup, sedangkan dalam kehidupannya dia (disadari atau
tidak) masih menyekutukan Allah -Ta’ala- dalam
beribadah kepada-Nya. Realita di masyarakat kita,
masih ada diantara mereka yang sering datang meminta
ke tempat-tempat yang dianggap keramat, berupa
kuburan, pepohonan, boek-boek (kuncup), sungai, laut,
bebatuan, dan lainnya agar dipanjangkan umur, laris
dagangannya, profesinya langgeng, minta diselamatkan
dari bahaya, dan sebagainya.4
Padahal semua ini, tidak boleh diperuntukkan
kepada selain Allah-Ta’ala-. Allah –Ta’ala-
berfirman,
اب#ه# س) ا ح& &ن+م) إ ان) ل)ه# ب&ه& ف) ه) ر) ال) ب#ر! ا ء)اخ) &ل)ه\ ع) الل+ه& إ و)م)ن! ي)د!ع# م)
ون) ل&ح# ال!ك)اف&ر# &ن+ه# ال) ي#ف! بaه& إ ن!د) ر) ع&
“Dan barangsiapa menyeru (mendo’ai) tuhan yang
lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu
dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu tiada beruntung”. (QS.
Al-Mu`minun: 117) 5
Jadi, jelas bagi kita bahwa berdo’a kepada selain
Allah atau meminta-minta (seperti yang dijelaskan
di atas) kepada selain Allah –Ta’ala- merupakan
kesyirikan yang diharamkan oleh Allah dalam ayat
tadi.
Para pembaca yang budiman, Allah -Ta’ala-
sebagai Pencipta kita, Maha Tahu keinginan kita,
yaitu ingin memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia, dan akhirat. Dia telah memberitahu kita,
dan memperingatkan kita dengan firman-Nya, 6
ب&ذ&ي ان\ا و) س) ال&د)ي!ن& إ&ح! ب&ال!و) ي!ئ\ا و) ر&ك#وا ب&ه& ش) و)اع!ب#د#وا الل+ه) و)ال) ت#ش!
ار& ال!ج) ب)ى و) ر! ار& ذ&ي ال!ق# ال!ج) اك&ين& و) ال!م)س) ال!ي)ت)ام)ى و) ب)ى و) ر! ال!ق#
ان#ك#م! إ&ن+ )ي!م) ل)ك)ت! أ ا م) ب&يل& و)م) اب!ن& الس+ ن!ب& و) اح&ب& ب&ال!ج) ن#ب& و)الص+ ال!ج#
ا ور\ خ# ت)اال\ ف) خ! الل+ه) ال) ي#ح&بn م)ن! ك)ان) م#
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri”. (QS. An-Nisa: 36) 7
Dalam ayat ini, dan lainnya, Allah-Ta’ala-
memerintahkan kita agar beribadah hanya kepada-
Nya, dan melarang kita dari menyekutukan-Nya.
Diturunkannya Al-Qur’an dan diutusnya Rasulullah -
Shallallahu ‘alaihi wa sallam- merupakan rahmat
bagi kaum muslimin. Lantarannya, mereka dapat
meraih kebahagian di kehidupan dunia dan akhirat,
karena di dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk bagi
orang-orang yang bertakwa.
8
Allah -Ta’ala- berfirman,
ين) ت+ق& د\ى ل&ل!م# يه& ه# ي!ب) ف& ذ)ل&ك) ال!ك&ت)اب# ال) ر)
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Al-
Baqarah: 2)
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,
ين) ة\ ل&ل!ع)ال)م& م) ح! ل!ن)اك) إ&ال+ ر) س) ر!ا أ) و)م)
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS.
Al-Anbiya: 107) 9
Penghalang-penghalang untuk
meraih kebahagiaan hidup
10
Syirik , -yakni menyamakan selain Allah dengan Allah dalam
perkara yang merupakan kekhususan bagi Allah-Ta’ala-, hak
mencipta, memberi rezeki, dan mengatur alam semesta dan lain
diantara perbuatan Allah-Ta’ala-. Demikian pula, menyamakan
Allah dengan makhluk-Nya dalam perkara ibadah, dan nama-
nama atau sifat Allah. Jika seorang meyakini ada selain Allah,
yang mengatur alam semesta, memberi rezeki, menciptakan,
menghidupkan dan mematikan atau dia menyerahkan ibadah
kepada selain Allah-Ta’ala-, seperti menyembelih untuk selain
Allah, memberikan sesajen pada tempat-tempat yang
dianggap keramat (seperti pohon-pohon yang besar, bebatuan,
sungai-sungai), jin-jin, dukun dan yang lain sebagaimana yang
Anda jumpai di negara kita ini. 11
Seorang ulama’ Syafi’iyyah, Al-Imam Ar-Rofi’iy -
rahimahullah- berkata, “Barangsiapa yang
menyembelih sesuatu untuk selain Allah dari
kalangan hewan, benda mati (seperti, arca) sebagai
bentuk pengagungan, dan ibadah, maka
sembelihannya tidak halal & apa yang ia lakukan
merupakan perbuatan kekafiran laksana orang
bersujud kepada selain-Nya dengan sujud ibadah”.
[Lihat Al-‘Aziz Syarh Al-Wajiz (12/84-85)]
12
Jika seorang melakukan perkara-perkara
tersebut, maka dia telah menyamakan
selain Allah dengan Allah. Artinya, dia telah
melakukan kesyirikan besar yang
mengeluarkan pelakunya dari Islam dan
mengekekalkannya dalam neraka, jika dia
mati dalam keadaan seperti itu dan belum
bertobat kepada Allah.
13
Allah -Subhanahu wa Ta’ala-,
و)اه# أ! ن+ة) و)م) م) الل+ه# ع)ل)ي!ه& ال!ج) ر+ د! ح) ق) ر&ك! ب&الل+ه& ف) &ن+ه# م)ن! ي#ش! إ
ار< )ن!ص) ا ل&لظ+ال&م&ين) م&ن! أ الن+ار# و)م)
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolongpun” . (QS. Al-Maidah: 72)
14
Maka kesengsaraan apakah yang lebih besar dibandingkan
dua perkara tersebut: diharamkan baginya surga dan
tempatnya adalah neraka, naudzu billah. Amalan pelaku
kesyirikan, walaupun banyak dan menggunung pada hari
kiamat, tidaklah dianggap dan diperhitungkan sama sekali,
bila bercampur dengan noda kesyirikan. Allah –Subhanahu wa
Ta’ala- berfirman,
ا ن!ث#ور\ ب)اء\ م) ع)ل!ن)اه# ه) ج) ل#وا م&ن! ع)م)ل< ف) ا ع)م& &ل)ى م) ن)ا إ د&م! و)ق)
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu
Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”.
(QS. Al-Furqan: 23)
15
Menyelisihi perintah Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
, ت)ط)ع!ك#م! ن!ه# م)اس! ا م& !ت#و! أ ت#ك#م! ب&ه& ف) ر! م)ا أ) ه#, و)م) ت)ن&ب#و! ج! ي!ت#ك#م! ع)ن!ه# ف) ان)ه) م)
م! ع)لى) ه# ت&ال)ف# اخ! م! و) اء&ل&ه& ة# م)س) ب!ل&ك#م! ك)ث!ر) ن!ق) ل)ك) ال+ذ&ي!ن) م& ا أ)ه! &ن+م) إ ف)
ن!ب&ي)اء&ه&م!( أ
“Sesuatu apapun yang saya larang bagi kalian, maka
tinggalkanlah; sesuatu apapun yang aku perintahkan, maka
kerjakanlah semampu kalian. Karena, yang membinasakan
orang-orang sebelum kalian, banyaknya pertanyaan mereka
dan menyelisihi nabi-nabi mereka” [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (6858) & Muslim dalam Shohih-nya (1336)] 16
Dalam hadits ini, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
memerintahkan kita agar menjauhi apa-apa yang telah beliau
larang. Seperti membuat perkara-perkara baru dalam agama
yang tidak pernah beliau contohkan, dan para sahabat.
Kemudian, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan
kepada kita agar melaksanakan apa yang diperintahkannya
sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengabarkan kepada kita
bahwa binasanya umat-umat sebelum kita, disebabkan
mereka banyak bertanya dan menyelisihi/menentang nabi-
nabi mereka.
17
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim
memperhatikan hal ini, apakah selama ini dia
menyelisihi nabinya atau tidak. Ini tidaklah
diketahui, kecuali dengan mempelajari Al-
Kitab & Sunnah; apakah dengan membaca,
mendengarkan kaset-kaset ceramah, ataukah
dengan mengkhususkan diri belajar di pondok
pesantren, misalnya; atau minimal
menghadiri pengajian-pengajian di mesjid-
mesjid, di pesantren, dan lainnya.
18
Dengan mempelajari dengan mempelajari Al-Kitab & Sunnah,
seorang muslim akan dapat meraih kebahagiaan di dunia maupun
di akhirat. Sebaliknya, jika seorang muslim jauh dari mempelajari
Al-Kitab & Sunnah, maka ini akan menyebabkan dia mudah
menyelisihi Nabinya -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan beragama
dengan dasar ikut-ikutan. Ikut-ikutan dalam beragama
merupakan perkara tercela, dan sebab seorang disiksa di
alam kubur. Dalam sebuah hadits dari sahabat Anas bin Malik -
radhiyallahu ‘anhu- tentang orang yang ragu dan ikut-ikutan
dalam beriman. Ketika ditanya tentang tiga perkara di dalam
kubur, maka dia akan menjawab,
“Oh, oh!, saya tidak tahu, saya hanya mendengar orang-orang
mengucapkan sesuatu, lalu saya pun mengucapkannya” . [HR. Al-
Bukhariy dalam Ash-Shohih (86) & Muslim (904)]. 19
Jadi, hendaknya seorang muslim yang beriman kepada Allah dan
hari akhir ketika dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah -
Subhanahu wa Ta’ala- dan hadits-hadits Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam-, maka dengan kerelaan hati tunduk dan
patuh. Dengan demikian dia akan mendapatkan keberuntungan
dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Allah -Subhanahu
wa Ta’ala- berfirman,
م! أ)ن! ك#م) ب)ي!ن)ه# ول&ه& ل&ي)ح! س# &ل)ى الل+ه& و)ر) &ذ)ا د#ع#وا إ ن&ين) إ ؤ!م& و!ل) ال!م# ا ك)ان) ق) &ن+م) إ
ون) ل&ح# ف! أ#ول)ئ&ك) ه#م# ال!م# أ)ط)ع!ن)ا و) ع!ن)ا و) م& ول#وا س) ي)ق#
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar
dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung”. (QS. An-Nur: 51) 20
Di Buat Agar Mudah Di Baca Download Di Buat Agar Mudah Di Baca Download PowerPoint Ini diPowerPoint Ini di
http://mysalafy.wordpress.com
Sumber Artikel ini bisa di lihat diSumber Artikel ini bisa di lihat di
http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/meraih-kemuliaan-hidup-dengan-tauhid.html
Sumber : Buletin Al-Atsariyyah Edisi 01. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Terbit tiap Jum’at