10
MACAM, JENIS SERTA PENGERTIAN EKSPANSI BISNIS - MERGER, AKUISISI, HOSTILE TAKE OVER DAN LEVERAGE BUYOUT godam64 07:05 Komentari Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni : 1. Merger Atau Penggabungan Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. jenis-jenis merger : a. Merger Vertikal Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam. b. Merger Horisontal Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer. c. Merger Konglomerasi Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.

Merger Dan Reorganisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Merger adalah penggabungan usaha dimana suatu lebih dari satu perusahaan bergabung, satu perusahaan tetap eksis dan perusahaan lainnya di likuidasi

Citation preview

Page 1: Merger Dan Reorganisasi

MACAM, JENIS SERTA PENGERTIAN EKSPANSI BISNIS - MERGER, AKUISISI, HOSTILE TAKE OVER DAN LEVERAGE BUYOUT

godam64 07:05 Komentari

Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni :

1. Merger Atau Penggabungan

Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. jenis-jenis merger :

a. Merger Vertikal

Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.

b. Merger Horisontal

Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.

c. Merger Konglomerasi

Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.

2. Akuisisi

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

Page 2: Merger Dan Reorganisasi

3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa

Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.

4. Leverage Buyout

Leverage buy out adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.

Page 3: Merger Dan Reorganisasi

Merger & ReorganisasiTinggalkan Balasan

Perusahaan yang sedang berada dalam pertumbuhan biasanya akan melakukan ekspansi usaha (meningkatkan kapasitas maupun membuka perusahaan baru lagi) maupun dengan merger (menggabukan perusahaan yang ada dengan perusahaan lain).

Adapun alasannya melakukan ekspansi adalah melakukan efisiensi dari sumber daya yang ada. Mengingat hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminshing return), yaitu pada tingkat output tertentu maka peningkatan tersebut akan mengakibatkan oenambahan biaya per satuan output.

Ekspansi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu ekspansi usahan dan ekspansi finansial. Ekspansi usaha dilakukan tanpa mengubah struktur modalnya, menambah aktiva lancar dan tidak merubah aktiva tetap. Sedangkan ekspansi finansial dilakukan dengan menambah aktiva tetap dengan mendirikan perusahaan baru, membeli perusahaan lain, dan karena memerlukan dana jangka panjang maka struktur modalpun berubah.

Adapun merger adalah kombinasi antara 2 atau lebih perusahaan yang melebur menjadi satu perusahaan baru. Sebagai contoh ada Bank Bumi Daya, Bank Dagang Nasional, Bank Ekspor Impor, dan Bank Pembangunan Indonesia yang melebur menjadi Bank Mandiri.

Selain merger, ada akuisisi. Akuisisi adalah kondisi dimana perusahaan mengambil perusahaan lain yang kemudian menjadikan anak perusahaan ataupun digabungkan menjadi 1. Akuisisi yang dilakukan pada anak perusahaan yang sudah go public disebut akuisisi internal, sedangkan akuisisi terhadap perusahaan lain disebut dengan akuisisi eksternal. Pemegang sahan dari perusahaan yang diakuisisi mempunyai keuntungan daripada perusahaan yang mengakuisisi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang terlibat dalam pengambilalihan cukup banyak sehingga penawaran saham lebih baik atau tinggi.

Pengambilalihan perusahaan (takeover) dapat dilakukan dengan cara mudah dan baik yang disebut dengan friendly takeover. Namun ada pula kondisi dimana perusahaan yang akan diambil alih tidak bersedia dan melakukan perlawanan. Dalam kasus seperti ini, perusahaan yang mengambil alih dapat saja membeli saham di secondary market dengan melakukan penawaran atau tender over. Cara seperti ini disebut juga dengan hostik take over.

Jenis-Jenis Merger & Prosedur Merger

 

Penggabungan usaha dibagi menjadi empat kelompot, yaitu horizontal, vertikal, congeneric, dan konglomerat. Merger horizontal terjadi apabila perusahaan menggabungkan diri dengan perusahaan dengan jenis bisnis yang sejenis. Merger vertikal terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dengan input, output, maupun pemasaran yang terkait. Congeneric merger merupakan penggabungan antara 2 perusahaan yang sejenis/dalam industri yang sama tetapi tidak memproduksi produk yang sama dan tidak memiliki keterkaitan supplier.Conglomerate merger adalah kondisi dimana perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dengan industri yang berbeda.

Berikut adalah tata cara friendly merger (merger yang disetujui oleh kedua perusahaan). Perusahaan akan memilih perusahaan yang akan dibeli. Oleh karena itu, jarang ada perusahaan yang menawarkan diri untuk dibeli, terkecuali perusahaan tersebut bedara dalam kondisi keuangan yang sulit. Perusahaan tentu akan mengidentifikasi perusahaan yang akan dibelinya. Setelah itu baru ditentukan harga beli yang bersedia dikeluarkan perusahaan. Kemudiaan

Page 4: Merger Dan Reorganisasi

manajer akan menghubungi perusahaan yang bersangkutan untuk melakukan negosiasi. Jika manajer kedua perusahaan sepakat, maka mereka akan merekomendasikan ke para pemegang saham bahwa penggabungan ini akan memberikan manfaat bagi keduanya. Jika pemegang sahampun menyetujui, maka  penggabungan tersebut dapat dilaksanakan dengan pembayaran tunai maupun dengan saham perusahaan.

Cara lain selain dari penjelasan tadi adalah dengan hostile merger. Dalam kondisi ini perusahaan yang akan dibeli tidak menyetujui adanya penggabungan karena harga yang tidak sesuai maupun karena manajer takut kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu, negosiasi langsung dengan pemegang saham yang akan dibeli bisa saja terjadi. Manajer perusahaan yang akan membeli mengajukan penawaran/tender offer pada para pemegang saham dari perusahaan yang diinginkan. Dalam penawaran tersebut biasanya akan menyatakan dalam nominal rupiah per lembar saham untuk saham perusahaan yang akan dibeli. Karena langsung berhadapan dengan para pemegang saham dari perusahaan yang akan dibeli, tentu tidak lagi diperlukan persetujuan dari manager perusahaan tersebut.

Taktik Mempertahankan Diri

 

Taktik ini dilakukan saat perusahaan titak mau dibeli oleh perusahaan lain. Ada taktik sebelum penawaran dan sesudah penawaran. Sebelum penawaran, cara terbaik untuk menghidari dari pembelian oleh perusahaan lain adalah dengan menjadikan perusahaan menjadi perusahaan perseorangan. Kedua adalah dengan mempertahakan proporsi kepemilikan saham pada satu atau kelompok orang. Cara lainnya adalah dengan mempertahankan harga saham yang kuat yang mencerminkan kuatnya manajemen, prospek pertumbuhan, dan investasi yang baik.

Persyaratan merger yang ketat, penetapan klas-klas dah hak istimewa pada masing-masing klas pemegang saham, poison piil (membuat perusahaan menjadi perusahaan yang tidak menarik untuk dibeli dengan memberi hak kepada pemegang saham perusahaan yang akan dibeli untuk menjual saham dengan harga tinggi atau pemberian hak untuk memperoleh saham baru dengan discount bahkan gratis) ini juga berguna untuk mempertahankan pengendalian perusahaan.

Jika strategi sebelum penawaran tidak berhasil, maka masih ada strategi sesudah penawaran. Cara pertama dengan mengajukan tuntunan dengan dalih antimonopoli, jika dirasa harga penawaran tidak wajar maka dapat dilakukan negosiasi untuk mendapatkan harga yang sesuai. Cara lainnya adalah dengan memberikan saham kepada pihak ketiga atau dengan meningkatkan total hutang dengan membeli kembali sebagian saham perusahaan. Selain itu bisa juga dengan melakukan kontrak khusus yang menjamin eksekutif tidak kehilangan pekerjaan dan memberikan kompensasi besar jika penggabungan perusahaan terjadi agar perusahaan menjadi lebih tdak menarik. Cara ini dinamakan Golden Parachute.Dengan cara ini, manajer tidak perlu takut kehilangan pekerjaan, maka manajer akan melakukan negosiasi untuk menentukan harga yang wajar dan lebih mementingkan kepentingan para pemegang saham.

Financial Term of Exchange

 

Earning

 

Ada pertimbangan rasio pertukaran antara dua perusahaan yang melakukan penggabungan atau yang melakukan merger yang berkaitan denganearning, nilai pasar saham, dan nilai buku saham. Tujuan perusahaan melakukan penggabungan atau merger adalah untuk

Page 5: Merger Dan Reorganisasi

mensejahterakan para pemegang saham yang tetap berdiri. Terelebih dahulu akan dititikberatkan pada pengaruh merger terhadap laba per lembar saham ( sebelum dan sesudah merger). Sebagai pemimpin tentu perlu mengetahui manfaat ekonomis yang akan diperoleh dari merger tersebut. Juga perlu dianalisis pengaruh merger terhadap kemakmuran pemegang saham dari perusahaan yang masih hidup dan yang hilang.

Misalkan sebuah perusahaan tekstil yang sedang mengalami pertumbuhan, yaitu PT. XYZ sedang mempertimbangan akan melakukan penggabungan dengan perusahaan sejenis, yaitu PT. ABC. Merger dilakukan dengan cara mengganti saham PT. XYZ dengan saham PT. ABC. Data keuangan kedua perusahaan adalah sebagai berikut.

PT. ABC PT. XYZ

Laba saat ini

Jumlah saham

Laba per lembar saham

Harga saham

Price earning ratio

Rp                            200.000.000,-

                                     5.000.000

Rp                                             40,-

Rp                                           640,-

                                                 16x

Rp               

                    

Rp               

Rp               

                    

PT. XYZ setuju dengan penawaran Rp 350,-  per lembar saham dari PT. ABC. Dengan demikian rasio pertukaran = Rp 350,-/Rp 640,- = 0,547 saham PT. ABC untuk saham PT. XYZ. Dengan demikian untuk membeli PT. XYZ diperlukan jumlah saham PT. ABC sebanyak 1.093.750 lembar saham. Dengan menganggap laba untuk setiap perusahaan tetap sama setelah pengabungan, maka laba per lembar saham perusahaan yang baru menjadi :

                                                      PT. ABC

Laba saat ini

Jumlah saham

Laba per lembar saham

Rp                            250.000.000,-

                                     6.093.750

Rp                                        41,03,-

Dengan demikian ada kenaikan laba per lembar saham PT. ABC setelah merger dari Rp 40,- menjadi Rp 41,03,-. Tetapi sebaliknya untuk pemegang saham PT. XYZ yang semula memiliki 1.000 lembar diganti menjadi 547 lembar saham PT. ABC, sehingga laba yang diperoleh semula (1.000 x Rp 25,- = Rp 25.000,-) menjadi (547 x Rp 41,03,- = Rp 22.441,-).

Misalkan harga barang yang terjadi untuk setiap lembar saham PT.XYZ adalah Rp.450 sehingga rasio pertukarannya menjadi Rp.450 / Rp.640 = Rp.0,703. Jadi pemegang saham PT. XYZ yang semula : memiliki 1000 lembar kini ditukar dengan 703 lembar saham PT.ABC. dengan demikian untuk membeli PT.XYZ dikeluarkan sebanyak 1.406.250 lembar saham PT.ABC  laba per lembar saham menjadi :

Laba Rp. 250.000.000,-

Jumlah saham 6.406.250,-

Laba per lembar saham Rp.39,02

Page 6: Merger Dan Reorganisasi

Dalam kondisi semacam ini, akan mengakibatkan penurunan laba per lembar saham PT.ABC pada awal merger dan kenaikan laba per lembar saham PT.XYZ  .

Nilai pasar

Pertimbangan utama dalam proses begaining adalah rasio pertukaran yang didasarkan atas harga pasar per lembar saham kedua perusahaan tersebut. Jika harga per lembar saham perusahaan yang membeli (acquiring) Rp.60 dan perusahaan yang dibeli Rp.30 kemudian ditawarkan saham sebanyak setengah lembar untuk setiap lembar saham perusahaan yang dibeli, maka rasio pertukarannya menjadi :

Rp.60 x 0,50 / Rp.30 = 1,00

Dengan demikian saham kedua perusahaan tersebut diganti dengan perbandingan harga pasar satu banding satu. Untuk memberikan gambaran, misalkan PT.KLM dan PT.OPQ sedang mempertimbangkan untuk melakukan penggabungan usaha. PT.KLM mempunyai price earning ratio sebesar 18 kali sedang PT.OPQ price earning rationya sebesar 10 kali. Data keuangan kedua parusahaan tersebut adalah :

Laba saat ini

Jumlah saham

Laba per lembar saham

Harga saham

Price earning ratio

PT.KLM

200.000.000

5.000.000

40

720

18 x

PT.OPQ

60.000.000

2.000.000

30

300

10 x

 

Dengan menawarkan 0,60 saham untuk setiap lembar saham PT.OPQ atau saham PT.OPQ dinilai sebesar Rp.432 setiap lembar. Dengan demikian rasio pertukaran atas dasar harga pasar adalah :

Rp.720 x 0,60 / 300 = 1,44

Dengan demikian per lembar saham PT.OPQ ditawar dengan harga Rp.432. jelas bahwa dengan penggabungan mereka memperoleh manfaat berupa kenaikan harga pasar saham dari Rp.300 menjadi Rp.432. sebagai kesimpulan faktor kuncinya adalah bagaimana price earning ratio setelah merger. Jika tetap seperti sebelum merger harga pasar saham akan meningkat.

Total laba

Jumlah saham

PT. KLM

260.000.000

6.200.000

Page 7: Merger Dan Reorganisasi

Laba per lembar saham

Price earning ratio

Harga pasar per lembar saham

41,94

18 x

754,92

 

Alasan perusahaan melakukan merger :

1. Economic of scale2. Memperbaiki manajemen3. Penghematan pajak4. Diversifikasi / risk reduction

Holding companies

Holding company adalah sebuah perusahaan yang memiliki saham perusahaan lain dengan jumlah yang cukup sehingga memungkinkan untuk mengontrol perusahaan lain secara tidak langsung. Untuk menjadi holding company satu perusahaan harus memiliki proporsi saham perusahaan lain yang cukup besar. Perusahaan lain yang berada dibawah pengendalian holding company disebut dengan anak perusahaan atau subsidiary company.

Holding company memilki tiga keuntungan utama :

1. Pengendalian dengan proporsi kepemilikan2. Isolasi resiko3. Pemisahan akuntansi dan hukum

Penciutan usaha

Masalah yang dihadapi perusahaan dapat berupa kesulitan likuiditas yaitu perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansial jangka pendek maupun kesulitan solvabilitas yaitu perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk mengatasi kesulitan keuangan terdapat beberapa alternatif yang dapat ditempuh yakni :

4. Perpanjangan waktu kredit5. Composition6. Likuidasi

Perpanjangan waktu pembayaran pinjaman merupakan alternatif pertama yang dapat ditempuh. Cara ini memberikan kesempatan kepada manajemen untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Sementara bagi kreditur masih terbuka kemungkinan untuk memperoleh pembayaran kembali utang perusahaan. Cara kedua adalah composition yaitu meminta kesediaan kreditur untuk menerima pengurangan pembayaran kembali utang perusahaan. Misalkan utang perusahaan Rp.10.000.000,- maka mungkin hanya akan dibayar sebesar Rp.8.500.000,- jadi kreditur merelakan Rp.1.500.000,-. Alternatif ini mungkin lebih baik dari pada apabila ditempuh prosedur hukum maka kreditur akan menerima pembayaran kembali yang lebih kecil lagi. Alternatif terakhir adalah likuidasi,

Page 8: Merger Dan Reorganisasi

dalam keadaan yang sudah tidak memungkinkan lagi perusahaan untuk menjadi baik, maka kreditur mungkin memutuskan untuk meminta likuidasi perusahaan. Likuidasi dapat dilakukan setelah secara hukum perusahaan dinyatakan pailit.

Adapun peringkat pembayaran kewajiban dalam likuidasi adalah :

7. Biaya administrasi, biaya lelang, dan biaya lain yang harus dikeluarkan dalam rangka proses likuidasi.

8. Kreditur bersyarat, pemegang obligasi9. Gaji karyawan yang harus dibayar10. Pajak yang terutang11. Utang tanpa jaminan12. Utang bunga13. Hak pemegang saham

Reorganisasi / restrukturisasi

Restrukturisasi atau reorganisasi pada prinsipnya penataan ulang sendi-sendi perusahaan. Restrukturisasi dapat dibedakan menjadi :

14. Restrukturisasi bisnis15. Restrukturisasi keuangan16. Restrukturisasi manajemen17. Restrukturisasi organisasi