4
MESIR Nama resmi: Arab Republik of Egypt [Jumhuriyat Misr al-Arabiyah] Bahasa resmi: Arab [resmi], Inggris dan Perancis digunakan oleh kalangan intelektual. Ibukota: Kairo Luas wilayah (km2): 1.025.100 Populasi: 85.294.388 [taksiran per Juli 2013] Etnis: Mesir [99,6%]; lainnya [0,4%] Agama: Islam [mazhab Sunni 90%]; Kristen Koptik [9%]; Kristen lainnya [1%] Jenis kekuasaan: Republik (konsolidasi demokrasi) Bentuk negara: Kesatuan (sentralis). Wilayah Mesir terdiri atas 26 gubernuran (disebut Muhafazat setara propinsi) yang dipimpin oleh gubernur yang diangkat oleh Presiden. Kendati pemerintahan di tiap lokal ada, tetapi derajat otonominya terbatas akibar peran pemerintah pusat yang sangat besar. Propinsi-propinsi Mesir adalah: Ad Daqahliyah, Al Bahr al Ahmar (Laut Merah), Al Buhayrah, Al Fayyum, Al Gharbiyah, Al Iskandariyah (Alexandria), Al Isma'iliyah (Ismailiyah), Al Jizah (Giza), Al Minufiyah, Al Minya, Al Qahirah (Kairo), Al Qalyubiyah, Al Uqsur (Luxor), Al Wadi al Jadid (New Valley), As Suways (Suez), Ash Sharqiyah, Aswan, Asyut, Bani Suwayf, Bur Sa'id (Port Said), Dumyat (Damietta), Janub Sina' (South Sinai), Kafr ash Shaykh, Matruh, Qina, Shamal Sina' (Sinai Utara), dan Suhaj. Sistem pemerintahan: Hybrid. Presiden pada esensinya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri dan Menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggungjawab kepada People's Assembly baik secara langsung maupun tidak langsung. Parlemen: Bikameral [Parlemen terdiri atas (1) Majlis al-Shura yang fungsinya secara tradisi adalah selaku badan konsultatif dengan sekurangnya 150 kursi dengan mana 1/10-nya ditunjuk oleh Presiden untuk masa bakti 6 tahun; (2) People's Assembly dipilih lewat Pemilu langsung dan terdiri atas 454 orang. Consultative Assembly berdiri tahun 1980, di mana ia terdiri atas 264 anggota dengan ketentuan 2/3 dipilih lewat Pemilu langsung sementara 1/3 diangkat oleh Presiden]. Perubahan-perubahan di Mesir masih terus berjalan. Anggaran pertahanan: 2,2% dari total Gross Domestic Product (GDP).

MESIR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mesir

Citation preview

Page 1: MESIR

MESIR

Nama resmi: Arab Republik of Egypt [Jumhuriyat Misr al-Arabiyah] Bahasa resmi: Arab [resmi], Inggris dan Perancis digunakan oleh kalangan intelektual. Ibukota: Kairo Luas wilayah (km2): 1.025.100 Populasi: 85.294.388 [taksiran per Juli 2013] Etnis: Mesir [99,6%]; lainnya [0,4%] Agama: Islam [mazhab Sunni 90%]; Kristen Koptik [9%]; Kristen lainnya [1%] Jenis kekuasaan: Republik (konsolidasi demokrasi) Bentuk negara: Kesatuan (sentralis). Wilayah Mesir terdiri atas 26 gubernuran (disebut Muhafazat setara propinsi) yang dipimpin oleh gubernur yang diangkat oleh Presiden. Kendati pemerintahan di tiap lokal ada, tetapi derajat otonominya terbatas akibar peran pemerintah pusat yang sangat besar. Propinsi-propinsi Mesir adalah: Ad Daqahliyah, Al Bahr al Ahmar (Laut Merah), Al Buhayrah, Al Fayyum, Al Gharbiyah, Al Iskandariyah (Alexandria), Al Isma'iliyah (Ismailiyah), Al Jizah (Giza), Al Minufiyah, Al Minya, Al Qahirah (Kairo), Al Qalyubiyah, Al Uqsur (Luxor), Al Wadi al Jadid (New Valley), As Suways (Suez), Ash Sharqiyah, Aswan, Asyut, Bani Suwayf, Bur Sa'id (Port Said), Dumyat (Damietta), Janub Sina' (South Sinai), Kafr ash Shaykh, Matruh, Qina, Shamal Sina' (Sinai Utara), dan Suhaj. Sistem pemerintahan: Hybrid. Presiden pada esensinya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri dan Menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggungjawab kepada People's Assembly baik secara langsung maupun tidak langsung. Parlemen: Bikameral [Parlemen terdiri atas (1) Majlis al-Shura yang fungsinya secara tradisi adalah selaku badan konsultatif dengan sekurangnya 150 kursi dengan mana 1/10-nya ditunjuk oleh Presiden untuk masa bakti 6 tahun; (2) People's Assembly dipilih lewat Pemilu langsung dan terdiri atas 454 orang. Consultative Assembly berdiri tahun 1980, di mana ia terdiri atas 264 anggota dengan ketentuan 2/3 dipilih lewat Pemilu langsung sementara 1/3 diangkat oleh Presiden]. Perubahan-perubahan di Mesir masih terus berjalan. Anggaran pertahanan: 2,2% dari total Gross Domestic Product (GDP).

Page 2: MESIR

APAKAH ALJAZAIR SIAP DENGAN REVOLUSI BARU?

Setelah Tunisia dan Mesir, Aljazair menjadi negara Arab ketiga yang berupaya memulai revolusi sosial dan politik. Namun, dua aksi massa pada 12 dan 19 Februari yang digelar oleh Kordinasi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi (CNCD), yang intinya menuntut dicabutnya keadaan darurat dan “perubahan sistem”, dikabarkan masing-masing hanya diikuti oleh 250 dan 500 orang, menurut kantor berita nasional Aljazair, Algérie Presse Service.

Karena jumlah yang sedikit itu, sebagian orang boleh jadi memandang bahwa rakyat Aljazair tidak menginginkan revolusi dan karenanya tidak siap dengan perubahan. Namun, situasinya berbeda: rakyat Aljazair benar-benar ingin perubahan, tetapi mereka takut mengarah pada anarki dan kekerasan yang tak terkendali. Dan, bagaimanapun juga, revolusi Aljazair perlahan tengah dimulai lewat lembaga-lembaga masyarakat sipil.

Dalam beberapa tahun ini, Aljazair terperosok dalam krisis ekonomi, politik dan sosial yang parah. Tercatat sebanyak 9.700 kerusuhan, yang menyebabkan rusaknya harta benda, benturan dan kekerasan pemuda, terjadi di negara ini pada 2010. Angka yang cukup tinggi ini mencerminkan kekecewaan mendalam dari rakyat Aljazair, yang tengah bergulat dengan biaya hidup tinggi, pengangguran massal, kurangnya perumahan, dan perasaan tak berdaya yang melanda semua lapisan menghadapi kehidupan sehari-hari yang serba tak menentu.

Melihat aksi-aksi demonstrasi yang terbilang takut-takutan dalam beberapa bulan terakhir, kita bisa berpikir bahwa cukup jelas rakyat Aljazair telah memendam harapan akan adanya perubahan. Dan satu-satunya alternatif bagi anak mudanya adalah mengamuk dan merusak sebagai ekspresi kekecewaan mereka.

Namun, kekerasan bukanlah solusi. Dan, sementara itu, revolusi damai tengah terjadi secara perlahan.

Perlu ada demonstrasi-demonstrasi yang bertujuan untuk mengganti rezim dan dibukanya suatu transisi yang akan menjauhi kesalahan-kesalahan masa lalu dan menghindar dari kembali ke lembar-lembar menyakitkan dalam sejarah Aljazair.

Setelah revolusi 1954 menentang kolonialisme Prancis yang membuahkan kemerdekaan Aljazair pada 1962, luapan pergolakan rakyat terhadap masalah-masalah sosial, seperti pengangguran dan kurangnya perumahan, terjadi pada 1980-an, dan memuncak pada 5 Oktober 1988 dengan kerusuhan dan demonstrasi berskala luas yang menggoyang rezim. Sayangnya, gerakan menuju sistem yang lebih demokratis melahirkan apa yang disebut Dasawarsa Hitam, sebuah dasawarsa terorisme. Kemenangan Fron Penyelamatan Islam (FIS) dalam pemilu 1991 dirampas oleh kudeta militer. Perang saudara kemudian terjadi, dan meliputi seluruh negeri dengan darah dan teror.

Kini masyarakat Aljazair mati rasa dengan ketakutan. Orang-orang lebih suka mengabaikan seruan dari jalan yang mungkin menyeret mereka kembali dalam perkelahian berdarah dan kekacauan yang tak dapat dihentikan.

Sebagai kekuatan besar yang harus diperhitungkan, dan mewakili 70 persen penduduk, kaum muda Aljazair kini memanfaatkan media sosial, seperti Facebook dan Twitter, mengirim seruan solidaritas ke seantero negeri untuk menyatukan kekuatan dan melancarkan perjuangan damai untuk demokrasi. Perkumpulan-perkumpulan pemuda, serikat-serikat dagang independen, dan kelompok-kelompok perempuan berkomitmen melakukan gerakan yang terorganisir untuk perubahan.

Anak-anak muda ini kini menyadari bahwa seruan perubahan yang tak terorganisir tak membuahkan apa-apa. Satu-satunya cara maju adalah mereka menerima lembaga-lembaga masyarakat sipil yang ada, mendukung mereka, menyamakan diri dengan mereka, dan melanjutkan gerakan mereka menuntut kebebasan.

Page 3: MESIR

Banyak lembaga anak muda telah muncul sebagai akibat banyaknya serangan yang terorganisir di Aljazair, termasuk organisasi tenaga kerja muda pengangguran, dan organisasi mahasiswa. Mereka semuanya bergabung dalam payung Kordinasi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi (CNCD), gerakan yang menyulut demonstrasi-demonstrasi di Aljir. Kini CNCD merencanakan sejumlah acara di berbagai daerah untuk memberi tahu dan menggalang warga. Demi tujuan organisasi, organisasi ini telah membuat dua lembaga pelaksana, yang satu mengatur persiapan acara, dan yang lain mengatur publikasi dan gema acara ini.

Penggulingan diktator Tunisia dan Mesir terjadi akibat aliansi unik pemuda, media alternatif, solidaritas, dan kegigihan. Di Aljazair, media cukup mendapat kebebasan. Internet tidak pernah disensor. Dengan aset utama ini, masyarakat sipil bisa menyalurkan kegelisahan anak muda Aljazair dan membantu mereka menggelar panggung yang bisa menggalang semua rakyat Aljazair dan mengembangkan suatu kesepakatan yang menyerukan tiga tuntutan utama: demokrasi, akuntabilitas, dan kesetaraan kesempatan.