6
METABOLISME OBAT Tujuan : Mengubah obat yang bersifat lipofilik menjadi polar (hidrofilik) agar lebih dapat lebih mudah diekskresi Metabolisme terjadi diberbagai tempat. Hati merupakan organ utama tempat terjadinya metabolisme. Jaringan lain yang berperan yaitu saluran gastrointestinal, paru, kulit, dan ginjal. Contoh peroral misalnya isopreterenol yang diabsorbsi utuh dari usus halus dan dibawa ke hati melalui system portal, tempat obat mengalami metabolisme yang ekstensif. Proses ini disebut efek lintas pertama. Contoh lain misalnya klonazepam yang mengalami metabolisme yang lebih ekstensif di usus daripada hati, dan penicillin dapat dimetabolisme oleh asam lambung. Reaksi metabolisme ada 2 fase : 1. Fase I Mengubah obat asal (parent drug) menjadi metabolit yang lebih polar dengan menambahkan atau melepaskan suatu gugus fungsional (-OH, -NH2, -SH). Metabolit ini sering bersifat tidak aktif, namun pada beberapa keadaan aktifitas obat hanya berubah atau terkadang bertambah. 2. Fase II Parent drug atau metabolit fase I yang mengandung gugus kimia sesuai, sering mengalami penggandengan (coupling) atau

Metabolisme Obat (Makalah Gea)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fbs

Citation preview

Page 1: Metabolisme Obat (Makalah Gea)

METABOLISME OBAT

Tujuan :

Mengubah obat yang bersifat lipofilik menjadi polar (hidrofilik) agar lebih dapat lebih

mudah diekskresi

Metabolisme terjadi diberbagai tempat. Hati merupakan organ utama tempat terjadinya

metabolisme. Jaringan lain yang berperan yaitu saluran gastrointestinal, paru, kulit, dan

ginjal.

Contoh peroral misalnya isopreterenol yang diabsorbsi utuh dari usus halus dan dibawa

ke hati melalui system portal, tempat obat mengalami metabolisme yang ekstensif.

Proses ini disebut efek lintas pertama. Contoh lain misalnya klonazepam yang

mengalami metabolisme yang lebih ekstensif di usus daripada hati, dan penicillin dapat

dimetabolisme oleh asam lambung.

Reaksi metabolisme ada 2 fase :

1. Fase I

Mengubah obat asal (parent drug) menjadi metabolit yang lebih polar dengan

menambahkan atau melepaskan suatu gugus fungsional (-OH, -NH2, -SH).

Metabolit ini sering bersifat tidak aktif, namun pada beberapa keadaan aktifitas

obat hanya berubah atau terkadang bertambah.

2. Fase II

Parent drug atau metabolit fase I yang mengandung gugus kimia sesuai, sering

mengalami penggandengan (coupling) atau konjugasi dengan substansi endogen

untuk menghasilkan suatu konjugat obat.

Pembentukan konjugat melibatkan intermediet tinggi dan enzim-enzim transfer

yang spesifik. Beberapa enzim (transferase) terletak dalam mikrosom/sitosol.

Transferase mengkatalis coupling substansi endogen yang diaktifkan (seperti

uridine-5’-diphosphate [UDP] derivate asam glukoronat) dengan suatu obat atau

Page 2: Metabolisme Obat (Makalah Gea)

(senyawa endogen) atau reaksi coupling dari suatu obat yang diaktifkan.,(seperti

S-CoA derivate asam benzoate) dengan suatu substrat endogen.

ABSORBSI METABOLISME ELIMINASI

Fase I Fase II

Obat Konjugat

Metabolit obat

dengan aktivitas

yang dimodifikasi

Konjugat

Obat

Metabolit obat yang

inaktif

Konjugat

Obat

Lipofilik Hidrofilik

Metabolisme obat in vivo dapat terjadi oleh reaksi-reaksi kimia tanpa katalisator secara

spontan, sebagian besar metabolisme dikatalis oleh enzim-enzim sel yang spesifik.

misalnya : didalam RE, sitosol, mitokondria, lisosom, dll.

Banyak enzim yang memetabolisme obat terletak dimembran lipofilik RE pada hati dan

jaringan lain. Bila membrane lamellar diisolasikan dengan homogenisasi dan fraksinasi

sel, sehingga terbentuk vesikal-vesikal disebut mikrosom.

Mikrosom mengandung enzim penting yang disebut mixed function oxidases (MFOs) /

monooksigenase. Monooksigenase memerlukan suatu reduktor yaitu NADPH dan

molekul O2

Dalam proses reduksi oksidasi ini, terdapat dua enzim mikrosomal penting :

1. Flavoprotein, NADPH-sitokrom P450 reduktase

2. Hemoprotein, sitokrom P450

Page 3: Metabolisme Obat (Makalah Gea)

Prodrug adalah senyawa yang dalam pemberiannya harus mengalami perubahan

kimiawi terlebih dahulu melalui proses metabolisme sebelum menjadi agen

farmakologis aktif ; precursor obat.

“Katzung: , “Dorlan”

Page 4: Metabolisme Obat (Makalah Gea)

FARMAKOKINETIK

PRINSIP PENGOBATAN RASIONAL

a. Definisi

Pengobatan yang sesuai dengan keadaan dan penyakit yang diderita

pasien, yang berdasarkan ilmu farmakokinetik dan farmakodinamik.

b. Proses pengobatan rasional

1. Penegakan diagnosis

2. Tujuan terapi

3. Pemilihan obat

4. Memulai pengobatan

5. Informasi, instruksi, dan peringatan

6. Monitoring pengobatan

c. Prinsip sesuai WHO

“the rasional use of drugs requires that patients receive medicines

appropriate clinical needs, in doses that meet own individual

requirements, for an adequate period of time and at the lowest cost to

them and the community.”

d. Kriteria pengobatan rasional

1. Tepat obat : merupakan suatu zat kimia yang mana dalam dosis tertentu

dapat memperbaiki fungsi-fungsi fisiologis dari tubuh,

2. Tepat dosis : merupakan takarannuntuk memberikan obat kepada pasien

sesuai dengan hasil diagnose

3. Tepat cara pemberian : merupakan ketepatan cara atau teknik pemakaian

obat yang sesuai dengan efek obat tsb

4. Tepat bentuk : merupAK AN ketepatan dalam pemilihan bentuk sediaan

sesuai dengan efek obaT tsb

5. Tepat waktu pemberian : merupakan ketepatan pemberian obat agar jangka

waktu yang akan menimbulkan efek optimal.