Upload
m-fitrah-hidayat
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 metabolisme protein biokimia.docx
1/5
1
BIOSINTESIS UREA
Biosintesis urea berlangsung dalam empat tahap: (1) transaminasi, (2) deaminasi oksidatif
glutamat, (3) transpor amonia, dan (4) reaksi siklus urea (Gambar 28-2).
Transaminasi Memindahkan Nitrogen -Amino ke -Ketoglutarat yang Membentuk
Glutamat
Transaminasi saling mengonversi pasangan-pasangan asam -amino dan asam -keto
(Gambar 28-3). Semuaasam amino protein kecuali lisin, treonin, prolin, dan hidroksiprolinikut serta dalam transaminasi. Transaminasi berlangsung reversibel, dan aminotransferase juga
berfungsi dalam biosintesis asam amino. Koenzim piridoksal fosfat (PLP) terdapat di
bagian katalitik amino transferase dan banyak enzim lain yang bekerja pada asam amino.
PLP, suatu turunan vitamin B6, membentuk suatu zat-antara basa Schiff terikat-enzim
yang dapat mengalami tata-ulang dengan berbagai cara. Sewaktu transaminasi, PLP yang
terikat berfungsi sebagai pembawa gugus amino. Tata-ulang tersebut membentuk suatu
asam -keto dan piridoksamin fosfat terikat-enzim yang membentuk basa Schiff dengan
asam keto kedua. Setelah pengeluaran nitrogen -amino melalui transaminasi, maka
kemudian rangka karbon yang tersisa diuraikan.
Alanin-piruvat aminotransferase (alanin aminotransferase) dan glutamat--
ketoglutarat aminotransferase (glutamat aminotransferase) mengatalisis pemindahan gugus
amino ke piruvat (membentuk alanin) atau ke -ketoglutarat (membentuk glutamat) (Gambar
28-4). Masing-masing amino transferase bersifat spesifik untuk satu pasangan substrat, tetapi
tidak spesifik untuk pasangan lain. Karena alanin juga merupakan suatu substrat untuk
glutamat aminotransferase, semua nitrogen amino dari asam amino yang mengalami
7/22/2019 metabolisme protein biokimia.docx
2/5
2
transaminasi dapat terkonsentrasi dalam glutamat. Hal ini penting karena L-glutamat adalah
satu-satunya asam amino yang menjalani deaminasi oksidatif dengan laju yang cukup tinggi
di jaringan mamalia. Jadi, pembentukan ammonia dari gugus -amino terjadi terutama
melalui nitrogen -amino L-glutamat.
Transaminasi tidak terbatas pada gugus -amino. Gugus -amino pada ornitin, tetapi
bukan gugus -amino pada lisinmudah mengalami transaminasi. Kadar aminotransferase
serum meningkat pada beberapa keadaan penyakit.
L-GLUTAMAT DEHIDROGENASE MENEMPATI POSISI SENTRAL DALAM
METABOLISME NITROGEN
Pemindahan nitrogen amino ke -ketoglutarat membentuk L-glutarat. Pembebasan nitrogen
ini sebagai ammonia kemudian dikatalisis oleh L-glutamat dehidrogenase(GDH) hati, yang
dapat mengunakkan NAD+atau NADP+(Gambar 28.5). Perubahan nitrogen -amino menjadi
amonia oleh kerja terpadu glutamat aminotransferase dan GDH sering disebut
transdeaminasi. Aktivitas GDH hati secara alosteris dihambat oleh ATP, GTP, dan NADH
serta diaktifkan oleh ADP. Reaksi yang dikatalisis oleh GDH bersifat reversibel sepenuhnya
dan juga berfungsi dalam biosintesis asam amino (lihat Gambar 27-1).
Asam Amino Oksidase Juga Mengeluarkan Nitrogen Sebagai Amonia
Meskipun peran fisiologisnya belum jelas, namun asam L-amino oksidase di hati dan ginjal
mengubah asam amino menjadi suatu asam -amino yang mengalami dekomposisi menjadi
asam -keto disertai pembebasan ion amonium (Gambar 28-8). Flavin tereduksi mengalami
reoksidasi oleh oksigen molekular, dan membentuk hidrogen peroksida (H2O2), yang
kemudian terurai menjadi O2dan H2O oleh katalase.
Intoksikasi Amonia dapat Mengancam Nyawa
Amonia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan diserap ke dalam darah vena porta dan amonia
yang dihasilkan oleh jaringan cepat disingkirkan dari sirkulasi oleh hati dan diubah menjadi
urea. Karena itu, hanya sedikit (10-12 g/dL) yang normalnya terdapat di daerah perifer. Hal
ini sangat penting karena amonia bersifat toksik bagi susunan saraf pusat. Seandainya darah
porta memintas (mem-bypass) hati, kadar amonia darah sistemik dapat meningkat ke kadar
toksik. Hal ini terjadi pada gangguan fungsi hati yang parah atau terjadinya hubungan
kolateral antara vena porta dan vena sistemik pada sirosis. Gejala intoksikasi amonia
7/22/2019 metabolisme protein biokimia.docx
3/5
3
mencakup tremor, berbicara pelo, penglihatan kabur, koma, dan akhirnya kematian. Amonia
dapat bersifat toksik bagi otak, sebagian karena zat ini bereaksi dengan -ketoglutarat untuk
membentuk glutamat. Kadar -ketoglutarat yang menurun ini kemudian mengganggu fungsi
siklus asam trikarboksilat (TCA) di neuron.
Glutamin Sintase Mengikat Amonia Menjadi Glutamin
Pembentukan glutamin dikatalisis oleh glutamin sintasemitokondria (Gambar 28-7). Karena
pembentukan ikatan amida digabungkan dengan hidrolisis ATP menjadi ADP dengan Pi,
reaksi ini cenderung mengarah pada pembentukan glutamine. Salah satu fungsi glutamine
adalah mengubah ammonia menjadi suatu bentuk yang nontoksik.
Glutaminase & Asparaginase Mendeaminasi Glutamin & Asparagin
Pembebasan hidrolitik nitrogen amida pada glutamine sebagai amonia, yang dikatalisis oleh
glutaminase (Gambar 28-8), sangat condong pada pembentukan glutamat. Oleh sebab itu,
kerja terpadu glutamine sintase dan glutaminase mengatalisis interkonversi ion amonium
bebas dan glutamin. Reaksi analog dikatalisis oleh L-asparaginase.
Pembentukan & Sekresi Amonia Mempertahankan Keseimbangan Asam-Basa
Ekskresi amonia yang diproduksi oleh sel-sel tubulus ginjal ke dalam urine merupakan cara
untuk menghemat kation dan mengatur keseimbangan asam basa. Produksi amonia dari asam
amino intrasel ginjal, terutama glutamin, meningkat pada asidosis metabolik dan menurun
pada alkalosis metabolik.
UREA ADALAH PRODUK AKHIR UTAMA KATABOLISME NITROGEN PADA
MANUSIA
Sintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP plus 1 mol ion amonium dan 1 mol nitrogen -
amino aspartat. Lima enzim mengatalisis reaksi-reaksi yang tampak di Gambar 28-9 di tandai
dengan nomor. Dari enam asam amino yang ikut serta, N-asetilglutamat hanya berfungsi
sebagai aktivator enzim. Asam amino lain berfungsi sebagai pembawa atom yang akhirnya
menjadi urea. Peran metaboli utama ornitin, sitrulin, dan argininosuksinatpada mamalia
adalah sintesis urea. Sintesis urea adalah suatu proses siklik. Karena ornitin yang dikonsumsi
dalam reaksi 2 dibentuk kembali di reaksi 5, tidak terdapat pengurangan atau penambahan
netto ornitin, sitrulin, argininosuksinat, atau arginin. Namun, ion amonium, CO2, ATP, dan
7/22/2019 metabolisme protein biokimia.docx
4/5
4
aspartat dikonsumsi. Beberapa reaksi pada sintesis urea berlangsung di matriks mitokondria
dan reaksi lain berlangsung di sitosol (Gambar 28-9).
Karbamoil Fosfat Sintase I Memulai Biosintesis Urea
Kondensasi CO2, amonia, dan ATP untuk membentuk karbomoil fosfat dikatalisis oleh
karbamoil fosfat sintase Imitokondria (reaksi 1, Gambar 28-9). Bentuk sitosolik enzim ini,
yaitu karbamoil fosfat sintase II, menggunakan glutamin dan bukan amonia sebagai donor
nitrogen dan berfungsi dalam biosintesis pirimidin. Karbamoil fosfat sintase I, enzim
pembatas kecepatan pada siklus urea, hanya aktif jika terdapat aktivator alosteriknya, yaitu
N-asetilglutamatyang meningkatkan afinitas sintase terhadap ATP. Pembentukan karbamoil
fosfat memerlukan 2 mol ATP, yang salah satunya berfungsi sebagai donor fosforil.
Perubahan ATP kedua menjadi AMP dan pirofosfat, yang digabungkan dengan hidrolisis
pirofosfat menjadi ortofosfat, merupakan kekuatan pendorong untuk sintesis ikatan amida
dan ikatan anhidria asam campuran pada karbamoil fosfat. Dengan demikian, kerja terpadu
GDH dan karbamoil fosfat sintase I memindahkan nitrogen ke dalam karbamoil fosfat, yakni
suatu senyawa yang memiliki kemampuan besar untuk memindahkan gugus. Reaksi tersebut
berlangsung secara bertahap. Reaksi bikarbonat dengan ATP membentuk karbonil fosfat dan
ADP. Amonia kemudian menggeser ADP yang membentuk karbamat dan ortofosfat.
Fosforilasi karbamat oleh ATP kedua kemudian membentuk karbamoil fosfat.
Karbamoil Fosfat Plus Ornitin Membentuk Sitrulin
L-Ornitin transkarbamoilase mengatalisis pemindahan gugus karbamoil pada karbamoil
fosfat ke ornitin, yang membentuk sitrulin dan ortofosfat (reaksi 2, Gambar 28-9). Sementara
reaksi tersebut terjadi di matriks mitokondria, baik pembentukan ornitin maupun
metabolisme sitrulin selanjutnya berlangsung di sitosol. Oleh karena itu, masuknya ornitin ke
dalam mitokondria dan keluarnya sitrulin dari mitokondria melibatkan sistem pengangkutan
di membran dalam mitokondria (Gambar 28-9).
Sitrulin Plus Aspartat Membentuk Argininosuksinat
Argininosuksinat sintasemenghubungkan aspartat dan sitrulin melalui gugus amino aspartat
(reaksi 3, Gambar 28-9) dan menghasilkan nitrogen kedua pada urea. Reaksi ini memerlukan
ATP dan melibatkan pembentukan zat-antara sitrulin-AMP. Penggantian selanjutnya AMP
oleh aspartat kemudian membentuk sitrulin.
7/22/2019 metabolisme protein biokimia.docx
5/5
5
Penguraian Argininosuksinat Menghasilkan Arginin dan Fumarat
Penguraian argininosuksinat yang dikatalisis oleh argininosuksinase berlangsung dengan
terjadinya retensi nitrogen di arginin dan pembebasan rangka aspartat sebagai fumarat (reaksi
4, Gambar 28-9). Penambahan air ke fumarat membentuk L-malat, dan oksidasi malat
selanjutnya (yang dependen-NAD+) membentuk oksaloasetat. Kedua reaksi ini analog dengan
reaksi siklus asam sitrat (lihat Gambar 17-3), tetapi dikatalisis oleh fumarase dan malat
dehidrogenase di sitosol. Transaminasi oksaloasetat oleh glutamate aminotransferase
kemudian membentuk kembali aspartat. Karena ini, rangka karbon aspartat-fumarat berfungsi
sebagai pembawa nitrogen glutamate menjadi precursor urea.
Penguraian Arginin Membebaskan Urea & Membentuk Kembali Ornitin
Penguraian hidrolitik gugus guanidino arginin yang dikatalisis oleh arginase hati,
membebaskan urea (reaksi 5, Gambar 28-9). Produk lain, ornitin, masuk kembali ke dalam
mitokondria hati untuk memulai sintesis urea. Ornitin dan lisin adalah inhibitor kuat arginase
yang bersaing dengan arginin. Arginin juga berfungsi sebagai prekursor pelemas otot poten
nitrogen oksida (NO) dalam suatu reaksi dependen-Ca2+yang dikatalisis oleh NO sintase.
Karbamoil Fosfat Sintase I Adalah Enzim Pemacu pada Siklus Urea
Aktivitas karbamoil fosfat sintase I ditentukan oleh N-asetilglutamat, dengan kadar steady-
state yang ditentukan oleh laju sintesisnya dari asetil KoA dengan glutamat serta laju
hidrolisisnya menjadi asetat dan glutamate. Reaksi-reaksi ini masing-masing dikatalisis oleh
N-asetilglutamat sintase dan N-asetilglutamat hidrolase. Perubahan besar dalam diet dapat
meningkatkan konsentrasi masing-masing enzim dalam siklus urea sebesar 10 sampai 20 kali
lipat. Kelaparan, contohnya meningkatkan kadar enzim yang mungkin untuk menghadapi
peningkatan produksi ammonia yang disebabkan oleh peningkatan penguraian protein.
Murray, Robert K. 2009.Biokimia Harper. Jakarta. EGC. Hlm 256-260