Upload
nervusvagus
View
85
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
METABOLISME XENOBIOTIK
Citation preview
METABOLISME XENOBIOTIK
Xenobiotik merupakan senyawa kimia yang asing bagi tubuh, seperti obat, zat aditif
makanan dan polutan lingkungan. Terdapat lebih dari 200.000 xenobiotik yang sudah
teridentifikasi. Sebagaian besar senyaw aini akan mengalami metabolisme (perubahan kimiawi)
dalam tubuh manusia, dan hati menjadi organ tubuh yang terutama terlibat dalam peristiwa ini
walaupun kadang-kadang xenobiotik dapat dieksresikan tanpa perubahan. Paling sedikit ada 30
enzim yang berbeda yang mengatalisis berbagai reaksi yang terlibat dalam metabolism
xenobiotik.
Metabolisme xenobiotik dibagi menjadi 2 fase. Pada fase 1, reaksi utama yang terlibat
adalah hidroksilasi yang dikatalisis oleh anggota dari kelompok enzim yang dinamakan sebagai
monooksidase atau sitokrom P450. Hidroksilasi dapat mengakhiri kerja sebuah obat tetapi hal ini
tidak selalu terjadi. Disamping hidroksilasi, enzim ini mengatalisis berbagai reaksi dengan
kisaran yang luas, termasuk reaksi yang melibatkan deaminasi, sehalogenasi, desulfurasi,
epoksidasi, peroksigenasi dan reduksi. Reaksi yang melibatkan hidrolisis dan reaksi tertentu
lainnya yang tidak dikatalis oleh P450 juga terdapat pada fase 1.
Pada fase 2, senyawa yang terhidroksilasi atau senyawa lainnya yang diproduksi oleh
fase 1, diubah oleh enzim yang spesifik menjadi berbagai metabolit polar lewat konjugasi dengan
asam glukoronat, sulfat, asetat, glutation atau asam amino tertentu atau lewat metilasi.
Tujuan keseluruhan kedua fase dalam metabolism xenobiotik adalah untuk
meningkatkan kelarutannya dalam air (polaritas) dan dengan demikian memudahkan eksresinya
dari dalam tubuh. Xenobiotik yang sifatnya sangan hidrofobik akan tertahan dalam jaringan
adipose dalam waktu yang hampir tidak bisa ditentukan bila zat tersebut tidak diubah menjadi
bentuk yang lebih polar. Pada kasus tertentu, reaksi metabolik fase 1 mengubah xenobiotik dari
senyawa inaktif menjadi bentuk biologis aktif. Pada keadaan ini, xenobiotik yang asli disebut
“prodrug” atau “prokarsinogen”. Pada beberapa keadaan lainnya, reaksi tambahan fase 1 (misal,
reaksi hidroksilasi lanjut) mengubah senyawa aktif menjadi bentuk inaktif atau bentuk yang
kurang aktif sebelum berlangsung proses konjugasi. Pada keadaan lain, reaksi konjugasi sendiri
mengubah produk aktif hasil reaksi fase 1 menjadi jenis inaktif atau jenis yang kurang aktif yang
selanjutnya akan dieksresikan ke dalam urin atau getah empedu. Pada kasus yang sangat jarang
terjadi konjugasi benar-benar akan meningkatkan aktivitas biologik suatu xenobiotik.
Istilah detoxifikasi kadang-kadang dipakai untuk menyebutkan banyak reaksi yang
terlibat dalam metabolism xenobiotik. Meskipun demkian, istilah ini tidak selalu tepat
mengingat, seperti yang disebutkan di atas, pada sebagaian reaksi yang dijalankan xenobiotik
benar-benar meningkatkan kativitas biologik atau toksisitas xenobiotik tersebut.
METABOLISME XENOBIOTIK FASE 1
Hidroksilasi merupakan reaksi utama yang terlibat dalam fase 1. Enzim yang
bertanggung jawab adalah monooksigenase atau sitokrom P450. Jumlah berbagai sitokrom P450
dalam jaringan tubuh manusia diperkirakan berkisar 35-60 buah. Rekais yang dikatalisis oleh
sitokrom P450 adalah:
RH+O2+NADPH+H+ → R-OH+H2O+NADP
RH diatas dapat mewakili xenobiotik dengan keragaman yang sangat luas dan
mencakup obat-obatan, zat karsinogen, pestisida, produk petroleum, racun dan polutan.
Disamping itu, senyawa endogen seperti steroid tertentu, asam lemak dan retinoid juga
merupakan substrat. Substrat tersebut umumnya lipofilik dan dibuat hidrofilik oleh hidroksilasi.
Enzim monooksigenase yang utama dalam retikulum endoplasma adalah sitokrom
P450, yang diberi nama demikian karena enzim tersebut ditemukan ketika preparat mikrosom
yang telah mengalami reduksi kimiawi dan kemudian terpajan karbon monoksida
memperlihatkan suatu puncak yang khas pada 450 nm. Enzim ini sangat penting karena
diperkirakan ±50% obat-obatan yang dikonsumsi pasien akan dimetabolisme oleh sitokrom
P450, enzim ini juga bekerja pada berbagai kersinogen dan polutan.
METABOLISME XENOBIOTIK FASE 2
Pada reaksi fase 1, xenobiotik umumnya diubah menjadi derivate terhidroksilasi yang
lebih polar. Pada reaksi fase 2, derivate ini terkonjugasi dengan molekul seperti asam glukoronat,
sulfat atau glutation. Peristiwa ini menjadikan molekul tersebut bersifat lebih larut air sehingga
akhirnya dieksresikan ke dalam urin atau getah empedu.
Ada 5 tipe reaksi yang terjadi dalam fase 2:
1. Glukoronidasi
UDP-asam glukoronat merupakan donor glukoronil dan sebagai katalisator adalah glukoronil
transferase yang terdapat di dalam retikulum endoplasma maupun sitosol. Molekul, seperti 2-
asetilaminofluoren (suatu karsinogen), aniline, asam benzoate, meprobamat (suatu
tranquilizer), fenol dan banyak molekul steroid dieksresikan sebagai glukoronida.
Glukoronidasi kemungkinan merupakan reaksi konjugasi yang paling sering terjadi.
2. Sulfasi
Sebagian alkohol, arilamin, dan fenol akan mengalami proses sulfas. Donor sulfat dalam
reaksi sulfas ini dan rekasi biologic lainnya (misal, sulfas senyawa steroid,
glikosaminoglikan, glikolipid dan glikoprotein) adalah adenosine 3’-fosfat-5’-fosfosulfat atau
dinamakan sulfat aktif.
3. Konjugasi dengan glutation
Glutation (γ-glutamil-sisteinilgisin) merupakan tripeptida yang terdiri atas asam glutamate,
sistein dan glisin, glutation umumnya disngkat menjadi GSH (karena gugus sulfihidril yang
terdapat pada sistein senyawa tersebut) dan merupakan bagian yang berfungsi dalam molekul
glutation tersebut.sejumlah xenobiotik elektrofilik yang potensial beracun akan terkonjugasi
ke GSH nukleofilik dengan reaksi sebagai berikut:
R + GSH → R – S – G
R adalah xenobiotik elektrofilik. Enzim yang mengatalisis reaksi ini adalah glutation S-
transferase dan terdapat dalam sitosol sel hati dengan jumlah yang tinggi dibandingkan dalam
jaringan yang lain. Jika xenobiotik yang potensial beracun itu tidak terkonjugasi, molekulnya
akan bebas membentuk ikatan kovalen dengan DNA, RNA atau protein sel dan dengan
demikian akan mengakibatkan kerusakan sel yang serius. Karena itu GSH merupakan
mekanisme pertahanan penting terhadap senyawa toksik tertentu, seperti beberapa obat dan
karsinogen. Konjugat glutation selanjutnya mengalami metabolisme lagi menjadi asam
merkatopurat sebelum dieksresikan lewat urin.
4. Asetilasi
Asetilasi digambarkan oleh persamaan reaksi berikut:
X + Asetil-KoA → Asetil-X + KoA
X menyatakan xenobiotik. Seperti halnya jenis reaksi asetilasi lain, Asetil-KoA (asetat aktif)
merupakan donor asetil. Reaksi ini dikatalisis oleh asetiltransferase yang terdapat dalam
sitosol berbagai jaringan, khususnya hati. Obat isoniazid yang digunakan dalam pengobatan
tuberculosis merupakan substrat asetilasi. Keberadaan tipe polimorfik enzim asetiltransferase
menyebabkan adanya orang-orang yang diklasifikasikan sebagai asetikator lambat dan cepat,
dan mempengaruhi bersihanisoniazid dalam darah. Asetilator lambat adalah orang yang lebih
sering mengalami efek toksik tertentu dari isoniazid karena obat tersebut bertahan lebih lama
dalam darah.
5. Metilasi
Sejumlah kecil xenobiotik akan mengalami metilasi oleh enzil metiltransferase dengan
memakai S-adeno-silmetionin sebagai donor metal.
RESPON METABOLISME XENOBIOTIK
Respon metabolisme xenobiotik dapat menguntungkan karena metabolit yang dihasilkan
menjadi zat yang polar sehingga dapat diekskresi keluar tubuh
Respon metabolisme xenobiotik dapat merugikan karena:
Berikatan dengan makromolekul dan menyebabkan cidera sel
Berikatan dengan makromolekul menjadi hapten → merangsang pembentukan
antibodi dan menyebakan reaksi hipersensitivitas yang berakibat cidera sel
Berikatan dengan makromolekul menjadi zat mutan yang menyebakan timbulnya sel
kanker