Upload
lamque
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VOLUME II 3 MARET 2019 ISSN 2548-9801
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR
BMKG
METEOROLOGI DALAM NYEPI
2019
FEBRUARI PENGHUJUNG MUSIM
HUJAN
SUHU, TEKANAN DAN KELEMBABAN UDARA
FEBRUARI 2019
POTENSI HUJAN LEBAT DAN ANGIN
KENCANG SAAT NYEPI
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR
WEATHER SERVICE FOR FLIGHT SAFETY
3 Meteodrome, Maret 2019
Sapa EditorDAMAI NYEPI 2019
METEOROLOGI DALAM NYEPI 2019
Setiap tahun, umat Hindu di Bali merayakan hari Nyepi. Tahun 2019, hari raya Nyepi jatuh pada tanggal 7 Maret 2019. Hari raya Nyepi identik dengan 4 tapa brata yang salah satunya adalah tidak boleh menyalakan api dan tidak boleh bepergian. Untuk menghormati hal tersebut, pada hari raya Nyepi, Bandara Internasional Ngurah Rai menutup segala kegiatan pelayanan take-off maupun landing. Selama 24 jam dari jam 06.00 WITA hingga keesokan harinya.
Terkait dengan cuaca, pengamatan dan prakiraan cuaca tetap berlangsung walaupun dalam suasana Nyepi. Karena data parameter cuaca tidak boleh kosong, harus terus teramati. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, sebagai perwakilan BMKG untuk wilayah Bandara Ngurah Rai, tetap melaksanakan kegiatan tersebut. Pegawai BMKG tetap siaga melakukan pengamatan dan prakiraan serta memberikan pelayanan 24 jam untuk masyarakat.
Selamat hari raya Nyepi tahun baru Caka 1941.
Tim Redaksi
Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar
Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665
Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/
cover by: @pandephw
DAFTAR ISI
04Suhu, Kelembaban, dan
Tekanan UdaraSuhu, Tekanan Udara dan Kelem-
baban Udara Februari 2019
03Sapa Editor
Damai Nyepi 2019
7Analisis Angin
Kondisi Angin Februari 2019
10Analisa Kejadian Cuaca
BermaknaFebruari Penghujung Musim
Penghujan
17FOKUS:
Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang Saat Nyepi
REDAKSI
Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Tanti Prasetya Prima DewiWakil Pemred Putu Eka TulistiawanSekretaris Rahma Fauzia YusharAnggota Redaksi Pande Putu Hadi Wiguna Kadek Sumaja Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Dewa Gede Agung Mahendra Gede Sudika Pratama Apritarum Fadianika Ni Made Dwijayanti Kadek Winasih Bonggo Pribadi Made Ananda Putri A.M Ni Luh Putu Sri Ariastuti I Kadek Mas SatriyabawaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Devi Dwita Meiliza Aniceta Ardyahayu Anggarari
4
Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraMARET 2019
SUHU, TEKANAN DAN KELEMBABAN UDARA FEBRUARI 2019
T, P, dan RH Februari 2019
Pengamatan Termometer di sangkar meteorologiFoto: @pandephw
Oleh: Apritarum Fadianika
CURAH HUJAN MARET 2019 TIDAK SETINGGI MARET 2019 Seolah seperti sudah menjadi sebuah patokan dari jaman dahulu jika puncak musim penghujan di Indonesia, khususnya di Bali terjadi pada bulan MARET dan MARET. Namun pada bulan MARET 2019 lalu, banyak masyarakat yang
merasakan kondisi bulan MARET tersebut sangatlah panas dan sedikit hujan.
Dari data meteorologi yang tercatat di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar, dominasi hujan terjadi pada dasarian satu di bulan MARET 2019 (sepuluh hari pertama di awal Ferbuari), selanjutnya memasuki dasarian ke dua dan ke tiga, kondisi cuaca disominasi keadaan cerah, cerah berawan dan
hujan yang terjadi cenderung secara fluktuatif dan durasinya tidak berlangsung lama. Untuk mengulas praduga masyarakat akan MARET 2019 yang sedikit unik (tidak hujan terus menerus tetapi suhu udara terasa sangat panas) secara ilmiah, artikel ini akan menjelaskan tentang kondisi suhu, kelembapan dan tekanan diwilayah Bali.
Sumber: www.wartanasional.com
5 Meteodrome, Maret 2019
Suhu udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar berkisar antara 26.9°C hingga 28.8°C
keadaan ini masih berada pada normalnya. Trend suhu Suhu udara maximum tertinggi tercatat pada bulan sebesar 32.7°C terjadi pada tanggal 14 MARET 2019 dan maximum terendah tercatat yaitu 29.3°C. Suhu maksimum tercapai pada waktu beberapa saat setelah matahari mencapai titik tertingginya (biasanya terjadi dianatara pukul 12.00 WITA hingga 14.00 WITA). Sedangkan suhu udara minimun tercapai pada dini menjelang pagi hari. Suhu udara minimum tertinggi tercatat sebesar 27,0°C dan minimum terendah tercatat yaitu 20.7°C yang terjadi pada tanggal 20 MARET 2019.
Suhu udara rata-rata bulan MARET 2019 di Stasiun Meteorologi i Ngurah Rai
Kondisi tekanan udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Ketika suhu udara tinggi, tekanan udara rendah, begitu
sebaliknya. Kondisi tekanan udara bulan MARET 2019 digambarkan pada grafik di atas. Pada grafik diatas Kondisi tekanan rata-rata bulan MARET yang tercacat diStasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yaitu 1010.6hPa, tekanan tertinggi tercatat pada tanggal 13 MARET 2019 yaitu 1012.6hPa dan terendah tercacat pada tanggal 27 MARET 2019 yaitu 1007,9hPa. Rata-Rata tekanan udara pada bulan MARET lebih tinggi dari pada bulan sebelumnya tetapi masih berada pada kondisi normalnya. Terlihat pada grafik kondisi tekanan udara pada tgl 20 MARET 2019 mengalami penurunan hingga akhir bulan.
Tekanan udara rata-rata bulan MARET 2019 di Stasiun Meteorologi i Ngurah Rai
6Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara
Kelembaban Udara rata-rata harian bulan MARET 2019 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai
Kondisi tekanan udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Ketika suhu udara tinggi, tekanan udara rendah, begitu sebaliknya. Kondisi tekanan udara bulan MARET 2019 digambarkan pada grafik di atas. Pada grafik diatas Kondisi tekanan rata-rata bulan MARET yang tercacat diStasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yaitu 1010.6hPa, tekanan tertinggi tercatat pada tanggal 13 MARET 2019 yaitu 1012.6hPa dan terendah tercacat pada tanggal 27 MARET 2019 yaitu 1007,9hPa. Rata-Rata tekanan udara pada bulan MARET lebih tinggi dari pada bulan sebelumnya tetapi masih berada pada kondisi normalnya. Terlihat pada grafik kondisi tekanan udara pada tgl 20 MARET 2019 mengalami penurunan hingga akhir bulan.
Menjawab pertanyaan apakah bulan MARET lebih panas dibandingkan Bulan MARET lalu, berdasarkan data jika dibandingkan kondisi suhu udara rata-rata harian bulan MARET 2019 mengalami peningkatan dibandingkan bulan lalu, anggapan tersebut hanya “perasaan”saja. Berdasarkan data suhu bulan MARET 2019 suhu maksimum tertinggi sebesar 33.5° C (lebih tinggi dibandingkan bulan MARET 2019). Kondisi suhu udara rata-rata harian tertinggi terjadi pada bulan MARET sebesar 29.4° C sedangkan di bulan MARET 2019 sebesar 28.8° C. “Perasaan” ini dirasa timbul dikarenakan penurunan curah hujan yang terjadi di bulan MARET 2019 dibandingkan bulan lalu. Selain itu, dikarenakan posisi gerak semu matahari yang masih berada di wilayah Belahan Bumi bagian Selatan (BBS).
7 Meteodrome, Maret 2019
ANGIN BARATAN YANG MASIH KONSISTEN DI BULAN FEBRUARI 2019Oleh: Aulia Siti Syahdian
Dinamika AnginAngin MARET 2019
Taman alat MeteorologiFoto: @pandephw
8Pergerakan Angin di Bulan Agustus 2017Angin Februari 2019
Peta arah dan kecepatan angin di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar
Pada bulan Februari 2019 terdapat lebih banyak pusat-pusat tekanan rendah dibagian Belahan Bumi
Selatan dibandingkan dengan bagian Belahan Bumi Utara. Udara yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga dalam hal ini udara bergerak dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. Dalam pergerakannya, aliran udara tersebut melewati Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kondisi angin di Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat dari Indeks Monsoon Australia yang cenderung melemah dan Indeks Monsoon Pasifik Barat yang cenderung menguat. Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum angin baratan mendominasi Indonesia. Hal ini diperkuat juga oleh streamline angin dari Bureau of Meteorology Australia, dimana dapat dilihat bahwa umumnya di Indonesia angin bertiup dari arah barat.
Kondisi angin sangat berpengaruh dalam dunia penerbangan terutama pada saat take-off dan landing. Untuk mengetahui bagaimana kondisi angin di Bali khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada bulan Februari 2019, digunakan diagram windrose yang
dibuat berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai.
Berdasarkan diagram windrose pada gambar 1.2 dan gambar 1.3 bahwa bulan Februari 2019 men-dominasi ke angin baratan, namun angin timuran juga mulai mengganggu. Kondisi seperti ini sesuai dengan data normal di Stasiun Meteorologi Klas I Ngurah Rai, dimana pada bulan Februari pada um-umnya angin mendominasi berhembus dari arah Barat. Kecepatan angina paling sering terjadi sekitar 1-4 knot dengan presentase sebesar 47,8%. Selain itu, selama bulan Februari 2019 angin terkencang sekitar 17,11-21,9 knot dengan presentase sebanyak 0.1%. Angin baratan mendominasi di wilayah Ban-dara I Gusti Ngurah Rai sehingga Runway 027 sering digunakan sebagai runway in use untuk melakukan take off dan landing peasawat terbang di bulan Feb-ruari 2019.
Wind Class Frequency Distributiondi Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar
Angin dalam dunia penerbangan merupakan pa-rameter yang sangat penting khususnya pada saat pesawat terbang melakukan take off dan landing. Angin sangat mempengaruhi untuk keselamatan dan keamanan pesawat terbang pada saat take off dan landing. Terdapat beberapa jenis angin yang memiliki pengaruh sangat signifikan pada dunia penerbangan khususnya pada proses take off dan landing pesawat terbang yaitu headwind, tailwind, dan crosswind. Headwind merupakan angin yang berlawananan dengan arah datangnya pesawat terbang (dari arah
9 Meteodrome, Maret 2019
Persentase Headwind dan Tailwind Periode Februari 2019
Persentase Crosswind Periode Februari 2019
depan). Kondisi headwind ini bermanfaat mening-katkan daya angkat pesawat sehingga pilot akan memilih landing dan lepas landas pada kondisi seperti ini. Sedangkan tailwind merupakan an-gin yang searah datangnya pesawat terbang (dari arah belakang). Tailwind berhembus dari belakang ekor pesawat yang dapat mengurangi daya angkat pesawat, sehingga kebanyakan pilot akan menghindari pendaratan dan lepas landas jika terjadi tailwind. Kondisi ini akan dipilih pilot ketika pesawat dalam keadaan jelajah (cruising),
Pada gambar diatas menjelaskan headwind yang terjadi pada bulan Februari 2019 dengan presentase 73% cukup efektif untuk dimanfaatkan take off dan landing pesawat area Bandara I Gusti Ngurah Rai. Kecepatan headwind yang terjadi sekitar 1–3 knot sebanyak 286 kali kejadian, sedangkan kecepatan
tertinggi headwind terjadi 1 kali kejadian dengan kecepatan sekitar 25-27 knot. Presentase untuk keadaan tailwind sebesar 15% dan keadaan saat netral sebesar 12%. Crosswind merupakan angin yang berhembus tegak lurus secara horizontal dari arah kanan atau kiri badan pesawat. Perubahan kecepatan angin yang cukup besar pada crosswind pada saat pesawat melakukan landing, bisa menye-babkan pesawat melenceng dari jalur landasan pacu dan bahkan bisa mengakibatkan pesawat tergelin-cir. Presentase crosswind bulan Februari 2019 dapat dilihat pada gambar presentase dan histogramdia-tas dimana banyak ditemukan crosswind dari arah kanan sebesar 46% sebanyak 320 kali kejadian. Se-dangkan presentase crosswind dari arah kiri sebe-sar 34% sebanyak 274 kali kejadian dan presentase netral sebesar 20%. Kecepatan tertinggi crosswind kanan pada bulan Februari 2019 sebesar 17-18 knot sebanyak 1 kali kejadian dengan kecepatan, se-dangkan kecepatan tertinggi crosswind kiri sebe-sar 14-16 knot sebanyak 1 kali kejadian.
dikarenakan pada fase cruising ini tailwind akan mendorong pesawat bergerak maju lebih cepat se-hingga dapat menghemat waktu serta bahan bakar pesawat.
10Pergerakan Angin di Bulan September 2017
FEBRUARI PENGHUJUNG MUSIM
PENGHUJANOleh:Bonggo Pribadi
Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Februari 2019
11 Meteodrome, Maret 2019
FEBRUARI PENGHUJUNG MUSIM
PENGHUJANOleh:Bonggo Pribadi
12
Gunung Agung dari salah satu sudut kota denpasar. Foto di ambil ketika erupsi dan mengeluarkan debu vulkanis yang menyebabkan penutupan bandara Ngurah Rai
Foto oleh: @pandephw
Cuaca Bermakna Februari 2019
Dalam meteorology untuk penerbangan, kondisi cuaca bermakna dengan jarak pandang mendatar atau yang sering disebut visibility yang kurang dari 1000 m sangat perlu diperhatikan mengingat dampaknya untuk kelancaran penerbangan. Visibility yang rendah terutama yang berlangsung pada waktu yang cukup lama dapat mengganggu proses take off ataupun landing yang berdampak pada tertundanya atau terhambatnya penerbangan. Secara spesifik, analisis kejadian bermakna akan membahas tentangvisibility terendah yang mencapai 700m padatanggal 8 Februari 2019.
rendahnya visibility kurang dari 1 km ini berlangsung singkat sekitar 11 menit, untuk mengetahui penyebabnya mari kita analisa kejadian tersebut dari faktor global, regional, dan lokal. Analisa global dimulai dengan melihat keadaan Suhu muka laut rata-rata dan anomalinya. Kondisi suhu muka laut rata-rata Februari 2019 menunjukkan nilai 260C hingga 300C yang mendukung proses pembentukan awan dan hujan Sedangkan anomaly suhu muka laut menunjukkan nilai netral yang berarti tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap penambahan uap air dalam pembentukan awan dan hujan.
Selanjutnya masih pada faktor global
Bulan Februari merupakan penghujung musim penghujan sebelum memasuki masa pancaroba yang umumnya terjadi pada bulan Maret,April,Mei. Menurut data Stamet Ngurah Rai Denpasar terdapat 16 hari hujan pada bulan Februari 2019 dan tercatat hujan sebanyak
151.7 mm/bulan.
Pada tanggal 8 Februai 2019 tercatat kondisi visibility 700m, yaitu pada jam 01.32 UTC.Kondisi ini dibarengi dengan keadaan hujan lebat sisertai petir dan perawanan hamper dari seluruh langit tertutup awan rendah dan terdapat pula awan Cumulonimbus dengan tinggi dasar awan yang cukup rendah, yaitu 1500 feet. Hujan lebat yang menyebabkan
adalah kondisi tekanan udara umum Bulan Febuari 2019 yang menunjukkan keadaan umum dimana pusat tekanan rendah masih banyak terjadi di wilayah selatan Indonesia. Dampak dari keadaan ini, angin Baratan masih mendominasi. Dimana angin Baratan bersifat basah (membawa banyak uap air). Tekanan di wilayah Bali berkisar 1010.0 hPa hingga 1012.5
Kondisi pengamatan METAR tanggal 8 Februari 2019
13 Meteodrome, Maret 2019
hPa. Kondisi ini masih mendukung banyaknya hujan yang terjadi di Bali padaBulanFebruari 2019. Selanjutnya, ditinjau dari gangguan MJO dan OLR, kondisi lintasan MJO berada di kuadran 6 pada tanggal kejadian, 8 Februari
2019 dan nilai OLR positif sekitar 255. Dapat dikatakan bahwa MJO tidak berperan pada penambahan awan dan hujan pada tanggal kejadian. Pada analisa faktor tingkat regional adalah kelembaban udara yang menujukkan
Kondisi SST rata-rata dan SST anomali bulan Februari 2019Sumber : http://www.emc.ncep.noaa.gov/research
14Cuaca Bermakna Februari 2019
Kondisi tekanan udara rata-rata bulan Februari 2019Sumber : ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month
kondisi uap air dari lapisan permukaan hingga lapisan atas (500mb). RH pada lapisan 850mb menunjukkan nilai yang berkisar antara 80% hingga 85%, padalapisan 700mb RH berkisar antara 70% hingga 85%, dan lapisan 500mb RH berkisarantara 60% hingga 70%. Hal ini menggambarkan kondisi uap air yang tersedia baik dari lapisan permukaan hingga lapisan atas cukup banyak untuk proses pembentukan awan dan hujan pada bulan Februari 2019. Pada pukul 00.00 UTC tanggal 8 Februari 2019 angin gradient (lapisan 3000 feet) menunjukkan adanya daerah konvergensi (pertemuanangin) di wilayah Bali. Hal ini menyebabkan kuatnya pembentukan awan rendah dana awan Cumulonimbus yang terjadi di Bali dari pagi hingga siang hari. Pada malam harinya, perawanan menurun, hal ini sesuai dengan gambar angin gradient pada pukul 12.00 UTC yang sudah tidak menunjukkan adanya daerah konvergensi di wilayah Bali. Pada pukul 00.00 UTC tanggal 8 Februari 2019 angin gradient (lapisan 3000 feet) menunjukkan adanya daerah konvergensi (pertemuanangin) di wilayah Bali. Hal ini menyebabkan kuatnya pembentukan awan rendah dana awan Cumulonimbus yang terjadi di Bali dari pagi hingga siang hari. Pada malam harinya, perawanan menurun, hal ini sesuai dengan gambar angin gradient pada pukul 12.00 UTC yang sudah tidak
menunjukkan adanya daerah konvergensi di wilayah Bali.
Dari data citra RADAR BMKG, terlihat bahwa sebelum jam kejadian, padatanggal 8 Februari 2019 sudah terlihat pertumbuhan awan Cumulonimbus yang cukup besar di barat Bali dan awan Cumulonimbus dan awan rendah lain terpantau masuk kewilayah Bali khususnya kewilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai dan menyebabkan hujan dan rendahnya visibility seperti pada data di atas. Rendahnya tinggi dasar awan dan cukup banyaknya tutupan awan Cumulonimbus dan awan hujan lainnya yang menyebabkan hujan lebat yang mengakibatkan visibility mencapai minimum 700m di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dapat disimpulkan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh adanya daerah pertemuan angin (konvergensi) di atas wilayah Bali dan kondisi global, regional, ataupun lokal lainnya mendukung proses pembentukan awan dan hujan di Bandara Ngurah Rai Bali.
Setelah menganalisa sebab terjadinya kondisi cuaca signifikan, saatnya untuk mengetahui prakiraan kondisi cuaca pada bulan Maret 2019 di Wilayah Bali. Khususnya bandara I Gusti Ngurah Rai. Pada bulan Maret 2018 secara klimatologis diprakirakan Di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih akan berpotensi terjadi hujan dengan kisaran hujan
15 Meteodrome, Maret 2019
Citra radar pada saat kejadian Visibility kurang dari 1000mSumber : Radar BMKG Bali
Kondisi MJO dan OLRSumber : http://www.bom.gov.au/climate/mjo
16Cuaca Bermakna Februari 2019
bulanan diprakirakan antara 150mm/bulan hingga 200mm/bulan dengan sifat hujan di bawah normal.
Kondisi RH lapisan 500mb, 700mb, 850mb bulan Februari 2019Sumber : https://www.esrl.noaa.gov/psd/cgi-bin & Kondisi streamline jam 00.00 UTC dan 12.00 UTC tanggal 8 Februari 2019
Sumber: http://www.bom.gov.au
17 Meteodrome, Maret 2019
FOKUS:Kaledioskop 2017
Nyepi merupakan salah satu Hari Raya Umat Hindu yang dirayakan setiap satu tahun sekali yang merupakan pergantian tahun baru Caka. Hari Raya Nyepi bagi masyarakat dunia memiliki kesan unik dibanding hari raya Hindu lainnya, dikarenakan pada Hari Raya Nyepi umat Hindu menghentikan
semua kegiatan dan aktifitasnya dan melakukan Catur Bratha Penyepian yaitu amati karya atau tidak bekerja, amati geni tidak menyalakan api, amati lelungan atau tidak bepergian, dan amati lelanguan atau tidak bersenang-senang. Dengan nyepi manusia diberikan kesempatan selama satu hari penuh untuk melakukan evaluasi atas kehidupannya untuk menyongsong tahun baru yang lebih baik, dan tidak mengulangi hal-hal yang jelek atau negatif di masa lalu.
Foto : @pandephw
POTENSI BAHAYA HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG
SAAT PERAYAAN HARI RAYA NYEPI DI BALI
Oleh:Kadek Sumaja
Potensi Bahaya Hujan Lebat dan Angin Kencang Saat Perayaan Nyepi di Bali
18Potensi Bahaya Hujan Lebat Saat Nyepi
Telah banyak artikel dan penelitiaan yang membahas tentang dampak positif dari hari raya nyepi terhadap lingkungan sekitar. Karena semua kegiatan ditiadakan termasuk perkantoran, tempat usaha, pelayanan umum, seperti ditutupnya akses jalur transportasi darat, laut dan udara yang transit ke Bali selama satu hari. Ditambah dengan minimnya penggunaan energi seperti api, listrik lampu, dan lain-lain (konsep Amati Geni) menyebabkan penghematan yang cukup signifikan terhadap energy khususnya
listrik dan bahan bakar fosil (Asna, Sutama, Sugarayasa, 2018). Pengecualian khusus diperbolehkan untuk rumah sakit untuk pelayanan kepada orang yang sakit. Dapat diasumsikan bahwa pelaksanaan Nyepi di Bali sebagai hari bebas polusi, bebas suara bising, dan bebas energi. Ditinjau dari lingkup kerja Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hari Raya Nyepi berkaitan erat dengan meningkatnya kualitas udara di wilayah Bali. Tidak adanya aktivitas manusia (anthropogenik) selama 24 jam secara signifikan akan menurunkan tingkat emisi gas
Bandara I Gusti Ngurah Rai Pada Saat Nyepi
buang dari kendaraan bermotor, pabrik, dan aktivitas terkait lainnya (Aprilina, Badriah, Aldrian,2016).
Disamping berbagai macam dampak positif tersebut, Hari Raya Nyepi juga memiliki potensi yang cukup tinggi akan terjadinya bencana hidrometeorologi. Hal ini dikarenakan Hari Raya Nyepi yang biasanya jatuh pada bulan Maret, merupakan salah satu bulan dengan tingkat intensitas hujan yang tinggi serta memiliki potensi angin kencang, Hal ini diperparah dengan kurang optimalnya badan-badan pemerintah dan pelayanan publik yang beroperasi pada saat nyepi. Hal ini tentu menyebabkan masyarakat di Bali menjadi lebih rentan terhadap bencana
hidrometeorlogi tersebut dibanding hari-hari biasanya. Kondisi hujan dan angin kencang selama 10 tahun terakhir akan dijelaskan berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi kelas I Ngurah Rai dari tahun 2009-2018 dan data pengamatan pada hari Raya Nyepi di Tahun 2019.
Intensitas Hujan saat Nyepi 10 tahun terakhir
Dari data pengamatan cuaca di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, dapat dilihat bahwa selama 10 tahun terakhir terdapat sebanyak 6 hari raya nyepi yang diguyur oleh hujan yaitu pada saat Nyepi tahun 2009, 2011, 2012, 2013 2015 dan 2017. Pada tahun 2012
19 Meteodrome, Maret 2019
curah hujan yang tercatat melebihi 100mm dalam satu hari, dimana menurut Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor: KEP. 009 tahun 2010 hujan tersebut termasuk kategori hujan lebat. Jika dilihat dari normal curah hujan di Satsiun Meteorologi kelas I Ngurah Rai, Bulan maret merupakan salah satu puncak musim hujan dengan jumlah curah hujan selama tahun 1980-2010 sebesar 218 mm per bulan yang merupakan total curah hujan bulanan tertinggi ke empat setelah bulan Januari, Pebruari dan Desember.
Hujan di Bandar Udara
Sumber: https://www.pexels.com/photo/airport-plane-rain-terminal-268859/
Pada hari raya nyepi di tahun 2019 ini, terjadi hujan ringan yang turun di bandara I Gusti Ngurah Rai. Curah hujan yang di ukur tidak terlalau tinggi yaitu 16mm dalam satu hari, namun hujan berlangsung terus menerus dari siang sampai malam.
Hujan disamping memiliki dampak membersihkan atau mencuci udara dari polusisi juga memiliki potensi untuk menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Kondisi ini menjadi bertambah bahaya ketika sebagian besar masyarakat tidak dalam keadaan siap dan pelayanan masyaraakat atau instansi yang terkait dengan penanggulanagn bencana tidak beroperasi dengan maksimal.
Curah Hujan Saat Nyepi dan total Curah Hujan Bulan Maret dari tahun 2009-2019 di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019CH-Nyepi 22.2 0 6.5 102.1 4 0 2.5 0 2.8 0 16.2CH Max-Maret 79.6 33.3 48.7 102.1 40 40.7 84.1 21 39.8 34.2CH Total Maret 252.4 66 274.4 528.5 121.1 57 286.4 79.9 195.3 96.7Normal Maret 218 218 218 218 218 218 218 218 218 218
0
100
200
300
400
500
600
mm
HujanCH-Nyepi
CH Max-Maret
CH Total Maret
Normal Maret
20
NIlai Normal Curah Hujan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai 1980-2010
Kondisi Angin 10 tahun terakhir pada saat nyepi
Melihat kondisi angin maksimum pada saat hari raya nyepi selama 10 tahun terakhir, tercatat rata-rata kecepatan angin maximum pada saat nyepi adalah di atas 10 Knots. Kecepatan angin maksimum pada bulan Maret selama 10 tahun terakhir secara umum di atas 30 Knots. Kategori angin ini termasuk kategori angin kencang, di mana menurut Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor: KEP. 009 tahun 2010, Angin Kencang adalah angin dengan kecepatan diatas 25 (dua puluh lima) knots atau 45 (empat puluh lima) km/jam. Angin dengan kecepatan yang cukup tinggi
juga terjadi pada saat perayaan Nyepi di tahun 2019, dimana angin berhembus dari arah barat dengan kecepatan 33 Knots.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Angin kencang dapat berpengaruh pada gelombang tinggi, untuk itu masyarakat perlu mewaspadai gelombang tinggi, dengan tinggi gelombang mencapai 6-7 meter. Disamping itu, hujan lebat disertai angin kencang juga dapat menyebabkan pepohonan maupun papan reklame/baliho yang banyak terpasang di Bali berpotensi tumbang/roboh. Bulan maret juga mendekati musim transisi hujan ke kemarau, dimana pada musim transisi fenomena puting beliung lebih banyak terjadi, baik dari musim
Kecepatan Angin Maksimum Saat Nyepi dan di Bulan Maret dari tahun 2009-2019
di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai
400
305
218
137
65 49 4924 34
81
151
295
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
mm
Bulan
Normal Hujan (1980-2010)
29
8
17 17 16 16 15 13 14 14
3330
21
32
49
29 31 3026
29 27
0
10
20
30
40
50
60
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Knot
s
Tahun
Angin
ffmax-Nyepi
ffmax-Maret
Potensi Bahaya Hujan Lebat Saat Nyepi
21 Meteodrome, Maret 2019
TC Bruce eyesFoto: phys.org
kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Oleh karena itu, maka BMKG mengimbau masyarakat untuk antara lain, waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor terutama di daerah dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan.Mereka harus lebih meningkatkan kesiap siagaan pribadi dan kewaspadaan ketika tidak optimalnya otoritas yang bertugas dikarenakan perayaan hari raya nyepi.mengimbau masyarakat untuk antara lain, waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor terutama di daerah dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan.Mereka harus lebih meningkatkan kesiap siagaan pribadi dan kewaspadaan ketika tidak optimalnya otoritas yang bertugas dikarenakan perayaan Hari Raya Nyepi.
Sumber:
Aprilina, Badriah, Aldrian,2016. Hubungan Antara Konsentrasi Karbon Monoksida (CO)dan Suhu Udara Terhadap Intervensi Anthropogenic (Studi Kasus Nyepi Tahun 2015 di Provinsi Bali). Jurnal Meteorologi dan Geofisika VOL. 17 NO. 1 Tahun 2016 : 53-60. Jakarta: BMKG.
Asna, Sutama, Sugarayasa, 2018. Proyeksi Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Pelaksanaan Hari
Raya Nyepi di Bali Terhadap Efisensi Penggunaan Bbm di Indonesia dari Tahun 2015-2030.Jurnal Ilmiah TELSINAS. Denpasar
BMKG.2010.” Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor: Kep. 009 Tahun2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, dan DiseminasiInformasi Cuaca Ekstrim”. Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
https://www.jawapos.com/nasional/18/12/2017/bahaya-angin-kencang-bmkg-minta-warga-takberlindung-di-bawah-pohon
http://bali.tribunnews.com/2018/12/07/waspada-bahaya-angin-puting-beliung-di-musim- pancaroba-initanda-tandanya.
22
23 Meteodrome, Maret 2019
24 Meteodrome, Maret 2019
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR