METODE DAKWAH PADA MAJELIS TAKLIM DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh: INDRA SAPUTRA UB.150376 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI TAHUN AKADEMIK 2019
Text of METODE DAKWAH PADA MAJELIS TAKLIM DI KECAMATAN …
KOTA JAMBI
Fakultas Dakwah
FAKULTAS DAKWAH
JAMBI
PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul “Metode Dakwah Pada Majelis Taklim Di Kec.
Kota Baru Kota
Jambi” Yang Dimunaqasahkan Oleh Siding Fakultas Dakwah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi Pada:
Hari : Rabu
Telah Diperbaiki Sebagaimana Hasil Siding Munaqasah Dan Telah
Diterima Sebagai Bagian Dari
Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program
Studi Bimbingan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah UIN STS JAMBI.
Jambi, 16 Maret 2020
Sekretaris Siding : Ulfati, M.Pd.I ( )
Dekan Fakultas Dakwah
Dr. Zulqarnin, M.Ag
Jambi Jln. Raya Jambi-Ma.
Bulian Simp. Sungai Duren
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka
kami
berpendapat bahwa skripsi saudara indra saputra UB150376 yang
berjudul
“Metode Dakwah Pada Majelis Taklim Di Kecamatan Kota Baru
Kota
Jambi”.telah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan sebagai salah
satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam
Ilmu
Bimbingan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah UIN STS
Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I Pembimbing II
NIP.196409081993031002 NIP.196406122014112002
Nama : INDRA SAPUTRA
Fakultas : Dakwah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Metode Dakwah
Pada
Majelis Taklim Di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi”. benar-benar
karya
sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian orang
lain kecuali
kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan
yang berlaku.
Bila dikemudian hari terbukti mengingkari pernyataan di atas, saya
bersedia
kesarjanaan saya dan segala kewenangan yang melekat pada
kesarjanaan
tersebut dibatalkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan
seperlunya.
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.(QS. An-
Nahl:125). 1
1 Departemen Agama Ri, Al-Qur’an Dan Terjemahmya, (Jakarta, Cv
Karya Agung,
2006), Hal, 383
bagi setiap individu muslim dan muslimah untuk menyiarkan
nilai-nilai agama
Islam. Keberadaanya menjadikan Islam tegak dan kokoh di atas muka
bumi ini.
Aktifitas dakwah yang maju akan membawa pengaruh terhadap
kemajuan
agama. Sebaliknya aktifitas dakwah yang lesu berakibat pada
kemunduran
agama. Oleh karena itu, maka dapat dimengerti jika Islam meletakan
kewajiban
berdakwah dipundak setiap pemeluknya. Melihat keadaan masyarakat
yang
mulai meninggalkan nilai-nilai agama, oleh karena itu Pemerintah
Kecamatan
Kota Baru, membuat inisiatif untuk bisa menarik minat masyarakat
untuk
kembali aktif pada kegiatan-kegiatan Majelis Taklim.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian lapangan
(field
research) berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model
secara
kualitatif, dengan mendeskripsikan bagaimana metode dakwah dan
bagaimana
peranan serta factor pendukung dan penghambat kegiatan majelis
taklim ini.
Penelitian ini menggunakan sumber data person, place, dan paper.
Pengumpulan
data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknik analisis
data yaitu
reduksi data, penyortiran data, dan penyajian data.
Berdasarkan penelitian ini maka penulis menemukan bahwa
metode
dakwah yang di metode yang peneliti temukan saat melakukan
penelitian yakni
metode dakwah dengan metode dakwah bil lisan, metode dakwah bil
qalam, dan
juga metode dakwah bil hal. Peranan Majelis Ta’lim dalam
membina
silaturrahim masyarakat Kecamatan Kota Baru Kota Jambi yaitu;
Melakukan
Pengajian, Melakukan Dzikir Bersama, Melakukan Kerja Bakti,
Berkunjung
ketika ada Tertimpa Musibah, Melakukan Hajatan, Melakukan
Rekreasi
Bersama, Memperingati Hari Besar Islam, Melakukan Penyelenggaraan
Jenazah.
Faktor pendukung Majelis Ta’lim dalam membina silaturrahim
masyarakat
kecamatan kota baru kota jambi: Adanya kerjasama yang baik antara
masyarakat
sekitar dengan anggota majelis taklim, Banyaknya masyarakat yang
ikut
berpartisipasi memberikan bantuan dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan
oleh Majelis Ta’lim. Faktor yang menjadi penghambat bagi Majelis
Ta’lim
dalam membina silaturrahim masyarakat kecamatan kota baru kota
jambi: Faktor
Waktu, Keadaan Penduduk, dan Faktor Sarana dan Prasarana.
Kata kunci: Metode, Dakwah, Majelis Taklim.
v
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim…
karya kecil ini saya persembahkan kepada :
Ayahanda Sakirudin dan ibunda Norva, kakek tercinta Darisman dan,
adik
perempuan Nadia Sulistiawati, Adik laki-laki Muhammad Nabil,
Serta
kekasih hati (tunangan) Ulfa Roza Tilova, S.Pd. Trimakasih untuk
kasih sayang
dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis, baik lahir maupun
batin.
Semoga kita selalu bahagia dan mendapat ridho dari Allah Ta’ala
dalam setiap
langkah kehidupan.
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberi
kekuatan untuk
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Pada
Majelis
Taklim Di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi”. Skripsi ini ditujukan
untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program
Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah Universitas
Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak
mendapat bantuan,
dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari berbagai
pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
yang
sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Zulqarnain, M.Ag selaku pembimbing I yang telah
membimbing dan selalu memberi arahan yang bermanfaat sehingga
selalu
menimbulkan semangat baru.
2. Bapak Dra. Jamilah, M.Pd.I selaku pembimbing II dan sekaligus
dosean
pembimbing akademik saya yang telah membimbing dan selalu
memberi
arahan yang bermanfaat sehingga selalu menimbulkan semangat baru.
Serta
dorongan dan motivasi akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak Sya’roni, S.Ag.,M.Pd selaku ketua prodi Program Studi
Bimbingan
Penyuluhan Islam (BPI), dan ibu Neneng Hasanah, S.Ag., M.Pd.I
selaku
Sekretaris Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah
Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. Zulqarnain, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah
Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., P.Hd Selaku Rektor UIN
STS
Jambi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri
Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang selalu dengan ikhlas memberi ilmu
pengetahuan
kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas
Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi beserta Staf-stafnya.
9. Camat kecamatan kota baru yang telah banyak memberi informasi
terkait
penelitian ini,serta trima kasih kepada tokoh adat,tokoh agama dan
para
muballigh yg slalu support dalam hal ini para jama’ah yang telah
banyak
meberikan motivasi kepada peneliti sehingga peneliti bisa
menyelesaikan
karya ini.
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, serta teman-teman KKN posko
13
yang telah memberikan warna dalam kehidupan perkuliahan
penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
vii
membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi
kita semua.
PENGESAHAN
.................................................................................................
iv
MOTTO
.............................................................................................................
v
ABSTRAK
.........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN
..............................................................................................
vii
E. KerangkaTeori
...........................................................................
5
B. Letak Geografis Kecamatan Kota Baru Kota Jambi……………25
C. Perencanaan Kinerja Dan Visi Misi Kecamatan Kota Baru
Kota Jambi ……………………………………………………..26
E. Data majelis taklim kota baru………………………………….32
BAB III METODE DAKWAH YANG DILAKUKAN DI KECAMATAN
KOTA BARU KOTA JAMBI……………………………………..35
A. Metode dakwah pada majelis taklim…………………………..35
B. Strategi Dakwah Pada Majelis Ta’lim Di Kecamtan
Kota Baru……………………………………………………..41
SILATURRAHMI MASYARAKAT DAN JUGA FAKTOR
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DARI KEGIATAN
MAJELIS TAKLIM DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA
JAMBI……………………………………………………………….51
Masyarakat Dan Tanggapa Masyarakat Terhadap Majelis
Taklim………………………………………………………….51
Silaturrahim Masyarakat………………………………………..61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................... …………….
65
B. Rekomendasi
.........................................................................
66
kebahagian dunia dan akhirat. Islam adalah agama sempurna, yang
merupakan
agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya. Pekembangan
agama
Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah
kemudian
berkembang keseluruh penjuru dunia tidak lain adalah proses dakwah
yang
dilakukan oleh tokoh Islam yang mana di ajaran Islam yang utama
adalah
ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah inilah yang menyebabkan
agama
Islam senantiasa berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat.
2
Islam adalah agama yang didalamnya terdapat ajaran untuk
melaksanakan dakwah secara kelompok maupun perorang dan aktifitas
atau
usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya
meningkatkan
taraf tata hidup manusiadengan berlandasan ketentuan Allah SWT
dan
Rosullulah SAW. 3
kebijakan kepada jalan yang benar sesuai perintah Allah SWT,
dalam
kemaslahat kehidupan dunia dan akhirat. 4 Dasar dakwah adalah amar
makruf
nahi mungkar. 5 Pada dasarnya kegiatan dakwah ialah proses
komunikasi
antara seorang da’i dengan mad’unya karena dengan komunikasi
seseorang
dapat menyampaikan apa yang ada didalam pikiranya dan apa yang ada
di
rasakan kepada orang lain. Dakwah juga merupakan spirit untuk
memperjuangkan nilai kebenaran ke dalam jiwa manusia. 6
Dakwah menjadi suatu keharusan bagi setiap individu muslim
dan
muslimah untuk menyiarkan nilai-nilai agama Islam.
Keberadaanya
menjadikan Islam tegak dan kokoh di atas muka bumi ini. Aktifitas
dakwah
yang maju akan membawa pengaruh terhadap kemajuan agama.
Sebaliknya
aktifitas dakwah yang lesu berakibat pada kemunduran agama. Oleh
karena
itu, maka dapat dimengerti jika Islam meletakan kewajiban
berdakwah
dipundak setiap pemeluknya.
2 Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, Cet. Ke2, 2009),
16-17. 3 Alwisral Imam Zainal, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam
Mulia, Cet. Ke2, 2005), 1.
4 Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet.
Ke.1 2004), 3.
5 Firdaus, Panji-Panji Dakwah, (Jakarta: Pedoman Jaya, Cet. Ke1,
1991), 4.
6 Imam Habibi Abdullah, Kelengkapan Dakwah, (Semarang: CV Toha
Putra, 1980), 17-18.
2
Metode dakwah merupakan strategi yang menentukan keberhasilan
dakwah seorang da’i di masyarakat. Ada ungkapan yang berkata bahwa
tata
cara atau metode dakwah lebih penting dari materi yang dalam bahasa
arap
dikenal dengan Al-Thariqah ahammu min Al-maddah. Dengan
demikian
sangatlah dibutuhkan segolongan umat yang mampu mengingatkan
dan
mengajak kembali kepada jalan yang lebih baik. Upaya yang di
lakukan dalam
memperbaiki karakter jiwa manusia yang lebih baik tentu tidak dapat
terlepas
dari kegiatan dakwah. Dimana dakwah adalah upaya yang dilakukan
oleh
seorang da’i atau dai’ah menyampaian nilai-nilai ke Islaman kepada
mad’u
atau masyarakat tanpa memandang siapa mereka, dari suku mana,
ataupun lain
sebagainnya. Setiap individu mempunyai kewajiban untuk berdakwah
baik
dengan Bil Lisan, Bil Hal maupun Bil Qalam.
Dengan kapasitas ilmu yang dimiliki serta sesuai dengan Al-quran
dan
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat
petunjuk.(Q.S An-Nahl:125). 7
dapat diperoleh dengan persatuan dan keutuhan umat.Dalam
memperoleh
persatuan dan kesatuan tersebut maka ukhuwah Islamiyah di
dalam
masyarakat diperlukan ditingkatkan, hal ini tidak lepas dari
kontribusi Majelis
Taklim yang ada di tengah-tengah masyarakat. Setelah peneliti
melakukan
survei langsung ke lapangan yaitu di Kecamatan Kota Baru,
peneliti
mengetahui bahwa dakwah sangat mempengaruhi terbentuknya
Majelis
7 Departement Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung:
Diponegoro, 2012), 281.
3
Taklim banyak sekali masyarakat yag belum secara kaffa mempelajari
ajaran
serta syariat agamaIslam.
masyarakat banyak sekali yang buta akan ilmu agama, pemahaman
tentang
syari’at islam dan lain sebagainya. Melihat fenomena tersebut
sangat
diperlukan sekali yang namanya dakwah terutama memulai dakwah di
majelis
taklim agar bisa meningkatkan ukhwah islamiyah antara sesama
muslim.
Berdasarkan juga observasi awal peneliti menemukan bahwa metode
dakwah
yang dilakukan pada setiap majelis taklim itu memilliki
pendekatan-
pendekatan yang sangat berbeda tergantung pada pendakwahnya.
Melihat keadaan masyarakat yang mulai meninggalkan
nilai-nilai
agama, oleh karena itu Pemerintah Kecamatan Kota Baru, membuat
inisiatif
untuk bisa menarik minat masyarakat untuk kembali aktif pada
kegiatan-
kegiatan Majelis Taklim. Inisiatif tersebut salah satunya ialah
dengan arisan,
anggota-anggotaMajelis Taklim datang ke rumah warga satu-persatu
dengan
maksud arisansekaligus mengajak warga masyarakat untuk turut
meramaikan
MajelisTaklim. Dalam proses tersebut diketahui sebab-sebab
mengapa
masyarakattidak aktif kembali dalam Majelis Taklim serta dengan
metode
dakwah yangditerapkan oleh para pendakwah dalam meningkatkan
ukhwah
islamiyah pada masyarakat kecamatan kota baru. Oleh karena nya
peneliti
tertarik untuk meneliti bagaimana Metode Dakwah pada Majelis Taklim
di
Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.
B. Permasalahan
penulis perlu merumuskan masalah untuk mempermudah dalam
membahas
skripsi ini, adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Metode Dan Strategi Dakwah Pada Majelis Taklim
Di
Kecamatan Kota Baru Kota Jambi?
2. Apa Peranan Majelis Taklim Dalam Membina Silaturrahim
Masyarakat
Dan Tanggapan Masyarakat Terhadap Majelis Taklim?
3. Apa Faktor Pendukung Dan Penghambat Majelis Taklim Dalam
Membina
Silaturrahim Masyarakat?
Penelitian ini hanya membahas tentang metode dakwah majelis
taklim
pada masyarakat Kecamatan Kota Baru Kota Jambi dan dalam penelitian
ini
juga akan membahas tentang metode dan materi dakwah yang dilakukan
dan
yang diterapkan pada masyarakat, dan juga penelitian ini ingin
mengkaji
bagaimana peningkatan nilai-nilai islam dengan menggunakan
metode-metode
dakwah yang diterapkan sehingga masyarakat dapat meningkatkan
pemahaman keagaman dan selalu menjaga nilai-nilai keislaman
khususnya
masyarakat Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Ingin mengetahui Metode Dan Strategi Dakwah Pada Majelis
Taklim
Di Kecamatan Kota Baru Kota Baru Kota Jambi.
b) Ingin mengetahui Peranan Majelis Taklim Dalam Membina
Silaturrahim Masyarakat Dan Tanggapan Masyarakat Terhadap
Majelis Taklim
Dalam Membina Silaturrahim Masyarakat
a) Sebagai sumbangan pemikiran peneliti terhadap pembaca
khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya dan untuk pengembangan Ilmu
Pengetahuan tentang metode dakwah pada majelis taklim di
kecamatan
kota baruKota Jambi.
pengembangan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan.
c) Sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar Sarjana Strata
Satu
(S1) dalam Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Shultan Thaha Shaifuddin
Jambi.
5
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta”
(melalui) dan “hodos” (jalan atau cara) 8 . Dengan demikian kita
dapat
artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui
untuk
mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa
metode
berasal dari bahasa jerman methodica, artinya ajaran tentang
metode.
Dalam bahasa yunani metode berasal dari methodos artinya jalan
yang
dalam bahasa arab disebut thariq.
Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses
pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan dakwah
Menurut
bahasa, Kata dakwah berasal dari bahasa arab yaitu da’wah,
sebagai
bentuk masdar dari kata kerja da-aa yad’uu. Kata dakwah menurut
arti
bahasa memiliki beberapa arti antara lain:
1. Mengharapkan dan berdoa kepada Allah SWT.
2. Memanggil dengan suara lantang,
3. Mendorong seseorang untuk memeluk suatu keyakinan
tertentuMemanggil dan menyeru. 9
adalah sebagai berikut:
prosesmenghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan
manusiauntuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk,
menyuruhmereka berbuat baik dan melarang mereka dari
perbuatan
jelekagar mereka mendapat kebahagian dunia dan akhirat. 10
Dakwah pada hakikatnya adalah fardu ain bagi setiap muslim
tidak lepas dari tanggung jawab melaksanakan dakwah Islamnya.
Dilihat dari sudut objeknya, dakwah mempunyai tujuan seebagai
berikut:
muslim
8 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
ke1, 1991), 6.
9 Masyhur Amin, Dakwah Islam Dan Pesan Moral, (Yogyakkarta: Al Amin
Press, Cet. Ke1,
1997), 8. 10
Faiza Dan Lalu Muchin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada
Media Group
Kencana, Cet. ke1, 2006), 7.
6
b. Tujuan untuk keluarga: mengusahakan agar terbentuk
keluargakeluarga yang sakinah penuh mawadah dan warahma.
c. Tujuan sosial: mengusahan agar terbentuk suatu realitas
masyarakat
yang islami.
menikmati rahmatnya islam. 11
yakni:
dengan mantab dihati seseorang, bebas dari sikap ragu atau
syak.
2) Tujuan hukum: mengusahakan agar manusia memiliki kesadaran
untuk mematuhi hukum-hukum yang telah di syariatkan oleh
Allah
SWT dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
b. Bentuk-Bentuk Metode Dakwah
Dakwah Bil Lisan adalah suatu kegiatan dakwah yang
dilakukan melalui lisan atau perkataan, maka kemudian dapat
dibedakan menjadi beberapa bentuk dakwah bil lisan,
diantaranya
yaitu:
aktivitas dakwah tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam
kepada orang lain, yang biasanya lebih bersifat pengenalan
dasar tentang Islam. Tabligh adalah usaha menyampaikan dan
menyiarkan pesan Islam yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok bak secara lian maupun tulis. 12
b) Nasehat merupakan suatu tindakan yang dimana dilakukan
untuk menghendaki kebaikan seseorang, dan merupakan suatu
11
Masyhur Amin, Dakwah Islam Dan Pesan Moral, (Yogyakkarta: Al Amin
Press, Cet. Ke1,
1997), 15-17. 12
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet.
Ke.1 2004), 20.
7
satu sama lain.
c) Khotbah, kata khotbah berasal dari susunan tiga huruf,
yaitu
kha’ ,tha’,ba’ ,yang dapat berarti pidato atau meminang. Arti
asal khotbah adalah bercakap-cakap tentang masalah yang
penting. Dari pengertian tersebut kemudian dapat dikatakan
khotbah merupakan pidato yang disampaikan untuk
menunjukkan kepda pendengar mengenai pentingnya suatu
pembahasan. 13
pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada mad’u
secaran lisan. 14
disampaikan biasanya dikemas secara ringan, informatif, dan
tidak mengundang perdebatan.
memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah atau
materi
alternatif pilihan jawaban yang lebih beragam.
f) Retorika adalah seni dalam berbicara untuk mempengaruhi
orang lain melalui pesan dakwah.
g) Propaganda atau Di’ayah adalah suatu upaya untuk
menyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massa dan persuasif. 15
h) Tanya Jawab, metode tanya jawab ini dipandang efektif
dalam
kegiatan dakwah, kerena dengan metode ini objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari mad’u sehingga
akan timbul feedback antara subjek dan ojek dakwah. Dalam
proses tanya jawab, persoalan yang ditanya mad’u kepada da’i
13
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, 28. 14
Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, Cet. Ke2, 2009), 10.
15
Samsul Munir, Ilmu Dakwah, 103.
8
tidak hanya berkisar pada topik yang dibahas da’i ketika
dakwah, namun juga masalah-masalah yang sedang dihadapi
mad’u, seperti masalah tata cara beribadah, cara berdoa yang
baik, cara berhubungan dengan orang non muslim. 16
Seorang
komunikasi Islam agar mereka dapat meluruskan jiwa para
jamaah dakwahnya sehingga umat Islam memiliki kesehatan
jasmani dan kesehatan jiwa yang prima. 17
2. Metode Dakwah Bil Qalam
Pengertian dakwah Bil Qalam yaitu mengajak manusia dengan
cara bijaksana kepada jalan yang benar menurut perintah Allah
Swt. lewat seni tulisan. Pengertian dakwah Bil Qalam adalah
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar
menurut perintah Allah SWT melalui seni tulisan. Maka,
jadilah
Dakwah Bil kalam sebagai konsep “dakwah melalui pena”, yaitu
dengan membuat tulisan di media massa. Karena menyangkut
tulisan, Dakwah Bil kalam bisa diidentikkan dengan istilah
“Da’wah Bil Kitabah” dakwah melalui tulisan.
Metode ini telah diaplikasikan pada zaman Rasulullah. Karena,
pada saat itu, tradisi tulis menulis sudah berkembang.
Terbukti
ketika Rasulullah menerima wahyu, beliau langsung
memerintahkan kepada para sahabat yang memiliki kemampuan
untuk menulis wahyu yang diterimanya. Padahal saat itu secara
teknis sulit untuk melakukan tulismenulis disebabkan belum
tersedianya sarana seperti kertas dan alat tulis pena,
disamping
budaya yang kurang mendukung. Tetapi para sahabat berupaya
untuk melakukannya. Begitu juga terhadap hadits Rasulullah,
sebagian sahabat yang memiliki kemampuan menulis dengan baik
banyak yang menulis hadits, meskipun ada sebagian riwayat
yang
mengatakan bahwa sahabat dilarang untuk menulis
Hadits.Seperti
yang dikatakan Ali Bi Abi Thalib “Tulisan adalah tamannyapara
16
Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo, Cet. Ke1,
2011), 124. 17
9
danmenyebarluaskan pandangan-pandangan keislamannya.
cendekiawan muslim terdahulu,telah melahirkan sejumlah “kitab
kuning”. Mungkin, jika tidak dituangkandalam tulisan,
pendapat
para ulama dan mujtahid sulit dipelajar dandiketahui dewasa
ini.Keunggulannya yaitu : Materi dapat mengena langsung dan
dapat dikenang oleh mad’u, seandainya lupa bisa di lihat dan
di
pelajari lagi materidakwahnya, dan dapat di pelajari dan di
hafal.
Kelemahannya yaitu:Mengeluarkan biaya besar, tidak semua
orang
bisa membaca, karenasasaran dakwah tidak hanya pada anak
remaja dan dewasa, anak kecil danorang tua pun menjadi
sasaran
dakwah, dan tidak sedikit orang yang malasmembaca, mereka
lebih
senang mendengarkan dan melihat.
Dakwah Bil Hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang
dilakukan dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap
kebutuhan penerima dakwah, sehingga tindakan nyata tersebut
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah.
Misalnya dakwah dengan membangun rumah sakit untuk keperluan
masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan rumah sakit.
18
Tema utama dakwah ke lapisan bawah adalah dakwah Bil Hal,
yaitu dakwah yang diletakkan kepada perubahan dan perhatian
kondisi material lapisan masyarakat miskin. Dengan perbaikan
kondisi material itu diharapkan dapat mencegah kecenderungan
ke
arah kekufuran karena desakan ekonomi. 19
Bergaul dengan remaja dan berinteraksi dengan para remaja
inilah seorang dai akan lebih mudah dalam menyebarkan
dakwahnya. Karena dengan begitu dapat mengerti karakter dari
mad’u sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam
18
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh,182.
10
gamelan sekatan, kesenian wayang kulit yang sarat berisikan
ajaran
islam , merintis permainan-permainan anak yang berisikan
ajaran
islam, serta mengajarkan lagu-lagu jawa yang disisipi dengan
ajaran Islam. 21
hanya berpusat di masjid-masjid, di forum-forum diskusi,
pengajian, dan semacamnya. Dakwah harus mengalami
desentralisasi kegiatan. Ia harus berada di bawah, di
pemukiman
kumuh, di rumah-rumah sakit, di teater-teater, di studio-studio
film,
musik, di kapal laut, kapal terbang, di pusat-pusat
perdagangan,
ketenagakerjaan, di pabrik-pabrik, di tempat-tempat gedung
pencakar langit, di bank-bank, di pengadilan dan sebagainya.
22
2. Materi Dakwah
Materi dakwah (maddah ad da’wah) adalah pesan-pesan dakwah
Islam
atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek
dakwah,
yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam Kitabullah maupun
Sunnah
Rasul-Nya. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek
dakwah
adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam. Meliputi bidang
akidah,
syariah (ibadah dan muamalah) dan akhlak. Semua materi dakwah
ini
bersumber pada Alqur’an, As-Sunnah Rasulullah Saw, hasil ijtihad
ulama,
sejarah peradaban Islam. 23
disebut dengan istilah message (pesan). 24
Menurut Asmuni Syukir , materi
a. Akidah
Akidah adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini
oleh
setiap umat Islam berdasarkan dalil aqli dan naqli (nash dan akal).
26
Akidah
disebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan. Tauhid adalah
inti
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, Akidah
20
Wahyu Ilaihi, Wahyu. Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Kencana
Prenada Group,
2007), 174. 21
Wahyu Ilaihi, Wahyu. Pengantar Sejarah Dakwah, 176. 22
Andi Abdul Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), 133. 23
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta, PT. Rajagrofindo
Persada, 2011), 13 24
Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 88 25
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, ( Surabaya: Al
Ikhlas, 1983), 60 26
Zainudin, Al Islam 1: Aqidah dan Ibadah, (Jakarta: Pusaka Setia,
2004), 49
11
hubungannya dengan rukun iman.
Sedangkan secara istilah, syariah adalah hukum-hukum yang
ditetapkan
Allah SWT untuk mengatur manusia baik dalam hubungannya
dengan
Allah SWT, dengan sesama manusia, dengan alam semesta dan
dengan
makhluk ciptaan lainnya. 27
Syariah ditetapkan oleh Allah untuk kaum
muslimin, baik yang dimuat dalam Alqur’an maupun dalam Sunnah
Rasul.
c. Akhlak
Akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaq
dalam bentuk jamak, sedang mufrodnya adalah khuluq. Selanjutnya
makna
akhlak secara etimologis akan dikupas lebih mendalam. Kata
khuluq
(bentuk mufrod dari akhlaq) ini berasal dari fi’il madhi khalaqa
yang dapat
mempunyai bermacam macam arti tergantung pada masdar yang
digunakan. Ada beberapa kata arab seakar dengan kata al-khuluq
ini
dengan perbedaan makna. Karena ada persamaan akar kata, maka
berbagai
makna tersebut tetap saling berhubungan. Diantaranya adalah kata
al-khalq
artinya ciptaan. Daam bahasa Arab al-khalq artinya menciptakan
sesuatu
tanpa didahului oleh sebuah contoh atau dengan kata lain
menciptakan
sesuatu dari tiada.
Akhlak dalam Islam bukanlah norma ideal yang tidak dapat
diimplementasikan dan bukan pula sekumpulan etika yang terlepas
dari
kebaikan norma sejati. Dengan demikian yang menjadi materi
akhlak
dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia
serta
berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya. Karena semua manusia
harus
mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya, maka Islam
mengajarkan
kriteria perbuatan dan kewajiban yang mendatangkan kebahagiaan,
bukan
siksaan. 28
27
Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2000), 23 28
M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006),
24
12
yang terdiri dari dua kata “Majelis” dan “Taklim”. Majelis
artinya
tempat duduk,tempat sidang, dewan. Taklim yang diartikan
dengan
pengajaran. 29
tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam.
Secara istilah, pengertian majelis taklim sebagai mana
dirumuskan
pada musyawarah majelis taklim se-DKI Jakarta tahun 1980
adalah:
lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum
tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti
oleh
jama’ah yang relatif banyak, bertujuan untuk membina dan
mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia
dengan Allah SWT, antara manusia dan sesamanya, serta antara
manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat
yang taqwa kepada Allah SWT.
Berdasarkan pengertian diatas, tampak bahwa penyenggaraan
Majelis Tak’lim berbeda dengan penyelenggaraan pendidikan
Islam
lainya. Seperti pesantren dan madrasah, baik menyangkut
sistem,
materi maupun tujuan. Hal ini dapat dilihat bahwa perbedaan
antara
majelis taklim dengan yang lainnya, sebagai berikut:
1) Majelis taklim adalah lembaga pendidikan non formal Islam.
2) Waktu belajarnya berkala tapi teratur, tidak setiap hari
sebagaimana
halnya sekolah atau madrasah.
pelajar atau santri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di
majelis
taklim bukan merupakan kewajban murid menghadiri madrasah
atau
sekolah.
b. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim
Dari sejarah kelahirannya, majelis taklim merupakan lembaga
pendidikan tertua dalam Islam, sebab sudah dilaksanakan sejak
zaman
29
Zakiyah Darajat, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: PT. Bulan
Bintang, Cet. Ke2 1980),
9-11.
13
sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam dapat
dianggap
sebagai Majelis Taklim dalam konteks pengertian sekarang. 30
Sementara itu, di Indonesia terutama disaat-saat penyiaran
Islam oleh para wali dahulu, juga mempergunakan Majelis
Taklim
untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka untuk
Indonesia, Majelis Taklim juga merupakan lembaga pendidikan
tertua.
Barulah kemudian seiring dengan perkembangan ilmu dan
pemikiran
dalam mengatur pendidikan, disamping Majelis Taklim yang
bersifat
non formal, tumbuh lembaga pendidikan yang lebih formal
sifatnya
seperti pesantren, madrasah dan sekolah. Dengan demikian,
menurut
pengalaman historis, sistem Majelis Taklim telah berlangsung
sejak
awal penyebaran Islam di Saudi Arabia, kemudian menyebar ke
berbagai penjuru dunia Islam di Asia, Afrika dan Indonesia
pada
khususnya sampai sekarang. Jika ditinjau dari segi strategi
pembinaan
umat, maka dapat dikatakan bahwa Majelis Taklim merupakan
wadah
atau wahana dakwah Islamiyah yang murni institusional
keagamaan
yang melekat pada agama Islam itu sendiri. 31
c. Tujuan Dan Fungsi Majelis Taklim Sebagai Lembaga Nonformal
Ditengah Masyarakat
memiliki keunggulan dari makluk lain, keunggulan tersebut
kecuali
karena manusia memang diciptakan sebagai makluk yang baik dan
sempurna (ahsanu takwin) dengan bentuk tubuh yagn elastis dan
dinamis, juga kerena anugrah yag di antaranya yaitu akal. Akal
adalah
lebih tepat diterjemakan sebagai jalinan antara rasa dan rasio
yang
dalam bahasa Inggris disebut sebagai mind akal mampu menerima
segala sesuatu yang bisa ditangkat dengan indera, bahkan hal-hal
diluar
pengalaman empiris, karena dalam akal terdapat unsur rasa
yang
30
1988), 14. 31
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam Dan Umum, (Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. ke3
1995), 119-120.
tidak sembarangan, melainkan dengan cara-cara disertai
seni-seni
berkomunikasi tertentu yang merupakanobjek ilmu komunikasi.
33
Adanya majelis taklim di tengah-tengah masyarakat bertujuan
untukmenambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong
pengalaman
meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan
lingkungan jamaahnya. 34
taklim juga berguna untuk membina dan mengembangkan kehidupan
beragama dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa
kepada
Allah SWT, menjadi taman rohani, ajang silaturrahim antara
sesame
muslim, dan menyampaikan gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi
pembangunan umat dan bangsa. Sementara itu, maksud
diadakannya
majelis taklim menurut adalah: 35
1. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua
hal-hal
yang gaib
hidup manusia dan alam semesta.
3. Sebagai inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh
potensi
jamaah dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal
dan optimal dengan kegiatan pembinaan pribadi dan kerja
produktif untuk kesejahteraan bersama.
padat dan selaras.
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran beragama di
kalangan masyarakat Islam, meningkatkan amal ibadah
masyarakat, mempererat tali silaturrahmi di kalangan jamaah,
membina kader di kalangan umat Islam, membantu pemerintah
dalam upaya membina masyarakat menuju ketakwaan dan
mensukseskan program pemerintah di bidang pembangunan
32
Kaelany, Islam Kependudukan Dan Lingkungan Hidup, (Jakarta: PT
Rhineka Cipta, Cet. Ke
1, 1996),. 43. 33
Onong Uche Jana Efendi, Hubungan Masyarakat, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, Cet.
Ke7, 2006),.18. 34
Alawiyah, Tuti, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim,
(Bandung: Mizan, Cet.
Ke1,1997),78. 35
M. Habib Chirzin, Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, Cet.
Ke7, 1997), 77.
15
a) Tempat belajar-mengajar
e) Jaringan komunikasi, ukhuwah dan silaturahim. 36
F. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan
kualitatif, metodologi kualitatif sebagai penelitian yang
menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku
yang dapat diamati. Pendeketan ini diarahkan pada latar dan
individu
tersebut secara holistik (utuh). 37
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai suatu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia, baik
dalam
kawasannya maupun peristilahannya. 38
Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data-
data yang diperoleh baik berupa gambar, ucapan maupun tulisan yang
dapat
diamati dari subyek itu sendiri. Pendekatan ini lebih peka serta
dapat
menyesuaikan dengan metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian
yang
digunakan adalah penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan
berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Tujuan dari
penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan
secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta
hubungan
antara fenomene yang diteliti. Teknik deskriptif adalah pencarian
fakta
pencarian fakta interpretasi yang tepat. 39
Alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif
sebagai berikut:
menangkap gejala-gejala utuh sehingga metode ini tepat untuk
menggali data yang diharapkan oleh peneliti.
36
Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cet. Ke1, 2013), 140. 37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
RemajaRodakarya,2000).3 38
Lexy,J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
RemajaRodakarya,2000),4 39
M. Nasir, Metode penelitian(Jakarta:Ghalia Indonesia, Cet 3,1998).
521
16
kevaliditan data dapat diperoleh. Hal ini dikarenakan dalam
metode
tersebut ada teknik pemeriksaan keabsahan data.
2. Setting dan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih Kecamatan Kota Baru,
Kota
Jambi sebagai lokasi penelitian. Adapun yang menjadi sasaran
dalam
penelitian ini terdapat di Kecamatan Kota Baru, diketahui bahwa
disana ada
terdapat beberapa majelis taklim. Pemilihan subyek penelitian
ini,
didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut:
a. Lokasi Kecamatan Kota Baru Kota Jambi merupakan kawasan
pinggiran perkotaan dimana masyarakatnya masih dalam proses
perubahan, baik dalam ilmu agama untuk meningkatkan Ukhwah
Islamiyahnya.
b. Modernitas yang terjadi pada masyarakat Kecamatan Kota Baru
Kota
Jambi ini merupakan fokus utama dalam penelitian ini
dikarenakan
benturan antara masyarakat yang modern denagan metode dakwah
yang berbeda-beda.
a. Sumber data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana
data dapat diperoleh. 40
yaitu:
1) Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban
lisan melalui wawancara, dalam hal ini dapat dibagi menjadi 2
bagian,
yaitu:
a) Person primer: da’i atau pendakwah yang terdapat di
Kecamatan
Kota baru
majelis taklim.
2) Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan
diam atau bergerak. Dalam hal ini:
40
SuharsimiArikunto,ProsedurPenelitianSuatuPendekayanPraktik,(Jakarta:PT.RenikaCipta,2
006),129
17
a) Diam: visi misi, tatanan ruang, kondisi atau keadaan
majelis
taklim.
b) Bergerak: kegiatan yang ada di majelis taklim, kinerja atau
peran
pendakwah , dll.
3) Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa
huruf,
angka, gambar, atau simbol-simbol lainnya. Dalam hal ini
peneliti
ingin memperoleh data berupa sejarah berdirinya majelis
taklim,
keadaan sarana prasarana, struktur organisasi, dan lain-lain.
b. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
peneliti
klarifikasikan dalam dua jenis yaitu jenis data primer dan jenis
data
sekunder.
1) Jenis data primer, merupakan data literatur yang secara lansung
yang
terkait dengan pokok permasalahan. Yaitu jenis data tentang
metode
dan materi dakwah pada majelis taklim Kecamatan Kota Baru,
Kota
Jambi.
2) Jenis data sekunder, merupakan jenis data yang memiliki
keterkaitan
pokok permasalahan penelitian ini atau data yang bersifat
melengkapi
data primer. 41
kecamatan, dan sejarah perkembangan majelis taklim di
Kecamatan
Kota Baru Kota Jambi.
4. Teknik Pengumpulan Data
berikut:
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis
untuk
kemudian dilakukan pencatatan-pencatatan. 42
yang dilakukan oleh Jamaah majelis taklim. Dalam penelitian
ini
peneliti melakukan pengamatan sekaligus mengikuti kegiatan
dakwah
41
TimPenyusun,PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddinIAINSulthanT
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,
(Jakarta:
RinekaCipta,2004),63
18
yang dilakukan oleh majelis taklim. Hal ini dilakukan oleh
peneliti
untuk mengetahui bagaimana metode dakwah majelis taklim dan
aplikasi dakwah mereka di tengah modernitas zaman dengan
indikator
kegiatan dakwah, materi dakwah, metode dakwah, media dakwah
dan
lain sebagainya. Adapun data yang sudah peneliti dapatkan
dari
observasi ini adalah kegiatan dakwah, media yang digunakan,
dan
aplikasi majelis taklim ditengah modernitas masyarakat
Kecamatan
Kota Baru Kota Jambi.
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. 43
Wawancara juga bisa diartikan sebagai teknis dalam upaya
menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan
proses
pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. 44
Penelitian ini
disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara
kualitatif, atau wawancara terbuka. Wawancara tak tersruktur
ini
bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam
setiap
pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan
dengan
kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik
soasial
budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan dan
lainlain)
informan yang dihadapi. 45
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 46
Dokmen yang
Tabligh dan arsip dokumen-dokumen terkait.
43
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Refisi,(Yogyakarta:Rineka Cipta,1992),2000
Sedangkan analisis data menurut Patton, adalah proses mengatur
urutan
data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian
dasar. 47
Dikumpulkan, kemudian dikelompokkan. Penyusunan teori disini
berasal dari bawah keatas (grounded theory), yaitu dari sejumlah
data yang
banyak kumpulan yang saling berhubunagan. 48
Penelitian ini menggunakan
analisis secara induktif.
bagian yang telah Analisis data kualitatif prosesnya berjalan
sebagai
berikut:
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu
diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,
mensistensikan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu
mempunyai
makna, mencari dan menempatkan pola dan hubungan-hubungan dan
membuat temuan-temuan umum. 49
6. Pemeriksaan keabsahan data
peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dapat
dilakukan
dengan empat cara, yaitu :
keikutsertaan peneliti di lokasi secara Iangsung dan cukup lama,
dalam
upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang
mungkin
mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data
(data
distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak
sengaja.
b. Ketekunan pengamatan
2000),280 48
2000),10-11 49
20
pengamatan secara seksama dan berkesinambungan terhadap
faktor--
faktor yang diutamakan dalam penelitian. Faktor-faktor
tersebut
selanjutnya ditelaah, sehingga peneliti dapat memahaminya.
Ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan
karakteristik data yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang
sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara
rinci. Hal ini diharapkan pula agar dapat mengurangi kesalahan
data
yang mungkin timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai
suatu
persoalan, ataupun kesalahan data yang timbul dari kesalahan
responden yang memberikan data secara tidak tepat. 50
c. Trianggulasi
yang memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan
pengecekan reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu
lewat
perbandingan berbagai data yang diperoleh dari berbagai
informan.
Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan digunakan
dalam
penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan sumber,
metode,
penyidik, dan teori. 51
membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu
informasi yang didapatkan tersebut.
mengecek informasi yang didapatkan bersamaan dengan metode
yang dilakukan.
jalan memamfaatkan peneliti dan pengamat lainnya dalam
mengecek kepercayaan data.
melakukan perbandingan terhadap data yang didapatkan.
d. Diskusi Dengan Teman Sejawat
50
Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, 330-332.
data, peneliti akan melakukan diskusi dengan teman sejawat,
guna
memastikan bahwa data yang diterima benar-benar nyata dan
bukan
persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara
tersebut
peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan
saran
yang berharga dan konstruktif dalam meninjau orisinalitas data
yang
telah didapatkan. 52
G. Studi Relevan
dikajioleh penulis. Judul-judul tersebut antara lain:
1. Fungsi Majelis Taklim At-Takwa Dalam Mengembangkan
SolidaritasDan Integrasi Sosial Masyarakat Di RT.04 LK.11
Kelurahan
Way DadiSukarame Kota Bandar Lampung, skripsi ditulis oleh
Ertesi
Nova, JurusanPengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah
Dan
Ilmu Komunikasi, IAIN Raden Intan Bandar Lampung, tahun 2016.
53
Dari
Mengembangkan Solidaritas Dan Integrasi Sosial Masyarakat Di
RT.04
Lk.11 Kelurahan Way Dadi Sukarame Kota Bandar Lampung ialah
sebagai pemberi pengkajian agama islam melalui pembinaan
masyarakat
jamaahnya dalam mengamalkan ajaran agama Islam agar menjadi
manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Dalam mewujudkan
fungsinya, Majelis Taklim At-Takwa merealisasikan melalui
pendekatan
pembinaan dan bimbingan agama Islam diantaranya metode
dialogis,
metode persuadif, metode pengawasan dan metode pengembangan.
Dalam
usahanya mengembangkan solidaritas dan integrasi sosial
masyarakat,
Majelis Taklim melakukan pengkajian keagamaan kepada
masyarakat,
Majelis Taklim At-Takwa memberikan materi yang dikaji diantara
lain:
materi akidah, materi syariah (ibadah/muamalah) dan materi akhlak
atau
tarikh. Dimana dalam proses pengkajiannya, majelis taklim
lebih
menekankan pada dampak sosial jamaahnya. Dari penelitian ini
didapatkan beberapa indikator pencapaian dari serangkaian
kegiatan
52
Ertesi Nova, “Fungsi Majelis Taklim At-Takwa Dalam Mengembangkan
Solidaritas Dan
Integrasi Sosial Masyarakat Di Rt.04 Lk.11 Kelurahan Way Dadi
Sukarame Kota Bandar Lampung”,
(Skripsi Program Pengembangan Masyarakat Islam, IAIN Raden Intan,
Lampung, 2012), 80.
22
semangat kerja keras dan terciptanya ukhuwah Islamiyah.
Faktor
pendorong yang mendasari Majelis Taklim At-Takwa dalam
megembangkan solidaritas dan integrasi sosial masyarakat,
diantaranya:
keadaan masyarakat indonesia dan dunia yang sering kali berrikai
pada
urusan pandangan masing-masing tokoh ormas, serta kebutuhan
dan
keinginan masyarakat RT. 04 LK II Kelurahan Way Dadi dalam
mengamalkan ajaran Islam ditengan masyarakat yang heterogen,
panggilan dakwah Islamiyah dari seorang ustad dan juga
panggilan
tuntutan ilmu bagi jamaah dan sesama muslim laki-laki maupun
muslim
perempuan dalam memahami hakikat manusia dan Allah SWT
sebagai
tuhannya.
Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik, Skripsi Ini
Di
Tulis Oleh Siti Nur Hidayah, Program Jurusan Pendidikan Agama
Islam,
Fakultas Tarbiyah, IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009. 54
Pada penelitian
metode yang menggunakan rumus-rumus statistik yang sesuai
dengan
permasalahan yang ada. Karena penelitian ini berusaha untuk
mengetahui
pengaruh antara majelis ta’lim dan religiusitas, maka sesuai dengan
rumus
statistic menggunakan rumus regresi linier yaitu Y = a+bx. Dan data
yang
diperoleh untuk rumus tersebut adalah data dari hasil penyebaran
angket
kepada masyarakat desa Tanjung, Kedamean, Gresik. Khususnya
para
jamaah Majelis Ta’lim yang berjumlah 40 orang yang merupakan
hasil
sample 25% dari jumlah populasi 160 orang. Dari hasil
penyebaran
angket, kegiatan Majelis Ta’lim diperoleh skor rata-rata 3.1 yang
tergolog
baik dan religiusitas juga diperoleh skor rata-rata yang sama baik
yakni
3.1. Serta analisis data melalui rumus regresi linier diperoleh
hasil Y =
73.79+0.031X, jika Majelis Ta’lim (X) ditingkatkan 40% maka
religiusitas masyarakat desa Tanjung, Kedamean, Gresik akan
bertambah
54
Siti Nur Hidayah, skripsi tentang majelis taklim, diakses pada
tanggal 28 maret 2019, pukul
19.00 melalui Http://digilib.uinsby.ac.id
menjadi Y = 73.79+0.031(40) akan terima yakni ada pengaruh
antara
Majelis Ta’lim dengan peningkatan religiusitas masyarakat desa
Tanjung,
Kedamean, Gresik.
3. Peran Majelis Taklim dalam Meningkatkan Ibadah Bagi Masyarakat
di
desaTelukjambe Karawang, skripsi di tulis oleh Iwan Hermawan,
universitassingaperbangsa karawang, 2012. 55
Majelis taklim adalah salah
keimanan dan ketakwaan kepada AllahSWT dan akhlak mulia bagi
jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alamsemesta. .Dalam
prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pengajaranatau
pendidikan
agama islam yang paling fleksibel dan tidak terikat olehwaktu.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengungkapkan data tentang peran Majelis
taklim
dalam meningkatkan ibadah masyarakat di desa Telukjambe serta
faktor
penghambat dan pendukung peran majelis taklim dalam
meningkatkan
pengamalan ibadah masyarakat Teknik pengumpulan data
menggunakan
teknik penyebaran angket kepada jamaah majelis taklim dan
observasi
dilakukan untuk melihat langsung terhadap realitas majelis dan
kondisi
obyektif majelis taklim..Setelah data terkumpul, langkah
selanjutnya
diaadakan pengolahan dan analisa data.Untuk data hasil
observasi
digunakan penafsiran logika., data hasil angket digunakan
skala
prosentasi. Hasil penemuan dan penelitian tentang peran majlis
taklim ini
membuktikan bahwa keberadaan majelis taklim mampu memberikan
tambahan ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat dalam
meningkatkan
ibadah dan akhlak masyarakat dengan kategorii baik Pada penelitian
ini
peneliti mengkaji beberapa penelitian. Penelitian tersebut
digunakan
sebagai bahan kajian pendukung dalam penelitian ini.
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan masalah yang
penulis angkat dalam penelitian ini antara lain memiliki subjek
yang sama
yaitu Majelis Taklim, namun penelitian yang dilakukan oleh
penulis
berbeda dengan penelitian yang sebelunya karena penulis berfokus
pada
metode dakwah majelis taklim pada masyarakat Kecamatan Kota
Baru
Kota Jambi.
55
Iwan Hermawan, skripsi tentang majelis taklim, diakses pada tanggal
28 maret 2019, pukul
19.00 melalui Https://Unsika.Ac.Id
A. Sejarah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
Kecamatan Kotabaru dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 6 tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya
Daerah
Tingkat II Jambi dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang Hari jo
Peraturan
Daerah Kota Jambi Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pembentukkan
Organisasi
Kecamatan dan Kelurahan dalam Kota jambi (lembaran Daerah Kota
Jambi
Nomor 32 tahun 2009). (tujuh) Kelurahan, Dalam upaya
mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat sehubungan dengan
bertambahnya
jumlah penduduk, kecamatan Kotabaru dimekarkan menjadi 10 (sepuluh
)
kelurahan melalui Perda Kota Jambi Nomor 32 tahun 2002. 56
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang
berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah
diterbitkan
Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan
atas
pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja
InstansiPemerintah Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara ReviewatasLaporan Kinerja
Instansi
Pemerintah.Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah
perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung
jawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi
dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggung
jawaban secara periodik.Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi
Pemerintah
yang baik, Kecamatan KotabaruKota Jambiselaku unsur pembantu
pimpinan,
dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan
kinerja
diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Kecamatan
sebagai
subsistem dari sistem pemerintahan daerah yang berupaya memenuhi
aspirasi
masyarakat.Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Jambi,
capaian
tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya
mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan keselarasan
dengan
56 Anonym, profil kecamatan kota baru kota jambi, diakses pada
tanggal 5 november 2019
pukul 12.45, melalui
http://keckotabaru.jambikota.go.id/profil/detail/2/selayang-pandang
akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan
tersebut
diperlukan pengembangan dan penerapan system pertanggungjawaban
yang
tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan
pemerintah dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,
bersih
dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme
(KKN).Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun
1999
tentang Penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi dan
nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014
tentang
SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sehubungan
dengan hal tersebut KecamatanKotabaruKota Jambidiwajibkan
untuk
menyusun Laporan Kinerja (LKj). Penyusunan LKj Kecamatan Kota
baru
Kota Jambi Tahun 2017yang dimaksudkan sebagai perwujudan
akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja,
visi,
misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran
dengan target
yang telah ditetapkan. 57
Jambidengan memiliki luas tanah sebesar 38,21KM2.Secara
administratif
Kecamatan Kota baru dibatasi oleh :
Bagian Selatan: Kabupaten Muaro Jambi
Bagian Utara : Kecamatan Telanaipura
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan
di
Lingkungan Pemerintah Kota JambiKedudukan Kecamatan merupakan
wilayah kerjaCamat sebagai perangkat daerah yang dipimpin oleh
Camat,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris
Daerah. Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Walikota kepada Camat
untuk
57
Anonym, profil kecamatan kota baru kota jambi, diakses pada tanggal
5 november 2019
pukul 12.45, melalui
https://jambikota.go.id/new/wp-content/uploads/LKJ-Kec.-kobar-2017.pdf
dan kewajibannya, Kecamatan Kotabarumempunyai fungsisebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian
Pemerintah
Kecamatan dan Kelurahan.
Pertanahan.
Pembangunan Kecamatan.
Masyarakat.
Lingkungan hidup, mental dan spiritual.
7. Penyelenggaraan pembinaan Polisi Pamong Praja, Kesatuan Bangsa
dan
Perlindungan Masyarakat, Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
di
Kecamatan.
8. Penyelenggaraan dan Pengelolaan Administrasi Kecamatan. 58
C. Perencanaan Kinerja Dan Visi Misi Kecamatan Kota Baru Kota
Jambi
Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2017ini, mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014tentang tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara ReviewatasLaporan Kinerja
Instansi
Pemerintah.
Rencana Strategis Kecamatan Kota baru Kota Jambi adalah
merupakan
dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan
serta
merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang
terpilih
dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh
Daerah
yang bersangkutan, dalam hal ini Kecamatan KotabaruKota Jambi.
Rencana
Strategis Kecamatan KotabaruKota Jambiyang ditetapkan untuk jangka
waktu
5 (lima ) tahun yaitu dari tahun 2013sampai dengan Tahun 2018.
Penetapan
jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung
jawaban
Walikota terkait dengan penetapan /kebijakan bahwa Rencana
Strategis
58 Anonym, profil kecamatan kota baru kota jambi, diakses pada
tanggal 5 november 2019
pukul 12.45, melalui
https://jambikota.go.id/new/wp-content/uploads/LKJ-Kec.-kobar-2017.pdf
Kecamatan Kota baru Kota Jambi dibuat pada masa jabatannya,
dengan
demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan
menjadi
akuntabel.Renstra Kecamatan KotabaruKota Jambitersebut ditujukan
untuk
mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimanatelah ditetapkan dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaJambiTahun
2013-
2018.
tahapan-tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD
KotaJambi
Tahun 2013-2018 dengan melibatkan stakeholderspada saat
dilaksanakannya
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum
SKPD,sehingga Renstra Kecamatan KotabaruKota Jambimerupakan
hasil
kesepakatan bersama antara Kecamatan KotabaruKota Jambidan
stakeholder.Selanjutnya, Renstra Kecamatan KotabaruKota
Jambitersebut
akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja)
KecamatanKotabaruKota
Jambiyang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1
(satu)
tahun. Didalam Renja KecamatanKotabaruKota Jambidimuat program
dan
kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu
tahun
mendatang.
Visi:
Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa
mendatang
oleh pimpinan dan seluruh staf Kecamatan KotabaruKota Jambi. Visi
tersebut
mengandung makna bahwa “Terwujudnya KotabaruKota Jambi sebagai
salah
satu kegiatan agrobisnis pendidikan, perdagangan dan jasa serta
memberikan
pelayanan pmbangunan Pemukiman penduduk yang handal dengan
didukung
kemampuan Sumber Manusia (SDM) yang bersaing, profesional dan
beretika
untuk kesejahteraan masyarakat”.Visi Kecamatan KotabaruKota
JambiTahun
2013-2018 adalah :“ Menjadikan Kecamatan Kotabaru Sebagai
simpul
pelayanan Prima yang didukung SDM yang profesional menuju Kota
Jambi
sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berbasis pada masyarakat
yang
berakhlak dan berbudaya.”
2013-2018 tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut;
Meningkatkan
perekonomian kota berbasis potensi lokal menuju kemandirian
daerah.
28
Sebagai bentuk penjabaran VISI dan MISI yang telah ditetapkan
maka
di tetapkan tujuan dan sasaran disetiap misi. Tujuan merupakan
penjabaran
atau implimentasi daripernyataan Misi yaitu sesuatu apayang akan
dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu lima( 5 )tahunan. Sedangkan
sasaran
merupakan penjabaran dari tujuan yaitu hasil-hasil yang akan
dicapai secara
nyatadalam rumusan yang lebih sfesifik, terinci, dapat diukur dan
dapat
dicapai serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
Adapun tujuan
dan sasaran Kecamatan Kotabaru tahun 2013-2018adalah sebagai
berikut
Tujuan; Mewujudkan peningkatan kinerja ekonomi yang merata
dan
berkelanjutan melalui penerapan kebijakan ekonomi yang berpihak
kepada
masyarakat, menyeluruh, seimbang, konsisten dan adil berbasis
potensi
daerah. 59
Gambar: 2.1
Struktur Organisasi Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
59 Anonym, profil kecamatan kota baru kota jambi, diakses pada
tanggal 5 november 2019
pukul 12.45, melalui
https://jambikota.go.id/new/wp-content/uploads/LKJ-Kec.-kobar-2017.pdf
Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) berdiri tanggal 1 Januari
1981
di Jakarta. Organisasi ini lahir dari kesepakatan lebih dari 735
Majelis Taklim
yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Organisasi BKMT
telah
berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Cakupan perkembangan
anggotanya mencapai ribuan majelis taklim dengan meliputi jutaan
orang
jamaah yang tersebar di 33 propinsi.
BKMT juga telah mengembangkan beberapa organisasi otonom
bawahnya yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi. Dalam hal
ini
BKMT telah melahirkan organisasi perhimpunan usaha wanita
(PUSPITA)
BKMT dan mempunyai sekitar 400 buah Koperasi Jamaah (KOMAH)
BKMT.
Koperasi-koperasi ini bernaung di bawah induk Koperasi Jamaah
(IKOMAH)
BKMT.
dan pengembangan BKMT. Keadaan-keadaan tersebut adalah :
1. Masih adanya isi materi dan bobot penyampaian pidato atau tabliq
yang
kurang menarik, kurang memperhatikan relevansinya dengan
masalah
aktual atau kebutuhan lingkungan.
pegnetahuan umum.
pengetahuan umum.
masih lemah, apa adanya, belum sistematik.
7. Kurang adanya perhatian terhadap masalah kemasyarakatan,
keterbelakangan ummat, kebodohan, kemiskinan dan ketidak adilan
sosial.
8. Wawasan berorganisasi untuk bekerja sama masih belum
menjadi
kesadaran umum. Berorganisasi baru diartikan sebagai tempat
berkumpul,
bukan bekerjasama untuk kepentingan bersama.
30
9. Kegiatan Majelis taklim masih sangat tergantung gagasan dan
aktifitas
pengurus atau gurunya
kesejahteraan bahkan pemikiran keagamaan juga belum menjadi
perhatian
kebanyakan dari mereka.
muslim Indonesia yang mengacu pada keseimbangan antara Iman dan
takwa
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedang tujuan khusus BKMT
adalah
meningkatkan kemampuan dan perananan Majelis Taklim dalam
meningkatkan syiar Islam dan kecerdasan ummat.
Sesuai dengan latar belakang keadaan majelis taklim di atas,
maka
program-program BKMT diarahkan pada peningkatan kemampuan
ustadzah/mubalighot dalam meningkatkan kualitas majelis
taklim.
Secara sistematis program-program kegiatan tersebut dapat
dipaparkan
sebagai berikut :
pidato, kepemimpinan dan metode pendidikan.
2. Program lokakarya untuk meningkatkan keterampilan.
Meliputi
penyusunan pidato, perencanaan dakwah dan administrasi
keuangan
majelis taklim tersebut.
pemberdayaan ekonomi dengan tabungan TAS BKMT
4. Program seminar untuk memperluas wawasan. Meliputi seminar
peranan
wania, kanker, dan seminar ekonomi.
5. Program kontak ilmu untuk memperluas pengetahuan. Meliputi
cerdas
cermat, halaqah ilmiyah, dan dirasat Islamiah. Program muhibah
untuk
memperluas kontak dan memperat ukhuwah. Meliputi muhibah
keluar
kota dengan majelis taklim. MUI serta pesantren setempat.
6. Program Pengiriman da’I kedaerah dan luar negeri, antara lain ke
Brunei,
singapura dan malaysia.
7. Program Peringatan HUT BKMT pada hari besar Islam dan
Nasional
setiap tahun.
8. Program perluasan kegiatan majelis taklim yaitu kegiatan
santunan anak
asuh, taman balita di masing-masing majelis taklim.
31
organisasi atau badan lain.
bersamaan, yaitu pada saat menyelenggarakan peringatan hari ulang
tahun
BKMT. Pada kesempatan ini kegiatan ilmiah, perlombaan, bakti sosial
atau
peran serta anggota dan rekreasi diselenggarakan pada satu upacara.
60
60
Syifa, sejarah majelis taklim, diakses pada tanggal 05 november
2019, pukul 13.15, melalui
http://bkmt.or.id/index/sejarah-bkmt/
32
E. Data Majelis Taklim Kota Baru Kota Jambi
Berikut adalah data majelis taklim yang ada di kecamatan kota
baru
kota jambi. 61
Nama majelis taklim Ketua majelis taklim Alamat 1 As-Syuhada Ny.
Lahmudin Rt. 01 Kel. Mayang Mangurai
2 Nurul Hidayah Ny. Mansyur Rt 02 Kel. Mayang Mangurai
3 Syafa'ah Ny. Asikin Rt. 03 Kel. Mayang Mangurai
4 Nurul Yaqin Ny. Ishak Rt. 4 Kel. Mayang Mangurai
5 Al-Muttaqin Ny. A. Manap Rt. 05 Kel. Mayang Mangurai
6 Jawarul Wathon Ny. Suhaimi Rt. 06 Kel. Mayang Mangurai
7 Al-Ikhlas Ny. Edy Rt. 08 Kel. Mayang Mangurai
8 Nurul Islam Ny. Sulaiman Rt. 10 Kel. Mayang Mangurai
9 Al-Muhajirin Ny. D Nurdin Rt. 11 Kel. Mayang Mangurai
10 Al-Muttaqin Ny. Gunawan Rt. 14 Kel. Mayang Mangurai
11 Baitul Izzah Ny. Yuswarah Rt. 15 Kel. Mayang Mangurai
12 Al-Ikhlas Ny. Ishak Rt. 18 Kel. Mayang Mangurai
13 Al-Muhajirin Ny. Hendra Rt. 19 Kel. Mayang Mangurai
14 Al-Muzaakir Ny. Aceng B Rt. 20 Kel. Mayang Mangurai
15 Thoriqul Jannah Ny. Mukhrojin Rt. 22 Kel. Mayang Mangurai
16 Baitul Mubarok Ny. Hawari Rt. 24 Kel. Mayang Mangurai
17 Nurul Ikhlas Ny. Bustami Rt. 25 Kel. Mayang Mangurai
18 An-Nur Ny. H.Musthofa Rt. 26 Kel. Mayang Mangurai
19 Al-Muhajirin Ny. Zulkifli Rt. 26 Kel. Mayang Mangurai
20 Nurul Iman Ny.Hendri Beni Rt. 27 Kel. Mayang Mangurai
21 Indah At-Taqwa Ny. Very Rt. 28 Kel. Mayang Mangurai
22 Baitul insyira Ny. Subhan Rt. 30 Kel. Mayang Mangurai
23 Al-Muqorobin Ny. Saiful yani Rt. 31 Kel. Mayang Mangurai
24 Al-Jannah Ny. Ridwansyah Rt. 34 Kel. Mayang Mangurai
25 Ichsaniah Ny.H.Rojali Rt. 36 Kel. Mayang Mangurai
26 Al-Istiqomah Hj. Sriwidiawati Rt. 03 Kel. Mayang Mangurai
27 Al-Muhaddisin Ny. Ema Rt. 01 Kel. Beliung
28 Al-Muttaqin Ismawati Rt. 02 Kel. Beliung
29 Nurul Kirom Marleni Rt. 03 Kel. Beliung
30 Kurnia Zaimah Rt. 04 Kel. Beliung
31 Al Amin Umi Kalsum Rt. 05 Kel. Beliung
32 Al-Ihklas Ny.Sayuti Rt. 06 Kel. Beliung
33 Salamah Hj.Siti Hawa Rt. 09 Kel. Beliung
34 Baiturrahim Ny.Badrun Rt. 10 Kel. Beliung
35 Al-Amin Ny.Kasran s Rt. 11 Kel. Beliung
36 Khairul Jami'Alwahab Ny. Miskan Rt. 12 Kel. Beliung
37 Nurul Hidayah Ny. Maki Rt. 14 Kel. Beliung
38 Nurul Iman Maryana Rt. 01 Kel. Kenali besar
39 Al-Hariri Rts. Zahrah Rt. 02 Kel. Kenali besar
40 Darussalam Ny.Alfiyah Rt. 04 Kel. Kenali besar
41 Fathurrahman Hj.Fatimah Rt. 05 Kel. Kenali besar
42 Al-Mauizoh Yesi Rt. 06 Kel. Kenali besar
43 As-Syuhada Rts. Zainal Rt. 07 Kel. Kenali besar
44 Al-Muqorrobin Yulinar Rt. 11 Kel. Kenali besar
45 Al-Musyafirin Ny. Amrizal Rt. 12 Kel. Kenali besar
61
33
46 Sabiul Muhtadin Ny. Saodah Rt 13 Kel. Kenali besar
47 Al-Ikhlas Rt. 05 Kel. Kenali besar
48 An-Nur Aida Rt. 17 Kel. Kenali besar
49 Al-Mukhlisin Hasrul Rt. 15 Kel. Kenali besar
50 Baiturrahim Suhartini Rt 18 Kel. Kenali besar
51 Al-Ikhlas Agustiah Rt. 26 Kel. Kenali besar
52 Darul Iman Ny. Khairuddin Rt. 11 Kel. Kenali besar
53 Al-Muhajirin Juhriyah S.Ag Rt 19 Kel. Kenali besar
54 Al-Mu'awamah Sri Rahmadan Rt. 25 Kel. Kenali besar
55 At-Taqwa Ade Irawan Rt. 23 Kel. Kenali besar
56 Madinatul Jadidah Ny. Bahrul.U Rt. 30 Kel. Kenali besar
57 Miftahul Jannah Ny.SurianHad Rt. 36 Kel. Kenali besar
58 Babul Jamal Ny.Damiran Rt. 50 Kel. Kenali besar
59 Rahmatullah Ny.Pauroni Rt. 37 Kel. Kenali besar
60 Babul Fatah Hj.Salmah Rt. 18 Kel. Kenali besar
61 Al-Habibi Salbiah Rt. Kel. Kenali besar
62 Al-Mukminah Juminah Rt. 26 Kel. Kenali besar
63 Nurul Ikhlas Devirdyanti Rt. 38 Kel. Kenali besar
64 Al-Furqon Ny. Aisyah Rt. 01 Kel.Rawasari
65 Nur-Hikmah Ny.Kemis Rt. 02 Kel.Rawasari
66 Miftahul Jannah Ny. Nuraida Rt. 04 Kel.Rawasari
67 Al-Mujahidin Salmiyah Rt. 06 Kel.Rawasari
68 Mukhlisin Ny. Sobirin Rt. 08 Kel.Rawasari
69 An-Nur Ny.Mustofa Rt. 09 Kel.Rawasari
70 At-Taqwa Ny.Alfen Rt. 10 Kel.Rawasari
71 Sirotul Mustaqim Ny. Sri DY Rt. 11 Kel.Rawasari
72 As-Saadah Ny. Warni Rt. 13 Kel.Rawasari
73 Nurul Hidayah Ny.Asiah Rt. 14 Kel.Rawasari
74 Al-Mahabbah Ny.Mur Rt. 17 Kel.Rawasari
75 Khairul Bariyah Ny.Sartiati Rt. 18 Kel.Rawasari
76 Al-Jihad Ny.Ratni Rt. 19 Kel.Rawasari
77 Darussalam Ny.Maznah Rt. 20 Kel.Rawasari
78 Nurul ijtihad Hj. Suparmi Rt. 21 Kel.Rawasari
79 Al-Hidayat Ny.Darwin Rt. 22 Kel.Rawasari
80 Raudatul Jannah Ny.Syarifuddin Rt. 23 Kel.Rawasari
81 Assa'adiyah Evi Rt. 13 Kel.Rawasari
82 Darul Muttaqin Ny. Darmis Rt. 01 Kel. Bagan Pete
83 Baitul ikhsan Jasmiarti Rt. 02 Kel. Bagan Pete
84 Miftahul Jannah Saji Rt. 03 Kel. Bagan Pete
85 Al-Amin Ny. Ja'far.BA Rt. 04 Kel. Bagan Pete
86 Al-Hikmah Ny.Syarifuddin Rt. 09 Kel. Bagan Pete
87 Fathuliman Hj.Ponijah Rt. 05 Kel. Bagan Pete
88 Nurul Hidayah Ny.Solihin Rt. 08 Kel. Bagan Pete
89 Hidayatullah Sumarni Rt. 22 Kel. Bagan Pete
90 Ramadhan Zaitun Rt. 17 Kel. Bagan Pete
91 Al-Mubarokah Dra. Netrifida Rt. 13 Kel. Bagan Pete
92 Babul Fattah Hj. Nuraini Rt. 11 Kel. Bagan Pete
93 Al-hidayah Siti Aminah Rt. 03 Kel. Kenali Asam Atas
94 Miftahul Jannah Siti Fatimah Rt. 22 Kel. Kenali Asam Atas
95 Nurussaadah Herlina Rt. 10 Kel. Kenali Asam Atas
96 Assalam Siti Aminah Rt. 15 Kel. Kenali Asam Atas
97 Al-Minah Ngatiyah Rt. 03 Kel. Suka Karya
98 Nurul Ikhlas Sumiyati Rt. 04 Kel. Suka Karya
34
100 Nurul Falah Dra. Helmita Rt. 07 Kel. Suka Karya
101 Munajaturrahman Nani Sumarni Rt. 09 Kel. Suka Karya
102 At-taqwa Ermina Rt. 01 Kel. Kenali Asam Bawah
103 Nurul Huda Hj. Painah Rt. 12 Kel. Kenali Asam Bawah
104 Nurul Iman Rusmiati Rt. 15 Kel. Kenali Asam Bawah
105 Jamiatul Ummah Kusmarni Rt. 25 Kel. Kenali Asam Bawah
106 Al-Mttazam Hj. Rismiyati Rt. 19 Kel. Kenali Asam Bawah
107 Sabilil Huda Rosna Rt. 10 Kel. Kenali Asam Bawah
108 Sidiq Sujud Rohana Rt. 07 Kel. Kenali Asam Bawah
109 Nurul Islam Hj.Unaida Rt. 06 Kel. Kenali Asam Bawah
110 Nurur Rahman Alfiah Rt. 02 Kel. Paal Lima
111 Al-Muttaqin Sulima Rt. 06 Kel. Paal Lima
112 Nur Taqwa Usdani Lubis Rt. 07 Kel. Paal Lima
113 Silaturrahmi Prihatin Rt. 08 Kel. Paal Lima
114 Nurul Huda Asma Rt. 10 Kel. Paal Lima
115 Al-Hidayah Zuhriati Rt. 06 Kel. Paal Lima
116 Hidayatullah Abd. Kafi Rt. 06 Kel. Paal Lima
117 Baitul Jnnah A. Yoga Rt. Kel. Paal Lima
118 Nurul Islam Ribut Rt. 10 Kel. Paal Lima
119 Nurul Hidayah Ismail Rt. 12 Kel. Paal Lima
120 Hasanah Ngalimin Rt. 12 Kel. Paal Lima
121 Al-Husein Ngatijo Rt. 14 Kel. Paal Lima
122 An-Nawawi Solehah Rt. 28 Kel. Paal Lima
123 Al-Ikhlas Farida Rt. 07 Kel. Paal Lima
124 Al-Hasanah Hj. Fatimah Rt. 22 Kel. Simp. III Sipin
125 Al-Arief Dra. Suwarti Rt. 26 Kel. Simp. III Sipin
126 Nur Zahra Rahmah Rt. 18 Kel. Simp. III Sipin
127 Baitl Faizin Hj. Yusnadar Rt. 13 Kel. Simp. III Sipin
128 Nurussalikin Ny. Tugiyo Rt. 21 Kel. Simp. III Sipin
129 Baitul Ihsan Hj. Suesih Rt. 04 Kel. Simp. III Sipin
130 Nurussaadah Ilyas Ahmad Rt. 05 Kel. Simp. III Sipin
131 Nur Taqwa Suwarti Rt. 26 Kel. Simp. III Sipin
132 Baitussa'adah Halijah Rt. 15 Kel. Simp. III Sipin
133 Baitul Muslim Ita Rt. 32 Kel. Simp. III Sipin
134 Baitul Musholli Ponijah Rt. 30 Kel. Simp. III Sipin
135 Nurul Islam A. Junaidi Rt. 39 Kel. Simp. III Sipin
136 Baitul Haq Hj. Hartati 08 Kel. Simp. III Sipin
137 Al-hilal Atmi Rt. 06 Kel. Simp. III Sipin
138 Sunan Giri Saohiah Rt. 36 Kel. Simp. III Sipin
139 Baitul Mukmin Miswar.Bt Rt. 31 Kel. Simp. III Sipin
35
KECAMATAN KOTA BARU KOTA BARU KOTA JAMBI
A. Metode dakwah pada majelis taklim
Ta’lim merupakan suatu aktivitas Islami, dimana seseorang
memberikan pengetahuan tentang agama kepada orang lain dalam
rangka
memelihara kehidupan beragama yang baik serta dapat memupuk
semangat
ukhuwah islamiyahatau persaudaraan Islam, sehingga dapat memberikan
nilai-
nilai keagamaan dan nilainilai keluruhan yang luhur bagi pribadi
seseorang.
Pada umumnya ta’lim atau majelis taklim adalah lembaga pendidikan
Islam
non formal yang memiliki kurikulum tersendiri yang dilaksanakan
secara
berkala dan teratur dan diikuti oleh. jama’ah yang relatif banyak
dan bertujuan
untuk membina dan mengembangkan hubungn yang santun dan seras
antara
manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, dan
antara
manusia dengan lingkungannya. Manfaat majelis taklim akan
terasa
mempunyai makna bagi jama’ahnya, apabila kebutuhan
masing-masing
jama’ah terpenuhi. Para mubaligh atau dai sangat penting untuk
mengetahui
kebutuhan-kebutuhan mereka, agar ia dapat menyelesaikan atau
mengarahkan
jama’ah pada tujuan yang akan dicapai. Tentu saja tidak semua
kebutuhan
akan dapat dipenuhi. 62
Ta’lim merupakan kelompok atau jama’ah yang berupaya untuk
belajar tentang agama. Sebab ta’lim merupakan kelompok dari
masyarakat
yang berarti milik masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu hakekat
dari
kegiatan atau aktvits ta’lim itu sendiri adalah pembangunan
nilai-nilai agama.
Ta’lim menurut para warga di kecamtan kota baru kota jambi
adalah
merupakan pengajian atau perkumpulan sekelompok orang yang
memperlajari
tentang ajaran-ajaran agama yang di pimpin oleh seorang muballigh
atau
sering dikenal dengan sebutan penceramah. 63
62
Departemen Agama RI, Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Balai
LITBANG, 2003), h. 40
63
Yuni, anngota majelis ta’lim di kota baru kota jambi, wawancara
dengan penulis tanggal 20
oktober 2019, catatan penulis.
Metode ta’lim menyangkut bagaimana ta’lim dilaksanakan agar
lebih
efektif dan baik. Pemahaman tentang metode disini merupakan
acara
penyamaan gagasan pengembangan lingkungan oleh para kiai kepada
jama’ah
atau masyarakat yang berada disekitarnya. Adapun beberapa metode
yang
secara rutin dipergunakan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Metode Ceramah merupakan metode konvensional dalam
kegiatan
pengembangan Islam yang diterapkan oleh para kiai dalam ta’lim
rutin.
2. Metode Tanya Jawab merupakan kelanjutan dari metode ceramah.
Setiap
pendengar atau jama’ah dari kelompok diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas dari penjelasan yang
dikemukakan
oleh para kiai atau penceramah. Dengan adanya kondisi yang
sedemikian
rupa secara spontan terjadi tanya jawab secara terbuka, maksudnya
setiap
pertanyaan dijawab secara jelas dan gamblang.
3. Metode Hafalan, metode ini menjadi ciri yang melekat pada
sistem
pendidikan tradisional, termasuk pada pondok pesantren. Hal ini
amat
penting pada sistem keilmuan yang lebih mengutakan argumen,
transmisi
dan periwayatan. Akan tetapi ketika konsep keilmuan lebih
menekankan
rasionalitas seperti yang menjadi dasar sistem pendidikan modern,
metode
hafalan kurang dianggap penting. Sebaliknya yang penting
adalah
kreativitas dan kemampuan menembangan pengetahuan yang
dimiliki.
4. Metode Diskusi, metode ini berarti penyajian bahan pelajaran
dilakukan
dengan cara jama’ah membahasnya bersama-sama melalui tukar
pendapat
tentang suatu topik atau masalah tertentu. Dalam hal ini ustaz
bertindak
sebagai moderator. Dengan metode ini diarahkan dapat memacu pada
santr
untuk dapat lebih aktif dalam belajar. Melalui metode ini akan
tumbuh dan
berkembang pemikiran-pemikiran kritis, analitis dan logis. Metode
ta’lim
ini juga tidak jauh berbeda halnya dengan metode dakwah, dimana
metode
dakwah disini adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk
menyampaikan materi dakwah. 64
Beberapa metode diatas memang secara umum dalam menyampaikan
dakwah tidak jauh dari metode tersebut. Hal ini sesuai dengan
pengalaman
64
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al
Ikhlas, 1983), h. 60-62
37
menulis lebih lanjut penelitian ini. Yang peneliti temukan adalah
metode
seperti ceramah, membca Al-Qur’an, diskusi, Tanya jawab, dan
lain
sebagainya. Namun peneliti meneliti lebih lanjut tentang
bagaimana
metode atau cara dakwah pada majelis ta’lim khusus nya majelis
ta’lim di
kecamatan kota baru kota jambi. Terkai dengan hal tersebut ada
tiga
metode yang peneliti temukan saat melakukan penelitian yakni
metode
dakwah dengan metode dakwah bil lisan, metode dakwah bil qalam,
dan
juga metode dakwah bil hal, berikut adalah penjelasan terkait
dengan
ketiga metode tersebut saat peneliti mewawancarai salah
seorang
muballigh. Diantara tiga tersebut adalah:
1. Metode Dakwah Bil Lisan
Dakwah Bil Lisan adalah suatu kegiatan dakwah yang dilakukan
melalui lisan atau perkataan, maka kemudian dapat dibedakan
menjadi
beberapa bentuk dakwah bil lisan, diantaranya yaitu:
a. Tabligh, Arti dasar tabligh adalah menyampaikan. Dalam
aktivitas
dakwah tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada orang
lain,
yang biasanya lebih bersifat pengenalan dasar tentang Islam.
Tablighadalah usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan Islam
yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok bak secara lian
maupun
tulis.
menghendaki kebaikan seseorang, dan merupakan suatu kawajiban
bagi setiap muslim agar saling menjaga keagamaan satu sama
lain.
c. Khotbah, kata khotbah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu
kha’ ,tha’
,ba’ ,yang dapat berarti pidato atau meminang. Arti asal
khotbah
adalah bercakap-cakap tentang masalah yang penting. Dari
pengertian
tersebut kemudian dapat dikatakan khotbah merupakan pidato
yang
disampaikan untuk menunjukkan kepda pendengar mengenai
pentingnya suatu pembahasan.
pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada mad’u secara
lisan.
Dalam metode ceramah ini informasi yang disampaikan biasanya
dikemas secara ringan, informatif, dan tidak mengundang
perdebatan.
38
memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah atau
materi
dakwah yang disampaikan, yang kemudian akan menimbulkan
beberapa kemungkinan jawaban yang dapat dijadikan sebagi
alternatif
pilihan jawaban yang lebih beragam.
f. Retorika adalah seni dalam berbicara untuk mempengaruhi orang
lain
melalui pesan dakwah.
g. Propaganda atau Di’ayah adalah suatu upaya untuk menyiarkan
Islam
dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara massa dan
persuasif.
h. Tanya Jawab, metode tanya jawab ini dipandang efektif
dalam
kegiatan dakwah, kerena dengan metode ini objek dakwah dapat
mengajukan pertanyaan—pertanyaan dari mad’u sehingga akan
timbul
feedback antara subjek dan ojek dakwah. Dalam proses tanya
jawab,
persoalan yang ditanya mad’u kepada da’i tidak hanya berkisar
pada
topik yang dibahas da’i ketika dakwah, namun juga
masalah-masalah
yang sedang dihadapi mad’u, seperti masalah tata cara beribadah,
cara
berdoa yang baik, cara berhubungan dengan orang non muslim.
Seorang pendakwah yang profesional menguasai psikologi Islam
dan
komunikasi Islam agar mereka dapat meluruskan jiwa para
jamaah
dakwahnya sehingga umat Islam memiliki kesehatan jasmani dan
kesehatan jiwa yang prima. 65
Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama dengan para
jama’ah
majelis ta’lim di kecamatan kota baru kota jambi mengatakan
bahwa
“[M]emang dik, yang namanya dakwah ini tidak terlepas dari
yang
namnya ceramah, pasti cara atau metode penyampaiannya dengan
cara
lisan atau metode ceramah, Tanya jawab, tabligh, dan juga.
Jadi
dakwah tu kebanyakan memang seperti biasalah, ceramah didepan
orang banyak dengan cara menyampaikan materi yang telah di
sepakati
antara muballigh dengan pengurus jama’ah majelis ta’lim”. 66
2. Metode Dakwah Bil Qalam
65
Faiza Dan Lalu Muchin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada
Media Group
Kencana, Cet. ke1, 2006), h. 4. 66
Aisyah, anggota majelis ta’lim, wawancara dengan penulis, tanggal
29 oktober 2019,
catatan penulis.
Pengertian dakwah Bil Qalam yaitu mengajak manusia dengan
cara
bijaksana kepada jalan yang benar menurut perintah Allah Swt. lewat
seni
tulisan. Pengertian dakwah Bil Qalam adalah mengajak manusia
dengan
cara bijaksana kepada jalan yang benar menurut perintah Allah
SWT
melalui seni tulisan. Penggunaan nama “Kalam” merujuk kepada
firman
Allah SWT, “Nun, perhatikanlah Al-Qalam dan apa yang
dituliskannya”
(Q.S. AlQolam:1). Maka, jadilah Dakwah Bil kalam sebagai
konsep
“dakwah melalui pena”, yaitu dengan membuat tulisan di media
massa.
Karena menyangkut tulisan, Dakwah Bil kalam bisa diidentikkan
dengan
istilah “Da’wah Bil Kitabah” dakwah melalui tulisan. Metode ini
telah
diaplikasikan pada zaman Rasulullah. Karena, pada saat itu, tradisi
tulis
menulis sudah berkembang. Terbukti ketika Rasulullah menerima
wahyu,
beliau langsung memerintahkan kepada para sahabat yang
memiliki
kemampuan untuk menulis wahyu yang diterimanya. Padahal saat
itu
secara teknis sulit untuk melakukan tulismenulis disebabkan
belum
tersedianya sarana seperti kertas dan alat tulis pena, disamping
budaya
yang kurang mendukung. Tetapi para sahabat berupaya untuk
melakukannya. Begitu juga terhadap hadits Rasulullah, sebagian
sahabat
yang memiliki kemampuan menulis dengan baik banyak yang
menulis
hadits, meskipun ada sebagian riwayat yang mengatakan bahwa
sahabat
dilarang untuk menulis Hadits. Seperti yang dikatakan Ali Bi Abi
Thalib
“Tulisan adalah tamannya para ulama,”. Lewat tulisan-tulisanlah
para
ulama “mengabadikan” dan menyebarluaskan pandangan-pandangan
keislamannya. Dakwah Bil Kalam yang telah dilakukan para ulama
salaf
dan cendekiawan muslim terdahulu,
Mungkin, jika tidak
dituangkan dalam tulisan, pendapat para ulama dan mujtahid sulit
dipelajar
dan diketahui dewasa ini. Keunggulannya yaitu : Materi dapat
mengena
langsung dan dapat di kenang oleh mad’u, seandainya lupa bisa di
lihat
dan di pelajari lagi materi dakwahnya, dan dapat di pelajari dan di
hafal.
Kelemahannya yaitu : Mengeluarkan biaya besar, tidak semua orang
bisa
membaca, karena sasaran dakwah tidak hanya pada anak remaja
dan
67
Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo, Cet. Ke1,
2011), h. 124.
40
dewasa, anak kecil dan orang tua pun menjadi sasaran dakwah, dan
tidak
sedikit orang yang malas membaca, mereka lebih senang
mendengarkan
dan melihat.
Metode dakwah bil qalam ini memang salah satu dari para
muballigh
sering menggunakannya namun hanya sedikit, di kecamatan kota
baru
kota jambi di temukan peneliti seperti itu sedikit yang
menggunakan
metode dakwah bil qalam, seperti halnya yang dikatakan oleh
bapak
syamsuri selaku pengurus masjid sekaligus jama’ah yang
mengatakan
bahwa “[D]akwah bil qalam memang efektif untuk menambah daya
ingat para jama’ah ketika mereka telah lupa. Karena dakwahnya
denganmenggunakan tulisan-tulisan ataupun buku-buku,
dikecamatan
kota baru ini dik, sedikit sekali yang saya temukan para
muballigh
yang berdakwah dengan metode ini akan tetapi ada walaupun
hanya
sedikit. Itupun juga terkadang dipinta oleh para jama’ah,
kebanyakan
muballigh di daerah kecamatan kota baru ini biasanya
berdakwah
dengan lisan, tetapi ada juga yang melakukan dakwah dengan tulisan.
68
3. Metode Dakwah Bil Hal
Dakwah Bil Hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang
dilakukan
dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap kebutuhan
penerima
dakwah, sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa
yang
dibutuhkan oleh penerima dakwah. Misalnya dakwah dengan
membangun
rumah sakit untuk keperluan masyarakat sekitar yang
membutuhkan
keberadaan rumah sakit. Tema utama dakwah ke lapisan bawah
adalah
dakwah Bil Hal, yaitu dakwah yang diletakkan kepada perubahan
dan
perhatian kondisi material lapisan masyarakat miskin. Dengan
perbaikan
kondisi material itu diharapkan dapat mencegah kecenderungan ke
arah
kekufuran karena desakan ekonomi.Bergaul dengan remaja dan
berinteraksi dengan para remaja inilah seorang dai akan lebih
mudah
dalam menyebarkan dakwahnya. Karena dengan begitu dapat
mengerti
karakter dari mad’u sehingga dapat menentukan metode yang tepat
dalam
menyampaikan ajaran islamnya. Menyelenggarakan pendidikan
bagi
masyarakat secara luas, yaitu dengan cara mewujudkan gamelan
sekatan,
kesenian wayang kulit yang sarat berisikan ajaran islam ,
merintis
permainan-permainan anak yang berisikan ajaran islam, serta
mengajarkan
lagu-lagu jawa yang disisipi dengan ajaran Islam.
68
Syamsuri, pengurus masjid, wawancara dengan penulis tanggal 31
oktober 2019, catatan
penulis.
41
Dakwah Bil Hal dalam artian bahwa, lembaga tidak hanya berpusat
di
masjid-masjid, di forum-forum diskusi, pengajian, dan
semacamnya.
Dakwah harus mengalami desentralisasi kegiatan. Ia harus berada
di
bawah, di pemukiman kumuh, di rumah-rumah sakit, di teater-teater,
di
studio-studio film, musik, di kapal laut, kapal terbang, di
pusat-pusat
perdagangan, ketenagakerjaan, di pabrik-pabrik, di tempat-tempat
gedung
pencakar langit, di bank-bank, di pengadilan dan sebagainya.
69
B. Strategi Dakwah Pada Majelis Ta’lim Di Kecamtan Kota Baru
Dakwah merupakan bagian dari ajaran Islam yang wajib
dilaksanakan
oleh setiap muslim. Kewajiban tercermin dari konsep amar ma’ruf
nahi
munkar, yakni perintah untuk mengajak masyarakat melakukan
perilaku
positif sekaligus mengajak masyarakat melakukan perintah positif
sekaligus
mengajak mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari
perilaku
negatif. Konsep ini mengandung makna implikasi dua sekaligus, yakni
proses
perjuangan menegakkan kebenaran dalam Islam serta
mengaktualisasikan
kebenaran Islam tersebut dalam kehidupan sosial guna menyelamatkan
mereka
dan lingkungan dari kerusakan. Dan manusia juga diberi kesempurnaan
hati
dan akal pikiran yng membedakan dengan makhluk Allah SWT
lainnya.
namun Allah juga memberikan nafsu yang membuat manussalah. oleh
karena
itu tugas seorang da’i adalah memberikan nasehat dan mengajak ke
jalan yang
benar, dengan cara memberikan nasehat yang baik kepada mad’u.
Tujuan dakwah Islam adalah untuk mewujudkan kebahagiaan di
dunia
dan akhirat dan untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat.
Program
dakwah pada sebuah lembaga dakwah mengupayakan agar
terjadinya
transformasi pengetahuan dan pemikiran untuk mengembangkan
masyarakat.
Masyarakat yang telah mempunyai pemikiran dan pengetahuan yang