Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
101
METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS
PROSEDUR
Veronica Endang Wahyuni
SMA Negeri 6 Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan keterampilan
menulis teks prosedur pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta
dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis problem based learning
(PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian
adalah XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta berjumlah 35 siswa. Penelitian ini
terdiri dua siklus.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, tes menulis teks prosedur, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Keabsahan data
dengan validitas (demokratis, proses, dialogis) dan triangulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode demonstrasi berbasis PBL dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks prosedur. Peningkatan terlihat dari segi proses maupun
hasil. Peningkatan proses tercatat berdasarkan peran guru maupun siswa dalam
pembelajaran. Hal ini ditandai dengan munculnya respon positif melalui sikap
kerja sama dan antusias yang ditunjukkan siswa serta kondisi pembelajaran yang
berlangsung kondusif. Peningkatan proses berdampak positif terhadap
peningkatan hasil. Peningkatan hasil dapat terlihat dari peningkatan skor produk
teks siswa pada siklus I sampai dengan siklus II. Rata-rata skor pada saat
pratindakan sebesar 68,14 rata-rata pada siklus I sebesar 68,57, dan rata-rata pada
siklus II sebesar 80,64. Kenaikan skor rata-rata mulai dari pratindakan hingga
siklus II adalah sebesar 12,05.
Kata kunci: pembelajaran, menulis teks prosedur, metode demonstrasi, model
PBL.
PENDAHULUAN
Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan
capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-
siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu,
102
siswa harus dibiasakan dengan soal-soal dan dan tugas dalam pembelajaran yang
berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar terdorong
kemampuan berpikir kritisnya (Zaalia, 2019: 1).
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari empat aspek keterampilan
berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak lagi dipahami hanya
sekadar proses pengungkapan gagasan atau cara berkomunikasi dalam bentuk
tulisan. Keterampilan menulis menempati urutan terakhir dan dalam proses
perkembangan kehidupan seseorang dan yang paling sulit dikuasai
(Zainurrahman, 2011: 2). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa keterampilan
menulis merupakan keterampilan atas dasar keterampilan berpikir tingkat tinggi
berupa pengembangan kreativitas dan proses berpikir logis (Zaalia, 2019:1).
Keterampilan menulis berperan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Buku, artikel, berita, cerita, pengumuman, dan laporan adalah contoh bentuk dan
produk bahasa tulis yang akrab dalam kehidupan. Keterampilan menulis menjadi
syarat mutlak bagi seseorang untuk berkecimpung dalam berbagai macam bidang
kegiatan. Hal ini mengandung pengertian bahwa keterampilan menulis memiliki
peran yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari (Zainurrahman, 2011:2).
Pembelajaran keterampilan menulis memerlukan strategi yang tepat demi
tercapainya peningkatan keterampilan menulis pada siswa. Salah satu jenis
keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa adalah teks prosedur. Dalam
pandangan Priyatni (2014: 87), teks prosedur adalah teks yang memberikan
petunjuk atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut. Sejalan
dengan pemahaman tersebut, Mahsun (2014: 30), teks prosedur adalah teks yang
bertujuan untuk memberikan pengarahan atau pengajaran tentang langkah-
langkah sesuatu yang telah ditentukan.Teks prosedur adalah teks yang
menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara
melakukan sesuatu (Kosasih, 2016: 67). Teks prosedur bertujuan memberikan
panduan membuat atau melakukan sesuatu sehingga membuahkan hasil yang
maksimal dan berlangsung secara efektif. Dengan membaca teks prosedur,
103
pembaca dapat mengetahui langkah-langkah membuat atau melakukan sesuatu
dengan benar terhindar dari kesalahan prosedur (Suherli, dkk, 2017: 12). Menurut
Kosasih (2016: 68-69) struktur teks prosedur terbagi ke dalam perumusan tujuan
(pendahuluan), langkah-langkah pembahasan, dan penutup.
Permasalahan yang dihadapi guru terkait rendahnya kemampuan siswa
memproduksi teks prosedur dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
antara lain: (1) siswa kesulitan dalam mengurutkan bagian-bagian serta langkah
pembuatan teks prosedur, (2) siswa masih kesulitan dalam mengembangkan teks
prosedur dengan memperhatikan aspek kebahasaan. Dengan demikian, guru
harus dapat mengkreasikan pembelajaran di kelas agar permasalahan tersebut
dapat teratasi. Salah satu startegi yang dapat dilakukan guru supaya pembelajaran
yang lebih menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan metode
demonstrasi PBL.
Demontrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena
membantu siswa untuk mencari jawaban sendiri berdasarkan fakta atau data yang
benar. Metode demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata (Majid, 2017: 197).
Adapun langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi menurut Majid
(2017: 198-199) yaitu persiapan, pembukaan, pelaksanaan, dan penutup.
Agar mendapat hasil yang optimal, peneliti mengintegrasikan metode
demontrasi dalam metode demonstrasi berbasis PBL. Model pembelajaran ini
yang memfokuskan pada pelacakan akar masalah dan memecahkan masalah
tersebut oleh siswa melalui kerja kelompok (Majid, 2017: 213). Menurut Hosnan,
(2014: 301) tahapan model PBL yaitu orientasi siswa pada masalah,
mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Akinoglu & Tandogan (dalam
Ariyana, dkk, 2019: 39-40), model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan
yaitu, berpusat pada peserta didik, membatu peserta didik memecahkan masalah
104
dengan konsep yang baru, membantu peserta didik berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemampuan peserta didik bersosialisasi, membantu peserta
didik dalam megelola waktu, dan membantu peserta didik belajar sepanjang hayat.
Oleh karena itu, model pembelajaran PBL dapat diterapkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya teks ceramah, prosedur, cerpen, dan eksplanasi
Dengan demikian, metode demonstrasi berbasis PBL mempunyai
kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-kekurangan guru sehingga guru
mampu menyampaikan materi secara jelas dan mudah dipahami siswa. Dengan
demikian, penggunan metode demonstasi PBL dapat menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan sehingga proses belajar akan
efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Apabila seseorang
memiliki kemampuan memecahkan masalah berarti orang tersebut dapat berpikir
kritis, logis, dan kreatif (Syafii & Yasin, 2013). Dengan strategi pembelajaran
demonstrasi berbasis PBL siswa dapat menuliskan sesuatu prosedur dengan
tahapan yang logis dan masuk akal sehingga tingkat keakuratan tulisan dapat
dipertanggungjawabkan dan informatif.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi sangat efektif meningkatkan keterampilan menulis siswa
pada jenis teks yang membutuhkan logika berpikir ilmiah antara lain peningkatan
keterampilan menulis teks eksplanasi (Herman, dkk, 2016) dan peningkatan
kemampuan menulis petunjuk (Solihah, 2012). Keefektifan peningkatan
keterampilan menulis berdasarkan logika berpikir ilmiah dengan menggunakan
model PBL ditunjukkan dari hasil penelitian teks eksposisi pada Kurnia (2015).
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasakan pentingnya menciptakan
pembelajaran yang variatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis
teks prosedur peserta didik. Oleh karena itu, penulis melakukan sebuah penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Metode Demontrasi Problem Based Learning untuk
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas XI MIPA 1
SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Masalah penelitian ini
difokuskan bagaimana peningkatan keterampilan menulis teks prosedur dengan
105
menggunakan metode demonstrasi berbasis PBL pada siswa kelas XI MIPA 1
SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan peningkatkan keterampilan menulis teks prosedur dengan
menggunakan metode demonstrasi berbasis PBL pada siswa kelas XI MIPA 1
SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2018/2019.
Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
guru untuk referensi pemilihan model dan media dalam upaya meningkatkan
keterampilan menulis teks prosedur, siswa menjadi lebih termotivasi dalam
belajar dan lebih menguasai materi memproduksi teks prosedur serta mengalami
perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik, dan bagi kemajuan sekolah.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran
menulis teks prosedur dengan menggunakan metode demonstrasi PBL pada siswa
kelas XI MIPA I SMA Negeri 6 Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart yang dilakukan dalam
bentuk siklus atau spiral. Siklus tersebut terdiri atas empat langkah, yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi
(reflect) (Arifin, 2014: 110).
Tempat penelitian dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6
Yogyakarta meliputi perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu pada hari
Selasa, tanggal 7 Agustus 2018 di siklus 1 dan hari Rabu, tanggal 15 Agustus
2018 pada siklus II. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI
MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta dan objek penelitian ini adalah penerapan
metode demonstrasi berbasis PBL dalam upaya meningkatkan keterampilan
menulis teks prosedur. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dokumentasi, angket, dan tes. Instrumen yang digunakan
106
untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi, catatan lapangan, lembar
pedoman wawancara, lembar penilaian menulis teks prosedur, dan angket.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas demokratik, validitas
proses, validitas dialogis (Arifin, 2014: 116-117). Reliabilitas dalam penelitian ini
dapat diwujudkan dengan penilaian data asli penelitian yang meliputi transkrip
wawancara, catatan lapangan, angket, dokumentasi, dan lembar penilaian
keterampilan menulis teks prosedur. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang didukung data kuantitatif
(Arikunto, 2013: 282-283). Indikator keberhasilan proses pembelajaran adalah
keadaan setelah dilakukan tindakan lebih baik dari sebelumnya. Keberhasilan
hasil diperoleh jika terjadi peningkatan ketuntasan nilai penulisan teks prosedur
dengan metode demonstrasi PBL sebesar 100%.
Tindakan Siklus I
1. Perencanaan
a. Koordinasi guru dan kolaborator
terkait kondisi awal kelas materi
teks prosedur dan analisis masalah.
b. Guru dan kolaborator berdikusi
terkait strategi penerapan metode
demonstrasi PBL
c. Guru dan kolaborator menyusun
silabus, RPP,, angket respon siswa,
dan lembar observasi
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran di kelas sesuai
RPP Siklus 1 dengan metode
demonstrasi (teks disediakan guru)
berbasis PBL.
3. Pengamatan
Hasil pengamatan sebagai sumber data
kualitatif, hasil tulisan prosedur
digunakan sebagai sumber data
kuantitatif
4. Refleksi
Guru dan kolaborator berdiskusi terkait
hasil analisis data pelaksanaan
pembelajaran siklus I. Hasil
menunjukkan bahwa indicator
keberhasilan pencapaian KKM sebesar ≥
75 belum tercapai.Disepakati dengan
strategi pelaksanaan pembelajaran
dengan metode demonstrasi PBL dengan
fokus bakat dan minat siswa sesuai
kegiatan ekstrakurikuler sebagai
perbaikan pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II.
Tindak
an
siklus2
Tindakan Siklus II
1. Perencanaan
a. Koordinasi guru dan kolaborator
terkait hasil pelaksanaan siklus 1 dan
analisis masalah. Siklus 1
b. Guru dan kolaborator berdiskusi
terkait strategi penerapan metode
demonstrasi PBL berbasis bakat dan
minat siswa sesuai kegiatan
ekstrakurikuler.
c. Guru dan kolaborator menyusun
silabus, RPP siklus 2, angket respon
siswa, dan lembar observasi
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran di kelas
sesuai RPP Siklus 1 dengan metode
demonstrasi (teks disediakan guru)
berbasis PBL berbasis bakat dan minat
siswa sesuai kegiatan ekstrakurikuler.
3. Pengamatan
Hasil pengamatan sebagai sumber data
kualitatif, hasil tulisan prosedur
digunakan sebagai sumber data
kuantitatif
4. Reflksi
Guru dan kolaborator berdiskusi terkait
hasil analisis data pelaksanaan
pembelajaran siklus II. Hasil
menunjukkan bahwa indicator
keberhasilan pencapaian KKM sebesar
≥ 75 sudah tercapai.Tindakan siklus
dihentikan pada siklus ke-II.
Indikator
keberhasilan
belum
tercapai
Metode
demonstrasi
PBL
berbasis
bakat dan
minat siswa
107
Gambar 1. Model Tindakan Siklus I dan Siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan metode demonstrasi
berbasis PBL bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis teks
prosedur pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta. Catatan
lapangan dan tes pratindakan menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks
prosedur siswa pada kategori rendah dan perlu ditingkatkan untuk menjadi lebih
baik.
Rendahnya kemampuan menulis teks prosedur siswa dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal antara lain: (1) kesulitan siswa dalam
mengurutkan bagian-bagian serta langkah pembuatan teks prosedur, (2) kesulitan
siswa dalam mengembangkan teks prosedur dengan memperhatikan aspek
kebahasaan. Faktor eksternal yaitu penggunaan metode yang guru terapkan dalam
pembelajaran kurang kreatif dan variatif sehingga siswa merasa jenuh dan kurang
tertarik dalam pelajaran. Alokasi waktu pembelajaran yang berada pada jam
istirahat pertama atau jam terakhir yang sangat mempengaruhi psikologi
siswa.Lokasi kelas yang berada di pojok lantai dua menimbulkan suasana yang
pengap atau panas.
Tes awal menulis prosedur yang dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Agustus
2018 jam ke 4-5 di kelas XI MIPA 1. Berdasarkan informasi awal keterampilan
siswa menulis teks prosedur diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas XI MIPA
1 SMA Negeri 6 Yogyakarta masih mengalami kesulitan ketika mengikuti
pembelajaran menulis teks prosedur. Hal tersebut dikarenakan siswa jarang
berlatih menulis teks prosedur di rumah maupun di sekolah. Nilai rata-rata siswa
sebelum dikenai tindakan adalah 68,14.
Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan metode
demonstrasi berbasis PBL dilaksanakan dalam dua siklus yaitu hari Selasa,
108
tanggal 7 Agustus 2018 di siklus 1 dan hari Rabu, tanggal 15 Agustus 2018 pada
siklus II di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta.
Pada pembelajaran siklus I siswa lebih antusias dibanding pada saat
pratindakan. Guru juga terlihat lebih mudah mengkondisikan keadaan siswa.
Proses pembelajaran pada siklus I ini lebih menyenangkan karena pembelajaran
dilakukan menggunakan model pembelajaran PBL yang di dalamnya terdapat
metode demonstrasi. Dilihat dari keberhasilan produk, skor rata-rata hasil menulis
teks prosedur siswa telah mengalami peningkatan dibandingkan pada saat tes awal
menulis. Skor rata-rata pratindakan siswa dalam menulis teks prosedur adalah
68,14 sedangkan pada siklus I skor rata-rata sebesar 71,29.
Pada silklus I nilai rata-rata yang didapatkan siswa memang cukup
memuaskan. Akan tetapi, indikator keberhasilan penelitian belum tercapai. Hal
tersebut dikarenakan pada siklus I kegiatan menyunting antarsiswa belum
terlaksana. Selain itu, kegiatan demonstrasi sebagai stimulus kegiatan menulis teks
demonstrasi belum dapat mengkonkretkan gagasan siswa.
Pada siklus II, tindakan yang dilakukan hampir sama dengan tindakan pada
siklus I. Tindakan pada siklus II mengalami beberapa perbaikan, seperti adanya
kegiatan menyunting antarsiswa dan presentasi secara objektif. Kegiatan
pendemonstrasian secara berkelompok pada tahap stimulus difokuskan pada bakat
dan minat sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler. Terjadi peningkatan porses
pemebelajaran pada siklus ini. Hal ini terlihat pada aktivitas siswa banyak terlihat
lebih aktif dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktivitas guru
dalam pembelajaran berperan sebagai motivator. Peningkatan hasil pada siklus II
terlihat pada peningkatan nilai rata-rata siklus II mencapai 80,64 dengan
ketuntasan 100%. Berikut ini foto-foto pelaksanaan pembelajaran siklus I dan
siklus II.
109
Gambar 2. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.
Gambar 3. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.
Penggunaan metode demonstrasi PBL ini terbukti mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur. Skor rata-rata awal pratindakan adalah
sebesar 68,14. Pada siklus I skor rata-rata meningkat menjadi 71,29. Pada siklus II
kembali mengalami peningkatan menjadi 80,64. Peningkatan pada siklus II ini memang
110
tidak sesignifikan pada peningkatan yang terjadi pada siklus I. Akantetapi, pada siklus II
ini kemampuan menulis teks prosedur siswa lebih merata. Berikut disajikan diagram
peningkatan skor rata-rata pratindakan, siklus I, dan siklus II.
Gambar 4. Peningkatan Skor Rata-rata Aspek Menulis Teks Prosedur.
Peningkatan hasil menulis teks prosedur dapat dilihat dari perkembangan
peningkatan rata-rata aspek yang dinilai pada hasil menulis teks prosedur siswa yang
terdiri atas 4 aspek, yakni aspek isi, struktur, aspek kebahasaan, dan mekanik. Penilaian
kekempat aspek merupakan jumlah skor keseluruhan aspek. Hal ini dilakukan dengan
tujuan diperoleh gambaran secara keseluruhan peningkatan kemampuan menulis teks
prosedur.
Peningkatan skor rata-rata tiap aspek dari tahap pratindakan hingga siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1: Peningkatan Skor Rata-rata Aspek Menulis Prosedur dari Pratindakan hingga
Siklus II.
68
.14
71
.28
80
.64
60
65
70
75
80
85
Pratindakan Siklus 1 Siklus 2
No Aspek Pratindakan Siklus I Siklus II Pratindakan ke
Siklus I
Siklus I ke
Siklus II
Pratindakan ke
Siklus II
1 Isi 14,17 14,51 16,02 0,34 1,51 1,85
2 Struktur 13,82 14,37 16,34 0,55 1,97 2,52
3 Kebaha-
saan 13,31 14,11 16,28 0,8 2,17 2,97
4 Mekanik 13,2 14,02 15,85 0,82 1,83 2,65
Rata-rata Kelas 68,14 71,29 80,64 3,14 9,36 12,5
111
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor keseluruhan kemampuan
menulis teks prosedur pada pratindakan masih rendah, yaitu 68,14. Setelah diberi
tindakan (siklus I) menggunakan metode demonstrasi Problem Based Learning skor
rata-ratanya menjadi 71,29. Kemudian skor rata-rata siswa kembali mengalami
peningkatan pada akhir siklus II menjadi 80,64. Secara keseluruhan dari pratindakan
hingga siklus II skor rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 12,5. Berikut ini
peningkatan kemampuan menulis teks prosedur jika ditampilkan dalam bentuk grafik.
Gambar 5. Peningkatan Skor Rata-rata Aspek Menulis Teks Prosedur dari Pratindakan
hingga Siklus II.
Selain dari segi rata-rata pada hasil menulis teks prosedur, peningkatan hasil
dalam pembelajaran menulis teks prosedur juga dapat dilihat dari perolehan skor siswa
pada setiap siklus. Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa mulai dari
pratindakan sampai siklus II terjadi peningkatan hampir setiap aspek yang dinilai dari
menulis teks prosedur. Berikut akan dijelaskan peningkatan dari setiap aspek yang
dinilai tersebut.
Aspek isi menjadi aspek pertama yang dinilai dan mempunyai poin paling besar
dalam penilaian teks prosedur. Penilaian isi pada teks prosedur meliputi kesesuaian
judul dengan topik, gagasan yang mendukung sesuai dengan topik dan judul yang
14.1
7
13.8
2
13.3
1
13.2
14.5
1
14.3
7
14.1
1
14.0
2
16
.02
16
.34
16.2
8
15
.85
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Isi Struktur Kebahasaan Mekanik
Pratindakan
Siklus II
Siklus II
112
dipilih, dan tujuan akhir dari teks prosedur yaitu memberikan petunjuk atau cara
melakukan sesuatu melalui serangkain tindakan atau langkah-langkah. Skor tertinggi
pada aspek ini yakni 20. Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa dari aspek
ini adalah 14,17. Skor tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar
0,34 sehingga pada saat siklus I menjadi 14,51. Skor pada siklus II juga mengalami
peningkatan sebesar 1,51 sehingga menjadi 16,02.
Aspek kedua yang dinilai dalam menulis teks prosedur adalah aspek struktur teks.
Aspek struktur dalam teks prosedur memiliki tiga bagian utama yakni tujuan, langkah-
langkah, dan penutup atau penegasan ulang. Skor tertinggi pada aspek ini yakni 20.
Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada aspek ini adalah 13,82. Skor
tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 0,55 sehingga pada saat
siklus I menjadi 14,37. Peningatan yang signifikan terjadi pada siklus II yakni sebesar
1,97sehingga skor rata-rata pada siklus II menjadi 16,34.
Aspek ketiga yang dinilai dalam menulis teks prosedur adalah aspek kebahasaan.
Aspek kebahasaa dalam teks prosedur diantaranya penggunaan kata kerja imperatif,
pernyataan persuasif, konjungsi penjumlahan, deskripsi alat, dan kata teknis. Skor
tertinggi pada aspek ini yakni 20. Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa
pada aspek ini adalah 13,31. Skor tersebut mengalami peningkatan yang cukup
signifikan sebesar 0,8 sehingga pada saat siklus I menjadi 14,11. Skor pada siklus II
juga mengalami peningkatan sebesar 2,17sehingga skor rata-rata pada siklus II menjadi
16,28.
Aspek terakhir yang dinilai dalam menulis teks prosedur adalah aspek mekanik.
Aspek mekanik dalam teks prosedur meliputi ejaan dan tata tulis. Skor tertinggi pada
aspek ini yakni 20. Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada aspek ini
adalah 13,2. Skor tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 0,82
sehingga pada saat siklus I menjadi 14,02. Peningkatan yang signifikan terjadi pada
siklus II yakni sebesar 1,83 sehingga skor rata-rata pada siklus II menjadi 15,85.
113
SIMPULAN
Penerapan metode demonstrasi berbasis PBL dalam pembelajaran keterampilan
menulis teks prosedur dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur pada
siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta. Peningkatan hasil belajar tersebut
meliputi: (a) meningkatnya perasaan puas pada siswa, dan (b) meningkatnya
kompetensi siswa dalam menulis teks prosedur sebesar 12,23%. Hasil pretes nilai rata-
rata menulis teks prosedur adalah 68,41 %. Setelah penerapan siklus I, rata-rata nilai
kompetensi menulis teks prosedur adalah 71, 29%. Terjadi peningkatan rata-rata nilai
2,88%. Beberapa kendala penerapan metode demontasi pada siklus I direflesikkan pada
penerapan siklus II. Hasil rata-rata nilai tindakan pada siklus II adalah 80,64%. Terjadi
kenaikan rata-rata nilai hasil penulisan teks prosedur sebesar 9,35%. Dengan hasil rata-
rata nilai setelah tindakan siklus II, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
berbasis PBL dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas
XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta.
Metode demonstrasi berbasis PBL membantu siswa untuk mencari jawaban sendiri
berdasarkan fakta atau data yang benar. Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran,
siswa lebih mudah menuangkan ide dan kreativitasnya dengan metode demonstrasi
berbasis PBL. Hasil akhir pembelajaran dan kesan siswa ternyata lebih puas dan senang
dengan teksnya berdasarkan demonstrasi. Secara umum, peningkatan kualitas proses
belajar tampak pada munculnya antusiasme dan kerja sama siswa dalam pembelajaran.
Di samping peningkatan kualitas proses pembelajaran, penerapan metode
demonstrasi berbasis PBL dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur di
kelas XI IPA 1 terjadi peningkatan hasil. Peningkatan tersebut meliputi: (a)
meningkatnya perasaan puas pada siswa, dan (b) meningkatnya kompetensi siswa dalam
menulis teks prosedur dengan rata-rata ketuntasan mencapai 100 % sampai dengan
siklus II.
114
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Rosda.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ariyana, Y, dkk. (2019). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemendikbud.
Herman, F.H. (2016). “Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Teks
Eksplanasi Siswa Sekolah Menengah Atas: Penelitian Tindakan Kelas”. FKIP.
Universitas Sebelas Maret.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kosasih. (2016). Jenis- jenis Teks: Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta Langkah
Penulisannya. Bandung: Yrama Widya.
Kurnia. (2015). “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Eksposisi pada Siswa Kelas X IIS-4 SMA Negeri 8
Makassar”.Jurnal Pepatuzdu, Vol. 9, No. 1 Mei 2015.
Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
Rajawali Pres.
Majid, A. (2017). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Priyatni, E.T. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.
Malang: Bumi Karsa
Solihah, O. (2016). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Petunjuk pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada
Siswa Kelas IV SD (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri
Baturengat II Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung). Skripsi (S1), FKIP
UNPAS.
Suherli, dkk. (2017). Bahasa Indonesia Kelas XI. Jakarta: Kemdikbud.
115
Syafii, W. & Yasin, R.M. (2013). “Problem solving skills and learning achievements
through problem-based module in teaching and learning biology in high
school”. Asian Social Science, 9(12 SPL ISSUE), 220-228.
https://doi.org/10.5539/ass.v9n12p220.
Zaalia, L, dkk. (2019). Buku Pegangan IN/GI. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.
Zainurrahman. (2011). Menulis dari Teori hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.