15
101 METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR Veronica Endang Wahyuni SMA Negeri 6 Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis problem based learning (PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta berjumlah 35 siswa. Penelitian ini terdiri dua siklus.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes menulis teks prosedur, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Keabsahan data dengan validitas (demokratis, proses, dialogis) dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi berbasis PBL dapat meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur. Peningkatan terlihat dari segi proses maupun hasil. Peningkatan proses tercatat berdasarkan peran guru maupun siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditandai dengan munculnya respon positif melalui sikap kerja sama dan antusias yang ditunjukkan siswa serta kondisi pembelajaran yang berlangsung kondusif. Peningkatan proses berdampak positif terhadap peningkatan hasil. Peningkatan hasil dapat terlihat dari peningkatan skor produk teks siswa pada siklus I sampai dengan siklus II. Rata-rata skor pada saat pratindakan sebesar 68,14 rata-rata pada siklus I sebesar 68,57, dan rata-rata pada siklus II sebesar 80,64. Kenaikan skor rata-rata mulai dari pratindakan hingga siklus II adalah sebesar 12,05. Kata kunci: pembelajaran, menulis teks prosedur, metode demonstrasi, model PBL. PENDAHULUAN Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa- siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu,

METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

101

METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

PROSEDUR

Veronica Endang Wahyuni

SMA Negeri 6 Yogyakarta

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan keterampilan

menulis teks prosedur pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta

dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis problem based learning

(PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian

adalah XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta berjumlah 35 siswa. Penelitian ini

terdiri dua siklus.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara, tes menulis teks prosedur, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Keabsahan data

dengan validitas (demokratis, proses, dialogis) dan triangulasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa metode demonstrasi berbasis PBL dapat meningkatkan

kemampuan menulis teks prosedur. Peningkatan terlihat dari segi proses maupun

hasil. Peningkatan proses tercatat berdasarkan peran guru maupun siswa dalam

pembelajaran. Hal ini ditandai dengan munculnya respon positif melalui sikap

kerja sama dan antusias yang ditunjukkan siswa serta kondisi pembelajaran yang

berlangsung kondusif. Peningkatan proses berdampak positif terhadap

peningkatan hasil. Peningkatan hasil dapat terlihat dari peningkatan skor produk

teks siswa pada siklus I sampai dengan siklus II. Rata-rata skor pada saat

pratindakan sebesar 68,14 rata-rata pada siklus I sebesar 68,57, dan rata-rata pada

siklus II sebesar 80,64. Kenaikan skor rata-rata mulai dari pratindakan hingga

siklus II adalah sebesar 12,05.

Kata kunci: pembelajaran, menulis teks prosedur, metode demonstrasi, model

PBL.

PENDAHULUAN

Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan

capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-

siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order

thinking skills) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu,

Page 2: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

102

siswa harus dibiasakan dengan soal-soal dan dan tugas dalam pembelajaran yang

berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar terdorong

kemampuan berpikir kritisnya (Zaalia, 2019: 1).

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari empat aspek keterampilan

berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak lagi dipahami hanya

sekadar proses pengungkapan gagasan atau cara berkomunikasi dalam bentuk

tulisan. Keterampilan menulis menempati urutan terakhir dan dalam proses

perkembangan kehidupan seseorang dan yang paling sulit dikuasai

(Zainurrahman, 2011: 2). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa keterampilan

menulis merupakan keterampilan atas dasar keterampilan berpikir tingkat tinggi

berupa pengembangan kreativitas dan proses berpikir logis (Zaalia, 2019:1).

Keterampilan menulis berperan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Buku, artikel, berita, cerita, pengumuman, dan laporan adalah contoh bentuk dan

produk bahasa tulis yang akrab dalam kehidupan. Keterampilan menulis menjadi

syarat mutlak bagi seseorang untuk berkecimpung dalam berbagai macam bidang

kegiatan. Hal ini mengandung pengertian bahwa keterampilan menulis memiliki

peran yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari (Zainurrahman, 2011:2).

Pembelajaran keterampilan menulis memerlukan strategi yang tepat demi

tercapainya peningkatan keterampilan menulis pada siswa. Salah satu jenis

keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa adalah teks prosedur. Dalam

pandangan Priyatni (2014: 87), teks prosedur adalah teks yang memberikan

petunjuk atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut. Sejalan

dengan pemahaman tersebut, Mahsun (2014: 30), teks prosedur adalah teks yang

bertujuan untuk memberikan pengarahan atau pengajaran tentang langkah-

langkah sesuatu yang telah ditentukan.Teks prosedur adalah teks yang

menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara

melakukan sesuatu (Kosasih, 2016: 67). Teks prosedur bertujuan memberikan

panduan membuat atau melakukan sesuatu sehingga membuahkan hasil yang

maksimal dan berlangsung secara efektif. Dengan membaca teks prosedur,

Page 3: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

103

pembaca dapat mengetahui langkah-langkah membuat atau melakukan sesuatu

dengan benar terhindar dari kesalahan prosedur (Suherli, dkk, 2017: 12). Menurut

Kosasih (2016: 68-69) struktur teks prosedur terbagi ke dalam perumusan tujuan

(pendahuluan), langkah-langkah pembahasan, dan penutup.

Permasalahan yang dihadapi guru terkait rendahnya kemampuan siswa

memproduksi teks prosedur dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

antara lain: (1) siswa kesulitan dalam mengurutkan bagian-bagian serta langkah

pembuatan teks prosedur, (2) siswa masih kesulitan dalam mengembangkan teks

prosedur dengan memperhatikan aspek kebahasaan. Dengan demikian, guru

harus dapat mengkreasikan pembelajaran di kelas agar permasalahan tersebut

dapat teratasi. Salah satu startegi yang dapat dilakukan guru supaya pembelajaran

yang lebih menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan metode

demonstrasi PBL.

Demontrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena

membantu siswa untuk mencari jawaban sendiri berdasarkan fakta atau data yang

benar. Metode demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu

peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar

dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata (Majid, 2017: 197).

Adapun langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi menurut Majid

(2017: 198-199) yaitu persiapan, pembukaan, pelaksanaan, dan penutup.

Agar mendapat hasil yang optimal, peneliti mengintegrasikan metode

demontrasi dalam metode demonstrasi berbasis PBL. Model pembelajaran ini

yang memfokuskan pada pelacakan akar masalah dan memecahkan masalah

tersebut oleh siswa melalui kerja kelompok (Majid, 2017: 213). Menurut Hosnan,

(2014: 301) tahapan model PBL yaitu orientasi siswa pada masalah,

mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan

kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Akinoglu & Tandogan (dalam

Ariyana, dkk, 2019: 39-40), model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan

yaitu, berpusat pada peserta didik, membatu peserta didik memecahkan masalah

Page 4: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

104

dengan konsep yang baru, membantu peserta didik berpikir tingkat tinggi,

mengembangkan kemampuan peserta didik bersosialisasi, membantu peserta

didik dalam megelola waktu, dan membantu peserta didik belajar sepanjang hayat.

Oleh karena itu, model pembelajaran PBL dapat diterapkan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya teks ceramah, prosedur, cerpen, dan eksplanasi

Dengan demikian, metode demonstrasi berbasis PBL mempunyai

kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-kekurangan guru sehingga guru

mampu menyampaikan materi secara jelas dan mudah dipahami siswa. Dengan

demikian, penggunan metode demonstasi PBL dapat menyalurkan pesan yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan sehingga proses belajar akan

efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Apabila seseorang

memiliki kemampuan memecahkan masalah berarti orang tersebut dapat berpikir

kritis, logis, dan kreatif (Syafii & Yasin, 2013). Dengan strategi pembelajaran

demonstrasi berbasis PBL siswa dapat menuliskan sesuatu prosedur dengan

tahapan yang logis dan masuk akal sehingga tingkat keakuratan tulisan dapat

dipertanggungjawabkan dan informatif.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan

metode demonstrasi sangat efektif meningkatkan keterampilan menulis siswa

pada jenis teks yang membutuhkan logika berpikir ilmiah antara lain peningkatan

keterampilan menulis teks eksplanasi (Herman, dkk, 2016) dan peningkatan

kemampuan menulis petunjuk (Solihah, 2012). Keefektifan peningkatan

keterampilan menulis berdasarkan logika berpikir ilmiah dengan menggunakan

model PBL ditunjukkan dari hasil penelitian teks eksposisi pada Kurnia (2015).

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasakan pentingnya menciptakan

pembelajaran yang variatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis

teks prosedur peserta didik. Oleh karena itu, penulis melakukan sebuah penelitian

tindakan kelas yang berjudul “Metode Demontrasi Problem Based Learning untuk

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas XI MIPA 1

SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Masalah penelitian ini

difokuskan bagaimana peningkatan keterampilan menulis teks prosedur dengan

Page 5: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

105

menggunakan metode demonstrasi berbasis PBL pada siswa kelas XI MIPA 1

SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini

adalah mendeskripsikan peningkatkan keterampilan menulis teks prosedur dengan

menggunakan metode demonstrasi berbasis PBL pada siswa kelas XI MIPA 1

SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2018/2019.

Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

guru untuk referensi pemilihan model dan media dalam upaya meningkatkan

keterampilan menulis teks prosedur, siswa menjadi lebih termotivasi dalam

belajar dan lebih menguasai materi memproduksi teks prosedur serta mengalami

perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik, dan bagi kemajuan sekolah.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran

menulis teks prosedur dengan menggunakan metode demonstrasi PBL pada siswa

kelas XI MIPA I SMA Negeri 6 Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart yang dilakukan dalam

bentuk siklus atau spiral. Siklus tersebut terdiri atas empat langkah, yaitu

perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi

(reflect) (Arifin, 2014: 110).

Tempat penelitian dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6

Yogyakarta meliputi perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu pada hari

Selasa, tanggal 7 Agustus 2018 di siklus 1 dan hari Rabu, tanggal 15 Agustus

2018 pada siklus II. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI

MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta dan objek penelitian ini adalah penerapan

metode demonstrasi berbasis PBL dalam upaya meningkatkan keterampilan

menulis teks prosedur. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, dokumentasi, angket, dan tes. Instrumen yang digunakan

Page 6: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

106

untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi, catatan lapangan, lembar

pedoman wawancara, lembar penilaian menulis teks prosedur, dan angket.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas demokratik, validitas

proses, validitas dialogis (Arifin, 2014: 116-117). Reliabilitas dalam penelitian ini

dapat diwujudkan dengan penilaian data asli penelitian yang meliputi transkrip

wawancara, catatan lapangan, angket, dokumentasi, dan lembar penilaian

keterampilan menulis teks prosedur. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang didukung data kuantitatif

(Arikunto, 2013: 282-283). Indikator keberhasilan proses pembelajaran adalah

keadaan setelah dilakukan tindakan lebih baik dari sebelumnya. Keberhasilan

hasil diperoleh jika terjadi peningkatan ketuntasan nilai penulisan teks prosedur

dengan metode demonstrasi PBL sebesar 100%.

Tindakan Siklus I

1. Perencanaan

a. Koordinasi guru dan kolaborator

terkait kondisi awal kelas materi

teks prosedur dan analisis masalah.

b. Guru dan kolaborator berdikusi

terkait strategi penerapan metode

demonstrasi PBL

c. Guru dan kolaborator menyusun

silabus, RPP,, angket respon siswa,

dan lembar observasi

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran di kelas sesuai

RPP Siklus 1 dengan metode

demonstrasi (teks disediakan guru)

berbasis PBL.

3. Pengamatan

Hasil pengamatan sebagai sumber data

kualitatif, hasil tulisan prosedur

digunakan sebagai sumber data

kuantitatif

4. Refleksi

Guru dan kolaborator berdiskusi terkait

hasil analisis data pelaksanaan

pembelajaran siklus I. Hasil

menunjukkan bahwa indicator

keberhasilan pencapaian KKM sebesar ≥

75 belum tercapai.Disepakati dengan

strategi pelaksanaan pembelajaran

dengan metode demonstrasi PBL dengan

fokus bakat dan minat siswa sesuai

kegiatan ekstrakurikuler sebagai

perbaikan pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II.

Tindak

an

siklus2

Tindakan Siklus II

1. Perencanaan

a. Koordinasi guru dan kolaborator

terkait hasil pelaksanaan siklus 1 dan

analisis masalah. Siklus 1

b. Guru dan kolaborator berdiskusi

terkait strategi penerapan metode

demonstrasi PBL berbasis bakat dan

minat siswa sesuai kegiatan

ekstrakurikuler.

c. Guru dan kolaborator menyusun

silabus, RPP siklus 2, angket respon

siswa, dan lembar observasi

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran di kelas

sesuai RPP Siklus 1 dengan metode

demonstrasi (teks disediakan guru)

berbasis PBL berbasis bakat dan minat

siswa sesuai kegiatan ekstrakurikuler.

3. Pengamatan

Hasil pengamatan sebagai sumber data

kualitatif, hasil tulisan prosedur

digunakan sebagai sumber data

kuantitatif

4. Reflksi

Guru dan kolaborator berdiskusi terkait

hasil analisis data pelaksanaan

pembelajaran siklus II. Hasil

menunjukkan bahwa indicator

keberhasilan pencapaian KKM sebesar

≥ 75 sudah tercapai.Tindakan siklus

dihentikan pada siklus ke-II.

Indikator

keberhasilan

belum

tercapai

Metode

demonstrasi

PBL

berbasis

bakat dan

minat siswa

Page 7: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

107

Gambar 1. Model Tindakan Siklus I dan Siklus II.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan metode demonstrasi

berbasis PBL bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis teks

prosedur pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta. Catatan

lapangan dan tes pratindakan menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks

prosedur siswa pada kategori rendah dan perlu ditingkatkan untuk menjadi lebih

baik.

Rendahnya kemampuan menulis teks prosedur siswa dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal antara lain: (1) kesulitan siswa dalam

mengurutkan bagian-bagian serta langkah pembuatan teks prosedur, (2) kesulitan

siswa dalam mengembangkan teks prosedur dengan memperhatikan aspek

kebahasaan. Faktor eksternal yaitu penggunaan metode yang guru terapkan dalam

pembelajaran kurang kreatif dan variatif sehingga siswa merasa jenuh dan kurang

tertarik dalam pelajaran. Alokasi waktu pembelajaran yang berada pada jam

istirahat pertama atau jam terakhir yang sangat mempengaruhi psikologi

siswa.Lokasi kelas yang berada di pojok lantai dua menimbulkan suasana yang

pengap atau panas.

Tes awal menulis prosedur yang dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Agustus

2018 jam ke 4-5 di kelas XI MIPA 1. Berdasarkan informasi awal keterampilan

siswa menulis teks prosedur diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas XI MIPA

1 SMA Negeri 6 Yogyakarta masih mengalami kesulitan ketika mengikuti

pembelajaran menulis teks prosedur. Hal tersebut dikarenakan siswa jarang

berlatih menulis teks prosedur di rumah maupun di sekolah. Nilai rata-rata siswa

sebelum dikenai tindakan adalah 68,14.

Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan metode

demonstrasi berbasis PBL dilaksanakan dalam dua siklus yaitu hari Selasa,

Page 8: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

108

tanggal 7 Agustus 2018 di siklus 1 dan hari Rabu, tanggal 15 Agustus 2018 pada

siklus II di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Pada pembelajaran siklus I siswa lebih antusias dibanding pada saat

pratindakan. Guru juga terlihat lebih mudah mengkondisikan keadaan siswa.

Proses pembelajaran pada siklus I ini lebih menyenangkan karena pembelajaran

dilakukan menggunakan model pembelajaran PBL yang di dalamnya terdapat

metode demonstrasi. Dilihat dari keberhasilan produk, skor rata-rata hasil menulis

teks prosedur siswa telah mengalami peningkatan dibandingkan pada saat tes awal

menulis. Skor rata-rata pratindakan siswa dalam menulis teks prosedur adalah

68,14 sedangkan pada siklus I skor rata-rata sebesar 71,29.

Pada silklus I nilai rata-rata yang didapatkan siswa memang cukup

memuaskan. Akan tetapi, indikator keberhasilan penelitian belum tercapai. Hal

tersebut dikarenakan pada siklus I kegiatan menyunting antarsiswa belum

terlaksana. Selain itu, kegiatan demonstrasi sebagai stimulus kegiatan menulis teks

demonstrasi belum dapat mengkonkretkan gagasan siswa.

Pada siklus II, tindakan yang dilakukan hampir sama dengan tindakan pada

siklus I. Tindakan pada siklus II mengalami beberapa perbaikan, seperti adanya

kegiatan menyunting antarsiswa dan presentasi secara objektif. Kegiatan

pendemonstrasian secara berkelompok pada tahap stimulus difokuskan pada bakat

dan minat sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler. Terjadi peningkatan porses

pemebelajaran pada siklus ini. Hal ini terlihat pada aktivitas siswa banyak terlihat

lebih aktif dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktivitas guru

dalam pembelajaran berperan sebagai motivator. Peningkatan hasil pada siklus II

terlihat pada peningkatan nilai rata-rata siklus II mencapai 80,64 dengan

ketuntasan 100%. Berikut ini foto-foto pelaksanaan pembelajaran siklus I dan

siklus II.

Page 9: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

109

Gambar 2. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.

Gambar 3. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.

Penggunaan metode demonstrasi PBL ini terbukti mampu meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur. Skor rata-rata awal pratindakan adalah

sebesar 68,14. Pada siklus I skor rata-rata meningkat menjadi 71,29. Pada siklus II

kembali mengalami peningkatan menjadi 80,64. Peningkatan pada siklus II ini memang

Page 10: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

110

tidak sesignifikan pada peningkatan yang terjadi pada siklus I. Akantetapi, pada siklus II

ini kemampuan menulis teks prosedur siswa lebih merata. Berikut disajikan diagram

peningkatan skor rata-rata pratindakan, siklus I, dan siklus II.

Gambar 4. Peningkatan Skor Rata-rata Aspek Menulis Teks Prosedur.

Peningkatan hasil menulis teks prosedur dapat dilihat dari perkembangan

peningkatan rata-rata aspek yang dinilai pada hasil menulis teks prosedur siswa yang

terdiri atas 4 aspek, yakni aspek isi, struktur, aspek kebahasaan, dan mekanik. Penilaian

kekempat aspek merupakan jumlah skor keseluruhan aspek. Hal ini dilakukan dengan

tujuan diperoleh gambaran secara keseluruhan peningkatan kemampuan menulis teks

prosedur.

Peningkatan skor rata-rata tiap aspek dari tahap pratindakan hingga siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1: Peningkatan Skor Rata-rata Aspek Menulis Prosedur dari Pratindakan hingga

Siklus II.

68

.14

71

.28

80

.64

60

65

70

75

80

85

Pratindakan Siklus 1 Siklus 2

No Aspek Pratindakan Siklus I Siklus II Pratindakan ke

Siklus I

Siklus I ke

Siklus II

Pratindakan ke

Siklus II

1 Isi 14,17 14,51 16,02 0,34 1,51 1,85

2 Struktur 13,82 14,37 16,34 0,55 1,97 2,52

3 Kebaha-

saan 13,31 14,11 16,28 0,8 2,17 2,97

4 Mekanik 13,2 14,02 15,85 0,82 1,83 2,65

Rata-rata Kelas 68,14 71,29 80,64 3,14 9,36 12,5

Page 11: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

111

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor keseluruhan kemampuan

menulis teks prosedur pada pratindakan masih rendah, yaitu 68,14. Setelah diberi

tindakan (siklus I) menggunakan metode demonstrasi Problem Based Learning skor

rata-ratanya menjadi 71,29. Kemudian skor rata-rata siswa kembali mengalami

peningkatan pada akhir siklus II menjadi 80,64. Secara keseluruhan dari pratindakan

hingga siklus II skor rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 12,5. Berikut ini

peningkatan kemampuan menulis teks prosedur jika ditampilkan dalam bentuk grafik.

Gambar 5. Peningkatan Skor Rata-rata Aspek Menulis Teks Prosedur dari Pratindakan

hingga Siklus II.

Selain dari segi rata-rata pada hasil menulis teks prosedur, peningkatan hasil

dalam pembelajaran menulis teks prosedur juga dapat dilihat dari perolehan skor siswa

pada setiap siklus. Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa mulai dari

pratindakan sampai siklus II terjadi peningkatan hampir setiap aspek yang dinilai dari

menulis teks prosedur. Berikut akan dijelaskan peningkatan dari setiap aspek yang

dinilai tersebut.

Aspek isi menjadi aspek pertama yang dinilai dan mempunyai poin paling besar

dalam penilaian teks prosedur. Penilaian isi pada teks prosedur meliputi kesesuaian

judul dengan topik, gagasan yang mendukung sesuai dengan topik dan judul yang

14.1

7

13.8

2

13.3

1

13.2

14.5

1

14.3

7

14.1

1

14.0

2

16

.02

16

.34

16.2

8

15

.85

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Isi Struktur Kebahasaan Mekanik

Pratindakan

Siklus II

Siklus II

Page 12: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

112

dipilih, dan tujuan akhir dari teks prosedur yaitu memberikan petunjuk atau cara

melakukan sesuatu melalui serangkain tindakan atau langkah-langkah. Skor tertinggi

pada aspek ini yakni 20. Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa dari aspek

ini adalah 14,17. Skor tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar

0,34 sehingga pada saat siklus I menjadi 14,51. Skor pada siklus II juga mengalami

peningkatan sebesar 1,51 sehingga menjadi 16,02.

Aspek kedua yang dinilai dalam menulis teks prosedur adalah aspek struktur teks.

Aspek struktur dalam teks prosedur memiliki tiga bagian utama yakni tujuan, langkah-

langkah, dan penutup atau penegasan ulang. Skor tertinggi pada aspek ini yakni 20.

Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada aspek ini adalah 13,82. Skor

tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 0,55 sehingga pada saat

siklus I menjadi 14,37. Peningatan yang signifikan terjadi pada siklus II yakni sebesar

1,97sehingga skor rata-rata pada siklus II menjadi 16,34.

Aspek ketiga yang dinilai dalam menulis teks prosedur adalah aspek kebahasaan.

Aspek kebahasaa dalam teks prosedur diantaranya penggunaan kata kerja imperatif,

pernyataan persuasif, konjungsi penjumlahan, deskripsi alat, dan kata teknis. Skor

tertinggi pada aspek ini yakni 20. Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa

pada aspek ini adalah 13,31. Skor tersebut mengalami peningkatan yang cukup

signifikan sebesar 0,8 sehingga pada saat siklus I menjadi 14,11. Skor pada siklus II

juga mengalami peningkatan sebesar 2,17sehingga skor rata-rata pada siklus II menjadi

16,28.

Aspek terakhir yang dinilai dalam menulis teks prosedur adalah aspek mekanik.

Aspek mekanik dalam teks prosedur meliputi ejaan dan tata tulis. Skor tertinggi pada

aspek ini yakni 20. Pada pratindakan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada aspek ini

adalah 13,2. Skor tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 0,82

sehingga pada saat siklus I menjadi 14,02. Peningkatan yang signifikan terjadi pada

siklus II yakni sebesar 1,83 sehingga skor rata-rata pada siklus II menjadi 15,85.

Page 13: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

113

SIMPULAN

Penerapan metode demonstrasi berbasis PBL dalam pembelajaran keterampilan

menulis teks prosedur dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur pada

siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta. Peningkatan hasil belajar tersebut

meliputi: (a) meningkatnya perasaan puas pada siswa, dan (b) meningkatnya

kompetensi siswa dalam menulis teks prosedur sebesar 12,23%. Hasil pretes nilai rata-

rata menulis teks prosedur adalah 68,41 %. Setelah penerapan siklus I, rata-rata nilai

kompetensi menulis teks prosedur adalah 71, 29%. Terjadi peningkatan rata-rata nilai

2,88%. Beberapa kendala penerapan metode demontasi pada siklus I direflesikkan pada

penerapan siklus II. Hasil rata-rata nilai tindakan pada siklus II adalah 80,64%. Terjadi

kenaikan rata-rata nilai hasil penulisan teks prosedur sebesar 9,35%. Dengan hasil rata-

rata nilai setelah tindakan siklus II, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi

berbasis PBL dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas

XI MIPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Metode demonstrasi berbasis PBL membantu siswa untuk mencari jawaban sendiri

berdasarkan fakta atau data yang benar. Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran,

siswa lebih mudah menuangkan ide dan kreativitasnya dengan metode demonstrasi

berbasis PBL. Hasil akhir pembelajaran dan kesan siswa ternyata lebih puas dan senang

dengan teksnya berdasarkan demonstrasi. Secara umum, peningkatan kualitas proses

belajar tampak pada munculnya antusiasme dan kerja sama siswa dalam pembelajaran.

Di samping peningkatan kualitas proses pembelajaran, penerapan metode

demonstrasi berbasis PBL dalam pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur di

kelas XI IPA 1 terjadi peningkatan hasil. Peningkatan tersebut meliputi: (a)

meningkatnya perasaan puas pada siswa, dan (b) meningkatnya kompetensi siswa dalam

menulis teks prosedur dengan rata-rata ketuntasan mencapai 100 % sampai dengan

siklus II.

Page 14: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

114

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Rosda.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ariyana, Y, dkk. (2019). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada

Keterampilan Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga

Kependidikan Kemendikbud.

Herman, F.H. (2016). “Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Teks

Eksplanasi Siswa Sekolah Menengah Atas: Penelitian Tindakan Kelas”. FKIP.

Universitas Sebelas Maret.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kosasih. (2016). Jenis- jenis Teks: Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta Langkah

Penulisannya. Bandung: Yrama Widya.

Kurnia. (2015). “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan

Kemampuan Menulis Teks Eksposisi pada Siswa Kelas X IIS-4 SMA Negeri 8

Makassar”.Jurnal Pepatuzdu, Vol. 9, No. 1 Mei 2015.

Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:

Rajawali Pres.

Majid, A. (2017). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Priyatni, E.T. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.

Malang: Bumi Karsa

Solihah, O. (2016). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Petunjuk pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada

Siswa Kelas IV SD (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri

Baturengat II Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung). Skripsi (S1), FKIP

UNPAS.

Suherli, dkk. (2017). Bahasa Indonesia Kelas XI. Jakarta: Kemdikbud.

Page 15: METODE DEMONSTRASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

115

Syafii, W. & Yasin, R.M. (2013). “Problem solving skills and learning achievements

through problem-based module in teaching and learning biology in high

school”. Asian Social Science, 9(12 SPL ISSUE), 220-228.

https://doi.org/10.5539/ass.v9n12p220.

Zaalia, L, dkk. (2019). Buku Pegangan IN/GI. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan.

Zainurrahman. (2011). Menulis dari Teori hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.