31
METODE INTERIOR PRIMAL-DUAL DENGAN LANGKAH FULL-NEWTON: STUDI KASUS MASALAH KLEE-MINTY DENGAN KENDALA REDUNDANT TAKNEGATIF IRWAN NURSOLIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

METODE INTERIOR PRIMAL-DUAL DENGAN

LANGKAH FULL-NEWTON:

STUDI KASUS MASALAH KLEE-MINTY DENGAN

KENDALA REDUNDANT TAKNEGATIF

IRWAN NURSOLIH

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

i

ABSTRAK

IRWAN NURSOLIH. Metode Interior Primal-Dual dengan Langkah Full-Newton: Studi Kasus

Masalah Klee-Minty dengan Kendala Redundant Taknegatif. Dibimbing oleh BIB PARUHUM

SILALAHI dan MUHAMMAD ILYAS.

Masalah Klee-Minty merupakan masalah optimasi linear yang memerlukan iterasi

eksponensial bila diselesaikan dengan metode simpleks. Kelemahan metode simpleks ini, memacu

penelitian untuk mencari metode lain yang dapat menyelesaikan masalah optimasi linear dengan

waktu polinomial. Terobosan yang efektif untuk menyelesaikan masalah optimasi linear terjadi dengan munculnya metode interior. Dalam penyelesaian masalah Klee-Minty menggunakan

metode interior, proses menuju solusi optimal mengikuti apa yang disebut central path. Dalam

karya ilmiah ini kita mengamati salah satu kasus terburuk penyelesaian masalah Klee-Minty, yaitu

dengan penambahan kendala redundant taknegatif. Dari studi kasus yang telah dilakukan,

diketahui bahwa kendala ini dapat mengakibatkan central path mengunjungi cukup dekat ke

verteks-verteks pada daerah fisibel. Sehingga penyelesaian masalah Klee-Minty menggunakan

metode interior menjadi lebih lama.

Kata Kunci: central path, kendala redundant, masalah Klee-Minty, metode interior, metode

simpleks.

Page 3: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

ii

ABSTRACT

IRWAN NURSOLIH. Primal-Dual Interior-Point Method with Full-Newton Steps: Case Study

Klee-Minty Problem with Redundant Non-Negative Constraints. Supervised by BIB PARUHUM

SILALAHI and MUHAMMAD ILYAS.

Klee-Minty problem is a linear optimization problem that requires exponential iteration

when it is solved by simplex method. The weakness of this simplex method has stimulated

research to find another method, that can solve linear optimization problem with polynomial time.

Effective breakthrough to solve linear optimization problem has occurred with the appearance of

interior-point method. In solving the Klee-Minty problem using interior-point method, the process

leading to an optimal solution follows a central path. In this paper we examine one of the worst

case of solving Klee-Minty problem, with the addition of redundant non-negative constraints.

From the results of some case studies, it is known that these constraints lead the central path to visit the vertices in the feasible region closely enough. So solving the Klee-Minty problem using

the interior-point method becomes longer.

Keywords: central path, interior-point method, Klee-Minty problem, redundant constraints,

simplex method.

Page 4: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

iii

METODE INTERIOR PRIMAL-DUAL DENGAN

LANGKAH FULL-NEWTON:

STUDI KASUS MASALAH KLEE-MINTY DENGAN

KENDALA REDUNDANT TAKNEGATIF

IRWAN NURSOLIH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

iv

Judul : Metode Interior Primal-Dual dengan Langkah Full-Newton: Studi Kasus

Masalah Klee-Minty dengan Kendala Redundant Taknegatif

Nama : Irwan Nursolih

NIM : G54080062

Menyetujui,

Mengetahui:

Ketua Departemen

Dr. Berlian Setiawaty, M.S.

NIP. 19650505 198903 2 004

Tanggal Lulus :

Pembimbing I

Dr. Ir. Bib Paruhum Silalahi, M.Kom.

NIP. 19670101 199203 1 004

Dra. Farida Hanum, M.Si.

NIP 19651019 199103 2 002

Pembimbing II

Muhammad Ilyas, S.Si, M.Sc.

Donny Citra Lesmana, S.Si.,

M.Fin.Math.

NIP 19790227 200501 1 001

Page 6: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia, izin, dan

pertolongan-Nya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Keluarga tercinta, mamahku Nanah Robianah dan apaku Misbah Munir atas segala doa,

kasih sayang, dukungan, pengorbanan, dan nasihat yang senantiasa mengiringi perjalanan penulis selama ini, kakak-kakakku Pipit Nurliana, Dani Rahman Iskandar, Dini Apriani,

Dadan Gumarna Perwira dan adikku Rahmi Solihah atas semangat, nasihat dan

dukungannya,

2. Bapak Dr. Ir. Bib Paruhum Silalahi, M.Kom dan Bapak Muhammad Ilyas, S.Si, M.Sc

selaku dosen pembimbing, atas segala kesabaran dan masukannya selama membimbing

penulis, dan kepada Bapak Drs. Siswandi, M.Si. selaku dosen penguji,

3. Teman-teman satu bimbingan : Nurhayati, Rini, Brammanto atas dukungan, bantuan dan

kerjasamanya selama ini,

4. Sahabat-sahabat: Ari, Ridwan, Ijun, Haryanto, Arbi, Khafizd, Beni, Herlan, Dono, Dahen,

Fuka, Aci, Nurhadi, Chastro, Haerul, Isti, Deris, Tika atas dukungan, suka-duka, nasihat,

bantuan dan semangat selama ini,

5. Teman-teman lorong 10: Yusak, Sona, Ibay, Jimbo, Hendro, Charis, Galer, Gentot, Gondrong, Cunduy, Jun, Irvan, Batak, Kamil, Elbi, Wahyu, Hendra, Roy, Ari, Heru, Oji,

Syarif, Ksat, Ai, Blair, Ido, Stephen, Stevan, Irvan cantik, Jay, Adit Nugraha, Adit, Najif,

Joni, Fika, Tomi atas kenangan, suka-duka, dukungan, nasihat selama ini.

6. Teman-teman mahasiswa Matematika angkatan 45: Bolo, Wahid, Wulan, Gita, Fenny, Isna,

Santi, Yunda, Mega, Putri, Fitriyah, Prama, Dimas, Erik, Rian, James, Maya, Icong, Wijay,

Edi, Fikri, Ali, Tiwi, Ade, Fina, Ito, Rianiko, Aisyah, Heru, Ana, Vivi, Risman, Nova,

Rahma, Dewi, Mya, Dini, Dina atas segenap dukungan, suka-duka dan kebahagiaan selama

penulis menempuh studi di Departemen Matematika IPB,

7. Kakak-kakak mahasiswa Matematika: Chabi, Deni, Amin, Ali, Peli, Tendi, Ihsan, Aswin,

Della, Ima, Dora, Ndev, Pandi, Eni, Ruhiyat, Aze, Yuyun, Wewe, Denda, Dandi, Fajar,

Agung, Cumi, Rofi, Aqil, Dian, Slamet, Adi, Apri, Pepi, Elly, Ucok, Wira, Kunto, Copi, Copa, Ririh, Imam, Abe, Selvi, Fani, Ayung, Mutya, Rachma, Olih, Lukman, Tyas atas

segenap nasihat dan dukungan selama ini,

8. Adik-adik mahasiswa matematika: Dian, Bari, Andri, Ivonne, Danti, Fachri, Rudi, Desyi,

Ipul, Amel, Mirna, Hendra, Chou, Rohmat, Jodi, Windi, Uwi, Dewi, Nia, Reni, Ami,

Fenny, Dio, Rangga, Syahrul, Qowi, Dita, Widia atas dukungan dan bantuan selama ini,

9. Kakak-kakak mahasiswa Matematika angkatan 43 dan 44 yang tidak bisa disebutkan satu

per satu, adik-adik mahasiswa Matematika angkatan 46 dan 47, dan seluruh pengajar,

pegawai, dan staf Departemen Matematika IPB,

10. Pihak-pihak lain yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Bogor, Maret 2013

Irwan Nursolih

Page 7: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 8 Juni 1990 dari pasangan Misbah Munir dan

Nanah Robianah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2005 penulis

lulus dari SMP Negeri 1 Cipanas. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Cianjur dan pada

tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis memilih Program Studi Matematika, Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan

kemahasiswaan diantaranya organisasi Unit Kegiatan Kampus (UKM) Bola Voly IPB tahun

2008-2010 dan Gugus Mahasiswa Matematika (GUMATIKA) IPB. Penulis juga aktif pada

beberapa kepanitiaan yaitu menjadi panitia Pesta Sains, SPIRIT, Bakti Sosial, Masa Perkenalan

Fakultas (MPF), Masa Perkenalan Departemen (MPD).

Page 8: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ viii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2

II LANDASAN TEORI .............................................................................................................. 2

III PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Optimal bagi Optimasi Linear ........................................................................... 7 3.2 Central Path .................................................................................................................. 7 3.3 Langkah Newton ........................................................................................................... 8 3.3 Ukuran Kedekatan ....................................................................................................... 10

IV STUDI KASUS .................................................................................................................... 12

V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ..................................................................................................................... 16 5.2 Saran ........................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

LAMPIRAN .............................................................................................................................. 18

Page 9: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tipe-tipe kendala redundant .................................................................................................... 1

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Masalah KM tanpa penambahan kendala redundant .............................................................. 13 2 Masalah KM dengan penambahan kendala redundant ........................................................... 15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Langkah full-Newton ............................................................................................................ 19

2 Pembangkitan gambar 1 ....................................................................................................... 19 3 Pembangkitan gambar 2. ...................................................................................................... 20

Page 10: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Optimasi dalam matematika mengacu

pada pemillihan elemen terbaik dari beberapa

himpunan alternatif yang tersedia. Dalam

kasus yang paling sederhana berarti

memecahkan masalah-masalah dimana orang

berusaha meminimumkan atau

memaksimumkan fungsi yaitu dengan cara

yang sistematis memilih nilai-nilai variabel

integer atau real dari himpunan yang diperbolehkan (Nematollahi 2008).

Salah satu bagian dari optimasi adalah

optimasi linear yang mempelajari suatu

masalah dimana seseorang ingin

meminimumkan atau memaksimumkan suatu

fungsi tujuan yang berbentuk linear, dengan

kendala-kendala yang dinyatakan dalam

persamaan dan/atau pertidaksamaan linear.

Optimasi Linear (OL) muncul menjadi

model matematika setelah perang dunia ke-2,

yaitu ketika Dantzig memaparkan metode

simpleks untuk menyelesaikan masalah optimasi linear. Daerah fisibel dari masalah

OL adalah suatu polihedron. Untuk

memperoleh solusi optimal, metode simpleks

bergerak dari verteks ke verteks. Metode ini

dirancang sedemikian rupa sehingga dalam

pergerakan dari satu verteks ke verteks

selanjutnya, nilai fungsi tujuan berubah secara

monoton menuju nilai optimal.

Kesuksesan metode simpleks telah

menimbulkan beberapa pertanyaan. Salah satu

pertanyaan pada saat itu adalah: apakah ada masalah optimasi linear yang memerlukan

iterasi eksponensial bila diselesaikan dengan

metode simpleks. Pertanyaan tersebut dijawab

pada tahun 1972 oleh Klee dan Minty dengan

memberikan contoh masalah OL dengan 2n

pertidaksamaan, dimana metode simpleks

memerlukan 2 1n iterasi untuk menye-

lesaikan permasalahan Klee-Minty (Silalahi 2011).

Kelemahan metode simpleks, memacu

penelitian untuk mencari metode lain yang

dapat menyelesaikan masalah OL dengan

waktu polinomial seiring bertambahnya

jumlah pertidaksamaan. Pada tahun 1978

Kachiyan mengusulkan metode ellipsoid.

Metode ini merupakan algoritme waktu

polinomial pertama untuk masalah OL. Tetapi

hasil yang diperoleh tidak seperti yang

diharapkan, dalam aplikasinya metode simpleks lebih baik dari metode ellipsoid.

Terobosan yang sungguh-sungguh efektif

untuk menyelesaikan masalah OL terjadi pada

tahun 1984, ketika Karmarkar mengusulkan

metode waktu polinomial yang dikenal

dengan metode projektif Karmarkar untuk

menyelesaikan masalah OL. Secara teori

waktu komputasi dan aplikasinya metode

Karmarkar lebih baik dari metode ellipsoid.

Karmarkar memulai revolusi dalam bidang

optimasi, dengan munculnya penelitian-penelitian pengoptimuman dengan

menggunakan metode interior (MI). Tidak

seperti metode simpleks, metode interior

bergerak di dalam interior dari domain secara

monoton menuju solusi optimal (Silalahi

2011).

Dalam perkembangannya Metode

interior dikembangkan dengan beberapa

pendekatan, yang dikelompokkan dalam tiga

kategori,yaitu: metode affine scaling, metode

potential reduction (barrier) dan metode

central trajectory (path-following) (Mitchell 1998).

Nematollahi dkk, kemudian memberi-

kan contoh kasus-kasus terburuk untuk

penyelesaian optimasi linear menggunakan

metode interior, yaitu dengan menambahkan

kendala-kendala redundant pada masalah

Klee-Minty (KM). Penelitian-penelitian

mereka dapat dilihat pada Tabel di bawah,

kolom pertama menyatakan jenis kendala

redundant yang digunakan dan kolom kedua

menyatakan jumlah kendala redundant. Dengan adanya penambahan kendala

redundant ini dapat mengubah central path

dan analytic center.

Tipe kendala

redundant

Jumlah

pertidaksam

aan

Referensi

1k ky y d

2 6( 2 )nO n Deza dkk.

2006

1k ky y d

3( 2 )nO n Deza dkk. 2009

1k k ky y d

3 2( 2 )nO n Deza dkk.

2008

ky d 2( 2 )nO n Nematollahi dkk. 2008a

0ky 2

(2 )nO Nematollahi

dkk. 2008b

Tabel tipe-tipe kendala redundant

Page 11: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

2

Dalam karya ilmiah ini akan diamati

kendala redundant Klee-Minty tipe 0ky

(kendala redundant tipe lima pada Tabel),

yaitu semua kendala redundantnya menyentuh

daerah fisibel, yang akan di analisa

menggunakan metode interior (MI) dengan pendekatan central trajectory (path-

following). Dalam pengamatan masalah Klee-

Minty beserta kendala redundantnya

digunakan bantuan MATLAB R2008b.

1.2 Tujuan

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan

untuk:

(i) Membahas metode interior primal-

dual dengan langkah full-Newton

(ii) Mengamati pergerakan central path

pada masalah KM bila ditambahkan

kendala redundant tipe 0ky ,

berdasarkan metode interior primal-

dual dengan langkah full-Newton

menggunakan bantuan MATLAB

R2008b.

II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Persamaan Linear

Definisi 1 (Fungsi Linear)

Suatu fungsi f dalam variabel-variabel

1 2, ,..., nx x x adalah suatu fungsi linear jika

dan hanya jika untuk suatu himpunan

konstanta 1 2, ,..., nc c c , f dapat ditulis

sebagai 1 2( , ,..., )nf x x x 1 1c x 2 2c x

... n nc x .

(Winston 2004)

Definisi 2 (Pertidaksamaan dan Persama-

an Linear)

Untuk sebarang fungsi linear f dan

sembarang bilangan c , pertidaksamaan

1 2( , ,..., )nf x x x c

dan 1(f x 2, x ,...

, )nx c adalah pertidaksamaan linear,

sedangkan suatu persamaan 1(f x 2, x ,...

, )nx c merupakan persamaan linear.

(Winston 2004)

Definisi 3 (Sistem Persamaan Linear)

Suatu sistem persamaan linear (SPL) dari 𝑚

persamaan dan 𝑛 variabel adalah sistem

dengan bentuk

𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥1 + ⋯ + 𝑎1𝑛𝑥𝑛 = 𝑏1 ,

𝑎21𝑥1 + 𝑎22𝑥1 + ⋯ + 𝑎2𝑛𝑥𝑛 = 𝑏2 ,

𝑎𝑚1𝑥1 + 𝑎𝑚2𝑥1 + ⋯+ 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑚 .

dengan 𝑎𝑖𝑗 dan 𝑏𝑖 (1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑚, 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛)

adalah bilangan-bilangan real dan 𝑥1 ,𝑥2 ,…, 𝑥𝑛 adalah variabel. SPL ini disebut SPL

berukuran 𝑚 × 𝑛.

(Leon 2001)

Selain itu SPL juga dapat ditulis dalam bentuk

𝑨𝐱 = 𝐛

dengan matriks 𝑨 berukuran 𝑚 × 𝑛 dan

vektor kolom b berukuran 𝑚 × 1, seperti

berikut ini:

𝑨 =

𝑎11 𝑎12⋯ 𝑎1𝑛

𝑎21 𝑎22⋯ 𝑎2𝑛

⋯ ⋯ ⋱ ⋮𝑎𝑚1 𝑎𝑚2

⋯ 𝑎𝑚𝑛

dan

b =

𝑏1

𝑏2

⋮𝑏𝑚

,

matriks 𝑨 disebut matriks koefisien dan

vektor 𝐛 disebut vektor konstanta.

Penyelesaian SPL tersebut adalah vektor

kolom 𝐱 berukuran 𝑛 × 1 yaitu

x =

𝑥1

𝑥2

⋮𝑥𝑛

,

yang memenuhi semua persamaan linear dalam sistem. Vektor yang demikian disebut

vektor penyelesaian.

(Leon 2001)

Page 12: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

3

2.2 Optimasi Linear

Definisi 4 (Optimasi linear) Optimasi linear adalah kegiatan

merencanakan untuk mendapatkan hasil yang

optimal. Model optimasi linear (OL) meliputi

pengoptimuman suatu fungsi linear terhadap

kendala linear.

(Nash & Sofer 1996)

Suatu OL mempunyai bentuk standar seperti yang didefinisikan sebagai berikut:

Definisi 5 (Bentuk Standar suatu OL)

Suatu optimasi linear dikatakan berbentuk

standar jika dapat dituliskan sebagai:

Minimumkan z = cTx

terhadap Ax = b

x ≥ 0 dengan x dan c berupa vektor berukuran n,

vektor b berukuran m, sedangkan A berupa

matriks berukuran m × n, yang disebut juga sebagai matriks kendala.

(Nash & Sofer 1996)

Sebagai catatan, yang dimaksud dengan

vektor berukuran n adalah vektor yang

memiliki dimensi (ukuran) n × 1.

Definisi 6 (Daerah Fisibel)

Daerah fisibel suatu OL adalah himpunan

semua titik yang memenuhi semua kendala

dan pembatasan tanda pada OL tersebut.

(Winston 2004)

Definisi 7 (Solusi Optimal)

Untuk masalah maksimisasi, solusi optimal

suatu OL adalah suatu titik dalam daerah

fisibel dengan nilai fungsi objektif terbesar.

untuk masalah minimisasi, solusi optimal

suatu OL adalah suatu titik dalam daerah

fisibel dengan nilai fungsi objektif terkecil.

(Winston 2004)

2.3 Dualitas

Terkait dengan suatu masalah optimasi

linear, terdapat masalah optimasi linear lain

yang berpadanan. Kedua masalah ini dikenal

dengan masalah primal dan masalah dual dari

optimasi linear. Berikut ini adalah contoh

bentuk normal dari masalah primal untuk

kasus maksimisasi

Fungsi objektif

maks 𝑧 = 𝑐1𝑥1 + 𝑐2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑛𝑥𝑛 .

Kendala

𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + ⋯+ 𝑎1𝑛𝑥𝑛 ≤ 𝑏1 ,

𝑎𝑚1𝑥1 + 𝑎𝑚2𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 ≤ 𝑏𝑚 ,

𝑥𝑗 ≥ 0 𝑗 = 1,2,… , 𝑛 .

Berikut ini adalah bentuk normal dari masalah

dual untuk kasus maksimisasi di atas:

Fungsi objektif

min 𝑤 = 𝑏1𝑦1 + 𝑏2𝑦2 + ⋯+ 𝑏𝑚𝑦𝑚 .

Kendala

𝑎11𝑦1 + 𝑎21𝑦2 + ⋯ + 𝑎𝑚1𝑦𝑚 ≥ 𝑐1 ,

𝑎1𝑛𝑦1 + 𝑎2𝑛𝑦2 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑦𝑚 ≥ 𝑐𝑛 ,

𝑦𝑖 ≥ 0 𝑖 = 1,2,… , 𝑚 .

(Winston 2003)

Semua masalah optimasi linear bisa

ditransformasikan menjadi bentuk standar

dengan cara menambahkan variabel baru. Bentuk standar dari masalah primal (P) adalah

:

min 𝐜𝑻𝐱:𝑨𝐱 = 𝐛, 𝐱 ≥ 0 ….. (P)

dengan 𝐜 ∈ ℝ𝒏, 𝐱 ∈ ℝ𝑛 , 𝐛 ∈ ℝ𝑚 dan

𝑨 ∈ ℝ𝑚×𝑛 .

Bentuk standar dari masalah dual (D) adalah:

maks 𝐛𝑇𝐲 ∶ 𝑨𝑇𝐲 + 𝐬 = 𝐜, 𝐬 ≥ 0 …..(D)

dengan 𝐬 ∈ ℝ𝑛 dan 𝐲 ∈ ℝ𝑚 .

Proposisi 2.1

Jika x dan (y,s) masing-masing fisibel untuk

(P) dan (D), maka 𝐜𝑻𝐱− 𝐛𝑻𝐲 = 𝐱𝑻𝐬 ≥ 0. 𝐱𝑻𝐬

disebut kesenjangan dualitas, berakibat 𝐜𝑻𝐱 adalah batas atas untuk nilai optimal dari (D),

jika ada, serta 𝐛𝑻𝐲 adalah batas bawah untuk nilai optimal dari (P), jika ada. Selanjutnya,

jika kesenjangan dualitas adalah nol maka x

adalah solusi optimal dari (P) dan (y,s) adalah

solusi optimal dari (D). Bukti dapat dilihat di Roos (2006).

(Roos et al. 2006)

Page 13: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

4

2.4 Matriks

Definisi 8 (Ortogonalitas di n )

Misalkan x dan y dua vektor didalam n

dan dipandang sebagai matriks 1n , x dan

y disebut ortogonal jika T x y 0 .

(Leon 1998)

Definisi 9 (Hasil Kali Skalar di n )

Misalkan , nx y dengan

1

2

n

x

x

x

x

1

2

n

y

y

y

y

,

maka hasil kali skalar dari x dan y adalah

1 1 2 2 ...Tn nx y x y x y x y .

(Leon 1998)

Definisi 10 (Ruang Nol)

Misalkan 𝑨 adalah matriks 𝑚 × 𝑛, dan 𝑁(𝑨)

menyatakan himpunan semua penyelesaian

dari sistem homogen 𝑨𝐱 = 𝟎. Jadi:

𝑁 𝑨 = 𝐱 ∈ ℝ𝑛 𝑨𝐱 = 𝟎

Dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa

𝑁 𝑨 adalah ruang bagian dari ℝ𝑛 jika

𝐱 ∈ 𝑁 𝑨 dan 𝛼 suatu scalar, maka:

𝑨 𝛼𝐱 = 𝛼𝑨𝐱 = 𝛼𝟎 = 𝟎

Sehingga 𝛼𝐱 ∈ 𝑁 𝑨 , jika 𝐱 dan 𝐲 adalah

elemen-elemen dari 𝑁 𝑨 , maka:

𝑨 𝐱 + 𝐲 = 𝑨𝐱 + 𝑨𝐲 = 𝟎 + 𝟎 = 𝟎

Oleh karena itu 𝐱 + 𝐲 ∈ 𝑁 𝑨 . Ini berarti

bahwa 𝑁 𝑨 adalah ruang bagian dari ℝ𝑛 .

Himpunan semua penyelesaian dari sistem

homogen 𝑨𝐱 = 𝟎 membentuk ruang bagian

dari ℝ𝑛 . Ruang bagian 𝑁 𝑨 disebut kernel

(ruang nol atau null space) dari 𝑨. (Leon 2001)

Definisi 11 (Ruang Baris)

Jika 𝑨 adalah matriks 𝑚 × 𝑛, maka ruang

bagian dari ℝ1×𝑛 yang direntang oleh vektor-

vektor baris dari 𝑨 disebut ruang baris dari 𝑨. (Leon 2001)

Definisi 12 (Hadamard Product)

Misalkan Vektor 𝐱, 𝐬 ∈ ℝ𝑛 , dan matriks 𝑿,𝑺

adalah matriks m n dengan 𝑚 menyatakan

banyak baris dan 𝑛 menyatakan banyak

kolom. Vektor x dan s didefinisikan sebagai

berikut

x=

𝑥1

𝑥2

⋮𝑥𝑛

, s=

𝑠1

𝑠2

⋮𝑠𝑛

dan notasi diag(x) adalah matriks diagonal

dengan unsur diagonal utama ialah vektor x,

begitu juga dengan diag(s).

𝑿 = diag 𝐱 =

𝑥1 0 ⋯ 00 𝑥2 0 ⋮⋮0

⋯⋯

⋱0

0𝑥𝑛

𝑺 = diag 𝐬 =

𝑠1 0 ⋯ 00 𝑠2 0 ⋮⋮0

⋯⋯

⋱0

0𝑠𝑛

Maka hadamard product dari x dan s adalah

𝐱𝐬 = 𝑿𝐬 = 𝑺𝐱 =

𝒙𝟏𝒔𝟏𝒙𝟐𝒔𝟐

⋮𝒙𝒏𝒔𝒏

.

Dengan kata lain, hadamard product adalah

perkalian antara unsur dengan unsur yang

seletak (componentwise) dari dua buah vektor

yang berukuran sama, tetapi tidak harus

persegi. Componentwise berlaku juga pada

operasi pembagian 𝐱 𝐬 dan operasi akar untuk

vektor x dan vektor s.

𝐱

𝐬=

1

1

2

2

n

n

x

s

x

s

x

s

𝐱 = 𝑥𝑖 =

1

2

n

x

x

x

(Roos et al. 2006)

Page 14: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

5

2.5 Masalah Redundant Klee-Minty (KM)

Definisi 13 Masalah Klee-Minty (KM)

Suatu permasalah yang diberikan oleh Klee

dan Minty yang kemudian dikenal dengan

masalah Klee-Minty (KM) yaitu :

min 𝑦𝑛

kendala 𝑦𝑘−1 ≤ 𝑦𝑘 ≤ 1 − 𝑦𝑘−1,

𝑘 = 1,2,…… . . , 𝑛.

dimana 𝑦0 = 0, ∈ (0,1

2 )

(Klee & Minty 1972)

Definisi 14 (Kendala Redundant)

Kendala redundant adalah kendala yang tidak

mengubah daerah fisibel dari masalah

optimasi linear.

2.6 Kompleksitas dan Estimasi Order

Definisi 15 (Kompleksitas)

Fungsi kompleksitas waktu ( )f n adalah

fungsi yang mengukur banyaknya operasi

dalam suatu algoritma yang mempunyai

variabel input n .

(Guritman & Supriyo 2004)

Definisi 16 (Dominasi Fungsi)

Misalkan , :f g . Dapat dikatakan

bahwa g mendominasi f (atau f

didominasi g ), jika ada konstanta m

dan konstanta k sedemikian rupa

sehingga ( ) ( )f n m g n , dimana

,n k n .

(Guritman & Supriyo 2004)

Big-O

f didominasi oleh g , dapat dikatakan f

berorder g dan ditulis sebagai ( )f O g .

( )O g dibaca order g atau big-O

merepresentasikan himpunan semua fungsi

dengan daaerah asal dan daerah hasil

yang didominasi oleh g .

(Guritman & Supriyo 2004)

2.7 Metode Newton

Metode Newton adalah salah satu

prosedur iteratif untuk menyelesaikan masalah

taklinear. Misalkan akan dicari solusi

persamaan 0f x , dengan f x taklinear,

1 2, , , nx x xx dan fungsi f adalah fungsi

yang kontinu dan terdiferensialkan.

Metode Newton diturunkan dari ekspansi deret Taylor orde pertama, sebagai berikut.

1 1'

1!

k

k k k kf

f f x

x x x x

Sehingga

1 1 'k k k k kf f f x x x x x

dengan k

x adalah hampiran awal.

Kemudian untuk mencari hampiran

1 0kf x , dilakukan dengan mencari

solusi

1 ' 0.k k k kf f x x x x

Dari persamaan di atas diperoleh

1 .'

k

k k

k

f

f

x

x xx

Metode Newton dapat juga digunakan

untuk mencari solusi hampiran dari suatu

sistem 0, 1,2, , ,if i n x dimana if

suatu fungsi taklinear.

Misal matriks kJ x adalah matriks

Jacobi seperti berikut ini:

1 1 1

1 2

2 2 2

1 2

1 2

.

n

kn

n n n

n

f f f

x x x

f f f

y x xJ

f f f

x x x

x

Page 15: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

6

Kemudian dengan menggunakan deret

Taylor orde pertama di sekitar titik kx

diperoleh

1 0k k kf f J x x x d

dengan 1k k d x x dan k menyatakan

iterasi. (Jensen & Bard 2002)

Contoh 1

Akan dicari solusi hampiran dari suatu

sistem 0if x , untuk 1,2,i dengan

21 ,f x y x xy dan 2 ,f x y x xy

adalah fungsi taklinear. Metode yang

digunakan adalah metode Newton dengan 1

kali iterasi.

Penyelesaian:

Dengan hampiran awal 0 0 1x y diperoleh

1 1 0 0 0 01

1 02 2

1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 0

12

1 1 1

1

21 1 1 1 1

1 1

1 1 0 0 0 02

1 01 1 0 0 0 0

1 0

, , ,

2 0

11 1 3 1 0

1

3 2 0

3 2.

, , ,

1 0

f x y f x y J x y

x xx x y x x y x y x

y y

xx x y

y

x x y x y

x y

f x y f x y J x y

x xx x y x x y y x

y y

x x

d

d

1

1 1

1

1 1 1 1

1 1

11 1 2 1 0

1

2 1 0

2 1.

xy

y

x x y x y

x y

Kedua persamaan taklinear di atas telah menjadi persamaan linear. Kemudian eliminasikan kedua

persamaan tersebut sehingga diperoleh nilai 1 1x dan 1 1y .

Page 16: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

7

III PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Optimal bagi Optimasi Linear

Daerah fisibel dari masalah primal ( )P

dan masalah dual D dinotasikan oleh

dan :

: : , 0 ,

: ( , ) : , 0 .T

x Ax b x

y s A y s c s

Jika adalah himpunan kosong maka

( )P infisibel, selainnya fisibel. Selanjutnya

akan digunakan istilah yang sama untuk

masalah dual ( )D .

Daerah interior dari dan

dinotasikan oleh o dan :o

: : , 0 ,

: ( , ) : , 0 .

o

o T

A

A

x x b x

y s y s c s

Teorema 3.1

Jika P dan D fisibel maka kedua

masalah memiliki solusi optimal; kemudian

x dan , y s , merupakan solusi

optimal jika dan hanya jika T x s 0 .

Bukti :

Mengacu pada proposisi (2.1), x fisibel

untuk (P) dan (y,s) fisibel untuk (D), maka

𝐜𝑻𝐱 − 𝐛𝑻𝐲 = 𝐱𝑻𝐬 ≥ 0. Dimana 𝐜𝑻𝐱 batas atas

untuk nilai optimal dari (D) dan 𝐛𝑻𝐲 batas bawah untuk nilai optimal dari (P), untuk

memperoleh solusi optimal haruslah 𝐜𝑻𝐱 =𝐛𝑻𝐲 sehingga 𝐱𝑻𝐬 = 0.

Berdasarkan pada Teorema 3.1,

menemukan solusi optimal dari ( ) dan ( )P D

adalah setara dengan menyelesaikan sistem :

, 0,

, 0,

.

T

A

A

x b x

y s c s

xs 0

(3.1)

Dengan xs adalah perkalian komponen

(Hadamard product) dari vektor dan x s dan

0 adalah vektor nol.

Ketiga persamaan pada sistem (3.1)

adalah kondisi optimal untuk optimasi linear.

Baris pertama adalah kendala fisibel untuk

masalah primal ( )P dan baris kedua

menunjukkan kendala fisibel untuk masalah

dual ( )D . Persamaan terakhir merupakan

kondisi pelengkap. Kondisi pelengkap adalah

taklinier dan mengakibatkan sistem (3.1) sulit

untuk diselesaikan.

3.2 Central path

Agar sistem (3.1) dapat diselesaikan,

kondisi pelengkap dapat diganti dengan

xs e , dimana adalah sebarang bilangan

positif dan e adalah vektor yang semua

unsurnya bernilai satu. Kendala baru ini

disebut kondisi pemusatan pada . Sehingga

dihasilkan sistem:

, 0,

, 0,

.

T

A

A

x b x

y s c s

xs e

(3.2)

Jika sistem (3.2) memiliki sebuah solusi

untuk suatu > 0, maka 0 0 dan adalah

himpunan tak kosong. Pada kondisi ini

dan memenuhi kondisi titik interior. Jika

dan memenuhi kondisi titik interior

maka sistem (3.2) memiliki sebuah solusi

untuk sebarang > 0. Oleh karena itu jika

sistem (3.2) memiliki sebuah solusi untuk

suatu > 0, maka sistem (3.2) memiliki

solusi untuk semua > 0. Dan ini terjadi jika

dan hanya jika kondisi titik interior terpenuhi. Ulasan yang lebih lengkap dan pembuktian

pernyataan di atas dapat dilihat pada buku

(Roos 2006).

Solusi untuk setiap dinotasikan

dengan ( )x , ( )y , dan ( ).s solusi dari

(x disebut -center dari ( )P

dan solusi

dari ( ( ), ( )) y s disebut -center dari ( )D .

Jika bergerak sepanjang (0, ) maka

(x membentuk suatu kurva pada 0 yang

disebut central path dari ( )P

dan ditulis

dengan : 0, . x Dengan cara

yang sama, ( ( ), ( )) y s membentuk suatu

kurva pada 0 yang disebut central path

dari D dan ditulis dengan

{( ( ), ( )) : } y s .

Page 17: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

8

Jika maka ( )x , ( )y dan ( )s

konvergen ke solusi dari sistem (3.1), artinya

central path konvergen ke himpunan solusi

optimal ( )P dan ( )D . Pada sisi lain, jika

maka ( ) dan ( ( ), ( )) x y s

konvergen ke apa yang disebut analytic center

( )P dan ( )D . Definisi formal dari analytic

center ( )P dan ( )D adalah sebagai berikut.

Jika kondisi titik interior dipenuhi maka:

(i) Analytic center primal adalah

argmaksx ℯ𝑇 log 𝐱 : 𝐱 ∈ 0 dan

(ii) Analytic center dual adalah

argmakss ℯ𝑇 log 𝐬 : 𝐬 ∈ 0 .

3.3 Langkah Newton

Diberikan pasangan primal-dual fisibel

( ,x ( ,y ))s , ingin ditetapkan arah pencarian

x , y , dan s sehingga ( x x , ,y y

)s s memenuhi sistem (3.2). Dengan kata

lain,

( ) ,

( ) ,

( )( ) .

T

A

A

x x b

y y s s c

x x s s e

Karena dan TA A x b y s c , jika

dijelaskan secara eksplisit maka sistem ini

akan menjadi :

Untuk persamaan pertama dari sistem tersebut

akan menjadi:

( ) ,A x x b

,A A x x b

,A b x b

,A x b b

, 3.3A x 0

kemudian untuk persamaan kedua menjadi:

( ) ,TA y y s s c

,T TA A y y s s c

,T TA A y s y s c

,TA c y s c

. 3.4TA y s 0

selanjutnya persamaan terakhir dari sistem

tersebut akan menjadi:

( )( ) ,

,

. 3.5

x x s s e

xs x s s x x s e

x s s x x s e xs

Dari persamaan (3.3), (3.4), dan (3.5)

diperoleh sistem:

,

,

.

T

A

A

x 0

y s 0

s x x s x s e xs

Persamaan ketiga pada sistem di atas

merupakan persamaan taklinear, karena faktor

kuadrat ΔxΔs . Untuk menyelesaikan sistem

di atas, persamaan ketiga dilinearkan

menggunakan metode Newton sebagai

berikut:

Page 18: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

9

,f x s s x x s x s e xs

1 0

0 0 0 0

1 0dengan , dan saat 0J k

x xx s s s x x d

s s

sehingga

1 1 0 0 0 0

1 01 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 0

0 0

11 1 1 1

1

1 1 1

, , , 0

0

dengan hampiran awal 0

0

f f J

x s x s x s d

x xs x x s x s e xs s x x s x s e xs s s x x

s s

x s

xs x x s x s e xs e xs s x

s

s x x s x1 1 1

1 1

1 1

0

0

s e xs s x x s e xs

s x x s e xs

s x x s e xs

setelah dilinearkan persamaan ketiga menjadi s x x s e xs

Sehingga diperoleh sistem linear sebagai

berikut:

,

, 3.6

.

T

A

A

x 0

y s 0

s x x s e xs

Matriks koefisien dari sistem linear tersebut

adalah:

dengan diag ( )X x

dan diag ( ),S s serta

vektor dan x s positif. Solusi dari sistem

persamaan linear , , x y s dinamakan arah

primal-dual langkah Newton. Dengan

mengambil langkah disekitar arah ini,

ditemukan iterasi baru ( , ( , )) x y s . Iterasi

baru ini diberikan oleh

,

, 3.7

.

x x x

y y y

s s s

Iterasi (3.7) disebut dengan langkah full-

Newton.

Metode interior primal-dual dengan

langkah full-Newton disajikan seperti di

bawah ini:

Input:

parameter akurasi ϵ > 0;

parameter kedekatan 1;

0 0 0, ,x y s fisibel, 0 0 0T

x s n

dan 0 0 0, ; ;x y

parameter update barrier , 0 1.

begin

0 0 0 0: ; : ; : ; ;x x s s y y

while n ϵ do

: 1 ;

: ;

: ;

: ;

x x x

y y y

s s s

endwhile

end

0 0 0

0 0

0

T

A

A I

S X

x

y

s e xs

Page 19: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

10

Pada subbab selanjutnya akan dibahas

mengenai ukuran kedekatan. Ukuran

kedekatan ini digunakan pada pemrograman,

untuk memperoleh ukuran kedekatan sistem

(3.6) dinyatakan dalam sistem lain yang

setara.

Ukuran kedekatan digunakan untuk

menjamin bahwasanya pada setiap iterasi

selalu diperoleh ( , ( , )) x y s yang fisibel dan

juga digunakan untuk menganalisis

kompleksitas algoritme. Pembahasan mengenai analisis kompleksitas algoritme, di

luar cakupan karya ilmiah ini.

3.4 Ukuran Kedekatan

Dalam proses menuju solusi optimal,

dengan menggunakan langkah full-Newton,

dibangkitkan barisan titik-titik di sekitar

central path. Diperlukan suatu alat untuk

mengukur kedekatan dari ( , ( , ))x y s ke

center .

Sebelum mendefinisikan ukuran

kedekatan ini, sistem linear (3.6) diubah,

dengan penskalaan , , dan x y s ke

, dan x y sd d d sebagai berikut:

, , ,x y s

v x y v sd d d

x s

dengan

.

xs

v

Jika didefinisikan diag( / )D x s maka

bila dipaparkan secara eksplisit persamaan

pertama dari sistem (3.6) sama dengan

,A x 0

,xA diag

xd 0

v

1 ,xA diag

x

d 0xs

,xA diag

xd 0

s

, 3.8xAD d 0

kemudian persamaan kedua dari sistem (3.6)

menjadi

,TA y s 0

,Ty sA

sd d 0

v

,Ty sA diag

vd d 0

s

,

1

Ty sA diag

xs

d d 0s

2,T

y sA diag

xsd d 0

s

,Ty sA diag

xd d 0

s

, 3.9T

y sAD d d 0

selanjutnya persamaan terakhir sistem (3.6)

sama dengan

, s x x s e xs

,x s

x ss d x d e xs

v v

,x s

s x d x s d e xsxs xs

,x s xs d xs d e xs

,x s xs d d e xs

,x s

e xsd d

xs

,x s

xsd d

xs

Page 20: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

11

1 . 3.10x s d d v v

Setelah didapatkan hasilnya, maka dari

persamaan 3.8 , 3.9 , dan 3.10 diperoleh

sistem:

1

,

( ) ,

.

x

Ty s

x s

AD

AD

d 0

d d 0

d d v v

(3.11)

Dua persamaan pertama dari sistem

(3.11) menunjukkan bahwa vektor dan x sd d

merupakan ruang nol dan ruang baris dari

matriks AD . Kedua ruang ini adalah

ortogonal, sehingga dan x sd d orthogonal,

yang berimplikasi

2 2 2

21 = .

x s x s

d d d d

v v

Perhatikan bahwa xd , sd ,(dan juga yd )

adalah nol jika dan hanya jika 0-1v - v ,

yang hanya terjadi jika v = e , dan kemudian

, dan x y s bertepatan dengan center

masing-masing. Oleh karena itu untuk

mengukur jarak dari ( , ( , ))x y s ke center ,

digunakan , ; x s yang didefinisikan oleh

211

, ; : ) : .2

x s v v v (3.12)

Untuk sebarang 0 , neighborhood

dari center diberikan oleh himpunan

, , : , ( , ) , ( , ; ) .P D x y s x y s x s

Page 21: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

12

IV STUDI KASUS

Pada bagian ini akan diberikan dua

contoh kasus yang berbeda pada masalah

Klee-Minty (KM), dengan mengambil 1

3 ,

2n dan 0 0y . Kedua contoh kasus ini

telah dijamin oleh ukuran kedekatan, sehingga

hasil yang didapatkan akan selalu berada di

daerah fisibel.

Contoh kasus pertama untuk kasus tanpa

kendala redundant:

2 min y

kendala 1 0 1,y

1 2 1

1 1 1 .3 3

y y y

Dengan menggunakan definisi analytic center, untuk menentukan analytic center maka

kendala masalah KM tersebut dinyatakan sebagai berikut:

1

1

0,

1 0,

y

y

2 1

1 2

10,

3

11 0.

3

y y

y y

Kemudian digunakan rumus untuk mencari analytic center:

1

1

1 2 1

1 2

log

log1

1A =argmaks 1 1 1 1 log3

1log1

3

y

y

y

y y

y y

Untuk memperoleh titik analytic center turunkan persamaan (4.1) terhadap 1y dan 2y

1

1

0A

y

1 12 1 1 2

1 1

1 1 3 3 0,1 11

13 3

y yy y y y

1

2

0A

y

2 1 1 2

1 10.

1 11

3 3y y y y

Dengan menyelesaikan persamaan (4.1) diperoleh titik analytic center 1 20.317, 0.5 .y y

1 1 1 2 1 1 2

1 1A argmaks log log 1 log log 1 4.1

3 3y y y y y y y

Page 22: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

13

Gambar 1 menunjukkan masalah KM tanpa penambahan kendala redundant. Gambar 1 diperoleh dengan menggunakan MATLAB R2008b dan memperlihatkan central path bergerak

sepanjang 0, , ketika central path konvergen ke analytic center di titik (0.317,

0.5) dan jika 0 maka central path konvergen ke solusi optimal di titik (0,0).

Gambar 1. Masalah KM tanpa penambahan kendala redundant

Untuk contoh kasus kedua akan diberikan

penambahan kendala redundant 1 0y dan

2 0y , dengan besarnya pengulangan

ditentukan menggunakan parameter

1

:4 1n

,

2 ( 1)/2

2 4 2: , , , .

T

n n n

nh

Parameter di atas digunakan oleh Nematollahi

dkk dalam jurnalnya (Nematollahi dkk. 2008),

dengan menggunakan parameter tersebut

Nematollahi dkk. membuktikan bahwa central

path akan mengunjungi cukup dekat ke semua

verteks dari daerah fisibel, namun penggunaan parameter tersebut masih secara teori. Pada

contoh kasus kedua ini akan ditunjukkan

penggunaan parameter tersebut secara terapan.

Setelah dilakukan penghitungan

didapatkan besarnya pengulangan kendala

redundant 24,1728T

h , sehingga masalah

KM yang diperoleh sebagai berikut:

2 min y

kendala 1 0 1y

1 2 1

1 1 13 3

y y y

1 0y diulang 24 kali, 2 0y diulang 1728

kali.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Page 23: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

14

Dengan menggunakan definisi analytic center, untuk menentukan analytic center maka

kendala masalah KM tersebut dinyatakan sebagai berikut:

1

1

0,

1 0,

y

y

2 1

1 2

10,

3

11 0,

3

y y

y y

1

2

0, (24 kali)

0. (1728 kali)

y

y

Kemudian digunakan rumus untuk mencari analytic center:

1

1

2 1

1 2

2 1

1

2

2

log

log1

1log

3

1log1

3A =argmaks 1 1 1 log

24

log

log

1728

log

y

y

y

y y

y y

y

y

y

y

untuk memperoleh titik analytic center turunkan persamaan (4.2) terhadap 1y dan 2y

2

1

0A

y

1 1 12 1 1 2

1 1

1 1 243 3 01 11

13 3

y y yy y y y

2

2

0A

y

22 1 1 2

1 1 17280.

1 11

3 3

yy y y y

Dengan menyelesaikan persamaan (4.2) diperoleh titik analytic center 1 20.043, 0.985 .y y

2 1 1 2 1 1 2 1

2

1 1argmaks (log log 1 log log 1 24log

3 3

1728log( )) 4.2

yA y y y y y y y

y

Page 24: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

15

Gambar 2 menunjukkan masalah KM dengan penambahan kendala redundant 1 0y (24

kali) dan 2 0y (1728 kali).

Gambar 2. Masalah KM dengan penambahan kendala redundant.

Dapat dilihat pada Gambar 2 semua

kendala redundant masalah KM tersebut

menyentuh daerah fisibel dan terjadi

perubahan pada central path sehingga central

path mengunjungi cukup dekat ke semua

verteks dari daerah fisibel, yang diakibatkan

adanya penambahan kendala redundant

1 0y (24 kali) dan 2 0y (1728 kali).

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 10

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Page 25: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

16

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Metode interior primal-dual dengan

langkah full-Newton adalah salah satu metode

untuk menyelesaikan masalah optimasi linear.

Metode ini bergerak di dalam interior dari

domain secara monoton menuju solusi

optimal.

Central path merupakan kurva yang

bergerak dari analytic center menuju solusi

optimal. Dengan adanya penambahan kendala

redundant 1 0y (24 kali) dan 2 0y (1728

kali) pada masalah Klee-Minty, central path

mengunjungi cukup dekat ke semua verteks

dari daerah fisibel.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya dapat

dilakukan analisis kompleksitas terhadap

metode interior primal-dual dengan langkah

full-Newton dan melakukan perbandingan

waktu secara terapan dalam menyelesaikan

masalah optimasi linear antara metode

simpleks dan metode interior primal-dual

dengan langkah full-Newton. Dikarenakan

keterbatasan waktu penulis belum dapat

melakukan hal tersebut.

Page 26: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

DAFTAR PUSTAKA

Deza A, Nematollahi E, Peyghami R, and

Terlaky T. 2006. The central path visits

all the vertices of the Klee-Minty cube.

Optimization Methods & Software,

21(5):851–865.

Deza A, Terlaky T, and Zinchenko Y. 2009.

Central Path Curvature and Iteration-

Complexity for Redundant Klee-Minty

Cubes. In Advance in applied mathematics

and global optimization, volume 17 of

Adv. Mech. Math., pages 223-256.

Springer, New York.

Deza A. Nematollahi E, and Terlaky T.

2008. How Good are Interior Point

Methods? Klee-Minty Cubes Tighten

Iteration-Complexity Bounds. Mathe-

matical Programming, 113 (1, Ser. A): 1-

14.

Guritman S, dan Supriyo P.T. 2004. Diktat

Kuliah Matematika Diskret. Bogor: Dep.

Matematika IPB.

Jensen P.A, Bard J.F. 2002. Operations

Research Models and Methods. John

Wiley and Sons. New York.

Leon, S.J. 1998. Linear Algebra with

Aplications. Ed ke-4. Prentice Hall, New

York.

Mitchell JE, P.M. Pardalos and M.G.C.

Resende. 1998. Interior Point Methods for

Combinatorial Optimazation. Kluwer

Academic Publishers.

Nash SG and Sofer A. 1996. Linear and

Nonlinear Programming. McGraw-Hill,

New York.

Nematollahi E. and Terlaky T. 2008a. A

Simpler and Tighter redundant Klee-Minty

Construction. Optimization Letters, 2(3):

403-414.

Nematollahi E. and Terlaky T. 2008b. A

Redundant Klee-Minty Construction with

All the Redundant Constraints Touching

the Feasible Region. Mcmaster University,

Canada.

Roos C, Terlaky T, and Vial J.-Ph. 2006.

Interior Point Methods for Linear

Optimization. Ed ke-2. Springer, New

York.

Silalahi B.P. 2011. On the Central Path of

Redundant Klee-Minty Problems. Delft

University, Netherland.

Winston W.L. 2004. Operations Research:

Applications and Algorithms. Ed ke-4.

Duxbury, New York.

Page 27: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

18

LAMPIRAN

Page 28: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

19

Langkah full Newton

function [x,y,s]= Newton_step(A,b,c,x,y,s,mu); rb = b - A*x; rc = c - A'*y - s; v = sqrt(x.*s/mu);

r = v.^(-1)-v; D = diag(sqrt(x./s)); AA=A*D; M=AA*AA';

rhs = rb/sqrt(mu)+AA*(diag(v./s)*rc - r);

dy=M\rhs; Dy = sqrt(mu)*dy;

ds = diag(v./s)*rc - AA'*dy; dx = r - ds; Dx = x.*dx./v; Ds = s.*ds./v;

alpha = 1; x = x + alpha*Dx; y = y + alpha*Dy; s = s + alpha*Ds;

Pembangkitan Gambar 1

function [A,b,c,x,y,s,mu,opt] =irwan_nursolih n=4 A=[-1 1 1/3 1/3 ; 0 0 -1 1] c=[0;1;0;1]

b=[0;-1]

figure (3) clf

y = [0.4 0.5]'; s = c -A'*y mu = 1000; x = mu./s -1/(11*10^(n-5)) rb = A*x-b

figure (3) axis ([0 1 0 1]) for i = 1:250, [x,y,s] = Newton_step(A,b,c,x,y,s,mu); end

rb = A*x-b

Page 29: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

20

rc = -c+A'*y+s [x s] x y x.*s mu=(x'*s)/(n); theta = 1/100; eps = 10^(-10);

figure(3) line('color',[0 1

0],'linestyle','o','erase','none','xdata',y(1),'ydata',y(2),'marke

rsize',2); % it=0 while n*mu>eps, mu = (1-theta)*mu; [x,y,s] = Newton_step(A,b,c,x,y,s,mu); line('color',[0 0

1],'linestyle','o','erase','none','xdata',y(1),'ydata',y(2),'marke

rsize',1); % it=it+1 end

line('color',[1 0

0],'linestyle','*','erase','none','xdata',y(1),'ydata',y(2),'marke

rsize',4); axis([-0.02 0.02 0 10^(0)])

axis([0 1 0 1]) axis([0 1 0 1])

xx=[0 1 1 0 0] yy=[0 0.3 0.7 1 0] line('color',[1 0 0],'linestyle','-

','erase','none','xdata',xx,'ydata',yy,'markersize',4); y return

Pembangkitan Gambar 2

function [A,b,c,x,y,s,mu,opt] = gambar_kasus(n)

n=4

A=[-1 1 1/3 1/3 ; 0 0 -1 1 ]

m=1 c=[0;1;0;1] for i=1:m A=[A,[-1;0]] c=[c;0] end n=n+m

p=1 for i=1:p A=[A,[0;-1]]

Page 30: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

21

c=[c;0] end n=n+p

b=[0;-1]

figure(3) clf

y = [0.1 0.9]'; A' d=A'*y d(1) d(2) s = c - A'*y

mu =1000; x = mu./s opt = -1/(11*10^(n-5))

rb = A*x-b % compute (feasible!) 1-center for i = 1:250, [x,y,s] = Newton_step(A,b,c,x,y,s,mu); end rb = A*x-b rc = c - A'*y - s [x s] x y x.*s

mu=(x'*s)/(n); xsu=(sqrt(x.*s/mu)-sqrt(ones(size(x))*mu./(x.*s))); delta=normest(xsu)/2 theta = 0.01; eps = 10^(-10); figure(3)

line('color',[0 1

0],'linestyle','o','erase','none','xdata',y(1),'ydata',y(2)-

opt,'markersize',2); while 4*mu>eps, mu = (1-theta)*mu; [x,y,s] = Newton_step(A,b,c,x,y,s,mu); line('color',[0 0 1],'linestyle','-

','erase','none','xdata',y(1),'ydata',y(2)-opt,'markersize',2); end line('color',[1 0

0],'linestyle','*','erase','none','xdata',y(1),'ydata',y(2)-

opt,'markersize',4); axis([-0.02 0.02 0 10^(0)])

axis([-0.3 0.3 0 1]) axis([0 1 0 1])

Page 31: METODE INTERIOR PRIMAL DUAL DENGAN LANGKAH FULL … · metode interior primal -dual dengan langkah full -newton : studi kasus masalah klee -minty dengan kendala redundant t aknegatif

22

% ini yg bwt KM-cube xx=[0 1 1 0] yy=[0 0.3 0.7 1] line('color',[1 0 0],'linestyle','-

','erase','none','xdata',xx,'ydata',yy,'linewidth',1);

xx=[0 0 ] yy=[0 1 ] line('color',[0 1 0],'linestyle','-

','erase','none','xdata',xx,'ydata',yy,'linewidth',2);

xx=[0 1 ] yy=[0 0 ] line('color',[0 1 0],'linestyle','-

','erase','none','xdata',xx,'ydata',yy,'linewidth',2);

xx=[0.083 0.917 0.917 0.083 0.083] yy=[0.083 0.383 0.617 0.917 0.083] line('color',[1 0 1],'linestyle','-

','erase','none','xdata',xx,'ydata',yy,'linewidth',2); return