Upload
anonymous-f5x29wgbu
View
54
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
metode
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR). Sebagian besar penyebab BBLR di Negara berkembang adalah gangguan pertumbuhan
intrauterine.intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan
tenaga yang terampil. Akibatnya angka mortalitas dan morbiditas bayi BBLR menjadi tinggi.
Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan
terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan,
ASI, Perlindungan infeksi, dan stimulasi. Pada saat bayi premartur/BBLR lahir berbagai
komplikasi dapat terjadi. Semakin muda usia kehamilannya dan semakin kecil bayi tersebut
semakin banyak komplikasi yang terjadi. Perawatan dini bagi bayi yang memiliki komplikasi
harus disesuaikan dengan juklak institusi/nasional.
Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relative tinggi, yaitu sekitar
14%. Di rs Dr. Cipto Mangunkusumo (rscm) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan angka
sebesar 13,8%, sedangkan di RS M Djamil Padang Chundrayetti pada tahun 1998 mendapat
angka sebesar 12,6%.
Di Negara – Negara berkembang termasuk di Indinesia morbiditas dan mortalitas BBLR masih
tinggi. Bayi berat lahir rendah merupan penyumbang utama kematian neonatal. Di Subbagian
Perinatologi IKA FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian neonatal dini pada
kelompok bayi dengan berat lahir <1000g, 1000-1499g, dan 1500-2499g masing-masing sebesar
75%, 41,9% dan 6,6%. Penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia, hipotermia dan
infeksi. Selain kondisi yang buruk pada saat dilahirkan, kematian neonatal sering disebabkan oleh
cara penanganan kasus yang tidak tepat.
Kehangatan tubuh ibu ternyata merupaka sumber panas yang efektif untuk bayi yang lahir cukup
bulan maupun yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara kulit ibu dengan
kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contac atau Metode Kanguru (MK). Metode
Kanguru diperkenalkan pertamakali oleh rey dan Martinez dua orang ahli neonatologi dari
bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983. Metode ini merupakan cara sederhana yang
1
bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama,
terutama BBLR dengan berat 1200 – 2000g.
Dengan ditemukan nya metode kanguru telah terjadi revolusi perawatan BBLR/bayi kurang bulan
(BKB). Metode ini bermanfaat bagi bayi preamtur untu membantu memulihkan akibat dari
prematuritasnya dan menolong orangtua agar lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam
merawat bayinya. Metode kanguru berperan dalam perawatan bayu baru lahir secara manusiawi
dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
METODE KANGURU SEBAGAI PENGGANTI INKUBATOR UNTUK BAYI
BERAT LAHIR RENDAH
Metode Kanguru (MK) ditemukan pada tahun 1983 oleh dua orang ahli neonatologi dari Bogota,
Colombia untuk mengatasi keterbatasan jumlah incubator. Setelah dilakukan berbagai penelitian,
ternyata MK tidak sekedar menggantikan peran incubator, namun juga member bnyak
keuntungan yang tidak bias diberikan oleh incubator. Metode kanguru mampu memenuhi
kebutuhan asasi BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim
sehingga member peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar. Metode Kanguru
dapat meningkatkan hubungan emosi ibu – bayi, menstabilkan suhu tubuh, laju denyut jantung
dan pernapasan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik,
mengurangi stress pada ibu dan bayi,mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki
keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi
nosokomial, dan mempersingkat lama rawat di rumah sakit.
Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relative tinggi, yaitu sekitar
14%. Di rs Dr. Cipto Mangunkusumo (rscm) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan angka
sebesar 13,8%, sedangkan di RS M Djamil Padang Chundrayetti pada tahun 1998 mendapat
angka sebesar 12,6%.
Di Negara – Negara berkembang termasuk di Indinesia morbiditas dan mortalitas BBLR masih
tinggi. Bayi berat lahir rendah merupan penyumbang utama kematian neonatal. Di Subbagian
Perinatologi IKA FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian neonatal dini pada
kelompok bayi dengan berat lahir <1000g, 1000-1499g, dan 1500-2499g masing-masing sebesar
75%, 41,9% dan 6,6%. Penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia, hipotermia dan
infeksi. Selain kondisi yang buruk pada saat dilahirkan, kematian neonatal sering disebabkan oleh
cara penanganan kasus yang tidak tepat.
3
Kehangatan tubuh ibu ternyata merupaka sumber panas yang efektif untuk bayi yang lahir cukup
bulan maupun yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara kulit ibu dengan
kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contac atau Metode Kanguru (MK). Metode
Kanguru diperkenalkan pertamakali oleh rey dan Martinez dua orang ahli neonatologi dari
bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983. Metode ini merupakan cara sederhana yang
bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama,
terutama BBLR dengan berat 1200 – 2000g.
Dengan ditemukan nya metode kanguru telah terjadi revolusi perawatan BBLR/bayi kurang bulan
(BKB). Metode ini bermanfaat bagi bayi preamtur untu membantu memulihkan akibat dari
prematuritasnya dan menolong orangtua agar lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam
merawat bayinya. Metode kanguru berperan dalam perawatan bayu baru lahir secara manusiawi
dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.
BEBERAPA PERMASALAHAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Hipotermia
Salah satu cirri BBLR terutama BKB adalah mempunyai suhu yang tidak stabil dan cenderung
hipotermia (suhu < 36,5 ºC). hipotermia dapat mengakibatkan komplikasi jangka pendek berupa
asidosis, hipoglikemia, dan gangguan pembekuan darah serta peningkatan risiko untuk distress
pernafasan.
Rendahnya Daya Tahan Terhadap Infeksi
Bayi berat lahir rendah terutama BKB sangat Rentan terhadap infeksi terutama infeksi
nosokomial. Hal ini disebabkan oleh kadar immunoglobulin serum yang rendah, aktivitas
bakterisidal neutrofil dan efek sitotoksik limfosit juga masih rendah.
Apneu Pada Bayi Kurang Bulan
Kelainan ini terjadi akibat ketidakmatangan paru dan susunan saraf pusat. Apneu didefinisikan
sebagai periode tak bernafas selama lebih dari 20 detik dan disertai bradikardiasemua bayi
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu harus secara rutin dan terus menerus dipantau
sampai apneu hilang selama satu minggu. Pemberian teofilin dapat mengurangi kejadian apneu
sekitar 60 – 90 %.
4
Enterokolitis Neokrotikans
Prematuritas merupakan factor risiko terjadinya enterokolitis nekrotikans (EKN) pada neonates.
Kenaikan angka harapan hidup BKB menyebabkan kenaikan kejadian EKN. Kejadian EKN
tertinggi pada bayi berat lahir <1500g. tiologi penyakit ini multifactor, yaitu factor yang
menyebabkan trauma hipoksik iskemik pada saluran cerna yang masih imatur, kolonisasi bakteri
pathogen, dan substrat protein berlebihan dalam lumen. Pembetian ASI dapat
mencegah/mengurangi kejadian EKN karena ASI merupakan cairan normo-osmolar dan
mengandung makrofag, limfosit,dan immunoglobulin yang mencegah kolonisasi bakteri
pathogen.
Kebutuhan Bayi Berat Lahir Rendah
Monintja merumuskan kebutuhan tersebut sebagai brikut :
Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai dengan pengaturan suhu, kelembaban
udara dan kebersihan lingkungan.
Kebutuhan akan fungsi perfusi dan oksigenisasi jaringan yang baik agar fungsi
metabolism dan ekskretorik dapat berlangsung adekuat.
Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat yang menjamin tunbuh kembang
optimal.
Kebutuhan emosional dan social yang menunjang tumbuh kembang yang baik.
KEUNTUNGAN METODE KANGURU
Berbagai penelitian mengenai metode kanguru telah dilakukan baik dinegara berkembang mauun
Negara maju, dan didapatkankan beberapa keuntungan menggunakan metode kanguru
dibandingkan perawatan bayi secara tradisional (menggunakan incubator).
5
1. Peningkatan Hubungan Emosi Ibu – Bayi
Hubungan emosional ibu dengan bayi dimulai sejak kehamilan. Ikatan emosional yang disebut
attachment atau bonding ini merupakan suatu proses hubungan bayi dengan orangtuanya. Bayi
dengan kontak yang dini dengan ibunya, lebih sedikit menangis, lebih sering tersenyum, dan
lebih banyak memanfaatkan ASI daripada bayi yang kontak dengan ibunya terlambat atau tidak
adekuat.
Tessier dkk melaporkan bahwa ibu – ibu yang menggunakan metode kanguru merasa lebih
percaya diri dalam merawat bayinya dibandingkan kelompok control dan apabila bayinya
bermasalah sehingga perlu dirawat lebih lama di rumah sakit. Perasaan khawatir pada akan
keadaan anaknya lebih besar daripada kelompok control. Metode kanguru juga meningkatkan
kedekatan ibu dan bayinya, mengurangi perasaan stress pada ibu sebagaimana pada bayi, serta
membuat ibu dan bayi lebih tenang dan rileks. Semakin dini metode kanguru diterapkan hasilnya
semakin baik.
2. Stabilisasi Suhu Tubuh
Terdapat beberapa cara untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat yaitu dengan metode
kanguru, ruangan hangat, botol yang dihangatkan, radiant warmer, tempat tidur berisi air yang
dihangatkan, dan inkubator. Ditinjau dari segi efektivitas, keamanan dan hygiene metode kanguru
sama dengan incubator tipe 3 yang paling canggih, namun dari segi segi baiya berbeda jauh.
Suatu fenomena menarik tentang pengaturan suhu tubuh ibu yang menggunakan metode kanguru
ditemukan oleh Ludington_hoe, dkk. Didapatkan bahwa suhu ibu akan meningkat bila bayi mulai
dingin dan bila bayi telah hangat maka suhu ibu menurun kembali. Hal ini tanpa disadari oleh ibu
tersebut. Mereka menyebut fenomena ini sebagai maternal neonatal thermal synchcrony. Pada
metode kanguru tidaki terjadi proses kehilangan panas baik melalui radiasi, kenveksi, evaprasi,
maupun konduksi; sedangkan ikubator masih dapat terjadi prosos kehilangan panas melalui
radiasi yangdapat mencapai 50%.
3. Stabilisasi Laju Denyut Jantung Pernapasan
Ludington-hoe dkk, dalam penelitiannya menggunakan alat monitor kontinyu, menemukan
bahwa selama perawatan menggunakan metode kanguru laju denyut jantung bayi relative stabil
dan konstan sekitar 140-160 kali per menit.ketika bayi tidur saat perawatan metode kanguru,
denyut jantung menjadi teratur.
6
Mengenai pola pernafasan, Ludington-Hoe melaporkan bahwa selama metode kanguru frekuensi
pernafasan bayi menjadi lebih dalam, kejadian apneu berkurang 4 x lipat, lama episode apneu,
dan periodic breathing menjadi lebih singkat.
4. Pengaruh Terhadap Tingkah Laku Bayi
Pada bayi yang dirawat dengan metode kanguru, apabila kita mengetuk punggung bayi perlahan –
lahan atau membuat keributan didekatnya, reaksi bayi hanya berupa kerutan wajah serta
pergerakan jari tangan dan kaki yang berlangsung singkatt. Selanjutnya bayi melanjutkan
tidurnya dengan tenang tanpa terbangun.
Pada perawatan metode kanguru bayi tidur dua kali lebih sering, serta lebih lama dan dalam. Hal
ini penting agarbayi dapat waspada (alert), sehingga bayi dapat melakukan berlangsung lebih
lama saat perawatan metode kanguru daripada bayi yang dirawat tersah oleh ibu.
Bayi yang dirawat di incubator bias menangis selama 2-3 menit sampai seseorang dating
merawatnya. Dengan metode kanguru jumlah tangisan dalam satu episode menurun bermakna
bahkan banyak bayi yang tidak menangis sama sekali, atau jika menangis biasanya berlangsung
selama satu menit. Tangisan yang terjadi selama metode kanguru biasanya terjadi pada saat bayi
sedang lapar dan dapat segera diketahui oleh ibu dengan memberikan ASI
5. Peningkatan Produksi Air Susu Ibu
Air Susu Ibu pada kelompok metode kanguru jumlahnya lebih banyak secara bermakna
disbanding kelompok control. Peningkatan produksi ASI dapat terjadi dengan menguatnya ikatan
emosi ibu-bayi sehingga terjadi letdown reflex yang penting bagi pemngeluaran ASI.disamping
itu, stress yang biasa terjadi pada ibu-ibu yang bayinya dirawat sakit akan berkurang bila ibu
diberi kesempatan mendekap bayinya dalam metode kanguru, hal ini berpengarus positif terhadap
produksi ASI.
6. Pengaruh Terhadap Kejadian Infeksi
Tidak satupun laporan tentang penggunaan metode kanguru yang menyatakan adanya
peningkatan kejadian sepsis. Hal ini tampaknya disebabkan flora normal kulit ibu lebih aman
bagi bayi premature yang mendapat ASI dibandingkan organism yang resisten terhadap antibiotic
yang terdapat di rumah sakit.
7
7. Berkurangnya Hari Rawat Di Rumah Sakit
Dengan diterpkan nya metode kanguru hari rawat di rumah sakit menjadi jauh berkurang,
meskipun jumlah kunjungan untuk control meningkat, hal ini menyebabkan penghematan biaya
perawatan, berkurangnya beban perawat dirumah sakit serta menurunnya kejadian infeksi
nosokomial.
BEBERAPA KENDALA DAN UPAYA PENANGGULANGAN
Factor budaya, tingkat pengetahuan dan kebijakan perintah dapat berpengaruh terhadap
pelaksanaan metode kanguru di masyarakat. Di Negara dengan penggunaan ASI tidak popular
maka metode kanguru akan sulit berkembang. Kebijakan pemerintah dalam menyebarluaskan
informasi mengenai berbagai manfaat metode kanguru juga akan membantu penerapan metode
kanguru ini di masyarakat. Di beberapa Negara, media cetak dan elektronik turut berperan dalam
penyebarluasan informasi secara terus menerus akan mampu mempopulerkan metode ini.
TATALAKSANA YANG DIANJURKAN
Kriteria untuk mengikuti program perawatan bayi dengan metode kanguru antara lain ditetapkan
oleh ISS world laboratory kangaroo mother program yaitu berat badan ≤ 2000g, tidak ada
masalah patologis yang menyertai, reflex hisap baik, koodinasi reflex hisap dan menelan baik,
mempunyai orangtua yang menyetujui peraturan metode kanguru dan mematuhi jadwal
pertemuan, memiliki catatan medic yang lengkap serta memperoleh informed consent dari
orangtua. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan untuk ibu, bayi, posisi bayi,
observasi bayi, cara pemberian ASI, serta kebersihan ibu dan bayi, ilustrasi metode kanguru dapat
dilihatpada gambar.
8
MANFAAT PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) & PENERAPANNYA
ISTILAH KMC
Prinsip “skin to skin contact” ini dalam bahasa inggris dikenal dengan KMC serta dalam
publikasi Bahasa Spanyol disebut “la Tecnica madre Canguro”. Di Indonesia, Prof. Dr. Achmad
Suryono (Ketua UKK Perinatologi, PP IDAI 200-2003) memperkenalkan istilah perawatan Bayi
Lekat (PBL) karena cara merawat ini dilakukan dengan melekatkan tubuh bayi kepada tubuh ibu.
Perinasia sendiri menggunakan istilah perawatan Metode Kanguru (PMK).
PENGERTIAN PMK
Yaitu cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popokdan topi)diletakkan
secara tegak / vertical di dada antara kedua payudara ibunya (ibu tenjang dada kemudian
diselimuti). Dengan demikian, terjadi kontak kulit bayi dengan kulitibu secara kontinyu dan bayi
memperolah panas (sesuai suhu ibunya) melalui proses konduksi. Cataneo (1998) menegaskan
pentingnya kontak kulit bayi ke ibu yang terus menerus dan berkelanjutan.(hanya dipisahketika
ibu kekamar mandi atau mengikuti pemeriksaan medis lain) sedangkan posisinya bisa vertikal
dan bisa setengah miring. Levin (1998) menekankan bahwa kontak itu harus 24 jam untuk disebut
sebagai KMC. Dalam penerapan PMK ibu dapat diganti oleh pengganti ibu misalnya suami,
nenek, kakek bayi atau sanak keluarga yang lain yang dipersiapkan untuk itu.
CARA KEHILANGAN PANAS PADA BBL
Pada intinya ada 4 cara bayi baru lahir kehilangan panas yaitu :
evaporasi merupakan proses kehilangan panas melalui proses penguapan dari tubuh yang
basah misalnya bayi yang mengompol dan tetap basah, atau tubuh bayu yang diseka
dengan alkohol dan alkoholnya menguap maka tubuh bayi terasa dingin.
Radiasi meliputi kehilangan panas melalui pemancaran panas dari tubuh bayi ke
lingkungan sekitar yang lebih dingin misalnya bayi baru lahir segera ditarus di ruang ber-
AC yang dingin maka suhu tubuh bayi akan berkurang karena panasnya terpancar ke
sekitarnya yang bersuhu lebih rendah.
9
Konduksi yaitu cara kehilangan panas melalui persinggungan dengan benda yang lebih
dingin. Misalnya bayi baru lahir telanjang ditimbang pada alas timbangan logam tanpa
alas maka akan ada panas dari tubuh tubuh bayi yang pindah ke alas logam timbangan.
Konveksi yaitu kehilangan panas melalui aliran udara. Misalnya bayi baru lahir
diletakkan didekat jendela atau pintu yang terbuka maka akan ada aliran udara luar ( yang
mungkin lebih dingin) yang akan berpengaruh pada suhu bayi.
MANFAAT PMK
1. Manfaat PMK Bagi Bayi
telaah yang dilakukan anderson (1991) dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa manfaat
“kontak kulit bayi ke ibu” (skin to skin contact) adalah stabilisasi suhu (suhu tubuh bayi lebih
stabil bahkan lebih stabil daripada yang dirawat di inkubator), pola pernafasan bayi menjadi lebih
teratur (mengurangi kejadian upnea periodik), denyut jantung bayi lebih stabil, pengaturan
perilaku bayi lebih baik misalnya frekuensi menangis bayi berkurang dan sewaktu bangun bayi
lebih waspada, lebih sering bayi minum ASI dan lama mentek lebih panjang. Selain itu, juga
dilaporkan bahwa pemakaian kalori lebih kurang, kenaikan berat badan lebih baik, waktu tidur
bayi lebih lama, hubungan lekat bayi-ibu lebih baik serta berkurangnya kejadian infeksi (Suradi
dan Yanuarso, 2000).
2. Manfaat PMK Bagi Ibu
Dari telaah yang sama oleh Anderson (1991) dilaporkan bahwa PMK mempermudah pemberian
ASI, Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat ibu-bayi lebih baik, ibu lebih
sayang kepada bayinya, pengaruh psikologiss ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas,
kurang merasa stres). Dari penelitian juga dilaporkan adanya peningkatan produksi ASI ibu
(Suradi dan Yanuarso, 2000). selain itu, bila ibu perlu merujuk bayi ke fasilitas kesehatan lain di
dalam maupun antar rumah sakit, serta dari dan kerumah sakit, kerumah sendiri tidak
memerlukan alat khusus karena dapat menggunakan cara PMK (Cattaneo, Davanco, Bergman,
dkk, (1998).
3. Manfaat Bagi Petugas Kesehatan
bagi petugas kesehatan palin sedikit akan bermanfaat dari segi efisien tenaga karena ibu lebih
banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian kebutuhan petugas akan berkurang. Bahkan
10
petugas justru dapat melakukan tugas lain yang klebih memerlukan perhatian petugas misalnya
pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupunmemberikan dukungan kepada ibu dalam
menerapkan PMK (cataneo, Davanco, Bergman, 1998).
4. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan, Klinik, RS
paling sedikit ada 3 manfaat bagi fasilitas pelayanan dengan penerapan PMK yaitu lama
perawatan lebih pendek (ibu cepat pulih) sehingga iibu cepat pulang dari fasilitas kesehatan.
Dengan demikian, tempat tersebut dpat digunakan bagi klien lain yang memerlukan (turn-over
meningkat) manfaat lain yang dikemukakan adalah pengurangan penggunaan fasilitas (listrik,
inkubator, alat canggih lain) sehingga dapat membantu efisiensi anggaran (Cattaneo, Davanco,
Bergman, 1998). dengan naiknya turn-over serta efisiensi anggaran diharapkan adanya
kemungkinan kenaikan revenue (penghasilan).
5. Manfaat Bagi Negara
karena penghasilan ASI meningkat, dan bila hal ini dapat dilakukan dalam skala makro maka
dapat menghemat devisa (import susu formula). Demikian pula, dengan peningkatan pemanfaat
ASI kemungkinan bayi sakit lebih kecil dan ini tentunya menghemat biaya perawatan kesehatan
yang dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.
PENERAPAN PMK
PMK pada hakekatnya memiliki manfaat sebagai berikut :
1. stabilisasi BBL terutama BBLR
2. menggantikan inkubator atau sebagai alternatif
3. merawat bayi prematur/PJT
4. sebagai cara tepat guna transpor dalam merujuk bayi
potensi kendala dalam penerapan PMK yaitu faktor budaya, tingkat pengetahuan masyarakat serta
kebijakan pemerintah. Di negara yang pemanfaatan ASI tidak populer, PMK dapat mengalami
kesulitan berkembang.
11
TATALAKSANA YANG DIANJURKAN
ISS World Laboratory Kangoroo Mother Program memberikan petunjuk penerapan sebagai
berikut : berat badan kurang atau sama 2000 gram, tidak ada masalah patologis pada bayi, refleks
isap baik, demikian juga koordinasi refleks isap dan menelan baik, perkembangan dlam inkubator
baik, orangtua bayi yang menyetujui PMK dan mematuhi aturan, adanya catatan medik bayi yang
lengkap (Suradi dan Yanuarso, 2000)
mengenai syarat penggunaan PMK di Indonesia sebaiknya adanya komponen berikut:
ada formulasi kebijakan
ada organisasi pelayanan utamanya untuk tindak lanjut
ada perlengkapan dan peralatan untuk ibu bayi
ada petunjuk pelaksanaan
ada petugas terlatih dan
ada kelompok pendukung pengguna PMK
sedangkan persyaratan petugas PMK perlu memenuhi kriteria berikut : memiliki pengetahuan dan
ketereampuilan kapan memulai PMK, cara atau teknik menggunakan PMK, cara pemberian
minum bayi khususnya yang BBLR, semiliki kemampuan komunikasi dan konseling untuk
keluarga, memiliki kemampuan pendidikan dan motivasi bagi keluarga.
12
ASPEK SOSIO BUDAYA PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)
PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SOSIO-BUDAYA
Kebudayaan :
1. kebudayaan adalah cara hidup mahluk manusia yang tercermin dalam pola-pola tindakan
(action) dan kelakuan (behavior) (Poerwanto, 2000).
2. kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan beljar
(Koentjaraningrat, 1984).
3. kebudayaan adalah keseluruhan yang komples meliputi pengetahuan, kepercayaan,
keseniaan, hukum, moral adat, dan berbagai kemampuan serta kebiasana yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat (tylor, 1871).
4. kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku, eksplisit maupun implisit yang
diperoleh dan diturunkan melalui symbol yang akhirnyya mampu membentuk sesuatu
yang khas dari kelompokb kelompok manusia, termasuk perwujudan nya dalam benda-
benda material (Kroeber dan Kluckhohn, 1952).
Sosio Budaya adalah pengertian kebudayaan (1-4) serta dalam hubungan dan relasi dengan
individu lain maupun sebagai bagian masyarakat sekitar dimana yang bersangkutan hidup.
FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PMK
Konsep Budaya Tentang Kehamilan
Pemahaman tentang kehamilan masih banyak dihungkan dengan kepercayaan adat
istiadat.masyarakat memandang bahwa kehamilan sebagai kodrat kewanitaan bahkan ada yang
mempercayai bahwa kematian ibu pada saat hamil merupoakan mati syahid. Hal ini berpengruh
terhadap sikap ibu yang pasrah menghadapi kehamilannya.
Konsep tentang kehamilan, kebiasaan, pantangan, tindakan yang dilakukan semasa hamil,
persalinan dan pasca salin tentu berpengaruh terhadap kesehatan bayinya,.
13
Praktek Perawatan Bayi Baru Lahir
Pada tahun 1992/ 1993. Perinasia melakukan penelitian Perawatan bayi di tingkat Masyarakat dan
pelayanan Dasar di wilayaha pedesaan Propinsi Sumatera Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara
Barat. Ada kebiasaan yang bermanfaat untuk merawat bayi lahir kecil yang dapat dilestarikan
misalkan praktek bayi dimana bayi diusap minyak kelapa. Kebiasaan ini duitemukan di wilayah
sumatra Barat, jawa barat. Praktek bayi segera ditetekan (disusui) ditemukan di wilayah pedesaan
Sumatra Barat dan Jawa Barat. Dan Sulawesi Selatan. Diwilayah jawa barat dilaporkan
perawatan dengan cara memungkus bayi dengan kain agar bayi tetap hangat ( pembedongan).
Dismping itu, ibu juga menggunakan botol air panas yang diletakkan di kiri-kanan bayi, dan bayi
diseka dengan air hangat. Hanya beberapa ibu menggunakan lampu dengan kekuatan 25 watt
dengan jarak 25cm, serta melakukan perawatan gabung antara botol berisi air panas dan lampu.
Beberapa ibu setiap pagi menjemur bayi yang lamanya sepuluh menit, ruang bayi dibiarkan
tertutup, serta bayimemakai baju hangat dan popok dijaga agar tidak basah. Lamanya perawatan
dengan pemberian botol berisi air panas atau lampu 1 bulan sampai 2bulan (Sutomo, 2003).dari
hasil studi ini, diperoleh kesimpulan bahwa umunya wanita pedesaan menerima PMK untuk
merawat BBLR secara mudah dan murah. Karena Indonesia sangat pluralistic disarankan
dilakukan studi serupa untuk mengenal istilah local dan kebiasaan yang telah ada di masyarakat
untuk membantu sosialisasi PMK di kemudian hari, (Suradi, Chair, Thaha, 1998).
Praktek Pemberian Minuman Bayi Baru Lahir
Dari hasil evaluasi kualitatif Proyek awal Sehat Hidup Sehat (ASUH)oleh depkes & PATH di
Kabupaten Cirebon dan Cianjur (Provinsi Jawa Barat), kabupaten Kediri dan Blitar (Propinsi
Jatim) dilaporkan bahwa ibu bayi < 2 bulan yang mendapatklan kunjungan bidan desa (BdD),
pada umunya memberikan nASI pertama kali keluar (kolostrum) kepada bayinya yang baru lahir
sekitar 30 menit sampai 1 jam setelah melahirkan. Meskipun demikian masih terdapat bebrapa
ibu bayi < 2 bulan dikabupaten Cianjur , Cirebon dan Kediri yang baru memberikan ASI pada
hari ke 2-5 setelah persalinan karena ASI belum keluar menurut ibu bayi BdD tidak memberitahu
harus diberikan ASI segera. Bebrapa ibu masih memberikan makanan sebelum ASI keluar,
makanan yang diberikan bervariasi antara lain susu formula, pisang dan border (FKM-UI &
PATH, 2003).
14
KESIMPULAN
adat istiadat, kepercayaan, pengetahuan, sikap, praktek berkaitan dengan budaya
masyarakat tertentu.
Ada unsur sosio budaya khusunya yang berkaitan dengan praktek perawatan serta
pemberian minuman pada bayi baru lahir. Kebiasaan, kepercayaan,praktek tersebut ada
yang menunjang dan mengahambat penerapamn PMK. Unsure lingkungan sangat
berpoengaruh atas praktrek yang dilakukan berkaitan denga perawatan bayi baru lahir.
Mengingat bahwa di Indonesia sangat kaya akan budasya, perlu identifikasi
unsure sosio budaya yang menunjang dan menghamabat poenerapan di berbagai
masyarakat yang berbeda. Hal-hal tersebut dimanfaatkan dalam upaya lebih
memasyarakatkan PMK bagi mereka yang memerlukan nya.
15
PEMBERIAN ASI PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Istilah Bayi berat lahir Rendah (BBLR) mencakup kelompok bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500g tanpa memandang usia kehamilannya, baik prematu atau cukup bulan. Nutrisi terbaik
untuk BBLR ialah ASI ibunya sendiri. Telah dibuktikan bahwa ASI bayi premature memiliki
kelebihan antara lain kadar nitrogen total, protein, natrium, kalium, magnesium, seng, tembaga
dan IgA yang lebih tinggi dari ASI bayi cukup bulan, terutama pada minggu pertama pasca natal.
SAAT MULAI MEMBERI ASI
ASI mulai diberikan ketika keadaan umum bayi sudah cukup stabil, bayi tidak asfiksia dan tidak
menderita sindrom Gangguan Pernafasan. Kalau reflex menghisap dan menelan baik, bayi bias
langsung menetek, sedangkan bila tidak,ASI diperas kemudian diberikan dengan pipa orogastrik,
pipet, sendok, cangkir “cup feeding” atau memakai suplementer.
BBLR dengan berat > 1800g, diperkirakan usia kehamilan >34 minggu, relative
besar, reflex hisap dan menelan cukup baik. Disusukan segera setelah lahir dan dibiarkan
menetek sesering mungkin agar mendapatkan kolostrum. Pada hari pertama mungkin
masih perlu 1-2 x minum dengan sendok > 1800g yang sudah kutup bulan biasanya tidak
mempunyai kesulitan menetekbahkan kelistsn dring lspsr.
BBLR dengan berat 1500-1800 gram, prematur usia kehamilan 32-34 minggu.
Mungkin mempunyai maslah untuk menghisap dan menelan. Kalau tidak asfiksi segera
disusukan. Bila refleks hisap belum kuat, berikan ASI peras dengan sendok atau “cup
feeding”. Mendekati usia kehamilan 34 minggu, bayi mungkin sering dilatih menetek
lanngsung meskipun sebentar – sebentar berhenti. Tugas petugas kesehatan mengajari ibu
cara memeras ASI, dan memberi pengertian pada keluarga untuk memberi dukungan
moral agar ibu sabar merawat bayinya.
BBLR 125-1500 gram, kehamilan sekitar 30 -32 minggu, refleks hisap menelan
belum baik. Untuk nutrisi, peraslah ASI dan berikan melalui orogastrik. Setelaah 1-
2minggu dicoba memberikan ASI dengan sendok 1-2 kali sehari, meskipun tidak semua
habis. Makin bertambah umur bayi, makin baik refleks menelan, frekuensi dan volume
16
pemberian memakai sendok ditambah dicoba “cup feeding”. Setelah ada refleks
menghisap, boleh dicoba suplementer atau ASI diperas langsung ke mulut bayi.
BBLR berat < 1250 g, biasanya bermasalah, dan memerlukan infus beberapa hari
setelah stabil, dimulaiASI peras dengan pipa nasogastrik, dan seterusnya.
TEKNIK PEMBERIAN ASI
keyakinan ibu bahwa ia akan berhasil menyusui bayi kecilnya sangat penting agar ibu dapat
memberi ASI eksklusif. Kurangnya rangsangan pada putting susu pengosongan payudara yang
tidak baik akan berakibat kurangnya produksi ASI. Karena itu para ibu harus belajar cara
memeras payudara.
Ibu dapat menilai kkesipan bayi menetek dengan memasukan jari bersih kedalam mulut bayinya.
Tunggulah saat ketika bayi bangun tidur atau sedang terjaga sebelum membujuk menetek. Bila
telah terbiasa melakukan PMK, bayi kecil dapat menetek tanpa keluar dekapan ibu dalam baju
kanguru. Bila terpaksa mengeluarkan bayi, jangan membedong bayi agar bayi tetap hangat.
Teknik Menyusu Yang Baik
bayi berhadapan dengan ibu, perut bayi menempel pada perut ibu, telinga dan
lengan berada pada satu garis dan ibu bertatap muka dengan bayinya.
Dekaplah seluruh badan bai, punggung bayi bersandar ke lengan ibu dan bokong
bayi disangga dengan telapak tangan.
Pegang payudara dengan tangan yang satunya, arahkan kemulut/hidung bayi dan
sentuhkan ke bibir atau mulut bayi hal ini akan merangsang refleks “rooting”.
Bila mulut bayi telah membuka lebar, dorong kepala bayi sedikit agar putting
masuk kedalam mulut.
Ciri perlekatan yang baik :
dagu bayi menempel pada dada ibu
areola atas lebih nampak
17
bibir bawah melebar keluar
mulut membuka lebar
Cara menghisap baik bila bayi menghisap lambat dan dalam, kadang berhenti
untuk menelan.
Sebagai patokan bayi suagah mendapat cukup asi, perhtikan bahwa bayi harus BAK 6x sehari,
BAB sudah berwarna kuning hari ke 4. bayi < 1800 gram sebaiknya ditimbang sekali setiap hari
terutama minggu minggu pertama.
CARA MEMERAS ASI
Teknik memeras ASI dengan tangan :
Sediakan mangkok bersih bermulut lebar, cuci tangan
letakkan mangkok di dekat patudara
letakkan ibu jari diatas areola sedangakn jari lain dibawah areola
tekan sampai teraba sinus laktiferus (tempat menampung ASI dibawah areola)
atau tekan kearah tulang rusuk
tekan lepas tekan lepas dengan gerak menggeser sampai ASI memancar keluar
dan tertampung dalam mangkok. Jangan sampai terasa sakit.
Peras satu payudara selama 3-5 menit, kemudian beralih ke payudara lainnya.
Demikian seterusnya bergantian sampai payudara terasa kosong (20-30 menit)
Agar ASI tetap banyak, mulai memeras ^ jam pasca persalinan dan dianjurkan
setiap 2-3 jam.
ASI tahan selama *jam dalam suhu ruangan, 3-4 hari dalam lemari pendingin dan sampai 6 bulan
dilemari beku. Hangatkan dengan merandam dalam air panas, jangan dididihkan. Cara lain
memeras ASI langsung kemulut bayi, tentu setelah refleks hisap dan refleks menelan baik. Dalam
posisi PMK dekatkan mulut bayi ke putting susu ibu. Peras beberapa tetes, agar tercium baunya
oleh bayi. Setelah bayi membuka mulutnya peraslah daerah areola agar ASI menetes masuk
18
kemulut bayi. Biakan bayi menelan, kemudian peraslah lagi setelah menelan, ulangi terus sampai
tidak mau membuka mulut nya lagi.
CARA MEMBERI MINUM DENGAN SENDOK ATAU “CUP FEEDING”
untuk memberi minum, peluklah bayi dengan lengan dan bokong disanggas oleh telapak tangan
dalam posisi tegak. Tuangkan ASI peras dalam mangkok atau cangkir. Berikan dengan sendok,
tunggu sampai bayi selesai menelan, baru berikan lagi.
Minum dengan cangkir atau “cup feeding” mula-mula banyak tumpah, tetapi selanjutnya bisa
lebih cepat. Tempelkan cangkir atau gelas kecil kebibir bayi, jangan dituang. Berikan terus
sampai bayi menhisap.
MEMBERI ASI SUPLEMENTER
Tteknik penggunaan Suplementer:
Siapkan tabung orogastrik ukuran f5 dan cangkir serta plester
Tuang ASI peras atau formula yang dibutuhkan dalam cangkir
Letakkan ujung yang satunya kedalam cangkir
Biarkan bayi menetek dan perhatikan bahwa ujung pipa masuk dalam mulut bayi
Atur kecepatan aliran dengan menaik turunkan cangkir sehingga bayi selesai
menghisap dalam waktu sejitar 30 menit
pipa orogastrik perlu di sterilkan dengan direbus
Setalah ASI bertambah atau daya hisap makin kuat, kurangi jumlah susu peras
atau formula dan biarkan bayi menetek langsung lebih lama.
19
MEMBERI ASI DENGAN PIPA OROGASTRIK DAN SEMPRIT
Biasanya dipakai pipa orogastrik ukuran F5 atau F8
Ukur jarak dari mulut ke telinga sampai epigastrum kemudian beri tanda dengan
penanggulanganMasukkan pipa perlahan melalui mulut sampai tanda pena kemudian
lekatkan pada pipi memakai plester. Perhatikan jangan sampai tersedak.
Dengarkan dengan stetoskop diatas lambung, semprotkan udara pelalui pipa
semprit 3cc. Bila terdengar bunyi udara di lambung, berarti pipa orogastrik sudah masuk
dengan baik.
Tuang ASI pera / formula sejumlah yang diperlukan dalam semprit, sambungkan
dengan pipa, posisikan lebih tinggi dari bayi dan biarkan susu mengalir turun.
Perhatikan kalau ada perubahan nafas atau bayi muntah
Selesai minum lepas semprit, tutup klep ujung pipa orogastrik
Selama minum bayi dapat “ngempeng” pada payudara ibu atau jari ibu.
Ganti pipa setiap 72 jam.
20
JUMLAH ASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN
BBLR memrlukan 60 ml/kg BB pada hari pertama, kemudian perlahan bertambah sehingga
mencapai sekitar 100mg/kg/hari. Setelah itu, agar tercapai kenaikan berat yang baik, diusahakan
mencapai taget 200 ml/kg/hari pada umur 14 hari.
Berat
Lahir
Minum
Setiap
Hari ke- 1 Hari ke- 2 Hari ke-3 Hari ke- 4 Hari ke- 5 Hari ke- 6
s/d 13
Hari ke-
14
1000 s/d
1499 gr
1500 gr
2 jam
3jam60 ml/kg 80 ml/kg 90 ml/kg 100 ml/kg 110 ml/kg
120 – 180
ml/kg
180 – 200
ml/kg
Apabila ASI ibu pada hari pertama belum mencukupi, boleh diberikan susu formula, tetapi jangan
berikan dengan botol/dot.
21
KOMUNIKASI METODE KANGURU
Petugas kesehatan dan masyarakat luar perlu mengenal Metode Kanguru agar dapat menjadi
alternatif solusi dalam mengatasi masalah bayi BBLR. Selain memahami Metode Kanguru secara
medis – teknis, petugas kesehatan juga perlu memiliki Kemampuan Berkomunikasi.keterampilan
melakukan Komunikasi Metode Kanguru diperlukan agar dapat memotivasi keluarga yang
memiliki bayi BBLR untuk melaksanakannnya. Keterampilan komunikasi itu juga dapat
mendukung keberhasilan sosialisasi Metode Kanguru agar mendapatkan dukungan masyarakat
secara luas, yang kemudian dapat menguatkan keyakinan keluarga untuk melaksakannya dengan
penuh percaya diri.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Ada 4 unsur utama dalam komunikasi, yaitu :
Pengirim pesan atau sumber Informasi
Isi pesan (rumusan)
Media atau jalur penyampaian pesan
Penerima pesan
Untuk meyakinkan bahwa pesanny diterima dengan baik, diperlukan umpan balik.
Komunikasi dapat dilakukan secara :
Lisan
Tertulis
Isarat
Bahasa tubuh (body language)
22
PENGGUNAAN MEDIA PENDUKUNG KOMUNIKASI
Jenis – jenis media pendukung komunikasi :
Lembar balik (flip chart)
Lembar lipat (leaflet)
selebaran
buklet
poster
model atau peraga
kaset
video
film
contoh nyata
KOMUSIKASI EFEKTIF
Komunikasi lebih efektif bila dilakukan secara tatap muka. Hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam berkomunikasi adalah :
pemberi dan penerima informasi merasa sama – sama perlu berkomunikasi
( tidak merasa terpaksa).
Percakapan mengarah pada bantuan untuk penerima pesan, bukan untuk
kepentingan pengirim pesan saja.
Bertujuan membukakan diri penerma pesan agar lebih memahami dirinya,
posisinya, alternatif yang ada, kemudian memilih yang sesuai dengan dirinya.
Hasil akhirnya adalah pemahaman diri, pemahaman posisi (kondisi dan
situasinya), pengenalan potensi dan peluang, kemampuan memanfaatkan potensi dan
peluang sehingga dapat memahami dan melakukan tindakan untuk memperbaiki
keadaannya.
23
MASALAH BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Setiap tahun, diperkirakan sekitar 20 juta bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Penyebabnya dapat karena lahir sebelum waktunya (prematur) atau gangguan pertumbuhan
selama masih dalam kandungan (IUGR = Intra Uterine Growth Retardation). Di negara
berkembang, BBLR terutama disebabkan oleh IUGR akibat dari ibu yang mengidap kurang gizi
pada saat hamil. Secara statistik kesakitan dan kematian pada masa neonatus dinegara
berkembang adalah tinggi, dimana penyebab utamanya adalah berkaitan dengan BBLR. Adanya
intervensi diharapkan akan menurunkan angka kejadian BBLR meskipun secara perlahan. Akan
tetapi karena faktor penyebabnya beraneka ragam dan masih banyak yang belum diketahui
penyebabnya, intervensi yang efektif masih sangat terbatas. Morbiditas dan mortalitas di negara
berkembang sangat tinggi bukan saja karena konsisi prematuritas nya, akan tetapi juga diperberat
dengan hipotermia dan infeksi nosokomial.
Di negara industri maju, kontribusi utama untuk bayi dengan BBLR adalah kelahiran premature.
Rasionya telah menurun karena kondisi sosio – ekonomik, gaya hidup, dan gizi yang lebih baik.
Adanya tenaga kesehatan yang ahli dan termpil dan didukung oleh tersedianya peralatan canggih
mrmungkinkan kehamilan berlangsung secara aman dan sehat.
APA DAN MENGAPA DIPERLUKAN METODE KANGURU
Perawtan Metode Kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan
jontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode ini sangat
mudah dan tepat dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi baru lahir prematur
maupun yang aterm. Esensinya adalah :
Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara
berkelanjutan, terus menerus, dan dilakukan sejak dini.
Pemberian ASI eksklusif (idealnya).
Dimulai dilakukan di rs, kemudian dapat dilanjurtkan dirumah.
Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.
Stelah dirumah ibu perlu dukungan dan follow-up (tindak lanjut) yang memadai.
24
Metode ini merupakan metode yang lembut (sederhana & manusiawi), namun
efektif untuk menghindari berbagai stres yang dialami oleh bayi prematur selama
perawatan diruang perawatan intensif.
Berbagai penelitian yang membuktikan efektifitas dan keamanan PMK dilakukan terhadap bayi
prematur yang sudah melewati masa kritis atau yang sudah stabil. Dari penelitian – penelitian
dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
PMK minimal setara dengan perawatan konvensional (perawatan dengan
inkubator), dalam hal keamanan dan perlindungan terhadap suhu tubuh bayi, jika
dikaitkan dengan mortalitasnya.
PMK memfasilitasi pemberian ASI terutama pada kiasus – kasus dengan
morbiditas yang serius.
PMK memberikan kontribusi pada perawatan yang “memanusiakan” bayi baru
lahir (humanized neonatal care) dan meningkatkan hubungan batin antara ibu dengan
bayinya.
PMK merupakan metode perawatan modern yang dapat diterapkan dimana saja,
bahkan ditempat dimana tersedia teknologi mahal dan perawatan yang memadai.
Belum pernah dilakukan penelitian tentang bagaimana PMK yang dilakukan
pada persalinan yang berlangsung di rumah.
25
PERSYARATAN DILAKUKAN PMK
Penerapan PMK adalah metode terbaik yang dapat digunakan segera setalh kondisi umum mebaik
dan bayi tersebut tak lagi membutuhkan perawtan intensif, melainkan hanya kehangatan dan
perlindungan dari infeksi serta pemberian minum yang memadai untuk meningkatkan
pertumbuhannya.
LOKASI
1. Rumah Bersalin
merupakan fasilitas unit persalinan kecil dengan hanya bebrapa kelahiran setiap harinya.
Tenaganya terdiri dari para bidan terlatih ; tidak ada dokter dan peralatan khusu seperti
inkubator atau penghangat. Peralatan yang dibutuhkan untuk perawtaan BBLR/prematur
seperti oksigen, obat-obatan, dan susu formula yang jumlahnya tidak mencukupi.
2. Rumah Sakit Rujukan
Fasilitas yang ada terdiri dari tenaga – tenaga terlatih (seperti bidan dan perawat khusus,
dokter anak, ahli kandungan, atau paling sedikit ada dokter umum yang berpengalaman.)
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan dasar yang diperlukan untuk perawatan
neonatal khusus.
PETUGAS
Petugas Kesehatan yang ada seperti dokter dan perawat harus memiliki pelatihan dasar tentang
pemberian ASI dan juga pelatihan yang memadai disemua aspek PMK, yaitu :
Kapan dan bagaimana memulai penerapan PMK.
Bagaimana mengatur posisi bayi selama dan diantara pemberian minum.
Pemberian minum untuk bayi prematur dan bayi BBLR.
Pemberian ASI.
26
Metode pemberian minum alternatif sampai kemungkinan untuk dilakukan
pemberian ASI.
Melibatkan ibu disegala aspek perawtan bayinya, termasuk mengawasi tanda –
tanda vitalnya dan mengenali tanda – tanda bahaya.
Melakukan tindakan yang tepat dan efektif bila mendeteksi adanya masalah atau
yang berkaitan dengan si ibu.
Menentukan waktu pemulangan.
Berkemampuan untuk mendorong dan mendukung ibu dan keluarganya.
IBU
Penelitian dan pengalaman menunjukan bahwa para ibu menyukai PMK segera setelah mereka
terbiasa dengan metode tersebut. PMK harus didiskusikan dengan ibu setelah kelahiran bayinya
yang prematur, dan harus juga ditawarkan kepada ibu sebagai alternatif yang dapat digunakan
untuk mengganti metode konvensional untuk perawatan sang bayi jika bayi tersebut sudah siap.
Karena PMK membutuhkan kehadiran yang terus menerus dari sang ibu maka akan sangat
membantu jika diberikan penjelasan kepada ibu tentang keuntungan dari setiap metode yang akan
digunakan (konvensional atau PMK) dan juga membahas dengan ibu tentang pilijan – pilihan
yang dapat dilakukan untuk perawatan bayinya. Sang ibu pun harus diberi waktu dan kesempatan
untuk mendiskusikan implikasi PMK dengan keluarganya, karena ibu harus tinggal lebih lama di
RS, kemudian melanjutkan perawatan dirumah dan dqatang ke klinik rawat jalan untuk follow –
up bayinya. Sang ibu harus didukung secara penuh oleh petugas kesehatan sehingga ia dapat
secara perlahan tetapi pasti mengambil alih tanggung jawab perawatan bayinya. Secara teoritis,
sangatlah memungkinkan untuk melakukan PMK dengan ibu penggi (misalnya oleh nenek).
Namun dalam prakteknya, hal tersebut sulit dilakukan.
27
FASILITAS, PERALATAN, DAN PERLENGKAPAN
1. Kebutuhan Ibu
bangsal dengan 2 atau 4 tempat tidur dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran ibu
untuk tinggal seharian dengan si bayi. Tempat tidurnya cukup nyaman untuk si ibu,
tersedia kursi yang tempat duduknya disesuaikan, bantal yang cukup yang dapat
membantu mempertahankan posisi duduk tegak atau berbaring untuk istirahat atau tidur.
Kamar tersebut harus dipertahankan kehangatan nya untuk si bayi (sekitar 22 – 24º
Celcius). Ibu juga membutuhkan kamar mandi dengan fasilitas keran, sabun dan handuk.
kebersihan ibu sangat diperlukan untuk Perawatan Metode kanguru, dan dianjurkan
untuk mencuci tangan sampai besih setelah ke kamar mandi atau setelah mengganti
popok bayi.
2. Pakaian Untuk Ibu
Para ibu dapat mengenakan pakaian apa saja yang dirasakan dapat memberikan
kenyamanan dan hangat pada suhu ruangan. Tidak diperlukan bahan khusu untuk
melakukan PMK, kecuali ada persyaratan tradisional yang ketat. Support Binder
(Ikatan/pembalut penahan si bayi agar dapat terus berada di posisi PMK). Alat ini adalah
alat satu-satunya alat khusu yang digunakan untuk PMK. Alat ini membantu ibu untuk
menahan bayinya agar dengan aman terus berada dekat dengan dada ibu. Untuk
memulainya, gunakan bahan kain yang halus, kira-kira satu meter, lipatlah secara
diagonal, lalu buatlah simpul pengaman, atau dapat juga dikaitkan ke ketiak ibu.
Selanjutnya “baju kanguru” dari pilihan ibu dapat menggantikan kain ini. Semua ini
memungkinkan untuk para ibu bebas bergerak kemanapun selama melakukan kontak
kulit langsung ibu dengan bayi.
3. Kebutuhan Bayi
Jika bayi menerima PMK secara terus menerus, bayi tersebut tidak memerlukan pakaian
yang lebih dari pakaian yang biasa dipakai bayi lain dengan perawatan konvensional.
Pada saat bayi tidak dalam posisi kanguru (PMK intermiten) bayi tersebut dapat
ditempatkan di tempat tidur yang hangat dan diberi selimut.
28
4. Pakaian Bayi
Jika suhu ruangannya adalah 22-24ºC, bayi pada posisi Kanguru hanya memakai popok,
topi yang hangat, dan kaus kaki. Namun jika suhu turun dibawah 22ºC, bayi tersebut
harus memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari katun yang terbuaka bagian depannya
sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak kulit dengan dada dan perut ibu.
5. Peralatan Dan Keperluan Lain
Sama dengan yang digunakan pada perawatan konvensional, yaitu:
Thermometer untuk mengukur suhu badan dibawah 35ºC.
Timbangan neonates dengan interval 10 gram.
Peralatan resusirtasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia dimana bayi
premature dirawat.
Obat-obatan untuk mencegah dan mengobati berbagai masalah bayi-bayi
premature ditambahkan sesuai dengan juklak lokal.
6. Pencatatan
Keadaan ibu dan bayi setiap harinya direkam dalam suatu formulir yang menyangkut
pemberian minum, berat badan bayi, instruksi-instruksi mengenai pemantauan yang perlu
dilakukan terhadap bayi, dan tindakan khusu yang diperlukan untuk ibu. Pencatatan yang
akurat merupakan indicator adanya perawatan individual yang baik. Indicator yang akurat
merupakan kunci dari evaluasi program yang baik.tersedia adanya sebuah buku register
yang berisi informasi dasar tentang semua bayi dan jenis perawatan yang telah diberikan,
dan informasi mengenai pengawasan dan evaluasi program secara berkala. Pada
Lampiran I tercakup berbagai jenis contoh tipe dari dokumen yang dapat dipakai untuk
tujuan ini (PMK) dan dapat diadaptasikan pada berbagai seting. Dengan demikian data
yang dikumpulkan juga akan memungkinkan untuk dilakukan perhitungan berkala(4
bulan sekali atau tahunan) dari indikator-indikator yang berguna. Hal tersebut juga
terlampir pada lampiran I.
29
PEMULANGAN DAN PERAWATAN DI RUMAH
Setelah bayi dapat minum dengan baik, suhu badannya stabil dalam posisi PMK dan berat
badannya bertambah, ibu dan bayinya boleh pulang. Oleh karena kebanyakan bayi pada saat
pulang masih premature, harus dipastikan adanya follow-up secara teratur oleh petugas kesehatan
terlatih yang tinggal berdekatan dengan tempat tinggal ibu. Frekuensi kunjungan dapat bervariasi,
pada mulanya setiap hari, kemudian menjadi setiap minggu, sampai dengan setiap bulan.
Semakin baik follow-up nya semakin cepat ibu dipulangkan dari suatu fasilitas kesehatan.
30
BAB III
KESIMPULAN, KEBIJAKAN, DAN LAMPIRAN
KESIMPULAN
Metode kanguru merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana,
murah dan dapat digunakan ketika fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.
Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedar menggantikan incubator, namun
juga member berbagai keuntungan yang tidak bias diberikan oleh incubator.
Keuntungan menggunakan metode kanguru antara lain meningkatnya hubungan
ibu-bayi, stabilisasi suhu tubuh bayi, stabilisasi laju denyut jantung dan pernafasan
pertumbuhan dan peningkatan berat badan yang lebih baik, mengurangi stress baik pada
ibu maupun bayi, tidur bayi lebih lama, memperpanjang masa kewaspadaan (alert) bayi,
mengurangi lama menangis, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan
produksi ASI menurunkan kejadian infeksi, dan mempersingkat masa rawat di rumah
sakit.
Metode kanguru mampu memnuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah
dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim sehingga member
peluang bagi BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.
Diperlukan upaya yang lebih strategis untuk mempopulerkan metode yang sangat
mermanfaat ini.
KEBIJAKAN
Penerapan PMK dan berbagai petunjuk pelaksanaannya harus difasilitasi oleh pembuat kebijakan
kesehatan yang mendukung di semua tingkat pelayanan. Mereka yang termasuk dalam pembuat
kebijakan kesehatan itu adalah direktur RS dan orang – orang yang berwenang terhadap sistem
pelayanan kesehatan ditingkat daerah provinsi atau pun ditingkat wilayah.
Adanya kebijakan secara nasional diperlukan untuk menjamin integrasi yang terpadu dan efektif
dari praktik dalam suatu struktur system kesehatan, pendidikan serta pelatihan yang telah ada
31
sebelumnya. Bayi prematur sebaiknya dilahirkan di institusi – institusi yang menyediakan
perawatan medis khusus yang dibutuhkan untuk mengatasi komplikasi yang sering dialami bayi –
bayi tersebut. Dengan demikian, jika bayi diperkirakan akan lahir premature, ibunya harus
dirujuk ke institusi-institusi seperti tersebut diatas sebelum bayinya lahir.
LAMPIRAN
1. Indikator dan pencatatan
Pencatatan klinik untuk RS dan perawatn Follow –Up bagi bayi kecil bervariasi dari satu tempat
ke tempat lain dan bergantung pada tingkat perawatan yang ditawarkan baagi bayi premature dan
BBLR. Informasi penting pada PMK, jika merupakan bagian dari program perawatan, harus
tercatat juga. Informasi di bawah ini haruslah dicatat setiap hari :
Untuk pencatatan bayi dirumah sakit :
Kapan PMK dimulai (tanggal, berat dan usia)
Kondisi bayi
Data lengkap mengenai frekuensi dan lamanya kontak kulit langsung
Apakah ibu dirawat dirumah sakit atau dating dari rumah
Metode pemberian minum utama
Pengamatan mengenai laktasi atau pemberian makan
Pertambahan berat per-hari
Episode pemyakit, kondisi atau komplikasi yang lain
Obat –obatan yang diterimah bayi
Data mengenai pemulangan : kondisi bayi, kesiapan ibu, keadaan kondisi di rumah yang
memungkinkan pemulangan, tanggal, berat, dan usia pasca menstruasi saat pemulangan,
metode pemberian minum dan petunjuk tentang follow-up (dimana, kapan dan seberapa
sering).
32
Ibu sebaiknya diberi surat pemulangan yang merangkum jalannya perawatan di rumah sakit dan
petunjuk untuk perawatan dirumah, pengobatan dan follow-up. Penting untuk mencatat apakah
bayi dipindah ke institusi lain atau meninggal.
Catatan mengenai follow-up selain mengenai data umum pada bayi sebaiknya berisi
informasi-informasi di bawah ini :
Saat bayi pertama kali dating (tanggal, berat, umur, dan usia paska menstruasi)
Metode pemberian minum
Lama kontak sentuhan langsung per-hari
Hal lain yang mungkin merisaukan ibu
Apakah bayi telah atau dirawat ulang di RS
Kapan ibu menghentikan kontak sentuhan langsung (tanggal, umur bayi, berat, usia paska
menstruasi, alas an penghentian dan metode pemberian minum saat penyapihan)
Catatan penting yang lain.
Jika perawatan follow-up tersedia ditempat dimana bayi dirawat, pencatatan rumah sakit dan
pencatatan follo-up sebaiknya terimpan pada satu dokumen, jika ini tak dapat dilakukan, kedua
catatan tersebut harus disatukan dengan nomor identifikasi. Pencatatan tersebut dapat digunakan
untuk pengembangan database elektronik.
Catatan follow-up yang disajikan di lampiran ini diambil dari pengalaman mereka yang telah
menerapkan program PMK dibeberapa Negara.
33
Contoh bagaimana informasi PMK dapat ditambahkan pada catatan follow-up
Tanggal kunjungan …./…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/
…/…
Usia
Berat
Tambahan Berat
Metode Pemberian
minum
Rata-rata lama
kontak
Kulit langsung
(perhari)
Keluhan
Perawatan ulang ke
RS
Penyapihan
Tanggal
Usia (hitungan hari)
Usia pasca
menstruasi Berat
Alasan penyapihan dan komentar lain
34
Data-data ini akan menyediakan informasi dasar untuk perawatan bayi setiap hari dan prosesnya
serta menghasilkan indicator untuk program monitoring.
Jika PMK merupakan bagian dari suatu program perawatan untuk bayi yang kecil, hal-hal
dibawah ini penting untuk diketahui :
Jumlah bayi kecil (<200g dan/atau <34 minggu) yang dirawat dan proporsi mereka yang
menerima PMK
Rata-rata usia pada saat dimulai PMK (distratifikasikan berdasarkan berat dan usia
kehamilan pada saat lahir, dan berat serta usia paska menstruasi ketika dimulai PMK)
Jenis PMK (predominan atau parsial)
Rata-rata lama PMK (per hari)
Rata-rata pertambahan berat selama dilakukan PMK di institusi dan di rumah.
Rata-rata usia penyapihan dari PMK (distatifikasikan berdasar berat dan usia kehamilan
pada saat lahir, dan berat serta usia pasca menstruasi ketika dimulai PMK)
Metode pemberian minum untuk bayi pada saat penyapihan dari PMK (secara eksklusif,
atau disusui secara parsial, atau untuk disusui)
Proporsi bayi yang memerlukan perawatan di rumah sakit selama penerapan PMK di
rumah.
Tingkat kematian selama penerapan PMK di institusi atau di rumah
2. Berat Lahir dan Usia Kehamilan
35
Pada usia kehamilan yang berbeda, berat dapat bervariasi dengan selisih sekitar satu kg, bayi
dengan berat tertentu dapat terdapat pada usia kehamilan yang berbeda.
Table 4. rata-rata berat lahir (gr) pada 10 dan 90 ppersentil dari usia kehamilan
Usia Kehamilan Rata-rata berat lahir Persentil 10 Persentil 90
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1200
1350
1500
1650
1800
2000
2250
2500
2750
3000
3200
3350
3500
900
1000
1100
1200
1300
1500
1750
2000
2250
2450
2650
2800
3000
1500
1650
1750
2000
2350
2500
2750
3000
3250
3500
3700
3900
4100
3. Pembatasan
36
PMK telah tercantum pada juklak nasional untuk perawatan bayi dengan BBLR dan bayi
premature, dan telah sukses diterapkan dibeberapa negara. Pengalaman menunjukan bahwa
masalah utama hambatan dan pembatasan dapat dikategorikan menjadi empat masalah utama :
kebijakan, implementasi, komunikasi dan pemberian minum.
37