10
A. Metode OWAS OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang digunakan adalah keseluruhan aktivitas kerja direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklus kerja dan/atau aktivitas lalu diadakan suatu pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. Konsep pengukuran postur tubuh ini bertujuan agar seseorang dapat bekerja dengan aman (safe) dan nyaman. Metode ini digunakan untuk mengklasifikasikan postur kerja dan beban yang digunakan selama proses kedalam beberapa kategori fase kerja. Postur tubuh dianalisa dan kemudian diberi nilai untuk diklasifikasikan. OWAS bertujuan untuk mengidentifikasi resiko pekerjaan yang dapat mendatangkan bahaya pada tubuh manusia yang bekerja. Metode OWAS memberikan informasi penilaian postur tubuh pada saat bekerja sehingga dapat melakukan evaluasi dini atas resiko kecelakaan tubuh manusia yang terdiri atas beberapa bagian penting, yaitu : 1.Punggung (back) 2.Lengan (arm) 3.Kaki (leg) 4.Beban kerja 5.Fase kerja

Metode OWAS

Embed Size (px)

Citation preview

A. Metode OWAS

OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang digunakan adalah keseluruhan aktivitas kerja direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklus kerja dan/atau aktivitas lalu diadakan suatu pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. Konsep pengukuran postur tubuh ini bertujuan agar seseorang dapat bekerja dengan aman (safe) dan nyaman. Metode ini digunakan untuk mengklasifikasikan postur kerja dan beban yang digunakan selama proses kedalam beberapa kategori fase kerja. Postur tubuh dianalisa dan kemudian diberi nilai untuk diklasifikasikan. OWAS bertujuan untuk mengidentifikasi resiko pekerjaan yang dapat mendatangkan bahaya pada tubuh manusia yang bekerja.

Metode OWAS memberikan informasi penilaian postur tubuh pada saat bekerja sehingga dapat melakukan evaluasi dini atas resiko kecelakaan tubuh manusia yang terdiri atas beberapa bagian penting, yaitu :1. Punggung (back)2. Lengan (arm)3. Kaki (leg)4. Beban kerja5. Fase kerjaPenilaian tersebut digabungkan untuk melakukan perbaikan kondisi bagian postur tubuh yang beresiko terhadap kecelakaan. Secara jelas penilaian postur tubuh pada saat bekerja dapat ditunjukkan sebagai berikut. Penilaian pada punggung (back) diberikan kriteria nilai 1 s.d 4:

Penilaian pada lengan (arms) diberikan kriteria nilai 1 s.d 3:

Penilaian pada kaki (legs) diberikan kriteria nilai 1 s.d 7:

Penilaian pada beban (load/use factor) diberikan kriteria nilai 1 s.d 3:

Tabel penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS:

Tabel kategori:

Contoh perhitungan metode OWAS:

B. Metode RULARULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu tool yang berbentuk survei untuk mengidentifikasikan pekerjaan yang menyebabkan resiko cedera kumulatif (Cummulative Trauma Disorders/CTD) melalui analisis postur, gaya, dan penggunaan otot. Tool ini merupakan screening tool yang mendetail untuk menguji kecenderungan pekerja terhadap resiko cedera pada postur, gaya, penggunaan otot, dan pergerakan pekerja pada saat melakukan pekerjaannya. Hasil analisis akan mengindikasikan derajat kencenderungan pekerja mangalami resiko tersebut dan menyediakan metode untuk prioritas kerja untuk membantu dalam investigasi pekerjaan lebih lanjut. Tool ini tidak memberikan rekomendasi yang spesifik terhadap modifikasi pekerjaan. Tool ini dirancang untuk menjadi survey yang mudah digunakan dan cepat yang dapat menjawab keperluan akan analisis yang lebih detail.

RULA merupakan alat untuk mngevaluasi faktor-faktor risiko postur, konstraksi otot statis, gerakan repetitive, dan gaya yang digunakan untuk suatu pekerjaan tertentu. Setiap faktor memiliki konstribusi masing-masing terhadap suatu nilai yang dihitung. Nilai-nilai tersebut dijumlah dan diterapkan pada table untuk menentukan Grand Score. Grand Score menunjukkan sejauh mana pekerja terpapar faktor-faktor risiko di atas dan berdasarkan nilai tersebut, dapat disarankan tindakan yan perlu diambil.

APLIKASI Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko pekerja untuk terpengaruh oleh factor-faktor penyebab cedera,yaitu: Postur Kontraksi otot statis Gerakan repetitive Gaya Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor risiko cedera. Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang dievaluasi menggunakan RULA. Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki risiko relatiftinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor terhadap suatu pekerjaan secarakeseluruhan dengancara melalui nilai tiap faktor risiko. Menemukan sejauh mana penngaruh suatu modifikasi atas pekerjaan. Perbaikan secarakuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan penilaian sebelum dan sesudahmodifikasi diterapkan.

BATASAN Hanya faktor-faktor risiko terpilih yan dievaluasi. RULAtidak mempertimbangkanfaktor-faktor risiko cedera pada keadaans seperti:o Waktu kerja tanpa istirahato Variasi individual pekerja, sperti umur, pengalaman, ukuran tubuh, kekuatan,atau sejarah kesehatannya.o Faktor-faktor lingkungan kerja.o Faktor-faktor psikososial. Penilaian postur pekerja tidak meliputi analisis posisi ibu jari atau jari-jari tanganlainnya, meski gaya yang dikeluarkan jari-jari tersebut ikut dihitung. Tidak dilakukan pengukuran waktu. Faktor waktu menjadi penting karena berhubungandengan kelelahan otot dan kerusakan jaringan akiibat konstraksi otot. Diberikan bobot yang kurang signifikan terhadap gerakan repetitif.

FAKTOR RISIKO POSTURLangkah-langkah untuk menentukan nilai faktor risiko postur: Tubuh dibagi menjadi 2 bagian Posisi kerja sendi atau segmen tubuh terpilih dari setiap bagian diobservasi Nilai diberikan untuk tiap sendi atau segmen tubuh terpilih berdasarkan posisinya. Nilai dimodifikasi apabila terdapat kondisi tertentu. Nilai postur untuk tiap bagian ditentukan dari tabel.Tubuh dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:GRUP A-Lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan tangan,GRUP B-leher,batang tubuh, dan tubuh bagian bawah.

FAKTOR RISIKO KONTRAKSI OTOT STATISSistem penilaian untuk faktor ini dikaitkan dengan penelitian Bjorksten, Jonsonn, dan Grandjeanyang mengaitkan kontraksi otot statis dengan derajat risiko.Penilaian yang diberikan adalah: Postur relatif statis (bertahan pada posisi sama selama lebih dari 1 menit) nilai = 1 Postur relatif dinamis (tidak ada posis yang ditahan lebih dari 1 menit) nilai = 0Postur Grup A dan Grup B dievaluasi terpisah secara relatif untuk faktor risiko ini.

FAKTOR RISIKO GERAKAN REPETITIFGerakan repetitif didefinisikan sebagai gerakan yang diulang 4 x dalam 1 menit. Faktor risiko initidak diberikan nilai tersendiri tetapi banyaknya gerakan repetitive dipertimbangkan dalampemberian nilai untuk factor risiko gaya.

FAKTOR RISIKO GAYABerdasarkan penelitian Putz-Anderson, Stevenson, dan Baidya, penilaian diberikan sbb: Beban 4.4 lbs (2 kg) atau kurang dan sifatnya kadangkala, nilai = 0 Antara 4.4 dan 22 lbs (2 - 10 kg) dan sifatnya kadangkala, nilai = 1 Antara 4.4 dan 22 lbs (2 - 10 kg) dan membutuhkan postur statis (ditahan lebih dari 1menit) atau membutuhkan gerakan repetitif (gerakan diulangi lebih dari 4 x dalam 1menit) nilai = 2 Lebih dari 22 lbs (10 kg) tapi bersifat kadangkala, nilai = 2 Lebih dari 22 lbs (10 kg) dan membutuhkan postur statis /gerakan repetitif, nilai=3 Beban berapapun dan terjadi pembebanan secara mendadak, nilai = 3

PENGGABUNGAN NILAI FAKTOR RISIKONilai postur A, nilai otot A, dan nilai gaya A ditambahkan hingga diperoleh nilai C.Nilai postur B, nilai otot B, dan nilai gaya B ditambahkan hingga diperoleh nilai D.

TABEL GRAND SCOREScore C Score D (neck, trunk, leg)

upper limb1234567+

11233455

22234455

33334456

43334566

54445677

64456677

75566777

8+5567777

Rangking 1 sampai 7 diberikan untuk setiap kombinasi yang mungkin dari nilai C dan D berdasarkan derajat paparan faktor risiko. Rangking tersebut yang disebut Grand Score.

INTERPRETASI GRAND SCORE

Grand Score menunjukkan kebutuhan adanya analisis kerja yang lebih mendalam dan menyediakan metode untuk memprioritaskan pekerjaan yang perlu dianalisis lebih lanjut.

Nilai 1 atau 2 = Action Level 1Untuk rentang ini postur kerja dapat bernilai 2 atau kurang untuk setiap grup dan nilai konstraksi otot serta gaya sebesar 0.Rekomendasi: risiko pekerja terkena factor-faktor risiko relative rendah dan dianggap masih dapat diterima, selama pekerja tidak berada terlalu lama atau berulang-ulang pada kondisi tersebut.

Nilai 3 atau 4 = Action Level 2Postur kerja berada di luar rentang aman, atau postur kerja sebenarnya masih dapat diterima namun ditandai adanya gerakan repetitive, kontraksi otot statis, atau pengeluaran gaya yang signifikan.Rekomendasi: diperlukan analisis lebih lanjut dan perubahan mungkin dibutuhkan,

Nilai 5 atau 6 = Action Level 3Postur kerja berada di luar rentang aman. Gerakan repetitif dan/atau kontraksi otot statis dibutuhkan, dan mungkin diperlukan pengeluaran gaya yang signifikan.Rekomendasi: analisis lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan segera.

Nilai 7 = Action Level 4Postur kerja berada di luar rentang aman, gerakan repetitif dan/atau kontraksi otot statis dibutuhkan, dan mungkin diperlukan pengeluaran gaya yang signifikan.Rekomendasi: analisis lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan sangat segera.