METODE PELAKSANAAN CV

Embed Size (px)

Citation preview

CV. Karya Darussalam Beurata

METODE PELAKSANAAN

Program

: Pengadaan,

Peningkatan

dan

Perbaikan

Sarana

dan

Prasaranan

Puskesmas/Puskesmas Pembantu (PUSTU) Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Pembantu Dana Alokasi Khusus (DAK) Pekerjaan Lokasi Provinsi : Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya : Gampong Balohan Kecamatan Sukajaya Kota Sabang : Nangroe Aceh Darussalam

PEKERJAAN PERSIAPANDalam hal ini Proyek direncanakan dengan kriteria sbb : 1. Penempatan Direksi keet yang stategis. 2. Penempatan Peralatan dan Material yang tepat sasaran. 3. Pembuatan Drainase yang tepat guna, serta penanganan buangan air yang baik. 4. Membuat Pengamanan-pengamanan/pelindung bagi operasional proyek. 5. Membuat Acces road yang baik, sehingga tidak terganggu saat hujan. 6. Menempatkan rambu-rambu keselamatan pada lokasi-lokasi strategis, dll.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

1. Lokasi Lokasi tempat bangunan harus dibersihkan dari sampah sampah atau benda lainnya, termasuk pembongkaran-pembongkaran dari lokasi pekerjaan. 2. Papan pengenal proyek. Papan pengenal proyek dibuat dari rangka kayu yang baik dan papan/triplek dicat dengan cat minyak warna dasar putih dan tulisan warna hitam. Papan pengenal proyek dipasang pada tempat strategis dilokasi pekerjaaan agar masyarakat dapat melihatnya dan dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. 3. Pekerjaan pondok kerja / gudang alat-alat. Pondok kerja dibuat berukuran minimum kapasitas tampung 30 (tiga puluh) orang dan gudang alat-alat dibuat berukuran minimum 3 x 4 M2 dengan tiang kayu, atap seng, dinding papan, dan tempat penyimpanan bahan dibuat lantai papan untuk mencegah supaya bahan tidak rusak. 4. Pekerjaan bouwplank : a. Bouwplank harus dibuat dari papan yang baik, pada sisi atas harus diketam dan dipasang pada patok yang kuat dan tidak goyang. b. Pemasangan bouwplank harus lurus dan datar, jika perlu diwater pass dengan W. I. c. Ukuran harus dinyatakan dengan satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian pondasi dan sloop beton. Galian dilakukan dengan step-step yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area. a. Motode kerja Pekerjaan galian dilaksanakan secara open cut, dengan kemiringan berm 1 : 0,5. Surveyor akan memberikan patok-patok panduan serta kedalaman galian yang harus dicapai. Penggalian dilakukan sesuai dengan urutan dan panduan dari Surveyor dan diawasi oleh Pelaksana dan Pengawas. Material hasil galian sebagian

ditempatkan/distok disamping galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke Dumptruk untuk dibuang ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan terpal/plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktivitas pekerjaan Galian. Lobang galian yang telah selesai digali dengan dilakukan untuk persiapan pekerjaan selanjutnya.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

2. Pekerjaan Timbunan Tanah Pekerjaan timbunan tanah pada proyek ini meliputi timbunan tanah yang didatangkan dari luar dan ada juga dari hasil galian, tanah yang didatangkan dari barrow area dengan kualitas tanah yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan berdasarkan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja., dan dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material timbunan. Tanah timbun yang didatangkan dari luar (barrow) diangkut dengan Dumptruk. Bak dump truk harus ditutupi dengan terpal plastik agar tidak berceceran diperjalanan. Adapun jalan dilokasi yang dilewati oleh dump truck harus selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan penyiraman jika terjadi debu.

PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH 1.1. Lingkup Pekerjaan 1. Tenaga kerja, bahan dan alat. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pile cap, balok pondasi dan struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

2. Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon. Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat. 3. Pohon-pohon pada lahan proyek. Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas. Pohon yang terletak pada bangunan yangakan dibangun dapat ditebang.

1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Level galian. Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera mendiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2. Jaringan utilitas. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan diRehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor. 3. Galian yang tidak sesuai. Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 4. Urugan kembali. Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada bab mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 5. Pemadatan dasar galian. Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 6. Air pada galian. Muka air tanah letaknya lebih kurang 1.00 meter di bawah muka tanah asli. Kontraktor harus mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainasi yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

7. Struktur pengaman galian dan pelindung galian. Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton yang diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan. Sebelum adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari. Kelongsoran yang terjadi akibat galian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. 8. Perlindungan benda yang dijumpai. Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai selama pekerjaan galian berlangsung. Selanjutnya Kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh Kontraktor. 9. Urutan galian pada level berbeda. Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT 2.1. Lingkup Pekerjaan 1. Tenaga kerja, bahan dan alat. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

2. Lokasi pekerjaan. Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti pilecap, balok pondasi dan pekerjaan beton lain yang berhubungan langsung dengan tanah. 3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian. Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.2. Persyaratan Bahan 1. Bahan urugan pasir padat. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 2. Air kerja. Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Tebal pasir urug. Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja. 2. Cara pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor. 3. Air pada lokasi pemadatan. Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering hingga pengecoran beton selesai dilakukan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sump pit pada tempat tertentu. 4. Tanah di sekitar pasir urug. Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

5. Persetujuan. Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN 3.1. Lingkup Pekerjaan 1. Tenaga kerja, bahan dan alat. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi. 2. Lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana, dengan elevasi seperti tertera di dalam peta kontur yang disampaikan pada Berita Acara Rapat Penjelasan. 3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian. Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

3.2. Persyaratan Bahan 1. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek. Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya. 2. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik. b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 % partikel gravel. c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai PI lebih dari 30 persen akan sulit dipadatkan. d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.

3. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat. Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Cara pengurugan dan pemadatan.. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan maksimum 20cm lepas dan pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

2. Pemasangan patok. Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula. 3. Sistem drainase. Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh lokasi dapat terus dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk menanggulangi air yang ada. 4. Kotoran dan lumpur dan bahan organis. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. 5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium. Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji yang dilakukan antara lain : a. "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191. b. "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204. c. "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205. 6. Kepadatan lapisan dan uji lapangan.. Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem "Field Density

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

Test". Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuanketentuan sebagai berikut : a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan Standard Proctor Test. b. Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus minimal 98% dari Standard Proctor Test. 7. Toleransi kerataan. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50mm terhadap kerataan yang ditentukan. 8. Level akhir. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasilhasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut. 9. Perlindungan hasil pemadatan. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan menutupi permukaan dengan plastik. 10. Pemadatan kembali. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan Pengawas.

4. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI/BATU GUNUNG 4.1. Lingkup Pekerjaan 1. Tenaga kerja, bahan dan alat. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi. 2. Lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana, dengan elevasi seperti tertera di dalam gambar yang disampaikan pada Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, pasangan Pondasi Batu Kali meliputi semua pekerjaan pondasi dinding bata bangunan, bak-bak bunga, dan lain-lain sesuai dengan gambar.

4.2. Persyaratan Bahan 1. Bahan Batu Kali . Bahan batu kali yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, berat, tidak porous dan berwarna kehitam-hitaman. b. Batu harus bersih dari tanah/lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

c. Bahan asal adalah batu besar kemudian dibelah menjadi batu belah (berukuran lebih kecil) dengan sudut-sudut tajam dan bersegi banyak (setelah dibelah ukuran batu menjadi o < 20 cm). 2. Bahan Material. Bahan/material yang digunakan, yaitu pasir/agregat halus, semen dan air. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Tidak berwarna b. Tidak berbau c. Bisa digunakan untuk konsumsi (diminum) d. Mempunyai kadar keasaman dan basa netral (Ph + 7) e. Dapat diperoleh dengan mudah disekitar lokasi Proyek. 3. Pemasangan Pondasi Batu Kali Pemasangan Pondasi Batu Kali harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Adukan/spesi yang digunakan minimal 1 Pc : 4 Ps a. Sebelum pemasangan, dibuat profil yang ukurannya sesuai dengan gambar gambar yang dimaksud. b. sebelum pemasangan batu, dasar galian pondasi diberi lapisan pasir pasang dan batu kosong yang ketebalannya masing-masing sesuai dengan gambar. c. Pemasangan dilakukan lapis demi lapis. Antara batu dengan batu harus diberi spesi (antara batu dengan batu tidak boleh bersentuhan langsung tanpa spesi), dan ronggarongga diisi dengan batu yang sesuai dengan besarnya serta diberi spesi secukupnya. d. Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali harus rata (Water pass), diberi spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada tempat-tempat yang akan dipasang kolom praktis harus diberi stick besi beton.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

e. Pelaksanaan Pemasangan Pondasi Batu Kali tersebut harus dilakukan sesuai dengan ukuran-ukuran dalam gambar serta petunjuk-petunjuk dari direksi/pengawas lapangan.

PEKERJAAN BETON BERTULANG 1. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman. 2. Peraturan Peraturan. Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut : Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SK.SNI 03-2847-2002. Pedoman Beton 1989 (SKBI 1.4.53.1988). Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung SNI 03-1727-2002 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81). Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80). ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregates. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84). Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83).

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

American Society for Testing and Material (ASTM). Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624.04). 3. Keahlian dan Pertukangan. Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman selama pekerjaan tersebut berlangsung, termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Jika dipandang perlu, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk menunjuk tenaga ahli di luar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor, dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor. 4. Persyaratan Bahan. 4.1 Semen. Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang ditentukan dalam SII 0013-81 atau Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standar tersebut, untuk pelaksanan struktur pada konstruksi bangunan ini dipakai semen Type I. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama dan dalam keadaan baru. Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka selama pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama. Semen

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor. 4.2 Agregat. Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat kasar/batu pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini disyaratkan berikut ini. 1. Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut : sisa di atas ( % berat ) Ayakan 4.00 mm 90 - 98 Ayakan 31.50 mm 0 Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 10 Ayakan 31.50 mm 0 Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 10

sisa di atas ( % berat ) Ayakan 4.00 mm 90 - 98

2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb. : sisa di atas ( % berat ) Ayakan 1.00 mm 10 sisa di atas ( % berat ) Ayakan 1.00 mm 10 Ayakan 4.00 mm 02 Ayakan 0.25 mm 80 95 Ayakan 4.00 mm 02 Ayakan 0.25 mm 80 95

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan PENGAWAS. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah. 4.3 Air untuk campuran beton. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu. 4.4 Besi beton. Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain di dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat : Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat. Mutu sesuai dengan yang ditentukan. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi. Diameter besi beton ulir ditentukan sesuai dengan Pedoman Beton 1989 yaitu : Mutu fy = 3200 Kg/cm2 untuk besi ulir untuk diameter > 12 mm Mutu fy = 2400 Kg/cm2 untuk besi polos untuk diamterer < 12 mm Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS. Besi beton harus berasal dari satu pabrik (manufacture). Tidak dibenarkan untuk menggunakan merek besi beton yang berlainan untuk pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate/ sertifikat pabrik yang memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

4.5 Admixtures/ material tambahan. Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan tersebut harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Manfaat dari bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat pengikatan dan/atau pengerasan beton harus memenuhi Specification for Chemical Admixtures for Concrete (ASTM C494) atau memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia. 4.6 Kualitas Beton. 1. Kualitas beton yang dipakai untuk pada bangunan ini adalah beton dengan mutu K250, untuk pekerjaan stuktur Pondasi Tapak, Sloof Beton, Tiang Kolom, Balok Lantai, Plat Lantai Atap Daag, Talang Beton, Tangga, Dan Ring Balk. 2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Untuk itu harus diadakan trial-mix di laboratorium. 3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis, Balok Praktis, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton mutu K175 4.7 Disain Adukan Beton. Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

MUTU BETON Kuat tekan minimum, 7 hari (kg/cm2) Jumlah semen minimum (kg/m3) Jumlah semen maksimum (kg/m3) W/C faktor, maksimum

K225 K250 K300 158 175 210

K350 245

K400 280

300

300

325

350

350 375 550

550

550

550

550

0.55

0.55

0.55

0.50

0.50

Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus dipenuhi syarat pada Table 4.5.1 Pedoman Beton Indonesia. Tabel 4.5.1. Ketentuan minimum untuk beton kedap air. Kondisi lingkungan Jenis Struktur berhubungan dengan Beton Bertulang Air tawar/ payau Air laut Beton Pratekan Air tawar/ payau Air laut Faktor air semen maksimum 0.50 0.45 0.50 0.45 Jumlah semen minimum (kg/m3) 290 360 300 360

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok waterproofing.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

5. Pengujian Bahan. 5.1 Umum. 1. Ketentuan dan syarat yang tertulis di bawah ini merupakan ringkasan dari Pedoman Beton 1989, sehingga jika terjadi perbedaan interpretasi atau hal lain yang bertentangan harus dikembalikan kepada ketentuan dari Pedoman Beton. 2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan PENGAWAS. 3. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan. 4. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan pengarahan Konsultan PENGAWAS. 5. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus mendapatkan hasil pengujian laboratorium yang dapat dipertanggung jawabkan, dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini. 5.2 Laboratorium Penguji. 1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada proyek ini. Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian sesuai dengan spesifikasi ini. 2. Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang dipakai harus disiapkan di pabrik beton readymix.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

5.3 Pengujian Agregat. 5.3.1 Pengujian Pendahuluan Agregat. 1. Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut : a. Sieve analysis b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain. c. Pengujian unsur organis. d. Pengujian kadar chlorida dan sulfat. 2. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan. 3. Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus dilakukan terhadap setiap contoh untuk setiap trial mix. 5.3.2 Benda Uji Agregat. 1. Kontraktor harus menyediakan Mix Design untuk campuran beton sebelum pengecoran sehingga dapat menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. 2. Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata memuaskan. 5.4 Pengujian Beton 5.4.1 Benda uji beton. 1. Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. 2. Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton readymix, maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran, sesuai dengan yang disyaratkan oleh Konsultan PENGAWAS.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

5.4.2 Jumlah benda uji beton. 1. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1.50 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 3 benda uji yang pertama. Benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15cm X 15cm X 15cm. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan PENGAWAS dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan. 2. Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari. 3. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan PENGAWAS dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor. 4. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah : Jumlah minimum Waktu perawatan (hari) benda uji 3 2 Beton Bertulang Beton Pratekan 4 6 2 2 2 2 7 28

Jenis Struktur

5.4.3 Laporan hasil uji beton. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji beton dari laboratorium penguji untuk disahkan oleh Konsultan PENGAWAS. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristiknya.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

5.4.4 Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton. 1. Deviasi Standar - S Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut : s=

Jumlah Benda Uji (N)- Faktor Pengali S buah 15 20 25 30 1.16 1.08 1.03 1.00

2. Kuat tekan rata-rata - f cr Target f cr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula berikut ini : f cr = fc + 1.64 S atau f cr = fc + 2.64 S - 40 kg/cm2. 3. Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi : a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc + 0.82 S). b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai dibawah 0.85 fc . Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi KP.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

5.4.5 Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests) Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan PENGAWAS, Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari hammer test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus per kasus. 5.5 Pengujian Besi Beton. 5.5.1 Benda uji besi beton. 1. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton masingmasing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan PENGAWAS sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing-masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur. 2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan PENGAWAS. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan PENGAWAS tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat. 4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor. 5.5.2 Laporan hasil uji besi beton. Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

6. Syarat syarat Pelaksanaan 6.1 Slump Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, Cara uji slump sebagai berikut. Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi beton diameter 16 mm, panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahanlahan dan diukur penurunannya. 6.2 Persetujuan Konsultan Pengawas. Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan. 6.3 Persiapan dan Pemeriksaan. Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan paling lambat 3 hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1X24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab sepenuhnya atas ke tidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

dipastikan dan dikoordinasikan dengan Konsultan PPengawas bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

PEKERJAAN CAT a. Lingkup pekerjaan 1. Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan pengecatan sesuai spesifikasi yang ditentukan. 2. Semua permukaan kayu dinding, plafond dan lain-lain dicat kecuali kalau ditentukan lain dalam gambar. Pengecatan terdiri dari : a. Dinding ; plamur, cat dasar 1 kali dan warna tembok 2 kali minimum. b. Kayu ; meni kayu, plamuur, cat dasar 1 kali dan warna kayu 2 minimal. c. Plafond ; cat dasar 1 kali dan warna tembok 2 kali minimum. b. Syarat-syarat Pemborong harus memberikan jaminan kepada pemilik bahwa semua pekerjaan cat sesuai dengan spesifikasi tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-cacat lain selama 2 tahun sesudah penyerahan terakhir dari pekerjaan. c. Bahan-bahan 1. Vinil acrylic emulsion untuk dinding dan langit-langit. Kualitas cat tembok dipakai merk dulux. 2. Cat harus dalam bungkus asli dan utuh. Pada label tersebut ada keterangan tentang nama pabrik, warna, susunan kimia dan aturan pakai. Kualitas cat kayu dipakai merek "Avian/Kuda Terbang"

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

3. Pengujian Contoh cat diambil secara periodik dari kaleng yang dibuka di Lapangan dan diuji di Laboratorium. Bila dari hasil pengujian tersebut hasilnya tidak sama dengan spesifikasi, maka biaya perbaikan/pengecatan kembali dibebankan kepada pemborong. d. Tata kerja 1. Pemborong bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan. Pemborong harus mengerjakan pengecatan sedemikian rupa sehingga hasilnya baik dan sempurna. Walaupun pemborong harus mengecat lebih dari 2 kali lapisan semuanya atas biaya pemborong tanpa adanya biaya tambahan. Jangan mulai mengecat bila keadaan masih kotor dan pekerjaanpekerjaan yang berhubungan belum selesai. 2. Periksa semua pekerjaan yang mendahului pengecatan apakah sudah selesai semua. 3. Semua cara-cara pengecatan harus sesuai dengan petunjuk pabrik, terutama mengenai urutan pengecatan.

PEKERJAAN RANGKA ATAP Baja Ringan (Zincalum Truss) Bebas dari karatan dan harus dicat meni besi sebelum dirangkai sebagai satu kesatuan konstruksi utuh. Ukuran dan dimensi baja sesuai dengan Gambar Bestek/spesifikasi pabrik. Baja ringan mempunyai bentuk penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Baja Mempunyai sifat-sifat mekanis seperti berikut : a. Modulus Elastisitas : E = 200.000MPa b. Modulus Geser : G = 80.000 MPa c. Nisbah Poisson : _ = 0,3 d. Koefisien Pemuaian : _ = 12 x 10-6 / oC e. Tegangan Luluh : fu = 400 Mpa

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

Baja ringan yang dipakai harus mempunyai laporan uji material baja di pabrik yang disahkan oleh lembaga yang berwenang dapat dianggap cukup untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI 03-1729-2002. Pemasangan Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Ukuran Kuda-kuda Baja yang dipakai adalah C75. 100 mm Untuk Gording yang dipakai adalaha C75.75 mm Bentuk kuda-kuda baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek. Kuda-kuda dirakit/dipasang menurut bentuknya. Pemasangan Baja Ringan sebagai rangka kuda-kuda harus mengikuti spesifikasi pabrik. Sudut kemiringan kuda-kuda minimal 28 atau sesuai dengan Gambar Bestek. Hasil pemasangan rangka kuda-kuda harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP a. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan, alat dan bahan-bahan pekerjaan yang diperlukan untuk pekerjaan memasang atap. b. Syarat-syarat 1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan seperti yang tertera di dalam gambar rencana. 2. Hasil pekerjaan memasang atap ini harus mendapat persetujuan dari Pengawas. c. Bahan-bahan Bahan utama pekerjaan ini adalah Genteng Metal setara emerald Tebal = 0,30 mm yang ada dipasaran dan mutu Genteng Metal dari kualitas terbaik. Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh untuk mendapat persetujuan pengawas dan perencana. Penggunaan alat bantu dan teknis pelaksanaan pemasangan agar sesuai dengan petunjuk dari pabrik atau agennya.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

d. Tata cara Cara pemasangan Genteng Metal untuk pekerjaan atap ini diserahkan kepada Pemborong dengan mendapatkan persetujuan dari Pengawas. Pemasangan ini harus mengikuti petunjuk pabrik dan yang terdapat di dalam gambar rencana.

PEKERJAAN LANTAI 1. Pekerjaan Lantai Beton Cor 1 : 3 : 5 a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, penyiapan lantai yang akan diselesaikan dengan bahan ini, serta pemasangannya pada lantai-lantai dalam ruang-ruang yang tertera dalam gambar dan daftar bahan penyelesaian (finish material schedule). b. Bahan untuk penyelesaian ini berupa adukan beton yang terdiri dari campuran semen pasir dan kerikil beton dengan perbandingan 1 : 3 : 5 diaduk dengan air secukupnya (plastis). - Semen Portland yang dipakai seperti spesifikasi yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam penjelasan. Pada umumnya semen termaksud adalah semen biasa yang memenuhi syarat yang tercantum dalam NI-8. - Pasir yang dimaksud harus bersih, asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2. - Kerikil beton yang dimaksud harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran tanah, satu dan lain hal sesuai dengan NI-2. c. Lantai yang akan diselesaikan dengan beton tumbuk ini harus dipersiapkan dulu dengan baik, ditumbuk (di stam) hingga cukup padat kemudian diurug dengan pasir urug setebal minimal 10 cm atau sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan lagi dengan menyiram dengan air. d. Pengecoran lantai dengan adukan tersebut di atas dilakukan dengan hati-hati dan empat yang akan dicor sudah bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin ada. e. Pengecoran harus rata dan harus diusahakan tidak terjadi gelembung-gelembung udara terperangkap yang kelak dapat menjadikan lantai menjadi keropok. Ketebalan sesuai dengan gambar atau yang sudah diinstruksikan dalam penjelasan pekerjaan.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

f. Pengecoran dilakukan pias per pias(Blok demi blok)

PEKERJAAN LUAR BANGUNAN DAN LAIN-LAIN Pembuatan Jalan Masuk : Sebelum pelaksanaan dilakukan pembersihan lokasi terhadap tanaman-tanaman liar, kemudian penimbunan menggunakan tanah urug pada lokasi pekerjaan. Setelah semua rata dan padat maka kemudian pelaksanaan pekerjaan cor beton 1:2:3 pada pengecoran untuk jalan masuk.

Pembuatan Paving Blok : Pekerjaan Sebelum dipasang paving block, terlebih dahulu dilakukan perataan lokasi. Setelah rata maka akan dilakukan penimbunan dengan menggunakan pasir pasangan sebanyak 0.2 M3 untuk setiap meter bujur sangkarnya. Ketinggian dari timbunan ini harus sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan. Setelah rata maka paving block dapat dipasang satu demi satu dengan rapi dan menjadi satu kesatuan.

Pekerjaan Drainase : Pada pekerjaan Penggalian dilakukan dengan menggunakan Pekerja trampil dan hasil galian dituangkan kedalam Dump Truck, material hasil galian tersebut dibuang keluar lokasi jalan sejauh mungkin, sekelompok pekerja merapikan sebelum melakukan pekerjaan pembentukan saluran. Pemasangan Mal untuk saluran harus menyesuakan dengan elevasi dan lot dengan waterpass, setelah semua mal diperiksa oleh konsultan pengawas baru kemudian dilakukan tahap pengecoran.

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang

CV. Karya Darussalam Beurata

Pada pekerjaan ini terlebih dahulu semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul dan sekop, kemudian Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang agar pada saat pemasangan kotoran yang lengket di batu bercampur dengan adukan semen, penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

Sabang, 19 Juli 2011 CV. KARYA DARUSSALAM BEURATA

RINALDI Direktur

Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang