25
Metode Pelaksanaan Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Menurut Triatmodjo (1996) dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quay dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut. Sebelum merancang dan membangun dermaga, perlu diketahui untuk keperluan apa dermaga tersebut didirikan.

Metode Pelaksanaan Dermaga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Metode Pelaksanaan Dermaga

Metode Pelaksanaan Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. 

Menurut Triatmodjo (1996) dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quay dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut. Sebelum merancang dan membangun dermaga, perlu diketahui untuk keperluan apa dermaga tersebut didirikan.

Page 2: Metode Pelaksanaan Dermaga

METODE PELAKSANAAN DERMAGAMetode pelaksanaan dermaga akan dibagi menjadi 3 point utama yaitu

A. Masa PrakonstruksiB. Masa KonstruksiC. Masa PascaKonstruksi

Page 3: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra Konstruksi

Dalam Masa Prakonstruksi ini hal-hal yang dilakukan adalah persiapan pelaksanaan, baik yang di darat maupun di laut. Pada umumnya, sebelum pelaksanaan sudah harus disiapkan :

A. Pembersihan lahan, yaitu membersihkan lahan proyek dan lahan disekitar proyek yang telah dibebaskan dari hal – hal yang akan mengganggu jalannya proyek secara keseluruhan.

B. Direksi kit, yang berfungsi sebagai tempat untuk keperluan rapat, konfirmasi antar organisasi atau personil yang terkait, pengawasan dan lain-lain.

c. Pos jaga, yang berfungsi sebagai tempat pengawasan alat dan material

Page 4: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra Konstruksi

d. Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan yang akan dipakai. e. Pendatangan alat berat seperti crane, ponton, hammer hydraulik untuk keperluan pemancangan tiang pancang.

Page 5: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi

1. Pemancangan Alat yang dipergunakan :

- 2 buah ponton - 1 Crane- 1 hydraulic hammer- 2 buah Teodolit / Waterpas

Page 6: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)

Dalam pekerjaan pemancangan, tiang pancang yang dipakai f 80 cm, dimana panjang tiang yang dibutuhkan adalah 33.3 m (3 batang @12 m) dan f 60 cm dengan kedalaman 21,3m (2 batang @12 m) pemancangan dilakukan dengan 2 ponton, dimana 1 ponton sebagai hydraulic hammer untuk pemancangan dan satunya sebagai ponton crane untuk pengambilan tiang pancang dari areal penumpukan ke ponton pancang (lihat gambar 6.1). Alat Teodolit dipergunakan untuk mengukur ketepatan posisi dan kemiringan tiang saat pemancangan gambar 6.2.

Page 7: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)

Page 8: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)

Page 9: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)Pertama-tama ponton crane mengambil tiang pancang yang berada pada areal penumpukan, dan kemudian memindahkan tiang pancang dari ponton crane ke ponton pancang, lalu kemudian dilaksanakan pemancangan.

Pada saat pemancangan, langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan adalah ponton pancang diarahkan ke titik yang dituju, dengan bantuan alat teodolit untuk menentukan ketepatan titik serta kelurusan/kemiringan tiang. Setelah semuanya sesuai, tali pengikat tiang pada hydraulic hammer dikendorkan sehingga tiang pancang akan turun sampai seabed dan diukur kembali ketepatannya dengan teodolit

Page 10: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)Apabila sudah sesuai kembali, baru mulai dipancang dengan hydraulic hammer sampai kedalaman yang direncanakan (lihat gambar 6.3). Untuk kepastian pemberhentian pemancangan, pada pemancangan ¼ tiang terakhir dilakukan kalendering, apabila Srencana > Slapangan , pemancangan dapat diberhentikan.

Langkah-langkah ini dilakukan sampai semua tiang pancang perencanaan terpancang pada posisinya.

Setelah beberapa tiang pancang selesai dipancang, dapat dilakukan pemotongan tiang pancang yang berlebih dengan menggunakan hammer ban sampai pada elevasi tiang yang direncanakan. Apabila pemotongan tiang sudah selesai semua, pekerjaan selanjutnya adalah pengerjaan poer.

Page 11: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)

Page 12: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi (Pemancangan)

Page 13: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi

2. Pengecoran Poer

Sebelum merakit bekisting poer, terlebih dahulu dipasang landasan untuk bekisting berupa sabuk pengikat dibaut sejumlah 2 baut untuk tiap pengikatnya pada tiang pancang (Gambar 6.5).

Page 14: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi ( Pengecoran Poer)Kemudian dipasang balok yang menghubungkan antara tiang satu dengan lainya baik arah memanjang maupun melintang. Setelah tahapan tersebut, dilanjutkan dengan perakitan bekisting poer diatas landasan yang telah ada, sesuai dengan ukurannya.

Untuk bagian vertikal dari bekisting poer ditopang dengan kayu perancah ke balok yang menghubungankan antar tiang pancang (Gambar 6.6). Setelah bekisting poer selesai , dilakukan pemasangan tulangan beton pengisi tiang dan tulangan poer. Pengecoran dilakukan sekaligus sehingga antara beton pengisi tiang dan poer monolit.

Page 15: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi ( Pengecoran Poer)

Page 16: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi ( Pengecoran Poer)

Page 17: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi ( Pengecoran Poer)

Page 18: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi3. PENGECORAN PELAT DAN BALOKBekisting balok memanjang dan melintang dipasang sesuai dengan ukuran rencana dan ditopang dengan kayu ke landasan yang telah terpasang pada langkah sebelumnya (Gambar 6.8), pengecoran dilakukan monolit (sekaligus) dengan pelat dermaga, balok fender.

Sebelum pengecoran dilakukan, angker bolder dan fender dipasang pada posisinya dengan dilas dengan tulangan balok untuk perkuatan

Page 19: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Konstruksi(Pengecoran Pelat dan

Balok)

Page 20: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra KonstruksiSetelah pengecoran selesai dan beton telah mengeras dengan sempurna, dilakukan pekerjaan tambahan yaitu :

1. PEMASANGAN BOLDER

Setelah beton mengeras sempurna, bollard dapat dipasang, angker yang sudah tertanam pada saat pengecoran pelat bersama tulangannya dibersihkan dan dipasangkan bollard ke posisinya kemudian dicor setempat.

Page 21: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra Konstruksi

Page 22: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra KonstruksiPEMASANGAN FENDER Sama halnya dengan bollard, angker fender yang telah tertanam dibersihkan dan fender ditempatkan di posisinya lalu dipasang pasangan angkernya.

Page 23: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra Konstruksi

Page 24: Metode Pelaksanaan Dermaga

Masa Pra Konstruksi

PEMASANGAN REL CRANE Dalam pemasangan crane harus diawasi dengan ketat, dimana setiap sambungan rel harus dites dengan ultrasonik, demikian pula dengan kelurusan rel itu sendiri.

Page 25: Metode Pelaksanaan Dermaga

TERIMA KASIHMETODE PELAKSANAAN DERMAGA

JAMRUD UTARADI

PELABUHAN TANJUNG PERAK

Kelompok VDITO ASHAR SAPUTRA D11108342

ADI AKSAL D11111007SIGIT ZOELKARNAIN D11111114

M. DARMAWANSYAH A D11111129ALFIAN ASNAWI D11111134