34
Metode Pelaksanaan Flyover Samarinda 27APR 10 Votes 1. Pekerjaan Persiapan

Metode Pelaksanaan Flyover

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Metode Pelaksanaan FlyoverSamarinda27APR

10 Votes

1.Pekerjaan PersiapanPekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan prasarana, pembersihan lokasi proyek, dan persiapan-persiapan sebelum melaksanakan pekerjaan lebih lanjut. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur peralatan, bangunan pembantu, dan fasilitas lainnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efesien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun. Sedangkan untuk jalan kerja, karena lokasi proyek yang berada di tengah kota, dan di sepanjang jalan maka tidak dibutuhkan lagi jalan kerja.

Gambar4.30BreakdownPekerjaan Persiapan

Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa persiapan tahap satu ini adalah sebagai berikut:

Menentukan lokasi lokasi kantor /directionkit,stockyard, dll sehingga dapat terorganisir dengan baik.

Meninjau ulang lokasi proyek agar kemungkinankemungkinan terjadinya kesalahan dalam perencanaan tahap pekerjaan dapat di hindarkan.

Menentukan alat angkut yang akan di pakai, baik untuk proses pengangkutan maupun untuk proses pengupasan lahan, dan pengurugan lahan.

Penyediaan alat alat kerja yang akan dibutuhkan sesuai dengan kondisi / medan kerja, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien serta ekonomis.

a.Penyediaan sarana dan prasaranaPekerjaan ini meliputi :

1) PenyediaanAirbersih dan daya listrik untuk bekerja.

2) Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau,Lumpur, minyak, dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan persetujuan Direksi / Perencana.

3) Penyediaan rambu-rambu keselamatan, maupun tanda peringatan lainya.

4) Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi sebagai pembuangan air yang ada sesuai dengan petunjuk/persetujuan Direksi.

b.StockyardStockyardtelebih dahulu disiapkan sebelum pelaksanaan proyek dimulai.Stockyardini digunakan untuk menyimpan material, memarkir kendaraan proyek, melakukan pabrikasi tulangan maupun bekisting. Lokasistockyardharus mudah dijangkau dari lokasi proyek, dan harus pula cukup luas untuk dapat melakukan semua aktivitas tersebut di atas.

Stockyardpada proyekNorth Java CorridorFlyoverPaket I Balaraja ini ditempatkan tidak jauh dari lokasi pekerjaan, dan distockyardpula sekaligus ditempatkan mess pekerja, laboratorium, pabrikasi tulangan maupun pabrikasi bekisting.Stockyardini pun dilengkapi dengan wc untuk pekerja, dan sebuah musholah.

Gambar4.31Situasi di dalamStockyard, dan Sedang Dilakukan Pabrikasi Tulangan Pondasi

2.Pekerjaan PendahuluanPekerjaan pendahuluan meliputi pengukuran,land clearing, penggalian, pengurugan, pemadatan tanah. Berikut uraian pekerjaan pendahuluan yang kami amati di lapangan.

a.Pengukuran dan Pematokan1) Kegiatan ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-patok sehingga membentuk garisgaris yang sesuai dengan gambar dan harus memperoleh persetujuan tim pengawas sebelum memulai pekerjaan. Penentuan patok-patok di lapangan berdasarkan gambar rencana disebutsetting out.

2) Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran pengukuran, kebenaran posisi level dan garis untuk keseluruhan pekerjaan.

3) Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran titik koordinat, batasbatas pekerjaan dan acuan untuk ketinggian. Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini di dasarkan pada ukuran setempat, yaitu titiktitik ukur yang ada di lapangan proyek seperti yang direncanakan dalam gambargambar dan disetujui oleh team pengawas.

Gambar4.32PekerjaanSetting Out4) Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

5) Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor harus di jaga baikbaik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan sendiri.

b.LandClearing(Pembersihan dan Kupasan)Pekerjaan pada royek ini hampir tidak ada pekerjaanland clearing, karena area kerja sudah cukup bersih, hanya saja pada bagian pekerjaanwidening/ pelebaran jalan,existingbutuh untuk dibongkar.

Gambar 4.33Pembersihan dan KupasanExisting1) Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon di bersihkan sampai ke akar-akarnya.

2) Pada daerah rawa-rawa atau sawah-sawah basah, lumpur harus digali dan diangkut keluar lokasi sampai didapat tanah yang baik sesuai petunjuk tim pengawas.

3) Lapisan kupasan yang perlu dibersihkan dan dikupas setebal 50 cm.

4) Bekas- bekas hasil kupasan, rumput, tanaman, semak-semak, pohon-pohon, lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area proyek.

5) Cara penimbuanan material bekas kupasan harus rapi dan sesuai dengan persetujuan tim pengawas.

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan dan pemadatan atau pembuangan material sisa atau pembuatan stok tanah dari badan jalan sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi garis, kelandaian dan penampang melintang yang ditujukan dalam gambar atau ditentukan oleh tim pengawas.

3.Pekerjaan Pembesian Pondasidan KolomTualnagn untuk pondasi dan kolom terleboh dahulu dilakukan di stockyard, sebelum pekerjaan pengeboran`pondasi dimulai.. Sehingga ketika pengeboran selesai, tulangan hanya tinggal ditempatkan /erectionpada galian pondasi, dengan kata lain, pekerjaan pembesian untuk pondasi dan kolom dikerjakanoverlappingdari pengeboran pondasi. Hal ini membuat pekerjaan lebih efisien. Hanya saja akan dibutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tulangan sebelum dipasang/ditempatkan, hal ini untuk mencegah rusaknya tulangan akibat korosi. Pekerjaan pembesian yang meliputi perhitungan diameter tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya harus memenuhi syaratsyarat dari pembesian sebagai berikut :

a. Persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 seperti panjang kait, panjang penyaluran, panjang stek dan jarak antar tulangan.

b. Pengikatan tulangan harus kuat, supaya dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan kawat baja dan las listrik.

1. Untuk menjaga tercapainya selimut beton yang diinginkan maka pada tulangan diberispacerdi empat sisi, sepanjang tulangan, dengan jarak 2000 mm.

2. Pengelasan harus memenuhi ketentuan perencana, yaitu harus sesuai denganStructural Welding Code Reinforced Steel. Menggunakan electrode E90xx, dan saat pengelasan, tidak boleh merusak batang tulangan utama.

3. Pengerjaan tulangan spiral harus diperhatikan secara seksama, sesuai dengan gambar rencana, dan disambungkan dengan erat pada tulangan utama.

4. Pemasangan tulangan harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana serta daftar pembesian yang dibuat oleh kepala pelaksana yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas, kecuali ditentukan lain ataupun ada revisian desain.

Gambar 4.34BreakdownPekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian meliputi antara lain :

a)Membuat bestart (daftar memotong besi)Tahap ini merencanakan daftar pemotongan besi sesuai dengan gambar rencana dan besi di lapangan.

b)Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkanMemotong tulangan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai bestart dan diupayakan supaya tidak terjadi kesalahan juga diupayakan agar sisa potongan seminim mungkin. Harga besi tulangan sangatlah mahal, dan apabila terjadi kesalahan saat pemotongan akan membuat potongan tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan besi sisa potongan harganya jatuh di pasaran, sehingga hal ini akan membuat kerugian.

c)Membentuk kait dan sengkang, dan tulangan spiralMeliputi pembentukan kait, sengkamg, dan tulangan spiral. Pekerjaan ini membutuhkan alat pembentuk seperti bar bender, ataupun pembengkok tulangan tradisional yang dibuat sendiri. Batang-batang tulangan dipotong sesuai dengan kebutuhan, kemudian dibentuk dengan bar bender sesuai dengan bentuk di gambar.

d)Menyusun tulangan pada tempatnya sesuai dengan gambar rencanaSetelah komponen-komponen tulangan telah dibuat, kemudian disusun sesuai dengan gambar. Terlebih dahulu tulangan-tulangan memanjang dipasangkan dengan tulangan melingkar di kedua ujungnya, kemudian tulangan-tulangan spiral dipasangkan pada bentangan tulangan memanjang. Tulangan-tulangan spiral tersebut diletakkan sesuai gambar, perlu diperhatikan rapat renggang tulangan spiral agar sesuai dengan gambar rencana. Selesai tulangan-tulangan ditempatkan tepat pada posisinya, sesuai dengan gambar, maka tulangan tersebut diikat dengan las.

e)Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan dilas.Pengawas terlebihn mengecek tulangan pondasi maupun kolom yang telah dirakit dan kemudian bila telah disetujui, maka kemudian tulangan tersebut dilas pada beberapa titik sehingga tidak terlepas dari posisinya.

Memulai pekerjaan pembesian, sebelumnya kepala pelaksana harus membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan gambar rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan, panjang tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang bengkokan, jarak antar tulangan, tempat penghentian dan penyambungan tulangan.

Gambar 4.35Pekerjaan Pemasangan Spiral

Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan distockyard. Pekerjaan ini memerlukan gambar konstruksi dan daftar rencana pembesian karena kebutuhan tulangan yang bervariasi.

Mempertimbangkan tingginya harga besi tulangan, maka pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan harus diusahakan se-efisien mungkin dengan mengusahakan agar sisa potongan tulangan sesedikit mungkin. Oleh karena itu pekerja dituntut mengusahakan pemanfaatan sepenuhnya dari batang besi tulangan, dan meminimalisir potongan sisa tulangan yang tidak berguna.

4.Pekerjaan DrainaseSaluran draiase yang digunakan pada proyek ini adalah:

a.Saluran dari pasangan batuSaluran ini menggunakan pasangan batu dengan perekat berupa mortar (campuran semen, pasir dan air), dengan pentup saluran berupa pelat-pelat kecil dari beton yang dicetak ditempat.

b.Reinforced Concrete Pipe(RCP)Perlu diperhatikan ketelitian dan ketepatan elevasi dalam pekerjaan drainase terutama pada bagian yang menggunakan RCP. Pemasangan RCP harus tepat pada elevasi yang ditentukan pada gambar rencana, karena jika terjadi kesalahan akan membuat sistem drainase malah tidak berfungsi. Cek dan ricek keseuaian elevasi pada gambar rencana dan aktual sebelum RCP diletakkan pada lantai kerja harus terus dilakukan.

Gambar 4.36BreakdownPekerjaan Drainase

Pekerjaan drainase meliputi:

1)Pekerjaan penggalianPekerjaan saluran drainase pada sectionwidening, dilakukan bersamaan dengan penggalian dan kupasaneksistinguntuk pekerjaanwidening. Hanya saja galian untuk saluran drainase lebih dalam dibandingkan dengan galianwidening. Pekerjaan penggalian dilakukan dengan alatbackhoe, dimana pada pekerjaan besar,backhoelebih efisien dibanding dengan tukang/tenaga manusia.

2)Pemasangan /erectionRCPPemasangan pipa saluran dibantu denganbackhoe. RCP diletakkan diatas lantai kerja, dengan diberikan beton decking sebagai alas atau spacer antara LC dan RCP. RCP diletakkan sedemikian rupa, disusun sepanjang segmen kerja yang sebelumnya telah dibuat bekisting beton bedding sepanjang peletakan RCP. Sambungan-sambungan tiap segmen kemudian direkatkan dengan adukan mortar,sehigga tidak terjadi kebocoran saat saluran RCP dioperasikan nanti. Sedangkan untuk menjaga posisi RCP pada letaknya, RCP dicor beton bedding yang merekatkan antara LC dan RCP. Tinggi beton bedding sedikit lebih tinggi dari betondecking, sehingga sebagian tubuh RCP terendam dalam coran betonbedding.

Gambar 4.37PemasanganRCPpada Saluran dengan AlatBackhoe3)Pekerjaan saluran pasangan batuSecara prinsip pekerjaan ini dilakukan sama seperti halnya pengerjaan pasangan batu lainnya. Batu disusun dan direkatkan dengan mortar sedemikian rupa membentuk diding dan lantai saluran di sepanjang jalur rencana saluran. Perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah ketepatan elevasi rencana saluran, agar kemiringan saluran sesuai dengan kemiringan rencana, sehingga saluran dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

4)Pekerjaanman holeMan holeadalah lubang yang akan digunakan untuk perawatan saluran drainase saat dioperasikan. Lubang ini menjadi tempat masuknya orang yang akan melakukan pengecekan dan pembersihan saluran. Dimensi lubang ini pun tidak terlalu besar, hanya direncanakan untuk fit terhadap tubuh orang dewasa sehingga dapat masuk ke dalam saluran. Dindingman holedibuat dari susunan batako.

Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemasangan RCP adalah:

1) Pemasangan pipa harus akurat menurut elevasi level, dan kesebarisan.

2) Pastikan penyambungan pipa baik.

3) Pengurugan kembali harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pergeseran maupun kerusakan pada pipa.

4) Dasar parit harus cukup keras/kuat untuk menahan pipa diatasnya.

5.Pekerjaan Widening / Pelebaran JalanPekerjaanwidening/ pelebaran jalan terlebih dahulu dilakukan pada proyek ini, agarexistingdapat digunakan untuk ruang kerja,sehingga tidak mengganggu lalulintas sekitar saat pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Pekerjaan widening disini sebenarnya bukan pekerjaan jalan baru, melainkan menambah dimensi melintang dari jalan yang sudah ada.

Gambar 4.38Breakdown PekerjaanWideninga.Pengupasan tanahPekerjaan ini meliputi pengupasan tanah asli, maupun tanah jelek yang tidak memenuhi spesifikasi sebagai subgrade. Pengupasan dilakukan denganbackhoe, karena akan lebih efisien mengingat lapisan tanah danexistingyang dikupas cukup keras, dan volume pekerjaan yang besar.

b.PemadatanMaterial timbunan dipadatkan hingga mencapai kepadatan kering masksimum, dan membentuk profil sesuai dengan yang diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan material timbunan adalah:

1) Karakteristik material timbunan

2) Kadar air material timbunan

3) Jenis alat pemadatan yang digunakan

4) Massa (berat) alat pemadatan yang digunakan.

5) Ketebalan lapisan material yang dipadatkan

6) Jumlah lintasan yang diperlukan.

c.Lapis pondasi bawahFungsi dari lapis pondasi bawah adalah:

1) Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan mendistribusikan beban roda.

2) Memberi platform bagi penghamparan lapis pondasi atas.

3) Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.

d.Lapis Pondasi AtasLapis pondasi atas merupakan perletakan dari lapis permukaan. Sama halnya seperti lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas juga berfungsi untuk mendistribusikan beban lalulintas dari lapis permukaan.

e.Lapis PermukaanMerupakan hamparan pekrerasan dengan bahan pengikat aspal, sebagai lapisan permukaan jalan.

Fungsi lapis permukaan:

1) Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda.

2) Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca.

3) Sebagai lapisan aus (Wearing Course).

Gambar 4.39Penghamparan Material Base B dan Pemadatan denganRoller6.Pekerjaan Sub-StructurePekerjaansub-structuremeliputi :

1. a.Pekerjaan PondasiPeralatan yang digunakan dalam pekerjaan pondasi ini adalah:

1) Mesin bor berupaBoring Machine Crane Mounted.

2) Mata bor /Drilling Toolberbagai jenis dan ukuran.

3)Casing4) Tangki penampung campuranbentonite5) Mesin pencampur mesinbentonite.

6) Pompa sentrifugal

7) Selang

8) Pipatremie(Diameter 25 cm)

9) Corong Cor (Diameter atas 45 cm, dan diameter bawah 25 cm)

10) Kait tulangan

11) Mesin las listrik

Cairanbentonitediperlukan dalam proses pengecoran untuk mencegah terjadinya keruntuhan dinding lubang galian saat dilakukan pengeboran. Keruntuhan biasanya terjadi akibat air tanah yang menekan untuk mengisi lubang galian, akhirnya mendesak tanah untuk runtuh. Apalagi pada pekerjaan galian bor yang dalam, dam muka air yang tinggi, serta jenis tanah yang berbutir / granular. Jika hal ini terjadi tentu akan tidak menguntungkan, karena mengganggu pekerjaan. Cairanbentoniteyang memiliki berat jenis yang lebih besar daripada air, akan menahan air untuk tidak masuk dalam lubang galian, sehingga tanah di sekeliling lubang galian tidak akan runtuh. Cairanbentonitedidapat dari campuran semenbentonitedengan air dengan ketentuan 35 kgBentonitedicampur dengan 1000 liter air. Cairanbentonitedicampur pada alat khusus yang telah ditempatkan di lapangan milik PT. Indopora, setelah pencampuran dilakukan, cairanbentoniteditampung dalam tangki besar. Terdapat 2 buah tangki besar di lapangan untuk menampung cairanbentonite, sehingga pada waktu dibutuhkan saat pengeboran, cairanbentonitetersebut tinggal dialirkan dengan sistem gravitasi melalui pipa-pipa yang disambungkan ke tangki. Demikian pula setelah cairanbentoniteselesai digunakan kembali, akan dipompa menuju tangki penampungan.

Pondasi yang digunakan pada proyek PembangunanNorth Java Corridor Flyover Paket 1 Balaraja Flyoveradalah pondasi tiang bor, dengan dimensi sebagai berikut:

POSITIONLEGTH (m)DIAMETER (mm)

A1 LEFT121800

A1 CENTER121800

A1 RIGHT121800

P1 LEFT181500

P1 RIGHT181500

P2 LEFT201500

P2 RIGHT201500

P3212500

P4292500

P5292500

P6 LEFT181500

P6 RIGHT281500

P7 LEFT231500

P7 RIGHT231500

P8 LEFT201500

P8 RIGHT201500

P9 LEFT201500

P9 RIGHT201500

A2 LEFT181800

A2 CENTER181800

A2 RIGHT181800

Tabel 4.3Data Kedalaman dan Diameter PondasiBored PilePondasi tiang bor adalah pondasi yang dibangun dengan menggali tanah terlebih dahulu, yang berpenampang lingkaran lalu diisi dengan tulangan dan dicor dengan beton. Pondasi tiang bor diklasifikasikan sebagai pondasi dalam.

Pada proyek pembangunanNorth Java Corridor Flyover Paket 1 Balaraja Flyoverini, jenis pondasi tiang bor digunakan sebanyak 6 titik dengan diameter 1800 mm, 12 titik dengan diameter 1500 mm, dan 3 titik dengan diameter 2500 mm, dan dengan kedalaman 12 m s.d. 29 m. Pondasi ini menggunakan beton kelas B-2 dengan mutu K-300.

Perlu diperhatikan urutan pekerjaan tiang saat pekerjaan pengeboran. Pekerjaan tiang yang satu sengaja diloncat, tidak berurutan berdasarkan nama tiang. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pengeboran selanjutnya tidak terjadi keruntuhan akibat gangguan tegangan tanah yang diakibatkan pengeboran sebelumnya.

Gambar 4.40BreakdownPekerjaan PondasiBored PileBerikut adalah langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan pondasi di lapangan:

1)Pekerjaan PersiapanPekerjaan persipan dilakukan sebelum melakukan prosedur penginstalanBored Pile. Pekerjaan persiapan diantaranya meliputi persiapan lahan seperti pemetaan lahan dengan menggunakan alat-alat theodolit, proses ini dilakukan sebelum alat-alat berat dimasukkan ke lapangan, karena akan sulit jika melakukan pemetaan setelah alat-alat berat itu masuk ke lapangan. Pemetaan dilakukan untuk menentukan letak pemasukan alat-alat berat ke lapangan.

Guna meletakkan silobentoniteyang bobotnya sangat berat, maka dibuat landasan berupa pelat beton dengan tebal 20 cm seluas perletakan silo, apabila diperlukan, maka akan dipasang pelat-pelat baja. Tujuannya untuk menopang alat-alat berat agar tidak ambles masuk ke tanah apabila daya dukung tanah di lapangan tidak cukup baik, namum karena pada proyek ini pekerjaan pengeboran dilakukan di atasexistingberupa perkerasan aspal, maka hal itu tidak diperlukan. Persiapan lahan juga terdiri dari pembersihan lahan, seperti misalnya pembersihan batu-batu besar yang ada di lapangan, penebangan pohon-pohon yang mengganggu di lapangan.

2)PersiapanBentoniteMixTerlebih dahulu dipersiapkan alat-alat yang mendukung pekerjaan tersebut sebelum pekerjaanbored piledimulai. Salah satunya adalahbentonitemixing plant.Bentonite mixing plantterdiri atas beberapa bagian, yakni:

(a)Mixing tank(b) Silo

(c)De-sanding tank(d) Pompa sentrifugal

(e) Pipa baja

Seluruh alat tersebut didatangkan, kemudian dipasang dan diletakkan sesuai site plan yang telah dibuat sehingga memungkinkan berlangsungnya siklusbentonite.

Gambar 4.41Bentonite Mixing Plant

Gambar 4.42Bentonite Mixing TankPekerjaan selanjutnya setelahbentonitemixing plantterpasang adalah proses pencampuran cairanbentonite. Cairanbentoniteterdiri atas bubukbentonitedan air, keduanya dicampur dalammixing tank.

Gambar 4.43SiklusBentonitedalam ProsesBored PileCairanbentoniteyang telah tercampur kemudian dialirkan ke silo. Silo merupakan tangki besar tempat menyimpabentonitesampai digunakan untukbored pile.Bentonitekemudian dialirkan ke lubang galian selama pelaksanaan pengeboran. Cairanbentoniteyang telah selesai digunakan kemudian dipompa menujude-sanding tank, disana cairanbentonitedicek apakah masih bisa di gunakan kembali atau tidak.Bentoniteyang masih memenuhi spek kemudian dipompa kembali ke dalam silo, jika tidak makabentonitedibuang dengan mobil tangki.

Property UnitsWhen Slurry IntroduceDuring Concrete in HoleResult of the testTest Method

Density (KN/m3)10,10 10,8610,10 11,7910,8Density Balance

Sand content (%)max 3%max 3%1Sand Cone

Viscosity (sec per quart)28 4528 4532,2Marsh Cone

pH8 118 118pH paper or meter

Tabel 4.4SpekBentonitedan Contoh Hasil Pengujian

3)PengeboranPekerjaan pengeboran dapat dilakukan setelah pekerjaan persiapan lahan selesai. Pengeboran ini bertujuan untuk melakukan pengecoranBored Pilenantinya. Pekerjaan pengeboran ini harus diparalel dengan pekerjaan pembuatan / perakitan tulanganBored Pile. Hal ini supaya jangan sampai tanah sudah di bor, tapi ternyata tulangannya masih belum siap. Tanah pada lubang pondasi akan rusak, jika pekerjaan tertunda terlalu lama. Hal ini disebabkan karena hujan atau getaran akibat lalu-lintas di atasnya. Kerusakan pada lubang galian akan memerlukan pekerjaan pengeboran lagi, yang memaksa kita untuk mengeluarkan biaya lagi. Hal ini sangat tidak efektif, menghabiskan waktu dan biaya oleh karena itulah diupayakan pengeboran, pemasangan tulangan, dan pengecoran dilakukan dalam interval waktu yang berdekatan (1 hari pekerjaan). Pengeboran dilaksanakan setelah rangkaian tulangan telah siap dan pihakready mix-nya juga telah siap.

Pengeboran dilakukan dengan mesinBoring Machine Crane Mounted.Mesin ini disebut demikian, karena berupa mesin bor yang ditempelkan padacrane. Pengeboran dimulai dengan menyetel alat pada titik-titik yang telah direncanakan. Mencari titik-titik koordinat itu di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur theodolit, caranya dari titikbenchmarkdi lapangan / titik patok, yang didapat ketika melakukan survey, atau penggambaran denah lapangan, dari titik tersebut kita lakukan tembakan dengan jarak dan sudut yang telah dicari dalam perhitungan, sehingga didapatkan titik-titik pengeboran dilapangan.

Pengeboran di lapangan dilakukan di atasexistingyang berupa perkerasan aspal, sehingga pada tahap awal digunakan mata bor (drilling tool) yang dapat memecahkan batu / tanah keras, yaknirock auger. Pengeboran denganrock augerdilakukan sampai didapat lapisan tanah, kemudian digunakandrilling tooluntuk tanah biasa, kemudian sebelum mencapai kedalaman yang diinginkan dipasangcasingpada galian.Casingadalah pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor. Fungsicasingadalah untuk melindungi dinding galian dari keruntuhan saat pengeboran dilakukan. Terlebih pada dinding bagian atas galian, yang terpengaruh oleh aktivitas mesin bor (getaran yang ditimbulkannya) saat pengeboran dilakukan. Cara pemasangancasingadalah diangkat dan dimasukkan pada lubang bor, dimana memasukannya ada berbagai cara dengan dijackingatauvibration.Cairanbentonitekemudian dialirkan ke dalam galian, setelahcasingterpasang. Cairanbentonitedan casing nantinya akan berfungsi mencegah keruntuhan tanah di sekitar dinding galian saat dilaksanakan pengeboran. Pembersihan lubang kemudian dilakukan setelah pemasangancasingselesai, yakni dengan mengambil tanah dan Lumpur dari dasar lubang dan kemudian dibuang. Proses pembersihan ini menggunakan alatCleaningBucket. Pengeboran kemudian dilanjutkan kembali dengandrilling tooluntuk tanah keras (dilengkapi keranjang) sampai kedalaman yang ditentukan. Demikian proses pengeboran dilakukan untuk setiap titik hingga mencapai tanah keras.

Pengecekan apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi dilkukan dengan menggunakan cara manual yaitu mengikatkan pemberat pada sebuah pita ukur dan menjatuhkanya kedalam lubang hingga terasa antukan pada pemberat tersebut. Setelah dipastikan pengeboran sudah mencapai kedalaman yang ingin dicapai, tanah hasil pengeboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan terdahulu, apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor.

Tahap berikutnya setelah proses pengeboran dan pemasangan casing dilakukan adalah pemasangan tulangan. Penulangan harus disambung di lapangan, karena pondasi terlalu dalam dan panjang tulangan tidak memungkinkan dibuat tanpa sambungan . Hal ini membuat pengangkatan dilakukan dengan bertahap.

Gambar4.44Pekerjaan Pengeboran

4)Peletakan /ErectionTulanganPeletakan tulangan pada galian pondasi dimulai dengan pengangkutan tulangan dari pabrikasi distockyardke lokasi pekerjaan. Pengangkutan dilakukan dengantruck trailer.

Kedalaman pondasi yang dikerjakan di lapangan dapat mencapai 29 meter, sedangkan tulangan tidak memungkinkan untuk dibuat menerus sepanjang itu, maka dibuat sistem tulangan segmen per segmen yang dapat disambung. Hal ini mengakibatkanerectiontulangan harus dilakukan bagian perbagian yang kemudian disambung dengan las di bagian atas. Sambungan harus dibuatoverlapyang memenuhi syarat 40D s/d 60D. Pengangkatan tulangan degancranedibantu dengan alatspider. PenggunaanSpiderdimaksudkan agar menjaga bentuk diameter tulangan agar tidak rusak akibat gaya yang ditimbulkan ikatan seling. Berikut rincian pekerjaanerectiondi lapangan.

Gambar 4.45Pengangkatan Tulangan denganCraneMenggunakanSpider

Gambar 4.46PekerjaanErectionTulangan

5)Pengecoran Betonpada Lubang PondasiProses selanjutnya setelah proses pemasangan tulangan baja adalah pengecoran beton. Pekerjaan ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi, meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi bila pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.

Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehinggabeton mengisi bagian yang tidak tepat.

Air tanah yang memenuhi lubangpondasi menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipatremie. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.

Alat alat yang digunakan dalam proses pengecoran pondasi:

1. Pipatremie2. Corong

3. Penjepit pipa /tremie pipe holder4.Casingbaja silinder

Langkah-langkah pekerjaan pengecoran:

a)SettingAlat PengecoranSelesai lubang galian dibor, kemudian dilakukan persiapan alat-alat pengecoran. Pipatremiedimasukkan perlahan ke dalam lubang galian dengan bantuancrane, segmen per segmen. Suatu segmen pipa masuk ke dalam galian, kemudian dijepit pada mulut lubang, kemudian segmen lainya diangkat dan disambungkan pada segmen yang dijepit tadi. Penjepit kemudian dilepas, setelah pipa tersambung dan dimasukkan kembali ke dalam galian. Hal yang sama dilakukan selanjutnya sampai pipatremiemasuk pada kedalaman yang diinginkan, dan pipatremiekembali dijempi pada mulut galian agar tidak jatuh seluruhnya ke dalam galian. Selesai pipa tremi dipasang, corong untuk pengecoran pun dipasang di atas pipatremie. Posisi pipa harus diperhatikan agar pipatremieberada pada posisicenterdari galian, hal ini agar distribusi campuran beton yang dicor dapat merata di semua bagain galian pondasi.

Gambar 4.47Steel Holder

Gambar 4.48Pemasangan PipaTremieke dalam Galian Bor yang Siap Dicor

b)PengecoranBeton untuk pondasi menggunakanready mixyang didatangkan dari PT. Holcimbatching plantbalaraja. Campuran beton ini dirancang sedemikian rupa supaya walaupun kandungan air tinggi, namun tetap memiliki kekuatan yang tinggi. Nilai slump untuk beton pondasi ditentukan harus lebih dari 17 mm, hal ini membuat pekerjaan pengecoran beton menjadi lebih mudah. Tidak digunakanvibratoruntuk pemadatan dalam proses pengecoran, karena beton dengan nilai slump 17 mm sangat encer sehingga proses pemadatannya tidak perlu menggunakanvibrator.

Proses kerjanya pengecoran beton pondasi adalah sebagai berikut :

Saat pipatremiesudah berhasil dimasukkan ke lubang bor, ujung atas ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh, lalu corong beton dipasang dan pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap dilakuakan. Trukreadymixsiap untuk mendekat dan menuang beton segar pada corong yang telah dipasang.

Kesulitan mulai terasa pada tahap ini, karena keahlian operator sangat menentukan keberhasilan dalam proses pengecoran dengan cara ini. Dikatakan sulit karena pipatremietadi perlu untuk dicabut lagi. Jadi jika beton yang dituang terlalu banyak maka untuk mencabut pipa yang tertanam menjadi lebih susah, sedangkan jika terlalu dini mencabut pipatremie, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi ataupun tercampur dengan tanah, padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lobang yang tidak terlihat sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran sangat penting. Jika pada tahap ini gagal, maka secara keseluruhan, pelaksanaan pondasi juga gagal.

Saat beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipatremieharus mulai ditarik ke atas bagian pipatremieyang basah dan kering (gambar kanan).

Adanya pipatremietersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan cairanbentonite. Karena Berat Jenis beton lebih besar dari BJbentonitemaka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Hal ini mengakibatkan cairanbentonitemulai terdorong ke dan mulai digantikan dengan beton segar tadi. Sementara beton terus dicor melalui pipatremie, cairanbentonitedipompa menuju tangki penampungan.

Proses pengecoran ini memerlukan suplai beton yang menerus, jika ada keterlambatan beberapa jam dan terjadisettingmaka pipatremie-nya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut, sedangkan jika terburu-buru mencabut maka tiang beton bisa tidak menyambung. Hal ini membuat pelaksana hrus selalu memperhatikan bagian logistik / pengadaan beton.

Pengerjaan pengecoran yang berlangsung dengan baik adalah jika beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Pemasangantremiemensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipatremietersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur. Proses pengecoran telah selesai sampai tahap ini.Casingkemudian dicabut kembali dari lubang bor saat beton masih segar / belumsetting.

DescriptionContent

Silica Consignment516

DUSTpurchase167

Screen 5-10389

Split 10-20676

Cement Type387

RetarderP-25852

DARACEM 130-

Water172

Tabel4.5MixDesignBeton Kelas B-2

Gambar 4.49Pekerjaan Pengecoran Pondasi

1. b.PekerjaanfootingPekerjaanBored Pileselesai maka dilajutkan dengan pekerjaanfooting.Footingmerupakan struktur yang berfungsi untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan, dan memindahkan beban kolom kepada tiang pondasi. Tidak semua titik pondasi pada proyek ini menggunakanfooting. Sesuai dengan desainya,footinghanya terdapat padaabutmenyakni titik A1 dan A2, sedangkan untuk titik pondasi lainnya akan dilangsungkan dengan kolom tanpacap/ kepala pondasi.

Pekerjaanfootingterdiri dari :

1)Pekerjaan GalianPekerjaanfootingdiawali dengan menggali lokasi sampai kedalaman tertentu sesuai gambar rencana. Pekerjaan penggalian di lokasi dilakukan dengan dengan alatbackhoe. Volume penggalian yang cukup besar membuat pengerjaan denganbackhoelebih efisien. Pekerjaan galian diawali dengan pengupasanexistingberupa perkerasan jalan. Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan tenaga manusia, dengan bantuan pahat besar dan palu. Setelah perkerasan aspal di permukaan pekerjaanfootingdikupas, barulah pekerjaan galian denganbackhoedilakukan.

Gambar 4.50Pekerjaan GalianFooting, inzet : tiang baja yang dipancang guna melindungi jalur lalulintas di sampingnya dari keruntuhan saat pekerjaan galian

Guna mencegah keruntuhan saat penggalian, tiang tiag kayu dan baja dipancang di pinggiran galian, sebab bila dibiarkan runtuh, akan mengganggu pekerjaan dan dapat membuat jalan pengalih di sebelahnya rusak/ikut runtuh..

2)PembuatanLantai KerjaLantai kerja dibuat dengan tebal sekitar 5 cm, tujuan dibuatnya lantai kerja adalah agar beton strukturfootingtidak bersinggungan langsung dengan tanah, sehingga kualitas dan kekuatan beton tidak terganggu.

Gambar 4.51Pengecoran Pekerjaan Lean Concrete / Lantai Kerja

3)Pembongkaran Beton PondasiPembobokan beton dimaksudkan untuk mendapat besi stek dari pondasi untuk pengikatan struktural denganfooting, beton pondasi dibobok sampai dasar galianfooting. Pembobokan ini juga bertujan untuk membuang beton jelek pada pondasibored pile. Sistem pengecoran dengan pipatremiemembuat beton bagian atas jelek, karena bercampur dengan lumpur dan air, oleh karena itu beton jelek ini perlu dibuang agar tidak merusak struktur.

Gambar 4.52.Pekerjaan Bobokan Beton Pondasi

4)Pekerjaan BekistingSesuatu yang unik dari bekistingfootingadalah, panelplywoodditahan oleh dinding tanah disekitarnya dengan dihubungkan dengan balok-balok kayu. Bekistingfootingseperti ini, seringkali disebut sistemform worktradisional, dimana pada sistem ini, bekisting menggunakan kayu nantinya akan dibongkar kembali dan disusul dengan timbunan kembali.

Gambar 4.53.SkemaForm WorkTradisional padaFooting5)Pekerjaan PembesianPembesianfootingdilakukan di tempat /on-site. Baja tulangan sebelumnya dipotong dengan berbagai ukuran dan dibengkokkan sedemikian rupa distockyard, sehingga membentuk bagian per-bagian tulanganfootingyang mudah dirakit, dan effisien. Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan baja tulangan diperhitungkan sedemikian rupa, agar tidak banyak sisa potongan baja yang terbuang begitu saja, dengan demikian akan meningkatkancost efficiency.

Bagian-bagian tulangan tersebut kemudian dibawa ke lokasi pekerjaan untuk selanjutnya dirakit di tempat sesuai dengan gambar rencana. Bagian bagian tulangan diikatkan satu sama lain sedemikian rupa menggunakan kawat bendrat ataupun dengan dilas.

6)PengecoranPengecoranfootingdilakukan bertahaplayer by layeratau per lapisan dengan ketebalan setiap lapisan sekitar 50 cm. Setiap layer dilakukan vibration/ penggetaran, kemudian dilanjutkan pengecoran selanjutnya. Hal ini ditujukan untuk menghindarai segregasi atau pemisahan komposisi dan menjaga agar beton tidak keropos / tetap padat.

Gambar4.54Pekerjaan PembesianFootingA1

7.PekerjaanUpperStructurePekerjaanUpper Srtucturemeliputi pekerjaan kolom, pekerajaan girder, dan pekerjaan pelat, namun pada laporan ini, hanya akan dibahas mengenai pekerjaan kolom, karena selama 3 bulan kerja praktek, proyek baru berjalan sampai pekerjaan kolom.

a.Pekerjaan KolomKolom merupakan batang vertikal dari rangka (frame) struktur yang memikul beban dari jembatan, yang meneruskannya dari elevasi atas ke elevasi bawah hingga akhirnya sampai ketanah melalui pondasi. Peran kolom sangat penting dalam konstruksi jembatan, maka pekerjaan kolom juga harus dilakukan dengan hati-hati.

Terdapat 2 jenis kolom dalam proyek ini, yakni kolom beton bertulang, dan kolom komposit. Dengan jumlah masing-masing kolom:

RC column : 14 column

Composit Column : 2 column (P4, P5)

Pekerjaan kolom meliputi:

1)Erection tulanganTulangan kolom didatangkan dari fabrikasi distockyard, kemudian dipasangkan pada lokasi kolom dengan menyambungkanya pada overstek pondasi. Penyambungan ini dilakukan dengan dilas.

2)Pemasangan bekistingPekerjaan bekisting pada proyek ini dilaksanakan oleh subkontraktor PT.Rizky, dimana digunakan bekisting pabrikan yang dapat digunakan berulang-ulang. Bekisting kolom terdiri dari 2 panel yang dapat disatukan sehingga membentuk kolom dan kemudian disanggah dengan penyokong dan pengatur vertikal. Pengatur vertikal ini dapat diatur sedemikian rupa sehingga kolom berdiri dengan tegak.

(a) Penyokong vertikal

(b) Dua panel bekisting

Gambar 4.55Bagian-bagian bekisting

Bagian permukaan dalam panel-panel sebelumnya dilumuri dengan pelumas bekisitng, agar beton yang mengeras nantinya tidak menempel pada beskisting, dan bekisting dapat dibuka dengan mudah.

Gambar 4.56Bekistingoil3)PengecoranPengecoran kolom dilakukan denganbucketmountedcrane.Bucketini seperti corong besar yang dapat menampung beton untuk diangkut, dimana bagaian bawah terdapat lubang yang daat dibuka dan ditutup sehingga beton cair dapat keluar dari bagian bawahbucketsaat dibuka. Lubang tersebut disambungkan dengan selang berdiameter serupa dengan lubang tersebut, sehingga ketika beton keluar dari bawahbucketakan melewati selang tersebut.

Proses pengecoran dimulai dengan mengkaitkanbucketdengan padacrane, sehinggabucketdapat diangkat dan diturunkan.Bucketkemudian diisi dengan beton dari mixing truck, kemudianbucketdiangkat tepat di atas kolom. Tutup bawahbucketkemudian dibuka sehingga beton mengalir mengisi kolom. Setiap 50 cm pengecoran, dilakukanvibration/ penggetaran agar lapisan beton tetap padat dan tidak keropos.

Pekerjaan pengecoran kolom pun dibagi dalam 2 tahap, selain untuk mengurangi biaya bekisting, hal ini untuk mencegah segregasi dan penurunan kualitas beton. Digunakan zat kimia sika pada sambungan beton, sehingga antara beton lama dan beton baru terjadi ikatan dan tidak mengalami pemisahan.

Gambar 4.57Skema Pengecoran Kolom denganBucket