34
STRATEGI PEMBELAJARAN Oleh : KADEK BUDI SUSILA DARMA (1215071018) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014 1

metode-pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode

Citation preview

Page 1: metode-pembelajaran

STRATEGI PEMBELAJARAN

Oleh :

KADEK BUDI SUSILA DARMA (1215071018)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

1

Page 2: metode-pembelajaran

METODE PEMBELAJARAN

Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “

tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang digunakan

guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil

dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam

waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan

hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring

(nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah,

2000,194)Macam-macam Metode Pembelajaran :

1. METODE CERAMAH

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena

sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru

dan anak didik dalam interaksi edukatif.

a. Kelebihan Metode Ceramah

1) Guru mudah menguasai kelas.

2) Mudah dilaksanakan.

3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

b. Kekurangan Metode Ceramah

1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik

yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

3) Bila terlalu lama membosankan.

4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.

2

Page 3: metode-pembelajaran

5) Menyebabkan anak didik pasif.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

2. METODE EKSPERIMEN

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik

perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan

eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data,

mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

a. Kelebihan Metode Eksperimen

1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru

atau buku;

2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi

(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang

ilmuwan; dan

3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-

terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat

bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

b. Kekurangan Metode Eksperimen

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan

mengadakan eksperimen;

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti

untuk melanjutkan pelajaran; serta

3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

3

Page 4: metode-pembelajaran

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2000.

3. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI

Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi

dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain

sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah

membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang

harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.

a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat

lebih lama; dan

2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil

inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.

b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil

pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;

2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan

3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

4

Page 5: metode-pembelajaran

4. METODE DISKUSI

Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan

berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus

dikuasai secara mendalam.

a. Kelebihan Metode Diskusi

1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan

dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).

2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan

pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun

berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

b. Kekurangan Metode Diskusi

1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;

2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;

3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan

4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2000.

5

Page 6: metode-pembelajaran

5. METODE LATIHAN

Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara

kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

a. Kelebihan Metode Latihan

1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,

membuat dan menggunakan alat-alat.

2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,

pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

b. Kekurangan Metode Latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa

kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal

yang monoton dan mudah membosankan.

4) Dapat menimbulkan verbalisme.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2000.

6

Page 7: metode-pembelajaran

6. METODE PROYEK

Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada

anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan

pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.

a. Kelebihan Metode Proyek

1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan

menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam

kehidupan.

2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan

berguna dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kekurangan Metode Proyek

1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun

horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;

2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan

memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk

ini;

3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup

fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;

4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang

dibahas.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2000.

7

Page 8: metode-pembelajaran

7. PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2000.

8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR)

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan

hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan

SPENCER KAGAN, 1992

8

Page 9: metode-pembelajaran

9. COOPERTIVE SCRIPT

Skrip kooperatif :

metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan

mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan

ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

7. Penutup

DANSEREAU CS., 1985

9

Page 10: metode-pembelajaran

10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER

HEADS)

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor

2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang

berangkai

Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan

soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.

3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar

dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari

kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling

membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka

4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

5. Kesimpulan

11. JIGSAW (MODEL TIM AHLI)

Langkah-langkah :

1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan

tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

10

Page 11: metode-pembelajaran

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7. Guru memberi evaluasi

8. Penutup

ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978

12. ARTIKULASI

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru

diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,

kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya

5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya

dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil

wawancaranya

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami

siswa

7. Kesimpulan/penutup

11

Page 12: metode-pembelajaran

13. MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan

alternatif jawaban

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan

sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru

mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi

perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

14. MAKE - A MATCH (MENCARI PASANGAN)

Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang

cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

(soal jawaban)

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

12

Page 13: metode-pembelajaran

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda

dari sebelumnya

7. Demikian seterusnya

8. Kesimpulan/penutup

15. THINK PAIR AND SHARE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru

3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan

mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil

diskusinya

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa

6. Guru memberi kesimpulan

7. Penutup

(FRANK LYMAN, 1985)

16. BERTUKAR PASANGAN

Langkah-langkah :

1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa

memilih sendiri pasangannya).

2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.

13

Page 14: metode-pembelajaran

3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini

saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada

pasangan semula.

17. SNOWBALL THROWING

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan

oleh ketua kelompok

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar

dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara

bergantian

7. Evaluasi

8. Penutup

14

Page 15: metode-pembelajaran

18. TEBAK KATA

Media :

Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah

pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.

Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak

(kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.

Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.

2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas

3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada

pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang

isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan

ditelinga.

4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis

didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10

cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.

5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh

duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan

kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

6. Dan seterusnya

19. . METODE KARYA WISATA adalah metode pembelajaran dengan cara

mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik , dsb

Keunggulan

a.mengamati kenyataan beraneka ragam dari dekat

b.menghayati pengalaman baru dengan turut dalam kegiatan

c.menjawab masalah dengan melihat, mendengarkan dan membuktikan

d.memperoleh informasi dengan wawancara

15

Page 16: metode-pembelajaran

e.mempelajari sesuatu dengan integral dan komprehensif

Kelemahan

a.memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

b.memerlukan pengawasanyang lebih dekat

c.tidak selalu murah

20. COURSE REVIEW HORAY

langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan

kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang

nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar

(Ö) dan salan diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus

berteriak horay … atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh

8. Penutup

21. METODE DEBAT

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk

meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi

paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok

terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi

pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik

yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi

16

Page 17: metode-pembelajaran

pro dan kontra diberikan kepada guru.

Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang

meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam

prosedur debat.

Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran

kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa

saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling

tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang

dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan

menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan

peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut

mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder),

pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau

fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

22. METODE ROLE PLAYING

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui

pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan

penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda

mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu

bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:

Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk

memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi

dan waktu yang berbeda.

3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu

melakukan permainan.

4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

17

Page 18: metode-pembelajaran

23. METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam

kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik

itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan

sendiri atau secara bersama-sama.

Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya

adalah pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

2. Berpikir dan bertindak kreatif.

3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi dengan tepat.

7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya

dunia kerja.

Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:

1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal

terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati

serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.

2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode

pembelajaran yang lain.

24. PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang

bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan

memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

Langkah-langkah:

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

18

Page 19: metode-pembelajaran

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan

data, hipotesis, pemecahan masalah.

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai

seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Kelebihan:

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar

diserapnya dengan baik.

2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.

3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

Kekurangan:

1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.

2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.

3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

25. COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara

lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan

ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi /

menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat /

menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan

materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

6. Kesimpulan guru.

7. Penutup.

19

Page 20: metode-pembelajaran

Kelebihan:

• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.

• Setiap siswa mendapat peran.

• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

Kekurangan:

• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya

sebatas pada dua orang tersebut).

26. PICTURE AND PICTURE

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan

dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan

materi.

4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan / rangkuman.

Kebaikan:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2. Melatih berpikir logis dan sistematis.

Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

27. NUMBERED HEADS TOGETHER

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi

nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil

nomor dari siswa.

20

Page 21: metode-pembelajaran

Langkah-langkah:

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya.

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan

hasil kerjasama mereka.

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

6. Kesimpulan.

Kelebihan:

• Setiap siswa menjadi siap semua.

• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan:

• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

28. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)

Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks

dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini

melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara

untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk

memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan

proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode

investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian

kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat

terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,

mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih,

kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara

keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi

kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Seleksi topik

21

Page 22: metode-pembelajaran

Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang

biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan

menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)

yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam

jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan kerjasama

Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan

tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih

dari langkah a) di atas.

c. Implementasi

Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b).

Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi

yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang

terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti

kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan sintesis

Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada

langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang

menarik di depan kelas.

e. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang

telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu

perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh

guru.

f. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap

pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara

individu atau kelompok, atau keduanya.

29. METODE JIGSAW

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi

komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam

kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap

anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang

ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang

22

Page 23: metode-pembelajaran

bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang

terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a)

belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana

mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu

siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam

subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada

temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa

bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang

ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus

menguasai topik secara keseluruhan.

FRANK LYMAN, 1985

30. METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada

perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

permainan dan reinforcement.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif

model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:

1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya

dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin

guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan

memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih

baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan

menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen

dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok

adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus

23

Page 24: metode-pembelajaran

untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada

saat game.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan

yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game

terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu

bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa

yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya

dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru

melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.

Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga

siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada

meja II dan seterusnya.

5. Team recognize (penghargaan kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan

mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih,

“Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-

ratanya 30-40

FRANK LYMAN, 1985

24