153
i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH QUR’AN NASIONAL (YKTN) SALATIGA TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH SUPRI HIDAYATI 23010150135 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA TAHUN 2019

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

i

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN

DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH QUR’AN NASIONAL

(YKTN) SALATIGA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH

SUPRI HIDAYATI

23010150135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

TAHUN 2019

Page 2: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

ii

Page 3: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

iii

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN

DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH QUR’AN NASIONAL

(YKTN) SALATIGA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan UntukMemenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH

SUPRI HIDAYATI

23010150135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

TAHUN 2019

Page 4: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

iv

Page 5: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

v

Page 6: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

vi

Page 7: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

vii

MOTTO

)رواه البخاري( خي ركم من ت علم القرآن وعلمه قال لم ه عن النبه صلى الله عن عثمان رض الله عن عليه و

Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan

mengajarkanya” (H.R Bukhari)

Kunci Mengaji Al-Qur’an itu ada Tiga:

Jangan melihat siapa Gurunya

Jangan malu karena Umur

Dan lama waktu Tempuhnya.

(KH. ARWANI AMIN)

-Kudus-

Page 8: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk:

1. Almarhum Ayahku dan ibundaku tersayang, Jumini yang selalu

membimbingku, memberi doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam

hidupku.

2. Saudaraku kandungku kakak Joko, kakak Sartini, kakak Dahmi, kakak Kerno,

kakak Kiryadi, kakak Ashari, kakak Waliyah, atas motivasi yang tidak ada

hentinya kepadaku shingga proses penempuhan gerlar sarjana ini bias tercapai.

3. Keluarga besar Yayasan Amanah Ambarawa yang selama ini telah memotivasi

kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

4. Abah Ahmad Afif Dimyati dam Keluarga besar Pondok Pesantren A.P.I Al-

Masykur yang senantiasa memberikan petuah dan doanya hingga saya proses

penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai,

5. Guru-guru yang mulia dari SD sampai sekarang yang telah memberikan ilmu

yang insyaAllah sangat bermanfaat di dunia dan di akhirat, serta ustad/ustadzah

tehebat yang saya hormati yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.

6. Sahabat-sahabat YA BISMILLAH (Youth Assosiaton Of Bidikmisi

Limardatilah), yang selama ini kita menuntut ilmu bersama di IAIN Salatiga

tanpa biaya sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

7. Saudaraku Wahid hidayat yang selalu mendukung dan memberikan motivasi

yang tidak ada hentinya dan membantu kepadaku shingga proses penempuhan

gerlar sarjana ini bisa tercapai.

Page 9: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

ix

8. Sahabat-sahabatku Ainun, Mariatul, Munifah, Viky, Imro, Indiana, Anisa CH,

mb Wahyu yang telah menemaniku belajar selama ini dan selalu memberikan

motivasi yang tidak ada hentinya dan membantu kepadaku shingga proses

penempuhan gerlar sarjana ini bias tercapai.

9. Sahabat-sahabatku Tahfidz Pondok Pesantren A.P.I Al-Masykur yang selalu

memberikan motivasi yang tidak ada hentinya dan membantu kepadaku

shingga proses penempuhan gerlar sarjana ini bias tercapai.

10. Sahabat-sahabat PPL MAN 2 Semarang, KKN Ds. Sonorejo, kelas D PAI, dan

sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2015 khususnya jurusan PAI.

11. Rekan-rekanita IPPNU yang selalu memberikan motivasi yang tidak ada

hentinya dan membantu kepadaku shingga proses penempuhan gerlar sarjana

ini bisa tercapai

Page 10: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

x

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum wr.wb

Segenap rasa puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang dengan rahmat, taufik, dan hidayahNya, skripsi demgan judul Metode

Pembelajaran Tafidzul Qur’an di Yayasan Karantina Tahfidz Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga Tahun 2019 ini bisa terselesaikan.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa

dinantikan syafa’atnya di hari kiamat. Tidak lupa shalawat dan salam juga

disampaikan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa

istiqamah di jalan kebaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak

akan selesai tanpa motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga yang senantiasa

memberikan wejangan inspirasinya.

2. Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Dra. Siti Asdiqoh M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

IAIN Salatiga.

Page 11: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

xi

4. Prof. Dr. Muh. Saerozi, M. Ag. Selaku Pembimbing Akademik

5. Dra. Urifatun Anis., M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam proses

penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

7. Teman-teman Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2015

8. Teman-teman setingkat dan seperjuangan yag selalu memberikan dorongan dan

semangat, serta semua pihak yan tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah Swt membalas kebaikan

terhadap pihak tersebut dan meridloi setiap langkahnya serta mencatatnya sebagai

amal shalih. Jazakumullahu bi ahsanil jaza’.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik secara substansil ataupun

teknis. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak agar bisa menjadi evaluasi dan perbaikan di masa-masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca semua khususnya

kepada pribadi penulis.

Wassalamualaikum wr. wb

Salatiga, 2019

Penulis

Page 12: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii

HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv

PENGESAHAN ....................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................. vi

MOTTO................................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN ....................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

ABSTRAK ........................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6

Page 13: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

xiii

E. Penegasan Istilah ................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................................... 12

B. Kajian Terdahulu ................................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 42

B. Kehadiran Penelitian ........................................................................... 42

C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 43

D. Sumber Data ........................................................................................ 44

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 44

F. Analisis Data ....................................................................................... 45

G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 48

H. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil YKTN Salatiga .......................................................................... 52

B. Temuan Penelitian ............................................................................... 74

C. Pembahasan ......................................................................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 101

B. Saran ................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105

Lampiran-Lampiran

Page 14: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

xiv

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel

Tabel 4.1 : Muhafidz/Muhafidzah YKTN Salatiga

Tabel 4.2 : Data santriYKTN Salatiga

Tabel 4.3 : Keadaan Sarana dan Prasarana YKTN Salatiga

Tabel 4.4 : Jadwal Kegiatan Karantina Tahfidzh

Tabel 4.5 : Program Tahfidz (YKTN) Salatiga

Tabel 4.6 : Perolehan hafalan santri YKTN Salatiga

Bagan

Bagan 4.1 : Dewan Pengawas YKTN Salatiga

Bagan 4.2 : Dewan Pembina YKTN Salatiga

Bagan 4.3 : Struktur Kepengurusan YKTN Salatiga

Page 15: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar I : Denah Lokasi Yayasan Tahfidz Qur’an

Gambar II : Proses Wawancara dengan santri putra

Gambar III : Proses Wawancara dengan santri putri

Gambar IV : Proses Wawancara dengan Pengurus/ustadz

Gambar V : Proses pembelajaran santri

Gambar IV : Proses setoran hafalan kepada Muhafidzah

Gambar VII : Kegiatan shalat berjamaah

Gambar VIII : Contoh Al-Qur’an Yadain

Gambar XI : Contoh isi Al-Qur’an Yadain

Gambar X : Peneliti dengan santri

Page 16: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

xvi

ABSTRAK

Hidayati, Supri, 2019. Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga Tahun 2019. Skripsi:

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing : Dra. Urifatun Anis

M.Pd

Kata Kunci: Metode Pebelajaran, Tahfidzul Qur’an.

Tujuan pendidikan Yayasan Karantina adalah untuk mencetak muslim

yang dapat menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam serta menghayati, dan

mengamalkannya dengan ikhlas. Guna mencapai tujuan ini, Yayasan Karantina

mengajarkan pembelajaran Al-Qur’an atau Tahfidzul Qur’an. Tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaa

pembelajaran Tahfidzul Qur’an, metode pembelajaran Tahfidzul Qur’an, dan

faktor pendukung dan faktor penghambatnya di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan ( field research) dan

bersifat deskritip kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber

primer dan sumber skunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi

sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data penyajian data,

dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Pelaksanaan Pembelajaran

Tahfidz Al-Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga memeliki 3 program pembelajaran yaitu: (a) Tahsin (b) Tahfidz (c)

Mutqin. Kedua, Metode pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga adalah metode Yadain Litahfizhil

Qur’an. Ketiga faktor pendukung pembelajaran Tahfidzul Qur’an adalah (a)

Niatnya yang ikhlas (b) Sesuai dengan SOPnya yayasan (c) Muroja’ah (d) Fokus

(e) Temannya atau Patner yang saling memberi motoivasi (f) Ta’dzim (g)

menggunakan waktunya sebaik mungkin (h) Tersedinya Muhafidz yang selalu

memberikan dukungan (i) adanya fasilitas yang memadai. Sedangkan Faktor

penghambat pembelajaran Tahfidzul Qur’an adalah (a) Tidak memenuhi standar

SOP Yayasan Karantina (b) Tidak datang saat setoran (c) Tahsinya kurang bagus

(d) Belum begitu paham tentang metode yang digunakan (e) kesehatan (f) belum

begitu paham tentang metodenya (g) bagraundnya berbeda-beda (h) Malas (i)

mengantuk (j) Capek (k) Home sick (l) Makin banyak juga kelamaan setoranya.

Page 17: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi

sesudahnya secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, tertulis

dalam mushaf dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-

Nas. Al-Qur’an merupakan sumber dan tiangnya syari’at Islam, yang

didalamnya terdapat berbagai kaidah yang tidak akan berubah dengan

perubahan zaman dan tempat. Al-Quran juga mengandung hukum-hukum

global dan penjelasan mengenai akidah yang benar, disamping sebagai

hujjah untuk tetap berdirinya agama Islam (Syafe’i, 2015:50-53).

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan

mengajarkanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

خي ركم من ت علم القرآن وعلمه

Artinya: “ sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang

mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”(H.R Bukhari). Selain

mempelajari dan mengamalkannya umat manusia juga disarankan untuk

menghafal Al-Qur’an sebab, menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu

perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Terdapat banyak sekali hadis-

hadis yang menerangkan tentang hal tersebut (Wahid, 2013: 144).

Seorang Huffadz mempunyai kedudukan terhormat di kalangan kaum

muslimin umumnya serta di hadapan Allah dan RasulNya khusunya,

kondisi yang demikian, merangsang mereka untuk berlomba menghafal

Page 18: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

2

Al-Qur’an. Kedudukan penghafal Al-Qur’an yang sedemikian tinggi itu

disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut: ” sesungguhnya Allah

mengangkat derajat kaum/kelompok dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan

merendahkan/menghinakan yang denganya” (Usman, 2009:60).

Menurut Abu Raihan-Ummu Raihan dalam bukunya mencetak Hafidz

Cilik mengatakan:

ض كفا ية قرآن عن ظهر ق لب فر ان حفظ ال

Artinya: “sesunggunya menghafal al-Qur’an di luar kepala hukumnya

fardu kifayah”.

Dari ungkapan di atas sudah jelas bahwa menghafal Al-Qur’an

hukumnya adalah fardu kifayah, maka sudah seharusnya kaum muslim

memperhatikan pentingnya menghafal Al-Qur’an. Salah satu cara untuk

mempelajari Al-Qur’an adalah dengan memasukkan anak-anak mereka ke

pondok pesantren atau Yayasan (Raihan, 2016:23).

Tahfidzh atau menghafalkan Al-Qur’an adalah suatu perbuatan yang

sangat mulia dan terpuji. Sebab, orang yang menghafalkan Al-Qur’an

merupakan salah satu hamba yang Abdullah di muka bumi. Itulah

sebabnya, tidaklah mudah dalam menghafal Al-Qur’an diperlukan metode-

metode khusus ketika menghafalkannya. Selain itu, juga harus disertai

dengan doa kepada Allah swt (Wahid, 2014:12). YKTN Salatiga ini Salah

satu cara guru mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran adalah melalui

penerapan metode tertentu. Pada hakikatnya, metode merupakan jalan

mencapai sasaran dan tujuan pendidikan. Jadi, nalar guru memilih atau

menerapkan suatu metode ialah memperhatikan kesesuaian terhadap

Page 19: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

3

materi yang diajarkan. Salah itu, melalui metode tertentu, guru hendak

menjadikan kegiatan belajar lebih menyenangkan, memberi semangat,

serta memudahkan murid dalam memahami suatu materi. Tentu hal ini

menjadi tantangan bagi pendidik khususnya pendidik Al-Qur’an (Setyanto,

2014: 162).

Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang terkait secara langsung

tentang dorongan untuk memilih metode secara tepat dalam proses

pembelajaran, diantaranya dalam surat An-Nahl ayat 125.

بيل ربهك بلكمة والموعظة السنة وجادلم ب إن ربك يو لي ي ححسن ادع إل

بيله ويو حعلم بلمهتدين ﴿ ﴾١٢٥حعلم بن ضل عن

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl ayat: 125)

Maksud ayat di atas Allah SWT memberikan pedoman-pedoman

kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia ke jalan Allah. Yang

dimaksud jalan Allah di sini adalah agama Allah yakni syari’at Islam yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah meletakkan dasar-dasar

seruan untuk pegangan umatnya.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam

untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan

mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral

Page 20: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

4

keagamaan sebagai pedoman sehari-hari (Mutohar dan Anam, 2013:171).

Di antara sebab kebahagiaan keluarga muslim adalah jika anak-anak

mereka termasuk penghafal Al-Qur’an. Kita bersyukur karena memiliki

banyak lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai program tahfidzul

Qur’an di Indonesia, salah satunya adalah Yayasan Karantina Tahfidz

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga. Yayasan ini menempati lokasi yang

strategis karena dekat dari pusat kota, mempunyai lokasi yang sangat luas

sehingga untuk proses penghafalan Al-Qur’an sangat mendukung,

dilengkapi dengan kegiatan yang terprogram dengan rapi sehingga proses

belajar mengajar lebih efektif.

Dari hasil observasi di Yayasan Karantina Tahfidz Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga merupakan lembaga swasta yang bergerak dibidang

pendidikan ataupun percepatan menghafal Al-Qur’an. Kegiatan dimana

para peserta didik akan di karangtina atau di tempatkan pada suatu asrama

selama 30 hari untuk fokus menghafal Al-Qur’an setiap hari dengan

diselingi istirahat, idur siang, dan shalat bersama. Para siswa diberikan

pengawasan kesehatan intensif dengan pemberian asupan makanan yang

bergizi serta suplemen tambahan. Karantina Tahfidzh Al-Qur’an pertama

kali diterapkan di Bandung pada tanggal 10 Juni hingga 10 Juli 2014

dengan target selama 30 hari mampu menyelesaikan hafalan sebanyak 30

juz. Dan kegiatan ini menghasilkan para hafidzh yang mampu menghafal

ribuan ayat Al-Qur’an dalam kurun waktu 30 hari bahkan beberapa

diantaranya mampu menyelesaikan dalam waktu kurang dari 30 hari. para

Page 21: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

5

peserta berasal dari berbagai usia mulai dari di bawah 10 tahun hingga di

atas 40 tahun. Juga dari profesi yang beragam, mulai dari pelajar,

mahasiswa, ibu rumah tangga, guru hingga pengusaha. Yayasan ini

berbeda dengan Pondok-pondok yang lain yang biasanya menghafal Al-

Qur’an membutuhkan waktu yang cukup lama akan tetapi di Yayasan ini

membutuhkan waktu yang singkat.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih

mendalam tentang ragam metode yang digunakan dalam menghafal Al-

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

dengan judul “Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga Tahun 2019”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan penulis

diatas, permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

2. Bagaimana Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

3. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga?

Page 22: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui Pembelajaran Tahfizhul Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

2. Mengetahui Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Tahfizhul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga

3. Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran

Tahfizhul Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritik

Dapat menambah wawasan dan keilmuan dalam bidang pengajaran

Al-Qur’an, khususnya mengenai metode yang efektif dan cepat dalam

menghafal Al-Qur’an. Dengan mengetahui metode pembelajaran

tahfizhul Qur’an di Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga, dapat memberikan motivasi atau semangat dalam

menghafal yang tidak hanya diterapkan dalam menghafal Al-Qur’an

saja, akan tetapi dapat diterapkan pada pembelajaran ilmu lainnya dan

menyumbangkan informasi guna meningkatkan kualitas masa depan

pondok pesantren yang lebih baik.

Page 23: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

7

2. Secara praktis

a. Bagi Pondok Tahfidz

Bagi pondok Tahfidz Al-Qur’an yang ada di Indonesia

khususnya di daerah Salatiga, penelitian ini bias menjadi sebuah

bahan atau acuan untuk meningkatkan proses pembelajaran tahfizh

yang dilakukan di pondok Tahfidznya masing-masing yang sedang

berlangsung.

b. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan

pemahaman dan pembuka wawasan bahwa kehadiran lembaga atau

Pondok Tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode-metode

yang unik dapat membimbing dan mencetak generasi Qur’ani di

tanah air melalui sumbangan moral dan spiritual. Lebih dari itu

kepada masyarakat diharapkan untuk bersama-sama

mensekolahkan atau memondokkan anak-anaknya ke Pondok

Tahfidz Al-Qur’an yang ada di daerah masing-masing.

c. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, tentu masih banyak hal yang bermanfaat.

Pertama, dapat menjawab pertanyaan dan kegelisahan selama ini

yang selalu penasaran penuh bertanya-tanya tentang metode yang

digunakan dalam pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an pada Yayasan

Karantina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga tersebut.

Kedua, akan menjadi sebuah referensi bagi peneliti jika pulang ke

Page 24: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

8

daerah untuk membuka dan mendirikan Pondok Tahfidz Al-

Qur’an. Hasil penelitian ini juga bisa peneliti pakai jika menjadi

seorang pendidik di Lembaga Tahfidz Al-Qur’an yang ada di

daerah sehingga membawa dan memberi wawasan baru untuk

kemajuan bersama dalam mencetak generasi Qur’ani di tanah air.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penulisan skripsi ini maka

penulis memberikan penjelasan dan penegasan istilah sebagai berikut:

Metode pembelajaran Tahfidzul Qur’an adalah sebuah proses interaksi

antara peserta didik dan pendidik dan sumber belajar dengan

menggunakan cara teratur dalam mempelajari dan mengulang-ngulang

bacaan yang ada dalam Al-Qur’an agar mampu menghafal Al-Qur’an

dengan baik sesuai hukum dan qaidah bacaan yang benar. Agar lebih

mudah dan spesifik untuk memahami maka penulis mendefinisikan

beberapa istilah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, secara etimologi, kata

metode berasal dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta

berati “melalui” dan hodos berati “jalan” atau “cara”. Dalam Bahasa

Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berati langkah-

langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu

pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method

yang berati cara dalam bahasa Indonesia (Sudarto, 2016:147).

Page 25: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

9

Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara guru dan siswa

dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi

yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat

dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun

potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan

sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

(Sanjaya, 2017: 26).

Jadi dapat disimpulkan metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta

didik pada saat berlangsung pembelajaran. Dengan kata lain, metode

ini digunakan dalam konteks pendekatan secara personil antara

pendidik dan peserta didik supaya peserta didik tertarik dan menyukai

dengan materi yang diajarkan. Suatu pelajaran tidak akan pernah

berhasil jika tingkat antusias peserta didik berkurang.

2. Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz Al-Qur‟an terdiri dari dua suku kata, yaitu tahfidz dan Al-

Qur‟an, yang mana keduanya mempunyai arti yang berbeda. Pertama,

tahfidz berasal dari bahasa Arab حفهظ حفظا –يفظ– (hafidza - yahfadzu

– hifdzan), yaitu memelihara, menjaga dan menghafal (Marza,

2017:150). Pengertian menghafal menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu

ingat ( Depdikbud, 1999:33). Kedua, Al-Qur’an dalam bahasa Arab

Page 26: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

10

diambil dari kata qara’a ق رح seperti lafal Al-Gufron yang diambil dari

kata gafara غفر. Dikatakan: qaraá, yaqra’u, qira’atan, dan quránan ق رح-

ق ران -قرحة -ي قرح yang artinya bacaan. Sedangkan secara istilah Al-qur’an

adalah sesuatu yang dihimpun antara lembaran mushaf yang dimulai

dari surah Al-Fatihah dan ditutup dengan sura An-Nas, yang kita

terima secara mutawatir, baik melalui tulisan maupun lisan, dari

generasi ke generasi, dan tetap terpelihara dari perubahan dan

penggantian apa pun (Khallaf, 2014:23).

Sedangkan menurut Wiwi Alawiyah Wahid definisi menghafal Al-

Qur’an merupkan suatu proses, mengigat materi yang dihafalkan harus

sempurna, karena ilmu tersebut terpelajari untuk dihafalkan, bukan

untuk dipahami.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan penulis susun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Pada bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Pada bagian inti terdiri dari beberapa bab, yaitu:

Page 27: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

11

Bab I: Pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang

masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II: Kajian pustaka. Pada bab ini akan diuraikan berbagai teori

yang menjadi landasan teoritik penelitian, meliputi: pengertian metode

pembelajaran, tahfizul Qur’an, dasar, tujuan dan syaratnya.

Bab III: Metode penelitian berisi tentang Jenis Penelitian,

Kehadiran Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Metode

Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data,

Tahap-tahap Penelitian.

Bab IV: Hasil dan pembahasan. Berisi tentang gambaran umum

Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang

meliputi: sejarah bendirinya, letak geografis, visi dan misi, struktur

kelembagaan, sarana dan prasarana, keadaan guru/ustadz, keadaan

santri, program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Hasil

wawancara tentang metode pembelajaran, implementasi metode

pembelajaran, serta evaluasi metode pembelajaran tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga.

Bab V: Penutup. Bab terakhir ini berisikan kesimpulan dan saran

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir ini termuat: daftar rujukan, lampiran-lampiran,

dan riwayat hidup penulis.

Page 28: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Metode

a. Pengertian Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu

“meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian kita

dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus

dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica

artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode

berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab

disebut thariq. Apabila kita artikan secara bebas metode adalah

cara yang diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai

suatu maksud (Suparta dan Hefni, 2003:7).

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode adalah suatu cara

kerja yang sistematik dan umum, yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai suatu tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif

pula dalam pencapaiannya. Tetapi tidak ada satu metode pun yang

dikatakan paling baik/dipergunakan bagi semua macam usaha

pencapaian tujuan. Baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan

Page 29: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

13

metode adalah tujuan yang akan dicapai (Fthurrohman dan

Sulistyorini, 2012:252).

Beberapa ahli memberikan definisi metode seperti diuraikan

dibawah ini diantaranya:

a. J.R. David mendefinisikan bahwa metode adalah a way in

achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk

melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode

pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode

pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar

mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan

siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah:

waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-

unsur yang mendukung strategi belajar-mengajar. Dalam

bahasa Arab dikenal dengan istilah thariq (jalan-cara) (Majid,

2012:132).

b. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar

bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh

guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang

diajarkannya, ciri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana

alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk

mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang

dikehendaki pada tingkah laku mereka (Sudarto 2016:147-

148).

Page 30: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

14

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai

pengetian metode diatas beberapa hal yang harus ada dalam metode

adalah:

a. Adanya tujuan yang hendak dicapai

b. Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan

c. Aktivitas itu terjadi saat proses pembelajaran berlangsung

d. Adanya perubahan tigkah laku setelah aktivitas itu dilakukan

2. Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang kemudian menjadi

sebuah kata kerja berupa “pembelajaran”. Pembelajaran sebenarnya

merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang hal tersebut

tidak dapat sepenuhnya dijelaskan dengan detail. Adapun maksud dari

pembelajaran secara sederhana adalah produk interaksi berkelanjutan

antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang

lebih kompleks, hakikat dari pembelajaran adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi

siswa dengan sumber belajar lainya) dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan (Nuha, 2016:143).

Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasikan sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar

dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subjek

yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar. Mengajar

dapat pula diartikan proses membantu seseorang atau kelompok

Page 31: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

15

melakukan kegiatan sehingga proses belajar mengajar dapat

berlangsung efektif (Guntur Cahyono, 2019:5).

Menurut pendapat para ahli mendefinisikan pengertian

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Suherman, menjelaskan pembelajaran merupakan proses

komunikasi antara peserta didik dalam rangka perubahan perilaku

(Wardoyo 2015:21).

b. Degeng, Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk

membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam

pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang

diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pembangunan metode ini

didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan

tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan

pembelajaraan (Hamzah, 2007:83-84 ).

c. Gegne, pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang

untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh

langsung terhadap proses belajar siswa dan pembelajaran harus

menghasilkan belajar. Belajar merupakan konsep yang tidak dapat

di hilangkan dalam proses belajar mengajar (pembelajaran).

Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang

Page 32: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

16

sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran didik)

(Sulistyorini, 2012:9).

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan Pembelajaran adalah

usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka

dapat belajar sesuai dengan kebutuhan yang diminatnya. Antara

pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan

akan dapat tercapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan

pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapai

tujuan jika pembelajaran tidak bermaknadengan pengajaran yang tidak

tepat.

3. Tahfidz Al-Qur’an

a. Pengertian Tahfidz Qur’an

Tahfidz Al-Qur‟an terdiri dari dua suku kata, yaitu tahfidz dan

Al-Qur‟an, yang mana keduanya mempunyai arti yang berbeda.

Pertama, tahfidz berasal dari bahasa Arab حفهظ حفظا –يفظ–

(hafidza - yahfadzu – hifdzan), yaitu memelihara, menjaga dan

menghafal (Marza, 2017:150). Pengertian menghafal menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha meresapkan ke

dalam pikiran agar selalu ingat ( Depdikbud, 1999:33). Kedua, Al-

Qur’an dalam bahasa Arab diambil dari kata qara’a ق رح seperti

lafal Al-Gufron yang diambil dari kata gafara غفر. Dikatakan:

Page 33: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

17

qaraá, yaqra’u, qira’atan, dan quránan ق ران -قرحة -ي قرح -ق رح yang artinya

bacaan. Sedangkan secara istilah Al-qur’an adalah sesuatu yang

dihimpun antara lembaran mushaf yang dimulai dari surah Al-

Fatihah dan ditutup dengan sura An-Nas, yang kita terima secara

mutawatir, baik melalui tulisan maupun lisan, dari generasi ke

generasi, dan tetap terpelihara dari perubahan dan penggantian apa

pun (Khallaf, 2014:23).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Tahfidzul

Qur’an adalah kegiatan menghafal Al-Qur’an dengan maksud

beribadah yang dimulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas

agar ayat-ayat Al-Qur’an dapat dijaga, dihafal, dan diingat dalam

diri dan pikiran seseorang.

b. Hukum menghafal Al-Qur’an

Mayoritas ulama sependapat mengenai hukum menghafal Al-

Qur’an, yakni fardhu kifayah. Pendapat ini mengandung pengertian

bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari

jumlah mutawatir. Artinya, apabila dalam suatu masyarakat tidak

ada seorang pun yang hafal Al-Qur’an, maka berdosa semuanya.

Namun, jika sudah ada, maka gugurlah kewajiban dalam suatu

masyarakat tersebut (Wahyudi dan Wahidi, 2016:14).

Syaikh Nashiruddin Al-Albani sependapat dengan mayoritas

ulama yang mengatakan bahwa hukum menghafal Al-Qur’an

adalah fardhu kifayah. Begitu pula mengenai hukum mengajarkan

Page 34: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

18

Al-Qur’an. Jika di dalam suatu masyarakat tidak ada seorang pun

yang mau mengajarkan Al-Qur’an maka berdosalah satu

masyarakat tersebut. Perlu diketahui, mengajarkan Al-Qur’an

merupakan ibadah seorang hamba yang paling utama. Rasulullah

Saw bersabda:

ن ت علم القرآن وعلمه خي ركم م

Artinya: “ sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang

yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”(H.R

Bukhari).

c. Syarat mnghafal Al-Qur’an

Setiap orang yang ingin menghafal Al-Qur’an harus

mempunyai hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain

itu, persiapan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya

hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan

memuaskan. Menurut pendapat Wahid (2014:24-63 ) menjelaskan

bahwa ada tujuh persiapan atau syarat-syarat yang harus dilakukan

antara lain sebagai berikut:

1) Niat yang ikhlas

Niat yang ikhlas yang tertanam kuat dalam sanubari

penghafal Al-Qur’an akan mengantarkanya ke tempat tujuan

yang diinginkannya dan akan menjadi banteng atau tameng

terhadap kendala-kendala yang mungkin akan dilaluinya

(Rafiul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi, 2016:30).

Page 35: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

19

2) Meminta izin kepada orang tua atau suami

Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan

Al-Qur’an, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada

kedua orang tua dan kepada sang suami (bagi wanita yang

sudah menikah). Sebab, hal itu akan menentukan dan

membantu keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk

menghafalkan Al-Qur’an.

3) Mempunyai tekad yang besar dan kuat

Seorang yang hendak menghafalkan Al-Qur’an wajib

mempunyai tekad atau kemauan yang besar dan kuat. Hal ini

akan sangat membantu kesuksesan dalam menghafalkan Al-

Qur’an. Sebab, saat proses menghafalkan Al-Qur’an, seseorang

tidak akan terlepas dari berbagai masalah dan akan diuji

kesabaranya oleh Allah, seperti kesulitan dalam menghafal

ayat-ayat, mempunayai masalah dengan teman atau pengurus di

asrama atau pondok, masalah keuangan, susah melawan rasa

malas, dan masalah cinta, atau bahkan masalah keluarga yang

terbawa hingga kepondok. Sehingga proses penghafalan

menjadi terganggu.

4) Istiqamah

Sikap disiplin atau istiqamah merupakan sikap yang harus

dimiliki oleh setiap penghafal Al-Qur’an, baik mengenai waktu

Page 36: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

20

menghafal, tempat yang biasa digunakan buat menghafal Al-

Qur’an, maupun terhadap materi-materi yang dihafal.

5) Harus berguru kepada yang ahli

Seorang yang menghafalkan Al-Qur’an harus berguru

kepada ahlinya, yaitu guru tersebut harus seorang yang hafal

Al-Qur’an, serta orang yang sudah mantap dalam segi agama

dan pengetahuannya tentang Al-Qur’an, seperti ulumul Qur’an,

asbab an-nuzul-nya, tafsir, ilmu tajwid, dan lain-lain. Selain

itu, guru tersebut juga mesti terkenal oleh masyarakat bahwa ia

mampu menjaga diri, keluarga, dan santrinya.

6) Mempunyai akhlak terpuji

Sangat penting sekali meneladani akhlak Rasulullah Saw.,

terutama bagi orang yang menghafalkan Al-Qur;an yang

menghafalkan Al-Qur’an bahkan hanya bagus bacaan dan

hafalannya, melainkan juga harus terpuji akhlaknya karena ia

adalah calon hamilul Qur’an. Jadi, sifat dan perilakunya mesti

sesuai dengan semua yang akan diajarkan dalam Al-Qur’an.

mengenai akhlak yang terpuji, dalam Al-Qur’an, Allah Swt

berfirman sebagai berikut:

وة حسنة لمن كان ي ول الل ح والي و اخخر رجو الل لقد كان لكم ف ر

وذكر الل كثيرا

Page 37: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

21

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab {33}:21)

7) Berdoa agar sukses menghafal Al-Qur’an

Berdoa adalah permintaan atau permohonan seorang hamba

kepada sang Khaliq. Oleh karena itu, bagi penghafal Al-

Qur’an, harus memohon kepada Allah Swt. Supaya

dianugerahkan nikmat dalam proses menghafalkan Al-Qur’an

cepat khatam dan sukses sampai 30 juz, lancer, fasih dan selalu

istiqamah, serta rajin taqrir.

d. Etika penghafal Al-Qur’an

Menurut Wahyudi dan Wahidi 2016:41-53 Seorang penghafal

Al-Qur’an harus memerhatikan etika (tata krama) sebagai orang

yang menyandang gelar hafidzh Al-Qur’an. Hal yang perlu

diperhatikan adalah:

1) Tidak mencari penghidupan dengan Al-Qur’an

Terkait hukum mengajarkan Al-Qur’an dengan mengambil

upah, terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengharamkan

dan ada pila yang membolehkan. Ulama yang melarang

mengambil upah dari mengajarkan Al-Qur’an ialah Az-Zuhri

dan Abu Hanifah. Sedangkan ulama yang membolehkan

mengajarkan Al-Qur’an untuk diambil upahnya apabila

terdapat perjanjian adalah Al-Hasan Al-Bashriy, As-Sya’bi,

dan Ibnu Sirin. Imam Malik, Syafi’i, Atha’, dan ulama lain

Page 38: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

22

memperbolehkan mengambil upah dari mengajar Al-Qur’an

jika diperjanjikan serta dengan upah yang sah.

2) Menjaga hafalan dan banyak mengulang hafalan

Untuk menjaga hafalan Al-Qur’an, banyak kiat yang dapat

dilakukan dengan semuanya sudah banyak diajarkan oleh

ulama-ulama sebelum kita. Kiat menjaga dan memperbanyak

mengulang hafalan yaitu dengan menghatamkan Al-Qur’an

dalam satu bulan tiga kali. Ada juga yang satu bulan dua kali

khatam. Ada pula setiap satu minggu Khatam, dan ada juga

yang tiap dua hari khatam. Kegiatan ini dalam rangka menjaga

hafalan agar terpelihara dengan baik. Semuanya dilakukan

sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Apabila

ada waktu luang dan tidak terlalu sibuk, maka bisa mengulang

untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu singkat. Begitu

juga sebaliknya, jika sedang mempunyai kesibukan lainya,

maka dilakukan semampunya saja.

3) Membiasakan membaca pada malam hari

Dalam proses menghafal, sebaliknya mewajibkan diri

sendiri untuk sesering mungkin bangun malam untuk

menghafal Al-Qur’an, karena banyak dalil yang menjelaskan

keutamaan dalam memaca Al-Qur’an pada malam hari.

Rasulullah Saw bersabda:

Page 39: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

23

قا باة آية كتب من من قا بعشرآي ت ل يكتب من الغا فلي ومن

ة كتب من المقنطرين القا نتي ومن قا بلف آي

“Barangsiapa bangun (shalat malam) dan membaca

sepuluh ayat, maka dia tidak akan dicatat sebagai orang-orang

yang lalai. Barangsiapa bangun (shalat malam) dengan

membaca seratus ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang

yang tunduk dan patuh, dan barangsiapa bangun (shalat

malam) dengan membaca seribu ayat, maka ia akan dicatat

sebagai orang-orang yang dermawan.” (HR. Abu Daud)

4) Memelihara dan menjaga hafalan Al-Qur’an

Menjaga hafalan lebih sulit daripada menghafalkannya.

Karena itu, perlu sesering mungkin diulang. Untuk hafalan

baru, harus lebih banyak mendapat porsi ulangan daripada

hafalan yang sudah lama. Berikut penjelasan Rasulullah Saw.

tentang pentingnya menjaga hafalan dan ancaman bagi yang

tidak melakukanya:

دت ت فلتتا من اإ يدو ايذا القر آن ف والذي ن فس ممد بيده ت عا بل لو ح

ف عقلها

“Berjanjilah oleh kalian Al-Qur’an ini (dengan banyak

membacanya), karena demi Dzat yang jiwa Muhammad berada

di tangan-Nya, ia lebih cepat hilangnya daripada unta dari

tambatanya.” (HR. Muslim).

5) Menjadikan Al-Qur’an sebagai wirid

Rasulullah Sw. Bersabda:

Page 40: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

24

ء منه ف قر من ن عن حزب ر وصاة الظته حه فيما ب ي ه حوعن ر صاة الف

ا ق ر كتب له حه من الليل كأن

“Siapa yang ketiduran dari hizib (bacaan Al-Qur’an) atau

sesuatu daripadanya, lantas ia membacanya katika di antara

shalat fajar (subuh) dan shalat zuhur, maka akan dicatat

baginya sebagaimana ia membacanya ketika malam hari.”

(HR. Muslim)

e. Teori menghafal Al-Qur’an

Kata menghafal dapat disebut juga sebagai memori, dimana

apabila mepelajarinya maka membawa kita pada psikologi

kognitif, terutama pada model manusia sebagai pengolah

informasi. Menurut Atkinson yang dikutip oleh Wahid (2010: 16-

25) mengatakan proses menghafal melewati tiga proses yaitu:

1) Encoding (memasukan informasi ke dalam ingatan)

Encoding adalah suatu proses memasukkan data-data

informasi ke dalam ingatan. Proses ini melalui dua alat indra

manusia, yaitu menggunakan pendengaran dan penglihatan.

Kedua alat indra tersebut mempunyai peran yang sangat

penting dalam menerima informasi yang telah banyak

dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an bahwa sesungguhnya

mata dan telinga manusia selalu berdampingan (Wahid 2010:

16).

Page 41: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

25

2) Storage (penyimpanan)

Storage adalah penyimpanan informasi atau materi ke

dalam memori. Gudang memori itu terletak di dalam memori

jangka panjang. Gudang memori tersebut menyimpan dan

memasukkan semua informasi yang diterima dan tidak akan

pernah hilang atau rusak. Masalah yang sering terjadi dan

menimpa pada manusia mengenai ingatan adalah penyakit lupa.

Pada dasarnya, penyakit lupa hanya karena seseorang tidak

berhasil menemukan kembali informasi yang sedang

dibutuhkan di dalam gudang penyimpanan memori (Wahid

2010: 20).

3) Retrieval (pengungkapan kembali)

Retrieval adalah mengungkapan kembali informasi-

informasi yang telah disimpan di dalam ingatan. Tahap akhir

ini terjadi proses verifikasi pada proses berpikir kreatif ingatan

terdiri struktur informasi yang terorganisasi dan proses

penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang

paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan

rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh (Ashadi,

2018:1001). Adakalanya, hal ini dilakukan sekaligus atau

langsung ingat, namun terkadang embutuhkan pancingan

supaya hafalan teringat kembali. Ketika sedang dalam

melakukan proses menghafal Al-Qur’an, urutan-urutan ayat

Page 42: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

26

sebelumnya secara otomatis menjadi pancingan terhadap ayat-

ayat selanjutnya. Maka dari itu, biasanya lebih sulit untuk

mengungkapkan atau menyebut ayat-ayat yang terletak

sebelumnya ketimbang ayat yang terletak sesudahnya.

f. Metode Menghafal Al-Qur’an

Ada beberapa metode menghafal Al-Qur’an yang sering

dilakukan oleh para penghafal, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Metode Wahdah, Yang dimaksud metode ini, yaitu menghafal

satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk

mencapai hafalan awal, setiap ayat dapat dibaca sebanyak

sepuluh kali atau dua puluh kali atau lebih, sehingga proses ini

mampu membentuk pola dalam bayangannya (Umar, 2017:9).

2) Metode tasmī’. Metode tasmī’ sangat banyak diterapkan

sebagai metode untuk menghafalkan al-Qur’an, metode ini

dilakukan dengan cara seorang siswa yang telah menghafal ¼,

½, atau 1 Juz diminta untuk memperdengarkan hafalannya

kepada ustadz atau teman sebaya dan yang mendengarkannya

diberi hak untuk membenarkannya jika terjadi kesalahan.

Menurut Yahya Abdul Fattah18, salah satu metode

menghafalkan al-Qur’an yaitu dengan cara memperdengarkan

bacaan kepada orang lain. Metode ini yang sering disebut

dengan tasmī’ (Muthoifin, 2016:6).

Page 43: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

27

3) Metode Kitabah, Kitabah artinya menulis. Metode ini

memberikan alternatif lain dari pada metode yang pertama.

Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang

akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan

untuk dihafal. Kemudian ayat tersebut dibaca sampai lancar

dan benar, kemudian dihafalkannya (Umar, 2017:9).

4) Metode Gabungan. Metode ini merupakan gabungan antara

metode wahdah dan kitabah. Hanya saja kitabah disini lebih

mempunyai fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat

yang telah dihafalnya. Prakteknya yaitu setelah menghafal

kemudian ayat yang telah dihafal ditulis, sehingga hafalan akan

mudah diingat (Umar, 2017:10).

5) Metode Jama’, Cara ini dilakukan dengan kolektif, yakni ayat-

ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama,

dipimpin oleh instruktur. Pertama si instruktur membacakan

ayatnya kemudian siswa atau siswa menirukannya secara

bersama-sama (Umar, 2017:10).

g. Manfaat menghafal Al-Qur’an

Allah Swt. Menciptakan segala sesuatu pasti ada manfaatnya.

Begitu pula dengan orang yang menghafal Al-Qur’an pasti banyak

memiliki manfaat. Di antara manfaat menghafal Al-Qur’an adalah:

1) Jika disertai amal saleh dan keikhlasan, maka hal ini

merupakan kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Page 44: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

28

2) Di dalam Al-Qur’an banyak kata-kata bijak yang mengandung

hikmah dan sangat berharga bagi kehidupan. Semakin banyak

yang menghafal Al-Qur’an, semakin banyak pula mengetahui

kata-kata bijak untuk dijadikan pelajaran dan pengamalan

dalam kehidupan sehari-hari.

3) Di dalam Al-Qur’an terdapat ribuan kosa kata atau kalimat.

Jika kita menghafal Al-Qur’an dan memahami artinya, secara

otomatis kita telah menghafal semua kata-kata tersebut.

Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat tentang iman,

amal, ilmu dan cabang-cabangnya, aturan yang berhubungan

dengan keluarga, pertania dan perdagangan, manusia dan

hubungannya dengan masyarakat, sejarah dan kisah-kisah, dakwah,

akhlak, Negara dan masyarakat, agama-agama dan lain-lainnya.

Seorang penghafal Al-Qur’an akan mudah menghadirkan ayat-ayat

itu dengan cepat mudah menghadirkan ayat-ayat itu dengan cepat

untuk menjawab permasalahan-permasalahan diatas (Wahyudi dan

Wahidi, 2016:15-16).

h. Keutamaan menghafal Al-Qur’an

Al-Qur’an memiliki banyak fadhilah yang tidak terhingga,

sehingga Al-Qur’an ternilai lebih tinggi dibandingkan dengan yang

lainya . Di antara keutamaan itu ialah sebagai berikut:

1) Syafaat bagi Shahibul Qurán

Rasulullah Saw bersabda:

Page 45: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

29

فيعا لص حا به اق رءوا القرآن فإنه يت ي و القيا مة

“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada

hari kiamat memberinya syafaat bagi pembacanya” (H.R

Muslim)

Hadis di atas menganjurkan kita untuk membaca Al-

Qur’an, karena dengan membaca Al-Qur’an, kelak pada hari

kiamat ia akan menjadi penolong kita.

2) Dibolehkan iri kepada penghafal Al-Qur’an

Rasulullah Saw bersabda:

القرآن ف هو ي قو به آنء الليل وآن لاحسدإلاف اث ن ت ي رجل آته الل

ءالن هار وآن مالاف هو ي نفقه آنءالليلءالن هارورجل آته الل

”Tidak boleh dengki kecuali pada dua hal. (petama)

kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al-Qur’an,

sehingga ia membacanya siang dan malam. (kedua) kepada

seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu

dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah).

(H.R Muslim)

Hasud (iri dan dengki) yang dimaksud dalam hadis tersebut

adalah ghibath, yakni seorang yang ingin mendapatkan

kebaikan seperti apa yang didapat orang lain, tanpa

berkeinginan agar nikmat yang diterima orang lain itu hilang.

iri seperti inilah yang diperbolehkan dalam agama islam.

3) Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat

ganda

Rasulullah Saw bersabda:

Page 46: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

30

حر بعشر حمثالا لاحقول ال ة والسن اب الل ف له به حسنة ححر فا من كت من ق ر

ف ولكن حلف حر ف ولا حر ف وميم حرف

“Barangsiapa membaca satu huru dari Kitabullah (Al-

Qur’an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala

kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku

tidak mengatakan ‘alif ‘laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi

‘alif satu huruf ‘laam satu huruf dan miim’ satu huruf.” (H.R

Tirmidizi)

Dalam hadis lain diterangkan, orang yang membaca Al-

Qu’an ketika shalat akan mendapat seratus pahala kebaikan

dalam setiap hurufnya, dan dua puluh lima pahala kebaikan

bagi yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci tapi diluar

shalat. Sepuluh pahala kebaikan bagi yang membaca Al-Qur’an

sedang dirinya dalam keadaan berhadas kecil.

4) Menjadikan keluarga Allah

Rasulullah Saw bersabda:

ول الناس ق إن لل حيلي من آن حيل الل القر يم حيل ل ا يم ق الل من الواي ر

وجاصته

“Sesungguhnya Allah mempunyai banyak ahli (keluarga)

dari kalangan manusia. “ Para Sahabat bertanya, “Ya

Rasulullah, siapakah mereka itu? “Beliau menjawab, “mereka

adalah ahli Al-Qur’an, merke ialah keluarga dan orang yang

diistemewakan Allah.” (H.R Ibnu Majah)

Berbahagialah mereka yang hafal Al-Qur’an karena,

mereka menjadi bagian dari keluarga Allah Swt. Yang berada

di bumi, yakni para penjaga Al-Qur’an.

Page 47: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

31

5) Penghafal Al-Qur’an digolongan sebagai orang-orang pilihan

yang mulia bersama para nabi dan syuhada

Rasulullah Saw bersabda:

فرة ثل الذي ي قر ح القر م الذي لكرا الب ررة ومثل اآن ويو حافظ له مع الس

ديد ف له حجران ي قر حويو ي ت عا يده ويو عليه

“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an

sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para

malaikat yang mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang

membaca Al-Qur’an dengan tekun, atau yang memeliharanya

Al-Qur’an dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan

mendapat dua ganjaran pahala.” (H.R Bukhari)

6) Orangtua penghafal Al-Qur’an akan diberi mahkota pada hari

kiamat

Rasulullah Saw bersabda:

القيا مة ضوءه ححسن من من ق رح القرآن وعمل با فيه حلبس والداه تجاي و

ن يا لوكانت فيكم فما ظ ذا ضوء الشمس ف ب يو ت الدت نتكم بلذي عمل

“Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan melaksanakan

apa yang telah terkandung di dalamnya, maka kedua orang

tuanya pada hari kiamat nanti akan di pakaikan mahkota yang

sinarnya lebih terang daripada sinar matahari di dalam

rumah-rumah di dunia. Jika mataari tersebut ada di antara

kalian, maka bagaimana perkiraan kalian dengan orang yang

melaksanakan isi Al-Qur’an?” (H.R Abu Daud)

Beruntunglah orang tua yang mampu mengarahan anak-

anaknya untuk menghafalkan Al-Qur’an. Karena, walaupun

Page 48: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

32

mereka (orangtuanya) tidak mampu menghafal Al-Qur’an, ia

akan memperoleh syafa’at (pertolongan) dari anaknya.

7) Penghafal Al-Qur’an akan dipakaikan mahkota kehormatan dan

jubah karamah, serta mendapat keridhaan Allah

Rasulullah Saw bersabda:

ربه ل ي و تج الكرامة ث ي ق بس ل يرب حلهه ف ي ل و ي ءالقرآن ي و القيامة ف ي ق

ادبكله وارق وت ز ه ف ي قال له اق رح زده ف ي لبس حلةالكرامة ث ي قول يربه ارض عن

آيةحسنة

“Pada hari kiamat, Al-Qur’an akan datang, lalu berkata,

‘Wahai Tuhanku, berilah dia pakaian,’ maka dipakaikanlah

kepadanya mahkota kemuliaan. Kemudia Al-Qur’an berkata

lagi, ‘Wahai Rabb, tambahkanlah kepadanya,’ maka

dipaikanlah kepadanya pakaian kemuliaan. Kemudian Al-

Qur’an berkata lagi, ‘Wahai Rabb, ridhailah dia,’ akhirnya dia

pun diridhai. Kemudian dikatakan kepada ahli Al-Qur’an,

‘Bacalah dan naiklah, niscaya akan ditambahkan kepadamu

satu pahala kebaikan pada setiap ayat.” (H.R Tirmidzi)

8) Diberikan ketenangan jiwa

Rasa tenang akan selalu menemani orang yang membaca Al-

Qur’an. Ini tergambar dalam firman Allah berikut:

الل تطمئنت القلوب الذين آمنوا وتطمئنت ق لوب هم بذكر الل حلا بذكر

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

menjadi tentram dengan mengigat Allah, Ingatlah, hanya

dengan mengigat Allah, hati menjadi tentram.” (QS. Ar-

Ra’ad:28)

Page 49: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

33

9) Penghafal Al-Qur’an dapat memberi syafaat kepada

keluarganya

Rasulullah Saw bersabda:

فع م النة و كلتهم ل ب يته ه ف عشرة من حي ن ق رح القر آن وحفظه حد خله الل

ت و جبوا النار قدا

“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya,

maka Allah akan memasukannya kedalam surga dan ia bisa

memberi syafa’at kepada sepuluh dari keluarganya yang

seharusnya masuk neraka.” (H.R Ibnu Majah)

10) Ada perintah untuk memuliakan Ahli Al-Qur’an dan dilarang

menyakitinya

Allah Swt berfirman:

عار الل فإن ها من ت قوى القل وب ذلك ومن ي عظهم

“Demikianlah (Perintah Allah). Dan barangsiapa

mengagungkan syair-syair Allah, maka sesungguhnya itu

timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj:32)

ا بوا ف قد احتملوا ب هتان و والذين ي ؤذون المؤمني والمؤمنات بغير ما اكتس إ

مبينا

“Orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-

laki maupun perempuan tanpa kesalahan yang mereka berbuat,

maka sungguh telah memikul kebohongan dan dosa yang

nyata.” (QS. Al-Azab:58)

11) Penghafal Al-Qur’an diprioritaskan hingga wafat

Page 50: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

34

Ketika wafat, para penghafal Al-Qur’an tetap memperoleh

keistimewaan dan keutamaan dibandingkan yang lainnya,

sebagaimana disebutkan dalam hadis:

لم يمع ب ي الر عليه و جلي من ق تل ححد ف ث وب كان النبت صل الل

ير ل ل ححد ها قدمه ف ه إ واحد ث ي قول حي تهم حكث ر حخذا للقرآن فإذا ح

هيد على يؤلاءي و القيا مة وحمرب دفنهم ف دما هم ول اللحد وقال حن

ي غسلواول يصل عليهم

“Nabi Muhammad saw, pernah menggabungkan dua orang

laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dalam satu kain,

kemudian bersabda, “Siapakah di antara mereka yang lebih

banyak mempunyai hafalan Al-Qur’an?” Ketika beliau telah

diberi tahu tentang salah satu di antara keduanya, maka beliau mendahulukan orang yang hafal Al-Qur’an untuk dimasukkan

ke dalam liang lahat, dan bersabda, “Aku akan menjadi saksi

atas mereka pada hari kiamat. “Beliau memerintahkan agar

menguburkan mereka dengan darah-darah mereka, tidak

dimandikan dan juga dishalatkan.” (HR. Bukhari)

i. Faktor pendukung dan penghambat Pembelajaran Tahfizhul

Qur’an

1) Faktor pendukung Pembelajaran Tahfizhul Qur’an

Menurut Rasyid (2017: 101), ada beberapa hal yang

dianggap penting sebagai pendukung tercapainya tujuan

menghafal Al-Qur’an. Faktor-faktor pendukung tersebut

adalah:

a) Motivasi menghafal yang tinggi

Page 51: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

35

Hal ini menekankan pada hal-hal mengarahkan perilaku

individu dalam mencapai suatu tujuan. Pada umumnya

motivasi ini berasal dari diri sendiri dan dari orang lain.

Selain itu motivasi datang ketika mengetahui keutamaan

menghafal Al-Qur’an yang menjadikan penolong dalam

kehidupan di dunia dan akhirat.

Motivasi pada awalnya di tumbuhkan oleh orangtua

melalui berbagai macam kisah tentang keutamaan bagi

orang yang hafal Al-Qur’an sehingga responden tergugah

untuk menghafal Al-Qur’an. Akan tetapi pada umumnya

responden menjadikan motivasi dari orangtua tersebut

menjadi motivasi yang keluar dari dalam dirinya sendiri,

karena mereka telah merasakan manfaat menghafal Al-

Qur’an sebagaimana responden mengatakan ketika dalam

satu hari dia tidak membaca Al-Qur’an, mereka merasakan

ada yang kurang dan ada yang tertinggal.

Hal itu menggambarkan bahwa dalam proses

menghafal, sebagian responden mengalami perkembangan

dalam motivasi, yang awalnya kurang termotivasi menjadi

semakin tinggi motivasinya.

b) Pola hidup yang seimbang

Fokus dalam hal ini adalah mengatur waktu beristirahat

yang cukup untuk menghafal. Individu yang memiliki pola

Page 52: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

36

hidup seimbang, istirahat yang cukup tidak akan mengalami

kesulitan ketika menghafalkan materi yang harus

dihafalkan karena otaknya akan menerima materi hafalan

dengan mudah diserap. Walaupun menghafalkan materinya

tidak begitu banyak tetapi ketika istirahat cukup materi

yang dihafal mudah untuk diingat kembali, sehingga

hafalan Al-Qur’an sedikit demi sedikit menjadi tambah

banyak.

c) Manajemen waktu

Fokus dalam hal manajemen waktu adalah cara

meluangkan waktu untuk menghafal, bukan mencari waktu

luang untuk menghafal. Waktu terus berputar dan ketika

kita meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an berati

kita sudah memiliki niat untuk menghafal Al-Qur’an. Niat

menjadi suatu alat penggerak dalam berbagai aktivitas

karena ketika memiliki niat yang jelas waktu yang ada tidak

akan terbuang sia-sia. Waktu dan niat sangat berpengaruh

pada hasil yang akan di peroleh dalam segala perbuatan.

2) Faktor penghambat Pembelajaran Tahfidzhul Qur’an

Ada sebagian sebab yang mencegah penghafalan dan

membantu melupakan Al-Qur’an (dan aku berlindung darinya).

Orang yang ingin menghafal Al-Qur’an harus menyadari hal itu

dan menjahuinya. Menurut Abrah (2006:64-70) ada enam

Page 53: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

37

hambatan-hambatan yang menonjol dalam pembelajaran

Tahfidzhul Qur’an adalah sebagai berikut:

a) Maksiat

Maksiat dapat melemahkan kekuatan hafalan dan

menyebabkan hati mati. Kegiatan memperbanyak perbuatan

maksiat tidak bisa berkumpul bersama kegiatan menghafal

ilmu Syariat, terlebih Al-Qur’an. Allah Swt berfirman:

وات قوا الل وي علهمكم الل

Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu (Q.S

Al-Baqarah: 282)

Oleh karena itu, apabila anda sedang berusaha

menghafalkan sebuah ilmu dengan mengerahkan segala

kemampuan, sementara anda sama sekali tidak melihat

tanda-tanda keberhasilan, maka ketahuilah bahwa anda

sedang menanggung dosa yang membuat anda berhijab

menghafalkan dan memahami. Maka bertaubatlah kepada

Allah dan kembali berusaha menghafalkan.

b) Sibuk urusan dunia dan tidak terluang waktu untuk

menghafalkan Al-Qur’an

Diriwayatkan dari Abdurrahman bin al-Aswad dari

ayahnya ia berkata:

“Saya dan ‘Alqamah pernah memperoleh sebuah

lembaran, lalu kami membawanya kepada Abdullah bin

Mas’ud. Ia kemudian menuturkan sebuah kisah yang ada di

Page 54: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

38

lembaran itu dan mengatakan: “Sesungguhnya hati ini

adalah wadah. Maka sibukanlah dengan Al-Qur’an, jangan

kalian sibukkan dengan selainya.”

c) Tidak meraja’ah secara kontinu

Al-Qur’an sangat mudah lepas daripada seekor unta.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

“Jagalah Al-Qur’an, karena demi Dzat yang jiwaku berada

di tangan-Nya, Al-Qur’an itu sangat mudah lepas

dibanding seekor unta lepas dari kandangnya.” (HR. Al-

Bakhariy)

Hadis ini merupakan ungkapan metafora yang sangat

dalam. Al-Qur’an memang harus diulang-ulang dan di

muraja’ah secara kontinu, melebihi materi hafalan yang

lain.

d) Porsi hafalan berlebihan

Pencari ilmu tidak boleh menghafalkan suatu ilmu

melebihi kemampuanya. Porsi hafalan yang sesuai

kemampuan seseorang bisa diketahui dengan cara

berkonsultasi dengan guru dari pengalamannya sendiri.

e) Kekenyangan

Kebanyakan makan dan mengisi perut secara berlebihan

merupakan hal yang tidak terpuji dalam pandangan agama.

Dampak dampak negatif yang ditimbulkannya tidak pada

Page 55: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

39

proses menghafal saja, tapi juga pada kualitas kesehatan

fisik. Oleh karena itu, Rasulullah Saw bersabda

memperingatkan bahaya kekenyangan. Beliau bersabda:

“Manusia tidak memenuhi wadah yang lebih buruk

daripada perut. Cukuplah manusia memakan beberapa

suapan untuk menguatkan tenaganya. Jika tidak bisa, maka

sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumanyan

dan sepertiga sisanya untuk nafasnya.”( HR. Turmudzi dan

Ibn Majah)

f) Kebanyakan menonton telivisi dan komputer

Apalagi terlalu lama bermain internet. Hal ini akan

melemahkan kekuatan menghafal, meletihkan urat syaraf,

dan berpotensi besar pada menghambat proses menghafal.

B. Kajian Pustaka

1. Ahmad Ali Azim mahasiswa Fakultas Tarbuyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan

Pendidikan Agama Islam tahun 2016 yang berjudul “ Metode

Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Bagi Mahasiswa di Pesantren Al-

Adzkiya’ Nurus Shofa Karangbesuki Sukun Malang” skripsi ini

membahas beberapa metode menghafal (Tahfizh) Al-Qur’an yang

Page 56: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

40

digunakan di Pesantren Al-Adzkiya’ Nurus Shofa Karangbesuki Sukun

Malang adalah: (a) metode Wahdah (menghafal satu persatu terhadap

ayat-ayat yang hendak dihafalkan). (b) metode Sima’I (mendengarkan

suatu bacaan untuk dihafalkan). (c) metode Bi Al Nadzar (membaca

dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dihafal dengan melihat

mushnaf secara berulang-ulan). (d) metode Tahfdiz (menghafal sedikit

demi sedikit Al-Qur’an yang telah dibaca secara berulang-ulang). (e)

metode Talaqqi (menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru

dihafal kepada Ustadzah). (f) metode Taqrir (mengulang hafalan atau

menyima’kan hafalan yang pernah dihafalkan/sudah disima’kan

kepada Ustadz/ustadzah). (g) metode Tasmi’ (mendengarkan hafalan

kepada sesame santri, maupun kepada seluruh santri).

2. Fitriani Chusnul Chotimah Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Program Studi Pendidikan

Agama Islam Tahun 2016 Yang Berjudul “Metode Pembelajaran

Tahfiidz Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Huffaadzil Qur’an

Fadllulloh Kuripan Kidul Kesugihan Cilacap “ skripsi ini membahas

Metode pembelajaran tahfizh Al-Qur’an yang digunakan oleh pondok

pesantren Huffaadzil Qur’an Fadlulloh Kuripan Kidul antara lain yaitu:

(a) Metode bin-nazhar yaitu para santri sebelum menghafal Al-Qur’an

terlebih dahulu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an yang

akan dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang. Metode ini

diterapkan pada tingkat siffir, bin-nazhar, juz ‘amma, dan juga bil

Page 57: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

41

ghaib. (b) Metode tahfiidz yaitu para santri menghafalkan sedikit demi

sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dibaca berulang-ulang, secara

bin nazhar tersebut. (c) Metode wahdah yaitu para santri menghafal

satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafal secara berulang-

ulang. Per ayatnya bisa mencapai 20 kali atau lebih. (d) Metode takrir

(deresan) yaitu para santri mengulang-ulang hafalan atau men-sima’-

kan hafalan yang sudah pernah dihafalkan kepada pengasuh supaya

hafalan yang pernah dihafal senantiasa terpelihara dan melancarkan

hafalan yang pernah dihafal. Pada metode ini lebih dikhususkan untuk

tingkat juz ‘amma dan tingkat bil-ghaib. (e) Metode talaqqi yaitu para

santri menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal

kepada seorang guru atau pembimbing yang sudah bisa dipertanggung

jawabkan. (f) Metode tasmi’ (sima’an) yaitu biasanya dilakukan para

santri untuk memperdengarkan hafalannya kepada orang lain baik

kepada perseorangan maupun kepada jama’ah, setiap 5 juz santri juga

wajib mengikuti tashihan.

3. Cindra Nurdi Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun 2017/2018

Yang Berjudul “Metode Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an (Studi

Komparasi Pada Pondok Tahfizh Hamalatul Qur’an Bantul Dan

Pondok Tahfizhul Qur’an Sahabatqu Depok Sleman)” skripsi ini

membahas Metode pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an yang digunakan

di Pondok Tahfizh Hamalatul Qur’an yaitu metode tahsin, metode

Page 58: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

42

punishment, metode reward, metode lajnah, metode penekanan,

metode mengenali ayat, metode mengulang-ulang ayat, metode

memahami arti ayat, metode melihat ayat tanpa dibaca, metode ayat

per ayat, metode awal-akhir ayat, metode mushaf standar, metode

manajemen waktu, metode shalat sunnah, metode halaqah berkala,

metode muraja’ah berkala, metode kitabah, metode membagi ayat

beberapa bagian, metode menghubungkan ayat dengan benda sekitar,

metode menghafal bersama teman. Metode pembelajaran tahfizh al-

qur’an yang digunakan di Pondok Tahfizul Qur’an SahabatQu yaitu

metode tahsin, metode talaqqi, metode juz 30 lebih dahulu, metode

pengulangan ayat per halaman, per ayat, metode halaqah berkala,

metode menirukan bacaan ustadz, metode bersama teman, metode

akhir-awal, metode one day one ayat, metode shalat sunnah.

Dari telaah pustaka yang telah dilakukan, penulis ingin

mengemukakan bahwa penelitian ini (yang dilakukan) terdapat

kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah disebutkan di

atas belum ada yang mengulasnya, persamaanya adalah penelitian

kualitatif tentang metode menghafal Al-Qur’an. Adapun perbedaanya

adalah tidak ditemukan penelitian yang dilakukan di Karantina

Tahfizhul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang berfokus pada

metode pembelajaran menghafal Al-Qur’an program satu bulan bisa

hafal Al-Qur’an 30 juz bagi Peserta serta tujuan dari penelitian ini

yakni dari proses pembelajaran, metode pembelajan, serta hambatan

Page 59: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

43

dan faktor pendukung pembelajaran Tahfidzul Qur’an. Oleh karena itu

penulis perpendapat bahwa penelitian ini layak diangkat

Page 60: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

dilakukan peneliti yang berada langsung dengan obyek, terutama dalam

memperoleh data dan berbagai informasi. Dengan kata lain peneliti

langsung berada di lingkungan yang hendak ditelitinya. Jenis penelitian ini

deskriptif, yaitu dengan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai metode pembelajaran tahfidzul Qur’an di Di Yayasan

Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga agar dapat tercapai

tujuan atau target yang diinginkan, yaitu santri mampu menghafal al-

Qur’an dengan fasih dan jelas secara efektif 30 juz dalam jangka waktu

yang telah ditentukan dalam kurikulum pondok tersebut.

B. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka

peneliti hadir dan terlibat secara langsung dalam aktivitas santri di lokasi

penelitian, terutama dalam memperoleh data-data dan berbagai informasi

yang diperlukan. maka dalam penelitian kualitatif ini peneliti menjadi

seorang pelajar yakni belajar dari orang yang dipelajarinya yang menjadi

sumber data.

Page 61: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

45

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat Di Yayasan Karangtina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang terletak Jl. Merdeka Selatan III

No.09 Sidorejo Lor, Sidorejo, Kota Salatiga Jawa Tengah 50714. Alasan

peneliti memilih lokasi adalah karena letak yayasan yang strategis,

mudah dijangkau serta transportasinya yang mudah. Waktu pelaksanaan

penelitian ini adalah pada bulan 15 Mei 2019

D. Sumber Data

1. Data Utama

a. Sumber Lisan

Sumber lisan adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwanwancarai. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber lisan adalah data yang berupa kata-kata santri atau peserta,

dan guru-guru tahfidz di Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga .

b. Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah tulisan-tulisan yang diambil dari buku-

buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Sumber tertulis dalam penelitian ini adalah data-data yang

diperoleh dari dokumen sekolah tentang profil Yayasan Karangtina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga dan Perkembangannya.

Informasi tertulis dari arsip tentang proses pembelajaran tahfidz.

Page 62: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

46

2. Data Tambahan

Data tambahan adalah data-data lain yang sifatnya mendukung

yang ditemukan selama penelitian dan bukan menjadi data utama.

Adapun jenis-jenis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Kualitatif

Data Kulitatif dalam Penelitian ini adalah perkataan santri dan

guru tahfidz di Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga.

b. Data Kuantitatif

Dalam Penelitian ini data kuantitatifnya adalah data tentang

jumlah tenaga pengajar, jumlah siswa serta data-data yang lain

yang relevan dengan pnelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data di atas, metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

sedang berlangsung. Dalam penggunaan teknik ini, bentuk observasi

adalah observasi partisipatif yang berarti pengamatan ikut serta dalam

kegiatan yang sedang berlangsung (Rully Indrawan dan Poppy

Yaniawati 2016:134).

Page 63: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

47

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi

secara langsung yang digunakan untuk pengumpulan data. Dalam hal

ini peneliti akan langsung melakukan pengamatan terhadap metode

pembelajaran tahfidzul Qur’an di Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga untuk mengetahui tentang syarat yang

harus dipenuhi untuk mengikuti pembelajaran tahfidz. Selain itu untuk

memperoleh gambaran umum tentang pondok tersebut.

2. Metode wawancara

Metode wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (sugiyono 2016:231).

Pada penelitian ini, peneliti akan memberikan wawancara kepada

pengasuh atau pengurus yayasan karantina, guru pengajar atau

uztadz/uztadzah tahfidz, dan beberapa santri/peserta untuk

mendapatkan informasi terkait metode pembelajaran Tahfidzul Qur’an

di Yayasan Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga.

3. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan sebagai

upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan

tertulis/gambar yang tersipan berkaitan dengan masalah yang diteliti

(Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati 2016:139). Metode ini

digunakan untuk mengetahui pengembangan data jumlah santri,

Page 64: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

48

aktivitas santri setiap hari, susunan pengurus pesantren dan lain

sebagainya.

F. Analisis Data

Analisi data kualitatif pada dasarnya merupakan proses

pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam katagori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan pola, tema yang dapat dirumuskan

sebagai hipotesis kerja. Jadi pertama-tama yang harus dilakukan dalam

analisa data adalah pengorganisasian data dalam bentuk mengatur,

mengurutkan, mengelompookkan, memberi kode dan mengatagorikannya.

Tujuan pengorganisasian dan pengolahan data tersebut untuk menemukan

tema dan hipotesa kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori (Rasimin

2018:141).

Dengan demikian proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang dikumpulkan, baik yang diperoleh melalui wawancara,

pengamatan yang sudah tertulis dalam catatan lapangan atau melalui data

dokumen baik yang resmi maupun tidak resmi. Analisis data yang

digunakan untuk penelitian sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi

data kasar yang muncul secara tertulis dilapangan. Selama

pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi

selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri data,

Page 65: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

49

memuat memo dan sebagainya). Reduksi data berlangsung terus

menerus selama penelitian berlangsung.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data menunjukkan pada penataan informasi/data

yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan yang

diambil pada langkah-langkah berikutnya.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu kemungkinan

setingkat dengan pemikiran kembali yang melintas dalam

menganalisis selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-

catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhirnya berusaha

menarik kesimpulan. Dengan demikian verifikasi yang pada

mulanya mengambang atau kabur menjadi releven.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam hal pengecekan keabsahan data penelitian terhadap kriteria

keabsahan data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat. Setiap data

yang diperoleh peneliti tidak selalu benar sesuai dengan realita yang ada.

Oleh karena itu, peneliti harus melakukan pemeriksaan apakah data yang

diperoleh memiliki keabsahan atau tidak. Teknik pemeriksaan yaitu dalam

penelitian ini harus terdapat kredibilitas yang dibuktikan dengan

perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi,

Page 66: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

50

pengecekan sejawat kecukupan referensi, adanya kriteria kepastian dengan

teknik uraian rinci.

Untuk menjamin validitas data peneliti menggunakan trianggulasi

sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data, dimana pengertian dari

trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam bukunya

Moleong, (2009: 330), pada trianggulasi terdapat tiga strategi yaitu:

1. Trianggulasi sumber dilakukan dengan membandingkan dan mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Trianggulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data

diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek dengan observasi dan

dokumentasi.

3. Trianggulasi Teori yaitu dilakukan dengan perbandingan antara teori

dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.

Untuk mendapatkan data yang absah dengan trianggulasi, peneliti akan

menggunakan strategi yang pertama dan kedua. Pertama trianggulasi

sumber yaitu dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.

Dalam hal ini peneliti menguji keabsahan data tentang metode

pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang digunakan dalam pembelajaran di

Yayasan Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga. Maka,

Page 67: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

51

pengumpulan data diperoleh dari pengasuh Yayasan, guru pengajar, serta

santri/peserta yang mengikuti pembelajaran. Kedua, trianggulasi teknik

yaitu dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber sama dengan

teknik berbeda. Data diperoleh dengan wawancara yaitu dengan

mewawancarai pengasuh Yayasan, Guru pengajar, serta santri yang

mengikuti pembelajaran di Yayasan. kemudian yang ketiga, dicek dengan

observasi yaitu peneliti melakukan penelitian pada saat proses belajar

mengajar di dalam kelas. Sedangkan dokumentasi yaitu peneliti

mengumpulkan dokumen seperti rencana pembelajaran, data santri-santri

dan data-data lainnya.

H. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum ke

lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan

laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Tahap sebelum ke lapangan

Dalam tahap ini peneliti harus menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian, pengurus perizinan, menyiapkan

perlengkapan penelitian. Untuk penelitian di Yayasan Karangtina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga ini, maka peneliti

menyusun rancangan penelitian berupa rangkaian kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam penelitian, memilih dan menentukan informan,

serta menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian.

Page 68: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

52

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini dibagi atas tiga bagian, yaitu: (1) memahami latar

penelitian dan persipan diri, (2) memasuki lapangan, (3) berperan

sambil mengumpulkan data.

3. Tahap analisis data

Tahap menganalisi data melalui hasil temuan data dari penelitian

baik secara lisan maupun secara tulisan yang diperoleh melalui

observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan pengasuh,

ustadz, santri dan masyarakat yang berada di sekitar lingkunga n

yayasan tersebut. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan

konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya pengecekan keabsahan

data dengan mengecek sumber data yang didapat dan metode

perolehan data sehingga data benar-benar valid. Data yang valid adalah

dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan

proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang

diteliti.

4. Tahap penulisan laporan

Tahap ini meliputi kegiatan hasil penelitian dari semua rangkaian

kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu

dilakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk

mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi

yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dengan

Page 69: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

53

penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan

penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

Page 70: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional YKTN

Salatiga

1. Letak Geografis

Berdasarkan dokumen yang peneliti terima, kondisi geografis

Yayasan Karangtina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang

terletak di Jl. Merdeka Selatan. III No.9, Sidorejo Lor, Sidorejo, Kota

Salatiga, Jawa Tengah 50714, Email : [email protected] Call

Center 081261315137 Kecamatan Sidorejo beriklim Tropis dengan

cuaca berhawa sejuk dan udaranya segar. Berikut ini peta letak lokasi

Yayasan Karangtina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga.

Gambar 4.1 Denah Lokasi Yayasan Tahfidz Qur’an

Page 71: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

55

2. Sejarah Berdirinya

Berawal dari pemikiran antara guru dan murid yakni Ust. Ma’mun

AL-Qurthuby, S.Pd.I Al-Hafizh dan Ust. Yadi Iryadi, Al-Hafizh untuk

membumikan Al-Qur’an. Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an

Nasional (YKTN) tercetus untuk bergerak dibidang pendidikan dan

akselerasi menghafal Al-Qur’an 30 Juz melalui sistem karantina,

ditunjang metode Yadain Litahfizhil Qur’an dibawah bimbingan

penasehat DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, M.A., Al-Hafizh dan

pengawas Prof. DR. KH. Didin Hafiduddin, M.Sc. Yayasan Karantina

Tahfizh Al-Qur’an Nasional (YKTN) didirikan pada tanggal 27

Ramadhan 1436 H tepatnya 25 Juli 2014. Untuk kemudian menjadi

pusat Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional dengan jumlah 70

Mitra/Cabang (September, 2018) yang telah bekerjasama tersebar di

Indonesia dan Malaysia.

Berdaskan hasil wawancara dengan pengurus Yayasan Karantina

Tahfizh Al-Qur’an Nasional YKTN Salatiga bahwa sejarah berdirinya

Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional YKTN Salatiga

bermula dari pemikiran Bapak Yulianto Wali Kota Salatiga yang

awalnya putra dari Bapak Yulianto mengikuti program Tanfidzh di

Karangtina Pusat yang berada di Jl. Baru Obyek Wisata Cibulan,

RT/17/RW.04, Maniskidul, Jalaksana, Kabupaten Kuningan Jawa

Barat. Putra dari Bapak Yulianto ini telah menyelesaikan pogram

hafalan di Karantina. Dari sinilah hati Bapak Yulianto terketuk untuk

Page 72: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

56

mendirikan Yayasan Karantina Tahfidz dan akhirnya Bapak Yulianto

membuka mitra Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional

YKTN di Salatiga yang mana rumah dari Bapak Yulianto ini dirombak

untuk didirikan suatu Yayasan Karantina Tahfidz bersama Ibu serta

Putra-putranya yang dilakukan selama 3 bulan. Yayasan Karantina

Tahfizh Al-Qur’an Nasional YKTN di Salatiga ini diresmikan pada

tanggal 23 Desember 2018 Yayasan ini merupkana mitra atau cabang

dari Pusatnya Kuningan Jawa Barat yang berada di Salatiga.

3. Visi dan Misi

a. VISI

Terwujudnya Setiap Keluarga Muslim Minimal Satu Hafizh atau

hafizhah 2030

b. MISI

1) Menyelenggarakan Seminar, Bimbingan, Karantina Tahsin dan

Tahfizh Al-Qur’an

2) Menyiapkan generasi Qurani yang berkualitas

3) Menciptakan suasana Qurani di masyarakat

Page 73: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

57

4. Struktur Organisasi Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga

Bagan 4.1 Dewan Pengawas YKTN

Bagan 4.2 Dewan Pembina YKTN Salatiga

DEWAN PENGAWAS

Mudir Karantina Tahfizh Al-Qur'an

Nasional

Ust. Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I, Al-

Hafizh

KETUA

DR. KH. AHSIN SAKHO MUHAMMAD, MA, Al-

Hafizh

DEWAN PEMBINA

Ust. AnisMaftukhin

Ust. Sutomo

H. Yulianto, SE. MM

Page 74: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

58

Bagan 4.3 Struktur Kepengurusan YKTN Salatiga

5. Data Muhaffizh

Muhaffizh Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga berasal dari para santri/peserta yang sudah

menyelesaikan program di Karantina dan yang sudah hafal 30 Juz

setelah menyelesaikan program karantina peserta yang sudah wisuda

disaring untuk dijadikan Muhafizh. Adapun Data Muhaffizh Yayasan

Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga berdasarkan

tahun 2019 sebagai berikut:

NO. NAMA KETERANGAN

1. Ust. Kamal Mustofa, Al-

Hafizh

Ketua Muhaffizh

2. Ust. Zainal Arifin Anggota

3. Ust. Khoirudin Anggota

PENGURUS YAYASAN

Wakil Ketua Yayasan

Rashad Imam Reza

Bendahara Yayasan

Siti Inayah

Sekretaris Yayasan

Dwi Cahyono

Ketua Yayasan

Hj. TitikKirnaningsih, SE

Page 75: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

59

4. Ust. Habibur Rohman Anggota

5. Ust. Usman Anggota

6. Ust. Syamsul Bahri Anggota

7. Ust. Saiful Anggota

8. Usth. Mugi Utami Anggota

9. Usth. Hirza Anggota

10. Usth. Lala Anggota

11. Usth. Atiq Nurul F Anggota

12. Usth. Eli Anggota

13. Usth. Novia N A Anggota

14. Usth. Syifa U Anggota

Tabel 4.1 Muhafidz/MuhafidzahYKTN Salatiga

6. Data Santri/peserta

Santri di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga ini terdiri dari beberapa angkatan diantaranya sebagai berikut:

ANGKATAN 01

No Nama Tempat, tanggal Lahir

1 Aufa Sultan Majid Syach Salatiga, 10 Maret 2005

2

Muhammad Avicena Al-

Attar

Salatiga, 23 Desember 2007

3

Muhammad Zain Eka

Wahyudi

Semarang,16 September 2009

Page 76: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

60

4 Hasan Magelang,11 Maret 2009

5 Muhammad Ikhwan Atallah Balikpapan, 24 Januari 2009

6 Husain Magelang,26 Oktober 2007

7 Ahmad Saddat Taangerang, 25 September 2007

8 Mahadi Cipta Pramana Sragen, 24 Agustus 2007

9 Abdul Hakim Al-Malik Salatiga, 14 Januari 2008

10

Asna Aldis Zahrani Nur

Mahmudi

Surakarta,31 Oktober 2007

11 Najwa Hafida Mujiono Tangerang,16 Oktober 2008

12 Hanifa Farida Temanggung, 8 Desember 2009

13 Bilqis Hasna Azizah Karanganyar, 28 April 2007

14 Ummu Kultsum Purwakarta,18 Mei 2008

15

Aisyah Karina Salsabilah

Yuliyanto

Kab.Semarang,11 September

2011

16 Sarah Jakarta, 28 Februari 2010

17 Alifandra Wirdian Balikpapan,09 februari 2003

18 Bary Ahmad Salatiga, 23 Januari 2009

19

Muhammad Hafiizh Dimas

Saputra

Kab.Semarang,03 Oktober 2004

20

Muhammad Malekad Majeed

Syach Putra

Kab. Semarang, 20 Agustus 2007

21 Muhammad Wildan Salatiga,06 Oktober 2003

Page 77: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

61

Mukholladun

22 Usamah Ad-dari Batam,30 Maret 2006

23 Nunik Nugrahani Karanganyar, 30 September 1981

24 Naura Fina Rahadatu Aisyi Surakarta, 2 Mei 2009

25 Tiara Faisha Maulani Surakarta,16 Oktober 2003

26 Roidah Agustin Sragen, 12 Agustus 1995

27

Fuziah Habibie dzahabiyah

khuluq

Sleman,03 september 2008

28 Haniah Firdauzi Radliya Salatiga,27 maret 2007

29 Haura Hafidzatur Radliyah Salatiga,07 januari 2002

30 Ashofiyatu Arrayan Kab. Semarang, 9 september

31 Naila Salsabila Arifin Surakarta, 23 Juli 2006

32 Nadia Husnayain Arifin Magetan,13 September 2003

33 Ahmad Yusuf Abdurrahman Malang,23 februari 2008

34 Kenar Kenji Nurcahyo Salatiga, 11 July 2008

35 Ahmad Syakieb Al Ghifari GAK LENGKAP

36

Nasrullah

Lombok Barat, 10 September

1987

37

Muhammad Rasyah Aulia

Sabdana

Salatiga, 26 Desember 2007

38

Faiz Najhan Averous

Kab Semarang 23 November

2006

Page 78: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

62

39 Hauzan Lathif Al-Fadhil Klaten,12 januari 2008

40 Al Musofa Kab. Smg, 5 Januari 1972

41

Maulana Fakhri Ainun

Na’im

Salatiga, 18 Maret 2008

42

Muhammad Hafizh Ikhram

Muslimin

Salatiga, 07 Juni 2010

43 Agus Setiawan Salatiga, 17 Agustus 1959

44 Nurjazuli Kediri, 12 Agustus 1963

45

Aisya Kirany Salsabila

Yuliyanto

Kab.Semarang,11 September

2011

46 Amira Fitri Naila Balikpapan,13 Oktober 2009

47 Anisa Abidatu Syakiro Kediri, 2 Agustus 2006

48 Hasna Noor Alifa GAK ADA FORMNYA

49 Dian Farida Anies Surabaya, 6 April 1972

50 Aisyah Boyolali, 29 Maret 2010

51 Zidny Taqiya GAK ADA FORMNYA

52

Annisa Rahma Qorina

Shihhah

Salatiga, 09 agustus 2001

53 Rania Hanan Nabila Salatiga, 5 oktober 2004

54 Rista Perwin Sukoharjo, 6 April 2006

55 Abdillah Boyolali, 21 Oktober 2008

56 Tsaqif Arayyan Yusuf Salatiga, 05 April 2010

Page 79: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

63

57 Dimarazka Tsabita Semarang, 25 Desember 2006

58 Naufal Edria Depok, 21 Mei 2005

59 Mawla Kemal Rizwan Salatiga, 9 Juni 2007

60 Muhammad Syafi’ Surakarta, 6 November 2007

61 Farah Alfi Kamila Blitar, 04 april 2003

62 Hafizha Agny Nur Shofyya Bandung,10 November 2009

63 Nasywa Aulia Fathul Jannah Salatiga, 4 September 2009

64 Prisa Fairuz Dina Jakarta, 17 februari 2007

65 Sabriya Amira Andini Salatiga, 10 mei 2010

66 Naura Khoirotin Hisan Salatiga, 07 februari 2008

67 Adilah Zahra Salsabila

68 Haula Zhilla Zalila Jakarta, 17 Maret 1999

69 Ida Agus Suryani Pekalongan, 17 Agustus 1971

70 Rosyida Nurhamidah Majalengka, 29 Februari 1972

71 Ayuk Natalia Kab. Semarang, 31 Juli 1990

72 Ariyanti Dwi Astuti Salatiga, 08 Januari 1993

73 Desi Windi Saputri Semarang, 14 Desember 1996

74 Muizzatul Azizah Brebes, 11 Maret 1979

75 Riyani Boyolali, 13 September 1988

76 Rosiya Qisma Abida Salatiga,17 maret 2008

77 Dimarazka Tsabita Semarang,25 desember 2006

78 Dafina Rahmanisa Salatiga,09 maret 2011

Page 80: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

64

79 Ardra Aziza Salatiga, 3 Juli 2007

80 Bunga Arifah Kusumawati Salatiga, 12 Maret 2008

81 Sofia Rif’atul Mazidah Salatiga,25 maret 2008

82 Nayla Aisyah Siregar Salatiga,25 september 2007

83 Nurfaiza Syahhana Putri Salatiga,03 november 2010

84 Choirul Amirudin Magetan, 01 Juni 1997

85 Alles Anandhita A jepara, 4 February 2002

86 Ahmad Faiz Alghifari Kotabaru, 25 Februari 2000

87 Hanan Fitria Salam Jakarta, 14 November 2004

88 Hanif Fajrul Falah Jakarta, 31 Maret 1997

89 M Azzam Hafidzulhaq Surakarta, 12 Februari 2005

90 M Zidane Arya P Salatiga,14 desember 2006

91 Nasywan Ahnaf Diaulaq

92 Ahmad Habib Azhar Farizy Sragen, 21 Desember 2006

93 Faiz Perwiz Sukoharjo, 7 Agustus 2009

94 Ilyas Kab Semarang, 17 Januari 2009

95 Faiq Taqiyyudin Purworejo, 2 Januari 2008

96

Fahri Zaidan Ramadhan

Kab. Semarang, 17 September

2009

97 Arya Bima Al-Ghozali 9 Februari 2010

98 M. Malekad Majeed Ahmad

99 Arsyi Hanif Budiman

Page 81: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

65

100

Shofia Dewi Fortuna

Kab. Semarang, 26 November

2000

101 Ratna Noviyanti Magelang, 26 November 1996

102 Lilik Sri Erowati 06 April 1968

103 Ammara Anindhita Aura Salatiga, 13 Januari 2007

104 Hasna Beauty Fadila Semarang, 31 Juli 2007

105 Sugiyati Kab. Smg, 10 November 1973

106 D M P Erlinawati

107 Pipin Nopianti Lahat, 12 November 1984

108 Nazilatul Qoni’ah Kab. Semarang, 30 Maret 1990

109 Sutri Handayani Lampung barat, 05 Juli 1989

110 Siti Zuriyah Oku Timur, 23 April 1990

111 Siti Zuraidah

112 Adibah Ayda Masyanti Salatiga, 12 mei 2010

113 Annisa Ayu Praditha Kab.Semarang,03 januari 2007

114 Davina Safa Salsabila Kab,semarang,25 januari 2007

115 Raisya Luna Pramesti Wonosobo, 29 Oktober 2007

116 Naura Kamila Zahra Salatiga, 06 oktober 2010

117 Calista Aliya Tsabita Kab.semarang, 28 mei 2009

118 Monifa FeoFanofa A Semarang, 08 desember 2010

119 Muji Nurrohmah

120 Ika Rahmawati Kab. Semarang, 30 Mei 1989

Page 82: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

66

121 Ika olivia Salatiga, 14 April 2000

122 Feyza Najhan Avicena Semarang, 6 September 2005

ANGKATAN 02

123

Syifa Aulia Yulita

Kusumawardhani

Demak, 08 Juli 1998

124 Siti Aminah Grobogan,06 Juli 1963

125 Audita Kusuma Astuti Boyolali, 16 Agustus 1999

126 Syifa Maulida Handiyani Salatiga, 20 Juni 2000

127 Thoriq Shidiq Shobakhi Boyolali, 01 Juni 1998

128 Khofifah Nadia Jannaty Salatiga, 12 Juli 1999

129 Ratu prasta selly mahesi Sukoharjo, 05 Januari 2003

130 Della Ananda Farista Ayu Sukoharjo. 27 Maret 2003

ANGKATAN 03

131 Anggit Risangaji Wonogiri, 27 Juni 1996

132 Sidiq Aprianto Semarang, 04 April 1989

133 Bani Adlina Shabrina Salatiga, 08 Mei 1993

134 Zidni Shofy Cirebon, 21 Agustus 2002

ANGKATAN 04

135 Khansa Nailah Surakarta, 07 November 2000

136 Hikmah Nur Anisa Fajriani Salatiga , 29 Juni 1995

137 Amilatu Sholihah POnorogo, 30 Agustus 1997

138 Rizky Aulia Rohman Bondowoso, 26 Juli 2002

Page 83: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

67

139 Siti hafshoh Magelang, 29 Januari 1974

140 H N A Fajriani Salatiga, 29 Juni 1995

141 Anggit Risangaji Wonogiri, 27 Juni 1996

142

Elgiend Rizky Fajar Wulan

Romadhona

Sukoharjo, 26 Oktober 2004

143 Nadiawati Nugraheni

144

Husain Abdullah Ali

LAMONGAN, 14 Desember

1997

145 Yunartati Semarang, 14 Oktober 1961

146 FIQHAN ANDZARULLAH Samarinda, 04 Februari 2001

147 Auwalynnisa Fimagfirotila Tuban, 19 November 2002

148 Nila Nadia Latifah Kendal, 20 Maret 2001

149 Annisa Nururrahma Lubuk Linggan, 25 Juni 1997

150 Andita Khoilina Rahmanda Balik Papan, 15 Juni 1997

151

Hana Amelia A

Lombok Barat, 26 Desember

1996

152 Rina Nur Safitri Cirebon, 22 April 2003

153 Alfa Arsyad Umam Salatiga, 9 November 2003

154 Puteri Aulia Azzahra Bondowoso, 16 Oktober 2000

155 Roidus Salam Banyumas, 27 Oktober 1990

156 Maulana Yusuf Abdullah Ciamis, 30 September 2000

157 Alya Anindhita Azzahra Salatiga, 15 April 2004

Page 84: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

68

158 Lulu Uswatun Hasanah Purworejo, 26 Oktober 2000

159 Setya Abdillah Citrasdi Semarang, 04 April 2000

160 Fayyad Yaqfi Ahmada Semarang, 21 Desember 2003

161 Afni Lathifah Sragen, 22 Maret 2001

162 Dra. Ani Abidatin, M.Si Semarang, 20 September 1964

163 Muhammad Khoirur Rijal Wonosobo, 21 Juli 2003

164 Kanza Aulya Sabian Kupang, 09 Agustus 2006

165 Kinantan Fairuz Chalissa Mojokerto, 07 April 2008

166 Didanfa Bulan Al Zauhari Ngawi, 13 Desember 2003

167 Amalia Nur Azizah Sukoharjo, 21 Agustus 2004

168 Dinda Ayu Octavia Difani Madiun, 09 Oktober 2003

169 Putri Isnani Suhartini Salatiga, 23 April 2007

170 Nahla Sania Salatiga, 11 Juni 2007

171 Naura Khalila Ikma 04 Juli 2007

172 Aura Nila Alifianty Demak, 3 September 2004

173 Aghnia Nuha Zahidah Serang, 28 April 2001

174 M.Agus Nurrosyid Purworejo, 18 Agustus

175 M. Ali Rahmatullah Yogyakarta, 23 Maret 2004

176 Naela Asna Mufida Karanganyar, 14 November 2004

177 Melia Salsabila Kendal, 5 Januari 2000

178 Zahra Roidah Amalia H Temanggung,01 November 2002

Tabel 4.2 data santriYKTN Salatiga

Page 85: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

69

7. Sarana dan Prasarana

Dalam proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika

didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Adapun

keadaan sarana dan prasarana di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an

Nasional (YKTN) cukup memadai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

NO SRANA DAN

PRASARANA

JUMLAH KEADAAN

1. Ruang Administrasi 1 Baik

2. Mushola 2 Baik

3. Ruang Ustadz 1 Baik

4. Ruang Ustadzah 1 Baik

5. Kamar Ustadz 1 Baik

6. Kamar Ustadzah 1 Baik

7. Kamar Mandi Akhwat 14 Baik

8. Kamar Mandi Ikhwat 9 Baik

9. Ruang Halaqah Akhwat 1 Baik

10. Ruang Halaqah Ikhwat 1 Baik

11. Dapur 1 Baik

12. Ruang Makan Akhwat 1 Baik

13. Ruang Makan Ikhwar 1 Baik

Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Karantina Tahfidz

Page 86: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

70

8. Jadwal Kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN

1. 03.00-03.30 WIB Bangun dan Qiyamullail:

Pada pukul 02.45 – 03.00 WIB, para peserta

akan dibangunkan oleh pengelola untuk

mengikuti program yang pertama, yaitu

shalat tahajjud atau Qiyamullail. Para

peserta diwajibkan untuk melaksanakan

shalat tahajjud secara berjamaah. Shalat

tahajjud dilaksanakan sebanyak dua rakaat.

Adapun yang dibaca pada surah tahajjud

adalah Al-Qur’an sebanyak setengah juz

dari Al-Qur’an. Waktu yang dihabiskan

biasanya ± 30 menit.

2. 03.30-04.00 Setoran hafalan 1 halaman

Para peserta setelah shalat tahajjud akan

dikondisikan untuk menghafal hafalan baru

yang akan disetorkan pada kegiatan

berikutnya. Diberikan keleluasaan bagi

peserta untuk menggunakan metode seperti

apa yang baginya mudah untuk menghafal,

misalnya terdapat peserta yang menghafal

sambil berjalan atau berdiri, ada yang

Page 87: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

71

bersandar di dinding, ada yang menghadapa

dinding, bahkan ada yang sambil shalat

sunnah untuk memastikan hafalan yang

akan disetorkan sudah matang.

3. 04.00-04.20 Shalat shubuh berjama’ah

Shalat shubuh dilaksanakan secara

berjamaah di mushalla, dipimpin salah

seorang muhafidzh (Guru yang menerima

setoran hafalan),

4. 04.20-07.00 Setoran hafalan 5 halaman

Para peserta maju ke depan, duduk

menghadap kiblat untuk menyetorkan atau

memperdengarkan hafalannya kepada

muhafidzh (guru) secara bergantian.

Muhafidzh menyimak bacaan santri sampai

selesai, jika ada kesalahan pengasuh

langsung memberikan arahan dan

perbaikan. Muhafidzh akan menandatangani

dan memberikan nilai terhadap kualitas

setoran

hafalan peserta dalam buku laporan setoran.

5. 07.00-08.00 Sarapan dan mandi Pagi

Setelah setoran, para peserta diberikan

Page 88: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

72

waktu untuk istirahat sarapan dan mandi

pagi selama 60 menit. Peserta tidak perlu

mencuci memikirkan pakaiannya yang

belum dicuci, karena pengelola sudah

memberikan layanan laundry kepada

peserta, sehingga bisa focus untuk

menghafal.

6. 08.00-11.00 Setoran 6 hafalan

Para peserta maju ke depan, duduk

menghadap kiblat untuk menyetorkan atau

memperdengarkan hafalannya kepada

muhafidzh (guru) secara bergantian.

Muhafidzh menyimak bacaan santri sampai

selesai, jika ada kesalahan pengasuh

langsung memberikan arahan dan

perbaikan. Muhafidzh akan menandatangani

dan memberikan nilai terhadap kualitas

setoran hafalan peserta dalam buku laporan

setoran.

7. 11.00-12.00 Istirahat

Setelah setoran, para peserta diberikan

waktu untuk istirahat.

8. 12.00-13.00 Sholat Dzuhur berjama’ah dan makan

Page 89: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

73

siang

Sholat dzuhur dilaksanakan secara

berjamaah dan dilanjutkan makan siang.

9. 13.00-15.00 Setoran 4 halaman

Para peserta maju ke depan, duduk

menghadap kiblat untuk menyetorkan atau

memperdengarkan hafalannya kepada

muhafidzh (guru) secara bergantian.

Muhafidzh menyimak bacaan santri sampai

selesai, jika ada kesalahan pengasuh

langsung memberikan arahan dan

perbaikan. Muhafidzh akan menandatangani

dan memberikan nilai terhadap kualitas

setoran hafalan peserta dalam buku laporan

setoran.

10. 15.00-15.30 Sholat ashar berjama’ah taushiyah ba’da

ashar

Sholat ashar dilaksanakan secara berjamaah

dan dilanjutkan taushiyah setelah solat

berjama’ah.

11. 15.30-17.00 Setor 3 halaman

Para peserta maju ke depan, duduk

menghadap kiblat untuk menyetorkan atau

Page 90: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

74

memperdengarkan hafalannya kepada

muhafidzh (guru) secara bergantian.

Muhafidzh menyimak bacaan santri sampai

selesai, jika ada kesalahan pengasuh

langsung memberikan arahan dan

perbaikan. Muhafidzh akan menandatangani

dan memberikan nilai terhadap kualitas

setoran hafalan peserta dalam buku laporan

setoran.

12. 17.00-18.00 Makan sore dan mandi

Setelah setoran peserta makan sore dan

membersihkan diri (mandi)

13. 18.00-19.00 Sholat maghrib berjamaah dan setor 1

halaman

Sholat maghrib dilaksanakan secara

berjamaah dan dilanjutkan setoran hafalan 1

halaman.

14. 19.00-21.00 Shalat Isya dan setor 4 halaman

Shalat isya dilaksanakan secara berjamaah

dan Para peserta menyetorkan atau

memperdengarkan hafalannya kepada

muhafidzh (guru) secara bergantian. Guru

akan menandatangani dan memberikan nilai

Page 91: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

75

terhadap kualitas setoran hafalan peserta

dalam buku laporan setoran. Setelah peserta

menyetorkan hafalan, dia akan kembali lagi

ke barisan pada bagian belakang untuk

menunggu giliran murojaah (mengulang)

hafalannya kepada muhafidzh.

15. 21.00-03.00 Tidur Malam/istirahat:

Pada pukul 23.00 WIB, pengelola

mewajibkan setiap peserta untuk kembali ke

kamar masing-masing. Pengelola akan

mengawasi agar tidak ada peserta yang

melaksanakan aktifitas selain istirahat,

karena waktu yang disediakan untuk tidur

malam tidak lebih dari 4 jam. Sehingga

harus benar-benar dimanfaatkan dengan

efektif.

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Karantina Tahfidzh

9. Tata Tertib Yayasan Karangtina Tahfidzh Al-Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga

a. Ikhlas niat karena Allah

b. Datang mengikuti acara pembukaan

c. Menempati kamar yang ditentukan panitia

d. Mengikuti pengkuruan baju seragam wisuda

Page 92: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

76

e. Tidur siang jam 11.00-12.00 tidur malam 23.00-03.00

f. Waktu mandi maksimal 7 menit

g. Handuk dan peralatan mandi disimpan rapi

h. Makan pada waktu dan tempat yang ditentukan

i. Berpakaian rapi dan syar’i saat setoran hafalan

j. Selalu memakai tanda pengenal pada setiap kegiatan

k. Rapikan sandal posisi siap pakai

l. Tidak merokok di bumi Allah

m. Ijin jika keluar area Karantina

n. Alat komunikasi digunakan hanya pada hari jum’at jam 13.00-

17.00

o. Penjengukan setiap hari jum’at jam 13.00-19.00

p. Kumpulkan pakaian kotor di tempat yang ditentukan untuk di

laundry max 20 kg

q. Buang sampah pada tempatnya

r. Memakai seragam wisuda

B. Temuan Penelitian

Hasil dari proses wawancara dan observasi yang dihasilkan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Tahfizhul Qur’an

a. KM (31 tahun)

KM adalah ketua Muhaffizh Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang berasal dari Surabaya.

Page 93: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

77

Beliau adalah yang memberikan pembelajaran Tahfizhul Qur’an

yang ada di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga yaitu Tahsin, Tahfdz, Mutqin. Seperti ungkapan KM

berkut ini:

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga memiliki tiga program

yaitu yang pertama Tahsin, Tahsin ini fokus pada pembelajaran

Al-Qur’an memperbaiki bacaan Al-Qur’an dan mempelancar

membaca Al-Qur’an. Kedua Tahfidz, program Tahfidz ini jika

santri sudah memenuhi kriteria tahsin maka program selanjutnya

yaitu setoran atau Tahfidz. Ketiga Mutqin, Mutqin yaitu fokus

muroja’ah atau mengulang hafalan dan melancarkan hafalan.

(KM, 19-05-2019)

b. MU (23 tahun)

MU adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari. Beliau adalah yang

mengampu pembelajran yang ada di YKTN Salatiga yaitu Tahsin,

Tahfdz, Mutqin. Seperti ungkapan MU berkut ini:

Untuk pembelajaran yang digunakan ada 3 program yaitu

tahsin (memperlancar hafalan), tahfid (menghafal) kita menerima

setoran dan mutqin ( memperlancar hafalan) selama 3 bulan.(MU,

19-05-2019)

c. SL (24 tahun)

SL adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari Cirebon. Beliau adalah

yang mengampu pembelajran yang ada di YKTN Salatiga yaitu

Tahsin, Tahfdz, Mutqin. Seperti ungkapan SL berkut ini:

Pembelajaran yang digunakan ada 3 program yaitu tahsin

(memperlancar hafalan), tahfid (menghafal) kita menerima setoran

dan mutqin ( memperlancar hafalan) selama 3 bulan.(SL, 19-05-

2019)

Page 94: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

78

Evaluasi selalu menjadi final dari setiap pembelajaran yang sudah

berlangsung sebagai tolak ukur atau sebagai cara untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman dan penangkapan santri terhadap apa yang

telah dipelajarinya. Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga mengadakan evaluasi dapat dilihat pada hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden, sebagai

berikut:

a. KM (31 tahun)

KM adalah ketua Muhaffizh Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang berasal dari Surabaya.

Beliau adalah yang mengawasi setiap harinya santri (YKTN)

Salatiga sehingga beliau yang mengevaluasi santri. Seperti

ungkapan KM berkut ini:

Kita melakukan evaluasinya dengan cara mengecek buku

penghubung apabila santri tidak sesuai dengan target maka santri

ini dipanggil untuk diberikan konseling, coaching, training dan

terapi” (KM, 19-05-2019)

b. SL (24 tahun)

SL adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari Cirebon. Beliau adalah

yang mengawasi setiap harinya santri (YKTN) Salatiga sehingga

beliau yang mengevaluasi santri.. Seperti ungkapan SL berkut ini:

Evalusainya adalah dengan cara ada rapat koordinasi ketika

ada masalah kita ambil solusi kemudian disampaikan kepada

santri. (SL, 19-05-2019)

Page 95: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

79

c. MU (23 tahun)

MU adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari Purworejo. Beliau adalah

yang mengawasi setiap harinya santri di YKTN Salatiga Salatiga

sehingga beliau yang mengevaluasi santri . Seperti ungkapan MU

berkut ini:

Evalusainya adalah dengan cara ada rapat koordinasi ketika

ada masalah kita ambil solusi kemudian disampaikan kepada

santri. (MU, 19-05-2019)

2. Metode Pembelajaran Tahfizhul Qur’an

a. KM (31 tahun)

KM adalah ketua Muhaffizh Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang berasal dari Surabaya.

Beliau adalah yang memberikan metode pembelajaran Tahfizhul

Qur’an yang ada di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga yaitu metode Yadain Litahfizhil Qur’an.. Seperti

ungkapan KM berkut ini:

Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang digunakan

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga ini

menggunakan metode Yadain Litahfizhil Qur’an. Yadain itu berati

2 tangan, ada dua sisi didalam Al-Qur’an kalau ada baik pasti

ada buruk intinya mengetahui siapa pelakunya, apa yang

dikerjakan dan sifatnya itu bagaimana dan mentadaburi isi al

quran apa yg dibaca. (KM, 19-05-2019)

Page 96: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

80

b. MU (23 tahun)

MU adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari Purworejo. Beliau adalah

yang memberikan pembelajran tentang metode pembelajaran yang

ada di YKTN Salatiga yaitu metode Yadain Litahfizhil Qur’an.

Seperti ungkapan MU berkut ini:

Metode yang digunakan di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga dengan metode Yadain yaitu Perkata

untuk ditadabur. dengan cara merekan dengan semua pancaindra

mulai dari melihat, merasaakan mendengar dan memperagakan.

Semisal satu ayat direkam dulu lalu di tadabur kemudian baru

dihafalkan. (MU, 19-05-2019)

d. SL (24 tahun)

SL adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari Cirebon. Beliau adalah

yang memberikan pembelajran tentang metode pembelajaran yang

ada di YKTN Salatiga yaitu metode Yadain Litahfizhil Qur’an.

Seperti ungkapan SL berkut ini:

Metode yang digunakan di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga dengan metode Yadain yaitu dengan

cara merekan dengan semua pancaindra mulai dari melihat,

merasaakan mendengar dan memperagakan. Semisal satu ayat

direkam dulu lalu di tadabur kemudian baru dihafalkan. (SL, 19-

05-2019)

c. AN (18 tahun)

AN adalah santri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga dari salatiga. Dia merupakan santri angkatan satu

yang sudah mampu menghafal Al-Qur’an 30 jua dalam waktu 1

Page 97: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

81

bulan. Dia menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan metode

Yadain Litahfizhil Qur’an. Seperti ungkapan AN berkut ini:

Disni metode yang diberikan adalah metode Yadain yaitu kita

itu agar dapat memisahkan kanan kiri Yadain itu sendiri dari kata

yadun kanan dan kiri. kanan (kata-kata positif) yaitu Akhirat dan

kiri (kata-kata negatif) yaitu hal-hal yang ada di dunia dengan

kanan kiri ini agar dapat membedakan mana yang baik dan yang

buruk dengan metode Yadain ini agar dapat memahami artinya

terlebih dahulu.(AN, 18-05-2019)

d. HN (23 tahun)

HN adalah santri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga dari salatiga. Dia merupakan santri angkatan

keempat mengambil program 1 bulan hafal 30 juz. Dia menghafal

Al-Qur’an dengan menggunakan metode Yadain Litahfizhil

Qur’an. Seperti ungkapan HN berkut ini:

Jadi YKTN memiliki metode Yadain yaitu berfokus

menghafalnya itu dengan panca indera. Menghafal kosa katanya

dan artinya dengan sekali kedip. Tetapi kembali setiap individu

punya cara masing masing. (HN, 18-05-2019)

e. HD (18 tahun)

HD adalah santri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga dari salatiga. Dia merupakan santri angkatan

keempat mengambil program 1 bulan hafal 30 juz. Dia menghafal

Al-Qur’an dengan menggunakan metode Yadain Litahfizhil

Qur’an. Seperti ungkapan HN berkut ini:

Disini menggunakan Al-Qur’an Yadain Metode yag digunakan

yaitu metode Yadain itu dalam satu halaman kan ada 15 baris

dalam 1 baris dihafal 1 menit. 15 menit buat menghafal dan 15

menit buat melancarkan baru disetorkan. (HD, 18-05-2019)

Page 98: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

82

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

a. KM (31 tahun)

KM adalah ketua Muhaffizh Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga yang berasal dari Surabaya.

Beliau adalah yang mengawasi setiap harinya santri (YKTN)

Salatiga sehingga beliau paham faktor pendukung dan

penghambatnya. Seperti ungkapan KM berkut ini:

Faktor Pendukungnya yaitu rezeki dari Allah dan fasilitas yg

terpenui. Dan untuk faktor penghambatnya yaitu tidak memenuhi

SOP, tidak datang, tahsinya kurang bagus, belum begitu paham

tentang metode yang digunakan, dan kesehatan. (19-05-2019)

b. SL (24 tahun)

SL adalah Muhaffizh putri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga berasal dari Cirebon. Beliau adalah

yang mengawasi setiap harinya santri (YKTN) Salatiga sehingga

beliau paham faktor pendukung dan penghambatnya.. Seperti

ungkapan SL berkut ini:

Faktor Pendukung yaitu sesuai dengan SOPnya yayasan,

niatnya ikhlas, muroja’ah, fokus, temannya, takdim, menggunakan

waktunya sebaik mungkin. Faktor Penghambatnya yaitu anaknya

bisa tidak bisa mengoptimalkan waktu dan tidak sesuai dengan

SOP.

c. HD ( 18 tahun)

HD adalah santri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga dari Sragen. Dia merupakan santri angkatan

kesatu dan sekarang mengkuti angkatan keempat dia sudah mampu

menghafal Al-Qur’an selama 1 bulan hafal 30 juz. Dia menghafal

Page 99: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

83

Al-Qur’an tentunya mempunyai faktor pendukung dan

penghambatnya. Seperti ungkapan AN berkut ini:

Faktor Pendukungnya yaitu Para muhafidzohnya selalu

memmberikan semangat dan temannya. Penghambatnya yaitu

ngantuk, soalnya kan sama Al-Qur’an otomatis syaiton tidak

membiarkan kita mesti diganggu entah itu ngantuk, ingin ke kamar

mandi, ngobrol dll. (HD, 18-05-2019)

f. HN (23 tahun)

HN adalah santri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga dari salatiga. Dia merupakan santri angkatan

keempat mengambil program 1 bulan hafal 30 juz. Dia menghafal

Al-Qur’an tentunya mempunyai faktor pendukung dan

penghambatnya.. Seperti ungkapan HN berkut ini:

Faktor pendukungnya yaitu Pengajarnya, fasilitas dll. Faktor

penghambat pertama yaitu backgraundnya berbeda, males,

ngatuk, capek, home sick, makin banyak santri juga kelamaan

setoranya. (HN, 18-05-2019)

C. Pembahasan

Dari hasil diskusi dan wawancara di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga, ditemukan beberapa pembelajaran,

metode, faktor pendukung dan penghambat yang digunakan santri dalam

menghafal Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran Tahfizhul Qur’an Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

mempunyai program Tahfidzul Qur’an yang masih berjalan hingga

saat ini, program tersebut mempunyai peran penting sebagai Ruhnya

Page 100: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

84

Yayasan Karantina Tahfidz, dan tujuan yang sistematis, serta metode

dalam pembelajaranya. Program Tahfidzul Qur’an merupakan program

di Yayasan Karantina sehingga santri yang diterima belajar agama di

Yayasan ini adalah santri yang mempunyai keinginan kuat untuk

menghafal Al-Qur’an dan menjaganya. Menurut Yadi Iryadi (2018:

85-97) dibagi menjadi 3 program adalah sebagai berikut:

a. Tahsin

Tahsin adalah mengeluarkan suatu huruf-huruf Al-Qur’an dari

tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya. Atau

dengan kata lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan

dengan kesempurnaan pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an dari

aspek sifat-sifatnya yang senantiasa melekat padanya dan

menyempurnakan pengucapan hukum hubungan antara satu huruf

dengan yang lainya seperti idzhar, idgham, ikhfa dan sebaigainya.

b. Tahfidz

Tahfidz adalah proses untuk memelihara, menjaga dan

melestarikan kemurniaan Al-Qur’an yang diturunkan kepada

Rasulullah saw di luar kepala agar tidak terjadi perubahan dan

pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara

keseluruhan maupun sebagianya.

c. Mutqin

Mutqin adalah memperkuat hafalan terhadap lafadz-lafadz Al-

Qur’an dan menghafal maknanya dengan kuat.

Page 101: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

85

Pelaksanaan program Tahfidz Yayasan Karantina Tahfizh Al-

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga ada;ah sebagai berikut:

NO. PROGRAM KETERANGAN

1. Karantina Tahsin Sabtu

Ahad

Program ini 2 hari yaitu

(Sabtu-Ahad) yang

dikhususkan untuk belajar

membaca Al-Qur’an dari nol,

atau untuk memperbaiki

bacaan yang belum fasih serta

belajar ilmu tajwid.

2. Karantina Tahsin Sabtu

Ahad Menghafal 1 Juz

Program ini menghafalkan Al-

Qur’an dengan Target 1 Juz

selama dua hari (sabtu-ahad)

dengan syarat telah bisa

membaca Al-Qur’an dengan

benar dan lancar sesuai dengan

Ilmu Tajwid.

3. Karantina Tahfizh

Sepekan Menghafal 5

Juz

Program ini menghafalkanAl-

Qur’an dengan Target 5 Juz

selama sepekan, dengan syarat

telah bisa membaca Al-

Qur’an dengan benar dan

lancar sesuai dengan Ilmu

Page 102: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

86

Tajwid.

4. Karantina Tahfizh

Sebulan Menghafal 30

Juz

Program ini menghafalkan Al-

Qur’an dengan Target 30Juz

selama sebulan, dengan syarat

telah bisa membaca Al-Qur’an

dengan benar dan lancar sesuai

dengan Ilmu Tajwid.

5. Karantina Tahfizh

Mutqin Mukim 3 Bulan

Program memutqinkan

(menguatkan/memantapkan)

hafalan AlQur’an selama 3

Bulan (mukim diKarantina)

dengan syarat pernah

menyetorkan hafalan Al-

Qur’an sebanyak 20 Juz

dengan menyertakan

Syahadah/Ijazah (tertulis) dari

lembaga.

Tabel 4.5 Program Tahfidz (YKTN) Salatiga

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang berlaku di Yayasan Karantina

Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga dapat dilihat pada hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden, sebagai

berikut:

Page 103: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

87

“Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga memiliki tiga

program yaitu yang pertama Tahsin, Tahsin ini fokus pada

pembelajaran Al-Qur’an memperbaiki bacaan Al-Qur’an dan

mempelancar membaca Al-Qur’an. Kedua Tahfidz, program

Tahfidz ini jika santri sudah memenuhi kriteria tahsin maka

program selanjutnya yaitu setoran atau Tahfidz. Ketiga Mutqin,

Mutqin yaitu fokus muroja’ah atau mengulang hafalan dan

melancarkan hafalan, mutqin ini terdiri dari 3 level. Level 1 yaitu 1

hari 5 halaman, level 2 yaitu 1 hari 7 halaman, level 3 yaitu 1 hari

10 halaman.” (KM, 19-05-2019)

Dari hasil paparan Ustd. K M mengenai pembelajaran

Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga dapat diketahui bahwa pembelajran yang

dilaksanakan memiliki tiga program yaitu pertama Tahsin, karena

backgraund yang masuk di Yayasan berbeda-beda maka untuk

menghafal santri harus di tahsin terlebih dahululu untuk membenarkan

dan melancarkan bacaan. Kedua Tahfidz, setelah santri lulus tahsin

maka pembelajaran selanjutnya yaitu menghafal. Ketiga Mutqin

setelah santri selesai atau khatam hafalnya maka santri dianjurkan

untuk mengikuti program mutqin agar hafalnya kuat, dapat dilihat pada

hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden,

sebagai berikut:

Wawancara dengan santri, nama A kelas 2 SMA Gontor

program mutqin, tanggal 18 Mei 2019 di halaman Yayasan

karantina “pembelajaran yang dilakukan di di Yayasan

Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga ini

memiliki 3 program pembelajran yaitu Tahsin, Tahfidz dan

Mutqin berawal dari pelajaran 0 sampai memperkuat hafalan ”

Wawancara dengan santri, nama H N kuliah di IAIN

Salatiga semester Akhir program Tahfidz tanggal 18 Mei 2019

di halaman Yayasan Karantina “ untuk program

Page 104: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

88

pembelajarannya memiliki 3 program pembelajran yaitu

Tahsin, Tahfidz dan Mutqin. Pembelajaranya yaitu dengan

sistem setoran perhalaqoh maju satu-satu yang sudah siap

untuk menyetorkan hafalan”

Dari hasil wawancara yang dipaparkan di atas menunjukan

bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di Yayasan

Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga ini memiliki 3

program yaitu Tahsin, Tahfidz dan Mutqin program ini dimulai dari

awal masuk Yayasan santri dibimbing dari awal atau tahsin

memperbaiki bacaan terlebih dahulu setelah santri lulus tahsin maka

santri lanjut ke program tahsin dan dianjurkan untuk program mutqin

untuk memperkuat hafalannya.

Evaluasi selalu menjadi final dari setiap pembelajaran yang sudah

berlangsung sebagai tolak ukur atau sebagai cara untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman dan penangkapan santri terhadap apa yang

telah dipelajarinya. Maka hasil evaluasi menjadi goal yang akan

menilai hasil belajar para santri. Begitu juga dengan pembelajaran

Tahfidz di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga ini, sebagai pemahaman santri maka pihak yayasan dan

pengajar yang mengampu Tahfidz dengan metode Yadain mengadakan

evaluasi dapat dilihat pada hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan responden, sebagai berikut:

“Kita melakukan evaluasinya dengan cara mengecek buku

penghubung apabila santri tidak sesuai dengan target maka santri

ini dipanggil untuk diberikan konseling, coaching, training dan

terapi” (KM, 19-05-2019)

Page 105: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

89

Berikut hasil evaluasi santri Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga:

ANGKATAN 01

No Nama Perolehan Program

1

Aufa Sultan Majid

Syach

15 halaman

1 Pekan

2

Muhammad Avicena

Al-Attar

10 halaman

1 Pekan

3

Muhammad Zain Eka

Wahyudi

10 halaman

1 Pekan

4 Hasan 8 ½ halaman 1 Pekan

5

Muhammad Ikhwan

Atallah

6 halaman

1 Pekan

6 Husain 5 ½ halaman 1 Pekan

7 Ahmad Saddat 5 halaman 1 Pekan

8

Mahadi Cipta

Pramana

4 ½ halaman

1 Pekan

9

Abdul Hakim Al-

Malik

4 halaman

1 Pekan

10

Asna Aldis Zahrani

Nur Mahmudi

1 Juz

1 Pekan

11 Najwa Hafida 9 halaman 1 Pekan

Page 106: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

90

Mujiono

12 Hanifa Farida 5 halaman 1 Pekan

13 Bilqis Hasna Azizah 8 halaman 1 Pekan

14 Ummu Kultsum 12 halaman 1 Pekan

15

Aisyah Karina

Salsabilah Yuliyanto

9 halaman

1 Pekan

16 Sarah 8 halaman 1 Pekan

17 Alifandra Wirdian 1 Juz 10 halaman 1 Pekan

18 Bary Ahmad 6 halaman 1 Pekan

19

Muhammad Hafiizh

Dimas Saputra

1 Juz 1 halaman

1 Pekan

20

Muhammad Malekad

Majeed Syach Putra

11 halaman

1 Pekan

21

Muhammad Wildan

Mukholladun

1 juz 6 Halaman

1 Pekan

22 Usamah Ad-dari 1 juz 1 Pekan

23 Nunik Nugrahani 10 halaman 1 Pekan

24

Naura Fina Rahadatu

Aisyi

6 halaman

1 Pekan

25 Tiara Faisha Maulani 2 juz 1 Pekan

26 Roidah Agustin 1 juz 1 Pekan

27

Fuziah Habibie

dzahabiyah khuluq

17 halaman

1 Pekan

Page 107: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

91

28

Haniah Firdauzi

Radliya

15 halaman

1 Pekan

29

Haura Hafidzatur

Radliyah

1 juz 9 halaman

1 Pekan

30 Ashofiyatu Arrayan 2 juz 6 halaman 1 Pekan

31 Naila Salsabila Arifin 3 halaman 1 Pekan

32

Nadia Husnayain

Arifin

10 halaman

1 Pekan

33

Ahmad Yusuf

Abdurrahman

1 juz

1 Pekan

34

Kenar Kenji

Nurcahyo

1 juz

1 Pekan

35

Ahmad Syakieb Al

Ghifari

½ juz

2 Hari

36 Nasrullah 2 juz 2 Hari

37

Muhammad Rasyah

Aulia Sabdana

1 juz

1 Pekan

38 Faiz Najhan Averous 1,5 juz 2 Hari

39

Hauzan Lathif Al-

Fadhil

1 juz

1 Pekan

40 Al Musofa ½ juz 2 Hari

41

Maulana Fakhri

Ainun Na’im

1 juz

1 Pekan

Page 108: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

92

42

Muhammad Hafizh

Ikhram Muslimin

1 juz

1 Pekan

43 Agus Setiawan 2 juz 2 hari

44 Nurjazuli 5 surat tahsin 2 hari

45

Aisya Kirany

Salsabila Yuliyanto

8 halaman

1 Pekan

46 Amira Fitri Naila 14 halaman 1 Pekan

47

Anisa Abidatu

Syakiro

3 juz

1 Pekan

48 Hasna Noor Alifa 7 juz 1 Pekan

49 Dian Farida Anies 12 lembar 1 Pekan

50 Aisyah 4 seper 4 halaman 1 Pekan

51

Zidny Taqiya

1 juz lebih 15

halaman

1 Pekan

52

Annisa Rahma Qorina

Shihhah

10 halaman

1 Pekan

53 Rania Hanan Nabila 4 halaman 1 Pekan

54 Rista Perwin 14 halaman 1 Pekan

55 Abdillah 2 halaman 1 Pekan

56 Tsaqif Arayyan Yusuf 2 halaman 1 Pekan

57 Dimarazka Tsabita 20 halaman 1 Pekan

58 Naufal Edria 2 halaman 1 Pekan

Page 109: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

93

59 Mawla Kemal Rizwan 20 halaman 1 Pekan

60 Muhammad Syafi’ 17 halaman 1 Pekan

61 Farah Alfi Kamila 1 1/2 juz 1 Pekan

62

Hafizha Agny Nur

Shofyya

9 halaman

1 Pekan

63

Nasywa Aulia Fathul

Jannah

5 halaman

1 Pekan

64 Prisa Fairuz Dina 1 ¼ juz 1 Pekan

65 Sabriya Amira Andini 6 halaman 1 Pekan

66

Naura Khoirotin

Hisan

1 juz 2 halaman

1 Pekan

67

Adilah Zahra

Salsabila

12 halaman

2 Hari

68 Haula Zhilla Zalila 5 halaman 2 Hari

69 Ida Agus Suryani 17 halaman 2 Hari

70 Rosyida Nurhamidah 20 halaman 2 Hari

71 Ayuk Natalia 11 halaman 2 Hari

72 Ariyanti Dwi Astuti 12 halaman 2 Hari

73 Desi Windi Saputri 1 ¼ juz 2 Hari

74 Muizzatul Azizah 1 ½ juz 2 Hari

75 Riyani 5 halaman 2 Hari

76 Rosiya Qisma Abida 1 juz 2 halaman 1 pekan

Page 110: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

94

77 Dimarazka Tsabita 10 halaman 1 pekan

78 Dafina Rahmanisa 16 halaman 1 pekan

79 Ardra Aziza 1 juz 5 halaman 1 pekan

80

Bunga Arifah

Kusumawati

1 juz 3 halaman

1 pekan

81

Sofia Rif’atul

Mazidah

1 juz

1 pekan

82 Nayla Aisyah Siregar 16 halaman 1 pekan

83

Nurfaiza Syahhana

Putri

1 juz 3 halaman

1 pekan

84 Choirul Amirudin 8 juz 2 pekan

85 Alles Anandhita A 4 juz 2 pekan

86 Ahmad Faiz Alghifari 3 juz 2 pekan

87 Hanan Fitria Salam 7 halaman 2 Hari

88 Hanif Fajrul Falah 5 halaman 2 Hari

89

M Azzam

Hafidzulhaq

2 juz

1 pekan

90 M Zidane Arya P 1 1,7 halaman 1 pekan

91

Nasywan Ahnaf

Diaulaq

3 juz

1 pekan

92

Ahmad Habib Azhar

Farizy

1,5 juz

1 pekan

93 Faiz Perwiz 12 halaman 1 pekan

Page 111: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

95

94 Ilyas 18 halaman 1 pekan

95 Faiq Taqiyyudin 6 halaman 1 pekan

96

Fahri Zaidan

Ramadhan

8 halaman

1 pekan

97

Arya Bima Al-

Ghozali

11 halaman

1 pekan

98

M. Malekad Majeed

Ahmad

2 Juz

2 Pekan

99 Arsyi Hanif Budiman 1 Juz 4 Halaman 1 Pekan

100 Shofia Dewi Fortuna 24 Juz 1 bulan

101 Ratna Noviyanti 5 Juz 1 bulan

102 Lilik Sri Erowati 20 halaman 2 pekan

103

Ammara Anindhita

Aura

1 juz 4 hal

2 pekan

104 Hasna Beauty Fadila 6, 1/3 halaman 2 Hari

105 Sugiyati 6,5 hal 2 Hari

106 D M P Erlinawati 12 halaman 2 Hari

107 Pipin Nopianti 2 Hari

108 Nazilatul Qoni’ah 1 juz 3,5 halaman 2 Hari

109 Sutri Handayani 12 halaman 2 Hari

110 Siti Zuriyah 30 Juz 1 bulan

111 Siti Zuraidah 7,5 halaman 2 Hari

Page 112: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

96

112

Adibah Ayda

Masyanti

1 juz 3 halaman

1 pekan

113 Annisa Ayu Praditha 16 hal 1 pekan

114 Davina Safa Salsabila 9 halaman 1 pekan

115 Raisya Luna Pramesti 1 juz 9 halaman 1 pekan

116 Naura Kamila Zahra 1 juz 3 halaman

117 Calista Aliya Tsabita 20 halaman 1 pekan

118 Monifa FeoFanofa A Tahsin 1 pekan

119 Muji Nurrohmah 3 halaman 2 Hari

120 Ika Rahmawati 1 juz 4 halaman 2 Hari

121 Ika olivia Tahsin 11 halaman 2 Hari

122

Feyza Najhan

Avicena

8 halaman

2 Hari

ANGKATAN 02

123

Syifa Aulia Yulita

Kusumawardhani

4 Juz 8 Hal

TAHSIN 4 Hari

124 Siti Aminah 1 Juz 8 Hal Sabtu Ahad

125 Audita Kusuma Astuti 3 Juz 1 pekan

126

Syifa Maulida

Handiyani

4 Juz 8 Hal

1 pekan

127

Thoriq Shidiq

Shobakhi

14 Juz ¼

2 Pekan

Page 113: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

97

128

Khofifah Nadia

Jannaty

5 Juz

2 Pekan

129

Ratu prasta selly

mahesi

2 Juz

1 Bulan

130

Della Ananda Farista

Ayu

Tahsin

1 Bulan

ANGKATAN 03

131 Anggit Risangaji 15 Juz 1 Bulan

132 Sidiq Aprianto 2 Juz 1 Bulan

133 Bani Adlina Shabrina 2 Juz 1 Pekan

134 Zidni Shofy 30 Juz 1 Bulan

Tabel 4.6 perolehan hafaan santri YKTN Salatiga

Dari paparan diatas evaluasi yang di lakukan di Yayasan Karantina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga dengan cara setiap santri

memiliki buku muthahabbah yang akan diisi oleh muhafidz/muhafidzah

yang berisi beberapa setoran hari itu juga. Evaluasi ini akan dicek setiap

harinya seberapa mampu menghafalnya. Apabila santri tidak sesuai

dengan target atau bisa jadi karena kondisi prikologis maka di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga permasalahan seperti

ini inya Allah bisa diatasi dalam waktu 5-15 menit dengan konseling,

coaching, training dan terapi, insya Allah bisa. Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga mengadakan evaluasi sebagai

peningkatan hasil belajar santri yang dilaksanakan pada setiap minggu.

Page 114: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

98

2. Metode Pembelajaran Tahfizhul Qur’an Yayasan Karantina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

Dalam proses pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfidz Qur’an dilakukan berbagai upaya yang telah penulis

jelaskan diatas, bahwasanya untuk mencapai pembelajaran yang efektif

dan efesien perlu adanya metode yang atau cara yang jelas. Agar

pembelajaran berjalan lancar juga tersistem secara rapi. Sebagaimana

definisi “Metode” pembelajaran sudah penuli jelaskan di bab

sebelumnya. Metode merupakan alat atau cara yang diatur dan melalui

proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud (Suparta dan Hefni,

2003:7).

Dalam proses pencarian data dan informasi yang ada di Yayasan

Karantina Tahfidz Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga. penulis

menemukan beberapa cara normatif maupun alternatif yang digunakan

oleh santri untuk menghafal dan mengulang hafalan Al-Qur’an nya.

Diantara cara atau metode tersebut adalah dengan menggunakan

metode Yadain Litahfizhil Qur’an. Karena cara ini sangat efektif untuk

mengigat ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan apa yang

diungkapkan santri putri sebagai berikut:

“Disni metode yang diberikan adalah metode Yadain yaitu kita

itu agar dapat memisahkan kanan kiri Yadain itu sendiri dari kata

yadun kanan dan kiri. kanan (kata-kata positif) yaitu Akhirat dan

kiri (kata-kata negatif) yaitu hal-hal yang ada di dunia dengan

kanan kiri ini agar dapat membedakan mana yang baik dan yang

buruk dengan metode Yadain ini agar dapat memahami artinya

terlebih dahulu. Metode Yadain Litahfizhil Qur’an dirancang untuk

mengoptimalkan seluruh potensi indera manusia. Sehingga

Page 115: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

99

menghafal bukan hanya dengan mengedepankan gaya visual secara

ekternal saja namun juga secara internal” (AN, 18-09-2019)

Jadi YKTN memiliki metode Yadain yaitu berfokus

menghafalnya itu dengan panca indera. Menghafal kosa katanya

dan artinya dengan sekali kedip. Tetapi kembali setiap individu

punya cara masing masing. (HN, 18-05-2019)

Dari ungkapan Santri tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa

menghafal Al-Qur’an tidak seperti menghafal naskah atau teks pidato.

Sebab kemu’jizatan Al-Qur’an sendiri tidak bisa disamakan dengan karya

sastra manapun. Dan cara dan metode yang digunakann adalah seperti

diatas. Sebab banyak di anatara penghafal Al-Qur’an yang sudah selesai

30 Juz tapi sering lupa di beberapa ayat bahkan beberapa juz, ada juga

yang Tajwid dan Makhorijul hurufnya belum sempurna. Itu semua terjadi

karena pada awal menghafal nya kurang penekanan terhadap Tajwid dan

Makhorijul hurufnya. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

Ustadz Kamal Mustofa:

“pertama yang diujikan adalah tahsin Al-Qur’an. Dari kami akan

meminta kita untuk membaca beberapa ayat dari Al-Qur’’an fungsinya

agar muhafiz dan muhafidahnya tau akan tingkat bacaan kita. Tak

perlu takut jika masih belum lancar membaca Al-Qur’an, karena nanati

akan masuk ke kelas tahsin terlebih dahulu karena dikhawatirkan jika

tidak diuji terlebih dahulu sebelum ujian akan terjadi kesalahan-

kesalahan kesil seperti salah baca huruf (Makhorijul) atau Tajwidnya.

Dan itu apabila sudah melekat pada ingatan, akan salah sampai

seterusnya dan akan susah membenahinya karena sudah melekat pada

ingatan” (KM, 19-05-2019)

Dari situ menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan pembelajaran

Tahfidzul Qur’an maka setiap santri mengikuti program Tahsin karena

kamampuan membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah tajwid

sangat penting dikuasi sebelumnya terjun kedunia menghafal Al-Qur’an.

Bacaan Al-Qur’an yang tidak tepat akan menyulitkan proses menghafal,

Page 116: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

100

sebagaimana bacaan Al-Qur’an yang lancar dan benar bisa mempermudah.

Mengapa? Karena proses membaca sudah tidak menjadi hambatan

sehingga penghafal bisa lanjut ke tahapan berikutnya yaitu memahami.

Metode Yadain yang diterapkan di Yayasan Karantina Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga ini sangat efektif dan mudah untuk

diterapkan dalam menghafal Al-Qur’an karena metode ini metode

menghafal Al-Qur’an bisa dilaksanakan dalam waktu yang singkat, cepat

dan permanen. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Haura

Dia Ulhaq:

“awalnya dulu saya tidak tahu metode ini setelah saya

mengikuti seminar di daerah Solo maka saya tertarik dengan

program ini, dengan itu akhirnya saya mencoba dan Alhamdulillah

yang awalnya tidak tau metode ini sekarang menjadi tahu metode

ini sangat mudah karena kita menghafal Al-Qur’an sekaligus

mentadaburinya maka dari situ akan lebih melekat di dalam

ingatan kita”(AD, 18-05-2-19)

Dari hasil wawancara yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa

metode Yadain Litahfizhil Qur’an sangat evektif untuk hafaln Al-

Qur’an dikarenakan cara atau metode belajarnya dengan

menggabungkan semua kemampuan panca indera. Mata, hidung,

telinga, kulit, dan lidah digunakan untuk menghafal.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfizhul

Qur’an Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga

a. Faktor Pendukung

Dalam rangka meningkatkan kualitas hafalan bagi penghafal

Al-Qur’an perlu adanya penyemimbangan anatara faktor

Page 117: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

101

pendukukng dan faktor penghambat pembelajaran Tahfidz Al-

Qur’’an. Upaya ini terus dilakukan oleh pengasuh dan Ustadz atau

Ustadzah Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

meskipun masih banyak faktor penghambat yang muncul Oleh

karena faktor pendukung yang ada di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor

pendukung pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang berlaku di

Yayasan Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

dapat dilihat pada hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan responden, sebagai berikut:

“Faktor Pendukung yaitu sesuai dengan SOPnya yayasan,

niatnya ikhlas, muroja’ah, fokus, temannya, takdim,

menggunakan waktunya sebaik mungkin”(SL, 19-05-2019)

b. Faktor Penghambat

Setiap proses pembelajaran pasti ada problem atau kendala atau

hambatan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang dituju.

Problem yang dihadapi dalam pembelajaran Tahfidzul Qur’an

adalah:

“Faktor penghambatnya yaitu tidak memenuhi SOP, tidak

datang, tahsinya kurang bagus, belum begitu paham tentang

metode yang digunakan, dan kesehatan” (KM, 19-05-2019)

“Faktor penghambat pertama yaitu bagraundnya berbeda,

males, ngatuk, capek, home sick, makin banyak santri juga

kelamaan setoranya” (HN, 1-05-2019)

Problem atau kendala/hambatan yang dihadapi selama

pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur’an yaitu: dari segi

Page 118: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

102

santrinya yang mana santri itu macam-macam ada yang cepat hafal

dan ada yang lambat dalam menghafal Al-Qur’an, ada yang godaan

dari dalam diri sendiri seperti ngatuk, capek, males, home sick,

kesehatan dll sehingga itu akan menjadi hambatan untuk mencapai

target. Santri yang kurang dalam menghafal maka santri tidak akan

mencapai target. Dari segi yayasan yang mana kebanyakan santri

tidak memenuhi SOP dan metode yang digunakan yang telah

ditentukan dari yayasan maka hal ini juga menghambat dan tidak

memenuhi target.

Page 119: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian secara keseluruhan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian ini, maka sebagai akhir pembahasan,

peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga memeliki 3 program

pembelajaran yaitu: (a) Tahsin adalah cara memperindah atau

memperbaiki bacaan yang meliputi makhorijul huruf (tempat-tempat

keluarnya huruf),,mad (panjang pendek), dan tajwid (hukum bacaan).

(b) Tahfidz dengan sistem pebelajaran bertatap muka langsung

menyetorkan hafalanya. (c) Mutqin adalah memperkuat hafalan

terhadap lafadz-lafadz Al-Qur’an dan menghafal maknanya dengan

kuat. Evaluasi yang di lakukan di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga dengan cara setiap santri memiliki buku

penghubung yang akan diisi oleh muhafidz/muhafidzah yang berisi

beberapa setoran hari itu juga. Evaluasi ini akan dicek setiap harinya

seberapa mampu menghafalnya. Apabila santri tidak sesuai dengan

target atau bisa jadi karena kondisi prikologis maka di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga permasalahan

seperti ini bisa diatasi dengan cara konseling, coaching, training dan

terapi.

Page 120: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

104

2. Metode yang digunakan di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga adalah metode Yadain Litahfizhil Qur’an

metode ini sangat evektif untuk menghafal Al-Qur’an dikarenakan cara

atau metode belajarnya dengan menggabungkan semua kemampuan

panca indera. Mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah digunakan untuk

menghafal.

3. Adapun Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Tahfidz Al-

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga adalah: (a) Niatnya yang ikhlas (b) Sesuai dengan SOPnya

yayasan (c) Muroja’ah (d) Fokus (e) Temannya atau Patner yang saling

memberi motivasi (f) Ta’dzim (g) menggunakan waktunya sebaik

mungkin (h) Tersedinya Muhafidz yang selalu memberikan dukungan

(i) adanya fasilitas yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya

adalah: (a) Tidak memenuhi standar SOP Yayasan (b) Tidak datang

saat setoran (c) Tahsinnya kurang bagus (d) Belum begitu paham

tentang metode yang digunakan (e) kesehatan (f) backgraundnya

berbeda (h) Males (i) Mengantuk (j) Capek (k) Home sick (l) Makin

banyak santri juga kelamaan setoranya”

B. Saran

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, tidak mengurangi

rasa hormat penulis kepda pengasuh sekaligus Asatidz dan Santri

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga, penulis

berusaha memberi saran dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian

Page 121: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

105

dan pembahasan tentang Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di

Santri Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga.

maka peneliti akan menyampaikan beberapa saran yang berhubungan

dengan hal-hal yang bersangkutan. Adapun beberapa saran tersebut

adalah:

1. Bagi Yayasan

Diharapkan bagi Yayasan untuk lebih menambah serta

mengembangkan program yang sudah ada seperti program

Muruja’ah setiap harinya agar dalam hafalan lebih kuat lagi dalam

ingatan karena Muruja’ah itu tidak semudah membuat hafalan.

2. Bagi Muhafidz/Muhafidzah

Diharapkan bagi Muhafidz/Muhafidzah memberikan evaluasi

bukan hanya mengecek buku muthahabbah dan konseling,

coaching, training dan terapi saja akan tetapi juga diberikan

evaluasi tes Hafalanya agar dapat mengetahui sebagaimana

kemampuan mengigat hafalanya.

3. Bagi Santri

Untuk lebih memudahkan dalam menghafal Al-Qur’an dan

mempertahankan ayat yang sudah dihafal. Maka usahakan ayat

yang sudah dihafal di Muroja’ah tidak menambah hafalan terus

agar ayat yang sudah di hafal tidak cepat lupan dan kuat.

Santri diharapkan salalu tekun dalam mengikuti pembelajaran

dan selalu menaati peraturan dan nasehat Pengasuh atau

Page 122: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

106

Muhafidz/Muhafidzah. Ayat yang sudah dihafalkan, supaya

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan digunakan secara

fungsional untuk membaca dan memahami setiap situasi sehari-

hari, seperti dalam bertutur kata, berperilaku datau dalam

berdakwah.

Page 123: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

107

DAFTAR PUSTAKA

Abrahah, Awlad Ahmad. 2018. Rihlah Tahfizh Metode Pendidikan dan

Menghafal Al-Qur’an. Lirboyo: Lirboyo Press.

Anam Nurul, Mutohar Ahmad. 2013. Moderesasi Pendidikan Islam dan

Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali Murtadlo, Zainal Aqib. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Inovatif. Bandung: CV Yrama Widya.

Ashadi. 2018. Reviewed From Information Processing Model For Primary Scool

Teachers. Jurnal UNS, No. 17, Vol. 09.

Badwilan, Salim Ahmad. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an dan

Rahasia-rahasia Keajaibannya. Jogjakarta: DIVA Press.

Cahyono, Guntur. 2019. Media Pembelajaran Teori dan Praktik Pembelajaran.

Sukoharjo: Oase Pustaka.

Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif fan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hefni Harjani, Suparta Munzier. 2003. Metode Dakwah. Jaakarta Timur: Prenada

Media

Iryadi Yadi, Al-Makhtum Saied. 2018. Karangtina Hafal Al-Qur’an Sebulan.

Ponorogo: CV Alam Pena.

Khallaf, Wahhab Abdul. 2014. Ushul Fiqih. Semarang: Toha Putra Semarang.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Marza. 2017. Regulasi Diri Remaja Penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Jami’atul Qurro’ Sumatera Selatan. Jurnal Raden Fatah, Vol. 06, No. 01.

Moleong.2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Murtadlo Ali, Aqib Zainal. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran. Bandung: CV

Yrama Widya.

Muthoifin. 2016. Metode Pembelajaran Taḥfīẓ Al-Qur’an Di Madrasah Aliyah

Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar Dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi Surakarta.

Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2.

Nuha, Ulin. 2016. Ragam Metodologi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab.

Yogyakarta: DIVA Press.

Page 124: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

108

Raihan Ummu. 2016. Mencetak Hafidz Cilik. Solo: Gazza Media.

Rasimin. 2018. Metode Penelitian. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Rasyid. 2016. Strategi Peningkatan Hafalan Qur’an Melalui Gerakan Madrasah

Menghafal Al-Qur’an. Bandung: UI Press

Sanjaya, Wina. 2017. Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Setyanto, Ardi. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar Mengajar. Jogjakarta:

DIVA Press.

Syafe’i, Rachmat. 2015. Ilmu Ushull Fiqih. Bndung: CV Pustaka Setia.

Sudarto. 2016. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Budi Setia.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

CV Alfabeta

Sulistyorini, Fthurrohman Muhammad. 2012. Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Teras.

Umar. 2017.Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di Smp Luqman Al-

Hakim. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 1.

Usman. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: TERAS.

Wardoyo, Mangun Sigit. 2015. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:

Alfabeta.

Wahid, Alawiyah Wiwi. 2013. Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an.

Yogyakarta: DIVA Press.

Wahyudi Rofiul, Wahidi Ridhoul. 2016. Sukses menghafal Al-Qur’an Meski Sibuk

Kuliah. Yogyakarta: Semesta Hikmah.

Yaniawati Poppy, Indrawan Rully. 2016. Metodologi Penelitian. Bandung: PT

Refika Aditama.

Page 125: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

109

Page 126: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

1

TRANSTLITERASI ARAB – LATIN

(Dari Buku Panduan Standar Penulisan dan Penerjemahan Pustaka Al-Kautsar)

TH = ط A = ا

DZ = ظ B = ب

‘ = ع T = ت

GH = غ TS = ث

F = ف J = ج

Q = ق H = ح

K = ك KH = خ

L = ل D = د

M = م ZH = ذ

N = ن R = ر

W = و Z = ز

H = ه S = س

‘ = ء SY = ش

Y = ي SH = ص

DH = ض

Page 127: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

2

Page 128: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

3

Page 129: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

4

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Supri Hidayati Jurusan : Pendidikan Agama Islam

NIM : 23010150135 Dosen PA : Prof. Dr. MUH. Saerozi,

M.Ag.

NO JENIS KEGIATAN WAKTU

KEGIATAN

SEBAGAI NILAI

1. CERTIFICATE ACHIEVEMENT

HAS JOINED IN ENGLISH

COURSE AND CAMP EGYPT

Islamic Boarding and Caurse (Pare,

Kediri, Jawa Timur)

5 Januari – 3

Februari 2017

Peserta 10

2. SYAHADAH OF ACHIEVEMENT

HAS JOINED IN ARABIC

COURSE AND CAMP EGYPT

Islamic Boarding and Caurse (Pare,

Kediri, Jawa Timur)

7 Januari – 3

Februari 2018

Peserta 10

3. Sertifikat Program Bidikmisi IAIN

Salatiga “Menghafal Juz 30” di

Pondok Pesantren Madrosatul

Qur’an Boyolali

11 Januari – 9

Februari 2016

Peserta 10

4. IJAZAH (Kursus Pembina Pramuka

Tingkat Dasar ) KMD Gerakan

Pramuka Kwartir Cabang 1132 Kota

Salatiga Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Gerakan Pramuka

06 – 11

September

2016

Peserta 8

5. IJAZAH (Kursus Pembina Pramuka

Mahir Tingkat Lanjut ) KML

22 – 27

September

Peserta 8

Page 130: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

5

Gerakan Pramuka Kwartir Cabang

1132 Kota Salatiga Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Gerakan Pramuka

2017

6. Sertifikat Seminar Nasional LDK FA

“ Ya Allah I’m Falling in Love ”

26 November

2016

Peserta 8

7. Sertifikat Seminar Nasional dan

Launching LPM Dinamika “

HEDONISME ”

4 Maret 2017 Peserta 8

8. Sertifikat Seminar Nasional HMJ

KPI “ Peran Media Masa Terhadap

Kelestarian Lingkungan Hidup “

19 November

2015

Peserta 8

9. Sertifikat Seminar Nasional HMJ

SKI “ Jendral Sudirman Inspirasi

Anak Bangsa “

11 November

2015

Peserta 8

10. Sertifikat Seminar Nasional HMI “

Pembangunan Karakter Bangsa

Upaya Mewujudkan Generasi Muda

yang Berbudaya untuk Indonesia

Bermartabat “

9 April 2016 Peserta 8

11. National Achievement Motivation

Training “ Solusi Cerdas, Sukses

Akademis dan Organisasi “

01 Oktober

2016

Peserta 8

12. Sertifikat Seminar Nasional HMJ

PAI “ Pendidikan Agama Menjadi

Pelopor Kebangkitan Nasional di Era

Modern “

21 Mei 2016 Peserta 8

13. Certificate National Seminar CEC “

The Use of English as a Medium of

Islamic Preaching”

28 Maret 2016 Peserta 8

14. Sertifikat Seminar Nasional 29 November Peserta 8

Page 131: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

6

Tantangan Literasi di Era Digitsl “

Santri Melawan Hoax dan Tolak

Politisasi SARA Demi Tegaknya

Pancasila dan NKRI”

2018

15. Sertifikat Bahasa Arab UPTPB IAIN

Salatiga

22 Februaro –

10 Juni 2016

Peserta 6

16. Sertifikat Bahasa Inggris UPTPB

IAIN Salatiga

22 Februaro –

10 Juni 2016

Peserta 6

17. Certificate Scholarship Seminar YA

BISMILLAH “ Unlocking The

Future Through Sxholarship”

23 Maret 2017 Peserta 3

18. Sertifikat MAKESTA IPNU IPPNU

PAC Tuntang

24-25 Februari

2018

Peserta 3

19. Sertifikat Annivarsary YA

BISMILLAH Ke-5 “ Satu Arah,

Satukan Langkah dalam Mencapai

Masa Depan Gemilang “

12 Agustus

2017

Peserta 3

20. Sertifikat HMI Dialog interaktif dan

sebagai donator korban bencana

29 Juni 2016 Peserta 3

21. Sertifikat Penerimaan Anggota Baru

JQH al-Furqon 2015 “ Keep on

Loving Holy Qur’an to Reach a

Peacefullness of Life “

25-26

Desember

2015

Peserta 3

22. Sertifikat Ramadhan In Campus “

Bersahabat dengan Al-Qur’an,

Menjadi Keluarga Terdekat Sang

Maha Rahman “

15 Juni 2017 Peserta 3

23. Sertifikat Dauroh Marhalah (DM) “

Optimalisasi Peran Pemuda Sebagai

Director of Change “

17-18 Oktober

2015

Peserta 3

Page 132: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

7

24. Sertifikat IBTIDA’ LDK FA 29-30 Oktober

2016

Peserta 3

25. Sertifikat Training Entrepreneurship

YA BISMILLAH “ Kiat

Berwirausaha Sukses dan Mandiri

Melalui Bisnin Online “

30 Oktober

2017

Peserta 3

26. Sertifikat Library User Education

UPT Perpustakaan

21 Agustus

2015

Peserta 3

27. Sertifikat Training Kader I LDK FA

“ Mencetak Kader Dakwah yang

Berkarakter Rabbani Demi

Mewujudkan Generasi Unggul “

8-9 April 2017 Peserta 3

28. Sertifikat Training Kader II LDK FA

“ Membentuk Kader Dakwah

Cerdas, Berkarakter dan Siap

Berkontribusi di Masyarakat ”

1-2 Desember

2017

Peserta 3

29. Sertifikat Seminar Motivasi “

Mrnumbuhkan Semangat Berprestasi

Sebagai Wujud Pengabdian Bangsa

di Era Global “

24 Desember

2015

Peserta 3

30. Sertifikat Diskusi Aktif HMJ PAI “

Peran Perempuan dalam Dunia

Pendidikan “

10 September

2015

Peserta 3

31. Sertifikat Seminar Regional HMJ

PGRA “ Spiritual dan Prophetic

Parenting di Era Digital “

14 September

2016

Peserta 3

32. Sertifikat Pelatihan Desain Grafis

“Berkreasi melalui Desain Grafis “

17-18 Mei

2017

Peserta 3

Page 133: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

8

Page 134: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

9

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber :Ustadz/Ustadzah dan pengurus Yayasan Karantina

Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

Judul Penelitian :Metode Pembelajaran Tahfizul Qur’an di

Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional

(Yktn) Salatiga Tahun 2019

1. Bagaimana Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

2. Bagaimana Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang dipakai di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

3. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidzul Qur’an

di Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

Page 135: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

10

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber :Santri/Peserta Yayasan Karantina Tahfidzul Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga

Judul Penelitian :Metode Pembelajaran Tahfizul Qur’an di

Yayasan Karangtina Tahfizh Qur’an Nasional

(Yktn) Salatiga Tahun 2019

1. Bagaimana metode yang anda gunakan dalam menghafal Al-Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

2. Apa Saja Faktor Pendukung Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

3. Apa Saja Faktor Penghambat Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

Page 136: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

11

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Kamal Mustofa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Ustadz

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an

di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga ini memiliki 3 program

tahsin atau ditalaki dari nol atau

memperbaiki bacaan samoai

dengan lancar, tahfidz dengan

cara setoran kepada ustadz

secara bertatap muka dan mutqin

atau memperlacar hafalan.

2. Bagaimana Metode Pembelajaran

Tahfidzul Qur’an yang dipakai di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Metode Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an yang digunakan

Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga ini menggunakan

metode Yadain Litahfizhil

Qur’an. Yadain itu berati 2

Page 137: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

12

tangan, ada dua sisi didalam Al-

Qur’an kalau ada baik pasti ada

buruk intinya mengetahui siapa

pelakunya, apa yang dikerjakan

dan sifatnya itu bagaimana dan

mentadaburi isi al quran apa yg

dibaca.

3. Apa Saja Faktor Pendukung dan

Penghambat Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

Faktor Pendukungnya yaitu

rezeki dari Allah dan fasilitas yg

terpenui. Dan untuk faktor

penghambatnya yaitu tidak

memenuhi SOP, tidak datang,

tahsinya kurang bagus, belum

begitu paham tentang metode

yang digunakan, dan kesehatan.

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran

Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga?

Evalusinya dengan cara

mengadakan rapat ustadz, staf,

admin dan pendamping, sudah

ada perhalaqah ada kendala atau

tidak, jikalau ada dievaluasi

kesalahanya apa kekuranganya

apa lalu diberikan solusi

kemudian disampaikan kepada

Page 138: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

13

santri.

Page 139: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

14

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Sela

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Ustadzah

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

pembelajaran yang digunakan

ada 3 program yaitu tahsin

(memperlancar hafalan), tahfid

(menghafal) kita menerima

setoran dan mutqin (

memperlancar hafalan) selama 3

bulan.

2. Bagaimana Metode Pembelajaran

Tahfidzul Qur’an yang dipakai di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Metode yang digunakan di

Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga dengan metode Yadain

yaitu dengan cara merekan

dengan semua pancaindra mulai

dari melihat, merasaakan

mendengar dan memperagakan.

Semisal satu ayat direkam dulu

lalu di tadabur kemudian baru

Page 140: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

15

dihafalkan.

3. Apa Saja Faktor Pendukung dan

Penghambat Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

Faktor Pendukung yaitu sesuai

dengan SOPnya yayasan,

niatnya ikhlas, muroja’ah, fokus,

temannya, takdim,

menggunakan waktunya sebaik

mungkin. Faktor

Penghambatnya yaitu anaknya

bisa tidak bisa mengoptimalkan

waktu dan tidak sesuai dengan

SOP.

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran

Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga?

Evalusainya adalah dengan cara

ada rapat koordinasi ketika ada

masalah kita ambil solusi

kemudian disampaikan kepada

santri.

Page 141: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

16

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Mugi Utami

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Ustadzah

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

Untuk pembelajaran yang

digunakan ada 3 program yaitu

tahsin (memperlancar hafalan),

tahfid (menghafal) kita

menerima setoran dan mutqin (

memperlancar hafalan) selama 3

bulan.

2. Bagaimana Metode Pembelajaran

Tahfidzul Qur’an yang dipakai di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Metode yang digunakan di

Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga dengan metode Yadain

yaitu Perkata untuk ditadabur.

dengan cara merekan dengan

semua pancaindra mulai dari

melihat, merasaakan mendengar

dan memperagakan. Semisal

satu ayat direkam dulu lalu di

Page 142: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

17

tadabur kemudian baru

dihafalkan.

3. Apa Saja Faktor Pendukung dan

Penghambat Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an di Yayasan Karantina Tahfizh

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga

Faktor Pendukung yaitu sesuai

dengan SOPnya yayasan,

niatnya ikhlas, muroja’ah, fokus,

temannya, takdim,

menggunakan waktunya sebaik

mungkin. Faktor

Penghambatnya yaitu anaknya

bisa tidak bisa mengoptimalkan

waktu dan tidak sesuai dengan

SOP.

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran

Tahfidzul Qur’an di Yayasan

Karantina Tahfizh Qur’an Nasional

(YKTN) Salatiga?

Evalusainya adalah dengan cara

ada rapat koordinasi ketika ada

masalah kita ambil solusi

kemudian disampaikan kepada

santri.

Page 143: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

18

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Alles Anandita

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Santri

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana metode yang anda

gunakan dalam menghafal Al-Qur’an

di Yayasan Karantina Tahfidzul

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

Disni metode yang diberikan

adalah metode Yadain yaitu kita

itu agar dapat memisahkan

kanan kiri Yadain itu sendiri dari

kata yadun kanan dan kiri. kanan

(kata-kata positif) yaitu Akhirat

dan kiri (kata-kata negatif) yaitu

hal-hal yang ada di dunia dengan

kanan kiri ini agar dapat

membedakan mana yang baik

dan yang buruk dengan metode

Yadain ini agar dapat

memahami artinya terlebih

dahulu.

2. Apa Saja Faktor Pendukung

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Untuk faktor pendukung dri saya

yaitu motifasi,

Page 144: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

19

Nasional (YKTN) Salatiga?

3. Apa Saja Faktor Penghambat

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Kalau kendala biasanya yang

bikin susah hafalan yaitu faktor

kita deket dengan Allah atau

tidak faktor maksiat juga, faktor

mandsetnya kita.

Page 145: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

20

HASIL WAWANCARA

Narasumber : H N A Fajriani

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Santri

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana metode yang anda

gunakan dalam menghafal Al-Qur’an

di Yayasan Karantina Tahfidzul

Qur’an Nasional (YKTN) Salatiga?

Jadi YKTN memiliki metode

Yadain yaitu berfokus

menghafalnya itu dengan panca

indera. Menghafal kosa katanya

dan artinya dengan sekali kedip.

Tetapi kembali setiap individu

punya cara masing masing.

2. Apa Saja Faktor Pendukung

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Faktor pendukungnya yaitu

Pengajarnya, fasilitas dll

3. Apa Saja Faktor Penghambat

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Faktor penghambat pertama

yaitu bagraundnya berbeda,

males, ngatuk, capek, home sick,

makin banyak santri juga

kelamaan setoranya.

Page 146: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

21

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Haura Dia Ulhaq

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Santri

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana metode yang anda

gunakan dalam menghafal Al-

Qur’an di Yayasan Karantina

Tahfidzul Qur’an Nasional (YKTN)

Salatiga?

Disini menggunakan Al-Qur’an

Yadain Metode yag digunakan

yaitu metode Yadain itu dalam

satu halaman kan ada 15 baris

dalam 1 baris dihafal 1 menit. 15

menit buat menghafal dan 15

menit buat melancarkan baru

disetorkan .

2. Apa Saja Faktor Pendukung

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Faktor Pendukungnya yaitu Para

muhafidzohnya selalu

memmberikan semangat dan

temannya.

3. Apa Saja Faktor Penghambat

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di

Yayasan Karantina Tahfizh Qur’an

Nasional (YKTN) Salatiga?

Penghambatnya yaitu ngantuk,

soalnya kan sama Al-Qur’an

otomatis syaiton tidak

membiarkan kita mesti digagu

Page 147: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

22

entah ituk ngantuk, ingin ke

kamar mandi, ngobrol dll.

Page 148: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

23

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar II Proses Wawancara dengan santri putra

Gambar III Proses Wawancara dengan santri putri

Page 149: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

24

Gambar IVProses Wawancara dengan Pengurus/ustadz

Gambar V proses pembelajaran santri

Page 150: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

25

Gambar IV Proses setoran hafalan kepada Muhafidzah

Gambar VII kegiatan shalat berjamaah

Page 151: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

26

Gambar VIII Contoh Al-Qur’an Yadain

Gambar XI Contoh isi Al-Qur’an Yadain

Page 152: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

27

Gambar X Peneliti dengan santri

Page 153: METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’ANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5962/1/pdf.pdf · 2019. 9. 19. · i METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI YAYASAN KARANTINA TAHFIDZH

28

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : SUPRI HIDAYATI

Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang 31 Juli 1997

NIM : 23010150135

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Alamat Asal : Dsn. Santan 10/02, Ds. Kuwarasan, Kec.

Jambu, Kab. Semarang

B. Orang Tua

Ayah : Alm Suniman

Ibu : Jumini

Pekerjaan : Petani

C. Motto

Enom tirakat, tuo nemu derajat

D. Riwayat Pendidikan

No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Lulus (Tahun)

1. SD N Kebondalem 01 2003 2009

2. SMP Muhammadiyah Jambu 2009 2012

3. SMK Islam Sudirman 1

Ambarawa

2012 2015

4. S1 PAI IAIN Salatiga 2015 2019