32
i Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning Cycle 7-E terhadap Metode Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga OLEH KRISTIAN HARYANTO TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi: Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains dalam bidang Teologi (S.Si Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WCANA SALATIGA 2018

Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

i

Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman

Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning Cycle 7-E terhadap

Metode Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga

OLEH

KRISTIAN HARYANTO

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi: Fakultas Teologi guna memenuhi

sebagian dari persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains dalam bidang

Teologi (S.Si Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WCANA

SALATIGA

2018

Page 2: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

ii

Page 3: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

iii

Page 4: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

iv

Page 5: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

v

Page 6: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

vi

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur yang penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

dan anugerah yang berlimpah dalam kehidupan ini sehingga penulis dapat mengerjakan

dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Metode Pendidikan Agama Kristen dengan

Peserta Didik Multi-Iman; Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning Cycle 7-E

terhadap Metode Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga. Tugas Akhir ini

disusun sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sarjana

Fakultas Teologi di Universitas Kristen Satya Wacana. Selama penyusunan Tugas Akhir

ini, penulis menerima banyak saran, kritik,dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat

berjasa bagi penulis. Penulis sadar bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan

lancar dan selesai jika tidak ada pihak-pihak tersebut. Oleh sebab itu, dengan rendah hati

penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Pdt. Yusak B. Setyawan, MATS. Ph. D. selaku dosen pembimbing 1 yang telah

meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk membimbing pada saat proses

penulisan Tugas Akhir penulis.

2. Pdt. Agus Supratikno, M. Th. selaku dosen pembimbing 2 yang telah mengijinkan

penulis untuk pertama kalinya mengajukan judul sehingga penulis bisa

menlanjutkan kembali proses Tugas Akhir ke tahap selanjutnya.

3. Seluruh dosen dan pegawai Tata Usaha Fakultas Teologi Universitas Kristen

Satya Wacana yang telah banyak berjasa memberikan pengetahuan dan

menambah wawasan baru bagi penulis, bahkan membantu penulis dalam

pengurusan berbagai administrasi perkuliahan dari awal perkuliahan hingga akhir

proses penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Seluruh anggota dan staff Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian. Bapak Junianto

sebagai guru Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga yang telah

banyak membantu dalam proses penelitian.

5. Orang tua dan keluarga penulis, yang selalu berdoa dan memberikan banyak

bantuan selama manjalani proses perkuliahan. Terimakasih atas kesabaran serta

ketabahan Bapak dan Mama selama ini.

6. Gloria Stefhanie Pirade yang selalu mengingatkan dan memberikan semangat

dalam mengerjakan Tugas Akhir ini bahkan pada saat penulis sudah terlalu malas

untuk mengerjakan Gloria tetap dengan sabar terus mengingatkan.

7. Teman-teman angkatan 2012 fakultas Teologi yang telah banyak membantu

penulis selama proses perkuliahan. Khususnya Novita Yonina (mamih), Fikita

Sirap, Dimas Krisnadi, Hendrik Raco, Dixon Sinaga, Yosua Partogi, Rafael

Salakory, Silvio dan lain-lain terimakasih telah menemani selama di Salatiga

semoga ada saatnya kita dapat berjumpa kembali.

8. Teman-teman kos Cemara II nomor 75 yang telah menjadi keluarga selama

kurang lebih 4 tahun.

Page 7: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

vii

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi mahasiswa yang akan menulis

dengan tema Pendidikan Agama Kristen dan Pendidik terkhusunya SMA Kristen 1

Salatiga yang terlibat dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Salatiga, 02 Mei 2018

Kristian Haryanto

Page 8: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ................................................................. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ...................................................... iv

PERNYATAAN BEBAS ROYALTI DAN PUBLIKASI ................................ v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................................ x

1. Pendahuluan ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan Penlitian ............................................ 5

1.3. Manfaat Penelitian dan Metode Penelitian ......................................... 5

1.4. Sistematika Penulisan .......................................................................... 6

2. Teori Pembelajaran Learning Cycle 7-E untuk Pendidikan Agama

Kristen dengan peserta didik multi-iman .................................................. 6

2.1. Belajar .................................................................................................. 6

2.2. Berbagai Model Pembelajaran ............................................................ 7

2.3. Model Learning Cycle 7-E .................................................................... 8

2.4. Tahapan Model Learning Cycle 7-E .................................................... 9

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Learning Cycle 7-E ................................. 12

3. Hasil Penelitian Teori Learning Cycle 7-E kelas XI (sebelas) di SMA

Kristen 1 Salatiga ........................................................................................ 13

3.1. Profil SMA Kristen 1 Salatiga ............................................................. 13

3.2. Sumber Data ......................................................................................... 14

3.3. Hasil Penelitian Teori Learning Cycle 7-E dalam Metode

Pendidikan Agama Kristen ................................................................... 14

Page 9: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

ix

3.4. Pemahaman siswa dan Guru terhadap metode pembelajaran

Pendidikan Agama Kristen ................................................................... 16

4. Kajian Kritis dari Perspektif Teori Learning Cycle 7E terhadap

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1

Salatiga Kelas XI Tahun 2017/2018 ........................................................... 17

4.1. Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun

2017/18 terhadap Pendidikan Agama Kristen dari Perspektif

Teori Learning Cycle 7-E ...................................................................... 17

4.2. Kendala Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen terhadap

Siswa Multi-Iman Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga 2017/2018

dari Perspektif Learning Cycle 7-E ....................................................... 19

5. Penutup ....................................................................................................... 19

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 19

5.2. Saran ..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

Page 10: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

x

Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman

Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning Cycle 7-E terhadap Metode

Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga

Abstrak

Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah salah satu mata pelajaran wajib bagi

sekolah yayasan Kristen, pada umumnya baik siswa dengan latar belakang agama Kristen

maupun non-Kristen tetap diwajibkan mengikuti mata pelajaran PAK. Dalam situasi seperti

ini terdapat beberapa tantangan bagi guru PAK pada saat menyampaikan materi yang akan

diterima oleh seluruh siswa multi-iman oleh karena itu dibutuhkan belajar mengajar yang

efektif dan kreatif sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik saat proses

pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7-E diharapkan

siswa multi-iman dapat memahami mata pelajaran PAK dengan baik, proses pembelajaran

yang terjadi dapat lebih efektif dan kreatif.

Rumusan masalah dalam penelitan ini adalah bagaimana teori pendidikan berbasis

Learning Cycle-7-E diterapkan untuk melakukan tinjauan kritis terhadap peserta didik multi-

iman kelas XI tahun ajaran 2017/2018 di SMA Kristen 1 Salatiga?. Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran

Learning Cycle 7-E berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa multi-iman

terhadap materi pembelajaran PAK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama

kelas serta sebagian siswa kelas. Uji coba penelitian ini dilakukan di SMA Kristen 1 Salatiga

kelas XI tahun ajaran 2017-2018.

Hasil dari penelitian menunjukan terdapat perbedaan situasi pembelajaran pada saat

menggunakan model pembelajaran Learing Cycle 7-E dan peningkatan kemampuan berpikir

siswa dalam setiap pemecahan masalah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan mengunakan Learning Cycle 7-E pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Kristen dapat meningkatkan kemampuan siswa Kristen maupun siswa non-Kristen.

Kata Kunci: learning cycle 7-E, pendidikan agama kristen, model pembelajaran.

Page 11: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

1

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mendorong siswa mengalami peristiwa

belajar di dalam hidupnya. Dalam hal ini tujuan pendidikan adalah membentuk manusia

yang seutuhnya, membentuk pribadi yang mandiri dalam sikap pemikiran, perasaan,

berwawasan luas dan mampu bekerja sama. Dalam pendidikan hendaknya terjadi proses

edukatif, artinya bahwa dalam unsur pendidikan hendaknya terjadi interaksi yang

dinamis antara pendidik dan anak didik1. Unsur-unsur pendidikan yang perlu mendapat

perhatian adalah adanya tujuan yang jelas, tersedianya materi yang baik, interaksi yang

dinamis dari pendidik dan naradidik, serta metode pengajaran yang efektif dan kreatif.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah pendidikan yang berisi ajaran tentang iman

Kristen. Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah pendidikan yang berisi ajaran-ajaran

kekristenan dengan menekankan ketiga aspek pendidikan yaitu pengetahuan (kognitif),

sikap dan nilai-nilai (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik) yang berdasarkan iman

Kristen2. Pendidikan Agama Kristen (PAK) di sekolah bukanlah semata-mata untuk

memenuhi tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi lebih jauh dari pada itu.

Lewat Pendidikan Kristen peserta didik diharapkan dapat berkembang terus dalam

pemahaman tentang Allah dan menolong mereka supaya dapat hidup sebagai murid-

murid Kristus. Pada hakikatnya PAK adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan

berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat

memahami dan menghayati nilai-nilai Kristen yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. PAK cenderung kearah pembahasan

Alkitab secara harfiah sehingga terkesan bahwa pengajaran PAK hanya ditunjukan bagi

siswa yang beragama Kristen.

Dewasa ini PAK menjadi salah satu pelajaran yang diwajibkan bagi sekolah yayasan

Kristen. Sekolah Yayasan Kristen pada awalnya hanya ingin menerima peserta didik

yang beragama Kristen saja akan tetapi seiring berjalannya waktu fasilitas yang

diberikan oleh Sekolah Yayasan Kristen menarik perhatian dari berbagai kalangan

sehingga banyak dari peserta didik non-Kristen tertarik untuk menimba ilmu di Sekolah

Yayasan Kristen tersebut. Dengan adanya peserta didik non-Kristen mata pelajaran PAK

harus sedikit diubah dengan menggunakan Pendidikan Agama yang berbasis

1 Budiyana Hardi, dasar-dasar pendidikan agama kristen, (Solo: Berita Hidup Seminary, 2011), 2.

2 Budiyana Hardi, dasar-dasar pendidikan agama kristen,(Solo: Berita Hidup Seminary, 2011), 4.

Page 12: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

2

multikultural. Istilah pendidikan multikultural secara etimologis terdiri atas dua terma,

yaitu pendidikan dan multikultural. Dalam KBBI pendidikan diartikan sebagai proses

pengubahn sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan

mendidik. Sedangkan, multikultural merupakan gejala pada seseorang atau suatu

masyarakat yang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan3.

Dengan demikian pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai proses pengembangan

sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik

yang menghargai pluralitas dan heterogenitas secara humanistik4.

Dalam menjalankan perannya, seorang pendidik perlu menyiapkan diri sebaik

mungkin. Pendidik menyiapkan tema yang berkaitan dengan pengalaman konkret peserta

didik multi-iman. Ada tiga pedoman yang harus diperhatikan dalam menyiapkan tema.

Pertama, tema yang dipilih merupakan praksis masa kini yang penting bagi peserta dan

memiliki arti dalam hidup mereka. Tema praksis masa kini akan mendorong peserta aktif

dan berpartisipasi dalam proses belajar-mengajar. Kedua, tema yang dipilih harus sejalan

dengan pendekatan shared-praxis yang mendukung terciptanya nilai-nilai “berbagi”,

yaitu partnership, partisipasi dan dialog. Ketiga tema yang dipilih harus sesuai dengan

usia peserta dan tujuan kegiatan5.

Berdasarkan pengalaman PPL V di SMA Kristen 1 Salatiga, kesulitan utama bagi

pendidik adalah pada saat menyampaikan materi dikarenakan adanya perbedaan latar

belakang kehidupan beragama dari peserta didik Kristen dan non-Kristen. Peserta didik

yang beragama Kristen pada umumnya sudah lebih dahulu mendapatkan pengajaran

PAK sedangkan peserta didik non-Kristen memiliki pemahaman yang berbeda tentang

Pendidikan Agama. Perbedaan pemahaman seperti ini yang menjadi kendala bagi

pendidik dalam menyampaikan materi PAK. Oleh karena itu metode-metode yang

digunakan dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk diperhatikan. Metode

yang digunakan pendidik pada saat ini sudah cukup baik namun belum mampu

mengatasi kesulitan yang didapatkan dari siswa non-Kristen.

3 Depdiknas, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 762. 4 Yangin Panmilo, Gereja dan Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 14.

5 Kurniawati Maryam, Pendidikan Kristiani Multikultural, (Tanggerang: Bamboo Bridge Press, 2014), 81.

Page 13: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

3

Metode merupakan cara, teknik, atau prosedur yang digunakan sebagai alat perantara

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kalimat sederhana, metode adalah bagaimana

mengajarkan sesuatu kepada orang/komunitas tertentu. Dalam hal ini, yang diajarkan

merupakan pokok ajaran yang ingin diinformasikan. Pengajaran/ pembelajaran

merupakan terjemahan dari kata “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia

pendidikan di Amerika Serikat. Kegiatan ini berarti menempatkan anak-anak sebagai

pusat kegiatan pembelajaran6. Dengan demikian metode merupakan salah satu acuan

atau rencana yang digunakan dalam proses pengajaran yang melibatkan anak secara

aktif.

Berbicara tentang metode pengajaran dalam PAK ada beberapa yang sering

digunakan salah satunya adalah metode pengajaran PAKEM, metode pembelajaran

mandiri, metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan metode Learning Cycle 7-

E. Metode PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) berasal dari

konsep bahwa pembelajaran berpusat pada anak (student-centered learning) dan

pembelajaran harus besifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi

untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau

takut7. Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari

metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh

siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan

metode mengajar. Selain metode PAKEM, metode learning cycle 7-E juga dapat menjadi

acuan dalam strategi pembelajaran di Sekolah. Metode learning cycle 7-E adalah Model

Pembelajaran yang berorientasi pada Konstruktivisme, model pembelajaran yang terdiri

fase– fase atau tahap–tahap kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga

siswa dapat menguasai kompetensi–kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran

dengan jalan berperan aktif8. Pembelajaran l earning cycle merupakan salah satu model

pembelajaran yang sesuai dengan paradigma konstruktivisme. Pendekatan teori

kontruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka lewat keterlibatan proses belajar mengajar. Sehingga proses belajar

mengajar lebih berpusat pada siswa (student centered) dari pada teacher

6 H. Wina Sanjaya, perencanaan dan desain sistem pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), 27. 7 Rusman, model-model pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), 321.

8 Trianto, model-model pembelajaran terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 52.

Page 14: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

4

centered. Dengan kata lain pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

Learning Cycle berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator.

Model Learning Cycle 7E dikembangkan oleh Eisenkraft pada tahun 2003 dan terdiri

dari tujuh fase yang terorganisir dengan baik yaitu Elicit, Engage, Explore, Explain,

Elaborate, Evaluate dan Extend9. Secara singkat alur proses pembelajaran dalam model

Learning Cycle 7E dimulai dengan mendatangkan pengetahuan awal peserta didik,

melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengalaman langsung, peserta didik

memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan

konsep yang dipelajari, memberi peserta didik kesempatan untuk menyimpulkan dan

mengemukakan hasil dari temuannya, memberi peserta didik kesempatan untuk

menerapkan pengetahuannya pada situasi baru, guru membimbing peserta didik untuk

menerapkan pengetahuan yang telah didapat pada konteks baru.

Melihat betapa pentingnya metode pengajaran dalam PAK di Sekolah, penulis ingin

membahas serta mengkajinya dalam penulisan Tugas Akhir ini. Metode yang digunakan

penulis adalah teori pembelajaran learning cycle 7-E. Dengan menggunakan metode ini

apakah peserta didik multi-iman dapat memahami mata pelajaran PAK dengan baik?

Bagaimana dampak /implikasi dari penggunaan metode learning cycle 7-E terhadap

peserta didik multi-iman? Dalam PAK metode adalah suatu pelayanan, suatu pekerjaan

yang aktif, yang kita lakukan bagi sesama manusia10

. Maka daripada itu diperlukan

sebuah metode yang efektif dan kreatif dalam memberikan pengajaran PAK di sekolah

Kristen untuk mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang seimbang agar

materi PAK dapat diterima oleh peserta didik multi-iman. Kurikulum PAK juga perlu

diperhatikan untuk mempermudah penyampaian pengajaran yang akan diterima oleh

peserta didik multi-iman.

1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Dewasa ini semakin banyak sekolah yayasan Kristen yang sudah berkembang,

beberapa sekolah khususnya Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga bahkan menjadi pilihan

favorit siswa untuk melanjutkan pendidikan bahkan tidak menutup kemungkinan siswa

non-Kristen juga ingin melanjutkan pendidikannya di sekolah yayasn Kristen. Salah satu

9 Eisenkraft A, expanding the 5E model the sciences teacher 70, (Jakarta: Kencana, 2007), 59.

10 Homrighausen E G, pendidikan agama kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), 90.

Page 15: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

5

peraturan yang diterapkan oleh sekolah yayasan Kristen adalah dengan mewajibkan mata

pelajaran PAK kepada seluruh siswa termasuk siswa non-Kristen. Penulis melihat ada

beberapa kendala yang dialami oleh guru mata pelajaran PAK saat proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini penulis berfokus pada pelaksanaan PAK terhadap peserta didik

multi-iman. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud untuk mengkaji teori

pendidikan berbasis Learning Cycle 7-E diterapkan untuk melakukan tinjauan kritis

terhadap peseta didik multi-iman di SMA Kriten 1 Salatiga. Penelitian ini bertujuan

untuk mendiskripsikan pelaksanaan PAK terhadap peserta didik multi-iman dan

melakukan teori pendidikan Learning Cycle 7-E dterapkan untuk tinjauan kritis terhadap

peserta didik multi-iman di SMA Kristen 1 Salatiga.

1.3. Manfaat Penelitian dan Metode Penelitian

Penlitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi sekolah

dalam menentukan penerapan metode yang efektif dan kreatif untuk mata pelajaran PAK

bagi siswa multi-iman dan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya dalam

menemukan kendala yang serupa di sekolah yayasan Kristen. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan partisapasi

dalam bentuk pengajaran, wawancara terhadap Guru dan peserta didik multi-iman kelas

XI tahun ajaran 2017/2018 di Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Peserta didik multi-iman

kelas XI tahun ajaran 2017/2018 terdiri dari 7 (tujuh) kelas serta terbagi menjadi 3 (tiga)

jurusan yaitu 1 (satu) kelas Bahasa, 3 (tiga) kelas MIPA, dan 3 (tiga) kelas IPS. Dalam

wawancara peserta didik hanya menggunakan 3 (tiga) kelas terdiri dari 1 (satu) kelas

Bahasa, 1 (satu) kelas MIPA, dan 1 (satu) kelas IPS. Dalam satu kelas terdiri dari 30

peserta didik, 50 persen peserta didik dalam setiap kelas atau 15 orang akan dipilih untuk

wawancara, 7 (tujuh) diantaranya peserta didik yang beragama Kristen dan 8 (delapan)

diantaranya adalah peserta didik non Kristen (Katholik, Islam, Hindu, Budha,

Konghuchu). Selain menggunakan metode kualitatif peneliti juga menggunakan

pendekatan kepustakaan. Dengan metode ini penulis berusaha menyajikan data-data di

lapangan yang akurat serta beru saha menggunakan teori-teori yang sudah ada dari

berbagai macam buku dan jurnal.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bagian, yaitu : pada bagian

pertama berisikan pendahuluan yang berupa latar belakang, rumusan masalah, tujuan

Page 16: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

6

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bagian kedua berisikan

kajian teori Learning Cycle 7-E, pada bagian ini akan ada beberapa sub bab mengenai

pengertian serta penjelasan dan sejarah singkat dari teori Learning Cycle 7-E. Pada

bagian ketiga, berisikan analisa terhadap metode pengajaran PAK di SMA Kristen 1

Salatiga, di bagian ini akan ada penelitian lapangan berupa kualitatif terhadap Guru

Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga. Pada bagian keempat, berisikan kajian kritis

teori Learning Cycle 7-E terhadap pengembangan metode PAK berbasis siswa multi-

iman di SMA Kristen 1 Salatiga. Pada bagian kelima, berisikan kesimpulan dari hasil

penelitian dan penutup berupa saran bagi penelitian mendatang.

2. Teori Pembelajaran Learning Cycle 7-E untuk Pendidikan Agama Kristen

dengan peserta didik multi-iman

2.1. Belajar

Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan kompleks yang terjadi pada setiap

orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar sebagai suatu proses yang terjadi karena

adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan

dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan,

keterampilan serta sikap11

. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan. Belajar adalah proses yang aktif, dimana belajar merupakan proses

mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah suatu proses

yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman12

.

Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang lancar dan

kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-

kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan

kadang-kadang sulit untuk bisa berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang

sering kita jumpai pada setiap siswa dalam aktivitas belajar mengajar. Setiap siswa

memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan

tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi

belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat

sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa

tergantung pada faktor-faktor tersebut.

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 19. 12 Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algentindo, 2010) 6.

Page 17: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

7

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah, secara garis besarnya

dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor Internal dan Eksternal. Pertama faktor

Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (fisiologis), dan

kondisi rohani (psikologis). Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan

yang dimilikinya. Faktor kemampuan ini besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi

belajar yang dicapai. Bahwa prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh

kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua Faktor Eksternal

(faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial dan

faktor instrumental. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi

prestasi belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran

ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam mencapai

tujuan pengajaran13

.

2.2. Berbagai Model Pembelajaran

Dalam PAK ada berbagai model pembelajaran yang sering digunakan diantaranya

ialah PAKEM, model proses pemecahan masalah kreatif (Creative Problem Solving

Process), model pembelajaran mandiri, dan model Learning Cycle 7-E. Model

pembelajaran PAKEM adalah Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

(PAKEM) berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student

centred learning)14

. model pembelajaran PAKEM adalah pembelajaran yang aktif

dimana siswa dilibatkan lebih banyak dalam proses pembelajaran pembelajaran kreatif

yaitu proses pembelajaran yang menstimulus siswa untuk dapat mengembangkan dan

menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan konsep-konsep materi yang

dipelajari; efektif sebagai pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman baru

dalam memaksimalkan kompetensi demi pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri; dan

menyenangkan dimana dalam pembelajaran berlangsung, siswa merasakan suasana yang

gembira dan bebas dari tekanan baik fisik maupun psikologis15

.

2.3. Model Learning Cycle 7-E

Penelitian tentang penggunaan model learning cycle 7E telah banyak dilakukan untuk

mengetahui pengaruh dan efektivitasnya dalam pembelajaran. Model pembelajaran

13 Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), 39. 14 Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua), (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2010), 324. 15 Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua), (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2010), 325.

Page 18: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

8

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dapat di gunakan untuk mendesain pola–

pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk

menentukan materi/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku–buku, film,

program perangkat komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap

model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk mencapai berbagai tujuan16

. Pembelajaran Learning Cycle merupakan salah satu

model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma konstruktivisme. Pendekatan teori

kontruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka lewat keterlibatan proses belajar mengajar. Sehingga proses belajar

mengajar lebih berpusat pada siswa (student centered) dari pada guru (teacher centered).

Dengan kata lain pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle

berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator.

Model Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan

pendekatan kontruktivistik yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: exploration,

invention, dan discovery. Tiga tahap tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap

yaitu engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Selanjutnya

dikembangkan lagi menjadi tujuh tahap yaitu elicit, engagement, exploration,

explanation, elaboration, evaluation dan extend17

. Model Learning Cycle 7-E ini

mempunyai salah satu tujuan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengkostruksi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif

mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara individu

maupun kelompok, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi–kompetensi yang

harus dicapai dalam pembelajaran melalui tahapan-tahapan.

2.4. Tahapan Model Learning Cycle 7-E

Adapun tahap-tahapan model Learning Cycle 7-E, pertama Elicit

(memperoleh/menggali), pada tahap ini tujuan utama adalah untuk muncul pengalaman

masa lalu tentang belajar dan menciptakan latar belakang yang kuat untuk tahapan lain.

Dimulai dengan hanya melibatkan isu-isu baru dengan yang sudah lama dan terkenal

dapat dianggap kurang alam mendukung pemikiran kemampuan. Untuk itu, kita harus

menghidupkan kembali informasi lama dan pengalaman belajar. Menentukan

16 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), 52. 17 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007),

22.

Page 19: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

9

pengetahuan sebelumnya, dapat dimulai dengan pertanyaan yang sederhana. Fase ini

bertujuan untuk mempersiapkan diri pembelajar agar terkondisi dalam menempuh fase

berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran

sebelumnya18

.

Kedua tahap Engage (melibatkan), pada tahapan ini digunakan untuk memusatkan

perhatian siswa, merangsang kemampuan berfikir siswa serta membangkitkan minat dan

motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan. Pada fase ini siswa dilibatkan

dalam kegiatan demonstrasi, diskusi, eksperimen atau kegiatan lain. Pada fase ini siswa

diajarkan untuk berhipotesis yaitu menyusun jawaban sementara dari masalah yang akan

mereka diskusikan atau praktikan. Selain itu, menonton beberapa video juga memiliki

potensi tinggi untuk memotivasi siswa.

Ketiga tahap Explore (menyelidiki), pada tapahan ini siswa memperoleh pengetahuan

dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. Siswa

diberi kesempatan untuk bekerja sama secara mandiri dalam kelompok-kelompok kecil.

Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam data, mengisolasi

variabel, merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik, menafsirkan hasil,

mengembangkan hipotesis serta mengatur temuan mereka. Guru merangkai pertanyaan,

memberi masukan, dan menilai pemahaman siswa.

Keempat Explain (menjelaskan), pada tahapan ini siswa diperkenalkan pada konsep,

hukum dan teori baru. Siswa menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya

pada fase explore. Guru mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan

memberikan pertanyaan untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah ilmiah untuk

menjelaskan hasil eksplorasi.

Kelima Elaborate (menerapkan), pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk

menerapkan pengetahuannya pada situasi baru. Pada fase ini, guru memberikan

permasalahan yang terkait dengan materi yang telah diajarkan untuk dipecahkan oleh

siswa. Pada fase ini bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol-simbol,

definisi-defiisi, konsep-konsep, dan keterampilanketerampilan pada permasalahan-

permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.

18 Ebert Christine, Teaching Kontruktivist Science K-8, (Bandung: Corwin Press, 2007), 117.

Page 20: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

10

Keenam Evaluate (menilai), tahap evaluasi model learning cycle 7E terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif tidak boleh dibatasi pada

siklus-siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua kegiatan siswa. Apabila

dalam pembelajaran dilakukan praktikum maka pengujian harus termasuk pertanyaan

yang berkaitan dengan kegiatan praktikum. Selain itu, guru juga mendapatkan umpan

balik dari hasil siswa dan dapat memodifikasi strategi pengajaran mereka untuk kursus

berikutnya.

Ketujuh Extend (memperluas), pada tahap extend guru membimbing siswa untuk

menerapkan pengetahuan yang telah didapat pada konteks baru. Fase ini dapat dilakukan

dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi selanjutnya.

Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk

menerapkan Learning Cycle 7-E pada pembelajaran di kelas. Guru dan siswa mempunyai

peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan tahapan dari learning cycle. Arah pembelajaran serta aktivitas guru dan

siswa dapat dilihat dari tabel berikut menurut Miftahul Huda19

.

Fase Arah Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Elicit •Menarik perhatian siswa sebelum pemberian pengetahuan •Membantu dalam mentransfer pengetahuan •Membangun pengetahuan baru di atas pengetahuan yang telah ada

•Memfokuskan siswa terhadap materi yang akan dipelajari •Mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan pertanyaan seperti “Apa yang kamu pikirkan?” atau “Apa yang kamu ketahui?” yang sesuai dengan permasalahan •Menampung semua jawaban siswa

•Memfokuskan diri terhadap apa yang disampaikan oleh guru •Mengingat kembali materi yang telah dipelajari •Mengajukan pendapat jawaban berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari

Engage •Memfokuskan pikiran dan perhatian siswa •Bertukar informasi dan pengalaman dengan siswa

•Menyajikan demonstrasi atau bercerita tentang fenomena alam yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari •Memberikan pertanyaan untuk merangsang motivasi dan keingintahuan siswa

•Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan atau mendemonstrasikan sebuah fenomena •Mencari dan berbagi informasi yang mendukung konsep yang akan dipelajari •Memberikan pendapat jawaban

Explore •Melakukan eksperimen •Mencatat data, membuat grafik, menginterpretasi hasil

•Menjelaskan maksud dari pembelajaran yaitu untuk malaksanakan eksperimen atau diskusi

•Melakukan eksperimen untuk mendapatkan data •Mencatat data, membuat grafik, dan

19 Huda Miftahul, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarata: Pustaka Pelajar, 2013), 265.

Page 21: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

11

•Diskusi •Guru membimbing dan memeriksa pemahaman siswa

•Memandu dan membimbing siswa dalam melakukan eksperimen •Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan eksperimen

menginterpretasikan hasil •Diskusi dalam kelompok untuk menjawab permasalahan yang disajikan dalam LK

Explain

•Siswa mengkomunikasikan apa yang telah dieksplorasi secara tertulis dan lisan •Menyimpulkan hasil eksplorasi •Pembenaran

•Membimbing siswa dalam menyiapkan laporan (data dan kesimpulan) eksperimen •Menganjurkan siswa untuk menjelaskan laporan eksperimen dengan kata-kata mereka sendiri •Memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen •Mengarahkan siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan

•Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen •Mendengarkan penjelasan kelompok lain •Mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan kelompok lain •Mendengarkan dan memahami penjelasan/klarifikasiyang disampaikan oleh guru (jika ada) •Menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru

Elaborate •Transfer pembelajaran •Aplikasi dari pengetahuan baru yang telah didapatkan

•Mengajak siswa untuk menggunakan istilah umum •Memberikan soal atau permasalahan dan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan •Menganjurkan siswa untuk menggunakan konsep yang telah mereka dapatkan

•Menggunakan istilah umum dan pengetahuan yang baru •Menggunakan informasi sebelumnya yang didapat untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan •Menerapkan pengetahuan yang baru untuk menyelesaikan soal

Extend •Menghubungkan satu konsep ke konsep lain •Menghubungkan subjek satu ke subjek lain

•Memperlihatkan hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain •Memberikan pertanyaan untuk membantu siswa meli hat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep/topik yang lain •Mengajukan pertanyaan tambahan yang sesuai dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi konsep dari materi yang dipelajari

•Membuat hubungan antara konsep yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sebagai gambaran aplikasi konsep yang nyata •Menggunakan pengetahuan dari hasil eksperimen untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, terkait dengan konsep yang telah dipelajari •Berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Evaluate •Melakukan penilaian: •Memberikan penguatan •Mengerjakan kuis

Page 22: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

12

•Formatif •Summatif •Informal •formal

terhadap konsep yang telah dipelajari •Melakukan penilaian kinerja melalui observasi selama proses pembelajaran •Memberikan kuis

•Menjawab pertanyaan lisan yang diajukan oleh guru (baik berupa pendapat maupun fakta)

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Learning Cycle 7-E

Kelebihan dari model Learning Cycle 7-E adalah merangsang siswa untuk mengingat

materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Memberikan motivasi kepada

siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan siswa. Melatih siswa

belajar melakukan konsep melalui kegiatan eksperimen. Melatih siswa untuk

menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan

konsep yang telah dipelajari. Guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran

yang saling mengisi satu sama lainnya. Guru dapat menerapkan model ini dengan

metode yang berbeda-beda20

.

Kelemahan model Learning Cycle 7-E adalah efektifitas pembelajaran rendah jika

guru kurang mengusai materi dan langkah-langkah pembelajaran. Menuntut

kesunggahan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses

pembelajaran. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran21

.

3. Hasil Penelitian Teori Learning Cycle 7-E kelas XI (sebelas) di SMA Kristen 1

Salatiga

3.1.Profil SMA Kristen 1 Salatiga

SMA Kristen 1 Salatiga , berdiri pada tanggak 1 Juni 1951 oleh Perkumulan

Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai 30 September

1955 berubah nama menjasi Yayasan Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya

SMA Kristen 1 Salatiga berdomisili di jalan Dr. Sumardi no. 5 Salatiga, yang sekarang

menjadi gedung Sinode. Pada tahun 1952 sampai dengan 1970 pindah ke jalan

Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD latihan SGP negeri. Sejak

20 Kyriacou, Effective Teaching, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2011), 56. 21 Kyriacou, Effective Teaching, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2011), 57.

Page 23: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

13

tahun 1970 sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di jalan Osamaliki 32

Salatiga, yang merupakan ruas jalan raya Solo-Semarang.

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Salatiga.

Alasan pemilihan tempat penelitian karena SMA Kristen 1 Salatiga memenuhi

persyaratan untuk dijadikan peneltian dengan permasalahan yang akan diteliti yakni

bagaimana pelaksanaan PAK bagi peserta didik multi-iman. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

3.2.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dari

penelitian tindakan kelas dan hasil wawancara peserta didik kelas XI SMA Kristen 1

Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Peserta didi kelas XI SMA Krisen 1 Salatga terdiri dari

tujuh kelas serta terbagi menjadi tiga jurusan yaitu, satu kelas Bahasa, tiga kelas IPA,

dan tiga kelas IPS. Dalam wawancara peserta didik hanya menggunakan tiga kelas yang

terdiri dari satu kelas Bahasa, IPA, dan IPS. Dalam satu kelas terdiri dari 30 peserta

didik, 50 persen dari peserta didik atau sekitar 15 peserta didik akan dipilih untuk

wawancara, tujuh diantaranya adalah peserta didik yang beragama Kristen dan delapan

diantaranya adalah peserta didik yang beragama non-Kristen. Data primer juga didukung

oleh satu Narasumber yaitu Guru mata pelajaran PAK di SMA Kristen 1 Salatiga.

3.3.Hasil Penelitian Teori Learning Cycle 7-E dalam Metode Pendidikan Agama

Kristen

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Bahasa, kelas XI MIPA 2, dan kelas

XI IPS 3 SMA Kristen 1 Salatiga pada tanggal 15 – 17 Januari 2018. Sebelum kegiatan

penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu berkoordinasi dengan Guru PAK untuk

menentukan materi pelajaran dan sub pokok bahasan, serta rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga menggunakan sistem Kurikulum 2013. Kurikulum

2013 adalah suatu model kurikulim yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts,

and topics baik dalam bentuk within single diciplines, across several disciplines and

within across learnes22

. Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah

22 Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013), 28.

Page 24: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

14

konsep dapat diartikan sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang

melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran/bidang studi untuk memberikan

pengalaman bermakna dan luas kepada peserta didik. Bermakna maksudnya adalah

peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari secara utuh dan

realistis sedangkan luas maksudnya ialah apa yang mereka peroleh tidak hanya dalam

satu ruang lingkup saja melainkan semua berkaitan satu sama lain23

.

Titik berat dari Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa

memiliki kemampuang yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya

(wawancara), bernalar (berpikir kristis), mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa

yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran. Objek

pembelajaran Kurikulum 2013 adalah fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui

pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,

sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai proses persoalan

dengan lebih baik.

Kegitan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model Learning Cycle 7-E.

Model ini terdiri dari 7 fase yaitu fase elicit, engege, explore, explain, elaborate,

evaluate, dan extend. Penyusunan RPP disesuaikan dengan model Learning Cycle 7-E.

Selama proses pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan

dan pendapat terkait materi “Keadilan dan Perdamaian dalam Keluarga”. Siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok, satu kelompok beranggotakan empat orang. Pembagian

kelompok dipilih oleh peneliti agar tidak memakan waktu yang cukup lama. Setelah

melaksanakan tindakan pembelajaran dengan model Learning Cycle 7-E dapat diketahui

bahwa, pada awal pembelajaran masih ada beberapa siswa yang berada diluar kelas

setelah bel masuk, suasana kelas cukup kondusif namun masih ada sedikit siswa yang

kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran. Pada tahap diskusi kelompok

terlihat di semua kelompok setiap anggotanya dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan

baik satu sama lain. Pada saat diskusi kelas, antusiasme siswa cukup baik dalam bertanya

maupun memberi pendapat ini terlihat dari siswa yang mengangkat tangan untuk

bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya. Pada saat tahap mempresentasikan hasil

diskusi, semua kelompok dapat mempresentasikan hasil pengamatannya dengan baik di

depan kelas.

23 Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013), 29.

Page 25: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

15

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penerapan model pembelajaran Learning

Cycle 7-E dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi

karena berdasarkan pengamatan dalam selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif

pada setiap fase pembelajaran Learning Cycle 7-E. Melalui keterlibatan aktif dalam

proses pembelajaran, siswa dapat membangun sendiri pengetahuan mereka sehingga

pengetahuan yang diperoleh menjadi berkmana dan hasil belajar lebih maksimal. Setiap

fase yang terstuktur dalam Learning Cycle 7-E memiliki manfaat yang positif bagi siswa

karena pembelajaran yang bersifat student-centered. Proses pembelajaran bukan lagi

sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan konsep yang

berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung.

3.4.Pemahaman siswa dan Guru terhadap metode pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen

Hasil penelitian ini tentang pemahaman siswa dan Guru terhadap metode

pembelajaran PAK. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa Kristen dan non Kristen

kelas XI-Bahasa 1, kelas XI-MIPA 2, dan kelas XI-IPS 3 pendapat mereka tentang

metode yang diberikan oleh Guru cukup baik. Guru memberikan metode yang dapat

menarik perhatian siswa dengan cara seperti drama, persentasi, dan lain-lain. Secara

keseluruhan siswa dapat memahami metode pembelajaran yang diberikan oleh Guru

namun ada beberapa siswa yang merasa bahwa metode yang diberikan terlalu terpaku

oleh Guru (teacher centered) sehingga siswa merasa kurang tertarik dengan pelajaran

yang diberikan. Kesulitan yang diterima oleh siswa pada umumnya hanya saat

pembacaan ayat Alkitab bagi siswa non-Kristen, hal ini disebabkan karena belum

terbiasa dengan Alkitab.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Junianto selaku Guru PAK di SMA

Kristen 1 Salatiga menurut beliau metode yang telah dilakukan cukup baik. Dalam

melaukan proses pembelajaran beliau selalu melakukan hal-hal yang baru seperti

ceramah, game, drama dan lain-lain agar dapat menarik perhatian siswa. Namun ada

beberapa kendala teknis yang dialami oleh Guru selama proses pembelajaran ialah

kurangnya fasilitas dalam sekolah seperti projector yang tidak terpasang di setiap kelas

dalam hal ini perlu memasang terlebih dahulu dan memakan waktu yang cukup lama

sehingga proses pembelajaran menjadi berkurang.

Page 26: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

16

Dalam proses pembelajaran Bapak Junianto selaku Guru PAK menyatakan bahwa

beliau lebih mengutamakan pengajaran yang bersifat moral dan etika kepada siswa

karena beberapa siswa yang mengikuti pelajaran PAK bukan hanya siswa Kristen saja

namun ada juga siswa non-Kristen. Beliau berpendapat bahwa dengan moral dan etika

yang baik akan menciptakan siswa-siswa yang takut akan Tuhan.

4. Kajian Kritis dari Perspektif Teori Learning Cycle 7-E terhadap Metode

Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen 1 Salatiga Kelas XI

Tahun 2017/2018

Bagian ini merupakan kajian kritis terhadap penerapan metode pembelajaran

Learning Cycle 7-E dalam mata pelajaran PAK.

4.1.Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun 2017/18 terhadap

Pendidikan Agama Kristen dari Perspektif Teori Learning Cycle 7-E

Dari hasil wawancara siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tentang pemahaman

PAK dalam perspektif Learning Cycle 7-E maka peneliti memahami bahwa metode

Learning Cycle 7-E dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Metode Learning Cycle 7-E

membantu siswa memahami lebih dalam tentang pelajaran PAK karena dengan

menggunakan 7 tahapan yang dalam pelaksanaannya menuntut siswa untuk berperan

lebih aktif (student centered), siswa dituntut untuk menemukan permasalahan yang ada

kemudian melakukan identifikasi terhadap masalah.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Learning Cycle 7-E dapat diterima

hampir seluruh siswa dengan baik. Siswa dengan agama Kristen dan non-Kristen dapat

memahami pelajaran dengan baik serta antusias siswa sangat baik, hal ini dapat dilihat

dari sikap siswa selama proses pembelajaran dan menjawab beberapa pertanyaan yang

diberikan oleh peneliti. Pada metode Learning Cycle 7-E, siswa kelas diajarkan untuk

menjelaskan suatu konsep atau masalah yang ada, dan bisa menemukan konsep baru

sesuai data yang ada. Siswa bekerja sama untuk mengerjakan soal dalam kelompok

sangat bermanfaat, mereka akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan

kelebihan. Saling bekerja sama akan terjadi dalam rangka mencapai prestasi belajar yang

optimal.

Tahap pertama dalam Learning Cycle 7-E adalah Elicit. Pada tahap ini tujuan utama

adalah untuk memunculkan pengalaman masa lalu tentang belajar dan menciptakan latar

Page 27: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

17

belakang. Peneliti berusaha menimbulkan dan mendatangkan pengetahuan awal siswa

melalui pertanyaan mengenai materi. Pada tahap Elicit siswa menjawab dengan baik

walaupun masih ada jawaban yang kurang tepat. Tahap kedua adalah Engage, pada tahap

ini peneliti membangkitkan minat dan keingintahuan siswa dengan memperhatikan video

yang berkaitan dengan materi. Tahap Engage pada saat proses pembelajaran berjalan

dengan baik semua siswa memperhatikan video yang ditampilkan dengan serius. Tahap

ketiga adalah Explore, setelah siswa memperhatikan video yang telah ditayangkan

selanjutnya adalah siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis dari

permasalahan yang ada dalam video tersebut secara berkelompok. Tahap Explore

peneliti harus mengamati setiap kerja siswa supaya siswa dapat memecahkan masalah

dengan tepat. Tahap keempat adalah Explain, pada tahap ini peneliti meminta siswa

untuk mempersentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk memperhatikan

dan memberikan pendapat. Kenyataan yang terjadi pada tahap Explain cukup baik, siswa

dapat mempersentasikan setiap hasil diskusi dengan baik namun kelompok lain masih

malu untuk mengeluarkan pendapat mereka. Dibutuhkan latihan secara terus menerus

agar siswa dapat terbiasa dengan model pembelajaran seperti ini. Tahap kelima adalah

Elaborate, pada bagian ini peneliti menjelaskan kembali tentang hasil diskusi yang telah

dibuat dan memastikan kembali bahwa setiap siswa sudah memahami materi tersebut.

Tahap selanjutnya adalah Evaluate pada bagian ini peneliti memberikan soal atau

pertanyaan kepada siswa sebagai evaluasi hari ini. Hasil dari jawaban siswa cukup

memuaskan siswa dapat menjawab setiap soal dengan baik. Tahap terakhir dari model

pembelajaran Learning Cycle 7-E adalah Extend, pada tahapan ini peneliti meminta

siswa untuk menyimp ulkan hasil pembelajaran kemudian peneliti memberikan

penguatan dan meminta siswa untuk membaca materi selanjutnya.

Metode Learning Cycle 7-E adalah salah satu cara yang baik untuk digunakan oleh

Pendidik untuk menerapkan sebuah pembelajaran. Ketujuh tahapan yang diberikan oleh

Learning Cycle 7-E dapat mempermudah Pendidik untuk melakukan proses

pembelajaran secara efekif dan kreatif. Pada pembelajaran dengan metode Learning

Cycle 7-E proses pembelajaran diawali degan penyajian sebuah fenomena nyata yang

dikemas dalam sebuah permasalahan sehari-hari. Masalah yang diberikan merupakan

masalah yang belum terdefinisikan, sehingga siswa dituntut untuk menganalisis masalah

tersebut dengan cermat, mengidentifikasi apa yang mereka ketahui dari masalah, yang

ingin mereka ketahui dan apa yang harus mereka cari. Dengan memberikan masalah

Page 28: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

18

nyata di awal pembelajaran, maka siswa mengetahui tujuan mereka mempelajaru materi

tersebut. Tahapan-tahapan dalam Learning Cycle 7-E menuntut siswa untuk secara terus

menerus mengembangkan pengetahuannya dan menerapkan pemahaman yang mereka

miliki dalam sebuah masalah yang berbeda. Melalui proses berpikir ini diharapkan dapat

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga dapat menghasilkan

keputusan yang tepat. Sebagai upaya menyelesaikan masalah untuk menghasilkan

keputusan yang tepat, diperlukan suatu pemahaman konsep dan kemampuan berpikir.

4.2.Kendala Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen terhadap Siswa Multi-Iman

Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga 2017/2018 dari Perspektif Learning Cycle 7-E

Dalam pelaksanaan penelitian model pembelajaran Learning Cycle 7-E dapat

dilakukan dengan baik namun tetap memiliki kendala dalam pelakasanaannya. Kendala

pertama adalah waktu penelitian relatif singkat yaitu hanya satu kali pertemuan dalam

setiap kelas sehingga hasil pembelajaran belum maksimal, serta data yang diperoleh

terbatas yang di dapat peneliti selama penelitian berlangsung. Kendala kedua adalah

masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran Learning

Cycle 7-E oleh karena itu perlu dilatih secara berkelanjutan agar cara berpikir siswa

dapat lebih kritis dan memecahkan setiap masalah dengan tepat. Kendala ketiga yang

ditemukan pada saat proses pembelajaran ialah Guru harus menyiapkan materi dengan

baik serta menarik, dibutuhkan kreatifitas yang lebih agar materi menajdi lebih menarik.

Kesiapan Guru dalam menyampaikan materi harus dipahami dengan baik agar siswa

dapat memahami isi dari materi yang akan disampaikan.

5. Penutup

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneliitan dan melakukan kajian kritis terhadap metode

pembelajaran Learning Cycle 7-E dalam mata pelajaran PAK di kelas XI SMA Kristen 1

Salatiga bagi siswa multi-iman, penulis menyimpulkan bahwa isi dan pelaksanaan

metode Learning Cycle 7-E dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan

Keadilan dan Perdamaian dalam Keluarga. Beberapa alasan yang mendasar yakni

pertama, metode Learning Cycle 7-E menuntut siswa lebih aktif dalam setiap tahapan

baik secara individu maupun kelompok. Keaktifan siswa harus selalu diutamakan dalam

setiap metode pembelajaran, dengan menggunakan metode Learning Cycle 7-E siswa

Page 29: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

19

dapat belajar lebih maksimal karena dasar utama dari metode Learning Cycle 7-E adalah

student centered.

Alasan yang kedua ialah metode Learning Cycle 7-E dapat menarik perhatian siswa

pada saat proses pembelajaran. Menarik perhatian siswa dapat dilaksanakan dengan

berbagai macam cara, dalam Learning Cycle 7-E Pendidik dapat menggunakan sebuah

media film, video, atau kasus tertentu yang dapat menarik perhatian siswa. Ketika siswa

mulai tertarik dengan materi yang disampaikan maka selama proses pembelajaran siswa

akan berpikir lebih kritis dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Ketiga adalah adanya sebuah peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang

telah disampaikan dengan metode Learning Cycle 7-E. Dari hasil wawancara dengan

siswa Kristen dan non-Kristen penulis menyimpulkan bahwa siswa multi-iman dapat

memahami dengan baik materi yang telah disampaikan dengan menggunakan metode

Learning Cycle 7-E. Siswa multi-iman dapat memahami materi dengan mudah

dikarenakan tahapan dari Learning Cycle 7-E sangat efektif serta menuntut Pendidik

untuk lebih kreatif dalam setiap pembelajaran agar siswa multi-iman dapat dengan

memahami materi dengan baik.

5.2. Saran

Pada akhirnya setelah proses penelitian dan melakukan kajian kritis, penulis

memberikan saran kepada sekolah SMA Kristen 1 Salatiga dan Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana. Semoga saran yang diberikan dapat dipertimbangkan

demi perkembangan model pembelajaran PAK untuk sekolah SMA Kristen 1 Salatiga.

Kepada Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga penulis dapat memberikan saran agar

pembelajaran PAK yang lebih efektif dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa maka guru harus kreatif serta inovatif. Model pembelajaran Learning Cycle

7-E sebagai upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa ternyata

membutuhkan kemampuan guru untuk membimbing yang sangat baik supaya

pengelolaan kelas terutama pada fase eksplore, elaborate, dan extend. Pada fase tersebut

dititikberatkan melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa sehingga kemampuan guru

untuk membimbing sangat berpengaruh agar siswa dapat berpikir kritis dan mampu

memecahkan masalah dengan tepat.

Page 30: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

20

Kepada Fakultas Teologi UKSW penulis mengusulkan agar mata kuliah teologi

Pendidikan Agama Kristen bisa memberikan distribusi di dalam perkembangan metode

pembelajaran PAK bagi siswa multi-iman.

Page 31: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

21

Daftar Pustaka

Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 1996.

Budiyana, Hardi. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen. Solo: Berita Hidup

Seminary, 2011.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Ebert, Christine. Teaching Kontruktivist Science K-8. Bandung: Corwin Press, 2007.

Eisenkraft A. Expanding the 5E Model the Sciences Teacher 70. Jakarta: Kencana,

2007.

Hergenhahn B R. Theories of Learning. Jakarta: Kencana, 2010.

Homrighausen E G. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarata: Pustaka

Pelajar, 2013.

Kurniawati, Maryam. Pendidikan Kristiani Multikultural. Tanggerang: Bamboo

Bridge Press, 2014.

Kyriacou V. Effective Teaching. Bandung: Penerbit Nusa Media, 2011.

Naim, Ngainun. Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: AR-

RUZZ Media, 2008.

Rahardjo, Turnomo. Menghargai Perbedaan Kultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005.

Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Sagala, Syaiful. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: CV.

Alfabeta, 2010.

Sofan, Amri. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya,

2013.

Page 32: Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi ...€¦ · Metode Pendidikan Agama Kristen dengan Peserta Didik Multi-Iman Tinjauan Kritis dalam Perspektif Teori Learning

22

Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algentindo,

2010.

Sudjana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009.

Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Suharsimi, Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. 2007.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana, 2010.

Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007.

Trianto. Model-Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Warwanto, Heribertus J. Pendidikan Religiusitas. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Wina, Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,

2010.

Yangin, Panmilo. Gereja dan Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Kanisius, 2010.