8
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara berkembang dimana pembangunan infrastruktur sebagai tuntutan kebutuhan hidup masyarakat. Pembangunan dilakukan dalam berbagai aspek misalnya fasilitas pribadi seperti hunian, fasilitas komersial seperti perkantoran, atau fasilitas publik meliputi sekolah, rumah sakit, infrastruktur transportasi, infrastruktur pemerintahan dll. Karenanya kompetensi lulusan teknik sipil mutlak diperlukan sebagai profesi ahli dalam bidang pembangunan bangunan sipil yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia dengan mempertimbangkan AMDAL. Lulusan teknin sipil diharapkan dapat menghasilkan suatu karya yang nyata untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuni sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Lalu metode pendidikan apakah yang lebih tepat untuk diajarkan kepada mahasiswa jurusan teknik sipil dan perencanaan? Apakah fokus pada pengembangan ilmiah ataukah lebih menekankan pada penerapan (application oriented). Ataukah keduanya harus disejajarkan sehingga tidak ada diktomi atau pemisahan diantara keduanya. Namun masalah kembali muncul, tentang tenaga pengajar yang paling tepat untuk mendidik para mahasiswa jurusan teknik sipil dan perencanaan. Apakah tenaga pendidik itu berasal dari kalangan akademisi yang menguasai teori-teori tingkat tinggi sebagai proses menuju karya yang dihasilkan. Ataukah tenaga pengajar yang berasal dari kalangan praktisi yang bekerja pada bidang rekayasa teknik sehingga 1

Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu pendidikan

Citation preview

Page 1: Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara berkembang dimana pembangunan infrastruktur sebagai tuntutan kebutuhan hidup masyarakat. Pembangunan dilakukan dalam berbagai aspek misalnya fasilitas pribadi seperti hunian, fasilitas komersial seperti perkantoran, atau fasilitas publik meliputi sekolah, rumah sakit, infrastruktur transportasi, infrastruktur pemerintahan dll. Karenanya kompetensi lulusan teknik sipil mutlak diperlukan sebagai profesi ahli dalam bidang pembangunan bangunan sipil yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia dengan mempertimbangkan AMDAL.

Lulusan teknin sipil diharapkan dapat menghasilkan suatu karya yang nyata untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuni sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Lalu metode pendidikan apakah yang lebih tepat untuk diajarkan kepada mahasiswa jurusan teknik sipil dan perencanaan? Apakah fokus pada pengembangan ilmiah ataukah lebih menekankan pada penerapan (application oriented). Ataukah keduanya harus disejajarkan sehingga tidak ada diktomi atau pemisahan diantara keduanya. Namun masalah kembali muncul, tentang tenaga pengajar yang paling tepat untuk mendidik para mahasiswa jurusan teknik sipil dan perencanaan. Apakah tenaga pendidik itu berasal dari kalangan akademisi yang menguasai teori-teori tingkat tinggi sebagai proses menuju karya yang dihasilkan. Ataukah tenaga pengajar yang berasal dari kalangan praktisi yang bekerja pada bidang rekayasa teknik sehingga lebih mementingkan hasil ahir tanpa terlalu memperhatikan proses.

B. RUMUSAN MASALAH1. Metode pendidikan apakah yang paling tepat untuk mahasiswa

jurusan teknik sipil dan perencanaan?2. Bagaimanakan karakteristik tenaga pengajar yang paling sesuai

untuk mendidik mahasiswa jurusan teknik sipil dan perancanaan?C. TUJUAN

1. Menentukan metode pendidikan yang paling tepat untuk mahasiswa jurusan teknik sipil dan perencanaan.

2. Menentukan karakteristik tenaga pengajar yag paling sesuai untuk mendidik mahasiswa jurusan teknik sipil dan perencanaan.

1

Page 2: Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE PENDIDIKAN DALAM TEKNIK SIPIL

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi, tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Dari definisinya maka dapat disimpulkan bahwa output yang diharapkan adalah lulusan teknik sipil yang mampu membuat solusi terhadap masalah praktis melalui ilmu dan teknologi, baik yang sudah ada, maupun yang harus dikembangkan terlebih dahulu ilmunya dan dibuatkan teknologinya terlebih dahulu. Teknik sipil merupakan cabang ilmu terapan, sehingga dalam pembelajaranya harus ada praktek konkret bukan hanya sekedar teori diatas kertas karena kompetensi lulusan teknik sipil harus dibuktikan dengan karya yang dihasilkan. Oleh karena itu muncul masalah tentang metode pendidikan teknik sipil paling tepat harusnya lebih fokus pada pengembangan ilmiah atau application oriented.

Dalam dunia kerja, mungkin application oriented lebih diutamakan karena bagi kebanyakan perusahaan menginginkan lulusan teknik sipil yang siap pakai. Siap pakai yang dimaksud adalah mampu menerapkan ilmunya secara langsung untuk mengatasi proyek-proyek kontruksi atau mencipta suatu produk sebagai wujud penerapan ilmu yang didapat diperguruan tinggi dengan baik. Disinilah biasanya hasil lebih diutamakan daripada proses. Para praktisi hanya melihat pada hasil akhir tanpa mempertimbangkan proses. Jika output yang dihasilkan kurang memuaskan maka lulusan teknik sipil itu dianggap kurang berkopenten meski dalam pelaksanaanya telah sesuai prosedur. Hal ini menyebebkan rasa tidak puas dan berdampak pada rendahnya kepercayaan pemilik perusaan sehingga pimpinanya masih harus terlibat secara langsung dalam mengerjakan suatu proyek. Keraguan kebanyakan perusaan terhadap para lulusan teknik sipil ini menimbulkan pertanyaan apakah ada yang salah dengan sistem pendidikan di perguruan tinggi Indonesia.

Sementara itu dalam dunia pendidikan kajian ilmiah sangatlah diperlukan, karena pendidikan merupakan media transfer ilmu dari guru kepada muridnya sehingga tak mungkin meninggalkan kajian ilmiah yang merupakan dasar pengajaranya. Selain itu dalam dunia pendidikan proses merupakan suatu keniscayaan. Bagaimana suatu karya dapat dihasilkan jika tanpa melalui proses yang prosedural. Dengan kata lain kajian ilmiahlah yang penting. Terutama dalam mata

2

Page 3: Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

kuliah yang erat kaitanya dengan teori. Logikanya adalah dalam proses belajar mahasiswa disuguhi sebuah masalah tentang dunia keteknik sipilan kemudian dalam pengerjaanya mendapatkan hasil yang kurang sesuai meski dalam proses pengerjaanya telah sesuai prosedural, hal ini akan terasa lebih masuk akal dibanding dengan hasil benar namun cara pengerjaanya tanpa memperhatikan tahap demi tahap yang harusnya dilakukan. Bahkan dalam mata kuliah praktekpun perlu adanya kajian ilmiah yang tujuanya agar mahasiswa mampu memahami secara terperinci tentang apa yang akan mereka buat. Dalam pembuatanyapun harus mengikuti langkah kerja yang telah diajarkan. Proses penilaianpun tak hanya melihat pada hasil ahir, namun juga proses.

Jika berkaca pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pertama pendidikan, dengan adanya pendidikan dan pengajaran yang baik diharapkan bisa menghasilkan bibit penerus bangsa yang kelak akan menjadikan bangsa ini menjadi lebih terarah. Yang kedua adalah penelitian, dengan adanya penelitian dan pengembangan mahasiswa bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan bidang ilmu teknologi yang akan menunjang pembangunan. Yang terahir pengabdian masyarakat, pengabdian kepada masyarakat diterapkan dengan cara adanya kontribusi oleh mahasiswa terhadap masyarakat. Kontribusi dalam hal ini adalah kontribusi yang bersifat konkret yang bisa dirasakan oleh masyarakat yaitu dengan adanya penerapan ilmu teknologi yang dikembangkan melalui penelitan. Dalam konteks ini pendidikan dan penelitian dapat dikategorikan dalam kajian ilmiah. Namun dapat dipahami bahwa ketiganya bermuara pada tri darma perguruan tinggi yang terahir yaitu pengabdian masyarakat (application oriented). Hanya saja untuk sampai pada tahap pengabdian masyarakat diperlukan konsep kajian ilmiah sebagai landasannya.

B. KARAKTERISTIK DOSEN PENGAMPU TEKNIK SIPIL

Antara kajian ilmiah dan application oriented bisa dikatakan bahwa keduanya sama-sama penting. Keduanya saling berkaitan dan menyatu sehingga tidak ada dikotomi dalam proses pendidikan teknik sipil. Persoalanya adalah dengan waktu tatap muka yang sangat singkat dan hanya sekali dalam satu minggu sangat tidak memungkinkan untuk dapat menguasai mata kuliah secara mendetail dan menyeluruh, apalagi jika harus menempatkan pengembangan ilmiah dan application oriented dalam porsi yang seimbang. Penyelesaianya mungkin kini ada pada dosen yang mengampu mata kuliah teknik sipil. Lalu kembali

3

Page 4: Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

muncul pertanyaan, dosen dengan karakteristik bagaimanakah yang paling sesuai untuk mengajar di jurusan ini? Kompeten dalam bidang keteknik sipilan, sudah pasti. Tapi dari kalangan mana dosen itu berasal, itu yang membedakan. Haruskah dari kalangan akademisi, bergelar doktor yang pandai beretorika dengan teori-teori tingkat tinggi. Ataukah dosen dari kalangan praktisi yang terbiasa turun langsung ke lapangan menangani suatu proyek.

Dosen dari kalangan akademisi yang bergelar tinggi, karena lebih menekankan pada proses berpikir maka materi dibuat muter-muter dengan berbagai metode dan cara yang dengan banyaknya cara itu justru membuat mahasiswa kurang mendalami materi yang diajarkan. Ibarat kata tahu banyak tapi tidak ahli. Padahal dalam konsep spesialisasi dianut sistem bahwa tak perlu tahu segalanya tapi kuasai satu saja dengan menyeluruh dan profesional. Dan saat ditanya kenapa seorang dosen menjelaskan dengan teori yang muter-muter itu biasanya mereka berkilah bahwa itu dulu yang dia pelajari ketika bersekolah di manca negara, diluar sana. Jadi agar murid-muridnya hebat nantinya, maka perlu belajar itu semua. Tapi ketika muridnya terjun langsung menangani suatu masalah mereka kadang bingung harus menggunakan cara penyelesaian yang mana karena terlalu banyak yang diberikan. Padahal pintar atau tidaknya seorang dosen dapat dilihat dari bagaimana piawainya dia dalam menjelaskan masalah kompleks menjadi suatu kalimat sederhana yang dapat dengan mudah dipahami para mahasiswanya.

Sementara dosen dari kalangan praktisi lebih cenderung menekankan pada ilmu-ilmu terapan yang langsung dapat diaplikasikan pada dunia kerja. Orientasi mereka lebih menjorok ke hasil. Jika dosen dari kalangan akademisi mereka akan lebih beretorika dalam menyampaikan ilmunya, maka dosen dari kalangan praktisi biasanya akan memberikan sedikit pengarahan yang disertai dengan contoh praktik langsung kemudian mahasiswa diminta untuk mempraktekkan sesuai yang telah diajarkan sementara dosen akan lepas tangan atau sekedar monitoring jarak jauh. Kareana dosen tidak begitu banyak campur tangan dalam proses praktek yang dilakukan mahasiswa maka bobot penilaian terletak pada hasil dan sedikit mengabaikan proses.

4

Page 5: Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kajian ilmiah dan application oriented merupakan satu kesatuan yang harus dijalankan secara seimbang. Tidak ada dikotomi antara keduanya. Dua metode ini harus diterapkan daklam dunia kependidikan yang ahirnya juga akan bermanfaat bagi mereka di dunia kerja. Kajian ilmiah membuat lulusan teknik sipil tidak hanya mampu memanfaatkan teknologi yang sudah ada namun mereka diharapkan mampu menciptakan teknologi baru yang lebih canggih dan efisien untuk mengatasi masalah dibidang keteknik sipilan yang semakin kompleks. Sedangkan application oriented diharapkan dapat memberikan output berupa bangunan konkret (bukan hanya berupa gagasan tertulis), yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

Karena tidak adanya dikotomi dalam proses pendiddikan teknik sipil, maka dosen yang mengampu suatu mata kuliah haruslah orang yang benar-benar mumpuni. Dosen tersebut harus dapat bertindak sebagai akademisi namun juga sebagai praktisi, tergantung mana yang lebih sesuai diterapkan pada bab yang sedang menjadi topik pembahasan. Dosen juga harus senantiasa memberi variasi-variasi baru dalam cara mengajar, menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami tanpa mengurangi dasar atau inti ajaranya agar mahasiswa lebih cepat paham. Begitupun dalam praktek, dosen tidak boleh hanya lepas tangan begitu saja. Memang mahasiswa dituntut untuk mandiri dan dosen tidak boleh terlalu campur tangan. Namun perlu diingat pula bahwa dalam perguruan tinggi meupakan suatu proses belajar dan transfer ilmu dari dosen kepada mahasiswa. Oleh sebab itu kesalahan yang dilakukan saat proses pembelajaran dan tidak ada yang meluruskan, maka kesalahan itu akan menjadi kekal dan dibawa hingga dunia kerja. Inilah yang menyebabkan minimnya kepercayaan perusahaan pada lulusan teknik sipil indonesia yang belum mempunyai jam terbang tinggi.

B. DAFTAR PUSTAKAHttp://Tentangpendidikansarjanatekniksipil_TheworksofWiryantoDewobroto.htmHttp://TRIDHARMAPERGURUANTINGGI_alfianhsblog.htm

5

Page 6: Metode Pendidikan Paling Tepat Untuk Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan - Copy

6