Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL
METODE PENELITIAN
Mata Kuliah : Carakter Bulding
Dosen: :_________________________________
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
BSI PONTIANAK
2018
NIM : ________________________________________
NAMA : ________________________________________
KELAS : ________________________________________
JURUSAN : ________________________________________
AKADEMI : ________________________________________
1
DAFTAR ISI BAB 1 MENGEMBANGKAN DIRI .................................................................................................................... 2
1.1 Pengertian Mengembangkan Diri ..................................................................................................... 2
1.2 Integritas diri .................................................................................................................................... 4
1.3 Mandiri, kreatif, inovatif.................................................................................................................. 5
LATIHAN .................................................................................................................................................... 8
BAB II MOTIVASI DIRI .................................................................................................................................... 9
2.1 Pengertian Motivasi ..................................................................................................................... 9
2.2 Cara Memotivasi Diri ..................................................................................................................... 13
2.3 JENDELA JOHARI ............................................................................................................................. 15
LATIHAN .................................................................................................................................................. 17
BAB III LINGKUNGAN SOSIAL ...................................................................................................................... 18
3.1 Pengertian lingkungan Sosial ......................................................................................................... 18
3.2 Masyarakat dan Kebudayaan .......................................................................................................... 20
3.3 Komunikasi Sosial ............................................................................................................................ 21
3.4 Nilai dan Norma Sosial ................................................................................................................... 22
LATIHAN .................................................................................................................................................. 23
BAB IV INTERAKSI SOSIAL ........................................................................................................................... 24
4.1 Pengertian Interaksi Sosial .............................................................................................................. 24
4.2 Pengertian Nilai ............................................................................................................................... 27
4.3 Pengertian Norma .......................................................................................................................... 29
4.4 Konflik sosial ................................................................................................................................... 31
LATIHAN .................................................................................................................................................. 33
BAB V PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ............................................................................................................. 34
5.1 Pengertian Korupsi .......................................................................................................................... 34
5.2 Faktor Penyebab Korupsi ................................................................................................................ 35
5.4 Upaya Penanggulangan Korupsi ...................................................................................................... 36
LATIHAN .................................................................................................................................................. 40
2
BAB 1
MENGEMBANGKAN DIRI Pada BAB pembahasan ini akan dibahas mengenai bagaimana mengembangkan diri, potensi diri,
dan kemampuan terpendam diri. Di sini mahasiswa akan dipandu untuk mengenali diri sendiri
terutama bagaimana menganilasa dan menemukan potensi diri masing-masing. Di pembahasan ini
mahasiswa terlebih dahulu diajak untuk menerima diri sendiri, bagaimana menankan dalam diri
untuk emmeiliki kemauan kuat dalam upaya terus menjadikan diri pribadi yang lebih baik lagi.
Tidak hanya itu, di bab ini mahasiswa juga diajak untuk mengenal integritas diri dan mengenal
berbagai jenis kecerdasan yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Mahaisswa juga akan
dipandu bagaimana menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Setelah mempelajari materi ini dan
juga mengikuti kelas pertemuan di kelas untuk membahas materi ini, diharapkan mahasiswa dapat
mengenali diri sendiri yakni membaca potensi diri dengan baik.
1.1 Pengertian Mengembangkan Diri
Arti mengembangkan diri adalah: Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti,
yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk membuat daya-potensi diri (jasmani
rohani) dapat terwujud secara baik dan optimal, yang menghantar seseorang pada taraf
kedewasaan sesungguhnya. Usaha besar ini merupakan konsekuensi dari kedudukannya sebagai
manusia, yang diberi akal budi. Tujuan yang ingin dicapai dengan usaha pengembangan diri ini
adalah:
Realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki diri sendiri, (jasmani
rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang dewasa, yang membuat dia sanggup
membangun relasi yang semakin baik dengan dirinya, dunia, sesama dan Tuhan. Usaha ini
melibatkan diri manusia sepenuhnya dan menggunakan daya dukung yang tersedia baginya.
Adapun Cara Mengembangkan Diri sebagai berikut :
a. Mengenal dan menerima diri
Cara untuk mengembangkan diri sendiri adalah dengan berusaha mengenal diri sendiri, lalu
menerimanya sebagaimana adanya. Dalam pengenalan diri, kita diberi pemahaman memadai
tentang keadaan diri kita yang sebenarnya beserta daya potensi yang kita miliki. Dalam
penerimaan diri, kita diberi rasa bangga dan optimis tentang diri kita. Mengenal dan
menerima diri, membuka pintu bagi usaha mengembangkan sendiri.
b. Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri
Usaha mengembangkan diri adalah usaha yang disengaja, yang berlangsung tanpa henti. Hal
itu tentu tidak mungkin terlaksana tanpa kemauan dan motivasi sebgaia penggeraknya. Usaha
mengembangkan diri pasti menghadapi banyak tantangan. Tanpa kemauan keras, maka
tantangan yang sedikit saja dapat mematahkan semangat seseorang. Kemauan keras tampak
dalam kegigihan seseorang mengatasi tantangan -tantangan yang dihadapinya dalam rangka
mengembangkan dirinya.
c. Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka
Ada bermacam-macam kemungkinan dan fasilitas yang terbuka bagi usaha-usaha
mengembangkan diri sendiri, termasuk kesediaan mencari dan menggunakan dukungan dari
orang atau pihak lain. Sering banyak waktu, peluang dan kesempatan, berlalu begitu saja,
tanpa sempat kita memanfaatkannya. Kesempatan emas ini sering disia-siakan begitu saja.
d. Belajar dari kesalahan
3
Pengembangan diri sebaiknya disertai tindakan korektif, yakni perbaikan terus-menerus,
ayng kadangkala disertai dengan tuntutan berat, seperti hukuman, tuntutan untuk melakukan
sesuatu atau justru untuk tidak melakukan sesuatu (pengendalian diri). Pengalaman-
pengalaman masa lalu , terutama kegagalan, merupakan masukan berharga untuk kemajuan
berikutnya. Koreksi ini dapat kita lakuakn sendiri dan juga dengan bantuan orang lain. Hal
penting disini adalah kesediaan kita untuk menerima kritik dan meresponnya secara positif.
Hal-hal penting yang perlu dikembangkan sebagai bentuk konkrit pengembangan diri sendiri
adalah:
1) Mental yang sehat
Mental yang mudah beradaptasi dengan situasi dan lingkungan sekitarnya, yang ammpu
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, mental kuat yang tidak mudah menyerah, tahan
tekanan, menyukai tantangan, optimis dan sportif serta dapat memahami realitas secara
semestinya.
2) Integritas diri
Usaha membangun harmonisasi antara berbagai dimensi diri (fisik, psikis, dan social),
serta mengoptimalkan realisasi dari potensi-potensi diri yang dimiliki, sehingga
terwujudlah seorang pribadi yang matang dan seimbang.
3) Mandiri, kreatif, dan inovatif
Kemampuan menentukan sikap; menata diri sendiri; dapat membuat penilaian kritis;
dapat mengambil keputusan dan tindakan sendiri; mau belajar terus menerus; punya
daya kreativitas memadai; ingin mencoba, menyukai dan terbuka untuk hal-hal baru.
4) Motivasi diri
Suatu daya dorong senantiasa menjadi penggerak dalam setiap usaha mengembangkan
diri sendiri. Motivasi inilah yang diharapkan dimiliki, yang senantiasa menyertai segala
usaha untuk memajukan diri sendiri. Berkaitan dengan motivasi ini, disiplin diri menjadi
penting, disiplin merupakan pendukung bagi motivasi.
Keempat aspek di atas, merupakan satu rangkaian terpadu yang saling mendukung dan
melengkapi. Untuk mengembangkan diri dengan baik mutlak dibutuhkan mental yang sehat.
Pengembangan diri harus merupakan usaha untuk semakin mengintegrasikan diri sendiri,
dengan membawa serta dimensi-dimensi dasariah diri ke arah perkembangan yang seimbang.
Perkembangan diri justru semakin menampakkan wujudnya dengan meningkatkan kemandirian
, jiwa kreatif dan semangat inovatif seseorang dalam menjalankan hidupnya. Membangun
mental yang sehat, mewujudkan integritas diri, hidup mandiri, kreatif dan inovaatif, hanya
mungkin terlaksana dan membuahkan hasil apabila didukung oleh motivasi yang kuat dalam
menjalankannya.
Kekuatan dan Ketahanan Mental Pemaparan yang disajikan berikut ini diambil dari buku
Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang, karangan Paul G. Stolz, 2000.
1. Adversity Quotient (AQ): Penentu utama untuk sukses
2. Quitters, Campers, dan Climbers
3. Adversity Response Profile (ARP)
Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari 500 referensi
, Paul G . Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EQ, SQ yakni AQ. Menurutnya,
AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. Bagaimana mengubah hambatan menjadi
peluang. Atau dengan kata lain, seseorang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu
mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya rendah.
4
Sebagai gambaran, Stoltz memakai terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz
membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
1. Quitter (yang menyerah). Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan hidup. Mereka
mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan.
2. Camper (berkemah di tengah perjalanan) Mereka berani melakukan pekerjaan yang
berisiko, tetapi risiko yang aman dan terukur. Cepat puas, dan berhenti di tengah jalan.
3. Climber (pendaki yang mencapai puncak). Berani menghadapi risiko dan menuntaskan
pekerjaannya.
Untuk dunia pekerjaan dan kehidupan sangatlah jelas. Banyak pekerja yang
intelektualnya (IQ) rendah bisa saja mengalahkan mereka yang ber IQ tinggi tetapi tidak
punya semangat dan keberanian untuk menghadapi masalah dan bertindak. Dengan AQ dapat
dianalisis bagaimana para karyawan / pekerja mampu mengubah tantangan menjadi sebuah
peluang yang akan meningkatkan produktifitas dan keuntungan perusahaan.
Itu tadi uraian singkat tentang Adversity Quotient. Bagaimana dengan Anda?
“winner never quits and quitter never wins”
“Pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang gampang menyerah tidak pernah menang
"
David Cambell Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil
dengan kandungan ciri:
a) Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan terobosan baru
b) Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan
c) Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.
1.2 Integritas diri
Integritas diri adalah Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang
dan sinergis atas berbagai dimensi diri. Terwujudnya perkembangan diri pribadi secara utuh,
tanpa satu pun aspek atau dimensi yang terabaikan. Adanya perhatian yang seimbang, tepat
dan proporsional terhadap semua dimensi diri.
Dimensi yang paling nyata dalam diri manusia, dalam arti dapat dilihat, diraba, dipegang,
dan sebagainya. Dimensi ini berkaitan dengan hal -hal bersifat material dengan kebutuhan
utama makan, sandang dan papan. Dimensi jiwa/ psikis Merupakan dimensi dasar kedua dari
manusia yang hakekatnya adalah aspek kejiwaan yang meliputi pemikiran, inteligensi, hal-hal
yang berkaitan dengan emosi, unsur-unsur kerohanian atau hal-hal yang mencakup unsur
batiniah lainnya. Dimensi jiwa/ psikis memiliki tiga unsur yaitu:
1. Kecerdasan Intelektual (IQ = Intellectual Quotient) Dikaitkan dengan kecerdasan otak,
pemikiran rasional dan logis, serta dihubungkan secara ketat dengan ranking akademis.
Diillustrasikan dengan komputer, yang memiliki tingkat “IQ” yang tinggi, dapat beroperasi
secara cepat, hampir tanpa kesalahan Berada di wilayah otak, merupakan bawaan lahir,
cenderung bersifat seri dan mekanistis.
2. Kecerdasan Emosional (EQ) = Emotional Quotient
Lebih banyak menyumbang bagi kesuksesan seseorang Merupakan kemampuan untuk
memotivasi diri, yang membuat bertahan menghadapi frustrasi, dapat mengendalikan
dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu mengatur suasana hati, dan
menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir. Yang memampukan
5
orang dapat bekerjasama, dapat bekerja di bawah tekanan, serta mampu melakukan hal-
hal yang sulit dan berat sekali pun. Peranannya cukup penting karena emosional lebih
berpengaruh terhadap diri sendiri dibandingkan dengan IQ. Jika IQ tinggi belum tentu
dapat berhasil jika tidak diimbangi dengan penguasaan EQ yang matang.
3. Kecerdasan Spiritual (SQ) = Spiritual Quotient
Sebagai Spiritual Intelligence, bahkan disebut sebagai The Ultimate Intelligence.
Merupakan pikiran yang terilhami, pengetahuan akan kebenaran yang paling dalam Dapat
juga dipahami sebagai kekuatan intuisi yang tajam, yang mampu melihat jauh ke depan
atau lebih dalam. Yang membuat orang: hidup lebih toleran, terbuka dan jujur, berlaku
adil dan penuh cinta, mampu meraih kebahagiaan spiritual.
Dimensi Sosial walau tidak semudah untuk menerima dua dimensi terdahulu (badan-
jiwa, fisik-psikis) sebagai dimensi esensial diri manusia, namun dimensi sosial sudah semakin
dipahami dan diakui sebagai satu dimensi dasariah kehidupan manusia di dunia ini. Kebutuhan-
kebutuhan yang berkaitan dengan dimensi sosial manusia meliputi kebutuhan akan penerimaan,
dicintai dan mencintai, pengakuan dan persahabatan serta segala bentuk hubungan sosial
lainnya.
Adapun manfaat dari integritas diri yang pertama secara fisik kita akan merasa
sehat dan bugar, yang kedua secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah, yang
ketiga secara emosional kita menjadi manusia yang termotivasi, mampu menyesuaikan diri
terhadap situasi apa pun, keempat secara spiritual kita mampu memaknai berbagai pengalaman
kita, mampu melihat berbagai fenomena kehidupan dalam perspektif yang lebih dalam, utuh
dan menyeluruh dan yang kelima secara sosial kita semakin mampu membangun hubungan
kemanusiaan
Dalam Meningkatkan Integritas Diri ada beberapa dimensi antara lain :
1. Dimensi fisik: Meningkatkan pemeliharaan dan kesehatan fisik (secara negatif dan positif).
2. Dimensi intelektual: belajar terus menerus tentang hal -hal yang positif
3. Dimensi emosional: mengenal, membangun dan mengendalikan emosi diri.
4. Dimensi spiritual: memperdalam penghayatan religius dan pembinaan hati nurani
5. Dimensi sosial: memberi perhatian yang semakin besar dan baik terhadap sesama.
Pribadi yang terintegritas selalu tampil dengan fisik yang tampak segar dan bugar,
dapat diandalkan secara intelektual, tidak gampang terbawa emosi, dapat hidup di berbagai
situasi yang berbeda, bersikap arif dan bijaksana dalam bertindak, memiliki kehidupan
rohani yang mendalam, luwes dalam pergaulan, orang lain merasa senang dan beruntung
dapat bergaul dengan dia.
1.3 Mandiri, kreatif, inovatif
Hidup mandiri, kreatif dan inovatif adalah sebuah wujud dari kematangan pribadi, hanya
orang yang mandiri yang mampu mengembangkan kreatifitas bahkan inovasi. Banyak kemajuan
di dunia ini terjadi karena adanya kreatifitas, yang menghasilkan penemuan-penemuan baru di
berbagai bidang kehidupan Hidup mandiri, kreatif dan inovatif akan memampukan kita
berkontribusi banyak dalam kehidupan ini; mampu memikirkan kemungkinan dan
mewujudkannya.
Pengertian mandiri adalah suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak
atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna menghasilkan
sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Ciri-ciri
6
mandiri adalah percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan ketrampilan yang
sesuai dengan kerjanya, dan menghargai waktu Tanggung jawab
Mandiri terlihat jelas dalam dunia kerja. Orang mandiri umumnya dalam kehidupan
kemasyarakatan tampil sebagai manusia wiraswasta atau wirausaha (enterpreneurship).
Manusia mandiri akan mengembangkan cara berpikir positif, memandang masa depan dengan
penuh optimis, memiliki pengetahuan, menguasai keterampilan dan memiliki kehendak yang
kuat. Manfaat hidup mandiri Kemandirian disini bermakna bahwa saya dalam proses mengenal
-menerima dan mengembangkan diri tidak menggantungkan diri pada orang lain. Saya menjadi
independen, dengan itu saya tetap membangun hubungan sosial dengan sesama manusia
Kreatif terbagi atas kreativitas yang umumnya dimiliki secara alamiah seperti artistik,
menulis buku, melukis, menggubah musik, dan sebagainya . Kreativitas penemuan seperti yang
dialami oleh Archimedes saat keluar dari kamar mandinya dan berteriak “Eureka” atau saat
lahirnya konsep produk baru. Kreativitas umum yang memandang dunia sekitar dari sudut
pandang yang berbeda.
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli antara lain:
Kreativitas adalah pemikiran kreatif merupakan penggabungan kembali batas-batas
pikiran. Kreativitas melibatkan energi pikiran , melibatkan penemuan dan produktivitas yang
antusias. Merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude (kemampuan berpikir
kreatif) maupun non-aptitude (afektif), baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-
hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sedangkan menurut David Cambell Ph .D; kreativitas adalah kegiatan mendatangkan hasil
dengan kandungan ciri inovatif, berguna dan dapat dimengerti. James R Evan; kreativitas
adalah ketrerampilan untuk menemukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru
dan membentuk kombinasi dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran. Michael
A . West; kreativitas merupakan pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman
yang berkaitan untuk menghasilkan ide -ide baru dan lebih baik.
Utami Munandar (dalam Hawadi, 2001) menjabarkan ciri -ci ri kemampuan berpikir kreatif
yaitu keterampilan berpikir lancar, definisi mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
penyeleasaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban , perilaku mengajukan pertanyaan ,
menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah, bekerja lebih cepat, dan dapat dengan cepat melihat kesalahan atau
kekurangan pada suatu objek atau situasi.
1. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) adalah menghasilkan gagasan, jawaban atau
pertanyaan yang bervariasi. dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-
beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. Mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran, perilaku memberikan macam-macam interpretasi terhadap
suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang
berbeda-beda, jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang
berbeda untuk memecahkannya. Mampu mengubah arah berpikir dalam mambahas atau
mendiskusikan situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari
mayoritas kelompok.
2. Keterampilan berpikir rasional adalah mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi
yang tidak lazim dari bagian- bagian atau unsur-unsur, perilaku memikirkan masalah-
7
masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara -
cara lama dan berusaha memikirkan cara - cara yang baru, memiliki cara berpikikir lain
daripada yang lain, lebih senang mensistesis daripada menganalisa situasi, memilih a -
simetri dalam menggambarkan atau membuat desain.
3. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi adalah mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau memperinci detil -detil
dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik, Perilaku Mencari arti yang
lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci, Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, Mencoba
menguji detil- detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, Mempunyai rasa keindahan
yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana,
Menambahkan garis -garis atau warna-warna dan detil-detil terhadap gambarnya sendiri
atau orang lain.
4. Keterampilan menilai (mengevaluasi ) adalah menentukan patokan penilaian sendiri dan
menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan
bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya
mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya, perilaku memberikan pertimbangan atas
dasar sudut pandangnya sendiri, menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis
dengan selalu menanyakan “mengapa?” Mempunyai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, pada waktu tertentu tidak
menghasilkan gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, Merancang suatu
rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.
Adapun Unsur-unsur dari Kreativitas sebagai berikut :
1. Percaya diri, ada tiga jenis yaitu berkaitan dengan perilaku; percaya bahwa ia mampu
bertindak menyelesaikan pekerjaan, berkaitan dengan emosi; percaya bahwa ia mampu
mengendalikan emosi dalam bertindak pada orang lain. Rasa percaya diri timbul pada
pribadi seseorang bilamana orang yang bersangkutan mengenal dirinya dan bertekad
mengubah diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Intuisi Pengetahuan batiniah
yang memiliki daya visualisasi kreatif dimana terletak daya cipta yang tak terbatas dalam
diri kita. Seseorang yang mampu mengenal dan mengendalikan intuisi akan mampu
bekerja secara kreatif dan efektif di segala bidang.
2. Inovatif, pada hakekatnya manusia inovatif adalah juga manusia kreatif, karena
inovatif hanya merupakan langkah lanjut dari kreatifitas. Ditandai oleh keberanian untuk
selalu mencoba walau beberapa kali mengalami kegagalan. Biasanya memiliki inisiatif
tinggi untuk mendorong kemajuan berkat kreativitasnya. Orang yang selalu bertanya dan
berusaha menemukan jawabannya, lebih senang memusatkan perhatiannya pada jenis
pekerjaan di laboratorium atau di pusat- pusat penelitian dan pengembangan Jiwa kreatif
merupakan bawaan lahir Juga bisa muncul dan berkembang karena tuntutan lingkungan ,
juga bisa diusahakan dengan sengaja, terdorong oleh keinginan mau maju untuk memacu
kreatifitas kita, kita dapat belajar dari orang-orang yang telah mewujudkan hal
mengesankan berkat kreatifitas mereka, dengan melakukan hal-hal yang disenangi maka
dapat menumbuhkan daya pikir yang kreatif untuk melakukannya.
8
LATIHAN
1. Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan
bentuk, untuk membuat daya-potensi diri (jasmani rohani) dapat terwujud secara baik dan
optimal, yang menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya disebut dengan...
a. Mengembangkan diri
b. Motivasi diri
c. Semangat Diri
d. Keteguhan Diri
e. Integritas diri
2. Yang termasuk kedalam Cara Mengembangkan Diri adalah.....
a. Berhenti belajar dan berlaku acuh
b.Memiliki kelebihan materi
c.Memanfaatkan orang lain
d.Selalu melakukan kesalahan
e. Mengenal dan menerima diri
3. Salah satu faktor yang dapat memupuk Kekuatan dan Ketahanan Mental menurut Paul G. Stolz
adalah.....
a. Ability
b. Low profile
c. Mention
d. Power
e. Adversity Response Profile (ARP)
4. Salah satu manfaat integritas diri adalah.....
a. Secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah
b. Adanya perhatian yang seimbang, tepat, proporsional terhadap dimensi diri
c. Dapat bekerja di bawah tekanan
d. Tidak gampang terbawa emosi
e. tidak gampang lelah
5. Mandiri selalu berhubungan dengan manusia yang sedang melaksanakan kegiatan tersendiri.
Jadi mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali.....
a. Tanggung jawab
b. Menghargai waktu
c. Seenaknya sendiri
d. Percaya diri
e. Penuh optimis
9
BAB II
MOTIVASI DIRI Dalam BAB ini, akan dibahas secara tuntas mengenai ap aitu mtivasi, teori-teori motivasi serta
bagaimana cara memotivasi diri sendiri. Ssetelah itu, amahasiswa juga akan diajak untuk
mengenali daerah terbuka dan tertutup atas pribadinya sendiri. Dengan mengetahui daerah buta
dan terbuka dari dirinya sendiri, maka mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat semakin mengenali
diri sendiri sebagaimana di BAB awal tadi, mahasiswa di ajak untuk mengenali diri sendiri. Setelah
membaca materi pada bab ini dan mengikuti pertemuan tatap muka yang membahas materi ini,
diharapkan mahasiswa dapat semakin bias mengatasi sisi negative dirinya sendiri dan mulai
membuak pikiran untuk mampu terus memotivasi diri setiap kali mengalami penurunan semangat
atau kekecawaan dalam hidup bermasyarakat.
2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak dapat diamati secara langsung. Hal-hal yang
dapat diamati ialah perilaku individu, pemilihan tugas-tugas, usaha yang dilakukan, ketekunan,
dan suatu perwujudan dari perasaan atau pikiran ke dalam wujud kata-kata (verbalization).
Motivasi merupakan proses pembelajaran bagaimana individu menghadapi sebuah kesulitan,
menghadapi berbagai masalah, kegagalan-kegagalan, guna mencapai tujuan. Motivasi merupakan
gambaran seberapa besar kekuatan seseorang dan apa yang sebenarnya dilakukan.
Pintrinch (1996) menyatakan bahwa istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, “movere”
yang berarti bergerak (to move). Gerak yang dimaksud merupakan gambaran dari beberapa ide
awam mengenai motivasi sebagai sesuatu yang membuat kita berjalan baik, tetap bergerak,
serta membantu kita menyelesaikan pekerjaan. Definisi lain diungkapkan oleh Gage dan Berliner
(1979) yakni motivasi ialah sesuatu yang mendeskripsikan apa yang memacu seseorang dan tujuan
orang melakukan kegiatan. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa motivasi merupakan
penjelasan perilaku seseorang yang meliputi keinginan (want), kebutuhan
(need), hasrat (desire), tujuan (goal), dan penghindaran (avoid).
Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak dan
perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang
muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya.
Teori Motivasi
beberapa teori motivasi antara lain adalah :
1. Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, kenikmatan. Seperti
dikatakan oleh M Ngalim Purwanto bahwa : “Hedonisme adalah aliran di dalam filsafat yang
memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan
(hedone).
Menurut pandangan teori ini manusia pada hakekatnya adalah mahluk yang
mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Orang yang menganut
teori ini setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan , orang tersebut cenderung memilih
alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan
kesukaran , kesulitan, kesengsaraan, penderitaan dan segala sesuatu yang mengakibatkan tidak
enak.
Pengaruh dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindar dari hal -hal yang sulit dan yang menyusahkan diri sendiri dan yang mengandung
10
hal -hal yang beresiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kenangan
baginya. Sebagai contoh, siswa di suatu kelas akan bertepuk tangan bila mereka mendengar
guru yang akan mengajar matematika tidak akan masuk dikarenakan sakit, seorang karyawan
segan bekerja dengan baik dan malas bekerja, akan tetapi menuntut gaji dan upah yang
tinggi. Dan masih banyak lagi contobh yang lain yang menunjukkan bahwa motivasi iti
sngat diperlukan menurut teori Hedonisme, para siswa dan karyawan tersebut pada contoh di
atas harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan
menenuhi kesenangannya.
2. Teori Naluri
Manusia sebagai individu hidup dalam suatu dunia yang bukan dirinya sendiri, tetapi
mutlak di perlukan untuk hidupnya, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, melangsungkan
dan mengembangkan, manusia membutuhkan makanan, udara, ilmu, pengetahuan, juga
persahabatan, persekutuan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hidup dan kehidupan
. Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk melaksanakan perbuatan itu disebut
naluri atau dorongan nafsu.
Menurut M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa : “Naluri (dorongan nafsu) adalah
kekuatan pendorong maju yang memaksakan dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari ,
mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai tertentu”. Naluri merupakan
kekuatan di dalam diri manusia yang mendorong kita untuk maju dan memiliki benda-benda
dan nilai-nilai itu. Naluri adalah bentuk penjelmaan hidup tertentu, manusia sebagai mahluk
ada sesuatu di dalam dirinya yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dalam garis
besarnya naluri (dorongan nafsu) dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan diri : Mencari makan jika ia lapar,
menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan diri
untuk hidup aman.
b. Naluri (dorongan nafsu ) mengembangkan diri : Dorongan ingin tahu, melatih dan
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang
menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan makin tinggi.
c. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan dan mengembangkan jenis : manusia secara
sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga agar jenisnya dan keturunannya tetap berkembang
dan hidup. Naluri ini terjelma dalam penjodohan dan perkawinan. Serta dorongan untuk
memelihara dan mendidik anak-anak. Tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut
teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan
perlu dikembangkan. Contoh, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering diejek
dan dihina oleh teman-temannya karena ia dianggap bodoh di dalam kelasnya. (naluri
mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut tidak berkembang ke arah yang negatif, kita
perlu memberi motivasi, misalnya menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu
menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman - teman sekelasnya.
Sering kita melihat seseorang bertingkah dalam melakukan sesuatu karena didorong
oleh lebih dari satu naluri pokok sekaligus, sehingga sukar bagi kita untuk menetukan naluri
pokok mana yang lebih dominan mendorong orang tersebut melakukan tindakannya yang
demikian itu. Sebagai contoh seorang pelajar sangat tekun dan rajin belajar meskipun ia
hidup diidalam kemiskinan bersama keluarganya. Hal apakah yang mendorong pelajar tersebut
sangat rajin dan tekun belajar? Mungkin karena ia benar- benar ingin menjadi pandai (naluri
mengembangkan diri) tetapi mungkin juga karena ia ingin meningkatkan karir pekerjaannya
11
sehingga pada saatnya ia dapat hidup senang bersama keluarganya dan dapat membiayai anak-
anaknya di sekolah nanti (naluri mengembangjan dan mempertahankan jenis, dan naluri
mempertahankan diri).
3.Teori Reaksi
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-
naluri, tetapi berdasarkan pola -pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat
orang itu hidup. Orang belajar bila banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup
dan dibesarkan. Oleh sebab itu teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut
teori ini, apabila seorang pendidik (guru) akan memotivasi anak didiknya, pendidik (guru)
itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan anak-anak
didiknya.
Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat mengetahui pola
tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bereaksi atau bersikap yang mungkin
berbeda dengan orang lain dalam menghadapi sesuatu masalah. Kita mengetahui bahwa
bangsa Indonesia terdiri dari berbagai mavam suku yang memiliki latar belakang kebudayaan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, banyak kemungkinan seorang guru di suatu sekolah
akan menghadapi beberapa macam anak didik yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang
berbeda-beda perlu adanya pelayanan dan pendekatan yang berbeda-beda pula, termasuk
pelayanan dalam pemberian motivasi terhadap mereka.
4.Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara Teori Naluri dan Teori Reaksi. Daya pendorong
adalah semacam Naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah
yang umum, misalnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Semua orang
dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun
cara-cara yang digunakan dalam mengajar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut
berlain-lainan bagi tiap-tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing.
Oleh karena itu menurut teori ini bila seorang pendidik (guru) ingin memotivasi anak didiknya
ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari
dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. Memotivasi anak didik yang sejak kecil
tinggal di daerah pedalaman dan terpencil kemungkinan besar berbeda dengan cara
memberikan motivasi kepada anak yang dibesarkan dan hidup di kota- kota besar yang sudah
maju diberbagai bidang walaupun masalah yang dihadapi oleh siswa itu sama.
5. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini
beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhannya. Baik kebutuhan phisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu
menurut teori ini apabila seorang pendidik (guru) bermaksud memotivasi siswa ia harus
berusaha mengetahui lebih dahulu apa kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.
Sekarang ini telah banyak teoritisi psikologi yang telah mengemukakan teori-teorinya
tentang kebutuhan dasar manusia. Salah satu dari teori motivasi yang dikaitkan dengan
kebutuhan individu adalah model hierarki kebutuhan yang diusulkan Abraham Maslow.
Menurut teori ini kebutuhan orang bergantung pada apa yang telah mereka miliki, dalam
pengertian, suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor motivator lagi. Kebutuhan
lebih rendah harus dipuaskan sebelum kebutuhan tingkat yang lebih tinggi mengendalikan
perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan, dari yang terendah
12
ke yang tinggi, yakni: kebutuhan fisiologis, keamanan, rasa memiliki, penghargaan dan
aktualisasi diri. Untuk lebih jelasnya lihat keterangan di bawah ini:
Hirarki kebutuhan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.1
Hirarki Kebutuhan Maslow
Gambar di atas menegaskan bahwa kebutuhan paling rendah, menurut Maslow, adalah :
“Kebutuhan fisiologis kemudian dilanjutkan dengan kebutuhan yang lebih tinggi yaitu
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan aktualisasi diri bisa juga disebut kebutuhan pertumbuhan, merupakan kebutuhan
tertinggi”.9
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas dapat kita jelaskan kebutuhan apa yang
masuk dalam tiap-tiap tingkatan kebutuhan itu :
a. Kebutuhan fisiologis, meliputi: kebutuhan akan makanan, minuman, trempat tinggal dans
embuh dari rasa sakit
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi: kebutuhan akan kemerdekaan dari
ancaman, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam
c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial, dan kasih sayang, meliputi: kebutuhan akan persahabatan,
berkelompok, interaksi dan kasih sayang
d. Kebutuhan akan penghargaan , meliputi: kebutuhan akan harga diri dan penghargaan dari
pihak lain;
e. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi: kebutuhan untuk memenuhi diri melalui
mmemkasimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.
Teori ini memperlihatkan bahwa kebuthuhan manusia mengenal skala prioritas, dimulai dengan
kebutuhan dasar, yang banyak berkaitan dengan unsur biologis, dilanjutkan dengan kebutuhan
lebih tinggi, yang banyak berkaitan dengan unsur kejiwaan atau kerohanian. Kebutuhan-
kebutuhan lebih rendah lebih dulu dipenuhi sebelum naik ke kebutuhan yang lebih tinggi,
dan demikian seterusnya. Kebutuhan-kebutuhan yang sudah terpenuhi berhenti menjadi
motivator, dan beralih ke kebutuhan yang lebih tinggi yang masih belum terpenuhi.
Tingkat atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksudkan sebagai suatu
kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang dapat
digunakan sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat kebutuhan mana
yang dapat dipakai untuk mendorong seseorang yang akan dimotivasi bertindak melakukan
sesuatu.
Di dalam kehidupan sehari -hari kita dapat mengamati bahwa kebutuhan manusia itu
berbeda-beda, faktor- faktor yang mempengaruhi adanya tingkat kebutuhan itu antara lain
latar belakang Pendidikan , tinggi rendahnya kedudukan, pengalaman masa lampau,
pandangan atau filsafat hidup, cita-cita dan harapan masa depan dari tiap-tiap individu.
13
Berdasarkan urutan tingkat kebutuhan menurut teori Maslow, kehidupan tiap manusia
dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada mulanya kebutuhan manusia yang paling mendesak
adalah kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, papan dan kesehatan. Jika kebutuhan -
kebutuhan fisiologis ini telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan yang mendesak adalah
kebutuhan yang mendesak, amak timbul kebutuhan lain yang mendesak yaitu kebutuhan
akan penghargaan. Demikian seterusnya sampai kepada tingkat kebutuhan aktualisasi diri,
ingin menjadi orang terkenal dan ternama. Namun janganlah diartikan bahwa kehidupan
manusia itu akan mengikuti urutan kelima tingkat kebutuhan fisiologis sampai dengan tingkat
kebutuhan aktualisasi diri, proses kehidupan manusia itu berbeda - beda dan tidak selalu
menuruti garis lurus yang meningkat, kadang-kadang melompat dari tingkat k ebutuhan
tertentu ke tingkat kebutuhan lain dengan melampaui tingkat kebutuhan tertentu yang lain
dengan melampaui tingkat kebutuhan yang berbeda diatasnya. Atau pula kemungkinan terjadi
lompatan balik dari tingkat kebutuhan yang lebih tinggi ke tingkat kebutuhan di bawahnya.
Dengan demikian pada saat-saat tertentu tingkat kebutuhan seseorang berbeda dengan orang-
orang lain.
2.2 Cara Memotivasi Diri
1.Memotivasi diri melalui rasa percaya diri
Percaya diri pertama-tama ditujukan pada kepercayaan bahwa kita emmiliki otak yang
luar biasa kehebatannya, melebihi kemampuan alat tercanggih sekalipun, buatan manusia.
Inilah aset kita yang paling berharga. Apa yang kita masukkan ke dalam otak kita, itulah
yang akan kita dapatkan kembali . Otak adalah kawasan penyimpanan yang kapasitasnya luar baisa, namun perlu berhati-hati dalam mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang
penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka telah secara terus menerus
menanamkan masukan ‘saya tidak’, didukung dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak
mampu. Maka ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak mereka,
ketikad itanya, mengirimkan jawaban: “tidak, kamu tidak mampu” atau tanggapan lain yang
senada dengan itu. Untuk itu, ada beberapa hal yang berkaitan dengan pembangunan motivasi
diri dengan membangun kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.
a. Hindari mencari-cari alasan
Ada begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dnegan mengajukan alasan yang tidak
masuk akal dan sama sekali salah, seperti:
• “saya tidak bisa”
• “saya tidak mampu, sebab…”
• “pendidikan saya belum memadai”
• “Saya merasa belum mantap”
• “saya sudah terlalu tua”
• “saya masih terlalu muda”
• “kesehatan saya sering terganggu”
• “saya bukan orang yang beruntung”
• “saya selalu bertindak salah”
• “latar belakang pendidikan saya tidaks esuai”
• Dan sebagainya, dan sebagainya.
Singkirkan semua dari perbendaharaan pikiran dan perkataan mengenai hal - hal yang
justru merugikan kita sendiri. Jangan membuat-buat alasan. Sebab, siapa pun, dapat mencari-
cari alasan bagi hampir segalanya. Itu mungkin sangat menyenangkan dan mungkin kadang-
14
kadang dapat menentramkan hati, tapi alasan- alasan sungguh dapat menghambat orang, tidak
termotivasi untuk mencapai sasarannya. Seseorang percaya diri adalah seseorang yang percaya
pada kemampuannya untuk melakukan sesuatu tugas tertentu dan mencoba untuk mengubah
kemampuan yang dirasakan menjadi hasil yang nyata.
b. Gunakan daya imajinasi
Kita pernah mendengar ungkapan :”melihat dulu, baru percaya” apakah ungkapan ini
relevan dalam rangka usaha pengembangan diri ? Rasanya tidak relevan! Membuat kita serba
terlambat dan ketinggalan! Kita perlu jauhkan ungkapan itu . Otak kita, dengan kapasitasnya
yang tak terbatas, dapat membantu kita dengan tanpa batasan, memcapai ambisi hidup, jiak
kita memberinya kesempatan. Biarkan otak anda menggambarkan diri Anda sebagai pribadi
yang anda inginkan. Semakin anda memikirkan itu semua semakin besar kepastian akan suatu
hasil yang positif. Sebaliknya, jika anda terus-menerus membiarkan pikiran Anda dipenuhi
dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, anda
hampir pasti akan mengalami penyakit yang anda pikirkan itu. Maka gunakanlah daya
imajinasi otak anda. Yakinkan diri anda bahwa yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan
jelas adalah hal positif.
c. Jangan takut gagal
Menghadapi suatu peluang atau tantangan baru, kita dapat saja mengkaji apa
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi, alias gagal. Bersamaan dengan itu, kita juga perlu
memikirkan cara -cara menanganinya apabila kemungkinan terburuk itu terjadi. Dengan
demikian, kita telah siap menghadapi dengan satu atau lebih alternatif pemecahan. Setelah
melakukan pengkajian semacam itu, kita selanjutnya memusatkan perhatian hanya pada
rencana menuju suskes. Jadi ungkapan “ jangan takut gagal ” bukan bermaksud agar kita
tidak perlu berpikir tentang kegagalan, dan hanya berpikir positif saja tentang keberhasilan.
Sebab, tindakan ini jauh dari sikap realistis tentang hidup. Takut pada kegagalan, emang
tidak boleh, akan tetapi kita boleh, bahkan penting memikirkannya, termasuk alternatif
pemecahan kalau hal ini terjadi . Takut gagal akan mengurangi kepercayaan drii, dan dengan
sendirinya juga akan mengurangi motivasi diri sendiri.
d. Perhatikan penampilan
Penampilan lahiriah dapat memberi pengaruh besar bagi kepercayaan diri sendiri, dan
dengan demikian pada motivasi diri. Orang yang yakin akan penampilannya akan lebih
gampang mendapatkan kepercayaan dirinya sehingga lebih termotivasi untuk melakukan
aktivitas-aktivitas yang diinginkannya. Penampilan pertama dikaitkan dengan hal berpakaian.
Anda bayangkan ketika dalam sebuah pertemuan resmi, di ama semua orang yang ahdir
memakai pakaian resmi, sementara Anda hanya mengenakan pakaian baisa saja. Pasti bahwa
pikiran Anda terganggu oleh penampilan Anda sendiri, membuat kepercayaan diri Anda tidak
muncul, sehingga Anda jadi enggan melakukan aktivitas- aktivitas berarti, termasuk berlalu -
lalang di tengah-tengah orang-orang itu.
Memperbaiki penampilan dalam hal berpakaian bukan dimaksudkan supaya kita
berlebihan dalam membelanjakan uang demi penampilan, yang jelas hanya memuaskan ego
kita semata. Seperti banyak hal alin, di sini pun kita perlu realistis, tidak berlebihan dan juga
tidak terlalu mengabaikannya. Intinya dalah masih dalam batas-batas kewajaran.
2. Memotivasi diri dengan menentukan sasaran
Tidak banyak orang yang selalu berhasil menentukan sasaran atau target apa yang yang
ingin mereka capai sehingga mereka juga tidak memiliki arah yang jelas di mana tenaga
hendak diarahkan. Sasaran atau target yang sudah kita tetapkan , bisa berada di depan dan
15
juga di belakang kita. Suatu saat, kita mengejar target ayng terbentang di depan kita. Tapi
ketika kita lalai mengejarnya, target itu balik mengejar kita dan mengingatkan kita agar kita
bangkit mengejarnya. Jadi di sini tampak bahwa suatu target yang baik dapat berperan penting
untuk menggerakkan kita.
3. Memotivasi diri dengan menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih
Disamping keuda cara diatas, ada satu cara praktis yang dapat dilakukan, yaitu dengan
menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih.
Setiap orang sekurang-kurangnya dalam suatu hal yang kecil pernah meraih sukses dalam
hidupnya. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa dia memiliki peluang untuk meraih hal yang
sama di masa depan. Dalam keragu-raguan akan kemampuan diri sendiri, sukses masa lalu
dapat menjadi bahan bakar yang dapat mengobarkan kepercayaan pada diri sendiri.
Mengingat-ingat sukses masa lalu tidak dimaksudkan agar terlena dengan keberhasilan masa
lalu, melainkan mau menimba kekuatan tersembunyi dari sana, untuk dapat yakin bahwa di
masa depan pun sukses dapat diraih.
2.3 JENDELA JOHARI
Teori Jendela Johari
Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika
dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang
diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati
cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi. Joseph Luft dan
Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana
seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. „Jendela‟
tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang
terbuka maupun yang disembunyikan . Keempat sel tersebut adalah daerah public, daerah
buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari. Keempat gambar dapat dilihat
sebagai berikut:
Gambar 4.3
Gambar Jendela Johari
Daerah terbuka adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang l ain
seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Area terbuka merujuk
kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain.
Bagi orang yang telah mengenal potensi dan kemampuan dirinya sendiri, kelebihan dan
kekurangannya sangatlah mudah untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang bermanfaat bagi
diri sendiri maupun orang lain sehingga orang dengan Type ini pasti selalu menemui
kesuksesan setiap langkahnya, karena orang lain tahu kemampuannya begitu juga dirinya
sendiri. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan
tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara
vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan
menguntungkan hubungan interpersonal kita.
16
Daerah buta yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak.
Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara kita tahu kemampuan dan potensi
kita , bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan komunikasi merupakan cara agar
kita lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah
terbuka. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen
A , dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang.
Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan
bagus dalam bekerja tim. merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui
oleh diri kita sendiri , tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga,
kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi
penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita
, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang. merujuk
kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui
oleh diri kita sendiri.
Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya.
Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita
bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang
lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini
akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari
pengalaman.
17
LATIHAN
1. Salah satu Hirarki kebutuhan menurut Maslow antara lain:
a. Sikap
b. Manipulasi
c. Imbalan
d. Aktualisasi diri
e. Emosi
2. Memotivasi diri melalui rasa percaya diri dapat dilakukan dengan cara:
a. Bersikap sombong
b. Meremehkan orang lain
c. Emosional
d. Rendah diri
e. Memperhatikan Penampilan
3. Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak dan perilaku
seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang muncul
dari keinginan memenuhi kebutuhannya
a. Motivasi
b. Watak
c. Tempramen
d. Bakat
e. Potensi
4. Dalam Jendela Johari daerah yang diri sendiri tahu dan orang lain tahu merupakan daerah.....
a. Daerah tersembunyi
b. Daerah terbuka
c. Daerah buta
d. Daerah tak sadar
e. Daerah abu-abu
5. Puncak tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah….
a. Fisiologi
b. Rasa memiliki
c. Keamanan dan Keselamatan
d. Aktualisasi Diri
e. Penghargaan
18
BAB III
LINGKUNGAN SOSIAL Pada materi ini, akan dibahas secara tuntas mengenai pengertian lingkungan social dari beberapa
ahli. Tidak hanya itu, mahasiswa juga akan diberikan contoh-contoh apa saja bentuk lingkungan
social, baik yang positif maupun negative. Sebaagaimana materi pada bab sebelumnya, mahasiswa
dipandu untuk emngenali diri sendiri dan memotivasi diri. Pada pembahasan ini mahasiswa akan
dikenal kan pada konsep lingkungan keluarga dan masyarakat serta lingkungan-lingkungan social
lainnya. Dengan mmbaca materi ini serta mengikuti kelas tataop muka yang membahas mengenai
lingkungan social ini, maka diharapkan mahasiswa akan mulai mengerti dan mampu menempatkan
diri sebagai pribadi positif baik dilingkungan keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Setelah
mengenali lingkungan masyarakat, mahasiswa juga akan diajak untuk mulai menganalisa bentuk-
bentuk kebudayaan yang ada di masyarakat.
3.1 Pengertian lingkungan Sosial
Lingkungan sosial tempat kita tinggal dan berada bersama yang lain ada bermacam -
macam, mulai dari lingkungan sosial tempat kita untuk pertama kalinya mengadakan kontak
sosial, smapai lingkungan yang lebih luas yang semakin sulit ditentukan batas -batasnya.
Lingkungan sosial yang paling dekat dengan kita serta paling berpengaruh dalam kehidupan
kita adalah lingkungan sosial yakni keluarga, yang kemudian dilanjutkan dengan lingkungan
kelompok pertemanan atau kelompok permainan. Kelaurga adalah lingkungan paling utama
di mana kita mengalami kedekatan dan kebersamaan yang snagta intensif , lingkungan tempat
kita menjalani proses sosialisasi berbagai nilai dasar kemanusiaan. Kelompok pertemanan atau
kelompok permainan merupakan lingkungan sosial awal juga, di mana suasana akrab dan ekkeluargaan merupakan ciri khasnya. Kelompok ini merupakan lingkungan di mana seseorang
mulai belajar memasuki dunia luar yang lebih luas.
Walaupun lingkungan keluarga dan kelompok pertemanan atau kelompok permainan
kita golongkan sebagai lingkungan sosial awal, namun dalam pembahasan selanjutnya kita
lebih banyak menyoroti lingkungan keluarga saja, akrena itulah yang menjadi fokus utama
dalam bahan ini. Menyoroti kehidupan sebuah keluarga tidak lain menyoroti kehidupan kita
sendiri dalam kaitan erat dengan ornag -orang yang dalam banyak hal paling dekat dengan
kita , hidup dan tinggal dalam satu komunitas yang sangat eksklusif sifatnya. Sering
digambarkan bahwa kehidupan seseorang, dengan segala warna dan karakteristiknya yang
khas , sangat ditentukan oleh suasana keluarga darimana dia berasal. Ada yang dididik dan
dibesarkan dalam keluarga baik -baik, dan ada juga yang berlatar-belakang keluarga
berantakan. Namun perlu disadari juga, sebagai seorang anggota penuh sebuah keluarga , kita
bukan hanya penerima apsif keadaan keluarga kita sendiri. Kita masing-masing adalah bagian
tak terpisahkan, subyek dan tokoh yang turut menentukan terciptanya suasana tertentu dalam
keluarga kita.
1. Keluarga
Dasar pembentukan keluarga
keluarga merupakan satuan hidup sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk
sosial. Keluarga terbentuk melalui ikatan perkawinan atau oleh hubungan darah. Ada yang
disebut keluarga inti (nuclear family), di mana anggotanya terdiri dari atas ayah dan ibu
19
beserta anak-anak kandung mereka atau anak-anak yang diadopsi dan dianggap serta
diperlakukan sebagai anak kandung sendiri. Ada juga keluarga yang anggotanya tidak hanya
terdiri dari keluarga inti, melainkan di dalamnya masih ada anggota lain seperti kakek -nenek,
cucu, kemenakan, tante, sepupu, dan sebagainya. sementara bisa terjadi juga bahwa sebuah
keluarga tidak memiliki keluarga ini, melainkan hanya terdiri dari orang-orang yang memiliki
hubungan darah satu sama lain, seperti: kakek dans atu cucu atau lebih, dua atau tiga
bersaudara, nenek menantu dan cucu, dan lain sebagainya. apapun jenisnya yang dimaskud
bukan terutama dalam arti teritorial (kedekatan tempat) melainkan kategorial (umpamanya
teman bermain, teman sekelas, teman seprofesi, kelompok gaul, dan lain-lain kelompok yang
berbentuk khusus seperti itu). Para anggota dari kelompok ini memiliki kedekatan khsusus,
sehingga dapat saling mempengaruhi satu sama lain.
Bentuk-bentuk perkawinan
a. Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami /istri
b. Dilihat dari segi asal suami-istri:
1. Perkawinan eksogami
2. Perkawinan endogami
3. Perkawinan homogami
4. Perkawinan heterogami
c. Bentuk - bentuk lain:
1. Garis keturunan
2. Tempat tinggal
2. Kelompok dekat (in group)
Keluarga
a. Dasar pembentukan keluarga
b. Bentuk-bentuk perkawinan
1. Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami/ istri
Monogami
Monogami adalah suatu bentuk perkawinan / pernikahan di mana si suami tidak
menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan lelaki lain. Jadi singkatnya
monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan seorang wanita t anpa ada ikatan
penikahan lain.
Poligami
Poligami adalah bentuk perkawinan di mana seorang pria menikahi beberapa wanita
atau seorang perempuan menikah dengan beberapa laki - laki.
Berikut ini poligami akan kita golongkan menjadi dua jenis :
a.Poligini : Satu orang laki-laki memiliki banyak isteri. Disebut poligini sororat jika istrinya
kakak beradik kandung dan disebut non-sororat jika para istri bukan kakak adik.
b.Poliandri : Satu orang perempuan memiliki banyak suami. Disebut poliandri fraternal jika
si suami beradik kakak dan disebut non-fraternal bila suami-suami tidak ada hubungan kakak
adik kandung.
2. Dilihat dari segi asal suami-istri:
Eksogami
Perkawinan eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan
dalam lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : a.
Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih lingkungan bertindak sebagai
20
pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan suku b atak dan ambon. b. Eksogami
connobium symetris apabila pada dua atau lebih lingkungan saling tukar-menukar jodoh bagi
para pemuda.
Endogami
Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam
lingkungan yang sama.
Homogami
Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama seperti contoh
pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar / pedagang.
Heterogami
Heterogami adalah perkawinan antar kelas sosial yang berbeda seperti misalnya anak
bangsawan menikah dengan anak petani
a) Bentuk-bentuk lain:
1) Garis keturunan
2) Tempat tinggal
1. Cross Cousin
Cross Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang berbeda jenis
kelamin.
2. Parallel Cousin
Parallel Cousin adalah bentuk perkawinan anak - anak dari kakak beradik yang sama jenis
kelaminnya
Unsur-unsur kebudayaan Kluckhohn, berpendapat ada 7 unsur kebudayaan:
a. Peralatan & perlengkapan hidup manusia
b. Mata pencaharian hidup & sistem-sistem ekonomi
c. Sistem kemasyarakatan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pengetahuan
g. Religi
3.2 Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat adalah sekelompok individu yang secara langsung atau tidak langsung saling
berhubungan sehingga merupakan sebuah satuan kehidupan yang berkaitan antara sesamanya
dalam sebuah satuan kehidupan yang dimana mempunyai kebudayaan tersendiri, berbeda dari
kebudayaan yang dipunyai oleh masyarakat lain. Sebagai satuan kehidupan,
sebuah masyarakat biasanya menempati sebuah wilayah yang menjadi tempatnya hidup dan
lestarinya masyarakat tersebut, karena warga masyarakat tersebut hidup dan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada dalam wilayah tempat mereka itu hidup untk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup mereka sebagai manusia. masyarakat sendiri itu berasal dari
bahasa arab “musyarokah” yaitu persekutuan atau sekelompok (perkumpulan antara individu
dan individu lainnya). Masyarakat merupakan komponen utama dari studi sosiologi dan
kehidupan sehari - hari, masyarakat terdiri dari orang-orang yang berinteraksi dan berbagai
budaya yang sama. Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat.
Masyarakat memiliki kebutuhan - kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani
kehidupannya. Kebutuhan - kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Kemampuan manusia terbatas
21
sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam
memenuhi segala kebutuhan. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif
2. Senjata
3. Wadah
4. Makanan dan minuman
5. Pakaian dan perhiasan
6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transport
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang
bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan
merupakan suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan seseorang itu berbeda dari kebiasaan
orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala
bahwa seseorang di dalam tindakan - tindakannya selalu ingin melakukan hal -hal yang teratur
bagi dirinya sendiri.
Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula struktur
normatif atau menurut Ralph Linton, designs for lifing (garis-garis atau petunjuk dalam hidup).
Yang dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis- garis pokok tentang perilaku atau
blueprint for behavior, yang menetapkan peraturan - peraturan mengenai apa yang seharusnya
dilakukan, apa yang seharusnya dilarang dan sebagainya.
3.3 Komunikasi Sosial
Komunikasi Sosial adalah mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk
membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketergantungan, antara lain lewat komunikasi yang
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi sosial kita bisa
berkerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi,
RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun beberapa fungsi komunikasi sosial yakni:
1. Pembentukan Konsep Diri
2. Pernyataan eksistensi diri
3. Untuk Kelangsungan Hidup
4. Membangun hubungan sosial
5. Memperoleh kebahagiaan
Dari fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasanya memang sangat dibutuhkan kecakapan
dan kemampuan dalam membangun komunikasi sosial. Komunikasi sosial juga selayaknya
dibangun di atas adab, moral, etika dan kesopan santunan. Dengan demikian, setiap pribadi
atau makhluk sosial dapat menimbang dan memilah mana pilihan yang tepat dalam proses
komunikasi sosial. Hal ini dilakukan tentu saja untuk membangun hubungan dan interaksi
sosial yang indah tanpa adanya gesekan-gesekan sosial. Meski gesekan sosial adalh lumrah
dalam hidup bermasyarakat , namun dengan adanya nilai dan norma manusi, maka
seharusnya gesekan- gesekan itu dapat diminimalisir dan atau dihindari.
22
3.4 Nilai dan Norma Sosial
Norma sosial adalah patokan perilaku yang memuat nilai-nilai sosial dalam kelompok
masyarakat tertentu. Norma sosial bisa disebut dengan peraturan sosial yang bersifat memaksa
individu untuk menjalaninya, sehingga dalam menjalankan interaksi sosial, mereka tetap di
dalam ruang lingkup nilai sosial yang telah berlaku.
Kenapa daalm interaksi sosial harus menjunjung tinggi norma? Sesungguhnya manusia
adalah makhluk yang sempurna segara raga dan jiwa. Namun bukan makhluk sempurna dalam
akal dan akhlak. Oleh karena itu sejak dini manusia sebagai makhluk sosial harus mau dan
memaksa diri terus belajar dan menerapkan norma dalam interaksi sosial. Peraturan sosial ini
sendiri sudah ada sejak masa nenek moyang kita. Dalam Bahasa jawa dikenal dengan unggah
ungguh. Dalam Bahasa Indonesia kita sering mendengar Bahasa tata krama. Salah satunya
mengatur pemilihan Bahasa, mimic, nada dan irama saat membangun komunikasi dengan
orang lain. Orang yang sedang bahagia memiliki mimic dan intonasi berbeda dengan sesrorang
yang sedang gusar. Namun dengan adanya norma yang mengatur, maka sesorang tanpa sadar
mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri di mana dan bagaimana seharusnya ia bersikap.
Inilah mengapa sangat penting bagi manusia sejak dini hingga tua menjunjung tinggi
norma dalam masyarakat.
23
LATIHAN
1. Bentuk perkawinan dimana suami memiliki istri lebih dari satu orang adalah
a. Monogami
b. Poligini
c. Poliandri
d. Poligami
e. Heterogami
2. Perkawinan yang terjadi antara orang dengan suku, golongan, ras atau agama yang sama
(kawin di dalam golongan sendiri adalah jenis perkawinan
a.Perkawinan heterogami
b.Perkawinan eksogami
c.Perkawinan homogami
d.Perkawinan endogami
e.Perkawinan Heterogen
3. Perkawinan yang terjadi antara orang yang berlainan suku, golongan, ras atau agama (kawin
di luar kelompok sendiri) adalah jenis perkawinan :
a.Perkawinan endogami
b.Perkawinan eksogami
c. Perkawinan homogami
d. Perkawinan Poligami
e. Perkawinan heterogami
4. Perkawinan antara orang yang berlainan lapisan sosialnya adalah perkawinan
a. Perkawinan endogami
b. Perkawinan eksogami
c. Perkawinan homogami
d. Pekawinan heterogami
e. Perkawinan Monogami
5. Bentuk perkawinan dimana suami memiliki istri lebih dari satu orang adalah
a. Monogami
b. Poligini
c. Heterogami
d. Poligami
e. Poliandri
24
BAB IV
INTERAKSI SOSIAL setelah pada bab sebelumnya mahasiswa dikenalkan pada bentuk-bentuk lingkungan social, bab
ini berikutnya mahasiswa diajak untuk mempelajari tentang interaksi social. Bab ini akan
membahas apa saja pengertian interaksi social, komponen-komponen yang ada dalam interaksi
social serta apa saja factor-faktor yang membentuk interaksi social. Setelah itu, bab ini juga akan
membahas mengenai nilai-nilai yang ada di masyarakat. Setelah itu, mahasiswa juga akan
dikenalkan mengenai norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Tidak hanya itu, disini juga akan
dibahas mengenai apa saja norma yang berlaku di masyarakat khususnya masyarakat Indonesia.
Setelah emmbahas materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengenetahui secara teori apa saja
jenis interaksi social yang sesungguhnya sudah dipraktekkan selama ini di kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa juga diharapkan mengetahui serta bias mempraktekkan nilai-nilai dan norma-norma
social. Dengan demikian, mahasiswa seharusnya mampu meminimalisir sisi negative diri di
masyarakat serta dapat menjadi agen yang membawa dan menerapkan nilai serta norma positif di
masyarakat. Mahasiswa juga diharapkan mampu menjadi agen yang dapat menghindarkan diri dan
keluarga dari konflik social atau bahkan individu yang menjadi penengah konflik social.
4.1 Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat . Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung
dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika
tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing , maka proses sosial itu sendiri tidak
dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya
manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu
perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar
pikiran. Menurut Prof . Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial
merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak danya komunikasi
ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan Bersama. Jika
hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu
bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan
bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa
adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak
dapat disebut interaksi.
Syarat Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi social mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat,
yaitu kontak sosial dan komunikasi
Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya
Bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti Bersama-sama
menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi
atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa
menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu,
25
hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat -
sifat berikut.
Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada
suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau
konflik. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila
para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan
murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan
anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung
melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi
saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika
Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke
rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
• Komunikasi Sosial
Komunikasi dari kata Latin, communication, artinya hal memberitahukan,
pemberitahuan, hal memberi bagian dalam , pertukaran. Sosial berasal dari kata Latin, socius,
yang artinya teman atau kawan. Komunikasi sosial dapat diartinya secara umum sebagai suatu
bentuk interaksi antar individu atau kelompok yang dilakukan dengan cara verbal maupun
non-verbal dengan maksud untuk menyampaikan sesuatu pesan, dengan cara yang dapat
dipahami oleh kedua belah pihak dan yang mampu menghasilkan tanggapan yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak.
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi
yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau
sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi
yaitu sebagai berikut.
Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak
lain.
Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau
perasaan.
Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi,
instruksi, dan perasaan.
Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan,
tulisan, gambar, dan film.
Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan
dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat
atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah , kalimat, dan gambar
yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-
kode yang membingungkan komunikan.
Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar
disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
Decoding
26
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima
menurut pengalaman yang dimiliki.
Faktor Dasar Terbentuknya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti,
simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi
seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang
dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan
kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan
kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga
pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut
pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal
study), antropologi, ekonomi, sosiologidan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada
pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara
sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal
ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu
dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah
suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian
tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan
menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya
akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah.
Sugesti: adalah rangsangan , pengaruh , stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir
kritis dan rasional.
Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga
orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara
kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang
memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak,
seorang guru kepada siswa.
Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan
orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga
memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut.
Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata
perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat
intens/ dalam. Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi- relasi sosial lainnya,
menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi
tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan
antar manusia atau relasi –relasi sosial, suatu individu dengan sekumpulan
kelompok masyrakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok–
kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri, menciptakan segi dinamika dari
sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk
konkrit, komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai–nilai sosial di dalam suatu
masyarakat, telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana proses–proses ini
merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.
27
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
Berdasarkan sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem di dalam
kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial.
Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat
terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang
dirasakan oleh masing–masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu
dasar yang kuat dalam kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran
di dalam berkomunikasi di antara warga–warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat
membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang
dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mempunyai lambang–
lambang yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus dalam memahami lamabang–
lambang tersebut oleh masyarakat. Karena kelangsungan kesatuannya dengan
jalan komunikasi itu, setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaan berdasarkan sistem
komunikasinya masing-masing.
4.2 Pengertian Nilai
1. Nilai pada umumnya
Definisi “nilai”, agak sulit diungkapkan K .Bertens, dalam bukunya ETIKA mencoba
menerangkannya kurang lebih seperti uraian berikut ini. Dalam hati, kita pahami nilai itu
sebagai yang punya konotasi positif, sesuatu yang baik, yang berharga, yang memiliki suatu
arti. Nilai adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan atau perjuangkan, sesuatu yang kita setuju
dan kita sukai, yang menarik dan yang punya arti. Seorang filsuf Jerman-Amerika, Hans
Jonas, melukiskan nilai itu sebagai the addressee of a yes, “sesuatu yang ditujukan dengan
‘ ya’kita”. Jadi, nilai merupakan sesuatu yang kita iyakan. Sebaliknya sesuatu yang tidak kita iyakan, yang kita jauhi, dan ingin kita hindari adalah lawan dari nilai, dan oleh karena itu
kita hindari adalah lawan dari nilai, dan oleh karena itu kita sebut “non-nilai” atau disvalue.
Namun kalau tetap harus diusahakan pengungkapan pengertiannya secara eksplisit, maka nilai
itu dapat dimengerti sebagai konsepsi yang dihayati seseorang (bisa juga kelompok)
mengenai apa yang penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, apa
yang lebih benar atau kurang benar.
a. Nilai berkaitan dengan fakta
Nilai bukan sesuatu yang tergantung di awang-awang, lepas dari obyek yang dinilai.
Nilai berkaitan erat dengan fakta, obyek berupa hal atau keadaan (peristiwa atau kejadian).
Kita andaikan saja bahwa pada waktu tertentu di masa lalu pernah terjadi gempa dahsyat.
Fakta itu bisa diungkat seobjektif mungkin dengan data faktual dan akurat. Namun selain
sebagai suatu fakta, peristiwa itu dapat juga menjadi objek penilaian, sebagai yang bernilai
atau non-nilai. Bagi wartawan foto yang hadir ditempat waktu kejadian sedang berlangsung,
letusan tadi merupakan suatu kesempatan emas untuk diabadikan, karena merupakan suatu
hal yang langka, yang sekarang terjadi persis didepan matanya. Jadi bagi wartawan itu ,
peristiwa tadi merupakan “ nilai”. Beda halnya dengan petani, yang memiliki sawah luas
terbentang di kaki lereng gunung yang meletus itu, letusan gunung tadi jelas merupakan
ancaman bagi kepentingan mereka. Jadi, “non-nilai”. Tim pendaki gunung terpaksa kecewa
28
karena harus membatalkan perjalanannya (=non -nilai); dan bagi profesor geologi yang
kebetulan meninjau daerah itu mendadak mendapat objek penelitian yang tidak disangka-
sangka sebelumnya (=nilai)
b. Nilai berkaitan dengan subyek yang menilai
Contoh diatas memperlihatkan kaitan erat antara fakto dan nilai , sekaligus memperlihatkan
bahwa fakta itu mendahului nilai. Fakta adalah menyangkut ciri -ciri objektif saja. Dengan
kehadiran subyek maka nilai mulai muncul. Nilai selalu berkaitan dengan seseorang yang
menilai. Suatu nilai hanya mugnkin dengan adanya subyek yang menilai. Lepas dari subyek
yang menilai, maka kita tidak bisa berbicara tentang nilai. Nilai selalu berkaitan dengan
penilaian yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu hal, peristiwa atau kejadian. Kalau
tidak ada subyek maka tidak ada nilai. Baik manusia hadir atau tidak, gunung tadi tetap
Meletus. Bahwa hal itu punya nilai “indah”, “merugikan”, dsb. Dimungkinkan hanya karena
kehadiran subyek. Lepas sari kehadiran subyek yang menilai maka suatu peristiwa, kejadian
atau fakta apa saja, dalam dirinya sendiri adalah netral.
c. Nilai bersifat praktis-pragmantis
Selain bahwa suatu nilai tergantung dari penilaian subyek yang menilai, kenyataan lain
dapat kita lihat adalah bahwa penilaian selalu berkaitan dengan aktivitas si subyek yang
ingin membuat sesuatu dalam kaitan dengan fakta yang ada. Atau dengan kata lain, suatu
penilaian berkaitan dengan kegunaan bagi si subyek. Lepas dari kegunaan baginya, agak
sulit terjadi bahwa seseorang akan memberi penilaian yang meyakinkan, baik atau buruk
terhadap suatu kenyataan atau kejadian. Fotografer tadi sulit kita pikirkan bahwa dia memberi
nilai baik kepada letusan itu lepas dari manfaat yang dia peroleh dari kejadian itu, yakni
sebagai peristiwa langka yang ingin dia abadikan. Begitu juga para petani di kaki gunung
itu, sulit kita pikirkan bahwa mereka memberi nilai jelek pada letusan tadi lepas dari
kaitannya dengan sawah mereka yang rusak total akibat letusan tersebut. Nilai pragmantisnya
semakin jelas lagi di mana subyek yang berbeda akan member nilai berbeda terhadapt
kejadian, peristiwa atau fakta yang sama.
d. Nilai secara potensial ada pada obyek
Walau nilai sangat ditentukan oleh kehadiran si subyek dan tergantung dari subyek, namun
dapat dikatakan juga bahwa nilai itu secara potensial ada pada obyek yang dinilai. Nilai baik
atau nilai buruk yang diberikan oleh sisubyek hanya mungkin karena hal itu sudah secara
potensial dimiliki oleh obyek. Orang hanya dapat bebas member nilai tertentu pada obyek
karena hal itu dimiliki oleh obyek secara potensial memiliki lebih dari satu nilai, yang untuk
pengungkapannya membutuhkan kehadiran si subyek. Nilai apa pun yang terungkap sangat
tergantung pada subyek.
2. Sifat Khas Suatu nilai
Setiap nilai sepertinya punya daya yang dapat menggerakkan kehendak seseorang
untuk mewujudkannya. Nilai estetis, umpamanya selalu menggerakkan dan mendesak
kehendak seseorang untuk mewujudkannya dalam sebuah lukisan, syair atau nyanyian yang
bagus. Nilai yang tadinya tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam sebuah lukisan yang
indah. Tidak hanya sampai disitu, keindahan yang terpancar dalam lukisan tadi mendesak
kehendak manusia untuk tidak menyembunyikan umpamanya memasukkan lukisan itu
kedalam kardus lalu menyimpannya dalam lemari melainkan supaya dia diapajang atau
ditempatkan di tempat di mana orang banyak dapat melihat dan mengaguminya.
Hal yang sama berlaku untuk semua nilai, namun untuk suatu nilai moral, sifat ini
lebih serius lagi. Nilai estetis tadi, walau menggerakkan hati kita untuk menuangkkannya
29
dalam suatu lukisan, untuk memajangnya di tempat yang kelihatan, bahkan membawanya
di tempat pameran, namun kalau kita tidak memperdulikan desakan itu, tidak menjadi masalah,
kita tidak merasa bersalah karenanya. lain halnya dengan nilai moral, umpamanya niali
keadilan atau kejujuran, desakannya jauh lebih serius dari pada desakan dari nilai-nilai lain,
dan tidak berhenti mendesak kehendak kita selama kita belum mewujudkannya. Kita seakan
bertanggungjawab untuk mewujudkannya. Kita merasa bersalah dan tidak dibuatnya tenang
selama kita belum bertindak mewujudkannya.
4.3 Pengertian Norma
1. Norma pada umumnya
Norma dapat dimengerti dalam artinya yang asangat sederhana, yakni suatu alat
berbentuk segi tiga (carpenter’s square), sejenis siku-siku yang biasanya dipakai oleh tukang
bangunan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan-bahan bangunan yang sedang
mereka kerjakan sudah sesuai dengan yang mereka inginkan atau belum, sudah lurus atau sama
dengan yang lain atau belum, sudah lurus atau sama dengan yang lain atau belum dan lain
sebagainya. dengan pengertian umum dan sederhana ini maka berbagai alat ukur yang kita kenal
sekarang ini, yang terbuat dari berbagai bahan dasar dengan berbagai ukuran dan bentuk, dapat
juga disebut norma.
2. Norma sebagai kaidah pertimbangan penilaian
Nilai merupakan sesuatu yang paling dasar, sesuatu yang bersifat hakiki, intisari atau
makna yang terdalam. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, yang berkaitan dengan cita-cita, ,
keyakinan, dan hal-hal yang bersifat ideal. Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu menjadi
konkret dan nyata, maka perlu dirumuskan yang lebih konkret dalam wujud norma. Aturan-
aturan berupa perintah dan larangan yang terdapat dalam norma itu didasarkan pada suatu
nilai yang oleh masyarakat dianggap baik, benar, bermanfaat, serta dijunjung tinggi. Jadi,
hubungan antara nilai dengan norma terletak pada dijadikannya nilai sebagai sumber dari
aturan-aturan yang menuntun tingkah laku manusia agar harapan -harapannya dapat menjadi
kenyataan.
Jenis-jenis norma perilaku:
a. Norma khusus
Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang maupun aktivitas tertentu misalnya
aturan bermain, aturan kunjungan pada pasien di rumah sakit, aturan mengikuti kuliah,
dan lainnya.
b. Norma umum
Lebih bersifat umum dan universal yang dapat dibagi menjadi; norma sopan santun/ etiket,
norma hokum, dan norma moral.
1. Norma sopan santun, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah seperti
makan, minum, tata cara bertamu, menerima tamu, memberi sambutan, dan lainnya.
2. Norma hokum, ini adalah norma yang daya ikatnya lebih tinggi dibanding daya ikat
norma sopan santun. Norma hukum bersifat positif, tertulis, dan diundangkan. Kapan
mulai berlakunya bisa diketahui dengan pasti. Pelaksanaannya dapat dipaksakan serta
dituntut pelanggarannya. Selanjutnya, norma ini dapat saja diubah atau bahkan dicabut
bila ternyata sudah tidak aktual lagi dengan kondisi yang sudah banyak berubah. Norma
hukum adalah norma-norma yang berlaku dalam hidup bernegara dan bermasyarakat.
3. Norma moral, Norma moral merupakan norma yanga agak sulit dipahami begitu saja.
Norma moral berada dalam hati sanubari kita, yang berfungsi memberitahu kita mana yang
30
baik dan yang buruk, mana yang benar dan yang salah secara moral. Norma moral
ditandai dengan ciri -ciri berikut: mulai berlakunya tidak dapat dipastikan; belum tentu
dapat dipaksakan dan situntut pelanggarannya; tidak dapat dicabut walau semakin sedikit
orang yang menghayatinya. Norma moral berlaku mengikat secara moral, dalam arti
mengikat batin seseorang. Kalau apa yang sudah kita sadari sebagai suatu hal yang baik,
yang harus kita lakukan, namun kita tidak melakukannya ; atau yang sudah kita sadari
sebagai sesuatu yang tidak boleh kita lakukan, namun kita melakukannya, maka kita akan
merasa bersalah karenanya, batin kita akan terganggu, tidak tenang dan gelisah. Perasaan
ini menjadi tanda bahwa kita telah melakukan pelanggaran yang bernuansa moral. Hal itu
terjadi walau tidak ada satu orang pun yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan
tersebut.
Perbandingan antara ketiga norma umum
Dibandingkan dengan kedua norma lainnya, norma moral berlaku lebih umum, mutlak
dan universal. Bagi manusia, norma moral merupakan norma tertinggi, terutama karena
sifatnya yang menentukan bagi baik -buruknya manusia dari sudut etis. Dibanding dengan
norma sopan santun, yang sifatnya relatif saja, norma moral lebih bersifat absolut. Norma -
norma sopan santun lebih bersifat batiniah. Norma sopan santun lebih memperhatikan tentang
cara suatu perbuatan dilakukan, sedangkan norma moral lebih berkaitan dengan boleh
tidaknya suatu tindakan dilakukan. Norma sopan santun hanya berlaku dalam pergaulan,
sedangkan norma moral tetap berlaku, dengan atau tanpa kehadiran orang lain.
Dalam kaitan dengan norma hukum, harus diakatakan bahwa norma moral merupakan dasar
dari norma hukum. Dengan begitu, norma hukum atau undang -undang tidak boleh
bertentangan dengan norma moral. Norma hukum harus dipandang sebagai suatu penjabaran
atau konkretisasi dari normal moral. Norma hukum yang bertentangan dengan norma moral
akan kehilangan kekuatannya, dan tidak pantas untuk ditaati. Norma hukum dapat saja
dicabut kalau sudah tidak relevan lagi. Tetapi norma moral tetap berlaku walau semakin
sedikit orang yang menghayatinya.
Norma moral ‘tidak boleh bohon’, ‘ janji harus ditepati’, berlakulah dengan adil’,
dan sebagainya, tetap saja berlaku, dan tidak akan dicabut, walau dalam kenyataan norma-
norma itu semakin sulit dihayati dan dilanggar dimana -mana, misalnya semakin sulit dihayati
dan dilanggar dimana -mana, misalnya semakin banyak orang berbohong , melanggar janji
dan berlaku tidak adil.
Kaitan Nilai dan Norma
Antara niali dan norma terdapat kaitan yang erat. Nilai merupakan sesuatu yang tidak
kelihatan, yang hanya dapat diekspresikan melalui suatu norma. Di belakang suatu norma
terbentang suatu nilai yang hendak dibela atau dijunjung tinggi. Lepas dari nilai yang ada di
belakangnya, maka suatu norma tidak ada maknanya. Norma “ jangan membunuh” hanya
punya arti karena norma itu membela dan melindungi nilai tertentu, yakni: nyawa atau
kehidupan itu sendiri. Lepas dari nilai “kehidupan, maka norma ‘ jangan membunuh’ tidak
ada maknanya. “kehidupan ” itu adalah nilai atau yang bernilai dan norma “jangan
membunuh” justru berperan untuk memelihara nilai kehidupan itu. Maka kewajiban untuk
mentaati norma “jangan membunuh: bukan demi norma itu sendiri, melainkan demi nilai
yang terbentang di belakangnya, yaitu nyawa manusia. Hal seperti ini berlaku untuk semua
norma.
31
1. Norma sebagai penampakan nilai
Nilai itu sesuatu yang tersembunyi dimata kita, tidak kelihatan. Namun dengan perantara
norma , nilai itu menjadi tampil, berada di depan kita. Ketika kita sedang berhadapan
dengan suatu norma, kita langsung kontak dengan nilai dengan nilai tertentu yang terbentang
di belakangnya. Berhadapan dengan rambu-rambu lalu lintas (trafic light) yang adalah
norma, kita sebenarnya langsung dihadapkan dengan nilai yang mau dibela atau ditegakkan
dalam aturan itu, yakni nilai keteraturan atau ketertiban. Nilai keterataturan inilah yang ingin
kita pelihara dan wujudkan bersama, khususnya di tempat tertentu di persimpangan jalan
yang ramai. Dengan mentaati rambu-rambu tadi sebenarnya yang ingin kita tegakkan adalah
ketertiban dan keteraturan (=nilai) agar dapat terpelihara dengan baik. Jadi, dalam dan
melalui suatu norma, nilai menjadi tampil kelihatan, bahkan dengan cara eksplisit.
2. Norma sebagai pelindung nilai
Nilai dipelihara dengan dan di dalam norma. Norma berperan untuk melindungi nilai. Norma
“jangan membunuh” berperan untuk melindungi nilai tertentu yakni kehidupan atau nyawa
manusia itu sendiri. Norma ‘rambu-rambu lalu lintas’ berperan untuk memelihara ketertiban,
yang merupakan niali bagi kita. Jadi norma-norma apa pun yang dihadapkan kepada kita
selalu berperan untuk memelihara dan melindungi nilai tertentu, agar tidak dilecehkan,
sebaliknya, ditaati dan dijunjung tinggi atau dilaksanakan. Maka melaksanakan suatu norma
adalah agar nilai tertentu terlindungi terpelihara dan terhindar dari pengrusakan / pelanggaran
nilai keadilan menjadi terpelihara dengan memtaati aturan -aturan seperti: “berilah kepada
dia apa yang menjadi haknya”, “jangan pilih kasih”, jangan berat sebelah dalam menilai”,
dan sebagainya. hanya dengan mentaati norma atau aturan-aturan seperti itulah nilai keadilan
dapat terlindungi, dalam arti terlaksana dengan nyata.
3. Norma yang berpotensi menyembunyikan atau mengaburkan nilai
Norma tidak selamanya tampil untuk membela atau melindungi nilai. Ada kemungkinan
suatu norma menyembunyikan atau mengaburkan nilai yang sebenarnya mau dipelihara atau
dilindungi. Kalau itu tejadi maka suatu norma buakn lagi berperan mendekatkan nilai kepada
orang atau sebaliknya, tetapi semakin menjauhkan nilai dari orang, atau sebaliknya, semakin
menjauhkan orang dari nilai. Kita ambil contoh:
“mengemukakan pendapat di depan umum”, merupakan hak setiap pribadi, dan oleh
karenanya kita anggap sebagai “nilai” yang perlu kita pelihara atau tegakkan bersama.
Misalnya, muncul suatu aturan atau undang-uindang yang mengharuskan seseorang melapor
terlebih dahulu kepada yang berwajib 1 x 24 jam sebelum mengemukakan pendapatnya.
Sekalipun pihak yang mengeluarkan undang-undang tadi secara tegas mengatakan bahwa
undang -undang tadi secara tegas mengatakan bahwa undang-undang itu bermaksud untuk
menjamin terlaksananya kebebasan mengemukakan pendapat di depan umur, namun kalau
didalami secara cermat, ternyata justru sebaliknya yang terjadi, yakni kebebasan
mengemukakan pendapat tadi menjadi terhambatoleh adanya norma atau peraturan tersebut.
Karena itu, dapat kita katakan bahwa aturan atau undang-undang tadi bukan mengekspresikan
nilai, membela, memelihara atau melindunginya, melainkan sebaliknya, mengaburkan atau
menyembunyikannya. Undang- undang seperti itu bukan lagi mendekatkan nilai kepada orang
melainkan menjauhkan dan menyembunyikannya.
4.4 Konflik sosial
Pertentangan, percekcokan, perselisihan atau ketidaksamaan pendapat antara kelompok -
kelompok dalam masyarakat. Konflik dapat terjadi antar kelompok masyarakat dengan
32
kelompok masyarakat lainnya ataupun konflik yang timbul dalam hubungan antar pribadi
Konflik antar kelompok masyarakat terjadi atas:
1.Konflik antar kelompok umat beragama
2.Konflik antar suku
Cara mengelola konflik: Johnson dalam Supratiknya, ( 1999) dan Hardjana, (2001)
3. Gaya Ikan Hiu: senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima solusi konflik
yang ia sodorkan.
4. Gaya Burung Hantu: konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya yang
sejalan dengan tujuan-tujuan pribadi maupun lawannya.
5. Gaya Rubah : senang mencari kompromi.
6. Gaya Kura-kura: menarik diri dan bersembunyi dibalik tempurung badannya untuk
menghindari konflik.
7. Gaya Kancil: gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan.
Pedoman memilih cara pengelolaan konflik:
a. Bila tujuan penting, sedang hubungan baik tidak penting, pakailah Gaya Ikan Hiu
b. Bila tujuan amat penting dan hubungan baik juga amat penting, pergunakanlah Gaya
Burung Hantu.
c. Bila tujuan kepentingannya sedang- sedang saja dan hubungan baik juga sedang -sedang
saja kepentingannya, manfaatkanlah Gaya Rubah.
d. Bila tujuan tidak penting dan hubungan baik juga tidak penting , pilihlah Gaya Kura-kura.
e. Bila tujuan tidak penting, tetapi hubungan baik penting, laksanakanlah Gaya Kancil.
33
LATIHAN
1. Komunikasi dalam bahasa latin berarti…
a. Communicatio
b. Comunica
c. Communicare
d. Comuna
e. Common
2. Sosial dalam bahasa Latin berarti….
a. Socius
b. Sosial
c. Social
d. Sociale
e. Socias
3. Senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima solusi konflik yang ia sodorkan
merupakan cara mengelola konflik dengan gaya.....
a. Gaya burung hantu
b. Gaya kura-kura
c. Gaya kancil
d. Gaya rubah
e. Gaya ikan hiu
4. Gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan merupakan cara
mengelola konflik dengan gaya.....
a. Gaya burung hantu
b. Gaya kura-kura
c. Gaya kancil
d. Gaya rubah
e. Gaya ikan hiu
5. Kaitan nilai dan norma adalah
a.Norma sebagai hukum
b.Norma sebagai moral
c.Norma sebagai pelindung nilai
d.Norma sebagai sopan santun
e.Norma sebagai norma
34
BAB V
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAB ini akan membahas tentang Pendidikan anti korupsi. Materi ini akan memberikan
penjelasan kepada mahasiswa tentang pengertian korupsi, undang-undang korupsi, hingga
hukuman bagi koruptor. Di bab ini akan di jabarkan secara detail ap aitu korupsi, factor penyebab
korupsi, hingga upaya-upaya penanggulangan korupsi. Dengan membaca materi pada bab ini,
diharapkan mahasiswa memiliki gambaran dan konsep yang jelas dalam pemahamannya mengenai
bahaya korupsi dan apa saja yang dapat menjadi peluang korupsi. Hal ini agar mahasiswa mampu
melindungi dirinya dari melakukan tindakan korupsi serta bias membaca tindakan korupsi dan
menerapkan upaya penanggulangan tindak korupsi di masyarakat.
Tindak pidana korupsi, secara umum dapat dikatakan bagian dari unsur -unsur perbuatan
melawan hukum; penyalah g unaan kewenangan , kesempatan, atau sarana; upaya
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; dan merugikan keuangan atau
perekonomian negara.
5.1 Pengertian Korupsi
Korupsi Menurut UU No .24 Tahun 1960 yaitu perbuatan seseorang, yang dengan atau
karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan menyalah gunakan jabatan atau
kedudukan. Berikutnya pengertian tersebut diperbaharui dalam UU No. 31 Tahun 1999
bahwasanya korupsi adalah setiap orang yang dengan sengaja dengan melawan hukum untuk
melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara .
Sementara UU No . 20 Tahun 2001 menegaskan Korupsi merupakan tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan
negara atau perekonomian negara.
Pengertian Korupsi Menurut Nye, J . S dalam Corruption and political development
adalah sebagai perilaku yang menyimpang dari aturan etis formal yang menyangkut tindakan
seseorang dalam posisi otoritas publik yang disebabkan oleh motif pertimbangan pribadi,
seperti kekayaan, kekuasaan dan status. Senada dengan Nye, JS Pengertian Korupsi Menurut
The Lexicon Webster Dictionary sendiri adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak
jujuran, bisa disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata- kata atau ucapan
yang menghina atau memfitnah.
Pada dasaranya korupsi tiidak melulu bicara soal uang atau menggelapkan uang yang
bukan milik sendiri. Namun korupsi merupakan tindkaan yang menguntungkan diri sendiri
atau menguntungkan orang lain dengan merugikan orang lainnya. Sebagai contoh, jika
sesorang memiliki jam kerja di kantor wajib selama 8 jam perhari, sementara di tengah jam
kerja, ia meninggalkan kantornya untuk urusan pribadi yang tidak dapat ditolerir oleh
kantornya, makai a tengah melakukan korupsi waktu keja. Sama halnya dengan contoh-
contoh penggunaan uang negara oleh sebagian orang untuk memperkaya diri sendiri atau
menyuap orang lain untuk melancarkan urusan diri sendiri. Saat ini di negara Indonesia telah
berdiri sebuah Lembaga dengan nama Komisi Pemberantas Korupsi yang berdiri sejak tahun
2003. Lembaga ini bertugas untuk menangani kasus-kasus korupsi hingga keakar-akarnya.
Tidak sedikit masyarakat biasa hingga pejabat kakap yang terjerat atau tertangkap tangan
oleh KPK. Hal ini dilakukan karena adanya kasus yang terus menerus menggerus hak atau
35
harta rakyat dan negara untuk oknum-oknum tertentu. Negara komit dengan adanya Lembaga
KPK diharapkan mampu mengurangi kerugian negara akibat rendahnya moral oknum -oknum
tadi.
5.2 Faktor Penyebab Korupsi
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya tindak korupsi. Mengenai
kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibanding dengan kebutuhan hidup yang makin
hari makin meningkat pernah di kupas oleh B Soedarsono yang menyatakan antara lain "
pada umumnya orang menghubung-hubungkan tumbuh suburnya korupsi sebab yang paling
gampang dihubungkan adalah kurangnya gaji pejabat-pejabat....." namun B Soedarsono juga
sadar bahwa hal tersebut tidaklah mutlak karena banyaknya faktor yang bekerja dan saling
memengaruhi satu sama lain. Kurangnya gaji bukanlah faktor yang paling menentukan, orang-
orang yang berkecukupan banyak yang melakukan korupsi. Namun kurangnya gaji dan
pendapatan pegawai negeri memang faktor yang paling menonjol dalam arti merata dan
meluasnya korupsi di Indonesia, hal ini dikemukakan oleh Guy J Parker dalam tulisannya
berjudul " Indonesia 1979: The Record of three decades (Asia Survey Vol. XX No. 2, 1980:
123). Begitu pula J.W Schoorl mengatakan bahwa " di Indonesia di bagian pertama tahun
1960 situasi begitu merosot sehingga untuk sebagian besar golongan dari pegawai, gaji
sebulan hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapat dipahami bahwa
dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari tambahan dan banyak di antaranya
mereka mendapatkan dengan meminta uang ekstra untuk pelayanan yang diberikan ". Pada
dasarnya secara rinci, factor penyebab korupsi dapat dibagi menjadi dua sisi. Yakni factor
internal dan faktor eksternal.
Secara eksternal, banyak hal yang menjadi pemicu besarnya peluang untuk melakukan
pelanggaran dalam bentuk tindak korupsi . Salah satunya sbb:
Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
Kampanye - kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan
politik yang normal.
Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
Lemahnya ketertiban hukum.
Lemahnya profesi hukum.
Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
Lemahnya pengawasan
Minimnya sosok teladan
Gaji yang kecil
Sementara beberapa faktor internal yang dapat menjadi pemicu terjadinya tindak korupsi
antara lain sebagai berikut:
Sifat tamak. Adanya hasrat yang menggebu untuk memperkaya diri sendiri atau mendapatkan
kehidupan layak dengan cara pintas
Perilaku konsumtif tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai
moral yang lemah sehingga cenderung mudah tergoda untuk melakukan tindakan korupsi
ketika ada kesempatan
Pendidikan karakter yang minim baik dari keluarga maupun dari Lembaga Pendidikan formal
36
Keterbiasaan untuk melakukan kecurangan -kecurangan kecil yang tidak ada teguran atau
punishment sejak kecil
Faktor- faktir ini pada dasarnya hanya sebagain kecil. Masih ada banyak lagi faktor yang tak
disadari menjadi pemicu terjadinya pelanggaran korupsi. Misalnya saja adanya pelaku korupsi
yang melakukan tindakan tersebut , karena keterpaksaan kondisi lingkungan atau faktor ketidak
mampuan untuk menolak suap dari atasan atau teman dekat.
5.3 Bentuk-bentuk Korupsi
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bab ini, bahwasanya tindakan korupsi tidak melulu
hanya yang berhubungan dengan penggelapan uang saja, namun ada beberapa jenis lainnya
juga. Dalam UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ada tiga
puluh jenis tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindak korupsi. Namun secara ringkas,
tindkaan-tindakan itu bisa dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
- Kerugian dari keuntungan negara
- Suap menyuap (sogok/ pelicin)
- Penggelapan dalam jabatan
- Pemerasan
- Perbuatan Curang
- Benturan Kepentingan dalam pengadaaan
- Gratifikasi (pemberian hadiah)
- Pembiayaan kampanye
- Pembelian Suara
- Nepotisme (tidak mempertimbangkan prestasi, kualifikasi, dll)
- Penyalahgunaan jabatan untuk merekayasa data
Banyak lagi bentuk -bentuk korupsi yang bisa dilakukan dan terjadi dalam kehidupan sehari-
hari manusia tanpa sadar. Sebagai contoh, mahasiswa yang dating kuliah terlambat
dikarenakan bangun kesiangan, merupakan bentuk korupsi waktu yang merugikan orang lain.
Karena ketika mahasiswa yang terlambat tersebut masuk kelas , maka kegiatan belajar
mengajar di kelas akan terganggu dan berjeda sejenak. Oleh karena itu upaya melatih diri
untuk menghindari dari kebiasaan tindak korupsi bisa dilakukan sejak dini.
5.4 Upaya Penanggulangan Korupsi
Generasi Penerus bangsa khususnya mahasiswa adalah merupakan agent of change yang
paling menentukan kondisi zaman tersebut dimasa depan. Sesungguhnya sejarah pernah
membuktikan bahwa sebagian perjalanan bangsa ini tidak lepas dari peran pemuda yang
menjadi bagian kekuatan perubahan. Tokoh -tokoh sumpah pemudah 1928 telah memberikan
nasionalisme bahasa, bangsa dan tanah air yang satu yaitu Indonesia. Peristiwa sumpah
pemuda memberikan inspirasi tanpa batas mengenai gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan
di Indonesia. Peran tokoh-tokoh pemuda lainnya adalah proklamasi kemerdekaan tahun 1945,
lahirnya orde baru tahun 1966, dan reformasi tahun 1998 yang tidak dapat dipunggkiri bahwa
dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil didepan sebagai penggerak dengan
berbagai gagasan, semangat dan prinsip yang mereka pegang dan jalankan. Saat ini dan
hingga masa depan ysala satu masalh pokok masyarakat adalah tingkat korupsi di negara
Indonesia. Disini dituntutlah peran mahasiswa yang pernah mengenyam bangku Pendidikan
tinggi agar menunjukkan tingkat kecintaannya terhadap negara. Bahwasanya para pahlawan
telah berjuang habis-habisan demi memerdekakan negara Indonesai dari penjajahan, maka
37
selayaknya mahasiswa dan generasi bangsa menunujukkan kemampuannya menjaga amanah
para pahlawan dengan tidak mengambil dan menjaga kekayaan bangsa Indonesia.
Selain mahasiswa, Pemerintah pun telah memiliki Lembaga anti korupsi sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya di awal bab ini. . Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Komisi Anti Korupsi yang diinisiasi berdasarkan kepada Undang -Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2002. Komisi Pemberantasan Korupsi mempuny ai tugas:
- Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
- Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
- Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
- Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
- Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara. (KPK .go.id)
Masyarakat, termasuk mahasiswa, dan Lembaga anti Korupsi, sama-sama memiliki
peran penting dalam upaya pemberantasan Korupsi. Kenapa? Sebab kelangsungan dan
kestabilan negara berada ditangan seluruh penduduknya. Pemerintah, mahasiswa, dan
masyarakat harus mampu menjalin kerjasama yang tinggi untuk membangun komunikasi
dalam upaya menjaga kestabilan bangsa. Semua pihak menjadi stakeholder untuk melawan
korupsi dan menjadi agen yang melawan dengan keras tindakan korupsi.
Selain itu ada hal lain yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan korupsi melalui
pemberdayaan masyarakat. Salah satu caranya yakni misalnya dengan menyediakan sistem
yang dapat di kases oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan
pemerintah terkait dengan kepentingan masyarakat. Dengan demikian memaksa pemerintah
untuk mentransparansikan dan senantiasa mensosialisaikan berjalannya kebijakan-kebijakan
masyarakat tersebut. Cara lain dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan memberikan
sosialisasi serta kampanye untuk memberikan pemahaman akan dampak serta cara memahami
korupsi. Pemerintah juga sebaiknya mamapu menyediakan system serta penghargaan juga
perlindungan kepada masyarakat untuk melaporkan tanda- tanda mencurigakan dari tindakan
korupsi. Selanjutnya adanya kebebasan dari pemerintah untuk masyarakat turut berpartisipasi
dalam LSM-LSM maupun NGOs yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap
perilaku pejabat pemerintah maupun parlemen.
Upaya lain yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan tindak korupsi adalah
dengan melakukan pengembangan instrument -instrumen hukum. Berdasarkan hasil survei
lembaga konsultan PERC yang berbasis di Hong Kong menyatakan bahwa Indonesia
merupakan negara yang paling korup di antara 12 negara Asia. Predikat negara terkorup
diberikan karena nilai Indonesia hampir menyentuh angka mutlak 10 dengan skor 9, 25 (nilai
10 merupakan nilai tertinggi atau terkorup). Pada tahun 2005, Indonesia masih termasuk
dalam tiga teratas negara terkorup di Asia. Peringkat negara terkorup setelah Indonesia,
berdasarkan hasil survei yang dilakukan PERC, yaitu India (8 , 9) dan Vietnam (8,67).
Thailand, Malaysia dan China berada pada posisi sejajar di peringkat keempat yang terbersih.
Sebaliknya, negara yang terbersih tingkat korupsinya adalah Singapura (0, 5) disusul Jepang
( 3,5), Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan . Rentang skor dari nol sampai 10 , di mana
skor nol adalah mewakili posisi terbaik, sedangkan skor 10 merupakan posisi skor terburuk.
Ini merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh PERC untuk menilai
kecenderungan korupsi di Asia dari tahun ke tahun.
38
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah berupaya banyak dalam mengatasi praktek-
praktek korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan melalui berbagai kebijakan berupa peraturan
perundang -undangan dari yang tertinggi yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan
Undang -Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu,
pemerintah juga membentuk komisi -komisi yang berhubungan langsung dengan pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi seperti Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara
Negara (KPKPN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Instrumen-instrumen hokum
pun terus dikeembangkan melalui penggodogkan UU tentang Korupsi. Peningkatatan kualitas
ketegasan Lembaga- lemabaga dan LSM anti korupsi untuk memberikan hokum secara merata
dan tidak tebang pilih terhadap siapapun pelaku tindak korupsi.
Terakhir yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan korupsi oleh seluruh warga
Indonesia beserta pemerintahan adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kebijakan -kebijakan dan juga pelaksanaan kebijakan oleh pejabat -pejabat pemerintah .
Melakukan pengawasan dengan ketat dan juga melakukan evaluasi secara tepat akan
emmbantu memberikan shock terapi terhadap pelaku korupsi dan memperkecil peluang-peuang
korupsi.
5.5.Dampak Korupsi bagi Masyarakat
Berbagai dampak yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan kehidupan bernegara yang
disebabkan oleh korupsi, seperti :
DAMPAK KORUPSI TERHADAP EKONOMI
Pada aspek ekonomi yang sangat jelas terlihat pada kalangan umum , yang menyangkut
dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Adapun permasalahan yang disebabkan
oleh dampak korupsi dalam bidang ekonomi yaitu:
- Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
- Penurunan produktifitas
- Meningkatnya hutang negara
DAMPAK SOSIAL DAN KEMISKINAN MASYARAKAT
Tindakan korupsi mengakibatkan dampak yang luar biasa terhadap masyarakat. Dampak yang
sangat terasa di dalam masyarakat yaitu dengan mahalnya layanan public, kemudian terdapat
kualitas yang rendah dalam pelayanan publik tersebut.
- Mahalnya jasa dan pelayanan publik
- Meningkatnya kriminalitas
DAMPAK KORUPSI TERHADAP BIROKRASI PEMERINTAHAN
Tindakan korupsi juga berpengaruh terhadap pemerintahan suatu negara. Tindak korupsi ini
merusak tatanan yang ada dalam pemerintahan membuat pemrintahan semakin tindak kondusif
Terdapat beberapa macam korupsi terhadap birokrasi pemerintahan, yaitu:
- Matinya etika sosial politik
- Birokrasi tidak efisien
DAMPAK KORUPSI TERHADAP POLITIK DAN DEMOKRASI
Tedapat beberapa macam dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi:
- Munculnya pemimpin korup
- Hilangnya kepercayaan pada demokrasi
- Hancurnya kedaulatan rakyat
DAMPAK KORUPSI DALAM PENEGAKAN HUKUM
39
Memang tidak semua penegak hukum itu berperilaku jelek, masih banyak penegak hukum
yang jujur dan adil, maka dari itulah penegak hukum yang jujur yang harus memperingati
anggotanya supaya sadar dan supaya bisa ikut serta membrantas korupsi. Karena jika hal
itu tidak segera diatasi akan timbul pemerintahan mandul dan hilangnyakepercayaan
masyarakat kepada penegak hukum. di sebabkan karna satu orang yang berbuat tapi
dampaknya eluas ke semua penegak hukum lainnya.
DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Dalam kasus kali ini sangatlah penting, karena korupsi kali ini mencakup tentang keamanan
negara, jika saja keamanan negara sudah terkena dampak korupsi berarti indonesia sangat
rentan terhadap yang namanya korupsi. Ada beberapa macam bentuk korupsi terhada
pertahanan keamanan, yaitu:
- Lemahnya alusista dan SDM
- Lemahnya garis batas negara
- Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
DAMPAK KORUPSI TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN
Dampak dari kerusakan terhadap lingkungan sendiri sangatlah besar, karena selain merugikan
alam juga sangat merugikan manusianya senidri, karena lingkungan hidup adalah lingkungan
yang harus dilestarikan sebagai kekayaan alam kita, tetapi berbagai oknum dan pejabat malah
menebang hutan sewenang-wenang untuk keinginannya sendiri dan juga membakar hutan
untuk membuka lahan baru, mereka tidak sadar bahwa bagaimana nasib hewan -hewan yang
berada dihutan, mereka terlalu mementingkan dirinya sendiri tanpa pikir panjang, tidak
memikirkan bagaimana hewan-hewan langka yang harus dilindungi karena hampir punah,
selain itu juga bisa berdampak bencana alam, seperti : tanah longsor, banjir bandang.
Yang paling dirasakan saat ini adalah dampak rumah kaca karena hutan di indonesia sendiri
sekarang sedah mulai gundul karaena penenbangan pohon yang ilegal
40
LATIHAN
1. Tindak pidana korupsi, secara umum dapat dikatakan bagian dari …
a. Korporasi
b. Koordinasi
c. Komunikasi
d. Korelasi
e. Komparasi
2. Yang bukan Faktor penyebab korupsi secara eksternal adalah….
a. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar
b. Minimnya Pendidikan karakter
c. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil
d. Minimnya sosok teladan
e. Gaji yang kecil
3. Berikut yang bukan bentuk-bentuk korupsi adalah…..
a. Kerugian dari keuntungan negara
b. Pemerasan
c. Pe ncurian
d. Perbuatan curang
e. Pembiayaan kampanye
41
4. Pada Thun berapakah KPK berdiri?
a. 1998
b. 1999
c. 2000
d. 2003
e. 2005
5. dibawah ini siapa yang tidak memiliki kepentingan untuk mengawasi dan memberantas
korupsi?
a.Mahasiswa
b.Masyarakat
c.Lembaga anti korupsi
d.LSM
e.NASA