Click here to load reader

Metode Penentuan Arah Kiblat

Embed Size (px)

Citation preview

Metode Penentuan Arah Kiblat Disampaikan disampaikan pada acara sosialisasi Hisab Rukyat dan Penentuan Arah Kiblat Bidang URAIS Kantor Wilayah Kemenag RI Kalimantan Barat, pada tanggal 14 Juni 2013 di Hotel Kartika Pontianak

Oleh :SuhardimanMETODE PENENTUAN ARAH KIBLATDisampaikan disampaikan pada acara sosialisasi Hisab Rukyat dan Penentuan Arah Kiblat Bidang URAIS Kantor Wilayah Kemenag RI Kalimantan Barat, pada tanggal 14 Juni 2013 di Hotel Kartika PontianakQiblatSecara etimologi, kata kiblat berasal dari bahasa arab , yaitu salah satu bentuk masdhar dari kata kerja - - yang berarti menghadap.

Susiknan Azhari 2004Kiblat berasal dari bahasa Arab alqiblah yang sama maknanya dengan al-jihah, yakni arah (yang menunjuk ke suatu tempat). Alqiblah berasal dari akar kata qabala - yaqbulu yang berarti menghadap. (Lihat Azhari, 2004, hal 33)

AlMaknawi (w.1031 H) menyebut kiblat sebagai segala sesuatu yang ditempatkan di muka.

Sedangkan secara terminologi, kata kiblat memiliki beberapa definisi, diantaranya :Abdul Aziz Dahlan mendefinisikan kiblat sebagai bangunan Kabah atau arah yang dituju kaum muslimin dalam melaksanakan sebagian ibadah.

Harun Nasution, mengartikan kiblat sebagai arah untuk menghadap pada waktu shalat.

Kementrian Agama Republik Indonesia mendefinisikan kiblat sebagai suatu arah tertentu bagi kaum muslimin untuk mengarahkan wajahnya dalam melakukan shalat (Harun Nasution, et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Djambatan, 1992, hlm. 563).

Slamet Hambali memberikan definisi arah kiblat yaitu arah menuju Kabah atau paling tidak Masjidil Haram dengan mempertimbangkan posisi lintang bujur Kabah.

Dengan demikian pendefinisian menghadap ke kiblat adalah menghadap ke arah Kabah atau paling tidak Masjidil Haram dengan mempertimbangkan posisi arah dan posisi terdekat dihitung dari daerah yang kita kehendaki (Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Semarang : Walisongo Press, 2010, hlm. 4)

Imam Syafii mengklasifikasikan kiblat menjadi tiga :1. qiblat yaqin untuk yang bisa menyaksikan langsung kabah sehingga harus menghadap langsung ke kabah, dalam hal ini juga biasa disebut sebagai Ainul Kabah2. qiblat dzan bagi manusia di lingkungan tanah haram Makkah yang bisa menyaksikan langsung Masjidil Haram namun tidak bisa melihat kabah sehingga menghadapnya ke Masjidil Haram atau disebut sebagai Jihadul Kabah 3. qiblat ijtihad bagi manusia di di luar tanah haram Makkah yang sama sekali tak bisa menyaksikan langsung baik Masjidil Haram maupun kabah sehingga menghadapnya ke tanah haram / Makkah, tentunya dengan kaidah kaidah yang telah ditentukanArah kiblat sebagai jarak terpendek antara suatu titik dengan kiblat, dimana koordinat kiblat yang dimaksud selalu merujuk pada koordinat kabah. Jarak terpendek tersebut tentu harus dihitung dengan basis trigonometri segitiga bola khususnya bagi tempattempat yang berjarak > 1.000 km dari KabahMetode Penentuan Arah Kiblat1. Melihat benda-benda langita. Rasi Orion (Al-Babudur)

Rasi Orion akan berada di langit Indonesia ketika waktu subuh pada Juli dan kemudian akan kelihatan lebih awal pada bulan Desember. Pada bulan Maret Rasi Orion akan berada ditengah-tengah langit pada waktu Maghrib

b. Menggunakan kedudukan Bintang Al-Qutbi / Kutub (Polaris)Rasi Bintang ini menunjukkan arah Utara benar dari manapun di muka bumi ini. Bintang kutub terletak dalam buruj al-judah (Rasi Bajak / Ursa Minoris ) dan rasi ini hanya dapat dilihat oleh masyarakat di bagian Utara katulistiwa pada tengah malam pada bulan Juli hingga Desember setiap tahun.

Kemudian, bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah Matahari. Bayangan matahari dapat digunakan untuk penentuan titik koordinat tempat di permukaan bumi, penentuan utara sejati, dan dapat pula untuk menentukan arah kiblat pada waktu tertentu, yaitu metode rashdul kiblat dan penentuan posisi azimuth matahari untuk mengetahui arah kiblat dengan menggunakan berbagai alat bantu.2. Menggunakan Alat BantuKompasAstrolabe dan Rubu Al-MujayabBusur DerajatTheodolite dan GPSTotal StationSegitiga KiblatMetode Segitiga Siku dari Bayang Matahari Setiap SaatMetode Kiblat dengan Sinar MatahariMetode MizwalaRashdul Kiblat Software Arah Kiblat

Kompas

Kompas merupakan alat navigasi yang berupa panah penunjuk magnetis yang menyesuaikan dirinya dengan medan magnet bumi untuk menunjukkan arah mata angin.

Astrolabe dan Rubu Al-MujayabAstrolabe adalah instrumen astronomi zaman dahulu yang digunakan oleh astronom, navigator, dan astrolog pada era klasik. Astrolabe banyak digunakan untuk menentukan lokasi dan mempreduksi posisi matahari, bulan, planet, dan bintang; menentukan waktu lokal dengan diketahui letak bujur dan letak lintang; survei; serta triangulasi

Rubu' Al-Mujayyab ialah sebuah alat astronomi tradisional berbentuk sukuan yang digunakan untuk menghitung fungsi trigonometri dan mengukur sudut. Alat ini merupakan sebuah alat yang disederhanakan dari astrolabe

Busur DerajatBusur derajat adalah alat untuk mengukur besar sudut yang berbentuk setengah lingkaran membentuk sudut 180 atau bisa juga berbentuk lingkaran (360) alat ini tentu saja menggunakan satuan derajat

TheodoliteTheodolite merupakan instrument optik survei yang digunakan untuk mengukur sudut dan arah yang dipasang pada tripod. Hingga saat ini, theodolite dianggap sebagai alat yang paling akurat diantara metode-metode yang sudah ada dalam penentuan arah kiblat.

Dengan bantuan pergerakan posisi matahari (azimuth matahari) theodolite dapat menunjukkan sudut hingga satuan detik busur. Alat ini dilengkapi dengan teropong yang mempunyai pembesaran lensa yang bervariasi, juga ada sebagiannya yang sudah menggunakan laser untuk mempermudah dalam penunjukan garis kiblat.

Penggunaan theodolite tidak lebas dari adanya GPS (Global Positioning System). GPS digunakan untuk menampilkan data lintang dan bujur tempat (koordinat wilayah). Dengan mengetahui posisi lintang dan bujur suatu tempat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan arah kiblat dengan menghitung selisih azimuth kiblat dengan azimuth matahari maupun dengan menggunakan metode perhitungan lainnya

Alat ini merupakan langkah maju dan modernisasi dari theodolit. Total Station dilengkapi dengan piranti Global positioning System (GPS) sebagai pemandu arah dan posisi serta peningkatan dalam hal akurasi.Total StationSegitiga KiblatSegitiga kiblat digunakan setelah diketahui azimuth kiblat dari suatu tempat tersebut. Cara ini digunakan untuk memudahkan penerapan sudut kiblat dilapangangaris U-B dengan didapat dengan cara 30cm x tan 67 16 2,18 (sudut kiblat dihitung dari Utara ke Barat) sehingga didapatkan panjang U-B yaitu 71,6 cm71,6 cm30 cm67 16 2,18Arah KiblatBUSMetode Segitiga Siku-siku dari Bayang Matahari Setiap SaatMetode ini merupakan metode yang ditemukan oleh KH. Drs. Selamet Hambali, M.S.I. dalam penentuan arah kiblat yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, setiap saat sejak matahari terbit hingga terbenam, kecuali pada saat matahari berdekatan dengan titik zenith (jarak zenith kurang dari 30).

Metode Kiblat dengan Sinar MatahariMetode ini dipopulerkan oleh seorang ahli falak dari UIN Jakarta, yaitu Drs. H. Nabhan Masputra, MM. Dalam menentukan arah kiblat dengan menggunakan metode ini diperlukan sebatang kayu atau besi, segitiga siku-siku yang besar, meteran dan benang basar atau tali plastik.

Metode Mizwala

Mizwala merupakan sebuah alat praktis yang dibuat oleh Hendro Setyanto, M.Si. untuk menentukan arah kiblat secara praktis dengan menggunakan sinar matahari. Mizwala merupakan modifikasi dari Sundial, yang terdiri dari sebuah gnomon (tongkat berdiri), bidang dial (bidang lingkaran) yang memiliki ukuran sudut derajat dan kompas kecil sebagai ancar-ancar

Rashdul Kiblat Menurut Selamet Hambali, Rashdul Kiblat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu rashdul kiblat lokal dan rashdul kiblat lokal. Rashdul kiblat lokal yang dapat dihitung dengan rumus, diantaranya rumus pertama Cotg A = Sin LT x Cotg AQ, kemudian dihitung dengan rumus ke dua Cos B = Tan Dekl x Cotg LT x Cos A = +A. setelah itu dikonversikan dengan waktu daerah masing-masing.

PontianakMekah

Zenith (Dzuhur) (390 50 BT, 210 25 LU)(109 24' 36" BT)Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah

Pada tanggal 27 atau 28 Mei dan 15 atau 16 Juli saat Dzuhur di Mekah dapat dipakai acuan pengamatan bayang-bayangarah kiblat. WIB = Waktu Saudi + 4 jam

ARAH BAYANG-BAYANG MATAHARI MEMBELAKANGI ARAH KIBLAT

Prinsip : Deklinasi Matahari = Lintang tempat Mekah ( 210 25 LU) Terjadi pada setiap tanggal:

1. Tanggal 27 Mei Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur)) Pukul: 12.17.52 Waktu Saudi, di Pontianak pada saat itu Pukul: 16.17.52 WIB.

2. Tanggal 28 Mei Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur) Pukul: 12.17.59 Waktu Saudi, di Pontianak pada saat itu Pukul: 16.17.59 WIB.

3. Tanggal 15 Juli Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur) Pukul: 12.26.42 Waktu Saudi, di Pontianak pada saat itu Pukul: 16.26.42 WIB.

4. Tanggal 16 Juli Saat di Mekah Matahari di puncak langit Kabah (Dzuhur) Pukul: 12.26.48 Waktu Saudi, di Pontianak pada saat itu Pukul: 16.26.48 WIB.

Software Arah KiblatSelain beberapa metode sebagaimana yang telah disebutkan diatas, dalam penentuan arah kiblat juga dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa software arah kiblat. Diantaranya :Qibla LocatorGoogle EarthAl-MiqatAthan Version 1.5 IslamicFinder.orgAccurate Times Versi 5.1 Mohammad OdehWin Hisab Versi 2.0 BHR Depag RIHisab Falak Versi 1.1. Ir. Aminuddin E.K.SShollu Versi 3.08.2 Ebta SetiawanMuzakkin Falak Software CollecionsMawaqit 2001 Dr. Ing. Khafid