METODE PENULISAN ILMIAH

Embed Size (px)

Citation preview

METODE PENULISAN ILMIAH Setelah mahasiswa menguasai kaidah-kaidah bahasa yang benar pada paruh pertama semester, pada paruh kedua semester mereka ditugasi menyusun karya ilmiah sederhana. Karya ilmiah yang berkaitan dengan bidang yang ditekuni mahasiswa itu kira-kira sebanyak 810 halaman dan disusun selama 6 minggu. Makalah tersebut harus dapat diserahkan pada kuliah terakhir semester ini.

8.1 Pemilihan Topik/MasalahTopik/pokok bahasan adalah pokok pembicaraan. Topik tersedia dengan melimpah di sekitar kita, seperti 1) persoalan kemasyarakatan, 2) perbankan, 3) akuntansi, 4) psikologi, 5) kedokteran, 6) asuransi, 7) desain, 8) APBN, 9) ekspor, 10) impor, 11) industri, 12) pertanian, 13) hukum, 14) perhotelan, 15) pariwisata, 16) teknik perminyakan, 17) politik, dan 18) teknik lingkungan. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat ke dalam karya ilmiah, Keraf (1980:111) menga-takan bahwa penyusun karya ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui sama sekali. Sehubungan dengan itu, hal-hal berikut patut dipertim-bangkan dengan saksama oleh para penyusun karya ilmiah. 1. Topik yang dipilih harus yang paling menarik perhatian dan berkaitan dengan bidang yang ditekuni. 2. Topik yang dipilih seyogianya terpusat pada suatu segi yang lingkupnya sempit dan terbatas. 3. Topik yang dipilih memiliki data yang objektif. 4. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan berupa buku, majalah, surat kabar, brosur, jurnal, surat putus-an, internet, atau undang-undang.

8.2 Penentuan Judul Penelitian Penentuan judul penelitian dapat dilakukan, antara lain, dengan cara pembatasantopik/pokok bahasan melalui pembuatan bagan pembatasan topik. Contoh Bagan Pembatasan TopikPerhotelan

Konsep Perhotelan

Sumber Daya

Pengelolaa n

Pemasaran

Sarana Perhotelan

Jenis Hotel

Lansekap Perhotelan

Penginapan

Hotel Melati

Hotel Berbintang

Losmen

Motel

Inn

Mutu Hotel Berbintang

Mutu Pelayanan Hotel

Jenis Makanan Hotel

Kamar Tidur Hotel

Perlengkapan

Lain

Dengan mempertimbangkan Bagan Pembatasan Topik di atas, salah satu judul yang dapat dipilih adalah Mutu Pelayanan pada Hotel Berbintang Mandarin Jakarta Tahun 2012. Topik yang sudah mengkhusus ini dapat langsung diangkat menjadi judul karya ilmiah Anda. Selain itu, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus digunakan pada penentuan judul. Mungkin, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain. Perhatikan contoh penentuan judul penelitian dengan cara bertanya berikut. 1. "Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 2010"; 2. "Manfaat Desain Interior dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta Dewasa ini". 3. "Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi Tapos, Jawa Barat". Sebelum memulai penyusunan karya tulis ilmiah, seorang penulis harus mengutarakan ide/gagasan pokoknya. Gagasan pokok harus dinyatakan dengan jelas dalam kalimat lengkap. Kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran tulisan itu disebut tesis. Untuk memperjelas pembuatan tesis yang baik di bawah ini akan dipaparkan caranya. Cara membuat tesis yang baik adalah sebagai berikut. 1.Tesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang lengkap. Salah: Perpustakaan yang memegang peranan penting di SMA Benar: Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya. 2. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas Salah: Masalah Pendidikan di Indonesia Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU Pendidikan. 3. Tesis tidak boleh negandung ungkapan subjektif Salah: Menurut pendapat saya, pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU Pendidikan. Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU Pendidikan. 4.Tesis tidak boleh dinyatakan dengan kiasan Salah: Anak yang pandai bagai benalu di dalam kelas. Benar: Anak yang pandai sering tidak

memperhatikan pelajaran karena apa yang dijelaskan guru sudah dikuasainya. 5. Tesis tidak boleh dinyatakan dalam kalimat majemuk setara. Salah: Pemerintah harus membuat UU Pendidikan dan harus melaksanakan undang-undang itu. Benar: Apabila pemerintah tidak melaksanakan Undang-Undang Pendidikan secara konsisten, pelanggaran itu akan terus terjadi di masyarakat. Contoh 1) penentuan topik, tujuan, dan tesis penelitian 1.Topik : Peranan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya Tujuan Topik: Menunjukkan peran perpustakaan sekolah sebagai sarana yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tesis : Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya. Tesis di atas akan mengarahkan penulis kepada tujuan awal penulisan. Penulis akan memaparkan macam-macam peran perpustakaan sekolah bagi masyarakatnya yang dapat mencakupi: 1. Perpustakaan berperan sebagai pusat pendidikan 2. Perpustakaan berperan sebagai pusat informasi 3. Perpustakaan berperan sebagai tempat rekreasi Contoh 2) penentuan topik, tujuan, dan tesis penelitian 2.Topik : Pencapaian tujuan perusahaan pada era globalisasi Tujuan Topik: Perlunya karyawan yang berkualitas Tesis : Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam era globalisasi, perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang berkualitas.

8.3 Pembuatan Kerangka Karya IlmiahKerangka karya ilmiah disebut juga ragangan (outline). Penyusunan ragangan, pada prinsipnya, adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan (Moeliono, 1988:1). Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokokpokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat

ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah merupakan peluasan atau penjabaran dari ragangan buram. Misalnya, judul karya ilmiah Anda adalah "Korupsi di Negeriku Saat Ini. Hal yang dapat tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah 1) definisi korupsi, 2) undang-undang tentang korupsi, 3) kondisi yang mendukung merajalelanya korupsi, 4) lembaga pemerintah yang memberantas korupsi, 5) solusi pemberantasan korupsi, 6) perangkat peraturan dan perundang-undangan tentang pemberantasan korupsi, 7) keseriusan presiden dan penegak hukum dalam membasmi korupsi. Hal-hal tersebut dapat disajikan dalam tujuh judul subbab analisis. Ketujuh subbab itu dapat dipaparkan dalam satu bab analisis atau dalam dua bab analisis. Langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yang dianalisis ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan itu terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, populasi dan sampel, serta metode dan teknik penelitian. Kemudian, pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka, serta lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi sebagai berikut. KORUPSI DI NEGERIKU SAAT INI PRAKATA DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Kerangka Teori 1.5 Sumber Data 1.6 Metode dan Teknik BAB II KORUPSI DAN SELUK-BELUKNYA 2.1 Definisi Korupsi 2.2 Undang-Undang tentang Korupsi 2.3 Kondisi yang Mendukung Merajalelanya Korupsi 2.4 Lembaga Pemerintah yang Memberantas Korupsi 2.5 Solusi Pemberantasan Korupsi 2.5.1 Perangkat Peraturan dan Perundang-undangan tentang Pemberantasan Korupsi 2.5.2 Keseriusan Presiden dalam Membasmi Korupsi 2.5.3 Keseriusan Penegak Hukum dalam Membasmi Korupsi BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

8.4 Tahap Pengumpulan DataLangkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan (buku, surat kabar, majalah, ensiklopedia, brosur, kamus, internet, dan lain-lain) mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul garapan. Informasi yang relevan diambil sarinya dan dicatat pada kartu hasil studi. Di samping pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun juga dapat terjun ke lapangan. Data di lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, atau eksperimen.

8.5 Tahap Pengorganisasian/PengonsepanPenyusun harus menggolong-golongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan lebih dahulu dan data mana yang akan dibahas kemudian. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu sesuai dengan urutan dalam kerangka karya ilmiah yang ditetapkan.

8.6 Tahap Pemeriksaan/PenyuntinganDalam tahap ini, buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karya ilmiah dan pemeriksaan cara penyajian karya ilmiah, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya.

8.7 Tahap Pengetikan/PenyajianDalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya, penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

8.8 Konvensi Karya Ilmiah 8.8.1 Bahan dan Jumlah HalamanKertas yang digunakan untuk mengetik karya ilmiah sebaiknya kertas HVS ukuran kuarto atau A-4, sedangkan untuk kulitnya digunakan kertas yang agak tebal. Kemudian, jenis huruf yang digunakan hendaknya sama, seperti Times New Roman atau Arial. Dalam hubungan itu, tinta printer yang digunakan harus berwarna hitam. Jumlah halaman makalah (karya ilmiah sederhana) untuk melengkapi ujian akhir semester dalam mata kuliah tertentu, misalnya, berkisar antara 810 halaman, di luar prakata dan daftar isi. Jumlah halaman skripsi atau tugas akhir untuk memenuhi syarat ujian diploma atau ujian sarjana tidak kurang dari 50 halaman. Untuk karya ilmiah yang ditulis dalam rangka mengikuti suatu sayembara, jumlah halaman disesuaikan dengan ketentuan panitia.

8.8.2 PerwajahanYang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak unsur-unsur karya ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur tersebut, yang dikaitkan dengan segi keindahan dan estetika naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur karya ilmiah harus diusahakan sebaik-baiknya agar karya ilmiah tampak rapi dan me-narik. Periksalah kulit luar naskah, halaman judul,

daftar isi, daftar pustaka. Sudah lengkapkah bagian-bagian di dalamnya? Dalam pembicaraan tentang perwajahan tersebut akan dibahas a) pola ukuran kertas dan b) cara penomoran.

a. Pola Ukuran KertasJarak margin/pias kiri dan kanan serta margin atas dan bawah kertas diatur sebagai berikut: a. pias atas 4 cm b. pias bawah 3 cm c. pias kiri 4 cm, dan d. pias kanan 2,5 cm. Pada halaman berikut dicantumkan format pola ukuran halaman ketikan. Dalam mengetik halaman judul, jika pola ukuran akan digunakan sistem pengetikan yang simetris, jarak bagian yang kosong kiri-kanan dan atas-bawah harus diatur.

FORMAT HALAMAN KARYA TULIS ILMIAH

Dikosongkan 5 cm PRAKATA _______________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ _______________________________________

Bagian yang dikosongkan di sebelah kanan kertas adalah 2,5 cm. Dalam pengetikan naskah ____________________________________________ final, harap diperhatikan kaidah penyukuan kata dalam Pedomari Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. ____________________________________________ Tajuk "Prakata" atau "Ucapan Terima Kasih", Daftar Isi", "Bab 1 Pendahuluan", "Bab 2 Analisis" atau "Uraian Masalah" "Bab 3 Simpulan", "Daftar Pustaka", dan "Lampiran" harus ____________________________________________ dituliskan dengan huruf kapital, terletak di tengah-tengah dan sekitar 5 cm dari pinggir atas kertas, jadi seperenam bagian atas kertas dikosongkan, serta tidak diberi tanda baca apa pun. ________________________________________

b. Penomoran dalam Karya Ilmiah 1. Angka yang Digunakan ________________________________________Dikosongkan 4 cm

___________________________________

Pias kanan

Pias atas

Penomoran yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah dengan angka Romawi kecil, angka Romawi besar, dan angka Arab. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai untuk menomori halaman judul, halaman yang bertajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik (jika ada), daftar bagan (jika ada), daftar skema (jika ada), daftar singkatan dan lambang. Angka Romawi besar (I, II, III, IV, V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab analisis atau pembahsan, dan tajuk bab simpulan. Angka Arab (1,2,3,4,5) digunakan untuk menomori halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan untuk menomori nama-nama tabel, grafik, bagan, dan skema.

2. Letak Nomor HalamanHalaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar bagan, daftar skema, daftar singkatan dan lambang menggunakan angka Romawi kecil yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-tengah. Halaman yang bertajuk bab pendahuluan, bab analisis atau pembahasan, bab simpulan, daftar pustaka, indeks, dan lampiran menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-tengah. Halaman-halaman naskah lanjutan menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian atas, tepat di tengah-tengah.

3. Penomoran Anak BabAnak bab dan subanak bab dinomori dengan angka Arab sistem digital. Angka terakhir dalam digital ini tidak diberi titik (seperti 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.2.1, 2.2.2, 3.1, 3.2). Dalam hubungan ini, angka digital tidak lebih dari tiga angka, sedangkan penomoran selanjutnya menggunakan a, b, c, kemudian 1), 2), 3), selanjutnya a), b), c), dan seterusnya. Perhatikan contoh penomoran selengkapnya pada halaman berikut.CONTOH PENOMORAN DENGAN SISTEM DIGITAL

BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II 2.1 2.2 2.2.1 2.2.2 a. b. 1) 2) a) b) (a) (b) BAB III

3.1 3.2 dst.

c. Penomoran Subbab Versi LainPenomoran judul subbab dan sub-subbab karya ilmiah dapat juga menggunakan angka Romawi dan angka Arab sekaligus. Jika kita menggunakan konsep angka Romawi, unsur ke bawahnya huruf besar, seperti A, B, C, dst. Di bawahnya digunakan angka Arab, seperti a, b, c, dst. Agar lebih jelas lihat contoh kerangka berikut. I. (untuk judul bab) A. (untuk subjudul bab) 1. (untuk sub-subjudul bab) a. (untuk sub-sub-subjudul bab) b. 2.

B. II. Secara prinsip, kalau dalam kerangka karya ilmiah itu ada Bab I tentu sekurang-kurangnya harus ada Bab II. Kalau ada huruf A tentu minimal harus ada huruf besar B, dan seterusnya. 8.9 Sistematika Karya Ilmiah 8.9.1 Kulit Luar Kulit luar berisi a) judul karya ilmiah, lengkap dengan anak judul (jika ada), b) maksud penyusunan, c) nama penyusun, d) nama lembaga pendidikan tinggi (nama jurusan, fakultas, dan universitas), e) nama kota tempat lembaga pendidikan tinggi, dan f) tahun penyusunan. a. Judul Karya Ilmiah dan Keterangannya Judul karya ilmiah dicantumkan sekitar lima sentimeter dari pinggir atas kertas. Judul karya ilmiah dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apa pun. Seperti dikemukakan pada halaman terdahulu, jika judul itu memiliki anak judul, antara judul dan anak judul dibubuhkan tanda titik dua. b. Maksud Penyusunan Maksud penyusunan karya ilmiah dicantumkan di bawah judul, yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di, dalam, dan, bagi, untuk, dari, guna, dan yang. Isi pernyataan ini juga tidak diberi tanda baca apa pun. Misalnya: a) Makalah yang Disusun guna Melengkapi Syarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti b) Skripsi yang Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumangara Nama penyusun dan nomor induk mahasiswa dicantumkan di bawah maksud penyusunan dengan didahului kata Oleh dengan huruf awal kapital. Selanjutnya, nama

penyusun juga dituliskan dengan huruf awal kapital. Kemudian, singkatan nomor induk mahasiswa (NIM tidak diberi titik) dan nomor induk mahasiswa dicantumkan di bawah nama. Misalnya: Oleh Naim Sukasah NIM 1391605 Kemudian, nama jurusan, fakultas, universitas, atau sekolah tinggi tampat penyusun berkuliah dicantumkan di bawah identitas penyusun yang diikuti nama kota tempat penyusunan dan tahun penyusunan. Keterangan ini ditulis-kan dengan huruf kapital semua awal kata, kecuali kata tugas. Dalam penulisan harus diusahakan agar setiap unsur di atas dituliskan dalam baris yang berbeda. Misalnya: Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Sejahtera Prima Jakarta 2012 Harus diperhatikan oleh penyusun karya ilmiah, jarak antarjudul, penyusun, dan nama lembaga pendidikan tinggi itu diusahakan sama. Selain itu, bagian yang kosong pada pias atas dan pias bawah serta pias kiri dan pias kanan tidak melampaui batas yang ditentukan oleh pola ukuran kertas. Dalam menyajikan bagian-bagian yang terdapat pada kulit luar, dapat digunakan sistem simetris dan dapat pula digunakan sistem lurus. Perhatikan contoh-contoh berikut.

CONTOH KULIT LUAR SISTEM SIMETRIS

ercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam kulitPENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK PT INTERDELTA, JAKARTA

Makalah yang disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester I/2012

8.9.2 PrakataPrakata ditulis secara singkat, tetapi jelas. Dalam hubungan itu, unsur-unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi pada (1) puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada penulis karya ilmiah, (2) penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karya ilmiah, (3) informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak, (4) ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memungkinkan tersusunnya karya ilmiah, dan (5) penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan, serta nama penyusun karya ilmiah. Tajuk PRAKATA dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diberi tanda baca apa pun dan diletakkan turun sekitar seperenam bagian (lima sentimeter) dari pinggir atas kertas dan persis di tengah-tengah. 8.9.3 Daftar Tabel, Grafik, dan Bagan Cara penulisan daftar tabel (jika ada) sebagai berikut. Tajuk DAFTAR TABEL dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya, tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk DAFTAR TABEL terletak di tengah-tengah kertas dan turun seperenam bagian dari pinggir atas kertas (5 sentimeter). Nama-nama tabel itu diberi nomor dengan angka Arab dan dituliskan dengan huruf kapitar pada semua awal katanya, kecuali partikel seperti di, ke, dan, dari, yang, dan untuk. Penulisan daftar grafik atau daftar bagan (jika ada) hampir sama dengan penulisan daftar tabel. Daftar grafik atau daftar bagan itu dibuat jika grafik atau bagan dalam karya ilmiah tersebut lebih dari satu buah. Cara menuliskannya sebagai berikut. Di tengah-tengah kertas dituliskan tajuk DAFTAR GRAFIK atau DAFTAR BAGAN dengan huruf kapital semua, tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk-tajuk ini pun diletakkan di tengah-tengah kertas dan turun seperenam bagian dari pinggir atas kertas (5 sentimeter). Berilah nomor urut grafik atau bagan dengan angka Arab, 1, 2, 3 dan seterusnya, seperti Grafik 1 atau Bagian 2 dengan diikuti nama masing-masing. 8.9.4 Daftar Singkatan dan Lambang

Dalam karya ilmiah, penulis dapat menggunakan singkatan atau lambang istilah atau nama sesuatu. Hal itu dilakukan agar isi karya ilmiah terasa padat, efisien, dan efektif. Singkatan dan lambang yang digunakan dalam bagian analisis harus dimuat dalam daftar singkatan dan lambang Patokannya, singkatan dan lambang yang sudah ditentukan harus digunakan dan dituliskan secara konsisten atau ajek, dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir. Ketentuan yang lain, pada saat pertama kali diguna-kan, singkatan itu harus didahului oleh bentuk lengkapnya, singkatannya dituliskan di dalam kurung, seperti contoh berikut. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sedangkan pada pemakaian berikutnya, bentuk lengkapnya tidak perlu dituliskan berulang-ulang, tetapi singkatannya saja, dan tanpa diberi tanda kurung. Seperti penggunaan singkatan, penggunaan lam-bang pun harus konsisten/ajek. Perhatikan daftar singkatan dan lambang berikut. DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan AI BP IK IKD ILD MNC : aneka industri : batas produksi : industri kecil : industri kimia dasar : industri logam dasar : multinsional cooperation

Repelita : rencana pembangunan lima tahun

8.10 Bagian Utama Karya IlmiahDalam bagian utama ini ditampilkan, sekurang-kurangnya, tiga bab sajian, yaitu 1. bab pendahuluan; 2. bab analisis dan pembahasan; serta 3. bab simpulan dan saran. (Saran tidak selalu diperlukan) Tiap-tiap sajian dalam bagian ini memiliki pula beberapa macam permasalahan, seperti tercantum di bawah 8.10.1 Bab Pendahuluan

Bab pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun. Berikut ini akan dibicarakan bagian-bagian bab pendahuluan itu. a. Latar Belakang Subbab latar belakang ini, sekurang-kurangnya, men-cantumkan alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karya ilmiah tersebut. Bagian ini mengemukakan juga beberapa buku yang telah dibaca yang juga mempermasalahkan topik yang sama atau yang relevan, dan menyebutkan perbedaannya dengan pembahasan karya ilmiah yang ditulis sekarang. Bagian ini mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera menge-tahui garis besar penelitian ini secara sepintas lalu. Perhatikan contoh Latar Belakang yang ditulis Amandari.

1.1 Latar BelakangTanggung jawab sosial semakin mendapatkan perha-tian oleh kalangan dunia usaha. Sejak era reformasi bergulir, masyarakat semakin kritis dan mampu mela-kukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memun-culkan kesadaran baru tentang pentingnya melak-sanakan Corporate Social Responsibility (CSR) (Daniri, 2007). Dengan alasan itu pula, perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya PT Bakrieland Development, sedang gencar-gencarnya melakukan tanggung jawab sosial, baik pada lingkungan hidup maupun masyarakat. Oleh karena pentingnya penerapan CSR pada perusahaan, saya mengambil judul tersebut untuk me-ngetahui seberapa jauh bentuk partisipasi PT Bakrieland Development dalam menerapkan CSR itu sendiri, yang salah satu programnya adalah pemberian beasiswa. Diharapkan adanya pembahasan mengenai topik CSR yang diterapkan PT Bakrieland Development dapat menjadi referensi bagi perusahaan lain. Sumber data yang saya gunakan adalah dari referensi buku, internet, dan survei langsung. Saya mencoba untuk menelaah lebih jauh program-program yang akan dijalankan oleh PT Bakrieland Development untuk mendukung CSR dan saya akan mencoba menganalisis pengaruh program tersebut bagi penerima beasiswa. b.Rumusan Masalah Rumusan masalah berkenan dengan pembatasan masalah yang dibahas. Dalam hal ini, pembatasan masalah itu hendaknya terperinci, istilah-istilah yang berhubungan dengan itu dirumuskan secara tepat. Rumusan masalah ini dijabarkan bersesuaian dengan tujuan pembahasan. Andai-kata judul karangan itu adalah "Manfaat Desain Interior bagi Perumahan Tempat Tinggal di Jakarta", ruang lingkupnya, misalnya, adalah sebagai berikut. Ruang lingkup pembahasan ini adalah manfaat desain interior. Yang dimaksud dengan manfaat desain interior adalah kegunaan ruangan dalam rumah tinggal. Hal ini akan dilihat dari segi penyusunan ruangan, pembagian ruangan, penyinaran matahari, dan penggantian udara". Dengan demikian, karya ilmiah ini tidak perlu memper-masalahkan hubungan antarwarga dalam suatu kompleks perumahan dan tidak perlu menguraikan bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu bangunan. Rumusan masalah karya ilmiah dapat disajikan dalam bentuk pernyataan atau dalam bentuk bentuk pertanyaan. Namun, kebanyakan penulis karya ilmiah merumuskan permasalahannya dalam bentuk pertanyaan. Dengan begitu, dalam pembahasannya nanti si

peneliti akan berpegang teguh pada pertanyaan tersebut. (Sebelum diajukan pertanyaan, penulis karya ilmiah membuat dahulu kalimat pengantar yang relevan). Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan, antara lain, sebagai berikut. 1) Mengapa terjadi.? 2) Bagaimana proses .? 3) Seberapa jauh dampak .? 4) Seberapa besar sumbangan .....? 5) Seberapa bermanfaat .? 6) Seberapa pentingkah .? 7) Seberapa sering ..? 8) Alat apa saja yang diperlukan .....? 9) Di mana terjadinya ...? 10) Apa solusi yang ditawarkan ...? 11) dan pertanyaan yang lain. Di bawah ini ditampilkan satu contoh Rumusan Masalah yang ditulis Aji).

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan topik tentang Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia, beberapa hal yang perlu diungkap dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Apa yang dimaksud dengan koperasi simpan pinjam? 2) Bagaimana awal mula terbentuknya koperasi simpan pinjam di Indonesia? 3) Seberapa besar perkembangan koperasi simpan pinjam di Indonesia? 4) Seberapa jauh peranan koperasi simpan pinjam dalam masyarakat? 5) Seberapa manfaat koperasi simpan pinjam terhadap masyarakaat saat ini? c. Tujuan Penelitian Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan penelitian dengan jelas, yaitu gambaran hasil yang akan dicapai. Tujuan penelitian, pada dasarnya, merupakan jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah. Jika dalam rumusan masalah diajukan lima pertanyaan, dalam tujuan penelitian pun dicantumkan lima jawaban; jika rumusan masalah hanya berisi tiga pertanyaan, tujuan penelitian pun hanya berisi tiga macam. Seperti halnya rumusan masalah, tujuan penelitian pun diawali dengan kalimat pengantar yang relevan. Perhatikan contoh Tujuan Penelitian yang ditulis Aji, yang terdiri atas lima macam karena dalam rumusan masalah pada 1.2 di atas, hal-hal yang akan diungkap dalam penelitian ini juga terdiri atas lima macam.

1.3Tujuan PenelitianBerkenaan dengan permasalahan pada 1.2 di atas, tujuan penelitian tentang Perkembanagn Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia adalah 1) ingin menjelaskan masalah koperasi dan koperasi simpan pinjam; 2) ingin mengetahui sejarah koperasi simpan pinjam di Indonesia; 3) ingin menggambarkan perkembangan koperasi simpan pinjam di Indonesia saat ini;

4) ingin menguraikan peranan koperasi simpan pinjam di dalam masyarakat; 5) ingin mengetahui manfaat koperasi simpan pinjam dalam masyarakat.d. Anggapan Dasar dan Hipotesis Anggapan dasar (yang disebut juga asumsi) adalah isi pernyataan umum yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar inilah yang akan memberikan arah kepada penulis dalam mengerjakan penelitiannya dan anggapan dasar ini pula yang akan mewarnai simpulan penelitian yang diambil. Anggapan dasar dapat juga berupa suatu teori atau prinsip yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti, yang sudah dapat dipertanggungjawabkan. Isi pernyataan anggapan dasar harus ringkas, jelas, dan relevan dengan masalah yang dikemukakan. Jika anggapan dasar sudah ditentukan, kini Anda membuat hipotesis. Hipotesis tidak sama dengan dugaan. Hipotesis merupakan teori penyamarataan coba-coba dan merupakan suatu prinsip baru berdasarkan hasil observasi yang sistematis terhadap fakta yang khas. Hipotesis (disebut juga hipotesis kerja) adalah isi pernyataan yang berupa generalisasi tentatif (sementara) tentang suatu masalah, yang belum pasti kebenarannya. Hipotesis inilah yang akan diuji benar atau tidak benarnya dalam penelitian ini. Boleh jadi, dalam simpulan nanti ternyata hipotesis itu benar atau hipotesis itu tidak benar. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana. f. Kerangka Teori Kerangka teori berisi prinsip-prinsip dasar yang memengaruhi pembahasan. Prinsip-prinsip dasar teori itu dikutip dari berbagai sumber, seperti dari buku, majalah, surat kabar, tabloid, kamus, jurnal ilmiah, atau internet, yang dikemukakan oleh para pakar dalam bidangnya. Kerangka teori dalam penelitian ilmiah berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja yang akan dilakukan peneliti. Kerangka teori akan membantu peneliti dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Kerangka teori itu harus dapat menggambarkan tata kerja teori itu. Misalnya, kerangka teori untuk hal-hal yang berhubungan dengan desain interior adalah bagaimana seharusnya penyusunan ruangan, pembagian ruangan, penggantian udara, dan penyinaran matahari ke dalam ruangan. Semua teori yang menunjang peranan desain interior suatu rumah tinggal dikemukakan secara jelas di sini. Dalam bab-bab selanjutnya, semua penerapan teori dipakai. Jadi, pada bagian kerangka teori, semua teori dipasang. (Uraian lengkap dan contoh-contoh pengutipan untuk kerangka teori dibicarakan khusus pada subbab 8.11).

Perhatikan contoh Kerangka Teori berikut yang ditulis Sri Wanda.

1.4 Kerangka Teori Jika dilihat dari penjelasan proses berdirinya Bank Islam, Antonio (2001:18) menyatakan bahwa suatu kemajuan yang sangat menggembirakan menjelang abad XX ialah terjadinya kebangkitan umat Islam dalam segala aspek, termasuk dalam aspek ekonomi. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam sendiri secara internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi internasional tentang ekonomi Islam di Mekkah pada

tahun 1976. Di antara pemikir-pemikir sistem ekonomi Islam tersebut ada kelompok pragmatis yang berhasil mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip Islam, termasuk di antaranya mendirikan bank-bank Islam. Kemudian, Muhammad (2001:32) mengatakan bahwa akhirnya pemerintah mulai menaruh perhatian dalam permasalahan bank syariah berdasarkan hasil Munas IV MUI (Majelis Ulama Indonesia) tersebut dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam yang disebut Tim Perbankan MUI. Hasil kerja dari tim perbankan MUI tersebut adalah berdirinya Bank Muamalat Indonesia, sebagai bank syariah pertama di Indonesia yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Dengan lahirnya peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1992. kemudian direvisi dengan UU No 10 Tahun 1998 yang dengan tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya bank bagi hasil atau sistem Bank Syariah. Lalu, pendeskripsian seberapa besar manfaat bank Islam didirikan yakni bank-bank syariah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan upaya bangsa ini untuk meningkatkan daya saing, lalu meningkatkan investasi, serta pertumbuhan ekonomi (Sjahdaeini, 1999: 27). Kemudian, alasan bank Islam didirikan adalah karena saat ini dunia Islam tercerai-berai. Dengan langkah tersebut, ternyata dunia Islam pun bisa dipersatukan. Pembentukan Bank Pembangunan Islam merupakan salah satu contoh pengalaman kecil dari hal itu. Kita mampu memusatkan sebagian dari peradaban dunia Islam berupa persoalan finansial dan moneter. Mari kita lihat, betapa besar manfaat yang dihasilkan dari langkah tersebut bagi dunia Islam saat ini. (http://ejajufri. wordpress.com /2010/ 04/29/mufti-suriah-bicarakanmasa-depan-banksyariah/14/05/2010)Selanjutnya, seberapa jauh potensi dalam pengem-bangan perbankan syariah yakni dengan upaya mendorong pengembangan perbankan syariah nasional, diperlukan usaha untuk memperluas jaringan perbankan syariah pada wilayah-wilayah yang dinilai potensial dan membutuhkan jasa perbankan syariah. Perluasan jaringan perbankan syariah bersifat market driven, yaitu berdasarkan kebutuhan dan kesediaan bank untuk memberikan jasa syariah. (http://ekiszone.co.cc/prospek-perbankan-syariah-ke-depan/16/05/2010) Ada juga kelaziman pada perguruan tinggi tertentu yang menempatkan kerangka teori pada sebuah bab. Biasanya, karya ilmiah jenis ini memaparkan landasan teoretisnya secara menyeluruh (komprehensif) dan mendetail (terperinci). Jadi, para mahasiswanya dianjurkan untuk menempatkan kerangka teori penelitiannya pada Bab II secara khusus. Pada Bab II itulah si peneliti mengemu-kakan semua prinsip dasar dan pokok pikiran para pakar yang akan dijadikannya sebagai pisau analisis peneli-tiannya. e. Sumber Data/Populasi dan Sampel Suatu penelitian ilmiah harus pula memaparkan sumber data. Sumber data adalah tempat penulis bertumpu. Artinya, penelitian itu bertolak dari sumber data. Kalau penelitian itu melihat desain interior suatu rurnah tinggal, sumber datanya adalah desain interior itu sendiri, yang ada di kompleks perumahan di Jakarta Pusat, misalnya. Kalau penelitian itu melihat manajemen suatu perusahaan batik, sumber datanya adalah perusahaan batik itu

sendiri, yaitu Perusahaan Batik Sejahtera dan Perusahaan Batik Maju di Yogyakarta, misalnya. Sumber data itu boleh lebih dari satu. Jika sumber data banyak dan beragam, dalam bagian ini penulis karya ilmiah dapat pula menggunakan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah kumpulan dari seluruh sumber data yang akan diteliti. Contoh populasi: Populasi penelitian ini adalah seluruh murid kelas XII SMA, negeri dan swasta di Tasikmalaya. Karena data penelitian ini banyak dan tidak mungkin dapat diteliti seluruhnya mengingat waktu dan dana yang tersedia terbatas, peneliti dapat mengambil hanya beberapa bagian sebagai sampel (percontoh) penelitian. Syarat sampel yang baik adalah harus dapat mewakili seluruh populasi. Contoh sampel: Sampel penelitian ini adalah 200 orang murid yang diambil dari SMA negeri dan SMA swasta dari 20 kecamatan yang ada di Tasikmalaya (masing-masing lima orang). f. Metode dan Teknik Penelitian ilmiah harus menggunakan metode dan teknik penelitian. Menurut Wiradi (1988:9), metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis), sedangkan teknik adalah cara melakukan setiap langkah tersebut. Dalam masyarakat ilmiah dikenal metode penelitian lapangan dan bukan penelitian lapangan. Yang tergolong metode penelitian lapangan adalah sebagai berikut. Kalau dalam penelitian itu penulis datang ke sumber data dan menganalisis data itu apa adanya, metode ini disebut metode deskriptif. Andaikata dalam penelitian itu, penulis membandingkan dua sumber data, metode yang dipakai adalah metode komparatif. Selanjutnya, jika penelitian itu menggunakan metode percobaan di lapangan atau pengujian di laboratorium, metode tersebut dikatakan metode eksperimen. Selain itu, dalam penelitian sosial digunakan metode lain, seperti metode sensus, metode survai, metode studi kasus, yang merupakan metode penelitian lapangan, dan metode penelitian kepustakaan serta metode analisis isi (content analysis} yang termasuk metode bukan penelitian lapangan. Dalam praktik penelitian, terutama dalam penelitian sosial, kadang-kadang digunakan kombinasi berbagai metode. Artinya, digunakan dua metode atau lebih dalam suatu penelitian, lebih-lebih jika penelitian itu dilakukan secara antardisiplin (multidisiplin atau transdisiplin). Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner (daftar tanyaan), dan observasi. 8.10.2 Bab Analisis atau Bab Pembahasan Bab analisis atau bab pembahasan ini merupakan bab yang terpenting dalam penelitian ilmiah. Di dalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintetis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, dan beberapa pengolahan data secara tuntas. Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa bab, setiap bab dibagi-bagi menjadi anak bab, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan demikian, segala masalah yang akan dijangkau terbicarakan dalam bab ini. Bab ini dapat diuji dengan beberapa pertanyaan. 1. Sudahkah keseluruhan tahap pengolahan data (deskripsi, analisis, interpretasi) itu memberikan keyakinan terhadap pembaca? 2. Sudahkah semua masalah dapat dilaksanakan secara

taat asas dan lengkap? 3. Sudahkah keseluruhan gambaran analisis dan inter-pretasi itu mempunyai korelasi satu dengan yang lain? 4. Sudahkah teori ditegaskan secara tepat dalam analisis? 5. Sudahkah istilah-istilah digunakan secara tepat dan taat asas dalam analisis? Semua pertanyaan itu akan menguji karya ilmiah Anda terhadap keseluruhan isinya. 8.10.3 Bab Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Dalam hubungan itu, sering dijumpai simpulan yang menggunakan nomor (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), yang seolah-olah merupakan kalimat yang terlepas-lepas. Simpulan seperti itu kurang baik karena terasa kaku. Simpulan akan lebih baik dan lebih informatif jika disajikan dalam paragraf-paragraf yang tidak dinomori. Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.

8.10.4 Bagian Akhir Karya IlmiahKarya ilmiah ditutup dengan bab simpulan. Jika diperlukan, simpulan disertai dengan saran penulis bagi peneliti selanjutnya, bagi lembaga pendidikan tinggi, atau bagi pemerintah yang sedang berkuasa dalam membuat kebijakan.

a. Daftar PustakaCiri khas karya ilmiah adalah adanya kerangka teori dan daftar pustaka. Uraian lengkap tentang tata cara penyusunan daftar pustaka dapat Anda pelajari pada subbab 8.12.

b. LampiranLaporan akhir, skripsi, atau tesis lazim dilengkapi dengan lampiran. Lampiran dapat berupa korpus data, dapat berupa denah lokasi penelitian, atau bagan organisasi instansi yang diteliti. Tujuan dicantumkannya lampiran adalah agar pihak-pihak yang menerima laporan tersebut dapat mempertimbangkan dengan lebih teliti dan lebih saksama hasil penelitian tersebut.

8.11 Pernulisan Kerangka Teori 8.11.1 Pengartuan Hasil Studi PustakaSebelum mulai menulis karya ilmiah, tentu para mahasiswa harus sudah memilih dan menentukan bahan bacaan yang membahas masalah yang akan ditulis atau sekurangkurangnya berkaitan dengan masalah tersebut. Sumber bacaan itu dapat berupa buku yang sudah diterbitkan, naskah yang belum diterbitkan, tabloid, majalah, surat kabar, atau antologi. Pada waktu membaca sumber bacaan itu, peneliti akan menemukan isi pernyataan atau keterangan yang menurut kita sendiri pantas untuk dijadikan kutipan. Segala keterangan yang relevan dan mendukung karya ilmiah yang akan

digarap hendaknya dicatat pada kartu hasil studi pustaka. Keterangan itu dapat berupa rumus, definisi, atau perincian yang berhubungan erat dengan pokok garapan dan dituliskan dalam kartu hasil studi pustaka, yang berukuran sekitar 14 x 10 cm2. Segala isi pernyataan atau keterangan yang menurut pendapat kita sangat relevan dengan karya tulis ilmiah yang akan ditulis, isi pernyataan itu segera dipindahkan ke dalam kartu hasil studi pustaka yang sudah disiapkan. Tuliskan pokok masalah pada sudut kanan sebelah atas. Di bawah pokok masalah, kita mencantumkan data ke-pustakaan (pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit, nama penerbit, dan nomor halaman). Data kepustakaan ini akan digunakan nanti pada waktu kita akan merujuknya. Di bawah data kepustakaan, kita mengutip isi pernyataan atau keterangan yang diperlukan.

8.11.2 Perujukan dengan Catatan Pustaka (Bodynotes)Isi pernyataan atau keterangan yang tercantum dalam kartu hasil studi pustaka ditampilkan dalam naskah untuk menunjang dan memperkuat ide-ide yang dikemukakan dalam karangan ilmiah tersebut. Penampilan kutipan, sebagai pertanggungjawaban moral penulis dalam hubungannya dengan kelaziman dalam karang-mengarang, mengikuti ketentuan-ketentuan berikut. Pada dasarnya, kutipan dari para pakar atau ahli yang sesuai dengan topik yang ditulis ditempatkan pada kerangka teori. Jadi, kutipan secara dominan ditempatkan dalam kajian teori ini. Namun, tidak dilarang juga menempatkan kutipan dalam bagian lain, seperti dalam latar belakang, dalam perumusan dan pembatasan masalah, dalam tujuan penelitian, atau dalam bagian pembahasan atau bagian analisis. Ada beberapa model penampilan kutipan. (1) Nama Pengarang sebelum Kutipan (2) Nama Pengarang setelah Kutipan (3) Nama Pengarang Dua Orang (4) Nama Pengarang Tiga Orang atau Lebih (5) Kutipan Lebih dari Lima Baris (6) Kutipan dari Kutipan (7) Kutipan Sama dari Beberapa Sumber (8) Kutipan dari Internet Ke-8 model kutipan tersebut ditampilkan langsung di dalam tubuh teks. Oleh karena itu, ke-8 model kutipan langsung tersebut dinamakan perujukan bodynotes atau perujukan innotes. Di samping ke-8 model perujukan tersebut, ada lagi jenis perujukan yang ditempatkan pada kaki kertas (footnotes) atau perujukan yang ditempatkan pada akhir setiap bab (endnotes). Jika penulis karya ilmiah menggunakan model perujukan footnotes atau endnotes, dalam implementasinya akan digunakan istilah-istilah ibid, op cit, dan loc cit.e, model tersebut harus digunakan secara konsisten. Model mana pun yang dipilih, terpulang sepenuhnya kepada penulis karya ilmiah yang bersangkutan. Yaqng penting model perujukan digunakan secara konsisten dan konsekuen. Dengan kata lain, model perujukan footnotes tidak dicampuradukkan dengan model perujukan bodynotes atau perujukan innotes. Jika kita menggunakan bodynotes atau innotes, teknik menampilkan kutipan di dalam teks sebagai berikut. Pada umumnya, kutipan diawali dengan kalimat pengantar yang cerdas dan relevan ciptaan peneliti sendiri, kemudian nama belakang pengarang (nama depan dan gelar

akademik tidak perlu dicantumnkan), tahun terbit, nomor halaman, dan bunyi pernyataan yang dikutip. Contoh Model (1): Kutipan yang menempatkan nama pengarang di depan kutipan diawali dengan kalimat pengantar yang cerdas dan relevan, kemudian kurung buka, nama belakang pengarang, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman, kurung tutup, dan diakhiri bunyi pernyataan yang dikutip, seperti tampak berikut ini.

Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Waluyo (2010:25) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan ruang sehingga melahirkan bentuk arsitektur yang beraneka ragam.

Contoh Model (2): Kutipan yang menempatkan nama pengarang di belakang kutipan diawali dengan kalimat pengantar yang cerdas dan relevan, kemudian bunyi kutipan, diikuti kurung buka, nama belakang pengarang, tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, nomor halaman, dan kurung tutup, seperti contoh berikut. Sehubungan dengan penyerahan barang karena perjanjian sewa beli atau leasing, ditegaskan bahwa jual beli baru terjadi benar-benar pada saat cicilan terakhir dibayar oleh si penyewa dalam sewa beli atau dalam leasing. Oleh karena itu, penyerahan barang karena leasing sebaiknya tidak dianggap sebagai penyerahan barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (Soepandji, 2010:148).

Contoh Model (3): Kutipan yang diambil dari sumber langsung yang pengarangnya dua orang dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Jika dilihat dari proses berdirinya Bank Islam, Antonio dan Ramli (2001: 18) melukiskan bahwa kemajuan yang sangat menggembirakan menjelang abad XX ialah terjadinya kebangkitan umat Islam dalam segala aspek, termasuk dalam aspek ekonomi dengan berdirinya Bank Syariah.Contoh Model (4): Kutipan yang diambil dari sumber langsung yang pengarangnya tiga orang atau lebih (misalnya Noor Komari Pratiwi, S.E., M.M., Ir. Asbabun Nuzul, dan Dr. Abdul

Hakim Nasution, S.H.), hanya mencantumkan nama belakang pengarang pertama, tanpa nama depan dan tanpa gelar akademik, seperti dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Berkenaan dengan perkembangan UKM di Tanah Air beberapa tahun terakhir, Pratiwi dkk. (2010:28) berpendapat bahwa UKM sangat layak untuk diapresiasi karena jasanya dalam perekonomian bangsa. Bahkan, sangat pantas UKM dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Pendek kata, keberadaan UKM di negara berkembang seperti Indonesia menjadi penting. Contoh Model (5): Kutipan yang diambil dari sumber langsung yang banyaknya lebih dari lima baris mengikuti cara berikut. Kutipan dituliskan tersendiri atau dipisahkan dari kalimat pengantar dan diketik dengan jarak hanya satu spasi serta menjorok dari kiri dan kanan kira-kira lima ketukan atau dua sentimeter. Lihat contoh berikut ini. Dalam hubungan itu, seorang pakar keuangan dari Indonesia memberikan pendapat yang berbeda dari pendapat pakar luar negeri mengenai kebijakan fiskal. Berikut dikemukakan pendapat pakar Indonesia yang bernama Khairunnisa (2010:218) mengenai hal tersebut.Kebijakan fiskal adalah strategi dan langkahlangkah pemerintah di dalam pengeluaran dan cara-cara pengumpulan pajak. Adapun kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk memengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian, yaitu memengaruhi tingkat suku bunga, garansi bank, dan mengatur jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Kedua kebijakan ini sangat penting artinya di dalam mengatur kegiatan ekonomi. Kebijakan fiskal dan moneter merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga dan inflasi.

Contoh Model (6): Kutipan yang diambil dari kutipan yang sudah ada sering dilakukan dalam suatu penelitian. Hal itu dilakukan karena sumber pertama tidak dapat dilacak lagi. Umpamanya, pendapat Socrates yang kita kutip tidak mungkin kita ambil dari buku Socrates sendiri. Kita akan mengutip buku-buku yang menulis

kembali pendapat yang dikatakan oleh Socrates itu. Penyajian contoh kutipan dari kutipan itu dapat Anda lihat berikut ini. Dalam peningkatan efektivitas mengajar agar diperoleh hasil yang lebih menggembirakan, penggunaan alat peraga sangat memudahkan guru dalam menyampaikan informasi secara cepat dan lebih konkret. Berkaitan dengan hal itu, Colleti (dalam Mashum, 2003:160) mengatakan bahwa urutan efektivitas dalam proses pembelajaran dan kecepatan siswa menangkap informasi adalah (a) melihat (dengan alat peraga), (b) mendengar (dengan ceramah), (c) meraba, (d) membau/mencium, dan (e) merasakan.

Contoh Model (7): Dalam beberapa hal kita dapat mengutip suatu persoalan yang sama dari beberapa buku. Setiap buku memuat hal yang kita bicarakan itu walaupun redaksionalnya tidak persis sama. Penyajian hal seperti itu dapat dilihat pada contoh berikut ini. Guna mencapai sukses dalam karier, seseorang harus bersedia bekerja keras. Selain itu, dia harus memiliki keyakinan diri, penampilan yang baik, kepandaian memilih putusan yang tepat, semangat atau motivasi yang tinggi, dan kepiawaian berkomunikasi. (Mudor, 2010:24; Djunaedi, 2010:38; Safiie, 2010:30).

Contoh Model (8): Contoh ini adalah kutipan dari internet. Seperti kutipan-kutipan yang lain, buat dahulu kalimat pengantar yang relevan dan cerdas, kemudian tuliskan bunyi kutipan yang diinginkan, dan akhirnya cantumkan alamat internet yang diakses dengan dilengkapi tanggal, bulan, dan tahun saat Anda mengakses internet tersebut. Dapat ditambahkan bahwa citra digital adalah citra taktampak yang dapat diolah dengan menggunakan komputer, sedangkan untuk jenis citra lain jika hendak diolah dengan komputer, harus diolah dahulu menjadi citra digital, misalnya, foto dipindahkan ke komputer dengan menggunakan scanner. Setelah melalui proses pengolahan, citra digital terdiri atas sejumlah piksel yang dapat dilihat sebagai sebuah matriks yang terdiri atas dua dimensi. (http://www. digit.image.proc.science-course-200/13/12/2010)

Catatan: Alamat website sumber kutipan dari internet jangan lupa ditulis dan ditempatkan pada bagian terakhir daftar pustaka karya ilmiah.

8.12 Penyusunan Daftar Pustaka 8.12.1 Teknik Penyusunan Daftar PustakaDaftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah bab simpulan. Tajuk DAFTAR PUSTAKA dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca apa pun dan dituliskan di tengah-tengah kertas dengan jarak dari pinggir atas sekitar enam sentimeter (seperlima bagian halaman). Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan karya ilmiah maupun yang hanya dijadikan bahan bacaan, termasuk di dalamnya artikel (dalam majalah atau dalam surat kabar), makalah, skripsi, disertasi, buku, diktat, dan antologi. Semua pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka itu disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya, baik ke bawah maupun ke kanan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut 1,2,3, 4, dan 5 atau diberi huruf a, b, c, d, dan e. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan itu tidak ada, penyusunan daftar pustaka didasarkan pada judul pustaka acuan tersebut. Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan yang disajikan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut.

a. Buku sebagai Sumber AcuanUrutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan untuk buku adalah sebagai berikut. a. nama penulis, b. tahun terbit, c. judul pustaka beserta keterangannya, d. tempat terbit (kota), dan e. nama penerbit. Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, urutan penyebutannya adalah a. nama lembaga yang menerbitkan, b. tahun terbit, c. judul pustaka beserta keterangannya, d. tempat terbit, dan e. nama penerbit. Setiap unsur pustaka itu diikuti oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit, yang harus diikuti titik dua. Setelah tanda titik atau setelah titik dua ada spasi satu ketuk. Berikut ini ditampilkan contoh pencantuman daftar pustaka dengan sumber rujukan buku. Hasan, S. Hamid. 2010. Evaluasi Kurikulum. Cetakan I. Bandung: Karya Indah. Muslimin, Agussalim. 2010. Politik Balas Budi. Jambi: Penerbit Neraca. Jika nama pengarang tidak ada, nama penerbit lembaga yang menerbitkan buku itu langsung dijadikan pengganti nama pengarang dan tidak perlu disebutkan lagi sesudah nama tempat terbit. Contoh: Pusat Bahasa. 2009. Pedoman Penulisan Surat Dinas. Edisi Ketiga. Jakarta.

Lembaga Ilmu Pengetahun. 2011. Politik Pencitraan Elit Kekuasaan di Republik Indonesia. Jakarta. b. Majalah sebagai Sumber Acuan Sumber acuan dapat pula diambil dari majalah. Urutan unsur-unsur dalam penulisan daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama dan nomor majalah (ditulis dengan huruf miring yang didahului oleh kata Dalam. Kemudian, bulan terbit dan tahun penerbitan keberapa ditempatkan dalam kurung dengan dibatasi tanda koma), dan tempat terbit. Penyajiannya dapat dilaukan sebagai berikut. Rangkuti, Dwinita Apriyani. 2008. Upaya peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IXA SMPN 3 Muntok di dalam Menyelesaikan Soal IPAFisika, Tahun 2006/2007. Dalam Jurnal Pendidikan: Penelitian Tindakan Kelas No. 8 (Agustus, VI). Jakarta: PT Pustaka Mandiri. c. Surat Kabar sebagai Sumber Acuan Selain majalah, surat kabar juga dapat dijadikan sumber pustaka. Urutan yang dicantumkan pada daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama surat kabar (ditulis dengan huruf miring yang didahului oleh kata Dalam), tanggal terbit, dan tempat terbit. Penyajiannya dilakukan sebagai berikut: Alkostar, Artidjo. 2008. Nilai HAM sebagai Konstitusi Kehidupan. Dalam Kompas. 24 Desember Jakarta.

d. Antologi sebagai Sumber AcuanJika sumber acuan itu berupa antologi, urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diapit oleh tanda kutip), nama editor (didahului oleh kata Dalam), judul antologi (ditulis dengan huruf miring), tempat terbit, dan nama penerbit. Penyajiannya dilakukan sebagai berikut: Junus, Umar. 2008. "Kebudayaan Minangkabau". Dalam Koentjaraningrat (Editor). Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Manusia

dan

e. Internet sebagai Sumber AcuanSeperti sudah dikemukakan dalam pembahasan Kerangka Teori Karya Ilmiah, rujukan dapat pula diambil dari tulisan atau karangan dalam internet yang disajikan seseorang yang dianggap pakar dalam bidangnya. Alamat internet ditampilkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir (tidak menurut abjad). Beberapa alamat internet yang dapat dicantumkan dalam daftar pustaka sebagai berikut. http://www.library.gunadarma.ac.id./files/disk1/8/jbpt-gd l/15 /06 /2010 http://www. google.co.id/search? metalurgi/ 25/ 06/2010 http://www.id.wikipedia.org/wiki/laporan_laba/ rugi/ 18/07/2010 http://www.id.wikipedia.org/wiki/laporan_ akuntansi/18/07/2010 http://www.google.co.id/search?rencana+ strategis/25/06/2010

http://www. google.co.id/ search?hl.id&q. britania.industri /25 /06 /2010 http://www.en.wiki.org/optical-charter-re-cognition.htm/12/04/2010