7
Hiskia Ulinuha Annisa H1F010013 METODE PENYEBARAN BATUBARA Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia dan keadaan geologi . Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya serta bentuk lapisan batubara. Tempat Terbentuknya Batubara: Ada 2 macam teori yang menyatakan tempat terbentuknya batubara, yaitu : A. Teori Insitu Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif kecil, Dapat dijumpai pada lapangan batubara Muara Enim (SumSel). B. Teori Drift Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah

METODE PENYEBARAN BATUBARA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE PENYEBARAN BATUBARA

Hiskia Ulinuha Annisa

H1F010013

METODE PENYEBARAN BATUBARA

Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang

lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia dan

keadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan

perlu diketahui dimana batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana

batubara terbentuk dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya serta bentuk lapisan

batubara.

Tempat Terbentuknya Batubara:

Ada 2 macam teori yang menyatakan tempat terbentuknya batubara, yaitu :

A. Teori Insitu

Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya

ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan

tersebut mati, belum mengalami proses transportasi, segera tertimbun oleh lapisan sedimen

dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini

mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif

kecil, Dapat dijumpai pada lapangan batubara Muara Enim (SumSel).

B. Teori Drift

Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya

ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian

setelah tumbuhan tersebut mati, diangkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat,

segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara

yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas tetapi dijumpai dibeberapa

tempat, kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang

terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat

sedimentasi. Dapat dijumpai pada lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kaltim.

Faktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Batubara :

Batubara terbentuk dengan cara yang kompleks dan memerlukan waktu yang lama

(puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan

geologi. Faktor yang berpengaruh pada pembentukan batubara, yaitu :

Page 2: METODE PENYEBARAN BATUBARA

Hiskia Ulinuha Annisa

H1F010013

a. Posisi Geotektonik

Merupakan suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi gaya-gaya tektonik

lempeng. Posisi ini mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan

batubara maupun kecepatan penurunannya.

b. Morfologi (Topografi)

Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena

menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk.

c. Iklim

Kelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan batubara dan

merupakan faktor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai. Tergantung pada

posisi geografi dan dipengaruhi oleh posisi geotektonik.

d. Penurunan

Dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik. Jika penurunan dan pengendapan gambut

seimbang akan dihasilkan endapan batubara tebal

e. Umur Geologi

Posisi geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan berbagai macam

tumbuhan. Dalam masa perkembangannya secara tidak langsung membahas sejarah

pengendapan batubara dan metamorfosa organik. Makin tua umur batuan makin dalam

penimbunan yang tejadi, sehingga terbentuk batubara yang bermutu tinggi. Tetapi pada

batubara yang mempunyai umur geologi lebih tua selalu ada resiko mengalami deformasi

tektonik yang membentuk struktur perlipatan atau patahan pada lapisan batubara.

f. Tumbuhan

Flora merupakan unsur utama pembentuk batubara. Pertumbuhan dari flora

terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim dan topografi tertentu,

merupakan faktor penentu terbentuknya berbagai type batubara.

g. Dekomposisi

Dekomposisi flora merupakan bagian dari transformasi biokimia dari organik

merupakan titik awal untuk seluruh alterasi. Dalam pertumbuhan gambut, sisa tumbuhan

akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi. Setelah tumbuhan mati, proses

degradasi biokimia lebih berperan. Proses pembusukan (decay) akan terjadi oleh kerja

mikrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen

menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti celulosa, protoplasma dan pati.

Page 3: METODE PENYEBARAN BATUBARA

Hiskia Ulinuha Annisa

H1F010013

  Dari proses diatas terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan batubara

berbitumen. Dalam suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia yang berakibat

keluarnya air (H2O) dan sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk karbon dioksida

(CO2), karbon monoksida (CO) dan methan (CH4). Akibat pelepasan unsur atau senyawa

tersebut jumlah relatif unsur karbon akan bertambah. Kecepatan pembentukan gambut

tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan proses pembusukan. Bila tumbuhan

tertutup oleh air dengan cepat, maka akan terhindar oleh proses pembusukan, tetapi terjadi

proses disintegrasi atau penguraian oleh mikrobiologi. Bila tumbuhan yang telah mati terlalu

lama berada di udara terbuka, maka kecepatan pembentukan gambut akan berkurang,

sehingga hanya bagian keras saja tertinggal yang menyulitkan penguraian oleh mikrobiologi.

h. Sejarah sesudah pengendapan

Sejarah cekungan batubara secara luas bergantung pada posisi geotektonik yang

mempengaruhi perkembangan batubara dan cekungan batubara. Secara singkat terjadi proses

geokimia dan metamorfosa organik setelah pengendapan gambut.

i. Struktur cekungan batubara

Terbentuknya batubara pada cekungan batubara umumnya mengalami deformasi oleh

gaya tektonik, yang akan menghasilkan lapisan batubara dengan bentuk tertentu.

j. Metamorfosa organic

Tingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan atau penguburan

oleh sedimen baru. Pada tingkat ini proses degradasi biokimia tidak berperan lagi tetapi lebih

didominasi oleh proses dinamokimia. Proses ini menyebabkan terjadinya perubahan gambut

menjadi batubara dalam berbagai mutu. Selama proses ini terjadi pengurangan air lembab,

oksigen dan zat terbang (seperti CO2, CO, CH4 dan gas lainnya) serta bertambahnya

prosentase karbon padat, belerang dan kandungan abu. Perubahan mutu batubara

diakibatkkan oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat disebabkan oleh lapisan sedimen

penutup yang sangat tebal atau karena tektonik.

Identifikasi penyebaran batubara dengan menggunakan metode geofisika

Prospek penambangan batubara dengan metoda tambang terbuka seperti

kebanyakan saat ini, untuk masa yang akan datang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh

letak lapisan batubara sudah semakin dalam dari permukaan, sehingga nilai perbandingan

antara batubara dan batuan pengapit akan semakin tinggi dan akan mencapai nilai yang tidak

ekonomis. Daerah X merupakan daerah di wilayah propinsi Kalimantan Timur. Fenomena

Page 4: METODE PENYEBARAN BATUBARA

Hiskia Ulinuha Annisa

H1F010013

alam daerah X berupa hutan gundul bekas area pengusahaan hutan PT.ITCI kemudian

dibakar dan yang tertinggal hanyalah tumbuhan pakis yang memenuhi area hutan berbukit-

bukit. Daerah X bersebelahan dengan lokasi pertambangan batu bara yang masih beroperasi

dan menghasilkan batubara nmun sedikit kandungannya [1]. Mengingat keberadaan

singkapan batubara yang sangat terbatas di daerah X tersebut, maka gambaran sebaran

batubara sulit untuk ditambang, sehingga distribusinya juga tidak diketahui. Oleh karena itu

untuk mengetahui secara optimal kandungan batu baranya, maka diperlukan suatu metode

yang dapat digunakan untuk memprediksikan sebaran dan kedalaman batubara tersebut.

Salah satu metode gofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan batubara

adalah metoda geolistrik tahanan jenis.

Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran

listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial,

arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus

ke dalam bumi. Metoda ini merupakan salah satu metoda geofisika yang dapat memberikan

gambaran susunan dan kedalaman lapisan batuan, dengan mengukur sifat kelistrikan batuan

[2]. Selanjutnya Loke [3] mengungkapkan bahwa survai geolistrik metoda resistivitas

mapping dan sounding menghasilkan informasi perubahan variasi harga resistivitas baik

arah lateral maupun arah vertikal.

Dalam penelitian ini pengambilan data menggunakan NANIURA Resistivitymeter

Model NRD 22S. Konfigurasi yang dipakai pada penelitian ini adalah konfigurasi

schlumberger. Sebelum akuisisi di lapangan, dilakukan survei awal daerah penelitian. Survai

ini dilakukan untuk mengetahui singkapan batubara yang terdapat pada daerah survai.

Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari akuisisi di lapangan adalah nilai potensial dan arus yang

terbaca pada resistivitymeter. Kedua data inilah yang diolah sehingga didapatkan nilai

resistivitas dari akuisisi di lapangan berdasarkan (persamaan 6). Dengan metode Matching

(The Auxilury Point Method) ini mengaplikasikan “empirical master curves“ yang terdiri

atas dua bagian yaitu kurva standar dua lapisan dan kurva pembantu. Kurva hasil

pengukuran digunakan sebagai dasar interprestasi jenis litologi yang menyusun kondisi

bawah permukaan diarea titik lokasi pengukuran.

Pemodelan

Page 5: METODE PENYEBARAN BATUBARA

Hiskia Ulinuha Annisa

H1F010013

Tahap pemodelan dilakukan dengan metode curve matching (metode pencocokan

kurva), akan diperoleh model data nilai resistivitas, ketebalan lapisan, distribusi resistivitas

batuan dan juga kedalaman lapisan yang selanjutnya digunakan interpretasi.

Pengukuran geolistrik ditujukan untuk menentukan lokasi batubara dan dilakukan

pada sebelas titik pengukuran. Pemilihan lokasi titik pengukuran lokasi geolistrik didasarkan

pada kondisi geologinya. Metode yang digunakan adalah matode Vertical Electric Sounding

(VES) denga konfigurasi Schlumberger yang tersebar di seluruh daerah penelitian. Dari hasil

analisis pengukuran geolistrik didaerah penelitian, maka diperoleh berbagai macam jenis

batuan penyusun daerah penyelidikan berdasarkan harga tahanan jenisnya. Harga tahanan

jenisnya berkisar antara 60 m - 2100 m. Pendugaan kondisi batuan dilakukan

berdasarkan besarnya harga tahanan jenis batuan. Semakin kecil harga tahanan jenis, maka

butiran penyusun batuan semakin kecil pula.