3
Echo Asia Notes, Issue 33 December 2017 Metode yang Inovatif, Murah, dan Ramah Lingkungan untuk Melakukan Proses Pasteurisasi Media Jamur di Daerah Tropis dengan Menggunakan Kotak Styrofoam Dr. Tapani Haapala dan Markku Lyytinen FELM (Finnish Evangelical Lutheran Mission) Phnom Penh, Kamboja Penerjemah Bahasa Indonesia: Tyas Budi Utami, ECHO Asia Foundation, Thailand Catatan Editor: Dr. Tapani Haapala adalah seorang dosen tamu, pakar pertanian, pakar hortikultura, dan peneliti. Selama berlangsungnya percobaan ini, beliau bekerja sebagai penasihat keamanan pangan global dan manajer pengembangan regional untuk FELM (Finnish Evangelical Lutheran Mission) di Kamboja. Markku Lyytinen adalah seorang insinyur berkebangsaan Finlandia, yang tinggal di Kamboja. Untuk informasi lebih lanjut tentang budidaya jamur, lihat presentasi Keith Mikkelson tentang budidaya jamur di Aloha House. Kata Kunci: Pemanas Bertenaga Surya, pasteurisasi, produksi jamur Gagasan-gagasan Kunci: Jamur sering ditumbuhkan di kantong plastik berisi bahan organik yang perlu disterilisasi atau dipasteurisasi untuk mencegah kontaminasi oleh bakteria atau jamur lainnya. Untuk melakukan sterilisasi/pasteurisasi digunakan panas/suhu tinggi. Pemanasan membutuhkan banyak energi, sering kali adalah energi tidak terbarukan. Perlu dikembangkan metode baru untuk pasteurisasi media jamur yang hemat energi dan ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam artikel ini menggunakan sinar matahari, yang gratis dan tidak mencemari lingkungan. Ringkasan Jamur seperti jamur tiram (Pleurotus ostreatus) biasanya ditanam dalam kantong plastik yang diisi dengan bahan organik yang mungkin mengandung limbah pertanian organik. Bahan tersebut harus disterilkan (dipanaskan hingga suhu di atas 100 °C) atau dipasteurisasi (dipanaskan hingga suhu yang lebih rendah, 60 °C atau lebih tinggi) untuk mencegah kontaminasi oleh kuman, virus, dan spora jamur. Namun, sterilisasi dan pasteurisasi adalah sesuatu yang menantang bagi petani skala kecil karena untuk melakukannya dibutuhkan energi. Biasanya petani skala kecil menggunakan metode sterilisasi menggunakan drum yang dipakai untuk memanaskan air sampai mendidih.Petani harus membeli atau mengumpulkan kayu bakar untuk memanaskan air (tugas yang membutuhkan banyak tenaga dan/atau mahal). Membuat atau membeli arang bahkan lebih mahal lagi. Selain itu, hasil sterilisasi menggunakan drum juga bisa tidak tetap/konsisten, tergantung pada perangkat dan kualitas kayu bakar yang digunakan. Perangkat pasteurisasi baru yang dikenalkan dalam artikel ini, mudah dibuat dan tidak mahal, tahan lama, mudah disiapkan, dan tidak membutuhkan energi dari bahan bakar fosil. Proses pasteurisasinya tidak membutuhkan pemantauan, sehingga hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Artikel ini bertujuan untuk mendorong sesama rekan pekerja pengembangan masyarakat dan petani lokal untuk melanjutkan eksperimen awal ini guna meningkatkan perangkat atau alat lain yang serupa. Dengan demikian perangkat ini dapat digunakan di lingkungan mereka sendiri yang beragam, dengan tujuan membantu petani skala kecil menghemat energi dan uang saat mereka melakukan budidaya jamur. Pengantar Memproduksi jamur adalah cara yang baik untuk mengubah limbah pertanian organik menjadi makanan bergizi bagi konsumsi manusia. Jamur mengandung mineral, asam amino, dan vitamin yang penting bagi manusia, terutama untuk anak-anak yang sedang bertumbuh. Menurut FAO: “Konsumsi jamur dapat memberikan tambahan berharga untuk diet tidak seimbang yang sering dialami orang-orang di negara-negara sedang berkembang. Jamur adalah sumber yang baik bagi vitamin B, C, dan D, termasuk niasin, riboflavin, tiamin, dan folat, dan berbagai mineral termasuk kalium, fosfor, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga. Jamur menyediakan karbohidrat, tetapi rendah lemak dan serat, serta tidak mengandung pati.Selain itu, jamur yang dapat dimakan adalah sumber protein berkualitas tinggi (dilaporkan antara 19 persen dan 35 persen), dan jamur kancing putih mengandung lebih banyak protein ketimbang kacang merah. Selain semua asam amino esensial, sebagian jamur juga memiliki manfaat pengobatan karena adanya polisakarida tertentuyang dikenal dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh”(FAO 2009). Gambar 1: Skema kotak pasteurisasi bertenaga surya untuk media jamur KOTAK STYROFOAM PENAHAN untuk mencegah kaca tergelincir ALUMINIUM FOIL KACA Jaring dari logam Ubin Hitam

Metode yang Inovatif, Murah, dan Ramah Lingkungan untuk … · 2019. 4. 26. · lebih lanjut tentang budidaya jamur, lihat presentasi Keith Mikkelson tentang budidaya jamur di Aloha

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Metode yang Inovatif, Murah, dan Ramah Lingkungan untuk … · 2019. 4. 26. · lebih lanjut tentang budidaya jamur, lihat presentasi Keith Mikkelson tentang budidaya jamur di Aloha

Echo Asia Notes, Issue 33 December 2017

Metode yang Inovatif, Murah, dan Ramah Lingkungan untuk Melakukan Proses Pasteurisasi Media Jamur di Daerah Tropis dengan Menggunakan Kotak Styrofoam Dr. Tapani Haapala dan Markku Lyytinen FELM (Finnish Evangelical Lutheran Mission) Phnom Penh, Kamboja

Penerjemah Bahasa Indonesia: Tyas Budi Utami, ECHO Asia Foundation, Thailand

Catatan Editor: Dr. Tapani Haapala adalah seorang dosen tamu, pakar pertanian, pakar hortikultura, dan peneliti. Selama berlangsungnya percobaan ini, beliau bekerja sebagai penasihat keamanan pangan global dan manajer pengembangan regional untuk FELM (Finnish Evangelical Lutheran Mission) di Kamboja. Markku Lyytinen adalah seorang insinyur berkebangsaan Finlandia, yang tinggal di Kamboja. Untuk informasi lebih lanjut tentang budidaya jamur, lihat presentasi Keith Mikkelson tentang budidaya jamur di Aloha House.

Kata Kunci: Pemanas Bertenaga Surya, pasteurisasi, produksi jamur

Gagasan-gagasan Kunci:

• Jamur sering ditumbuhkan di kantong plastik berisi bahan organik yang perlu disterilisasi atau dipasteurisasi untuk mencegah kontaminasi oleh bakteria atau jamur lainnya.

• Untuk melakukan sterilisasi/pasteurisasi digunakan panas/suhu tinggi. • Pemanasan membutuhkan banyak energi, sering kali adalah energi tidak terbarukan. • Perlu dikembangkan metode baru untuk pasteurisasi media jamur yang hemat energi dan ramah lingkungan. • Metode yang digunakan dalam artikel ini menggunakan sinar matahari, yang gratis dan tidak mencemari lingkungan.

Ringkasan Jamur seperti jamur tiram (Pleurotus ostreatus) biasanya ditanam dalam kantong plastik yang diisi dengan bahan organik yang mungkin mengandung limbah pertanian organik. Bahan tersebut harus disterilkan (dipanaskan hingga suhu di atas 100 °C) atau dipasteurisasi (dipanaskan hingga suhu yang lebih rendah, 60 °C atau lebih tinggi) untuk mencegah kontaminasi oleh kuman, virus, dan spora jamur. Namun, sterilisasi dan pasteurisasi adalah sesuatu yang menantang bagi petani skala kecil karena untuk melakukannya dibutuhkan energi. Biasanya petani skala kecil menggunakan metode sterilisasi menggunakan drum yang dipakai untuk memanaskan air sampai mendidih.Petani harus membeli atau mengumpulkan kayu bakar untuk memanaskan air (tugas yang membutuhkan banyak tenaga dan/atau mahal). Membuat atau membeli arang bahkan lebih mahal lagi. Selain itu, hasil sterilisasi menggunakan drum juga bisa tidak tetap/konsisten, tergantung pada perangkat dan kualitas kayu bakar yang digunakan.

Perangkat pasteurisasi baru yang dikenalkan dalam artikel ini, mudah dibuat dan tidak mahal, tahan lama, mudah disiapkan, dan tidak membutuhkan energi dari bahan bakar fosil. Proses pasteurisasinya tidak membutuhkan pemantauan, sehingga hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Artikel ini bertujuan untuk mendorong sesama rekan pekerja pengembangan masyarakat dan petani lokal untuk melanjutkan eksperimen awal ini guna meningkatkan perangkat atau alat lain yang serupa. Dengan demikian perangkat ini dapat digunakan di lingkungan mereka sendiri yang beragam, dengan tujuan membantu petani skala kecil menghemat energi dan uang saat mereka melakukan budidaya jamur. Pengantar Memproduksi jamur adalah cara yang baik untuk mengubah limbah pertanian organik menjadi makanan bergizi bagi konsumsi manusia. Jamur mengandung mineral, asam amino, dan vitamin yang penting bagi manusia, terutama untuk anak-anak yang sedang bertumbuh. Menurut FAO: “Konsumsi jamur dapat memberikan tambahan berharga untuk diet tidak seimbang yang sering dialami orang-orang di negara-negara sedang berkembang. Jamur adalah sumber yang baik bagi vitamin B, C, dan D, termasuk niasin, riboflavin, tiamin, dan folat, dan berbagai mineral termasuk kalium, fosfor, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga. Jamur menyediakan karbohidrat, tetapi rendah lemak dan serat, serta tidak mengandung pati.Selain itu, jamur yang dapat dimakan adalah sumber protein berkualitas tinggi (dilaporkan antara 19 persen dan 35 persen), dan jamur kancing putih mengandung lebih banyak protein ketimbang kacang merah. Selain semua asam amino esensial, sebagian jamur juga memiliki manfaat pengobatan karena adanya polisakarida tertentuyang dikenal dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh”(FAO 2009).

Gambar 1: Skema kotak pasteurisasi bertenaga surya untuk media jamur

KOTAK  STYROFOAM  

PENAHAN untuk  mencegah  kaca  tergelincir  

ALUMINIUM  FOIL  

KACA    

Jaring  dari  logam  

Ubin  Hitam  

Page 2: Metode yang Inovatif, Murah, dan Ramah Lingkungan untuk … · 2019. 4. 26. · lebih lanjut tentang budidaya jamur, lihat presentasi Keith Mikkelson tentang budidaya jamur di Aloha

Produksi jamur juga bisa menjadi cara yang sangat baik untuk meningkatkan mata pencaharian di daerah pedesaan dan semi-perkotaan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke lahan yang mencukupi untuk pertanian (FAO & Earthscan 2011; FAO 2009). Ketika limbah organik digunakan untuk produksi jamur, media harus disterilkan atau dipasteurisasi (Sánchez 2010) untuk membunuh mikroorganisme berbahaya, seperti spora

cendawan, jamur, ragi/yeast, bakteri, atau virus. Ini adalah proses yang padat energi dan mahal, khususnya bagi petani skala kecilbiayanya pasti akan terasa memberatkan. Diperlukan solusi baru yang ramah lingkungan. Bahan dan Metode Alat pasteurisasi bertenaga surya buatan kami terbuat dari kotak Styrofoam yang dilapisi dengan aluminium foil (Gambar 1). Ubin keramik berwarna gelap ditempatkan di bagian bawah dan sisi kotak untuk menyimpan panas matahari (Gambar 2). Selembar jaring logam ditempatkan di bagian bawah, untuk memungkinkan sirkulasi udara yang baik di dalam kotak. Kaca di bagian atas (berbagai jenis bahan kaca tidak sempat diuji secara sistematis, dan salah satu bahan kaca tidak cukup tahan lama dan rusak oleh perubahan cepat akibat panas matahari) memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam dan memerangkap banyak panas di dalam kotak itu. Sebuah penahan, misalnya sebatang kayu panjang dilekatkan pada bagian bawah pelat kaca, untuk mencegah kaca meluncur keluar dari kotak saat kotak dimiringkan untuk menangkap lebih banyak panas matahari. Kotak itu harganya sekitar Rp.140.000 jika dibuat di Phnom Penh. Ada banyak jenis bahan organik yang dapat digunakan untuk budidaya jamur, misalnya

jerami, serbuk gergaji, limbah kapas, atau bahkan daging buah (pulp) kopi (Aguilar-Rivera dkk. 2012). Dalam penelitian ini, kami menggunakan jerami padi (Gambar 3), yang mudah tersedia dan gratis atau sangat murah harganya di Kamboja

Hasil dan Pembahasan

Alat pasteurisasi bertenaga surya dari Kotak Styrofoam ini dibuat di Phnom Penh dan diuji selama beberapa hari yang cerah pada akhir November 2015 (Gambar 3). Hasilnya menunjukkan bahwa suhu di dalam kantong plastik naik lebih dari 60°C. Pada suhu ini mikroorganisme paling berbahaya di dalam

kantong itu akan terbunuh (Gambar 4; Tajudeen dkk., 2012). Meskipun dibutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam dipanaskan di bawah sinar matahari supaya kotak itu bisa mencapai suhu di atas 60°C namun kotak itu dapat tetap mempertahankan suhu atau bahkan meningkat melebihi suhu yang diinginkan hingga empat jam lamanya (Gambar 5). Contoh di sini merupakan hasil rata-rata dari suatu

hari yang cerah.

[Catatan Editor: seperti berbagai inovasi baru lainnya, ECHO Asia mendorong Anda, sebagai agen perubahan komunitas, untuk terlebih dahulu mencoba sendiri teknologi yang baru dimunculkan, sebelum menyebarluaskan gagasan-gagasan baru ini kepada komunitas Anda. Gagasan yang belum diuji di dalam konteks lingkungan dan sosial Anda bukan hanya dapat merusak keabsahan dan reputasi Anda, tetapi juga dapat merusak kehidupan dan mata pencaharian masyarakat. Dalam hal kotak pasteurisasi ini, akan lebih baik jika Anda mengujinya sendiri pada skenariopencahayaan dan suhu yang berbeda untuk memastikan bahwa media jamur memang berhasildipasteurisasi secara menyeluruh.] Kesimpulan

Kotak ini tidak mahal (sekitar Rp.140.000 di Phnom Penh); walaupun biaya dan ketersediaan bahan akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, kami yakin bahan-bahan ini tersedia dengan harga yang tidak mahal di sebagian besar tempat di Asia Tenggara. Semua bagian perangkatnya mudah diganti dan tidak mahal. Untuk kaca penutup, pastikan Anda menggunakan jenis kaca yang dapat menahan naik/turunnya suhu tanpa menjadi retak.

Ukuran kotak yang relatif kecil memang membatasi jumlah media yang dapat disterilkan. Meskipun demikian, bisa digunakan beberapa kotak secara bersamaan. Atau, kotak dapat digunakan beberapa hari berturut-turut; setiap hari, sederet kantong plastik berisi media dapat dipasteurisasi, sehingga dalam satu minggu akanada tujuh set kantongberisi media yang siap untuk digunakan. Di tempat-tempat di mana arang dan/atau kayu bakar (untuk pasteurisasi air atau uap tradisional) mahal harganya, maka teknologi kotak pasteurisasi ini dapat digunakan dengan cepat dan hemat biaya. Selain itu pada saat yang sama Anda ikut melestarikan hutan dan mengurangi paparan asap.

Alat pasteurisasi surya ini telah diuji pada hari-hari cerah di satu waktu dalam setahun (mendekati akhir November). Jumlah panas sinar matahari akan bervariasi tergantung pada tutupan awan dan waktu/musim pada tahun itu. Jika Anda membuat alat pasteurisasi surya yang serupa, kami menyarankan Anda menguji suhu di dalam kotak sebelum atau (lebih disukai) selama penggunaan, untuk memastikan bahwa target suhu 600C atau

Gambar 3. Kantong plastik berisi jerami padi digunakan untuk menguji peralatan dan bertindak sebagai media yang bagus untuk budidaya jamur.

Gambar 4. Suhu di dalam kantong jamur dicatat dengan menggunakan sebuah termometer makanan.

Gambar 5. Suhu terukur di salah satu katong jamur (Gambar 3) yang ada di kotak pasteurisasi pada waktu yang berbeda-beda, Phnom Penh, Kamboja.

Gambar  2.  Kotak  Pasteurisasi  yang  dapat  dengan  mudah  dibuat  dari  kotak  styrofoam

WAKTU  

Page 3: Metode yang Inovatif, Murah, dan Ramah Lingkungan untuk … · 2019. 4. 26. · lebih lanjut tentang budidaya jamur, lihat presentasi Keith Mikkelson tentang budidaya jamur di Aloha

lebih, benar-benar tercapai.

Ubin keramik gelap di dalam alat pasteurisasi ini berfungsi untuk menyerap panas. Ubin gelap ini dapat membantu menyeimbangkan perubahan suhu, memberikan stabilitas suhu ketika, misalnya, arak-arakan awan lewat menutupi sinar matahari.

Kotak pasteurisasi surya ini berbiaya murah, mudah digunakan, dan menghemat bahan bakar fosil atau energi biomassa karena langsung memanfaatkan sinar matahari. Kotak ini juga sangat mudah dioperasikan, khususnya jika dibandingkan dengan metode pemanas air yang membutuhkan pemantauan terus-menerus. Kami meminta para pekerja pengembangan masyarakat di berbagai negara yang memproduksi jamur untuk bergabung bersama kami dalam menguji perangkat jenis baru ini di lingkungan dan iklim khusus di tempat mereka masing-masing dan terus membantu mengembangkan perangkat ini lebih lanjut. Kami sangatmenghargai umpan balik untuk melanjutkan karya inovatif yang masih di titik permulaan ini.

Pustaka yang Dikutip Aguilar-RiveraIn, N., A. C. Moran, D. A. Rodríguez Lagunes, and J. M. Gonzalez. 2012. Production of Pleurotus ostreatus (Oyster mushroom) grown on sugar cane biomass (trash, bagasse. and pith). In: Mushrooms: Types, Properties, and Nutrition (Sophie Andres and Niko Baumann, eds.). London: Nova Science Publishers, Inc.

FAO & Earthscan. 2011. The State of the World´s Land and Water Resources for Food and Agriculture. Tersedia di:http://www.fao.org/docrep/017/i1688e/i1688e.pdf.

Guardia, M.L., G. Venturella, and F. Venturella. 2005. On the chemical composition and nutritional value of Pleurotus taxa growing on Umbelliferous plants (Apiaceae). Journal of Agricultural and Food Chemistry 53: 5997-6002.

Marshall, E., and N. G. (Tan) Nair.2009. Diversification Booklet Number 7: Make Money by Growing Mushrooms.Rome: FAO. Rural Infrastructure and Agro-Industries.

Mattila, P., P. Salo-Vaananen, K. Konko, H. Aro, and T. Jalava. 2002. Basic composition and amino acid contents of mushrooms cultivated in Finland. Journal of Agricultural and Food Chemistry50: 6419-6422.

Mattila, P., K. Konko. M. Eurola, J. Pihlava, J. Astola, L. Vahteristo, V. Hietaniemi, J. Kumpulainen, M. Valtonen, and V. Piironen. 2001. Contents of vitamins, mineral elements, and some phenolic compounds in cultivated mushrooms. Journal of Agricultural and Food Chemistry 49: 2343-2348.Sánchez, C.2010. Cultivation of Pleurotus ostreatus and other edible mushrooms.Applied Microbiology and Biotechnology85(5): 1321–1337.

Tajudeen, O. O., O. D. Sikhumbuzo, D. M. Earnshaw, and M. T. Masarirambi. 2012. Effect of substrate pre-treatment methods on Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) production. International Journal of Agriculture and Biology 14(2).

Yang, J.H., H. C. Lin, and J. L.Mau. 2001. Non-volatile taste components of several commercial mushrooms. Food Chemistry 72: 465-471.