20
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu kota yang sedang berkembang dan terus mengalami peningkatan pembangunan. Salah satunya ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan kawasan pendidikan yang ada. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan jumlah pengguna jalan dan volume arus lalu lintas. Fasilitas pendidikan merupakan kawasan yang memiliki aktivitas yang tinggi sehingga akan mengakibatkan tarikan pergerakan yang intensitasnya tinggi pula. Di kota Palangka Raya terdapat begitu banyak kawasan pendidikan yang tersebar disetiap ruas jalan kota Palangka Raya. Salah satunya yaitu di jalan Diponegoro yang terdiri dari 2 sekolah. SMPN 2 Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya. Aktivitas tersebut membuat 1

metodologi penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cuma contoh.. :)

Citation preview

Page 1: metodologi penelitian

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Tengah merupakan

salah satu kota yang sedang berkembang dan terus mengalami peningkatan

pembangunan. Salah satunya ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan kawasan

pendidikan yang ada.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan

jumlah pengguna jalan dan volume arus lalu lintas. Fasilitas pendidikan merupakan

kawasan yang memiliki aktivitas yang tinggi sehingga akan mengakibatkan tarikan

pergerakan yang intensitasnya tinggi pula.

Di kota Palangka Raya terdapat begitu banyak kawasan pendidikan yang

tersebar disetiap ruas jalan kota Palangka Raya. Salah satunya yaitu di jalan

Diponegoro yang terdiri dari 2 sekolah. SMPN 2 Palangka Raya dan SDN 11

Langkai Palangka Raya. Aktivitas tersebut membuat suatu tarikan perjalanan lalu

lintas dan akan menambah volume lalu lintas pada jam tertentu, seperti pada jam

keberangkatan sekolah pada pukul 06.30 WIB – 07.00 WIB dan pada jam

kepulangan dari sekolah pada pukul 12.00 WIB – 12.30 WIB.

Permasalahan yang nantinya akan timbul dari padatnya jumlah pengguna

jalan antara lain jalan tidak mampu lagi menampung jumlah pemakai jalan dengan

jenis kendaraan yang bervariasi. Hal itu terjadi Karena adanya pengaruh dari

aktivitas guru dan siswa menuju ke sekolah. Kemacetan lalu lintas disebabkan pula

1

Page 2: metodologi penelitian

2

oleh adanya pergerakan kendaraan orang tua siswa yang keluar masuk kawasan

pendidikan serta kendaraan yang parker di pinggir ruas jalan Diponegoro saat

mengantar dan menjemput anaknya sekolah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap

kenyamanan pengguna jalan dan kinerja ruas jalan Diponegoro.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya kawasan pendidikan

yang beralokasi di SMPN 2 Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka

Raya?

2. Berapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kawasan pendidikan pada ruas jalan

Diponegoro?

3. Bagaimana kinerja lalu lintas pada ruas jalan yang diperkirakan terpengaruh oleh

adanya kawasan pendidikan di jalan Diponegoro dilihat dari tingkat pelayanan

jalan?

4. Apakah solusi-solusi penanganan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi

masalah-masalah lalu lintas yang terjadi di jalan kawasan pendidikan di jalan

Diponegoro?

1.3 Batasan Masalah

1 Penelitian ini hanya membahas analisis dampak lalu lintas ditinjau dari tarikan

lalu lintas karena adanya kawasan pendidikan yang beralokasi di SMPN 2

Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya.

Page 3: metodologi penelitian

3

2 Obyek penelitian adalah kawasan pendidikan di jalan Diponegoro yang

beralokasi di SMPN 2 Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya.

3 Metode analisis yang digunakan adalah MKJI 1997.

4 Survai dilaksanakan selama enam hari (Senin-Sabtu).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui besarnya tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya kawasan

pendidikan yang beralokasi di SMPN 2 Palangka Raya dan SDN 11 Langkai

Palangka Raya.

2. Mendapatkan volume arus lalu lintas dan hambatan samping pada ruas jalan

Diponegoro yang terpengaruh oleh kawasan pendidikan.

3. Mengetahui kinerja tingkat pelayanan jalan lalu lintas pada ruas jalan yang

diperkirakan oleh adanya kawasan pendidikan yang beralokasi di SMPN 2

Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya.

4. Mengetahui alternatif solusi penanganan yang mungkin dilakukan untuk

masalah-masalah lalu lintas yang terjadi oleh adanya kawasan pendidikan di

jalan Diponegoro Palangka Raya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan mengenai permasalahan transportasi, khususnya

masalah analisis dampak lalu lintas yang ditinjau dari tarikan perjalanan.

Page 4: metodologi penelitian

4

2. Sebagai masukan bagi instansi yang terkait sebagai bahan pertimbangan dalam

upaya mengurangi dampak lalu lintas pada kawasan pendidikan di jalan

Diponegoro kota Palangka Raya.

3. Memberikan informasi bagi studi-studi selanjutnya.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut,

kota Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi penelitian ini dilakukan

pada kawasan pendidikan di jalan Diponegoro yang beralokasi di SMPN 2 Palangka

Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya.

Roni Kurniawan, 22/06/12,
masukan apa saja
Page 5: metodologi penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transportasi Secara Umum

Transportasi dapat diartikan sebagai perpindahan dari suatu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga

manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Dalam transportasi terdapat dua

unsur penting, diantaranya :

1. Perpindahan muatan (barang dan manusia).

2. Pergerakan (media transportasi).

Permasalahan yang timbul pada transportasi khususnya transportasi perkotaan

disebabkan cara pengaturannya yang tidak dapat secara menyeluruh karena

berhubungan langsung dengan pribadi manusia itu sendiri. Adapun beberapa hal

yang menjadi permasalahan dalam transportasi perkotaan yaitu :

1. Situasi kota yang kurang tertata rapi.

2. Kemacetan lalu lintas yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam perjalanan.

3. Padatnya kendaraan umum pada jam-jam sibuk.

4. Sarana parkir yang kurang memadai.

5. Timbulnya masalah lingkungan, yaitu polusi udara.

2.2 Jalan Perkotaan

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia(MKJI) 1997, jalan perkotaan

merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan

5

Page 6: metodologi penelitian

6

menerus sepanjang seluruh atau hamper seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan,

apakah berupa perkembangan lahan atau bukan.

Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut :

1. Jalan dua lajur dua arah (2/2 UD).

2. Jalan empat lajur dua arah

a. Tak terbagi (tanpa median) (4/2 UD).

b. Terbagi (dengan median) (4/2 D).

3. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D).

4. Jalan satu arah (1-3/1).

2.3 Pengertian Analisis Dampak Lalu Lintas

Menurut Murwono (2003), analisis dampak lalu lintas adalah studi khusus

adanya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan dan pengoperasian pusat

kegiatan yang menimbulkan bangkitan/tarikan lalu lintas yang cukup besar, seperti

kawasan pendidikan, kawasan perkantoran, kawasan perbelanjaan. Lebih lanjut

dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada 2 (dua) tahap, yaitu :

1. Tahap konstruksi/pembangunan. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan/tarikan

lalu lintas akibat angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani

ruas jalan pada rute material.

2. Tahap pasca konstruksi/saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi

bangkitan/tarikan lalu lintas dari pengunjung, pegawai, dan penjual jasa

transportasi yang akan membebani ruas-ruas jalan tertentu, serta timbul

bangkitan parir kendaraan.

Page 7: metodologi penelitian

7

Lebih lanjut, The Institution of Highway and Transportation (1994),

menyatakan bahwa besar kecilnya dampak kegiatan terhadap lalu lintas dipengaruhi

oleh hal-hal berikut :

1. Bangkitan/tarikan perjalanan.

2. Menarik tidaknya suatu pusat kegiatan.

3. Tingkat kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan yang ada.

4. Prasarana jalan di sekitar pusat kegiatan.

5. Jenis tarikan perjalanan oleh pusat kegiatan.

6. Kompetisi beberapa pusat kegiatan yang berdekatan.

2.4 Faktor Penentu Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas

Ada beberapa faktor yang menjadi variabel penentu bangkitan/tarikan lalu

lintas (Martin, B, 1966) dan semuanya sangat mempengaruhi volume lalu lintas

serta penggunaan sarana transportasi yang tersedia. Kesepuluh faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Perjalanan

Merupakan ciri khas sosial suatu perjalanan. Sekelompok orang yang melakukan

perjalanan bersama-sama (misalnya dalam satu kendaraan umum) bias jadi

mempunyai satu tujuan yang sama, tetapi maksud mereka mungkin saja berbeda-

beda, misalnya ada yang hendak bekerja, belanja, sekolah, atau berwisata. Jadi

maksud perjalanan merupakan peubah yang tidak sama rata dalam satu

kelompok perjalanan.

Page 8: metodologi penelitian

8

2. Pemilikan kendaraan

Berkaitan dengan perjalanan individu (per unit rumah) dan juga dengan

kerapatan penduduk, penghasilan keluarga dan jarak dari pusat kota.

3. Guna lahan di tempat asal

Merupakan ciri khas pertama dari serangkaian ciri khas fisik. Karena guna lahan

di tempat asal tidak sama, maka peubah ini tidak kontinu, walaupun kerapatan

penggunaan lahan bersifat kontinu.

4. Jarak dari pusat kota

Berkaitan dengan kerapatan penduduk dan kepemilikan kendaraan.

5. Jauh perjalanan

Bergantung pada macam sarana (moda) perjalanan. Faktor ini sangat perlu

diperhatikan dalam mengatur peruntukan lahan dan cenderung meminimumkan

jarak serta menekan biaya bagi lalu lintas orang maupun kendaraan.

6. Moda perjalanan

Merupakan fungsi dari peubah lain. Setiap moda mempunyai tempat khusus pula

dalam transportasi kota serta mempunyai beberapa keuntungan di samping

sejumlah kekurangan.

7. Penggunaan kendaraan

Merupakan fungsi tujuan perjalanan, penghasilan, pemilikan kendaraan dan

jarak ke pusat kota. Penggunaan kendaraan dinyatakan dengan jumlah

(banyaknya) orang per kendaraan.

8. Guna lahan di tempat tujuan

Faktor ini adalah ciri khas fisik yang pada hakikatnya sama saja dengan guna

Page 9: metodologi penelitian

9

lahan di tempat asal.

9. Waktu

Merupakan peubah kontinyu dan memegang peranan penting.

10. Penghasilan keluarga

Merupakan ciri khas lain yang berhubungan dengan perjalanan seseorang.

Penghasilan keluarga berkaitan erat sekali dengan pemilikan kendaraan.

Page 10: metodologi penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

Keakuratan data dalam suatu penelitian merupakan salah satu faktor

terpenting.Data-data tersebut dapat diperoleh dari survai dan pengamatan secara

langsung di lapangan dan data yang diperoleh secara tidak langsung dapat diperoleh

dari instansi terkait.

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung di lokasi penelitian yang

meliputi :

a. Survai volume tarikan kendaraan dan orang yang keluar masuk ke SMPN 2

Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya.

b. Survai volume lalu lintas kondisi eksisting di jalan Diponegoro, yaitu :

Survai volume arus lalu lintas

Survai hambatan samping

c. Geometrik jalan

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dalam format yang

sudah tersusun atau terstruktur, berupa publikasi-publikasi atau brosur-brosur

melalui pihak lain (lembaga atau instansi). Untuk mendapatkannya, peneliti

10

Page 11: metodologi penelitian

11

mendatangi langsung instansi yang terkait dengan penelitian. Data tersebut

biasanya digunakan untuk mengetahui pertumbuhan wilayah yang akan disurvai,

sehingga tinjauan dan analisis data akan diproyeksi dengan melihat keadaan

sebelumnya.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1 Survai Tarikan Perjalanan Lalu Lintas

Survai tarikan perjalanan lalu lintas yang dilakukan yaitu survai volume

pergerakan lalu lintas kendaraan dan orang di depan SMPN 2 Palangka Raya dan

SDN 11 Langkai Palangka Raya. Survai ini untuk mengetahui besarnya tarikan

perjalanan akibat adanya kawasan pendidikan.

3.2.2 Survai Volume Lalu Lintas Kondisi Eksisting

1. Survai volume lalu lintas ruas jalan, yaitu survai yang dilakukan adalah

menghitung volume lalu lintas kendaraan secara terklarifikasi yang meliputi

kendaraan-kendaraan berat, kendaraan ringan, dan sepeda motor yang lewat

pada ruas jalan Diponegoro.

2. Survai hambatan samping ruas jalan, yaitu survai ini dimaksudkan untuk

mengetahui jenis hambatan samping. Survai yang dilakukan adalah

menghitung volume pejalan kaki yang berjalan atau menyeberang sepanjang

ruas jalan, kendaraan yang berhenti dan parkir, kendaraan bermotor yang

keluar masuk dari/ke lahan samping/sisi jalan dan arus kendaraan yang

bergerak lambat.

Page 12: metodologi penelitian

12

3. Hasil survai dua hal di atas untuk mengetahui periode puncak arus lalu lintas

yang melewati kawasan ruas jalan Diponegoro dimana sekolah SMPN 2

Palangka Raya dan SDN 11 Langkai Palangka Raya berada.

3.2.3 Waktu Penelitian

Survai dilakukan selama enam hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

Jum’at, dan Sabtu. Pengambilan data lalu lintas dilakukan pada pagi hari jam sibuk

berangkat sekolah sampai kepulangan sekolah yaitu pada pukul 06.30 WIB – 12.30

WIB. Kemudian diambil setiap per 15 menit selama 6 jam

Page 13: metodologi penelitian

Mulai

Perumusan Masalah

Batasan Masalah

Data Primer Data Sekunder

Analisis DataKapasitas

Derajat kejenuhanTundaan

Peluang antrianDistribusi perjalanan dengan metode Furness

Kesimpulan dan Saran

Selesai

13

3.3 Bagan Alir Penelitian

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

Page 14: metodologi penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Weels, G.R. (1993), Rekayasa Lalu Lintas.Penerbit Bharata, Jakarta.

Hobbs, F.D.(1995), Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Oglesby, C.H. dan R.G. Hicks.(1993), Teknik Jalan Raya. Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga.(1997),Manual Kapasitas Jalan Indonesia.Swearoad bekerjasama dengan PT. Bina Karya, Jakarta.

Tamin, O.Z.(2003), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. (Edisi Kesatu). Penerbit ITB, Bandung.

Suwadi.(2004), Analisis Arus Lalu Lintas Terhadap Kapasitas Jalinan pada Bundaran Pemda Kota Sampit, Tugas Akhir, Perpustakaan Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya.

Mulyawan, Sylvantara H.(2010), Analisis Kemampuan Bundaran Dalam Melayani Arus Lalu Lintas (Studi Kasus Bundaran Dharma Wanita Kota Buntok), Tugas Akhir, Perpustakaan Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya.

Tm, Suprapto. (2004), Bahan dan Struktur Jalan Raya,Edisi Kedua, KMTS FT UGM.

14