Upload
wirda-elya-sari
View
11
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
teknik sipil
Citation preview
42
III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium berdasarkan prosedur yang direkomendasikan oleh World Health Organization Pesticides Evaluation Scheme (WHOPES, 2009) dengan menggunakan perlakuan ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) dengan menggunakan 3 konsentrasi.B. Tempat dan Waktu PenelitianPembuatan ekstrak bawang putih dilakukan di Laboratorium Kimia fakultas MIPA Universitas Lampung. Pelaksanaan uji efektivitas dilakukan di Laboratorium Biologi fakultas MIPA Universitas Lampung pada bulan November 2013.C. Populasi dan Sampel1. Populasi PenelitianPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nyamuk Aedes aegypti betina stadium dewasa. Telur nyamuk ini diperoleh dari Loka Litbang P2B2 (Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang) Ciamis dalam bentuk kering dengan media kertas saring.2. Sampel Penelitian
a. Kriteria Inklusi Nyamuk Aedes aegypti betina Nyamuk Aedes aegypti yang dapat terbang Nyamuk Aedes aegypti berusia 2-5 hari Nyamuk Aedes aegypti sudah dipuasakan selama 24 jamb. Kriteria Ekslusi
Nyamuk Aedes aegypti yang mati sebelum perlakuan
3. Besar SampelSesuai dengan pedoman standar uji repellent pada setiap kandang uji adalah 50 ekor nyamuk, penelitian ini menggunakan 3 kandang uji sehingga total sampel yang digunakan yaitu 450 ekor nyamuk (World Health Organization Pesticide Evaluation Scheme, 2009). Rincian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitianPerlakuanJumlah nyamuk x jumlah pengulanganTotal
Perlakuan I : 10%50 nyamuk x 3150 nyamuk
Perlakuan II : 30%50 nyamuk x 3150 nyamuk
Perlakuan III : 40%50 nyamuk x 3150 nyamuk
Jumlah total larva yang dipakai dalam penelitian450 nyamuk
4. Relawan
Penelitian ini membutuhkan 3 orang relawan karena aktifitas repellent bawang putih akan diujikan ke lengan relawan. Pengujian pada lengan menurut WHOPES (2009) lebih sesuai dengan kondisi pemakaian repellent yang sebenarnya, sehingga metode pengujian ini yang dipilih. Relawan memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi, yaitu tidak sensitif atau tidak memiliki alergi terhadap gigitan nyamuk, selain itu relawan sebaiknya bukan perokok. Persetujuan sebagai relawan maka sebelumnya relawan menandatangani informed consent setelah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai gambaran penelitian.D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan PenelitianBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalaha) Bawang Putih (Allium sativum L.) yang telah dihancurkan sebanyak 100 gram.b) Ethanol 96% sebanyak 100 ml sebagai pelarut dalam pembuatan ekstrak.c) Alkohol 70% sebanyak 100 ml sebagai pengencer hasil ekstrak yang akan dioleskan pada tahap uji.d) Akuades untuk tempat berkembang stadium larva dan pupa.e) Pelet sebagai pakan untuk larva.2. Alat PenelitianAlat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Aspirator, untuk menangkap dan memindahkan nyamuk.
b. Kurungan nyamuk, untuk meletakkan nyamuk pada saat melakukan uji daya tolak dan untuk rearing nyamuk.
c. Stopwatch, untuk mengukur waktu pada saat menghitung jumlah nyamuk Aedes aegyti yang hinggap.
d. Neraca analitik, untuk menimbang bawang putih (Allium sativum L.) sebelum dihaluskan.
e. Gelas ukur, untuk mengukur jumlah air bawang.
f. Sarung tangan, untuk membatasi daerah lengan yang akan diuji.g. Nampan, untuk meletakkan nyamuk saat stadium telur hingga pupa.h. Saringan, untuk menyaring ekstrak bawang putih (Allium sativum L.).i. Pipet larva, untuk memindahkan telur, larva, dan pupa.j. Blender, untuk menghaluskan bawang putih (Allium sativum L.).k. Gelas plastik, untuk meletakkan beberapa konsentrasi dari bawang putih (Allium sativum L.).l. Mangkuk, untuk meletakkan pupa nyamuk dan kemudian dimasukkan kedalam kurungan nyamuk.E. Prosedur PenelitianPenelitian dibagi dalam 2 tahap, yaitu:1. Tahap Persiapana) Preparasi Bahan UjiTelur nyamuk Aedes aegypti yang dipakai pada penelitian ini diperoleh dari Loka Litbang P2B2 (Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang) Ciamis, Pangandaran, Jawa Barat. Bawang putih diperoleh dari pasar terdekat..b) Rearing LarvaMelakukan rearing nyamuk, telur nyamuk Aedes aegypti yang diperoleh dimasukkan kedalam nampan yang berisi media air selama 1-2 hari hingga menetas menjadi stadium larva instar I-IV yang berlangsung selama 7-8 hari. Selama masa perkembangannya, larva tersebut diberi pakan berupa pelet hingga akhirnya berkembang menjadi stadium pupa (fase tidak makan). Kemudian pupa dipindahkan kedalam mangkuk yang berisi media air dan untuk selanjutnya akan dibiarkan di dalam kurungan selama 1-2 hari hingga berkembang menjadi nyamuk dewasa.c) AklimatisasiNyamuk Aedes aegypti dewasa yang akan diuji ditangkap dengan menggunakan aspirator dan dipindahkan kedalam kurungan nyamuk sebanyak 3 buah. Masing-masing kurungan berjumlah 50 ekor. Kemudian nyamuk dibiarkan dalam ruangan uji selama kurang lebih 24 jam.d) Pembuatan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.)Disiapkan ekstrak bawang putih yang diperoleh dari lingkungan sekitar tempat penelitian. Pembuatan ekstrak bawang putih ini menggunakan pelarut berupa ethanol 96%. Bawang putih sebanyak 100 g yang telah didapat kemudian dibersihkan dengan menggunakan air kemudian dicacah halus atau diblender (tanpa air). Setelah diblender bawang putih ditimbang terlebih dahulu baru kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering, bawang putih direndam selama 24 jam di dalam ethanol 96% sebanyak 100 ml. Setelah direndam selanjutnya bahan tersebut disaring. Proses selanjutanya dilakukan evaporasi pada ekstrak untuk menghilangkan kandungan ethanol sehingga diperoleh hasil akhirnya berupa repellent ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 100% dalam bentuk padat. Untuk membuat berbagai konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan rumus:
Keterangan:
V1= volume larutan mula-mula
M1= konsentrasi mula-mula
V2= volume larutan sesudah diencerkan
M2= konsentrasi sesudah diencerkanTabel 2. Jumlah Ekstrak Bawang Putih yang Dibutuhkan pada PenelitianX1V2X2Pengulangan
(V1 x 3)
100%1 ml10%0,1 ml0,3 ml
100%1 ml30%0,3 ml0,9 ml
100%1 ml40%0,4 ml1,2 ml
Total2,4 ml
2. Tahap PenelitianUntuk menilai dosis efektif ekstrak bawang putih, uji aktivitas repellent dilaksanakan mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh World Health Organization Pesticides Evaluation Scheme (2009). Uji aktivitas repellent ini menggunakan subjek manusia, metode ini dipilih karena sesuai dengan kondisi penggunaan yang sebenarnya.a. Persiapan ekstrak bawang putih Ekstrak bawang putih diencerkan sampai didapatkan konsentrasi 10%, 30%, dan 40%. Pengencer alkohol digunakan sebagai kontrol negatif dalam pengujian ini.b. Persiapan nyamuk Aedes aegypti Nyamuk betina dipisahkan dari nyamuk jantan menggunakan aspirator. Kemudian 50 ekor nyamuk betina dimasukkan ke dalam kandang dengan volume kandang 40x40x40 cm.c. Syarat syarat relawan
Relawan harus menghindari penggunaan minyak wangi atau produk lainnya yang bersifat wewangian minimal 12 jam sebelum pengujian dan selama pengujian. Relawan harus bukan seorang perokok atau paling lama tidak merokok selama 12 jam dan tidak merokok selama pengujian. Sebelum lengan relawan dimasukkan ke dalam kandang uji, relawan menggunakan sarung tangan yang panjangnya sampai pergelangan tangan.d. Uji repellent ekstrak bawang putihEkstrak bawang putih akan diaplikasikan pada lengan bawah relawan. Sebelum dan setelah percobaan setiap area tes (lengan bawah) dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air, kemudian dikeringkan. Pertama lengan kiri sebagai kontrol dioleskan dengan 1 ml alkohol 70% kemudian dimasukkan ke dalam kandang nyamuk dan mengamati serta mencatat jumlah nyamuk yang hinggap dalam periode waktu 30 detik. Dalam 30 detik ini akan dipastikan bahwa nyamuk yang hinggap >10 untuk memulai pengujian. Setelah 30 detik lengan tersebut dikeluarkan dengan hati-hati dari kandang nyamuk. Kemudian lengan yang sama diolesi dengan dosis paling rendah yaitu 10% ekstrak bawang putih. Kemudian dimasukkan kembali ke dalam kandang untuk diamati selama 30 detik. Selama pengujian, lengan uji diusahakan untuk tidak bergerak.Prosedur ini diulang untuk setiap kenaikan dosis. Uji dilakukan berurutan dan harus dilaksanakan satu dengan lainnya tanpa penundaan dan dosis repellent pada setiap tes dihitung sebagai penjumlahan dosis untuk mendapatkan dosis kumulatif pada setiap tes.Pada akhir pengujian dosis, 1 ml alkohol diolesi pada lengan kanan kemudian dikeringkan kurang lebih 1 menit. Lengan kanan relawan dimasukkan ke dalam kandang yang sama untuk memastikan bahwa jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan tersebut 10 nyamuk dalam periode waktu 30 detik.WHOPES (2009) merekomendasikan uji dilakukan minimal dengan 3 kali pengulangan. Pengujian kedua dan ketiga dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu hari berikutnya pada waktu uji yang sama. Nyamuk yang digunakan pada setiap ulangan merupakan sampel yang berbeda dari sampel nyamuk yang digunakan pada pengujian sebelumnya.Pada akhir pengujian persentase daya proteksi dinilai sebagai proporsi jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan dengan jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol, dengan formula sebagai berikut:
Keterangan:C = nyamuk kontak pada lengan kontrolT = nyamuk kontak pada lengan perlakuanPersentase daya proteksi dinilai untuk masing-masing konsentrasi dan dirata-ratakan dengan tiap pengulangannya. Setelah didapatkan persentase daya proteksi pada masing-masing konsentrasi dinilai konsentrasi yang efektif untuk memperoleh persentase daya proteksi 50% dan 99,9%.
F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel1. Identifikasi Variabela. Variabel IndependenVariabel independen adalah konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum L.).b. Variabel dependenVariabel dependen adalah persentase daya proteksi terhadap kontak nyamuk Aedes aegypti pada masing-masing konsentrasi bawang putih (Allium sativum L.).2. Definisi Operasional Variabel Untuk memudahkan jalannya penelitian, maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:Tabel 3. Definisi Operasional NoVariabelDefinisiAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala
1Ekstrak bawang putih (Allium sativum L.)
Bawang putih (Allium sativum L.) yang telah dicuci dan dipotong-potong, diangin-anginkan, diblender dan direndam selama 24 jam dengan ethanol 96% kemudian disaring dan diperoleh konsentrasi sebesar 100%.
Gelas ukur 100 ml dan timbang-an.Ditimbang gram bawang putih/ml pelarut.Kadar (%)Numerik
2Berbagai konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum L.)
Ekstrak bawang putih dinyatakan dalam persen (%). Masing-masing konsentrasi dibuat dengan cara pengenceran. Pada penelitian ini dipakai konsentrasi 10%; 20%; 30% dan kontrol 0% yang kemudian dicari dosis untuk memperoleh persentase daya proteksi 50% dan 99,9% terhadap kontak nyamuk Aedes aegypti.Gelas ukur 100 ml dan pipet ukur 1 mlDengan meng-gunakan pipet ukur ambil konsentrasi larutan yang diujikan.Cairan dalam mililiterNumerik
3Nyamuk Aedes aegypti
Pada penelitian ini digunakan nyamuk Aedes aegypti betina yang di rearing di laboratorium.
Kaca pembesar---
4Persentase daya proteksi
Persentase proporsi jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan dengan jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol berdasarkan rumus pada pedoman WHO (2009), yaitu:
Keterangan:
C = nyamuk kontak pada lengan kontrolT = nyamuk kontak pada lengan perlakuan
Daya proteksi dihitung untuk masing-masing konsentrasi, kemudian dihitung untuk mencari persentase daya proteksi 50% dan 99,9% terhadap nyamuk Aedes aegypti.Kaca pembesarDihitung secara manual kemudian dihitung dengan rumus persentase daya proteksi WHOPersentase daya proteksi (%)Numerik
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diuji analisis statistik menggunakan program SPSS versi 17.0. Hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan uji normalitas (Shapiro-Wilk). Jika distribusi data normal, dilanjutkan dengan metode one way ANOVA. Namun, apabila distribusi data tidak normal, akan diuji dengan uji Kruskal Wallis. Jika pada uji one way ANOVA menghasilkan nilai p