4
1. Anak 4 tahun, tanda2 fraktur femur kanan tertutup tanpa kelainan. Rencana penanganan hingga sembuh? Primary Survey - Airway : Clear - Breathing + Ventilation : Spontan - Circulation : Stabil - Disability + Neurologic state : GCS 15 (E4M6V5) - Exposure : tidak ada luka ditempat lain Secondary Survey - Status generalis : kepala, mata, THT, jantung, pulmo, abdomen tidak ditemukan kelainan - Status lokalis : Et region femoris dextra LOOK : tidak dapat berjalan, deformitas, fungsiolesa, pemendekan, rotasi, rubor, edema, tidak ada luka disekitar daerah tulang yang terpapar FEEL : nyeri sumbu, krepitasi, nyeri tekan, temperature hangat, NVD (neurovascular distal) baik, CRT <2’, pulsasi a.dorsalis pedis dextra dan a.tibialis posterior teraba, tidak ada gangguan sensorik (raba/nyeri) dan motorik. MOVE : range of motion (aktif dan pasif): terbatas/menyempit Anamnesa : ada riwayat trauma(kapan, dimana, mekanisme trauma, jenis trauma, nyeri, berat/ringannya, keadaan extremitas setelahnya) Penanganan Prinsip: fraktur femur tertutup, sementara dilakukan skin traksi dengan metode ekstensi Buck atau didahului pemakaian Thomas Splint, tungkai ditraksi dalam keadaan ekstensi, tujuannya adalah untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut disekitar daerah yang patah. Setelah dilakukan skin traksi dapat dipilih pengobatan non operatif dan operatif. Pada fr.femur pada anak2, biasanya dipilih non-operatif, karena akan menyambung dengan baik, pemendekan <2cm masih dapat diterima karena dikemudian hari akan sama panjangnya dengan tungkai yang normal karena adanya daya proses remodeling pada anak. Pada anak 3-13 tahun : Hamilton Russell traction, caranya : anak tidur telentang, tungkai yang patah diplester dengan perban coklat dari pergelangan kaki mulai dari atas sampai pinggang. Kemudian dipakai papan triplek untuk menyangga telapak kaki ke tali plastik sebagai pengait. Posisi traksi: - fr 1/3 proximal femur : posisi abduksi dengan sudut 40 derajat - fr 1/3 tengah femur : posisi lurus - fr 1/3 distal femur : posisi adduksi sudut 40 derajat di tarik dengan beban sebesar 1/7 BB anak tsb sampai dengan 1cm perpendekan, traksi dipasang selama 3-4 minggu. Monitoring a. pantau pulsasi a.dorsalis pedis kanan setiap hari untuk menghindari iskemik. b. hari 1 : pantau apakah beban yang diberikan cukup/tidak, dengan cara mengukur anatomic length dengan meteran (m. trochanter mayor – condylys lateral). c. 1 minggu : cek apakah ada tanda2 pertumbuhan calus (soft calus) dengan cek pergerakan dan tidak adanya nyeri. d. 3-4 minggu: traksi dilepas, dilanjutkan pemasangan gips hemispica. Gips dipasang selama 2 bulan dengan kontrol tiap 3 minggu. e. 2 bulan : gips dilepas, lalu cek tanda2 adanya penyambungan tulang. Look : dapat berjalan, deformitas (-) Feel : nyeri sumbu (-), krepitasi (-) Move : ROM luas 2. Mendiagnosa FAM, jelaskan! Anamnesa: a. Usia (ditemukan pada usia produktif, tersering sebelum usia 30 tahun)? b. Kapan dan bagaimana benjolan terdeteksi? c. Ukuran awal benjolan? d. Benjolan dapat bergerak atau lari? e. Apakah disertai nyeri/rasa sakit pada payudara menjelang haid? Cairan dari putting susu? Retraksi puting susu? f. Benjolan hilang/timbul selama haid? g. Riwayat menstruasi? Pengaruh menstruasi terhadap ukuran tumor h. Riwayat pernikahan i. Apakah sedang hamil? j. Apakah menyusui? k. Pernah pakai obat KB hormonal? l. Riwayat keluarga/saudara perempuan dengan keluhan serupa m. Pernah operasi payudara/kandungan? Pemeriksaan Fisik Status generalis : tidak ditemukan kelainan Status lokalis: et regio mammae (dekstra/sinistra) a. Inspeksi: Pasien duduk tegak dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang kurang lebih sama tinggi, perhatikan: - Bentuk ke2 payudara: simetris atau tidak - Papilla, letak dan bentuk, retraksi? - Kulit: peau d’orange, dimpling, ulserasi, tanda2 radang? Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling, dsb. b. Palpasi: Punggung di ganjal bantal, palpasi mulai dari cranial setinggi iga ke2 sampai distal setinggi iga ke6, serta daerah subareolar dan papilla atau dilakukan secara sentrifugal. (biasanya ditemukan benjolan pada kuadran lateral atas, benjolan bulat atau berbenjol-benjol, biasanya tidak nyeri, tapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan, berbatas jelas, konsistensi kenyal, padat, soliter, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya, tidak melekat pada jaringan sekitarnya dengan cara m.pektoralis dikontraksikan. KGB supra dan infra clavicula dan axilla tidak membesar) Diagnosa : FAM mammae dextra/sinistra Terapi : Pro eksisi + biopsi dalam anestesi lokal + PA 3. Kolik ureter e.c. batu, gejala klinis, fisik diagnostik, pemeriksaan yang diperlukan, penatalaksanaan? Gejala klinis : - Nyeri pinggang mendadak hilang timbul seperti ditusuk-tusuk yang menjalar ke perut kanan bawah/perut kiri bawah, lipat paha dan kemaluan - Nyeri disertai gejala sistemik seperti mual, muntah, keringat dingin, nadi cepat - Ada riwayat kencing batu/pasir - Ada riwayat kencing kemerahan/seperti air the - Febris/afebris (febris penyulit/infeksi) - Terdapat gangguan BAK : kencing tidak tampias, terputus-putus, pancaran lemah, bercabang, harus menunggu untuk memulai kencing, harus mengejan bila ingin BAK namun urin keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, air kencing warna kuning kemerahan/air teh. Pemeriksaan Fisik : KU : tampak kesakitan Status urologis, CVA (ka/ki): massa -/-, NT +/+, NK +/+, ballottement -/- Pemeriksaan penunjang : Lab : darah lengkap (Hb, Ht, E, L, Tr), sedimen urin (eritrosit +, leukosit >>/N), Ur, Cr, Asam urat, Elektrolit Radiologi : BNO, IVP bila Ur dan Cr tinggi USG. Renogram untuk fungsi ginjal Penanganan Simptomatik : spasmolitik dan antibiotik - Penanganan jangan sampai jatuh ke gagal ginjal - Penanganan berhubungan dengan pertimbangan sbb: a. Ukuran batu b. Tingkat obstruksi c. Komplikasi yang dialami d. Fungsi ke2 ginjal e. Fasilitas RS f. Ahli bedah g. Kelebihan dan kelemahan setiap tindakan Contoh: ukuran batu <5mm, fungsi ginjal masih baik pilihannya: operasi terbuka, operasi endoskopi/PCN, ESWL Operasi terbuka Untung: batu langsung dikeluarkan sebanyak-banyaknya Rugi: operasi sulit, terutama batu besar – perlengketan, resiko operasi besar (lengket – nefrektomi, perdarahan, perawatan) Operasi endoskopi Untung: pasien nyaman, luka minimal Rugi: batu belum tentu keluar semua, tidak ada resiko seperti operasi terbuka ESWL Untung: pasien tidak perlu dirawat Rugi: tindakan dilakukan berulang-ulang (biaya mahal), batu bisa nyangkut di ureter jika tidak dapat diatasi akan dilakukan operasi terbuka Perlambatan kekambuhan: 1. Minum air putih > 2 liter/hari 2. Banyak olah raga 3. Jangan menahan kencing 4. Kurangi konsumsi jeroan, sawi, kol, teh, kopi, soft drink.

mid bedah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gs

Citation preview

1. Anak 4 tahun, tanda2 fraktur femur kanan tertutup tanpa kelainan. Rencana penanganan hingga sembuh?Primary Survey- Airway : Clear- Breathing + Ventilation : Spontan- Circulation : Stabil- Disability + Neurologic state : GCS 15 (E4M6V5)- Exposure : tidak ada luka ditempat lainSecondary Survey- Status generalis : kepala, mata, THT, jantung, pulmo, abdomen tidak

ditemukan kelainan- Status lokalis :

Et region femoris dextraLOOK : tidak dapat berjalan, deformitas, fungsiolesa, pemendekan, rotasi, rubor, edema, tidak ada luka disekitar daerah tulang yang terpaparFEEL : nyeri sumbu, krepitasi, nyeri tekan, temperature hangat, NVD (neurovascular distal) baik, CRT <2’, pulsasi a.dorsalis pedis dextra dan a.tibialis posterior teraba, tidak ada gangguan sensorik (raba/nyeri) dan motorik.MOVE : range of motion (aktif dan pasif): terbatas/menyempit

Anamnesa : ada riwayat trauma(kapan, dimana, mekanisme trauma, jenis trauma, nyeri, berat/ringannya, keadaan extremitas setelahnya)PenangananPrinsip: fraktur femur tertutup, sementara dilakukan skin traksi dengan metode ekstensi Buck atau didahului pemakaian Thomas Splint, tungkai ditraksi dalam keadaan ekstensi, tujuannya adalah untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut disekitar daerah yang patah. Setelah dilakukan skin traksi dapat dipilih pengobatan non operatif dan operatif. Pada fr.femur pada anak2, biasanya dipilih non-operatif, karena akan menyambung dengan baik, pemendekan <2cm masih dapat diterima karena dikemudian hari akan sama panjangnya dengan tungkai yang normal karena adanya daya proses remodeling pada anak.Pada anak 3-13 tahun : Hamilton Russell traction, caranya : anak tidur telentang, tungkai yang patah diplester dengan perban coklat dari pergelangan kaki mulai dari atas sampai pinggang. Kemudian dipakai papan triplek untuk menyangga telapak kaki ke tali plastik sebagai pengait.Posisi traksi:- fr 1/3 proximal femur : posisi abduksi dengan sudut 40 derajat- fr 1/3 tengah femur : posisi lurus- fr 1/3 distal femur : posisi adduksi sudut 40 derajatdi tarik dengan beban sebesar 1/7 BB anak tsb sampai dengan 1cm perpendekan, traksi dipasang selama 3-4 minggu.Monitoringa. pantau pulsasi a.dorsalis pedis kanan setiap hari untuk menghindari iskemik.b. hari 1 : pantau apakah beban yang diberikan cukup/tidak, dengan cara

mengukur anatomic length dengan meteran (m. trochanter mayor – condylys lateral).

c. 1 minggu : cek apakah ada tanda2 pertumbuhan calus (soft calus) dengan cek pergerakan dan tidak adanya nyeri.

d. 3-4 minggu: traksi dilepas, dilanjutkan pemasangan gips hemispica. Gips dipasang selama 2 bulan dengan kontrol tiap 3 minggu.

e. 2 bulan : gips dilepas, lalu cek tanda2 adanya penyambungan tulang.Look : dapat berjalan, deformitas (-)Feel : nyeri sumbu (-), krepitasi (-)Move : ROM luas

2. Mendiagnosa FAM, jelaskan!Anamnesa:a. Usia (ditemukan pada usia produktif, tersering sebelum usia 30 tahun)?b. Kapan dan bagaimana benjolan terdeteksi?c. Ukuran awal benjolan?d. Benjolan dapat bergerak atau lari?e. Apakah disertai nyeri/rasa sakit pada payudara menjelang haid? Cairan dari

putting susu? Retraksi puting susu?f. Benjolan hilang/timbul selama haid?g. Riwayat menstruasi? Pengaruh menstruasi terhadap ukuran tumorh. Riwayat pernikahani. Apakah sedang hamil?j. Apakah menyusui?k. Pernah pakai obat KB hormonal?l. Riwayat keluarga/saudara perempuan dengan keluhan serupam. Pernah operasi payudara/kandungan?Pemeriksaan FisikStatus generalis : tidak ditemukan kelainanStatus lokalis: et regio mammae (dekstra/sinistra)a. Inspeksi:

Pasien duduk tegak dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang kurang lebih sama tinggi, perhatikan:- Bentuk ke2 payudara: simetris atau tidak- Papilla, letak dan bentuk, retraksi?- Kulit: peau d’orange, dimpling, ulserasi, tanda2 radang?Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling, dsb.

b. Palpasi:Punggung di ganjal bantal, palpasi mulai dari cranial setinggi iga ke2 sampai distal setinggi iga ke6, serta daerah subareolar dan papilla atau dilakukan secara sentrifugal. (biasanya ditemukan benjolan pada kuadran lateral atas, benjolan bulat atau berbenjol-benjol, biasanya tidak nyeri, tapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan, berbatas jelas, konsistensi kenyal, padat, soliter, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya, tidak melekat pada jaringan sekitarnya dengan cara m.pektoralis dikontraksikan. KGB supra dan infra clavicula dan axilla tidak membesar)

Diagnosa : FAM mammae dextra/sinistraTerapi : Pro eksisi + biopsi dalam anestesi lokal + PA

3. Kolik ureter e.c. batu, gejala klinis, fisik diagnostik, pemeriksaan yang diperlukan, penatalaksanaan?Gejala klinis:- Nyeri pinggang mendadak hilang timbul seperti ditusuk-tusuk yang menjalar

ke perut kanan bawah/perut kiri bawah, lipat paha dan kemaluan- Nyeri disertai gejala sistemik seperti mual, muntah, keringat dingin, nadi cepat- Ada riwayat kencing batu/pasir- Ada riwayat kencing kemerahan/seperti air the- Febris/afebris (febris penyulit/infeksi)- Terdapat gangguan BAK : kencing tidak tampias, terputus-putus, pancaran

lemah, bercabang, harus menunggu untuk memulai kencing, harus mengejan bila ingin BAK namun urin keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, air kencing warna kuning kemerahan/air teh.

Pemeriksaan Fisik:

KU: tampak kesakitanStatus urologis, CVA (ka/ki): massa -/-, NT +/+, NK +/+, ballottement -/-Pemeriksaan penunjang:Lab: darah lengkap (Hb, Ht, E, L, Tr), sedimen urin (eritrosit +, leukosit >>/N), Ur, Cr, Asam urat, ElektrolitRadiologi: BNO, IVP bila Ur dan Cr tinggi USG. Renogram untuk fungsi ginjalPenangananSimptomatik : spasmolitik dan antibiotik- Penanganan jangan sampai jatuh ke gagal ginjal- Penanganan berhubungan dengan pertimbangan sbb:

a. Ukuran batub. Tingkat obstruksic. Komplikasi yang dialamid. Fungsi ke2 ginjale. Fasilitas RSf. Ahli bedahg. Kelebihan dan kelemahan setiap tindakan

Contoh: ukuran batu <5mm, fungsi ginjal masih baik pilihannya: operasi terbuka, operasi endoskopi/PCN, ESWLOperasi terbukaUntung: batu langsung dikeluarkan sebanyak-banyaknyaRugi: operasi sulit, terutama batu besar – perlengketan, resiko operasi besar (lengket – nefrektomi, perdarahan, perawatan)Operasi endoskopiUntung: pasien nyaman, luka minimalRugi: batu belum tentu keluar semua, tidak ada resiko seperti operasi terbukaESWLUntung: pasien tidak perlu dirawatRugi: tindakan dilakukan berulang-ulang (biaya mahal), batu bisa nyangkut di ureter jika tidak dapat diatasi akan dilakukan operasi terbukaPerlambatan kekambuhan:1. Minum air putih > 2 liter/hari2. Banyak olah raga3. Jangan menahan kencing4. Kurangi konsumsi jeroan, sawi, kol, teh, kopi, soft drink.

4. Laki2 40 tahun, Hernia scrotalis dextra reponibilis, setuju OP, periapan pre-op?Keadaan umum pasien harus baik, persiapan:a. Anamnesa : menanyakan faktor2 yang meningkatkan tekanan intra abdomen,

seperti asma, batuk2 lama, kencing anyang2an. Menanyakan RPD yang dapat membahayakan proses operasi seperti: riw sakit jantung, hipertensi, kurang darah, alergi obat, asma.

b. PF : pada pasien dapat ditemukan: TD tinggi, Ca +/+, cardiomegali, rongki, wheezing, asites, RT pembesaran prostat. (hipertropi prostat merupakan predisposisi hernia, tindakan bersamaan atau atasi hipertropi prostat terlebih dahulu)

c. PP : Lab (darah lengkap), sedimen urin. Radiologi: foto toraks, EKGd. Penanganan : semua penyebab yang dapat membahayakan atau meningkatkan

tekanan intra abdomen ditangani dahulu atau diterapi dahulu supaya KU pasien stabil dan tidak residif, contoh: kardiomegali konsul jantung, asma konsul paru, hipertensi konsul IPD, BPH konsul urologi.

Rencana OP (setelah KU stabil)- Rencana Op hernia konsul bedah digestif / bedah umum- Persiapan Op rawat inap, IVFD RL, pasang NGT no.18, puasa selama 6

jam pre-op, cukur rambut kemaluan, pasang kateter no.18, antibiotik, analgetik (post-Op)

Agar tidak residif hindari faktor pencetus: obati segera bila batuk, jangan mengangkut beban yang berat, diet makanan yang berserat, BAB jangan mengedan.

5. Wanita 21 tahun : sakit perut kanan bawah, mual, muntah, demam 36 jam SMRS, kelainan? Penatalaksanaan, perkembangan penyakit?a. Kemungkinan yang dapat terjadi: dd/ appendicitis, lymphadenitis mesenterika,

pelvic inflammatory disease (PID), adnexsitis, kolik ginjal, kolik ureter, demam typhoid, kehamilan ektopik terganggu.

b. Penatalaksanaan:Rawat inap: observasi TNSP, posisi fowler, antibiotik dan analgetik, pemeriksaan lab: DL (Hb, Ht, Trom, Leuko, LED), UL, Kultur urin, renal fungsi tes, Rontgen BNO-IVP, Rencana OP: konsul bedah digestif dan urologi.

c. Perjalanan penyakit dan patofisiologi

d. Etiologi

6. Laki2 26 tahun, mabuk, luka dada kanan bawah bagian depan 20 menit yang lalu. Sesak napas, pucat dan dingin. TD 70/40, N 142x, RR 38x, akral dingin, mulut keluar darah, jejas pada dada kanan depan. Delirium dan luka bacok di kepala kanan belakang berdarah. Penanganan ATLS!a. Primary Survey :

A (airway dan C-spine control) bebaskan jalan napas dari darah, lendir, benda asing. Lakukan suction pada hidung dan mulut. Jika perlu pasang guedel/OPA, manuver chin lift, jaw trust. Jika ada tanda fr.cervical kepala jangan diekstensikan.B (Breathing dan ventilation) RR > 22x/mnt berikan O2, jika ada hemotoraks/pneumotoraks pasang WSD pada sela iga 6 linea axilaris anterior.C (Circulation dan haemorargic control) TD 70/40, N 142x/mnt, pasang IVFD RL 2 line (guyur), pasang EKG, ambil darah u/ persiapan lab dan donor, pasang kateter urin u/ monitoring cairan. Urin N 0,5 – 1 cc/kgBB/jamD (Disability dan neurologic) nilai kesadaran dan GCS (EMV), nilai reflek pupil, cahaya langsung/tidak langsung. Monitor GCS/jamE (Exposure dan environment/temp control) pasien ditelanjangi u/ pemeriksaan yg teliti dan diselimuti u/ mencegah hipotermia. Resusitasi jika perlu bantuan napas.

b. Secondary Survey :- Kepala: cek fraktur/tidak, luka bacok lakukan debridement, WT, HT,

berikan ATS, TT. Jika ada fraktur cervical, kepala jangan ekstensi. Rencana foto kepala, GCS <13 CT scan.

- Wajah: cek fraktur/tidak, observasi jalan nafas, mulut/hidung/telinga keluar darah/tidak, jika perlu pasang NGT

- Mata: - Leher: pasang collar neck, foto cervical

- Toraks: cek fraktur, jejas, jika ada hemotorak/pneumotorak pasang WSD pada ICS 6 linea axilaris anterior. Foto toraks AP/Lat

- Abdomen: Jejas, perdarahan intra abdomen, cairan intra, nyeri tekan, rupture ginjal/hati/lien/limpa, awasi tanda2 peritonitis/perdarahan intra, BNO

- Perineum (GE): lakukan RT, cek kelainan di GE, pasang kateter monitoring cairan, cek fraktur pelvis/tidak, foto pelvis.

- Ekstremitas: cek fraktur, jika ada pasang spalk u/ imobilisasi. Cek VL, ada WT, HT, ATS/TT, foto humerus/cruris/femur jika ada fraktur.

Pemeriksaan LAB DL, UL, Kultur urin, renal fungsi test, lever fungsi test, AGDPP foto toraks, BNO, rencana foto pelvis, humerus,/femur/cruris, CT scanRe-evaluasi pasien: monitoring GCS/jam, awasi TNSP, monitoring cairan/urin.

7. Traksi: suatu pengobatan konservatif yang bertujuan untuk mereduksi fraktur atau kelainan2 lain seperti spasme organ.- Berdasarkan mekanisme/ statis dan dinamis: traksi menetap/fixed traction,

traksi berimbang/sliding traction- Jenis pemasangan: skin dan sekeletal traction- Letak organ: ekstremitas atas (dunlop’s skin traction, overbody/lateral

sekeletal traction), ekstremitas bawah (buck’s skin traction, traksi Hamilton Russell, kesatuan traksi charnley, traksi skeletal balanced suspension, traksi skeletal terpaku/fixed skeletal traction), traksi cervical (head helter traction, traksi skull tong, traksi terpaku halo-skull), traksi lumbal.

- Umur: s/d tahun skin traction Bryant, 2-10 tahun Hamilton Russell, >10tahun skeletal traction

Traksi kulit/skin tractionGaya tarik pada permukaan kulit melalui semacam plester yang direkatkan pada kulit, gaya tarik dilanjutkan pada fascia dangkal dilanjutkan pada fascia dulu fascia intermuscilar tulang. Tulang direkatkan pada: pergelangan tangan s/d atas siku, pergelangan kaki s/d atas lutut.Contoh: buck’s traction, dunlop’s traction, bryant’s traction, Hamilton Russell tractionIndikasi: terapi sementara fr femur dewasa, coxitis. Terapi definitif fr femur bayi/anakTraksi tulang/skeletal tractionGaya tarik langsung pada tulang melalui kawat/wire/pin yang ditembuskan ke/dikaitkan ke tulang, tempat yang paling sering dipasang kawat: distal tuberositas tibia, supracondilar femur, calcaneus, olecranon.Contoh: Thomas splint, traksi tulang pada olekranon, gardner well skull calipers, dllIndikasi: T/ sementara fr femur dewasa yang dilanjutkan OP, dislokasi lama sendi panggul. T/ definitif fr femur dewasa karena suatu hal tidak bisa OP, fr supracondyler humerus anak, fr cruris tertentu.Komplikasi traksia. Gangguan KU akibat imobilisasi lama (ggn psikologi, ggn intake makanan)b. Traksi berlebih: ggn vascular distal, ggn neurologi distal/paralisis, delayed

union, non-unionc. Traksi kurang: perpendekan, mal-uniond. Kaku sendie. Hipotrofi otot

8. 4 jam SMRS, laki2 30 tahun, 50kg, tersiram kuah bakso panas, dada, perut sampai pertengahan paha depan. Kulit merah melepuh. Diagnosis penatalaksanaan?24 jam pertama1. Primary survey : ABCD + anamnesis scr simultan

A clear, B hitung RR, perhatikan gerak napas, tipe dan kedalaman napas, RR>20 indikasi pemberian O2 2-4 L dengan sungkup, C perhatikan denyut nadi, suhu, warna kulit awal. Bila TD sulit diukur indikasi pasang CVP. Pasang IV line 2 jalur (resusitasi cairan)hitung luas dan derajat luka bakar: dada s/d perut, pertengahan paha depan 18 + 4.5 + 4.5 = 27%, derajat II berat.Resusitasi cairan, rumus baxter = 4cc x kgBB x % luas luka bakar IVFD RL 4 cc x 50 x 27 = 5400 cc/24 jam8 jam pertama 2700cc/8jam = 2700x20 tpm / 8x60 = 22.5 makrotetes/mnt16 jam pertama 2700cc/16jam = 2700x20 tpm / 16x60 = 6 makrotetes/mntBila tanda2 syok (+) = guyur dengan IVFD RL s/d TD sistol > 90/nadi teraba, kemudian resusitasi cairan, pasang kateter urin no.18, awasi balance cairan, urin yg diharapkan 25-50cc/jamDisability: tentukan GCS(EMV), nilai pupil (bentuk,an/isokor,RC langsung/tak langsung)Evaluasi/monitoring TNSP, balance cairan /jam s/pasien stabil. Bila urin >50cc/jam=perlambat cairan infus, monitor tiap 1 jam, waspada edem paru, bila urin <50cc/jam=tetesan dipercepat, monitor 1 jam, waspada ARF

2. Secondary survey a. Pasang NGT no.18b. Bersihkan luka dengan NACL dan savlon keringkan aspirasi

bula yg besar olesi dengan salep dermazin tutup dengan kasa lembab hangat tutup lagi dengan kasa kering lebar

c. Cek lab tiap 24 jam: DL (Hb, Ht, Elek, Ur-Cr, AGD), sedimen urind. ATS 150 IU IM dan TT 0.5 cc IMe. Analgetik supp 2 x 1f. AB injeksi 1 x 1 grg. Antimuntah injeksi 2 x 1 amp

Diagnosis: luka bakar derajat II B, 27 % ec air panas at truncus anterior et region femoris dex-sin

9. LUKA BAKAR0-1 tahun: kepala 18, eks atas 9-9, tor abd 18-18, eks bwh 14-145 tahun: kepala 14, eks atas 9-9, tor abd 18-18, eks bwh 16-1615 tahun: kepala 10, eks atas 9-9, tor abd 18-18, eks bwh 18-18

10. Laki2 50 tahun, nyeri BAK, BAK mengejan, kadang keluar benjolan di dubur. Anamnesa, PF, diagnosis, penatalaksanaan?1. Anamnesis

a. Kencing anyang2an/tidak tampiasb. Pancaran kencing lemahc. Kencing terputus2/menetes setelah miksid. Tidak dapat menahan keinginan utk kencinge. Harus nunggu lama u/mulai BAK, air seni yg keluar sedikitf. Sering terbangun karena ingin BAK malam harig. Ada nyeri pinggangh. Benjolan yang keluar sebesar apai. Jumlah benjolanj. Disertai darah? Warna darah? Darah setelah feses atau campur feses?

Jumlah darah?k. Pola makanl. Riw BAB keras

2. Pem.Fisik a. St.generalis : dbn

b. St.lokalis: et regio anus I: tampak benjolan pada jam 3/7/11 saat mengedan, warna benjolan sesuai warna kulit sekitar

c. St.urologi:- suprasimpisis : I regio suprasimpisis cembung, P VU teraba tinggi, NT (+)- RT: TSA baik, ampula tidak kolap, mukosa licin, massa (+), pada jam 3/7/11, NT(-). Prostat: BAP tidak teraba, simetris, permukaan rata, nodul(-), konsistensi kenyal, NT(-), TBP>60 gram.

3. Diagnosis kerja: BPH dengan Hemoroid gr II4. Tindakan:

BPH: medikamentosa = adrenergic a1-blocker (prazosin 2 x sehari), penghambat 5a reduktase (finastreride 5mg/hr selama 6 bulan), terapi hormonal, operasi bila medikamentosa gagal TURPHemoroid gr II: hilangkan tek intra abd yang tinggi seperti anjuran: diet tinggi serat dan daging, banyak minum, olahraga jalan kaki, posisi BAB = jongkok.Obat: bila disertai darah beri AG-anti inflamasi. BAB tanpa darah pencahar

11. Perbedaan hernia scrotalis dan hidrokel pada dewasa dengan anamnesis, PF, penatalaksanaan!HERNIA SCROTALISAnamnesis: benjolan pada buah zakar yang dapat keluar masuk sendiri (benjolan keluar saat mengedan, batuk kemudian masuk saat pasien tiduran/bila benjolan di dorong masuk ke lipat paha). Awalnya benjolan terdapat dilipat paha dan seiring waktu pindah ke buah zakar, nyeri tekan (+/-)PF: St. generalis pada region abdomen dapat ditemukan abd cembung, tegang, hipertimpani, BU +/-, BU9-) setinggi segmen usus yang mengalami obstruksi. Tanda dehidrasi = turgor menurun. St lokalis regio scrotalis dextra/sin, (I) tampak benjolan, tdk dapat ditembus cahaya dgn tes transluminasi, kulit scrotum kemerahan/sesuai warna kulit sekitar, (Pa) teraba massa, uk P x L, lunak, dapat masuk kembali ke kanalis inguinalis bila ditekan/didorong, NT(+), testis teraba, (A) BU +/- pada scrotum, (RT) ampulla recti sedikit kolaps.Penatalaksanaan: 1. Informed consent kpd pasien dan keluarga, 2. Operatif : u/ hernia scrotalis inkarserata pro herniotomy + hernioraphy elektif. Sikap: menyiapkan KU pasien stabil, semua penyebab yang meningkatkan tek intra abd diatasi, rencana OP: konsul bedah diges/bedah umum, persiapan OP: rawat inap, IVFD RL, puasa 6 jam pre OP, NGT, Kateter, Cukur rambut kemaluan, AB, AG, cek lab: DL, sedimen urin, BT, CT.u/ hernia scrotalis strangulate pro herniotomy cito. Sikap: rawat inap, IVFD RL (jika ada tanda2 dehidrasi berikan resusitasi dg RL s/d dehidrasi teratasi), cek lab (DL, BT, CT, Sedimen urin) pasang NGT dan kateter, cukur rambut kemaluan, AB, konsul bedah diges/umumHIDROKEL TESTISAnamnesis: benjolan pada buah zakar yang tidak dapat keluar masuk sendiri dan pada awalnya benjolan sudah terdapat di bawah zakar (tidak berubah besarnya), NT (-)PF: St.generalis dbn, St urologis: regio scrotalis dex/sin I: tampak benjolan, dapat tembus cahaya dengan tes transluminasi, warnakulit scrotum sesuai dengan warna kulit sekitar. Pa: teraba massa, ukuran P x L, kistik, tidak dapat masuk ke kanalis inguinal bila ditekan, NT(-), testis tidak teraba, A: BU (-) pada scrotum.RT: ampula recti tidak kolapsPenatalaksanaan: 1. Informed consent pasien dan keluarga, 2. Op elektif: konsul uro/umum (u/pro eksisi dan marsupialisasi), 3. Persiapan OP: rawat inap, IVFD RL, cek lab (DL,BT,CT,sedimen urin), puasa 6 jam pre OP, pasang kateter, cukur rambut kemaluan, AB, AG.

12. Apa dd/BAB darah dan penatalaksanaan!Perdarahan traktus digestivus atas- Gastritis hemorargic erosive konservatif- Perdarahan ulkus peptikum fiksasi/reseksi/anastomosis- Mallory weiss syndrome- Stress ulcer konservatif- Varises oesophagus konservatif

Terapi awal: cek (DL,fungsi hati,gol darah), pasang IVFD RL/NaCL, pasang NGT, atasi syok dengan terapi cairan atau transfusi, diagnosa sebab perdarahan (endoskopi, barium enema)

Perdarahan traktus digestivus bawah- Diverticulum meckeli reseksi dan anastomosis- Colitis- Hemoroid hemoroidektomi- Fissure ani- Ca recti reseksi dan anastomosis

Terapi awal: cek (DL,fungsi hati,gol darah), pasang IVFD RL/NaCL, pasang NGT, atasi syok dengan terapi cairan atau transfusi, diagnosa sebab perdarahan (kolonoskopi, barium in loop)

13. Fraktur terbuka suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga dapat terjadi kontaminasi bakteri yang menimbulkan komplikasi infeksi, keadaan ini darurat dan perlu penanganan segera.Klasifikasi (gustilo, merkow, templeman)1. Tipe I : luka < 1cm, kerusakan jaringan sedikit, tanda2 fraktur pada jaringan

lunak (-), contoh: fr simple, transversal, obliq pendek, luka tusukan fragmen tulang yang menembus kulit.

2. Tipe II : laserasi kulit > 1cm, kerusakan jaringan yg hebat (-), avulse kulit (-), kerusakan jaringan sedang, kontaminasi = sedang.

3. Tipe III : kerusakan jaringan lunak = hebat (otot, kulit, neurovascular), kontaminasi hebat, contoh: trauma kecepatan tinggi. Dibagi 3 subtipe:a. Tipe 3a: jar lunak cukup menutup tulang yang patah, walaupun

terdapat laserasi yg hebat/adanya flap. Fr biasanya segmental/komunitif hebat

b. Tipe 3b: fraktur + trauma hebat + kerusakan dan kehilangan jaringan. Kontaminasi hebat

c. Tipe 3c: fraktur terbuka disertai kerusakan arteriPenanganan Fr Terbukaa. Debridement

- Siapkan tourniquet- Cukur rambut ekstremitas ybs- Pasien di narkose lokal/umum- Cuci selurus ekstremitas ybs dengan betadin 7% betadin 10%

alkohol 70% (5-10 menit)- Irigasi dengan NaCL 0.9% steril- Cuci dengan H2O2- Irigasi kembali NaCL- Pasang duk- Eksisi luka lapis demi lapis : eksisi kulit, subkutis, fascia, otot yg tidak

vital. Tulang2 yg kecil yg tidak melekat pada periosteum dibuang. Gragmen tlg besar yang perlu untuk stabilisasi dipertahankan

b. Reposisic. Imobilisasi: fiksasi interna/eksterna, u/fr terbuka gr 1 dan 2 “golden periode”

debridement + ORIF (gips), u/ fr terbuka gr 3 debri + fiksasi eksterna

d. Penutupan lukae. Pemberian ATS+TTf. Pemberian AB Gram (+) dan (-) dosis tinggig. Kultur dan resistensi kuman dari dasar luka

14. Bayi 3 hari, sumbing bibir dan langitanMasalah: tidak dapat menete/intake oral sulit, aspirasi, bronkopenumonia, karena spingter pada muara tuba esutachii < N maka lebih mudah infeksi di ruang telinga tengah.Penatalaksanaan: 0-1mgg tidur telentang, pemberian nutrisi kepala miring, 1-2mgg pemberian nutrisi dot besar mengarah kebawah, 10mgg labioplasty, 15mgg-2thn palatoplasty (18 bulan) syarat umur 10mgg, hb >10gr/dl, brt >10 pound/5kg, leuko <10.000, 8 tahun gnatoplasty.

15. Patogenesis osteomyelitis hematogenous akut (3 teori)1. Teori vaskuler

PD pada daerah metafisis berkelok sehingga membentuk sinus penurunan aliran darah, kuman menempel di dinding PD aliran darah melambat kuman keluar dan pada suatu titik membuat lubang/luka timbul Pus menembus periosteum dan jar.lunak jika pecah membentuk fistel

2. Teori fagositosisDaerah metafisis mirip daerah pembentuk sistem R.E. bila terjadi infeksi makrofag masuk ke PD dan mati. Tetapi kuman yg ada dalam tubuh makrofag tetap hidup dan berkembang biak

3. Teori traumaSering karena aktifitas, pasien trauma terbentuk hematom pada PD kuman masuk dan berkembang biak, darah media yg baik untuk pertumbuhan kuman.

16. Indikasi struma dan tanda2 struma ganasIndikasi operasi struma- Gangguan kosmetik- Diduga keganasan- Riwayat radiasi daerah leher dan kepala- Gejala2 penekanan- Perluasan ke daerah substernal- Pembesaran yang progresif- Struma multinoduler yg berat- Struma yang mnybbkan komsresi larynk/struktur leher lain- Struma yg retrosternal kompresi trakea/struktur lainTanda Struma GanasAnamnesa: biasanya pria, serak/-, sesak/-, umur <20thn >50thn, tremor/-, ada benjolan tempat lain atau tunggal, riwayat radiasi, BB turun/tdk, percepatan pertumbuhan, keringat >>/<<PF: konsistensi (keras papan), mobilisasi, nodul (dingin), warna, exophtalmus, palpitasi (+), pembesaran limfonodi servical, ukuran nodul >3cmPada PP: histo : keganasan, USG: gambaran padat