30
Translated by http://heytiva.blogspot.com 4. Visi Aku kembali ke sekolah. Ini merupakan tindakan yang tepat untuk kulakukan, sehingga aku takkan begitu menarik perhatian orang-orang. Menjelang petang, hampir semua murid sudah kembali ke sekolah juga. Hanya Tyler dan Bella dan beberapa murid lain—yang mungkin memanfaatkan momen kecelakaan temannya sebagai alasan untuk membolos—yang masih absen dari sekolah. Seharusnya tak sulit bagiku untuk melakukan tindakan benar. Tapi, sepanjang siang, aku menggertakkan gigiku melawan keinginan besarku untuk membolos sekolah juga— untuk menemui gadis itu lagi. Aku seperti penguntit. Penguntit yang begitu terobsesi pada gadis itu. Penguntit vampir, yang begitu terobsesi padanya. Sekolah hari ini, rasanya—entah bagaimana—lebih membosankan daripada seminggu yang lalu. Rasanya seperti koma. Rasanya seolah-olah warna-warna telah hilang dari batu bata, pepohonan, wajah orang-orang di sekitarku..... Aku memandangi retakan pada dinding. 1 Midnight Sun bab 4 : Visi

Midnight Sun Indonesia Bab 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

4. Visi

Aku kembali ke sekolah. Ini merupakan tindakan yang tepat untuk kulakukan, sehingga aku takkan begitu menarik perhatian orang-orang.

Menjelang petang, hampir semua murid sudah kembali ke sekolah juga. Hanya Tyler dan Bella dan beberapa murid lain—yang mungkin memanfaatkan momen kecelakaan temannya sebagai alasan untuk membolos—yang masih absen dari sekolah.

Seharusnya tak sulit bagiku untuk melakukan tindakan benar. Tapi, sepanjang siang, aku menggertakkan gigiku melawan keinginan besarku untuk membolos sekolah juga—untuk menemui gadis itu lagi.

Aku seperti penguntit. Penguntit yang begitu terobsesi pada gadis itu. Penguntit vampir, yang begitu terobsesi padanya.

Sekolah hari ini, rasanya—entah bagaimana—lebih membosankan daripada seminggu yang lalu. Rasanya seperti koma. Rasanya seolah-olah warna-warna telah hilang dari batu bata, pepohonan, wajah orang-orang di sekitarku..... Aku memandangi retakan pada dinding.

1Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 2: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Ada tindakan benar lainnya yang harus kulakukan... tapi tidak kulakukan. Tentu saja, itu juga merupakan tindakan yang salah. Itu semua bergantung dari sudut mana aku melihatnya.

Kalau dari sudut pandang seorang Cullen—bukan hanya sudut pandang seorang vampir, tapi seorang Cullen, seseorang yang merupakan anggota keluar Cullen, yang bisa dikatakan langka karena hanya ada 7 orang di dunia ini—tindakan benar yang seharusnya dilakukan adalah kira-kira seperti ini:

“Aku tak menyangka akan melihatmu di kelas, Edward. Aku dengar kau terlibat dalam kecelakaan pagi ini.”

“Ya, aku memang terlibat, Mr.Banner, hanya saja aku termasuk yang beruntung tadi pagi.” Aku tersenyum ramah, “Aku bahkan tak terluka sedikitpun... Aku harap aku dapat mengatakan hal yang sama mengenai Bella dan Tyler.”

“Bagaimana kondisi mereka?”

“Aku rasa Tyler baik-baik saja... hanya luka gores di bagian luar saja karena terkena pecahan kaca depan mobil. Aku tak yakin mengenai keadaan Bella sampai sekarang.” Aku mengerutkan dahi dengan cemas, “Dia mungkin terkena geger otak. Aku dengar ia sempat melantur yang tidak-tidak—seperti mengatakan kalau ia melihat hal-hal yang bukan-bukan. Aku mengerti kalau dokter-dokter sedang khawatir...”

2Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 3: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Itulah yang seharusnya kulakukan. Setidaknya itulah yang harus kulakukan untuk menebus kesalahanku pada keluargaku.

“Aku tak menyangka akan melihatmu di kelas, Edward. Aku dengar kau terlibat dalam kecelekaan pagi ini.”

“Aku tidak terluka.” Aku tak tersenyum.

Mr.Banner memindahkan tumpuan kakinya bergantian, merasa tidak nyaman.

“Apa kau tahu bagaimana keadaan Tyler Crowley dan Bella Swan? Aku dengar ada yang terluka...”

Aku mengangkat bahu, “Aku tak tahu.”

Mr.Banner berdeham. “Er, baiklah....” ucapnya, rupanya pandangan dinginku telah membuat suaranya tegang.

Ia melangkah cepat, kembali menuju ke depan kelas dan memulai pelajarannya.

Tindakan yang kulakukan barusan adalah tindakan yang salah. Kecuali kalau aku melihatnya dari sudut pandang abstrak yang sulit dimengerti.

Rasanya aku merasa begitu.... tega untuk memfitnah gadis itu dari belakang, terutama karena ia telah menunjukkan betapa ia dapat kupercaya lebih dari yang kubayangkan. Ia tak mengatakan apa-apa yang berarti mengkhianatiku, walaupun ia punya alasan mengapa ia

3Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 4: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

melakukannya. Apakah aku akan mengkhianatinya setelah ia berusaha menjaga rahasiaku?

Aku mengalami percakapan yang nyaris sama dengan Mrs.Goff—hanya saja dalam bahasa Spanyol—dan Emmet memandangiku cukup lama karenanya.

Aku harap kau punya penjelasan yang bagus untuk apa yang terjadi hari ini. Rose geram sekali.

Aku memutar bola mataku tanpa melihatnya.

Aku sebenarnya telah menemukan penjelasan yang sempurna. Coba bayangkan jika aku tidak melakukan apapun untuk menghentikan van itu dari menabrak Bella... aku terlonjak ke belakang karena takut membayangkannya. Tapi jika ia tadi tertabrak, jika ia remuk dan bergelimang darah, darah yang merah menggenanginya, mengotori seluruh bajunya, bau darahnya yang segar berdenyut di udara...

Lagi-lagi aku gemetar, tapi bukan hanya karena ketakutan. Sebagian diriku gemetar karena hasratku akan darahnya. Tidak, aku takkan mampu melihat darahnya tanpa membongkar kedok keluarga kami dengan cara yang lebih terang-terangan dan mengejutkan.

Itu adalah alasan yang sempurna... tapi aku takkan menggunakannya. Itu terlalu memalukan.

Berhati-hatilah dengan Jasper, Emmet melanjutkan, lupa akan lamunanku. Ia tak semarah itu.... tapi ia lebih

4Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 5: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

berpendirian teguh, ia telah memutuskan apa yang akan ia lakukan—membunuh gadis itu.

Aku melihat apa yang ia maksudkan, dan untuk beberapa saat, ruangan seolah berputar mengitariku. Kemarahanku rasanya begitu bergejolak sampai-sampai kabut merah menutupi seluruh pandanganku. Aku rasa aku sampai merasa tercekik.

Sheesh, Edward! Berpeganganlah! Emmet berteriak kepadaku dalam kepalanya. Tangannya memegangi pundakku, menahanku agar tetap duduk sebelum aku meloncat dari kursi dan meronta-ronta. Ia jarang menggunakan kekuatan penuhnya—jarang dibutuhkan, kekuatannya jauh lebih kuat daripada vampir-vampir lain yang pernah kami hadapi—tapi ia menggunakannya sekarang. Ia mencengkram lenganku, menahannya agar diam, bukannya mendorongku ke bawah. Jika ia mendorongku sedikit saja ke bawah, pasti bangku di bawahku sudah hancur.

Tenang! Perintahnya.

Aku berusaha menenangkan diriku sendiri, tapi itu tak mudah, amarahku membakar di kepalaku.

Jasper takkan melakukan apapun sampai kita semua berbicara. Aku hanya merasa kalau kau harus tau ke arah mana Jasper akan bertindak.

Aku berkonsentrasi untuk tenang, dan aku merasa tangan Emmet mulai melepas.

5Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 6: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Berusahalah untuk tidak membuat lebih banyak pandangan akan dirimu. Kau sudah cukup dalam masalah.

Aku menarik napas dalam-dalam dan emmet melepaskanku.

Aku mengamati seisi ruangan secara teratur, tapi pertentangan kami tadi begitu singkat dan tenang hingga hanya beberapa orang di belakang Emmet yang menyadarinya. Tak seorangpun tahu apa yang harus mereka lakukan setelah melihat tindakan aneh kami, dan merekapun berpura-pura tidak tahu dan tak mempedulikannya. Keluarga Cullen aneh—semua orang juga sudah tahu.

Sial, kau kacau. Tambah Emmet, terdengar nada simpati di suaranya.

“Gigit aku.” Aku bergumam di balik napasku dan aku dapat mendengar Emmet terkikik pelan.

Emmet tidak mendendam, dan aku lebih berterimakasih kepada sikapnya yang santai dan tenang. Tapi aku dapat melihat bagaimana maksud Jasper masuk akal bagi Emmet, ia sedang menimbang-nimbang apakah itu merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

Amarahku tertahan, kini dapat kukontrol. Ya, Emmet lebih kuat daripada aku, tapi ia tak dapat mengalahkanku dalam bergulat. Ia bilang karena aku curang, tapi mendengarkan pikiran orang lain adalah bagian diriku, sama

6Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 7: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

seperti kekuatannya yang besar merupakan bagian dari dirinya. Kami bahkan seri dalam pertarungan.

Pertarungan? Inikah yang akan aku alami? Berkelahi melawan keluargaku sendiri demi seorang manusia yang bahkan aku baru mengenalnya?

Aku memikirkannya sejenak, perasaan bagaimana rentan dan mudah hancur tubuh gadis itu di tanganku berdampingan dengan Jasper, Rosalie, dan Emmet—yang secara supernatural begitu cepat dan kuat, mesin pembunuh alami...

Ya, aku mungkin akan bertarung demi gadis itu. Melawan keluargaku. Aku merinding.

Tapi rasanya tak adil untuk meninggalkan gadis itu tak terlindung setelah aku membuatnya dalam bahaya.

Aku tak dapat menang sendirian. Tidak kalau melawan mereka bertiga, dan aku bertanya-tanya siapa yang akan berpihak kepadaku.

Carlisle, pastinya. Ia memang takkan mau berkelahi dengan siapapun, tapi ia pasti akan benar-benar menentang rencana Jasper dan Rosalie. Itu semua yang aku butuhkan. Coba kupikir lagi...

Esme, meragukan. Tapi ia tak mungkin berpihak melawanku juga, dan dia juga tak suka untuk tak menyetujui Carlisle, tapi ia pasti akan berencana untuk tetap membuat

7Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 8: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

keluarganya utuh. Prioritas pertamanya bukanlah kebenaran, tapi aku. Jika Carlisle merupakan jiwa keluarga kami, lalu Esme adalah jantungnya. Carlisle memberi kami pemimpin yang patut untuk diikuti; Esme membuat tindakan kami mengikuti pimpinan Carlisle, sebagai wujud cinta kasih. Kami mencintai satu sama lain—walau dibalik kemarahanku kepada Jasper dan Rosalie saat ini, walau aku berencana melawan mereka demi gadis itu, aku tahu kalau aku mencintai mereka.

Alice...Aku tak ada ide. Mungkin tergantung pada apa yang ia lihat akan terjadi. Dia pasti akan berpihak pada pemenangnya, itu bayanganku.

Jadi, aku harus melakukannya tanpa bantuan. Aku memang bukan tandingan mereka bertiga, tapi aku takkan membiarkan gadis itu terluka karenaku. Itu sama saja aku melarikan diri.

Rasa amarahku menumpul tiba-tiba. Aku dapat membayangkan bagaimana reaksi gadis itu kalau aku menculiknya. Tentu saja, aku jarang dapat menebak reaksinya dengan benar—tapi reaksi apalagi yang bisa ia punya selain ketakutan?

Aku tak yakin bisa menanganinya lagipula—menculik gadis itu. Aku takkan bisa bertahan di dekatnya terlalu lama. Mungkin aku akan mengantarkannya kembali ke ibunya. Bahkan itu saja sudah penuh dengan bahaya. Bahaya bagi gadis itu.

8Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 9: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Dan juga bagiku sendiri, aku baru menyadari. Jika aku membunuhnya secara tak sengaja... aku tak yakin pasti betapa sakit yang akan kurasakan, tapi aku yakin akan sangat sakit dari berbagai segi.

Waktu terasa cepat ketika aku membayangkan hal-hal apa saja yang menantiku nanti; perdebatan yang menantiku nanti di rumah, konflik dengan keluargaku, jarak yang nanti aku harus tempuh kelak...

Well, aku tak dapat mengeluh kalau kehidupan diluar sekolah membosankan lagi. Gadis itu telah mengubah banyak.

Aku dan Emmet berjalan diam menuju mobil begitu bel berbunyi. Ia tengah mengkhawatirkanku, dan Rosalie. Ia tahu ia harus berpihak kepada siapa kelak kalau terjadi perselisihan, dan itu membuatnya tak tenang.

Yang lainnya sedang menunggu kami di mobil, sama diamnya dengan kami. Kami adalah kelompok yang hening. Hanya aku yang dapat mendengar teriakan-teriakan kami.

Idiot! Gila! Tolol! Dungu! Orang bodoh egois yang tak bertanggung jawab! Rosalie terus mencaci maki di pikirannya. Hal itu membuatku sulit untuk mendengar pikiran yang lainnya, tapi aku sebisa mungkin berusaha mengabaikannya.

Emmet benar mengenai Jasper. Ia sangat yakin dengan apa yang akan ia lakukan.

9Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 10: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Alice sedang bermasalah, mengkhawatirkan Jasper, melihat gambaran masa depan yang berganti-ganti. Tak peduli arah mana yang diambil Jasper menuju gadis itu, Alice selalu melihatku disana, menghalanginya. Menarik... tak satupun Rosalie maupun Emmet terlihat dalam visi Alice. Jadi, Jasper berencana untuk melakukan tindakannya sendirian.

Jasper merupakan petarung paling berpengalaman diantara kami. Tapi keunggulanku adalah aku dapat mengetahui apa yang akan ia lakukan sebelum ia bergerak.

Aku tak pernah berkelahi lebih daripada sekedar bermain-main dengar Jasper dan Emmet—hanya gurauan. Aku merasa sakit dengan membayangkan diriku melukai Jasper.

Tidak, tidak begitu. Aku hanya akan menghalanginya. Itu saja kok.

Aku berkonstentrasi pada Alice, mengingat-ingat cara-cara yang akan ditempuh Jasper yang berbeda-beda.

Ketika aku melakukannya, penglihatan Alice berubah, berpindah begitu jauh dari rumah keluarga Swan.

Hentikan Edward! Tak boleh terjadi seperti itu nanti! Takkan kubiarkan kau masuk dalam pikiranku!

Aku tak menjawabnya, aku hanya menyaksikan.

10Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 11: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Alice mulai mencari ke depan, ke kemungkinan yang berkabut, yang tidak jelas sejauh apa jangkauannya. Semuanya terlihat samar-samar dan berkabut.

Sepanjang jalan pulang, keheningan di antara kami tidak hilang. Aku memarkir mobil di garasi besar rumah kami; mercedes milik Carlisle terparkir disana. Di samping mobil jip Emmet, M3 milik Rose, dan Vanquish milikku. Aku senang Carlisle telah ada di rumah—keheningan ini akan meledak, aku ingin Carlisle ada disana saat hal itu terjadi.

Kami menuju ke ruang makan.

Ruangan ini, tentu saja, tak pernah digunakan sebagaimana fungsinya. Tapi ruangan ini dihias dengan sebuah meja berbentuk oval panjang dari kayu mahoni yang dikelilingi oleh beberapa kursi—kami begitu teliti mengenai barang-barang sandiwara untuk membantu menyembunyikan kedok kami. Carlisle suka menggunakan ruang makan ini sebagai ruangan untuk berdiskusi. Untuk sekelompok orang-orang dengan kepribadian yang kuat dan berbeda, terkadang diperlukan sebuah diskusi yang tenang dan sambil duduk, sesuai dengan tata krama.

Firasatku, susunan ruang diskusi yang terencana ini tak akan banyak membantu kali ini.

Carlisle duduk di kursinya yang biasa di bagian ujung timur meja. Esme duduk di sebelahnya—mereka saling berpegangan tangan di atas meja.

11Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 12: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Mata Esme tertuju padaku, warnanya emas pekat, penuh dengan perhatian.

Tinggallah. Itu satu-satunya pikirannya.

Aku harap aku dapat tersenyum kepada wanita yang benar-benar menjadi sosok ibu bagiku, tapi aku tidak punya cukup keyakinan padanya untuk melakukannya sekarang.

Aku duduk di sebelah Carlisle yang satu lagi. Tangan Esme melingkari Carlisle untuk menggapai pundakku. Ia tak memikirkan apa yang akan terjadi—ia hanya mengkhawatirkanku.

Carlisle punya pemikiran yang lebih baik akan apa yang akan terjadi. Kedua bibirnya tertutup rapat dan ada lipatan di dahinya. Ekspresinya terlihat terlalu tua untuk wajah mudanya.

Ketika yang lain mulai duduk, aku dapat melihat garis yang digambar.

Rosalie duduk tepat di depan Carlisle, di ujung satunya dari meja yang panjang. Ia terus memandangku marah tanpa mengalihkan pandangannya.

Emmet duduk di sampingnya, pikiran maupun wajahnya masam.

Jasper ragu-ragu, dan kemudian berdiri dengan bersandar di dinding di belakang Rosalie. Ia telah

12Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 13: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

memutuskan, tanpa mempedulikan hasil dari diskusi nanti. Gigiku terkatup rapat.

Alice yang terakhir masuk, dan matanya terfokus pada sesuatu yang jauh—masa depan, masih terlalu kabur baginya untuk mengambil keputusan dari apa yang ia lihat. Tanpa terlihat memikirkannya, ia duduk di samping Esme. Ia memijat keningnya seolah sedang sakit kepala. Jasper tersentak keras dan mempertimbangkan untuk bergabung dengan Alice, tapi ia tetap di tempatnya.

Aku menarik napas dalam-dalam. Aku yang memulai ini, aku harus mengucapkan sesuatu duluan.

“Aku minta maaf,” ucapku, pertama-tama melihat ke Rosalie, kemudian Jasper dan Emmet. “Aku tak bermaksud meresikokan satupun dari kalian. Tindakanku itu reflek, aku tak memikirkannya terlebih dahulu dan aku bertanggung jawab penuh akan tindakanku yang tidak hati-hati.”

Rosalie menatapku marah, “Apa maksudmu, ‘bertanggung jawab penuh’? apa kau akan memperbaikinya?”

“tidak dengan cara yang kau maksudkan,” Ucapku, berusaha keras menjaga agar suaraku tetap tenang dan rendah. “Aku berniat pergi sekarang juga, kalau itu bisa membuat keadaan lebih baik.” Kalau aku percaya gadis itu akan baik-baik saja, kalau aku percaya tidak satupun dari kalian akan menyentuhnya, aku menambahkan di kepalaku.

“Tidak.” Gumam Esme, “Tidak, Edward.”13

Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 14: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Aku menepuk perlahan tangannya, “Hanya untuk beberapa tahun.”

“Esme benar.” Ucap Emmet, “Kau tak bisa kemanapun sekarang. Itu akan menjadi kebalikan dari membantu. Kita harus tetap mengetahui apa yang dipikirkan oleh orang-orang kali ini, lebih daripada kapanpun sebelumnya.”

“Alice akan menangkap kalau ada hal besar yang terjadi.” Aku tak setuju.

Carlisle menggelengkan kepalanya. “Aku pikir Emmet benar, Edward. Gadis itu bisa saja malah membuka rahasia kalau kau tak ada. Keputusannya adalah kita semua pergi, atau tak satupun pergi.”

“Dia takkan mengatakan apapun,” Aku bersikeras dengan cepat. Rose sebentar lagi akan meledak, dan aku ingin fakta ini ia dengar dulu.

“Kau tak tau apa pikiran gadis itu.” Carlisle mengingatkanku.

“Aku tahu cukup banyak. Alice, dukung aku.”

Alice manatapku jenuh, “Aku tak dapat melihat apa yang akan terjadi jika kita menghiraukan hal ini.” Ia melihat sekilas ke arah Jasper dan Rose.

Tidak, Alice tak bisa melihat apa yang akan terjadi—tidak jika Rose dan Jasper begitu menentang ide untuk menghiraukan hal ini.

14Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 15: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Telapak tangan Rosalie memukul meja dengan bunyi keras. “Kita tak dapat membiarkan seorang manusia berkesempatan untuk mengatakan apapun. Carlisle, kau pasti melihatnya. Walau kita semua memutuskan untuk menghilang dan pindah bersama, tidak aman untuk meninggalkan rumor di tempat ini. Kita hidup begitu berbeda dari kaum kita yang lain—kalian sendiri tau kan kalau ada banyak dari kaum kita yang lain, yang akan merasa senang jika dibebaskan dari tuduhan mereka setelah membunuh seorang manusia. Kita harus lebih hati hati daripada siapapun!”

“Kita pernah meninggalkan rumor di tempat kita sebelumnya.” Aku mengingatkannya.

“Hanya rumor dan kecurigaan, Edward. Bukan saksi mata dan kesaksian!”

“Kesaksian!” Aku mengejek.

Jasper hanya mengangguk, matanya keras.

“Rose—“ Carlisle mulai bicara.

“Biar kuselesaikan, Carlisle. Hal itu tak bisa di besar-besarkan. Gadis itu baru terbentur kepalanya hari ini. Jadi luka yang ia alami akan ditanggapi lebih serius daripada seharusnya.” Rosalie mengangkat bahu. “Semua makhluk yang tak abadi pergi tidur dengan kemungkinan tak akan dapat terbangun lagi. Yang lain akan mengharapkan kami membersihkan diri kami sendiri. Secara teknis, itu akan menjadikan ini pekerjaan Edward, tapi jelas ini terlalu sulit

15Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 16: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

baginya. Kalian tahu aku bisa mengontrol diriku. Aku takkan meninggalkan bukti di belakangku.”

“Ya Rosalie, kami semua tahu kalau kau adalah pembunuh yang mahir.” Geramku.

Rosalie mendesis padaku, sangat marah.

“Edward, kumohon.” Ujar Carlisle. Kemudian ia menghadap Rosalie. “Rosalie, aku melihat dengan cara yang berbeda di Rochester karena kau berhak mendapatkan keadilan. Pria yang kau bunuh telah melakukan sesuatu yang salah dan begitu menakutkan kepadamu. Ini situasi yang berbeda. Anak Swan itu tidak bersalah.”

“Ini bukan masalah pribadi, Carlisle.” Ujar Rosalie melalui giginya, “Ini untuk melindungi kita semua.”

Ada keheningan sejenak saat Carlisle memikirkan jawabannya. Ketika ia menganggukkan kepalanya, mata Rosalie mencerah. Dia harusnya lebih tau. Walau saat ini aku belum bisa membaca kata-kata Carlisle, aku bisa mengantisipasi kata-katanya selanjutnya. Carlisle tak pernah berkompromi.

“Aku sangat mengerti maksudmu, Rosalie; tapi.... aku sangat menyukai gagasan keluarga kita sudah sepantasnya dilindungi. Terkadang.... kecelakaan atau kesalahan kita dalam mengkontrol adalah bagian dari kita yang patut disesali.” Rasanya Carlisle seperti mengumpamakan dirinya sendiri, walaupun ia tak pernah berbuat kesalahan. “Untuk

16Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 17: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

membunuh anak kecil tak bersalah dengan darah dingin adalah hal yang berbeda. Aku percaya kalau risiko yang ia timbulkan, walaupun ia mengatakan pada orang kecurigaannya atau tidak, tidak ada apa-apanya daripada risiko lain yang lebih besar yang akan timbul jika kita membunuhnya. Jika kita membuat pengecualian dengan untuk melindungi kita sendiri, kita meresikokan sesuatu yang jauh lebih penting. Kita meresikokan akan kehilangan pokok siapa kita sebenarnya.”

Aku mengontrol emosiku dengan sangat hati-hati. Sangat tidak akan membantu jika aku tersenyum lebar. Atau bertepuk tangan senang, walau aku begitu berharap aku bisa melakukannya sekarang.

Rosalie mengerutkan dahinya, marah. “Itu hanya tindakan bertanggung jawab!”

“Itu hanya tindakan tidak berpeseraan.” Carlisle membetulkan dengan lembut. “Setiap kehidupan berharga.”

Rosalie menghela napas dengan berat dan bibir bawahnya mencibir. Emmet menepuk pundaknya. “Semuanya akan baik-baik saja, Rose.” Ia menyemangati dengan suara pelan.

“Pertanyaannya,” Carlisle melanjutkan. “Apakah kita harus pindah atau tidak?”

17Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 18: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

“Tidak.” Rosalie mengerang. “kita baru saja menetap disini. Aku tak mau mengulang tahun kelas dua ku di SMA lagi!”

“Kau bisa tetap menggunakan umurmu yang sekarang disana.” Ucap Carlisle.

“Dan harus pindah lagi dengan cepat?” sahut Rosalie.

Carlisle mengangkat bahu.

“Aku suka disini. Cahaya matahari hanya sedikit, kita menjadi hampir seperti manusia normal.”

“Baiklah, kita tak harus menentukan sekarang. Kita dapat menunggu dan melihat apakah kita harus pindah atau tidak. Edward sepertinya yakin kalau gadis itu akan tetap diam.”

Rosalie mendengus marah.

Tapi aku sudah tak khawatir mengenai Rosalie. Aku dapat melihat kalau ia akan mengikuti apa yang disetujui oleh Carlisle, tak peduli betapa marahnya ia padaku. Percakapan merekapun berlanjut ke hal hal kecil yang tak penting.

Jasper tetap di tempatnya.

Aku bisa mengerti kenapa. Sebelum ia dan Alice bertemu, ia tinggal di lingkungan peperangan, tetar tanpa belas kasihan mengenai peperangan. Ia tahu betul akibat

18Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 19: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

dari mencemooh peraturan—ia telah melihat akibat buruknya dengan mata kepalanya sendiri.

Dapat dikatakan kalau ia tak mencoba menenangkan Rosalie, ataupun justru memanasinya. Ia menjaga dirinya agar terpencil dari diskusi ini—di atas diskusi ini.

“Jasper.” Ucapku.

Ia bertemu pandanganku, wajahnya tak berekspresi.

“Bella takkan membayar karena kesalahanku. Aku takkan membiarkan hal itu terjadi.”

“Tapi dia mengambil keuntungan kan itu, benar kan Edward? Dia seharusnya mati hari ini, Edward. Aku akan membuat hal yang seharusnya terjadi, terjadi.”

Aku mengulangi perkataanku sendiri, memberi tekanan pada setiap katanya. “Aku takkan membiarkan hal itu terjadi.”

Alisnya terangkat. Dia tak mengharapkan ini—ia tak membayangkan kalau aku akan bertindak menghentikannya.

Ia menggelengkan kepalanya sekali. “Aku takkan membiarkan Alice dalam bahaya, walau hanya bahaya kecil. Kau tak memiliki perasaan kepada siapapun seperti perasaanku kepada Alice, Edward, dan kau tak pernah hidup seperti kehidupan yang pernah kujalani, walaupun kau melihat ingatanku atau tidak. Kau tak mengerti.”

19Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 20: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

“Aku tak meragukan itu, Jasper. Tapi aku memberitahukanmu sekarang, aku takkan membiarkan kau menyakiti Isabella Swan.”

Kami memandang satu sama lain—tidak dengan amarah, tapi hanya mengukur pertentangan kami. Aku dapat merasakan kalau ia mencoba merasakan mood di sekitarku, menguji keputusanku.

“Jazz,” Ujar Alice, menyela kami.

Jasper tetap menatapku untuk sejenak, kemudian melihat ke arah Alice. “Tak usah repot-repot bilang padaku kalau kau bisa melindungi dirimu sendiri, Alice. Aku sudah tau akan hal itu. Aku masih harus—“

“Bukan itu yang akan kukatakan.” Alice memotong. “Aku bermaksud untuk meminta tolong padamu.”

Aku melihat apa yang ada di pikirannya, dan mulutku terbuka seolah mengatakan sesuatu yang tak terdengar. Aku menatapnya, terkejut. Hanya sedikit samar-samar aku merasakan kalau semua orang selain Alice dan Jasper kini menatapku dengan tatapan perang.

“aku tahu kau mencintaiku. Terimakasih. Tapi aku sangat menghargai kalau kau tak mencoba membunuh Bella. Pertama-tama, Edward serius dan aku tak ingin kalian berdua bertengkar. Kedua, dia temanku. Setidaknya, dia akan menjadi temanku.”

20Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 21: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Sejelas bel di kepalanya: Alice, tersenyum, dengan tangan putih esnya melingkari pundak hangat dan rapuh gadis itu. Dan Bella sedang tersenyum juga, tangannya melingkari pinggul Alice.

Gambaran masa depan itu benar-benar nyata, hanya waktunya saja yang belum pasti.

“Tapi...Alice...” Jasper tergagap. Aku tak sanggup memutar kepalaku untuk melihat ekspresinya. Aku tak dapat menggerakkan tubuhku dengan cepat dari gambaran di kepala Alice untuk mendengarkan isi kepala Jasper.

“Aku akan menyukai gadis itu kelak, Jazz. Aku akan sangat marah padamu jika kau tak membiarkannya hidup.”

Aku masih terpaku pada penglihatan Alice. Aku melihat masa depan berkilauan begitu Jasper memutuskan dengan susah payah karena permintaan Alice yang tak terduga.

“Ah,” Alice menghela napas—keragu-raguan Jasper telah memperjelas gambaran masa depan baru. “Lihat? Bella takkan mengatakan kepada siapapun. Tak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Cara Alice menyebut namanya... Seolah mereka telah menjadi teman dekat yang saling percaya...

“Alice,” ucapku berat. “Apa.... ini...?”

“Aku sudah bilang padamu ada perubahan yang terjadi. Aku tak tahu, Edward.” Tapi ia mengunci rahangnya, dan aku

21Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 22: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

dapat melihat kalau ada sesuatu yang lebih. Dia berusaha tak memikirkan tentang hal itu; dia berkonsentrasi keras terhadap Jasper tiba-tiba, walaupun Jasper masih terlalu terkejut untuk membuat progres mengenai keputusannya.

Alice beberapa kali berbuat seperti ini kalau ia sedang menyembunyikan sesuatu dariku.

“Apa, Alice? Apa yang sedang kau sembunyikan?”

Aku mendengar Emmet menggerutu. Ia selalu frustasi kalau Alice dan aku bercakap-cakap seperti ini.

Alice menggelengkan kepalanya, berusaha tak membiarkanku membaca pikirannya.

“Apakah ini tentang gadis itu?” tuntutku. “Apakah ini tentang Bella?”

Ia menggertakkan giginya sambil berkonsentrasi, tapi ketika aku mengucapkan nama Bella, ia lengah. Ia lengah hanya sebentar, tidak sampai sedetik, tapi itu sudah cukup lama bagiku.

“TIDAK!” Aku berteriak. Aku mendengar bangkuku membentur lantai, dan setelah itu barulah aku sadar kalau aku terperosot ke lantai.

“Edward!” Carlisle menunduk juga, tangannya di pundakku. Aku hampir tak merasakan keberadaan Carlisle.

22Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 23: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

“Gambarannya semakin jelas.” Bisik Alice. “Setiap menit kau semakin memutuskan, ia semakin jelas. Hanya ada dua jalan yang tersisa untuknya Edward. Yang itu atau yang satunya.”

Aku dapat melihat apa yang Alice lihat.... tapi aku tak dapat menerimanya.

“Tidak,” Ucapku lagi; tak ada volume pada pembantahanku. Kakiku terasa hampa, dan aku harus menahan diriku di meja.

“Bisakah seseorang tolong menjelaskan pada kami apa yang terjadi?” Emmet mengeluh.

“Aku harus pergi.” Bisikku pada Alice, menghiraukan Emmet.

“Edward kita sudah membicarakannya.” Ucap Emmet lantang. “Itu cara terbaik untuk membuat gadis itu membocorkan rahasia kita. Lagipula, kalau kau tak ada, kita takkan tahu pasti apakah gadis itu bicara pada orang lain atau tidak. Kau harus tetap tinggal dan mengatasi hal ini.”

“Aku tak melihatmu pergi kemanapun, Edward.” Alice memberitahuku. “Aku tak tahu kalau kau dapat pergi lagi.” Pikirkan tentang itu, tambah Alice tenang. Pikirkan kalau kau pergi.

Aku mengerti maksud Alice. Iya, pikiran untuk tidak pernah melihat gadis itu lagi.... menyakitkan. Tapi itu juga

23Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 24: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

penting. Aku tak dapat mengizinkan masa depan yang tak layak kujatuhkan kepada gadis itu.

Aku juga tak benar-benar yakin akan Jasper, Edward. Alice melanjutkan. Kalau kau pergi, lalu kalau ia memikirkan gadis itu berbahaya bagi kita...

“Aku tak mendengarnya.” Aku menyangkalnya, masih dalam kondisi setengah sadar akan orang-orang di sekitar kami. Jasper sedang ragu-ragu. Dia takkan melakukan sesuatu yang menyakiti Alice.

Tidak saaat ini. Apa kau akan meresikokan nyawa gadis itu, dengan meninggalkannya tak terlindung?

“Kenapa kau melakukan ini padaku?” Aku mengerang. Kepalaku jatuh ke kedua tanganku.

Aku bukan pelindung Bella. Aku tak bisa menjadi pelindungnya. Bukankah penglihatan masa depan Alice yang terbagi-bagi sudah cukup membuktikannya?

Aku mencintainya juga. Atau aku akan mencintainya. Itu tidak sama, tapi aku ingin ia tetap ada disini karena itu.

“Mencintainya, juga?” Aku berbisik, tidak percaya.

Alice menghela napas. Kau sungguh buta, Edward. Tidakkah kau melihat ke arah mana kau pergi? Tidakkah kau lihat dimana kau sekarang? Itu lebih tak dapat dihindari daripada matahari terbit di timur. Lihat apa yang kulihat...

24Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 25: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Aku menggelengkan kepalaku, ketakutan. “Tidak.” Aku berusaha mengeluarkan dari kepalaku pandangan yang Alice tunjukkan padaku. “Aku tak harus mengikuti jalur itu. Aku akan pergi. Aku akan mengubah masa depan.”

“Kau bisa coba.” Ucapnya, suaranya penuh kecurigaan.

“Oh, Ayolah.” Emmet berteriak kesal.

“Perhatikan!” Rose mendesis padanya. “Alice melihat Edward jatuh cinta pada seorang manusia! Betapa berkelasnya Edward!” Ia membuat suara bualan.

Aku hampir tidak mendengarnya.

“Apa?” Emmet berkata, terkejut. Kemudian suara tawanya menggema ke seluruh ruangan. “Itukah yang sedang terjadi?” Ia tertawa lagi. “Akhir yang keras, Edward.”

Aku merasakan tangannya di pundakku, dan aku menggoyangkannya agar menyingkir dalam diam. Aku tak dapat menaruh perhatian kepadanya.

“Jatuh cinta pada manusia?” Esme mengulang dengan suara terkejut. “Kepada gadis yang ia selamatkan hari ini? Jatuh cinta kepadanya?”

“Apa yang kau lihat, Alice? Jelasnya.” Tuntut Jasper.

Alice menghadap Jasper; aku tetap memandangi bagian sisi muka Alice, mati rasa.

25Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 26: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

“Itu bergantung apakah Edward cukup kuat atau tidak. Antara ia membunuh gadis itu sendiri—“ ia berbalik bertemu pandanganku, marah. “—yang mana akan sangat menggangguku, Edward, tak membahas apa yang akan kau rasakan nanti setelah membunuhnya—“ Ia menghadap Jasper lagi, “atau ia akan menjadi bagian dari kita suatu hari nanti.”

Seseorang berbisik terkejut; aku tak melihat siapa.

“Itu takkan terjadi!” Teriakku, “Tak satupun!”

Alice sepertinya tak mendengar. “Itu semua bergantung!” ulangnya, “Ia mungkin akan cukup kuat untuk tidak membunuhnya—tapi akan nyaris gagal. Akan dibutuhkan pengontrolan diri dalam jumlah yang begitu menakjubkan.” Renung Alice. “Lebih daripada yang Carlisle punya. Ia mungkin cukup kuat... satu-satunya hal yang tak cukup kuat untuk dilakukannya adalah menjauh dari gadis itu.”

Aku tak dapat menemukan suaraku. Tak satupun yang sepertinya dapat bersuara juga. Ruangan itu hening.

Aku menatap Alice, dan semuanya menatap padaku. Aku dapat melihat wajah ngeriku dari 5 sudut pandang berbeda.

Setelah beberapa saat, Carlisle menghela napas.

“Baiklah, ini.... hal yang rumit.”

“Aku setuju.” Emmet menyetujui. Suaranya nyaris seperti tertawa. Percayakan Emmet untuk membuat lawakan di bagian kehancuran hidupku.

26Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 27: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

“Aku rasa rencana kita tetap seperti semula.” Ucap Carlisle penuh pemikiran, “Kita akan tinggal, dan mengawasi. Dan tentu saja tak seorangpun akan.... melukai gadis itu.”

Aku terpaku.

“Tidak.” Jasper berkata pelan. “Aku dapat menyetujuinya. Jika Alice hanya dapat melihat dua jalan—“

“Tidak!” Suaraku tak seperti teriakan atau geraman atau tangisan keputus-asaan, melainkan gabungan dari ketiganya. “tidak!”

Aku harus pergi, untuk menjauh dari suara-suara pikiran mereka—pikiran Rosalie yang merasa jijik, humor Emmet, kesabaran Carlisle yang tak henti-hentinya...

Yang lebih buruk: Kepercaya dirian Alice. Kepercayaan diri Jasper akan apa yang Alice begitu percaya.

Yang paling buruk dari semuanya: Esme yang merasa.... bahagia.

Aku menyelinap keluar ruangan. Esme menyentuh lenganku ketika aku lewat, tapi aku tak menyambut gerakan tangannya.

Aku sudah berlari sebelum aku keluar dari rumah. Aku menyebrangi sungai dengan satu lompatan dan berlomba menuju hutan. Hujan turun kembali, sangat deras sehingga aku sempat terguyur untuk beberapa saat. Aku suka lapisan

27Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 28: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

tebal yang dibuat oleh air—membentuk dinding antara aku dan sisa dunia. Seolah membiarkanku sendiri.

Aku berlari ke arah timur, menerobos melewati pegunungan tanpa mengubah rute lariku yang lurus, sampai aku dapat melihat cahaya Seattle di sisi lain. Aku berhenti sebelum aku menyentuh batas dari peradaban manusia.

Dikelilingi hujan, sendirian, aku akhirnya dapat membuat diriku sendiri melihat apa yang telah kulakukan—bagaimana aku telah merusak masa depan.

Pertama, penglihatan Alice akan dirinya dan gadis itu dengan lengan mereka melingkari satu sama lain—kepercayaan dan pertemanan mereka sangat nyata sampai-sampai sangat terlihat dari gambaran yang kulihat. Mata cokelat Bella yang besar tak terlihat bingung di gambaran itu, tapi masih penuh dengan misteri—untuk saat ini, matanya terlihat seperti misteri yang berbahagia. Ia tak menjauhkan diri dari lengan Alice yang dingin.

Apa maksudnya? Seberapa banyak yang ia tahu? Di saat dia masih hidup kelak di masa depan, apa yang ia pikirkan tentangku?

Dan gambaran yang lain, masih sama, hanya diwarnai dengan horror. Alice dan Bella, lengan mereka masih melingkari satu sama lain dan mempercayai pertemanan mereka. Tapi kali ini tak ada perbedaan di lengan mereka—keduanya putih, selembut batu pualam, sekeras baja. Mata

28Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 29: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

lebar Bella tidak lagi berwarna cokelat. Warna matanya mengejutkan, merah tua yang menyala. Misteri di balik kedua mata itu tak dapat dimengerti—penerimaan atau justru penolakan? Mustahil untuk diterka. Wajahnya begitu dingin dan abadi.

Aku gemetar. Aku tak dapat menahan pertanyan ku, mirip, tapi berbeda: Apa maksud ini semua—bagaimana ini bisa terjadi? Dan apa yang ia pikirkan tentangku sekarang?

Aku bisa jawab pertanyaan terakhir. Jika aku memaksanya untuk menjadi makhluk setengah hidup yang hampa karena kelemahan dan kegoisanku, tentu saja ia pasti membenciku.

Tapi ada satu lagi gambaran yang lebih menakutkan—lebih buruk dari semua gambaran yang pernah kusimpan di kepalaku.

Mataku sendiri, dalam berwarna merah karena darah manusia, mata monster. Tubuh Bella yang hancur di tanganku, putih pucat, kering, tak bernyawa. Gambaran itu terlihat begitu nyata, begitu jelas.

Aku tak tahan melihatnya. Aku tak sanggup. Aku berusaha menghilangkannya dari pikiranku, berusaha melihat sesuatu yang lain, apapun yang lain. Mencoba melihat lagi ekspresi di wajahnya yang hidup yang telah menghalangi pandanganku untuk bagian terakhir keberadaanku.

29Midnight Sun bab 4 : Visi

Page 30: Midnight Sun Indonesia Bab 4

Translated by http://heytiva.blogspot.com

Pandangan masa depan Alice yang suram mengisi kepalaku, dan aku menggeliat kesakitan di dalam karena akibat dari penderitaan yang mendalam yang ditimbulkannya. Sementara itu, monster dalam diriku diliputi kegembiraan, bersorak sorai senang akan kesuksesannya. Itu membuatku muak.

Ini tak dapat dibiarkan. Pasti ada cara untuk mengakali masa depan. Aku takkan membiarkan penglihatan Alice mengatur jalanku. Aku bisa memilih jalan lain. Selalu ada pilihan.

Pasti ada pilihan lain.

30Midnight Sun bab 4 : Visi