5
BAB III PEMBAHASAN Pasien ini dirawat di RSDK dengan keluhan utama perut membesar dan nyeri. ± 2 tahun SMRS pasien mengeluh perut yang membesar dan terasa nyeri, selain keluhan tersebut pasien juga mempunyai keluhan kepala yang dirasakan pusing. Riwayat penyakit dahulu didapatkan riwayat mudah lelah, riwayat gusi berdarah, riwayat mimisan, dan riwayat badan berwarna merah kehitaman. Dari keluhan belum dapat ditegakkan diagnosis sindroma mielodisplasia. Hal ini dikarenakan untuk dapat menegakkan diagnosis sindroma mielodisplasia diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Selain itu, pasien juga tidak memiliki riwayat kontak terhadap paparan zat kimia atau radiasi yang dapat memicu timbulnya sindroma mielodisplasia. 26

mielodisplasia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MDS, hematologi

Citation preview

Page 1: mielodisplasia

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien ini dirawat di RSDK dengan keluhan utama perut membesar dan

nyeri. ± 2 tahun SMRS pasien mengeluh perut yang membesar dan terasa nyeri,

selain keluhan tersebut pasien juga mempunyai keluhan kepala yang dirasakan

pusing. Riwayat penyakit dahulu didapatkan riwayat mudah lelah, riwayat gusi

berdarah, riwayat mimisan, dan riwayat badan berwarna merah kehitaman. Dari

keluhan belum dapat ditegakkan diagnosis sindroma mielodisplasia. Hal ini

dikarenakan untuk dapat menegakkan diagnosis sindroma mielodisplasia

diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Selain itu, pasien juga

tidak memiliki riwayat kontak terhadap paparan zat kimia atau radiasi yang dapat

memicu timbulnya sindroma mielodisplasia.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan abdomen yang cembung, area troube

pekak, lien yang teraba pada schuffner 3, dan terdapat nyeri tekan hipokondrium

sinistra. Pemeriksaan fisik ini menunjukkan adanya pembesaran lien. Pembesaran

lien atau splenomegali merupakan salah satu tanda dari sindroma mielodisplasia.

Dimana pada pasien sindroma mielodisplasia akan terjadi pembesaran organ

hematopoietik, dimana organ ini adalah lien.

Pada pemeriksaan hematologi didapatkan leucopenia, trombositopenia,

laju endap darah yang meningkat. Pada pemeriksaan hitung jenis sel darah

26

Page 2: mielodisplasia

didapatkan hasil bahwa pada eritrosit didapatkan anisositosis ringan, poikilositosis

ringan. Pada leukosit ditemukan seluruh stadium seri myelositik, eosinofilia, toxic

granulasi, dan limfosit atipycal. Sedangkan trombosit didapatkan jumlah yang

menurun dan didapatkan trombosit dengan bentuk besar. Pada pemeriksaan USG

abdomen didapatkan hasil bahwa pada pasien ini memiliki kesan splenomegali.

Dan pada pemeriksaan sumsum tulang didapatkan kesimpulan bahwa sumsum

tulang hiperseluler ringan dengan eritroid hiperplasi sedang dan blast 1%, terdapat

dysplasia 3 liniage (digranulopoiesis, diseritropoiesis, dismegakariopoiesis).

Sehingga dari semua pemeriksaan tersebut hasil-hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan mendukung diagnosis sindroma mielodisplasia. Namun pasien ini

belum dilakukan pemeriksaan kromosom 8 dan 7 q. Hal ini penting untuk

dilakukan karena pada pasien sindroma mielodisplasia dapat dijumpai monosomi

kromosom 7 q maupun trisomi kromosom 8.

27

Page 3: mielodisplasia

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Myelodisplastic Syndrome. c2010. No date [cited 2012 May 3].

Available from: http://www.medscape.com

2. Sedana Putra M, et all. Penyakit Mieloproliferatif. c2010. No date [cited

2012 May 3]. Available from: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/6(2).pdf

3. Casciato DA. Myeloproliferative Disorder. Manual Of Clinical Oncology.

5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p.496-513

4. Hoffbrand V, Mehta A. At a Glance Hematologi. Edisi 2. A

Alih bahasa : dr. Huriawati H. Editor : Amali Safitri. Penerbit Rrlangga :

2008

28