Migrasi Kemasan Plastik

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    1/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    A. PENDAHULAUAN

    Di era perdagangan bebas dewasa ini, industri pengemasan sebagai

    salah satu pilar penting industri pangan nasional harus siap untuk terjun di

    pasar global, tidak sekedar berorientasi dosmistik semata. Untuk itu

    kalangan industri harus dapat meningkatkan daya saing dengan

    senantiasa mempertahankan mutu kemasan yang dihasilkan. Pemerintah

    telah menetapkan standar khusus untuk kemasan produk pangan, yang

    bisa menjadi acuan bagi kalangan industri pengemasan dalam

    menjalankan aktifitasnya menyediakan pengemas produk pangan yangaman dan sehat.

    Proses pengemasan sebagai tahap akhir proses pengolahan

    merupakan salah satu tahap paling kritis, walaupun kemasan dapat

    menahan kontaminasi dari luar, namun produk pangan yang sudah

    terlanjur terkontaminasi sebelum dan selama proses pengemasan, tidak

    bisa dihilangkan tanpa adanya dekontaminasi; misalnya proses sterilisasi

    dan pasteurisasi. Disamping itu, zat-zat dalam bahan kemasan juga

    berpotensi mengontaminasi produk pangan yang ada didalamnya. Secara

    garis besar, interaksi produk pangan dengan kemasannya meliputi antara

    lain : (1). Migrasi komponen kemasan ke dalam pangan; (2). Permeabilitas

    gas dan uap air melaui kemasan; (3). Penyerapan uap organik dari

    pangan ke bahan kemasan; (4) Transfer interaktif akibat dari transmisi

    cahaya; dan (5). Flavor scalping(sorbtion) yaitu proses penyerapan rasa,

    aroma atau zat pewarna dari bahan pangan ke bahan kemasan. Interaksi

    ini terjadi karena adanya kontak langsung antara bahan kemasan dengan

    produk pangan yang adanya di dalamnya. Interaksi antara kemasan dan

    pangan yang dikemas ini menimbulkan kekhawatiran adanya

    kemungkinan pengaruh kesehatan dalam jangka panjang bagi seseorang

    yang mengkonsumensi zat-zat kimia tersebut (Anonim, 2006).

    Untuk menangkal dan mengendalikan adanya kontaminasi produk

    pangan dalam kemasan, sangat dibutuhkan adanya kebijakan yang

    mengatur bahan-bahan dan penggunaan kemasan, wadah, peralatan dan

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 1

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    2/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    sarana produksi lain yang berpotensi mengkontaminasi produk pangan.

    Selain bertujuan untuk perlindungan bagi kesehatan konsumen, juga

    bermaksudkan untuk meningkatkan daya saing industri pangan nasional

    karena produk yang dihasilkan menjadi sehat dan aman dari kontaminasi

    bahan-bahan berbahaya.

    Fenomena interaksi antara kemasan dengan bahan pangan

    merupakan hal penting, fenomena tersebut salah satunya adalah proses

    transfer atau migrasi senyawa-senyawa yang berasal dari kemasan ke

    dalam produk pangan khususnya kemasan yang berbahan dasar plastik,

    selain itu juga dapat terjadi pada kemasan yang berbahan dasar logam,

    kaca, keramik, karet dan kertas (BPOM, 2005).

    Pada kenyataannya, sewaktu-waktu makanan yang diletakkan

    dengan sengaja dan mengalami kontak dengan bahan atau material

    lainnya (senyawa-senyawa asing) yang bukan berasal dari bahan pangan

    tersebut mengalami proses migrasi senyawa kimia. Proses migrasi

    senyawa kimia kebanyakan terjadi selama proses produksi, pengolahan,

    pengangkutan, penyimpanan pemasakan dan ketika dikonsumsi. Proses

    migrasi terbagi atas 2 jenis : (1). Migrasi secara menyeluruh (global

    migration), dan (2). Migrasi secara spesifik / khusus (Spesific migration).

    Migrasi secara menyeluruh (global migration) terjadi dimana keseluruhan

    dari substansi/kompenen yang ada (komponen toksik dan komponen non

    toksik) pada bahan kemasan melalui fase kontak bermigrasi ke dalam

    makanan /produk pangan. Sedangkan migrasi secara spesifik /khusus

    yaitu terjadinya perpindahan komponen-komponen yang diketahui atau

    dianggap berpotensi membahayakan kesehatan manusia ke dalam bahan

    pangan (Anonim, 2006).

    Pada akhirnya, perlu dilakukan pengukuran atom tunggal atau

    molekulnya, selanjutnya dapat terdeteksi seberapa banyak migrasi yang

    terjadi dari salah satu atau untuk setiap makanan yang kontak dengan

    bahan kemasan. Dengan demikian tidak ada sama sekali bahan kimia

    yang bernilai nol, selama tidak ada bahan baku/ material yang secara utuh

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 2

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    3/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    tidak aktif, tapi pokok permasalahan perlu ditinjau yaitu jenis apa bahan

    kimia yang bermigrasi dan berapa banyak komponen yang bermigrasi

    tersebut.

    Migrasi senyawa-senyawa kimia dari bahan kemasan dapat

    memberikan dampak terhadap keamanan dan kualitas makanan. Hal

    tersebut diakui dalam kerangka petujuk atau arahan masyarakat eropa No

    89/109/EEC, 2 artikel, dimana pernyataan yang dikeluarkan diantaranya

    sebagai berikut : Bahan dan zat harus dibuat dengan penerapan good

    manufacturing practice (GMP) sehingga, dalam kondisi normal atau dapat

    diprediksi kondisi penggunaannya, bahan tersebut tidak memindahkan

    bahan penyusunnya kedalam bahan pangan dalam jumlah yang akan :

    membahayakan kesehatan manusia serta menyebabkan perubahan yang

    tidak dapat diterima pada komposisi bahan pangan atau perubahan

    karakter organoleptik (Castle, 2000).

    Prinsip yang sama juga diberlakukan di US (FDA) dan hukum jepang

    mengenai migrasi kimia ke dalam bahan pangan. Pada umumnya hukum

    lebih memperhatikan aspek pertama yaitu keamanan pangan dan

    kesehatan manusia, karena aspek keduanya yaitu kualitas makanan akan

    lebih diperhatikan oleh konsumen, konsumen dapat mendeteksi kualitas

    yang rendah dan akan memilih antara tidak membeli dan menerima bahan

    pangan yang tidak dapat diterima. Sehingga meskipun qualitas makanan

    merupakan faktor yang sangat penting bagi konsumen dan produsen

    makanan, peraturan mengenai migrasi kimia tidaklah banyak (Castle,

    2000).

    B. TUJUAN

    Tulisan ini bertujuan untuk memberikan suatu tinjauan pengemasan

    dan keamanan pangan dari aspek migrasi bahan kemasan ke dalam

    produk olahan pangan.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 3

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    4/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    C. KEMASAN PLASTIK

    Dengan perkembangan dunia ilmu dan teknologi pengemasan saat

    ini banyak digunakan plastik film untuk menunjang keperluan industri, baik

    dalam lembaran pembungkus, kanton, karung, botol dan sebagainya.

    Kelebihan plastik dari bahan-bahan kemasan yang lainnya diantaranya

    adalah : harganya relatif murah, dapat dibentuk berbagai rupa, warna dan

    bentuk relatif lebih di sukai konsumen, mengurangi biaya transportasi,

    sedangkan kelemahan plastik yang utama yaitu umumnya tidak tahan

    terhadap temperatur tinggi.Dulu plastik dibuat dari bahan dasar minyak, arang dan gas.

    Kemudian berkembang pesat sehingga memungkinkan bahan-bahan

    sintetis untuk menggantikan sumber alami dan memperoleh sifat-sifat

    plastik yang kita inginkan dengan cara kopolimer, laminasi dan ektruksi.

    Plastik yang sering digunakan dewasa ini adalah plastik yang tipis yang

    fleksibel (fleksibel film) termasuk bahan-bahan yang terbuat dari almunium

    foil, selulosa yang diregenerasi dan sekolompok polimer organik. Masing-

    masing dapat dibentuk dalam ukuran, komposisi kimia, struktur fisik dan

    sifat-sifat lain yang berbeda-beda.

    Plastik tipis yang bersifat fleksibel (flexible films) ini mempunyai

    perbedaan dalam ketahanan terhadap asam, basa, lemak dan minyak

    serta pelarut organik. Juga mempunyai sifat-sifat yang berbeda dalam

    daya tembusnya terhadap gas seperti nitrogen, oksigen, belerang dioksida

    dan uap air. Jenis-jenis plastik tipis fleksibel yang banyak digunakan untuk

    pengemasan bahan pangan adalah :

    Cellulosa acetat

    Polyethylene

    Polypropylene

    Polyamides (nilon)

    Polyester

    Polyvinyl chlorida

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 4

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    5/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Rubber hydrochlorida (pliofilm)

    Polyvinyl acetat Aluminium foil

    Gambar 1. Contoh penggunaan plastik sebagai pengemas sayuran.

    Gambar 2. Contoh kemasan plastik untuk makanan dan minuman

    Pembuatan plastik merupakan reaksi polimerisasi dimana unit-unit

    monomer bergabung bersama-sama membentuk polimer. Untuk

    mendapatkan plastik sesuai dengan yang diinginkan, kepada resin plastik

    ditambahkan berbagai bahan additive seperti penstabil (stabilizer),

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 5

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    6/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    pelunak (plasticizer), pengisi (filler), pengahalang pembakaran (flame

    retardant), pelincir (lubricant) dan pigment.

    Bahan additive ini pada umumnya bersifat racun yang dapat

    merupakan residu polimer diakhiri pembuatan plastik. Bila plastik

    digunakan untuk mengemas makanan, additive ini dapat bermigrasi ke

    makanan yang dikemas baik sewaktu proses pengemasan maupun

    penyimpanan sebelum dikonsumsi, sehingga dalam jumlah tertentu dapat

    membahayakan konsumen.

    1. Stabilizer

    Bahan-bahan plastik pada umumnya mengalami kerusakan

    (degradasi) selama proses dan pemakain. Kerusakan tersebut dapat

    disebabkan oleh panas, oksidasi udara dan pengaruh sinar ultra

    violet dari matahari. Dalam pencegahan kerusakan dan

    memperpanjang umur pemakaian barang-barang plastik, biasanya

    kedalam bahan plastik ditambahakan stabilizer. Stabilizer ini dapat

    berupa anti oksidan, penstabil panas dan penstabil ultra violet yang

    dalam penggunaannya dapat dipakai sendiri-sendiri atau bersama-

    sama.

    a. Anti Oksidan

    Anti oksidan yang ditambahkan kepada polimer berfungsi

    sebagai radikal sehingga menghambat reaksi degradasi polimer

    yang disebabkan oleh oksigen. Contoh anti oksidan adalah

    BHT (Butilated Hidroxy Toluena) dan BHA (Butylated Hidroxy

    Anilose)

    BHT berbentuk kristal jernih, tidak berbau, mempunyai titik

    leleh 69-70C dan berat jenis 0.899. Larut di dalam metanol,

    etanol, isopropanol, benzana dan toluena. Sedangkan BHA

    berbentuk kristal jernih, tidak berbau, mempunyai titik leleh 48-

    55C, larut dalam petroleum eter,alkohol, lemak dan minyak.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 6

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    7/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    b. Penstabil Panas

    Penstabil panas yang ditambahkan kepada polimer

    berfungsi untuk mencegah terjadinya pemecahan ikatan C-C-

    ataupun ikatan C-H- yang terjadi karena panas yang tinggi

    sehingga menghambat terjadinya degradasi. Contoh penstabil

    panas adalah Irganox 1010 yang berfungsi sebagai anti oksidan

    dan penstabil panas.

    Irganox 1010 sangat efektif untuk penstabilan yang mudah

    mengalami degradasi seperti plastik, serat sintetik, minyak dan

    lemak. Selain Irgonox 1010 sangat mudah bergabung dengan

    banyak zat, penggunaanya rendah, tidak berbau dan tidak

    berasa. Sifat fisik dari Irganox 1010 adalah berbentuk bubuk

    kristal putih agak kekuning-kuningan, mempunyai titik leleh 110-

    125C dan tetap stabil pada temperatur yang tinggi.

    Molekul simetri dari Irgonox 1010 ini mempunyai gugus

    fenol sebagai hambatan luar dimana memberikan keaktifan

    yang tinggi sebagai penstabil panas. Irgonox 1010 digunakan

    cukup luas untuk poliofelin, poliofinil chlorida, polistirena dan

    sebagainya.

    C. Penstabil UV

    Pancaran cahaya ultra violet matahari yang sampai

    dipermukaan tanah mempunyai panjang gelombang 100-

    140nm dengan energi sebesar 100-71 kcal dapat merusak

    ikatan kimia struktur polimer, sehingga mengalami degradasi.

    Fungsi penstabil ultra violet adalah menyerap cahaya ultra

    violet dan dirubah menjadi energi panas yang tidak

    berpengaruh sehingga plastik tahan digunakan pada medan

    terbuka. Contoh penstabil ultra violet antara lain :

    Cyasorb oktosi bensofenon yang merupakan turunan dari

    bensofenon. Sifatnya mudah bergabung dengan molekul

    polimer, penguapan rendah, menyerap ultra violet dengan

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 7

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    8/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    kuat dan efektif sebagai fotostabilisator untuk bermacam-

    macam jenis plastik. Sifat-sifat ini diharapkan tidak

    memberikan warna dalam keadaan minimum dan dalam

    keadaan maksimum tidak rusak bila dijemur atau dibiarkan

    dialam terbuka. Cyasorb ultra violet-532 merupakan senjawa

    iner dan tidak bereaksi dengan jenis additive lainnya didalam

    plastik, berbentuk krem pucat sampai bubuk putih dengan

    BM 326,21, titik leleh 48-49C, berat jenis 1,160 (pada 25C),

    stabil terhadap panas dan pada temperatur 300C tidak

    menunjukan dekomposisi.

    Tinuvin P, berbentuk kristal bubuk, berwarna kuning pucat

    tidak memberikan warna substrate pada konsentrasi yang

    biasa digunakan. Pada konsentrasi tersebut Tinuvin P.

    menyerap cahaya ultra violet hampir sempurna pada

    gelombang 290-380 nm; menguraikan cahaya mrnjadi panas

    yang diteruskan dapat diabaikan; dan merupakan derivat

    benzotrialzol, larut dalam pelarut organik tetapi sedikit larut

    dalam air, tidak terurai oleh asam dan basa pekat. Tinuvin P.

    merupakan penstabil panas dan penstabil cahaya yang baik

    dan telah dikembagkan secara khusus sebagai stabilizer

    untuk melindungi plastik dan bahan organik lainnya terhadap

    perubhan warna dan degradasi oleh cahaya ultra violet.

    2. Platicizer

    Platicizer adalah bahan yang bila ditambahkan ke dalam plastik

    yang akan menurunkan tenaga ikatan antar molekul mereduksi gaya

    Van der Waals serta menambah kekenyalan. Platicizer mempunyai

    titik didih yang tinggi, merupakan pelarut organik yang stabil

    terhadap bahan kimia dan panas, pada umumnya non volatil dan

    mempunyai berat molekul minimum 300. Contoh Platicizer antara

    lain senjawa: phthalato, sebacate, phospat dan stearat.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 8

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    9/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu

    perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,

    diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan

    lemas (fleksibel) maupun kaku. Sesudah Perang Dunia II, berbagai jenis

    kemasan plastik fleksibel muncul dengan pesat. Sebagai bahan

    pembungkus, plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal, komposit

    atau berupa lapisan multilapis dengan bahan lain, (apakah itu antara

    plastik dengan plastik yang beda jenis, plastik dengan kertas atau

    lainnya). Kombinasi tersebut dinamakan aminasi. Dengan demikian,

    kombinasi dari berbagai janis plastik dapat menghasilkan ratusan jenis

    kemasan.

    Plastik Multi Lapis

    Lebih dari 20 jenis plastik lemas yang dapat digunakan secara

    tunggal maupun sebagai bahan multi lapisan, yang lebih dikenal dengan

    laminasi. Dengan demikian lebih dari 100 kemungkinan kombinasi yang

    dapat dibuat menjadi kemasan lemas berlaminasi, yang mampu memiliki

    berbagai unggulan yang dituntut oleh persyaratan keperluan baik oleh

    produk sendiri, konsumen maupun produsen. Beberapa jenis plastik

    laminasi bersifat sangat kuat dan tahan panas dan tekanan tinggiyang

    biasa digunakan pada proses strilisasi. Jenis kemasan tersebut dikenal

    sebagai retortable pouch atau retort-pouch.

    Implikasi laminasi plastik sangat besar pengaruhnya terhadap daya

    simpan makanan. Contoh kertas aluminium yang mengalami atau

    mempunyai satu lubang jarum (pinhole) dengan garis tengah 0.0025 cm

    akan mampu menyalurkan oksigen 5x10-5cm3 per detik pada tekanan 1

    atm. Bila dilaminasi dengan LDPE (Low Density Poly Ethylene), laju

    pemindahan atau pemasukan oksigen kedalam kemasan pada suhu kama

    akan turun sampai 5x10-13

    cm3 setiap detik. Perbedaan yang sama

    ditemukan dengan pemindahan uap air pada RH kamar. Dalam

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 9

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    10/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    pengertian praktis hal ini berarti masa simpan yang dikemas meningkat

    100.000 kali.

    Penggunaan Plastik Mult i Lapis

    Dipasaran dijumpai banyak kemasan yang sebetulnya kurang cocok

    dengan jenis makanan yang dikemas. Setiap jenis makanan memiliki sifat

    yang perlu dilindungi yang harus dapat ditanggulangi oleh jenis plastik

    tertentu. Kesalahan material kemasan dapat mengakibatkan kerusakan

    bahan makanan yang dikemas. Berikut beberapa contoh penggunaankemasan plastik multi lapis :

    Roti tawar, memerlukan perlindungan terhadap kelembaban, sehingga

    kemasan yang memiliki barier terhadap uap seperti LDPE cukup baik.

    Susu, sama dengan roti namun perlu adanya persyaratan yang lebih

    ketat sehingga perlu penggunaan PE yang high density.

    Keju dan keripik kentang, memerlukan kemasan yang memiliki barier

    terhadap oksigen dan uap air serta tahan lemak. Kemasan yang tepatadalah PVDC (polyvinyllidene chloride) yang dilapisi selofan atau di

    laminasi aluminium atau PVDC-glassin.

    Daging segar, kesegaran warna dan juice dari daging harus dilindungi

    oleh jenis kemasan yang tepat yaitu kemasan yang tinggi daya

    transmisi oksigen dan tinggi tingkat pencegahan hilangnya kadar air

    yaitu plasticized PVC. Sebaliknya untuk daging olahan, membutuhkan

    kemasan yang memiliki sifat-sifat barier yang baik terhadap oksigen

    ditambah tinggi dayanya menjaga uap air. Kemasan yang tepat adalah

    plastik PVDC.

    Beberapa plastik sebagai bahan kemasan yang baik adalah

    Metalized polyethyelen terepthalate (PET) untuk keripik kentang, kemasan

    untuk retort-pouch yang disterilkan dengan uap air adalah PET, aluminium

    foil dan polyolefin serta ethylene high vynil alcohol copolymer yang pada

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 10

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    11/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    bagian luar dan dalam dilapisi dengan lapisan PE agar bagus bariernya

    terhadap gas.

    D. MIGRASI ADDITIVE PLASTIK

    Selama proses pengemasan dan penyimpanan makanan,

    kemungkinan terjadi migrasi (pemindahan) bahan plastik pengemas dari

    bungkus ke makanan yang dikemas sehingga formulasi plastik akan terus

    berkembang. Bahan yang berpindah dapat berupa residu polimer

    (monomer), katalis maupun aditive lain seperti filler, stabilizer, plasticizerdan flalameretardant serta pewarna. Aditive ini pada umumnya bersifat

    racun, terikat secara kimia atau fisika pada polimer dalam bentuk asli atau

    modifikasi.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi adalah :

    1. Luas permukaan yang berkontak,

    2. Kecepatan migrasi,

    3. Jenis bahan plastik,

    4. Temperatur dan waktu kontak.

    1. Luas permukaan yang berkontak

    Tingkat kontak bahan pengemas dengan bahan pangan sangat

    penting. Contohnya katup kecil yang digunakan dalam mesin pengolah

    pangan yang besar akan kurang penting dibandingkan dengan film yang

    digunakan dalam jumlah besar untuk mengemas makanan retail. Hal yang

    sama ditemui pada sebuah sarung tangan atau conveyor yang digunakandalam waktu singkat untuk menangani berton-ton makanan dalam pabrik

    memiliki kemungkinan migrasi bahan kimia yang lebih rendah dibanding

    dengan kaleng berpernish atau botol plastik yang akan kontak dengan

    isinya selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Kemampuan

    bahan pengemas harus jelas.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 11

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    12/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai bahan yang

    bersentuhan dengan makanan antara lain :

    1. Kertas dan karton

    2. Plastik

    3. Vernish dan pelapis (pada logam)

    4. Kaca

    5. Keramik

    6. Logam dan alloy (tanpa pelapisan)

    7. Elastomer dan karet

    8. Regenerated sellulosa

    9. Lilin parafindan lilin micro crystaline

    10. Kayu, termasuk kulit kayu

    11. Produk tekstil

    Migrasi dari Bahan Kemasan Kertas dan Karton

    Struktur dasar bubur kertas (pulp) dan kertas adalah felted mat dari

    serat selulosa. Komponen lain meliputi hemiselulosa (15-90 unit glukosa

    berulang), lignin (unit fenil propan terpolimerisasi kompleks, berada

    sebagai lem yang melengketkan seratserat), bahan bahan terekstrak

    (lemak, lilin, alkohol, fenol, asam aromatis, minyak esensial, oleoresin,

    stereol, alkaloid dan pigmen), mineral dan isi lainnya. Dalam proses

    pembuatan kertas, terkadang digunakan senyawaan klor sebagai bahan

    pemutih. Selain itu, kemasan dari kertas dan karton seringkali diberi aditif

    seperti adhesive, alumunium, pewarna atau bahan pelapis yang dapat

    mengandung bahan berbahaya (BPOM, 2005).

    Belum banyak studi yang dilakukan, namun beberapa studi

    menyatakan bahwa migrasi dari kemasan dan karton dapat terjadi.

    Sebagian besar migrant yang terdeteksi berasal dari tinta printer atau

    adhesive yang digunakan dalam pembuatan bahan kemasan.

    Pengecualian untuk Diisopropylnaphthalenes (DIPNs) karena walau

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 12

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    13/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan tinta cetak, juga digunakan

    secara luas dalam kertas kopi non-karbon dan kertas termal.

    Risiko kontaminasi makanan dari tinta cetak dalam kemasan

    berhubungan dengan hanya terjadi kontak tidak langsung dua

    mekanisme : Perpindahan melalui bahan kemasan dan fenomena set-off.

    Fenomena set-off berarti komponen tinta cetak berpindah dari permukaan

    yang dicetak ke permukaan yang tidak dicetak melalui kontak langsung

    selama pembuatan bahan, penyimpanan atau penggunaan. Fenomena

    tersebut umumnya melibatkan bahan lain selain pewarna, dan karena itu

    tidak dapat terlihat. Penggunaan bahan daur ulang seperti serat dari

    kertas daur ulang dapat mengakibatkan adanya kontak langsung antara

    komponen tinta dan makanan, setidaknya jalur paparan menjadi lebih

    pendek.

    Berdasarkan faktor penyebab migrasi yaitu luas permukaan

    kemasan dan jenis kemasan maka dilakukan penelitian untuk pengujian

    migrasi dari permukaan lapisan kemasan makanan yang menggunakan

    paperboard yang didaur ulang terhadap pengganti makanan berlemak

    (Miguel et al., 1997). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan

    penggunaan paperboard yang didaur ulang sebagai lapisan permukaan

    pada kemasan makanan yang berkontak langsung dengan makanan.

    Dilakukan pengujian secara menyeluruh seberapa besar kelayakan

    migrasi kedalam makanan simulant berlemak dan ekstrak residu yang

    berupa n-heptane. Pengujian ini berpatokan pada aturan/syarat dari EU

    (European Union) tentang kemasan plastik, dan juga berdasarkan apa

    yang dikeluarkan oleh FDA tentang ekstraktif paper dan paperboard yang

    digunakan untuk kemasan dan berkontak dengan makanan. Keseluruhan

    test yang dilakukan menggunakan minyak zaitun sebagai contoh makanan

    simulant berlemak yang diadopsi dari CEN (European Committee for

    Standardization) sebagai bahan uji untuk material plastik. Metode yang

    digunakan untuk mengetahui jumlah penyerapan minyak zaitun oleh

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 13

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    14/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    paperboard selama dilakukan pengujian. Metode tersebut adalah metode

    gravimetri dan metode modifikasi dari Gas Chromatography CEN.

    Hasil yang diperoleh adalah material kemasan yang diekstrak

    dengan menggunakan larutan dengan tingkat polaritas yang berbeda

    untuk menguji/mengidentifikasi awal potentsial komponen migrasi dalam

    paperboard secara menyeluruh lebih rendah dari level migrasi EU dan

    level ektaktif FDA. Jumlah maksimum material paperboard yang diijinkan

    oleh FDA adalah 0.5 mg/in2lebih rendah dari yang diizinkan oleh EU yaitu

    10 mg/dm2. sementara hasil penelitian yang diperoleh adalah berkisar

    antara 0.1 2.3 mg/dm2pada berbagai perlakuan. Komponen major yang

    berkontribusi pada migrasi terhadap makanan yang dikemas dengan

    plastik adalah hidrocarbon, asam organik, polyol dan ester.

    2. Jenis bahan plastik

    Berbagai macam dan jumlah bahan kimia diperlukan untuk

    membentuk bahan kemasan mempunyai sifat-sifat tertentu, dan memiliki

    berbagai macam fungsi. Bahan yang digunakan untuk membuat plastik

    dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    1. Monomer dan bahan pemulai

    2. Katalis

    3. Pelarut dan media suspensi

    4. Bahan tambahan

    Antioksidan

    Antistatik

    Antidogging

    Slip additives

    Plasticisers

    Heat stabilisers

    Nucleating agent

    Dyes & pigments

    (Castle, 2000)

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 14

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    15/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Migrasi bahan kimia merupakan proses difusi dengan hukum kinetik

    dan kontrol thermodynamic dan dapat dijelaskan menggunakan

    matematika diffusi dari turunan Hukum Fick. Migrasi ini dapat disebutkan

    sebagai fungsi dari waktu, suhu, ketebalan bahan, jumlah bahan yang

    dapat bermigrasi, koefisien partisi dan distribusi. Migrasi kimia ini

    termasuk proses diffusi molekuler yang mengikuti hukum normal fisika.

    Ada beberapa faktor migrasi kimia yaitu jenis dan konsentrasi bahan kimia

    yang ada dalam bahan pengemas. Faktor lainnya yang penting adalah

    sifat makanan itu sendiri saat bersentuhan dengan bahan pengemas, sifat

    intrinsik dan bahan pengemas juga termasuk faktor yang penting. Bila

    bahan tersebut berinteraksi dengan kuat pada makanan, migrasi dapat

    terjadi lewat proses leaching. Sebaliknya bahan inert dengan kecepatan

    difusi yang rendah memiliki nilai migrasi yang rendah pula. Sangat penting

    untuk mengerti faktor yang mengendalikan migrasi kimia, karena dengan

    mengerti faktor ini, dapat dilakukan pencegahan atau pembatasan migrasi

    ke dalam makanan yang tidak diinginkan (Castle, 2000).

    Bahan kemasan dapat mengandung berbagai macam bahan kimia

    yang dapat bermigrasi ke bahan pangan yang dikemas. Bahan tersebut

    dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 1). Bahan penyusun pengemasan

    diketahui dan 2). Sifat bahan seperti isomer, kotoran, hasil reaksi dan hasil

    penguraian diketahui maupun tidak. SML (Specific Migration Limit)

    Beberapa Migrant Pada Polimer dapat dillihat pada Tabel 1.

    Semua bahan yang berkaitan dengan produksi, transportasi,penjualan dan konsumen bahan pangan perlu diperhatikan bahaya

    migrasi kimianya. Tiap bahan perlu dipastikan bahwa bahan kemasan

    benar apa adanya seperti yang tercantum untuk penggunaan yang

    diinginkan, sehingga migrasi kimia yang berlebihan tidak akan terjadi.

    Perhatian harus termasuk :

    1. Proses utama bahan mentah termasuk pembuatan plastik dan kertas

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 15

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    16/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    2. Produsen yang mengubah bahan mentah menjadi kemasan untuk

    bahan pangan

    3. Vendor bahan seperti retailer bahan, perusahaan supply

    4. Pengguna bahan- pengguna yang mengemas bahan makanan

    5. Retailer makanan

    6. Pemerintah

    7. Konsumenberhubungan dengan penggunaan yang benar makanan

    yang telah dikemas, dan bahan kemasan yang digunakan di rumah

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 16

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    17/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Tabel 1. SML (Specific Migration Limit) Beberapa Migrant Pada Polimer

    Polymer Senyawa

    migrant

    SML

    (SpecificMigration

    Limit)(mg/kg)

    Kondisi SM SM (mg/dm2)

    Irganox 1076 6 Minyak zaitun 100oC 2.17 0.15

    Irgafos 168 - Minyak bungamatahari 100

    oC

    1.35 0.065

    LDPE

    Dipheniylbutadiene

    - Minyak zaitun 20oC 0.0504 0.0054

    Irganox 1076 6 Minyak bungamatahari 40

    oC

    0.437 0.033

    Irgafos 168 - Minyak bunga

    matahari 40

    o

    C

    0.159 0.018

    Chimassorb 81 6 Minyak zaitun 70oC 0.575 0.014

    HDPE

    Uvitex OB 0.6 Minyak zaitun 70oC 0.122 0.003

    Irganox 1076 6 Minyak zaitun 100oC 0.831 0.061

    Irgafos 168 - Minyak bungamatahari 100

    oC

    0.825 0.008

    Chimassorb 81 6 Minyak zaitun 70oC 0.650 0.022

    Uvitex OB 0.6 Minyak zaitun 70oC 0.138 0.003

    Erucamide - Minyak zaitun 70oC 0.718 0.043

    PP

    Trimethlolpropane 6 Air 70oC 0.0303 0.0017

    Irganox 1076 6 Minyak bungamatahari 70

    oC

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    18/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    kembali sebagai kemasan makanan, kemungkinan bahan aditif dan residu

    kimia dalam plastic akan berpindah ke makanan. Bisphenol-A (4,4-

    isopropylidene diphenol, No register 80-05-7, umumnya dikenal dengan

    BPA) merupakan reaktan utama pada pembuatann PC. BPA merupakan

    potensial pengganggu pada endocrine yang diketahui positif melalui

    getest in vitro pada estrogen (Krishnan et al., 1993). Berdasarkan hasil

    penelitian dilaporkan bahwa residu BPA pada peralatan dapur mencapai

    level hingga 58 g/g, migrasi nyata terlihat pada penggunaan kembali,

    dimana residu akan melebihi ketika terjadi penambahan BPA kemudian

    dibentuk melalui hidrolisis polimer dan dipanaskan kembali dengan

    makanan cair.

    Metode analisa digunakan untuk mengukur residu BPA dalam

    barang-barang yang terbuat dari plastik yang dipakai pada makanan, hal

    ini diperlukan untuk mengevaluasi BPA dari penggunaan kembali barang

    plastik. Laporan penelitian yang menggunakan HPLC menyatakan bahwa

    pengukuran BPA pada dalam resin epoxy dan migrasi diglycidyl eter BPA

    dari film makanan stimulant cair. Selanjutnya metode yang digunakan

    untuk menentukan kadar BPA yang sesuai. Selanjutnya dilakukan

    investigasi untuk mengetahui residu BPA dalam PC yang bermigrasi ke air

    dan larutan makanan. Residu BPA dalam PC bahan rumah tangga seperti

    botol bayi dapat diukur dengan menghancurkan polimer dalam metilen

    klorid dan dipercepat dengan menambahkan methanol. Residu BPA

    dalam metilen klorida/ larutan methanol diukur dengan HPLC setelah

    filtrasi. BPA diidentifikasi dengan membandingkan volume kromatografi

    cair dengan nilai standar BPA. Migrasi BPA dapat diperkirakan dengan

    menempatkan polimer yang berkontak langsung dengan air dan simulant

    makanan pada waktu dan temperatur yang dikondisikan sesuai uji yang

    dilakukan. Botol PC yang telah diisi dengan air atau simulant atau bagian

    dari plastik yang di isi dengan air atau simulant yang diisi dalam botol kecil

    yang disegel dan dipertahankan agar kondisinya kontant selama durasi

    waktu eksperiment migrasi. Selanjutnya makanan cair simulant atu

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 18

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    19/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    makanan kemudian dengan HPLC dan hasil analisis dikonfirm dengan

    GS-MS.

    Hasill pengukuran menunjukkan bahwa BPA dalam botol bayi PC

    dan cup berada pada level 7-58 g/g. Range level residu yang luas

    diperkirakan berasal dari bahan ke bahan pada saat proses atau dalam

    penyimpanan seperti halanya sumber bahan mentah. Test migrasi pada

    plastik yang diarahkan ke air, ethanol/campuran air dan Miglyol (simulant

    minyak makanan) dalam kemasan botol kecil yang disegel pada suhu

    yang kontant yaitu 65oC, selama 10 hari. BPA dalam makanan simulant

    berada pada range 13368% yang siap untuk bermigrasi dari polimer.

    Metode GC-MS dipakai untuk menganalisis penyimpanan air dalam

    kemasan PC isi ulang untuk 5-gal air mineral. Jumlah BPA yang

    ditemukan dalam air berkisar dari ND sampai 5 ppb.

    Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Goulas et all pada

    tahun 2000 mengenai migrasi senyawa plastizer di- (2-ethylhexylexyl)

    adipat dari film atau plastik makanan polyvinyl chloride ke dalam keju

    keras dan keju lunak, diketahui bahwa plastik atau film makanan Polyvinyl

    chloride (PVC) mengandung 28,3% plastizer di-(2-ethylhexylexyl) adipat

    (DEHA) yang telah digunakan untuk melapisi 3 jenis keju yang berbeda

    (Kefalotyri, Edam dan Feta). Sampel dibagi menjadi 2 kelompok dan

    disimpan pada suhu 5 0,5oC. Kelompok pertama dianalisa untuk

    kandungan DEHA pada interval/ jarak antara 1 dan 240 jam dari kontak

    (secara kinetik) dan kelompok ke-2 dipotong menjadi lembaran-lembaran

    /slice(dengan ketebalan 1,2 mm) setelah 240 jam kontak keju / PVC dan

    dianalisa untuk kandungan DEHA (secara penitrasi). Kandungan DEHA

    ditentukan melalui metode gas kromatograpi tidak langsung. Secara

    statistikal berbeda nyata dalam hal migrasi senyawa DEHA yang telah

    diobservasi antara tipe keju. Migrasi DEHA tergantung pada lamanya

    kontak, kadar lemak, kadar kelembaban dan kepadatan dari sampel keju.

    Kondisi seimbang (equilibrium) akan dicapai setelah diperkirakan 100 jam

    dari kontak untuk jenis keju Edam dan 150 jam untuk jenis keju Kefalotyri.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 19

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    20/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Kondisi seimbang (equilibrium) tidak dicapai pada jenis keju Feta, bahkan

    setelah 240 jam kontak. Setelah 240 jam kontak dibawah kondisi

    refrigerasi, migrasi dari senyawa DEHA diperkirakan 345,4 mg/kg (18,9

    mg/dm2) untuk keju jenis Kefalotyri, 222,5 mg/kg (12,2 mg/dm

    2) untuk

    keju jenis Edam, dan 133,9 mg/kg (7,3 mg/dm2) untuk keju jenis Feta.

    Hilangnya senyawa DEHA yang berasal dari Film / Plastik PVC ke dalam

    tiga jenis keju berturut-turut adalah 37,8%, 24,3% dan 14,6%. Nilai

    tersebut, pengecualian pada keju jenis Feta, akan lebih tinggi

    dibandingkan limit teratas/tertinggi untuk migrasi secara

    menyeluruh/global dari bahan baku plastik kemasan ke dalam makanan

    rangsangan diset oleh ikatan orang-orang Eropa (European Union/EU) (10

    mg/dm2 atau 60 mg/dm

    2. Setelah 240 jam kontak keju/Plastik atau film,

    Senyawa DEHA telah dideteksi untuk bagian pertama pada tiga

    lembar/lapis atas dari permukaan keju (3,6 mm total

    kedalaman/ketebalan) jenis Edam, dan bagian pertama lembaran ke dua

    (2,4 mm total kedalaman/ketebalan) pada jenis keju Kefalotyri dan Feta.

    Senyawa DEHA tidak terdektesi pada lapisan-lapisan yang berurutan.

    Efek atau pengaruh pada keju kulit buah terhadap migrasi senyawa DEHA

    telah dipelajari/ diteliti juga pada keju jenis Edam dan Kefalotyri. Migrasi

    senyawa DEHA setelah 240 jam ke dalam 1mm pertama bagian atas

    permukaan keju jenis Kefalotyri adalah 24,4 mg/kg, sedangkan senyawa

    DEHA tidak dideteksi pada keju jenis EDAM (Goulas et all,2000).

    3. Temperatur dan Lama Kontak

    Temperatur Kontak

    Migrasi bahan kimia dipercepat dengan panas, sehingga migrasi

    akan lebih tinggi bila suhu ditingkatkan. Bahan yang berbeda harusnya

    digunakan dalam kondisi yang berbeda. Antara lain pada suhu beku; suhu

    kulkas; suhu ruang; pendidihan; sterilisasi; microwave dan pemanggangan.

    Bahan yang cocok untuk satu kondisi, mungkin tidak cocok untuk bahan

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 20

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    21/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    lainnya dan sering kali menjadi jebakan bagi pengguna. Bahan yang

    diperuntukan cocok untuk makanan disebut dengan food grade hanya

    cocok untuk kondisi tertentu harus dijelaskan oleh penjual dan harus

    dimengerti oleh pengguna (Castle, 2000).

    Berbeda dengan kemasan metal dan gelas, pada kemasan plastik

    dalam suhu kamar, sesnyawa dengan berat molekul kecil masuk ke dalam

    makanan secara bebas baik yang berasal dari aditif maupun dari

    plasticizer. Tergantung dari jenis plastik yang digunakan, migrasi zat-zat

    plastik, monomer maupun zat-zat pembantu polimerisasi , dalam kadar

    tertentu dapat larut ke dalam makanan padat atau cair berminyak (non

    polar) maupun cairan tak berminyak (polar). Semakin panas bahan

    makanan yang dikemas, semakin tinggi peluang terjadinya migrasi zat-zat

    plastik ke dalam makanan. Meskipun polimer karena besarnya molekul

    jarang mengalami migrasi, beberapa oligopolimer dengan berat molekul

    kurang dari 500 dapat mengalami migrasi ke dalam makanan (McGuiness

    1985 dalam Winarno 1997).

    Semakin tinggi suhu makanan semakin banyak zat plastik yang

    mengalami migrasi masuk bercampur dengan makanan, sehingga setiap

    ketika mengkonsumsi makanan secara tidak sadar mengkonsumsi juga

    zat-zat yang termigrasi tersebut. Semakin lama disimpan semakin batas

    maksimum terlampaui dengan demikian keterangan ambang batas waktu

    kadarluarsa bagi produk yang dikemas plastik perlu dicantumkan (Castle,

    2000).

    Lama Kontak

    Bahan yang cocok untuk penggunaan dalam waktu singkat mungkin

    tidak cocok untuk penggunaan dalam waktu yang lebih lama. Contoh lama

    kontak dengan makanan :

    Detik (contoh, dalam penanganan makanan)

    Menit (contoh, take-away)

    Jam (contoh, roti segar, sandwich)

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 21

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    22/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Hari (contoh, susu segar, daging, buah, sayur)

    Minggu (contoh, butter, cheese) Bulan dan tahun (contoh, makanan beku, makanan kaleng, dan

    minuman)

    Migrasi dapat meningkat apabila meningkatnya waktu kontak;

    meningkatnya suhu kontak; jumlah additif yang lebih banyak dalam bahan

    kemasan; tingkat kontak; dan tingkat agresifitas makanan. Migrasi juga

    dapat berkurang apabila : additif pada bahan kemasan memiliki berat

    molekul yang besar; hanya terjadi kontak tidak langsung; bahan kemasan

    yang memiliki laju difusi rendah (innert); adanya barrieryang inert (Castle,

    2000)

    Studi migrasi tentang coextruded material kemasan makanan

    dengan menggunakan simulat makanan berlemak : Iso-octane dan

    Ethanol. Menurut Rojas et al., (2001) bahwa migrasi global merupakan

    keseluruhan unsur yang ada dalam migarsi plastik ke dalam makanan

    atau makanan simulant. Migrasi global terukur secara normal pada berat

    kemasan sebelum dan sesudah kontak. Regulasi migrasi dengan

    menggunakan makanan simulant didasarkan pada standar yang

    dikeluarkan oleh FDA dan EU. Makanan simulant yang umum digunakan

    adalah jagung, minyak zaitun, HB307, Miglyol 812TM. Pengukuran migrasi

    dari plastik ke bahan makanan berlemak dan konvensional simulant

    lainnya merupakan suatu hal yang agak rumit, biasanya metode yang

    digunakan dan dapat diterima adalah tehnik radiotracer. Namun sekarang

    study tentang migrasi dapat dilakukan dengan menggunakan larutan

    organik sederhana dimana interaksi dengan plastik sama dengan

    pelepasan lemak makanan, namun analisa ini dengan mudah dapat

    dilakukan. Cairan organik volatil cahaya yang biasanya digunakan adalah

    n-alkenes, did-n-alkyl ether, isooctane, ethanol. Tujuan dari penelitian ini

    adalah untuk mengukur nigrasi global dalam 6 kemasan makanan flexible

    coekstruded komersial dengan menggunakan simulant makanan

    berlemak sebagai alternatif.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 22

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    23/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Dalam penelitian ini terdapat 3 kelompok film dimana grup A dan AL

    adalah polypropilene 40 dengan laminasi dari bahan yang sama dengan

    ukuran 30, grup 2 adalah C1 dan C2, terdiri dari poliproppilene dengan

    polimer yang sama, ketebalan 18 dan 25. Grup 3 adalah merupakan 2

    coektruided kemasan film dari poliyolefin D1 = 76 dan D2 105.

    Makanan simulan berlemak adalah ektra virgin minyak zaitun.

    Hasil yang diperoleh adalah jumlah migrasi global untuk ketiga grup

    yang dicobakan berada pada kisaran 4.35 7.7 mg/g per dm2, yang

    masih dapat diterima oleh level regulasi internasional. Hasil analisis GM-

    MS diperoleh data senyawa yang terdapat pada setiap grup yang diuji,

    analisis dilakukan selama 10 hari pada suhu 40oC (Tabel 2).

    Tabel 2. Senyawa utama yang terdeteksi pada GS-MS

    Simulant Material Senyawa

    A Bis(2-ethylhexyl) phthalate

    C1 Bis(2-ethylhexyl) phthalateAlkohol

    D1 Butyl octal phthalate, bus (2-ethylhexyl) phthalate

    A 2,2,4 trimethyl hexane, 2,2,7 dan 2,2,8 trimethyldecane

    C1 2,2,7 dan 2,2,8 trimethyldecane, 2,5 dimethylpentane,2,,2,5, trymethyl hexane, 3-ethyl-2 methyl hexaneIsooctane

    D1 Methyl cyclohexane 2,4 dan 2,5 diethyl hexane, 2,2,9trimethyl decade

    4. Kecepatan Migrasi

    Perpindahan dan pergerakan molekul-molekul kecil dari kemasan

    plastik berlangsung secara difusi melalui proses sorpsi. Pergerakan kinetik

    dari molekul-molekul kecil seperti halnya monomer sangat tergantung

    pada keadaan dan konsentrasi zat-zat yang termigrasi serta sifat

    plastiknya sendiri, yaitu apakah plastik transparan (glassy) atau opaque

    (rubbery). Proses sorpsi dan pergerakan molekul-molekul kecil dalam

    polimer yang glassy lebih rumit mekanismenya.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 23

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    24/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    E. MIGRASI DAN PENYIMPANGAN ORGANOLEPTIK

    Menurut Winarno (1997), berbagai kemasan plastik memiliki

    keunggulan dan kelemahan, khususnya daya permeabilitas (barrier)

    terhadap jenis gas dan uap air sehingga memungkinkan terjadinya

    perpindahan molekul-molekul gas baik dari luar plastik (udara) maupun

    sebaliknya dari makanan ke luar melalui lapisan plastik. Adanya

    perpindahan senyawa-senyawa tersebut dapat menimbulkan berbagai

    bentuk penyimpangan organoleptik. Contohnya pada jenis minuman

    karbonasi (carbonated beverage) lepasnya karbon dioksida dari dalamminuman ke dalam dinding kemasan plastik dan akhirnya ke luar udara

    akan menurunkan cita rasa. Dosis radiasi terhadap berbagai macam

    bahan pengemas berpengaruh terhadap migrasi kemasan dilihat dari

    sensorinya (Tabel 3) (Stoffers et all, 2004b).

    Tabel 3. Pengaruh Radiasi Terhadap Migrasi Kemasan Dilihat Dari

    Sensorinya

    Polymer DosisRadiasi

    Deskripsi bau Intensitas

    tanpa radiasi bau PE yang lemah, bau kotor, bau debu 2.0

    29kGy bau PE kuat, seperti lilin, bau kotor, bauterbakar, tajam, bau kimia

    3.5

    LDPE

    54kGy bau PE yang kuat, bau terbakar dan tajam 3.0

    tanpa radiasi bau terbakar, bau plastik yang kuat 3.0

    29kGy bau terbakar, bau plastik yang kuat, sepertibau lilin, seperti bau kimia

    3.0

    PS

    54kGy bau plastik yang kuat, bau terbakar, baumenyengat

    2.5

    tanpa radiasi bau plastik lemah, bau asap 1.5

    29kGy bau keju-manis kuat 3.0

    PA 6

    54kGy bau plastik yang kuat, bau keju manis kuat 3.5

    tanpa radiasi agak bau manis plastik yang cukup 2.0

    29kGy bau plastik kuat, bau keju-manis, agak bauterbakar

    3.0

    PA 12

    54kGy bau pestik yang sangat kuat, bau keju manis,bau terbakar

    3.5

    Sumber : Stoffers et all, 2004b

    Pada minuman beralkohol seperti halnya bir, masuknya molekul-

    molekul oksigen udara kedalam makanan melalui dinding kemasan plastik

    dapat menyebabkan kerusakan dan penyimpangan rasa. Demikian halnya

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 24

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    25/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    dengan lepasnya alkohol serta senyawa tertentu dapat menimbulkan

    masalah. Pemasukan oksigen melalui kemasan plastik ke dalam makanan

    di batasi 2 bpj (ppm) untuk bir, 20 bpj untuk sari jeruk, 40 bpj untuk cola.

    Sedangkan pemasukan uap air tidak boleh lebih dari 1 %, kehilangan CO2

    maksimum 15% untuk minuman segar (beverage), kehilangan alkohol 1%.

    Sedangkan migrasi total dari bahan yang tidak berbahaya 30 bpj dan nol

    untuk bahan beracun selama kurun waktu penyimpanan komersial.

    Dalam pengemasan polyethylene, aroma bawang putih, vanili dan

    anggur akan hilang setelah 2 minggu dikemas. Berbagai minyak nabati

    terserap ke dalam plastik PVC pada suhu 30oC penyimpanan 60 hari yaitu

    10 mg minyak jagung, 12 mg minyak kedelei terdifusi ke dalam matriks

    PVC. Botol akrilonitril menyerap air hingga 4% (Winarno 1997).

    F. MIGRASI DAN BAHAYA KERACUNAN

    Masalah yang kemudian timbul adalah adanya dua bahan plastik

    utama yaitu polyvinyl klorida dan copolimer akrilonitril tinggi memiliki

    monomer-monomer yang cukup beracun dan malahan diduga keras

    sebagai senyawa karsinogenik (penyebab kanker). Beberapa monomer

    yang dicurigai berbahaya adalah vynil klorida, akrilonitril, betacrylonitril,

    vinylidene klorida serta styrene.

    Residu vynil klorida termigrasi dengan laju migrasi cukup bervariasi

    tergantung kepada lingkungannya. Pada konsentrasi residu vynil klorida

    awal 0.35 bpj akan termigrasi sekitar 0.020 bpj selama 106 hari kontak

    pada suhu 25oC. Monomer akrilonitril terlepas keluar plastik menuju

    makanan atau minuman secara total setelah 180 hari kontak pada suhu

    49oC (Saccharow 1979 dalamWinarno 1997).

    Bahan plastik maupun styrofoam sudah pasti menjadi pilihan utama

    karena praktis, ringan, dan bisa digunakan berulang kali. Tetapi pada

    kedua jenis bahan ini justru ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP)

    yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh

    sistem percernaan.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 25

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    26/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Benzen ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau

    urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk

    dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker.

    Makanan yang baru digoreng ditempatkan di kantong kresek, suhu

    minyak yang tinggi akan menghasilkan kolesterol atau lemak jenuh yang

    tinggi pula. Belum lagi, kantong kresek ini mengandung DOP serta logam

    berat Zn (seng) yang biasanya ditambahkan pabrik plastik sebagai bahan

    stabilizer untuk plastik.

    DOP memang populer digunakan dalam proses plastisasi. Konsumsi

    DOP pada industri PVC mencapai 50-70% dari total produksi plasticizer

    (senyawa aditif yang ditambahkan ke dalam polimer untuk menambah

    fleksibilitas dan daya kerjanya). Selain efisien, DOP juga memberikan

    viskositas yang stabil pada saat aplikasinya pada PVC. Lebih dari itu,

    harga DOP paling murah di antara sekitar 300 plasticizer yang

    dikembangkan, karena proses sintesanya sederhana dan bahan baku

    industri petrokimia ini juga melimpah.

    Pemakaian DOP, terutama aplikasinya pada food-drug packaging

    (kemasan makanan dan obat-obatan) atau mainan anak-anak mulai

    dipermasalahkan. Karena migrasi senyawa aromatik dari PVC yang

    masuk ke dalam tubuh amat membahayakan kesehatan manusia.

    Ancaman terhadap kesehatan lainnya datang dari kantong plastik

    berwarna-warni. Masalahnya adalah seringkali tidak diketahui bahan

    pewarna yang digunakan. "Memang ada pewarna food grade untuk

    kantong plastik yang aman untuk makanan. Tetapi di Indonesia jarang

    ditemukan hal yang demikian. Biasanya produsen di sini menggunakan

    pewarna nonfood grade. Akan tetapi menurut ilmu kimia, yang perlu

    diwaspadai adalah plastik yang tidak berwarna ini. Semakin jernih, bening,

    dan bersih plastik tersebut, semakin sering terdapat kandungan zat kimia

    yang berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan manusia.

    Sterofoam yang masih tergolong keluarga plastik ternyata juga

    memiliki bahaya yang sama. Sebagaimana plastik, styrofoam bersifat

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 26

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    27/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    reaktif terhadap suhu tinggi. Padahal salah satu kelebihan styrofoam

    adalah kemampuannya menahan panas. Tidak hanya itu, styren, bahan

    dasar styrofoam, bersifat larut lemak dan alkohol. Wadah dari jenis ini

    tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi. Begitu pun

    dengan kopi yang dicampur krim. Padahal, tidak sedikit restoran cepat saji

    yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini. "Karena itu

    sewajarnya kita berhati-hati menggunakan styrofoam. Kalau untuk

    makanan dingin tidak perlu khawatir, tapi bagaimana pun, penggunaannya

    sebaiknya dihindari.

    Di dalam styrofoam dan plastik memang ada ancaman bagi

    kesehatan akibat kemungkinan imigrasi komponen-komponen dari plastik

    dan styrofoam ke barang yang dikonsumsi. Sebagai acuan untuk

    menghindari hal-hal diatas maka ketentuan Standar Nasional Indonesia

    (SNI) yang memuat tentang kemasan sebenarnya sudah ada di Badan

    Standardisasi Nasional (BSN). Contohnya saja, SNI tentang film PVC

    untuk kemasan kembang gula, SNI tentang botol plastik wadah obat,

    makanan, dan kosmetika, SNI tentang etilen vinil asetat untuk laminasi

    pangan dan SNI tentang botol gelas minuman bertekanan dipakai ulang

    (Anonim, 2007a).

    Beberapa aditif plastic yang perlu di waspadai seperti vinil klorida,

    akrilonitril, metacrylonitril, vinylidene klorida serta styrene. Monomer vinil

    klorida dan akrilonitril cukup tinggi potensinya untuk menimbulkan kanker

    pada manusia. Vinil klorida dapat bereaksi dengan guanin dan sitosin

    pada DNA. Sedangkan akrilonitril bereaksi dengan adenin.

    Vinil asetat telah terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus dan liver

    pada hewan. Akrilonitril menimbulkan cacat lahir pada tikus-tikus yang

    memakannya. Monomer-monomer lain seperti akrilat, stirena, dan

    metakrilat serta senyawa-senyawa turunannya, seperti vinil asetat, polivinil

    klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol, isosianat organik, heksa

    metilendiamin, melamin, epodilokkloridrin, bispenol, dan akrilonitril dapat

    menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut,

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 27

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    28/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    tenggorokan dan lambung. Aditif plastik jenis plasticizer, stabilizer dan

    antioksidan dapat menjadi sumber pencemaran organoleptik yang

    membuat makanan berubah rasa serta aroma, dan bisa menimbulkan

    keracunan.

    Pada suhu kamar, dengan waktu kontak yang cukup lama, senyawa

    berberat molekul kecil dapat masuk ke dalam makanan secara bebas,

    baik yang berasal dari aditif maupun plasticizer. Migrasi monomer maupun

    zat-zat pembantu polimerisasi, dalam kadar tertentu dapat larut ke dalam

    makanan padat atau cair berminyak maupun cairan tak berminyak.Semakin panas makanan yang dikemas, semakin tinggi peluang

    terjadinya migrasi (perpindahan) ke dalam bahan makanan

    Aditif plastik dibutil ptalat (DBP) dan dioktil ptalat (DOP) pada PVC

    termigrasi cukup banyak ke dalam minyak zaitun, minyak jagung, minyak

    biji kapas, dan minyak kedelai pada suhu 3OC selama 60 hari kontak.

    Jumlah aditif DBP dan DOP yang termigrasi tersebut berkisar dari 155

    189 mg. DEHA (di-2-etil-heksil-adipat) pada PVC termigrasi ke dalamdaging yang dibungkusnya, pada daging yang berkadar lemak antara 20

    30%, DEHA yang termigrasi 14,5-23,5 mg tiap dm2 (desimeter persegi)

    pada suhu 4OC selama 72 jam.

    Di Swedia, bahan berbahaya setingkat dengan monomer vinil klorida

    kandungannya dalam makanan tidak boleh lebih dari 0.05 ppm. Batas

    maksimum monomer vinil klorida yang terdeteksi dalam makanan adalah

    0,01 ppm. Sementara di Jepang 0,05 ppm. Polyvinyl chloride salah satu

    komponen berbahaya jika bermigrasi dari plastic ke makanan.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 28

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    29/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Gambar 1. Struktur Polyvinyl chloride

    (Anonim, 2007b)

    Polyvinyl chloride

    Densitas 1380 kg/m3

    Young's modulus(E) 2900-3400 MPa

    Tensile strength(t) 50-80 MPa

    Elongation @ break 20-40%

    Notch test 2-5 kJ/m2

    Glass temperature 87 C

    Melting point 212 C

    Vicat B1

    85 C

    Heat Transfer Coefficient () 0.16 W/m.K

    Linear Expansion Coefficient () 8 10-5

    /K

    Specific heat(c) 0.9 kJ/(kgK)

    Water absorption (ASTM) 0.04-0.4

    Price 0.5-1.25 /kg1Deformation temperature at 10 kN needle load

    source:[1]

    G. KEBIJAKAN KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA

    Di Indonesia, Pemerintah telah menyusun undangundang yang

    menetapkan standardisasi kemasan baik kemasan produk untuk makanan

    dan bukan makanan yang sifatnya berkembang ter-update dan mengikuti

    kemajuan teknologi, sehingga pada saat ketentuan hukum ini diterapkan,

    pengguna kemasan baik itu produsen (makanan maupun bukan makanan),

    perusahaan pengemasan maupun masyarakat merasa lebih terjamin dan

    aman dalam segala aspek (materi yang diperbolehkan dan tidak,

    perlindungan, kadaluarsa, biaya, dsb). Pemerintah telah menetapkan

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 29

    http://en.wikipedia.org/wiki/Densityhttp://en.wikipedia.org/wiki/Kilogram_per_cubic_metrehttp://en.wikipedia.org/wiki/Kilogram_per_cubic_metrehttp://en.wikipedia.org/wiki/Young%27s_modulushttp://en.wikipedia.org/wiki/Megahttp://en.wikipedia.org/wiki/Pascal_%28unit%29http://en.wikipedia.org/wiki/Tensile_strengthhttp://en.wikipedia.org/wiki/Megahttp://en.wikipedia.org/wiki/Pascal_%28unit%29http://en.wikipedia.org/wiki/Kilohttp://en.wikipedia.org/wiki/Joulehttp://en.wikipedia.org/wiki/Meterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Glass_transition_temperaturehttp://en.wikipedia.org/wiki/Degree_Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/Melting_pointhttp://en.wikipedia.org/wiki/Degree_Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/Degree_Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/Meterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Kelvinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Coefficient_of_thermal_expansionhttp://en.wikipedia.org/wiki/Coefficient_of_thermal_expansionhttp://en.wikipedia.org/wiki/Coefficient_of_thermal_expansionhttp://en.wikipedia.org/wiki/Kelvinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Specific_heat_capacityhttp://en.wikipedia.org/wiki/Joule_per_kilogram-kelvinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Kilogramhttp://en.wikipedia.org/wiki/Polyvinyl_chloride#_note-0http://en.wikipedia.org/wiki/Polyvinyl_chloride#_note-0http://en.wikipedia.org/wiki/Kilogramhttp://en.wikipedia.org/wiki/Joule_per_kilogram-kelvinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Specific_heat_capacityhttp://en.wikipedia.org/wiki/Kelvinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Coefficient_of_thermal_expansionhttp://en.wikipedia.org/wiki/Kelvinhttp://en.wikipedia.org/wiki/Meterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Degree_Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/Degree_Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/Melting_pointhttp://en.wikipedia.org/wiki/Degree_Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/Glass_transition_temperaturehttp://en.wikipedia.org/wiki/Meterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Joulehttp://en.wikipedia.org/wiki/Kilohttp://en.wikipedia.org/wiki/Pascal_%28unit%29http://en.wikipedia.org/wiki/Megahttp://en.wikipedia.org/wiki/Tensile_strengthhttp://en.wikipedia.org/wiki/Pascal_%28unit%29http://en.wikipedia.org/wiki/Megahttp://en.wikipedia.org/wiki/Young%27s_modulushttp://en.wikipedia.org/wiki/Kilogram_per_cubic_metrehttp://en.wikipedia.org/wiki/Kilogram_per_cubic_metrehttp://en.wikipedia.org/wiki/Densityhttp://en.wikipedia.org/wiki/Image:PVC-polymerisation-2D.png
  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    30/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    beberapa standar untuk kemasan pangan (Standar Nasional Indonesia)

    untuk beberapa materi kemasan seperti logam, gelas dan plastic.

    Peraturan yang akan dibuat mengenai Pengemasan Yang Layak Untuk

    Produk Makanan mengacu pada peraturan-peraturan yang telah ada

    diterapkan sebelumnya yaitu (BPOM, 2005) :

    1. UndangUndang No. 7/1996 tentang Pangan (Peraturan pengemasan

    berkaitan dengan keamanan pangan dalam rangka melindungi

    konsumen)

    2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Menkes/Per/XII/76 tentang

    Produksi dan Peredaran Pangan

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Kemanan Mutu

    dan Gizi Pangan

    Kemasan Produk Pangan selain mengemban fungsi melindungi

    produk, juga berfungsi sebagai penyimpan, informasi dan promosi produk

    serta pelayanan kepada konsumen. Mutu dan keamanan pangan dalam

    kemasan sangat tegantung dari mutu kemasan yang digunakan, baik

    kemasan primer, sekunder, tersier dan seterusnya.

    Baik produsen sebagai pengguna kemasan maupun perusahaan

    pengemasan dalam membuat kemasan untuk suatu produk tertentu

    sebagai tempat penyimpanan harus mempertimbangkan hal hal sebagai

    berikut :

    1. Jenis dan karak-teristik produk panganmeliputi :

    a. Segar, terolah minimal atau produk olahan. Apabila produk pangan

    tersebut adalah produk segar atau terolah minimal maka

    memerlukan active packaging yaitu penyimpanan yang disesuai

    kandungan misalnya penyimpanan dingin, penyimpanan beku,

    penyimpanan suhu kamar. Untuk penyimpanan suhu kamar harus

    diperhatikan apakah produk tersebut menggunakan kemasan

    aseptic (seperti pada susu steril), produk yang dipanaskan didalam

    kemasan (seperti daging olahan), produk terolah dalam kemasan

    b. Produk tertentu yang berpotensi terjadinya perubahan

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 30

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    31/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    2. Jenis dan karakteristik bahan kemasan

    3. kondisi lingkungan baik di dalams kemasan (oksidasi dan hidrolisis

    lemak, oksidasi pigmen, rekasi pencoklatan, denaturasi protein, staling

    pada produk bakery, kristalisasi cairan kental, penggumpalan bubuk

    pada caking, menurunnya nilai gizi, mengkristal, dsb) maupun diluar

    kemasan itu sendiri (sinar, uap air, oksigen, aroma, serangga, binatang

    mengerat, mikroba, stress mekanik)

    Sistem standardisasi Produk pangan yang dikembangkan Direktorat

    Standardisasi Produk Pangan untuk mengkaji regulasi yang berkaitan

    dengan keamanan pangan. Pertimbangan nasional menjadi pertimbangan

    utama dalam penyusunan regulasi kemasan produk pangan, sehingga

    produk pangan Indonesia dapat bersaing di pasar global. Produsen

    produk pangan berkewajiban menjaga mutu dan keamanan produk

    pangan yang dihasilkan serta melengkapi dan menyampaikan protokol

    pengawasan dan pemeriksaan bekaitan dengan penjaminan tersebut.

    Kajian keamanan bahan kemasan diwaspadakan menyangkut penilaian

    toksikologinya terutama yang bersifat kronis menjadi pertimbangan utama

    dalam penyususnan regulasi tentang kemasan produk pangan.

    Kemajuan atau perkembangan ilmu pengetahuan menjadi perhatian

    BPOM dalam trangka upaya antisipasi terhadap produk pangan yang

    dihasilkan. Pada dasarnya terdapat persyaratanpersyaratan yang dapat

    ditetapkan berkaitan dengan mutu kemasan/kemasan sehubungan

    dengan keamanan pangan. Namun demikian sesuai dengan tugas dan

    fungsi BPOM dan untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak

    memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan, maka sekurangnya

    akan dipersyaratkan antara lain adalah :

    1. Jenis bahan yang digunakan dan yang dilarang untuk kemasan

    pangan,

    2. Bahan tambahan yang diizinkan dan yang dilarang untuk kemasan

    pangan;

    3. Cemaran;

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 31

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    32/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    4. Residu;

    5. Migrasi.

    H. KONSEP HACCP DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN PANGAN

    Tuntutan pasar akan mutu dan kesehatan pangan semakin tinggi

    dengan dikenalkannya konsep HACCP untuk pangan. Konsep HACCP

    cukup penting dalam mengantisipasi liberalisasi perdagangan, di mana

    produk dihadapkan pada daya saing harga dan tuntutan kualitas yang

    semakin disadari oleh masyarakat konsumen. Konsep HACCP pertamakali dikemukakan tahun 1972 di Amerika pada konferensi nasional tentang

    perlindungan pangan. Konsep ini kemudian berkembang dan

    dimanfaatkan oleh kalangan industri makanan di Inggris. Pada tahun

    1993, Codex menetapkan konsep HACCP sebagai alat manajemen

    keamanan pangan. Beberapa negara Asean telah pula menetapkan

    konsep HACCP sebagai upaya menunjang program jaminan mutu. Prinsip

    dasar penerapan konsep ini pada hakekatnya lebih ditekankan pada

    upaya pencegahan daripada pemeriksaan.

    Konsep HACCP didefinisikan sebagai suatu metode pendekatan

    kepada identifikasi dan penetapan hazard serta risiko yang ditimbulkan

    berkaitan dengan proses produksi, distribusi, dan penggunaan makanan

    oleh konsumen dengan maksud untuk menetapkan pengawasannya

    sehingga diperoleh produk yang aman dan sehat. HACCP merupakan

    suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi hazard dan

    menetapkan upaya pengawasannya. Hazard merupakan titik rawan

    terhadap pencemaran, baik yang sifatnya mikrobiologi, kimia maupun fisik

    yang secara potensial dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Critical

    control point (CCP) merupakan langkah atau prosedur di mana tindak

    pengawasan dilaksanakan untuk mengeliminasi, mencegah atau

    memperkecil hazard sampai pada tingkat yang tidak membahayakan.

    Dengan menitikberatkan pada pengawasan serta faktor kunci yang dapat

    mempengaruhi keamanan dan kualitas pangan, maka petugas pengawas,

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 32

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    33/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    produsen maupun konsumen dapat menjamin tingkat keamanan pangan

    (American Meat Institute Foundation, 1994).

    Prinsip pelaksanaan HACCP adalah : 1) mengidentifikasi hazard dan

    memperkirakan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan (hazard analysis)

    pada mata rantai pangan serta menetapkan langkahlangkah

    pengendaliannya sampai pada tingkat yang tidak membahayakan; 2)

    menetapkan CCP atau titik tindak pengawasan yang diperlukan untuk

    pengendalian bahaya, yaitu titik tindak pengawasan yang dapat menjamin

    keamanan produk dan titik tindak yang hanya dapat memperkecil

    kemungkinan bahaya yang timbul akibat pencemaran; 3) menetapkan

    kriteria/pengawasan yang menunjukkan pengawasan pada CCP yang

    ditetapkan tersebut telah berjalan sesuai prosedur; 4) menetapkan dan

    menerapkan prosedur untuk memonitor setiap CCP, misalnya

    pemeriksaan, fisik/ kimia, organoleptik, biologis dan pencatatan terhadap

    faktor-faktor penting lainnya yang diperlukan untuk kontrol; 5) menetapkan

    tindakan yang perlu diambil apabila kriteria yang ditetapkan untuk

    mengawasi CCP tidak berjalan sebagaimana mestinya; 6) verifikasi

    kembali dengan menggunakan informasi pendukung dan pengujian untuk

    meyakinkan bahwa HACCP tersebut dapat dilaksanakan oleh bagian

    pengawasan kualitas atau pihak lain sebagai unsur pengawas; dan 7)

    menetapkan cara pencatatan dan dokumentasi (International Meat and

    Poultry HACCP Alliance, 1996).

    I. PENUTUP

    Perkembangan bahan kemasan yang semakin maju belakangan ini

    memacu banyaknya inovasi jenis-jenis kemasan baru yang lebih aman.

    Banyaknya variasi jenis kemasan ini juga membutuhkan banyaknya

    tinjauan dan penelitian yang lebih lanjut mengenai migrasi yang selalu

    menjadi masalah dalam penggunaan plastik. Diperlukan edukasi yang

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 33

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    34/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    lebih lanjut untuk konsumen akhir dan para pengolah pangan mengenai

    penggunaan kemasan plastik yang benar.

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 34

  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    35/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    DAFTAR PUSTAKA

    American Meat Institute Foundation. 1994. HACCP: The Hazard AnalysisCritical Control Point in the Meat and Poultry Product. TheAmerican Meat Institute Foundation, Washington, DC. p. 15.

    Anonim. 2006. Tren kemasan Praktis dan Inovatif. FOOD REVIEWmagazine. Vol. 1 Edisi perdana Februari.2006.

    Anonim. 2007a.Diambil dari

    http://forum.upi.edu/main/viewtopic.php?pid=10571

    Anonim. 2007b. Diambil dari http://www.wikipedia.com

    Biles, J.E. T.P. McNeal, T.H. Begley and H.C. Hollifield. 1997. PengukuranBisphenol-A pada penggunaan kembali polycarbonate dalammakanan, kontak plastic dan migrasi ke dalam makanan dalambentuk cairan. J. Agric Food Chem., 1997, Vol. 45, No. 9. p: 3541-3544

    BPOM, 2005. Berita Pengemasan Edisi 13 April-Mei 2005. FederasiPengemas Indonesi, Jakarta.

    Castle.L. (2000). An Introduction to Chemical Migration from Food ContactMaterials. DEFRA Central Science Laboratory. York

    Goulas.A.E, Anifantaki.K.I, Kolioulis.D.G, Kontominas.M.G. (2000).Migration of di-(2-ethylhexylexyl)Adipate Plasticizer from Food-Grade Polyvinyl Chloride Film into Hard and Soft Cheeses.Laboratory of Food Chemistry and Technology,Departement ofChemistry, University of Ioannina. Ioannina.

    International Meat and Poultry HACCP Alliance. 1996. Generic HACCPModel for poultry slaughter. The International Meat and Poultry

    HACCP Alliance, Kansas City, Missouri. p. 25.

    Miguel Sarria-Vidal, Julia de la Montana-Miguelez, dan Jesus Simal-Gandara. Pengujian migrasi dari permukaan lapisan kemasanmakanan yang menggunakan paperboard yang didaur ulangterhadap makanan terutama makanan berlemak. J. Agric. FoodChem. 1997, Vol. 45, 2701-2707

    Rojas C de Gante, G. Lopez, A. Lopez. 2001. Studi migrasi tentangcoextruded material kemasan makanan dengan menggunakansimulat makanan berlemak : Iso-octane dan Ethanol. Centro d

    PENGEMAS DAN KEAMANAN PANGAN(Migrasi Bahan Kemasan Ke Dalam Produk Olahan Pangan) 35

    http://forum.upi.edu/main/viewtopic.php?pid=10571http://forum.upi.edu/main/viewtopic.php?pid=10571
  • 7/22/2019 Migrasi Kemasan Plastik

    36/36

    TAKE HOME MATA KULIAH :TEKNOLOGI PENGEMASAN PANGAN LANJUTDosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarif, DESS

    Biotecnologia, Instituto Tecnologico de Estudios Superiores deMonterrey-Campus Monterrey.

    Stoffers.N.H, Lissen.J.P.H, Franz.F, and Welle.F. (2004b). Migration and

    sensory evaluation of irradiated polymers. Thesis gelar DoktorUniversitas Wageningen

    Stoffers.N.H, Stromer.A, Bardley.E.L, Brandsch.R, Cooper.L, Lissen.J.P.H,and Frans.R. (2004

    a). Feasibility Study for the development of

    certified reference materials for specific migration testing. Part 1:Initial migrant concentration and specific migration. Thesis gelarDoktor Universitas Wageningen

    Syarief. R., Sassya Santausa, St. Isyana., 1989. Teknologi PengemasanPangan Lanjut. (Buku dan Monograf). PAU Pangan dan Gizi IPB,Bogor.

    Tata Mc Graw.1992. Plastics In Packaging. Hill Publishing CompanyLimited. New Delhi, India.

    Winarno, F.G. 1997. Kumpulan Tulisan Ilmiah. PAU Pangan dan Gizi IPB,Bogor.