Mikrometer Memiliki 3 Jenis Umum Pengelompokan Yang an Pada Aplikasi Berikut

Embed Size (px)

Citation preview

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :

Mikrometer Luar, digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blokblok dan batang-batang. Mikrometer dalam, digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu benda Mikrometer kedalaman , digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkahlangkah dan slot-slot.

Mikrometer sekrup umumnya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda kecil, dengan ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,0001 cm. Mikrometer sekrup punya 2 yaitu skala utama dan skala nonius. Skala Nonius ditunjukkan oleh selubung luarnya. Bila selubung berputar satu kali, maju atau mundur akan memiliki nilai 0,5 mm. Skala pada selubung dibagi menjadi 50 bagian yang sama besar, sehingga tiap bagian skala pada selubung yang tergeser sama dengan : 1/50 x 0.50 mm = 0,01 mm atau 0,001 cm. oleh karena itu batas ketelitian mikrosekrup adalah 0,001cm .

Cara penggunaan mikrometer skrup 1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka 2. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang. 3. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat. 4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi klik. Misalkan terdapat sebuah objek yang diukur, angka pada skala utama menunjukkan 4 mm, sedangkan sedangkan skala noniusnya berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah:

4 mm +( 30 x nst (0.01) mm) = 4,30 mm sedangkan untuk menentukan ketidakpastian/ketelitianya, kita menggunakan rumus:

Pengukuran tunggal,

hasil = XdX = 4,300,005 X = 4,30, dX = (1/2) x nst = (1/2) x 0,01 = 0,005

arti fisis dari hasil pengukuran tersebut adalah, panjang suatu benda dapat berkisar antara 4,305 dan 4,295

Pengukuran ganda/berulang

1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran, misal x1, x2,..xn 2. Cari nilai rata, yaitu xrata-rata= x1+x2+..xn/n 3. Tentukan xmax dan xmin dari kumpulan data, dan ketidak pastian dapat ditulis dx=(xmax-xmin)/2 4. Tuliskan hasilnya sebagai: x=xrata-ratadx

Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki ketelitian dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian dilam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm. Pada jangka sorong. Seperti halnya alat ukur mekanik dan digital lainnya, memiliki dua skala. yaitu skala utama dan skala nonius. skala utama terdapat pada batang jangka, sedangkan nonius adalah skala yang mengapit batang dari jangka sorong tersebut. Terdapat dua skala nonius, skala nonius yang digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter dalam suatu benda. namun dalam bahan ini kami hanya membicarakan penggunaan jangka sorong untuk mengukur keteblan benda, oleh karena itu nonius yang digunakan adalah nonius 1/20 bukan nonius 1/128.

pada gambar tersebut diatas, diperoleh hasil pembacaan dari mengukur sebuah objek. adapun cara pembacaanya adalah sebagai berikut: 1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan (terdapat pada bagian skala nonius 1/128) agar nilai ukur tetap. 2. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah angka yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius. 3. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm), cari skala utama dan skala nonius yang berinpit (0,07 cm) 4. Pada gambar, kelihatanya nilai tertera pada skala utama adalah 2,5, bukan 2,4, perhatikan skala 2,5 tidak tepat berimpit dengan 0 skala nonius oleh karena itu, hasil bacanya dalah 2,4 cm. jika nilai 2,5 tepat berimpit, maka kita tidak perlu lagi mencari skala noniusnya melainkan langsung menuliskan hasil pembacaannya adalah 2,5 cm. 5. Hasil pembacaan adalah (SU + SN) sama dengan 2,4 + 0,07 = 2,47 cm 6. Untuk hasil pelaporan pada pengukuran tunggal adalah (hasil pengukuran +/- (SN x nst), nst adalah nonius skala terkecil/batas alat ukur benda) dalam hal ini jangka sorong yang digunakan ber-nst 0,01 cm 7. Sedangkan pelaporan untuk pengukuran berulang, cara pembacaanya adalah sama dengan pembacaan pada mikrometer sekrup. Untuk mengukur diameter dalam benda, pembacaannya sama saja dengan mengukur ketebalan benda. yang berbada adalah nunius yang digunakan 1. Metode Kertas Milimeter Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak. 2. Gravimetri Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan

menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas. 3. Planimeter Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus. 4. Metode Panjang Kali Lebar Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun. 5. Metode Fotografi Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut. Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 3060). Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umumtidak lengkap apabila tidak ada data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin,seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan danmenyatakannya dengan angka -angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.A p a y a n g A n d a l a k u k a n s e w a k t u m e l a k u k a n p e n g u k u r a n ? M i s a l n y a a n d a mengukur panjang meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan b a h w a p a n j a n g m e j a a d a l a h 7 j e n g k a l . D a l a m p e n g u k u r a n d i a t a s A n d a t e l a h mengambil jengkal sebagai satuan panjang. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari,kita sering melakukan pengukuran

terhadap besaran tertentu menggunakan alat ukur yang telah ditetapkan. Misalnya, kita menggunakan mistar untuk mengukur panjang. Pengukuran sebenarnya merupakan proses pembandingan nilai besaran yang belumdiketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan . Pengukuran panjang dapatdilakukan dengan menggunakan alat yang bervariasi tingkat ketelitiannya misalnya

dengan mistar, jangka sorong dan micrometer skrup. Ketelitian alat m e r u p a k a n ukuran terkecil yang dapat diukur oleh alat tersebut dengan teliti.Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pastidan tafsiran disebut angka penting. Untuk menentukan banyaknya angka penting padasuatu hasil pengukuran harus mempertimbangkan aturan-aturan angka penting yangterdiri dari :1 . S e m u a a n g k a b u k a n n o l a d a l a h a n g k a p e n t i n g 2.Angka nol yang terletak diantara angka -angka bukan nol termasuk angka penting3 . A n g k a n o l d i s e b e l a h k a n a n a n g k a b u k a n n o l t e r m a s u k a n g k a p e n t i n g kecuali jika ada penjelasan lain4 . A n g k a n o l y a n g t e r l e t a k d i s e b e l a h k i r i a n g k a b u k a n a n g k a n o l b u k a n angka penting5.Pembulatan keatas dilakukan untuk angka 5 atau lebih sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan6 . H a s i l p e r k a l i a n d a n p e m b a g i a n m e m p u n y a i a n g k a p e n t i n g y a n g s a m a banyaknya dengan bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit7 . H a s i l p e r k a l i a n a n g k a d e c i m a l d e n g a n a n g k a e k s a k m e r u p a k a n a n g k a eksak 8.Hasil penambahan dan pengurangan merupakan angka dibelakang koma yang paling sedikit.

ALAT UKUR BESARAN Alat Ukur Besaran Pokok

Kalorimeter : untuk mengukur besarnyakalor jeniszat. Istilah dalam Pengukuran Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x 0 . Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur Ketepatan (akurasi) a d a l a h s u a t u u k u r a n k e m a m p u a n u n t u k m e n d a p a t k a n h a s i l pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada besar an fisis,k e t e p a t a n merupakan suatu ukuran yang menunjukkan perbedaan hasil h a s i l pengukuran pada pengukuran berulang. AKURASI / KETELITIAN HASIL PENGUKURAN Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungand e n g a n s e t i a p p e n g u k u r a n . K e t i d a k p a s t i a n m u n c u l d a r i s u m b e r y a n g b e r b e d a . D i antara yang paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan ketepatan setiap alat p e n g u k u r d a n ketidakmampuan membaca sebuah alat ukur di luar batas bagianterkecil yang ditunjukkan. Misalnya anda memakai sebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar sebuah papan, hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm,y a i t u bagian terkecil pada penggaris tersebut. Alasannya, adalah sulit u n t u k memastikan suatu nilai di antara garis pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itusendiri mungkin tidak dibuat atau dikalibrasi sampai ketepatan yang lebih baik dariini.Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak dinyataka n secara eksplisit.Pada kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebesar satu atau dua satuan(atau bahkan tiga) dari angka terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjangsebuah benda dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap sebes ar 0,1 cm(atau mungkin 0,2 cm). Dalam hal ini, penting untuk tidak menulis 5,20 cm, karenahal itu menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm; dianggap bahwa panjang bendatersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya anda menyangkanilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.