3
MIKROVASKULATUR Para peneliti sepakat bahwa pada usia lanj ut, regresi dan disorg anisasi kapile r dan pembuluh darah kecil semua sama. penipisan mikrovaskulatur terutama jelas di kulit rusak aktinik, dimana pembuluh darah tampak menghilang semua, dan sedikit yang ada terlihat tidak rata, dilatasi, berliku-liku, dan pembuluh tampak kurang terlihat. Degenerasi dari pembuluh darah kecil merupakan perunbahan yang hampir pasti terjadi pada kulit menua, minimal 30% reduksi jumlah bagian lintang venula per 3 mm 2  permukaan kulit telah dilaporkan pada area yang tidak terpapar sinar matahari. mikrovaskulatur yang melemah memiliki sejumlah konsekuensi. Rambut menipis dan wajah pucat adalah manifestasi visual yang sering ditemukan pada lanjut usia dan menunjukkan perubahan tersebut. Berkurangnya aliran darah juga mempengaruhi suhu permukaan kulit. Horikawa dan Yuasa menunjukkan bahwa suhu kulit wajah wanita Jepang berkurang pada penuaan. penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan adanya suhu ektremitas bawah yang lebih rendah pada subyek lanjut usia. Lebih terbaru, Howell melaporkan gradien lebih lebar dari suhu yang signifikan antara pangkal paha dan jari-jari kaki. Regulasi thermal usia lanjut yang terganggu menjadi predisposisi terjadinya hipothermia, dan sebagian diakibatkan oleh penurunan vasodilatasi dan vasokonstriksi arteriol dermis, berkurangnya produksi keringat dan hilangnya lemak subkutan sebagai isolator. Harus ditekankan bahwa aliran darah yang berkurang memiliki efek terhadap adsorbsi perkutan dan jumlah difusi yang melewati kulit. melemahnya mikrovaskulatur usia lanjut akan menurunkan kecepatan zat-zat dibuang melalui dermis, dan menjelaskan mengapa Malkinson menemukan bahwa hilangnya C-testosteron di permukaan pada laki-laki usia>75 tahun adalah 1/3 dari laki-laki muda.

MIKROVASKULATUR KULIT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kulit

Citation preview

Page 1: MIKROVASKULATUR KULIT

7/17/2019 MIKROVASKULATUR KULIT

http://slidepdf.com/reader/full/mikrovaskulatur-kulit 1/3

MIKROVASKULATUR

Para peneliti sepakat bahwa pada usia lanjut, regresi dan disorganisasi kapiler

dan pembuluh darah kecil semua sama. penipisan mikrovaskulatur terutama jelas di kulit

rusak aktinik, dimana pembuluh darah tampak menghilang semua, dan sedikit yang ada

terlihat tidak rata, dilatasi, berliku-liku, dan pembuluh tampak kurang terlihat.

Degenerasi dari pembuluh darah kecil merupakan perunbahan yang hampir pasti terjadi

pada kulit menua, minimal 30% reduksi jumlah bagian lintang venula per 3 mm2 

permukaan kulit telah dilaporkan pada area yang tidak terpapar sinar matahari.

mikrovaskulatur yang melemah memiliki sejumlah konsekuensi. Rambut menipis

dan wajah pucat adalah manifestasi visual yang sering ditemukan pada lanjut usia dan

menunjukkan perubahan tersebut. Berkurangnya aliran darah juga mempengaruhi suhu

permukaan kulit. Horikawa dan Yuasa menunjukkan bahwa suhu kulit wajah wanita

Jepang berkurang pada penuaan. penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan

adanya suhu ektremitas bawah yang lebih rendah pada subyek lanjut usia. Lebih terbaru,

Howell melaporkan gradien lebih lebar dari suhu yang signifikan antara pangkal paha

dan jari-jari kaki. Regulasi thermal usia lanjut yang terganggu menjadi predisposisi

terjadinya hipothermia, dan sebagian diakibatkan oleh penurunan vasodilatasi dan

vasokonstriksi arteriol dermis, berkurangnya produksi keringat dan hilangnya lemak

subkutan sebagai isolator.

Harus ditekankan bahwa aliran darah yang berkurang memiliki efek terhadap

adsorbsi perkutan dan jumlah difusi yang melewati kulit. melemahnya mikrovaskulatur

usia lanjut akan menurunkan kecepatan zat-zat dibuang melalui dermis, dan

menjelaskan mengapa Malkinson menemukan bahwa hilangnya C-testosteron di

permukaan pada laki-laki usia>75 tahun adalah 1/3 dari laki-laki muda.

Page 2: MIKROVASKULATUR KULIT

7/17/2019 MIKROVASKULATUR KULIT

http://slidepdf.com/reader/full/mikrovaskulatur-kulit 2/3

Mikrovaskulatur yang melemah juga menurunkan kecepatan zat-zat dibersihkan

dari dermis. Cristopher dan Kligman dan tagami menunjukkan bahwa waktu untuk 50%

ion sodium dengan label radiologi dibersihkan diketahui lebih lama pada usia lanjut. Juga

telah ditunjukkan bahwa waktu resorbsi bercak saline memakan waktu dua kali lebih

lama pada subyek usia >70 tahun. bertambah lamanya waktu yang diperlukan setelah

vesikulasi perkembangan blister tegang pada lanjut usia adalah indikasi lain dari

berkurangnya transudasi.

REAKTIFITAS INTEGUMENTAL

Sejumlah peneliti telah melaporkan terjadinya penurunan respon inflamasi pada

penuaan. Sebagai contoh, Bettley dan Donoghue menemukan bahwa reaksi tes patch

terhadap sabun mandi berkurang keparahannya dengan penuaan. Terlebih lagi, carlizza

dan Bologna menemukan bahwa terdapat lebih sedikit sel inflamasi di blisther

cantharidin pada subyek lanjut usia. Gilchrest dkk dengan jelas menunjukkan bahwa

respon terhadap luka bakar paparan sinar surya berkurang dan berkembang lebih

lambat pada individu usia antara 62-81 tahun dibandingkan subyek yg lebih muda.

Perbedaan lain yang ditemukan adalah berkurangnya erithema, edema, pembentukan

sunburn-cell, dan kadar histamin. Obeservasi selanjutnya yaitu lebih sedikit sel-sel mast

mungkin karena resistensi yang lebih besar terhadap degranulasi.

Pada penelitian kami ditemukan bahwa usia lanjut dalam kondisi penilaian yang

terkontrol, lebih kurang tajam dalam responnya terhadap minyak croton, surfaktan

kationik dan anionik, asam lemah, dan pelarut seperti DMSO dan kerosen, sebagaimana

yang diringkas di Gambar 2. Tampak bahwa terlepas titik akhir ada dimana, bercak,

vesikel, pustula, atau erithema memiliki reaki dengan derajat lebih rendah pada usia

Page 3: MIKROVASKULATUR KULIT

7/17/2019 MIKROVASKULATUR KULIT

http://slidepdf.com/reader/full/mikrovaskulatur-kulit 3/3

lanjut. Hal ini tentunya berkaitan dengan melemahnya mikrovaskulatur yang telah

didiskusikan di atas.

Sehingga, cukup jelas bahwa semua reaksi inflamasi akut diredam, bahkan hilang

seluruhnya pada individu usia lanjut. Kegagalan untuk bereaksi seharusnya terhadap

stimulus toksik membawa ke kondisi paparan agen berbahaya yang terus-menerus.

Dimana reaksi buruk, seperti kemerahan dan terbakar, muncul segera setelah paaran

akan memberi sinyal kepada individu usia muda untuk menghentikan menggunakan

bahan tersebut, sedangkan pada lanjut usia cenderung tidak mengalami tanda tersebut

lebih awal sehingga mungkin gagal untuk melakukan perbaikan. Juga harus disebutkan

bahwa kemampuan untuk mengekspresikan reaksi inflamasi yang hilang akibat penuaan

berarti bahwa beberata tanda klinis diredam atau hilang sama sekali, membuat diagnosis

problem dermatologi yang biasa menjadi sangat sulit pada usia lanjut. Apalagi pada

berbagai penelitian, seperti sensitisasi kontak alergi, hasilnya mungkin tidak berarti

kecuali bila individu lanjut usia tersebut memiliki sistem efektor yang adekuat untuk

mengekspresikan respon yang dimaksud.