Milad Hmi Ke 69

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Term of References nya Milad Hmi ke 69

Citation preview

MILAD HMI KE-69MENYAMBUT PIMPINAN BARU BANUA KALIMANTAN SELATANBADAN KOORDINASI HIMPUNAN MAHASISWA (BADKO HMI)KALIMANTAN SELATAN DAN TENGAH

DASAR PEMIKIR(KUTIPAN DARI AKTIVIS HMI)

Hari demi hari, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, dan tahun berganti abad, kini telah 69 tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengarungi bahtera pelayarannya, sebuah organisasi yang didirikan oleh pemuda cerdas bernama Lafran Pane dkk, tepatnya pada tanggal 5 februari 1947 yang bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1366 H, kurang lebih 2 tahun pasca merdekanya negeri ini, bertempat di Jogjakarta, yang dalam perkembangannya telah banyak mewarnai dinamika perubahan serta perannya dalam melakukan pembaharuan untuk negeri ini.HMI di usianya yang ke 69, dapat dikatakan telah beranjak pada fase kematangan. Itu terlihat dengan kemampuannya mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah organisasi yang berbasis pada perjuangan dan pengkaderan dengan menjadikan independensi islam sebagai aras-nya, ditengah gempuran badai pragmatisme, sekularisme, globalisasi, modernisasi, konsumerisme, westernisasi dan banyak tantangan yang lainnya lagi. Usia ke-69 bukan lah usia yang muda lagi bagi ukuran manusia utamanya bagi Ummat Muhammad, tapi juga bukan usia yang tua bagi pertumbuhan zaman.

Namun usia yang matang nampaknya tidak menjadikan HMI begitu mudah untuk melangkah lebih jauh dalam mengambil peran untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang di ridhoi Allah Subhanahu wataala, lihat saja fenomena membudayanya KKN, ditambah dengan angka pangangguran, kemiskinan, putus sekolah yang kian meningkat, dan masih banyak lagi patologi atau ketimpangan sosial lainnya. Berangkat dari fenomena tersebutlah maka kita sudah semestinya HMI kini kembali untuk merefleksi, mengevaluasi diri guna untuk menjawab, meretas berbagai problematika dalam bentangan waktu yang di hadapi oleh bangsa khususnya dan ummat pada umumnya kini.

Amat sangat disayangkan, kebesaran nama, ke-sucian identitas dan heroisme sejarah HMI harus tercederai oleh watak, pola dan tingkah laku generasi pewaris kekinian. HMI yang bagi penulis merupakan Universitas Alternatif atau ibarat kawah candradimuka bagi mahasiswa. Tempat dimana kita dilatih, di didik dan ditempa menjadi seorang kader cita insan Ulul Albab. Sesuai dengan amanah konstitusi yaang tercantum dalam poin tujuan Terbinanya mahasiswa Islam menjadi Insan Ulul Albab yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang di ridhoi Allah Subhanahu Wataala ; demikian tujuan HMI. Sehingga tidak mengherankan ketika seorang Jenderal besar berbicara yakni Jenderal Soedirman mengatakan HMI bukan saja Himpunan Mahasiswa Islam, tetapi HMI juga merupakan Harapan Masyarakat Indonesia sekiranya itulah secerca harapan yang hendak penulis coba paparkan lewat tulisan ini, karena sudah bukan rahasia lagi bahkan telah menjadi kelaziman bahwasanya baik orang dalam maupun ekstern mengakui bahwa kader HMI adalah sosok anak negeri atau manusia pembaharu yang telah dan akan senantiasa istiqamah untuk menjawab berbagai problem dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan ummat kini.

Namun harus di sadari bahwa perjuangan yang dilakukan oleh HMI kini tidaklah mudah dan berjalan dengan mulus, yakinlah bahwa akan ada banyak kerikil-kerikil tajam, tebing dan jurang yang curam yang mungkin saja akan menjadi penghalang, sehingga ber-efek pada menurunnya ghiroh, kualitas, dan kuantitas kader. Bahkan kini tidak sedikit para kader mulai membelok dan membangkang dengan tidak lagi mau turut pada khittoh perjuangan sebagai nilai dan pedoman dasar Ke-HMI an.

Saat ini, jangankan untuk berjuang, bertahan ditengah gempuran kemajuan zaman rasanya amat sangat sulit. Memang tidak mudah, di butuhkan suatu langkah soluktif sebagai sebuah resolusi atas ketimpangan zaman. Untuk itu guna mewujudkan hal tersebut, perlu adanya pola pengkaderan yang baik, segala aspek komponen pengkaderan mesti mendukung prosesnya. Instruktur selaku pendidik/pengader dituntut mampu menjadi teladan dari berbagai aspek, baik dari segi intelektual, spritual, sosial/emosional maupun pengalaman/skill sehingga menjadi motivator dan inspirator bagi kader dan calon kader untuk menjadi insan terbaik Ulul Albab.Sudah saatnya-lah HMI harus keluar dari lubang dan segera bangun dari tidur panjang, guna untuk merealisasikan dan mewujudkan mimpi-mimpi yang selama ini hanya menjadi tumpukan wacana yang manis di diskusikan tapi pahit untuk di aktualisasikan, sudah saat HMI berani untuk keluar dari keterkondisian yang hanya menumpulkan dan mematikan nalar-kreatifitas kader-kadernya. Saatnyalah HMI harus kembali menggaungkan dan menyuarakan hakekat amar maruf nahi mungkar sebagai manifestasi dari ideologi Islam kepada seluruh elemen Bangsa ini.

Masih hangat dalam pikiran kita, bahwa pada tanggal 9 Desember tahun 2015 yang telah lewat, Indonesia pertama kalinya di dunia melaksanakan pemilihan serentak. Indonesia harus dicatat dalam sejarah demokrasi dunia karena tercatat ada 269 daerah terdiri atas 9 provinsi, 36 kota, dan 224 kabupaten yang serentak memilih kepala daerah. Artinya, sekitar 53 persen dari total 537 jumlah provinsi dan kabupaten/kota telah melaksanakan pilkada serentak gelombang pertama.

Bahwa sesuai dengan Surat Edaran Nomor 100/140/SJ, tertanggal 19 Januari 2016, yang diteken Tjahjo Kumolo. Telah dilaksanakan rapat paripurna penetapan calon gubernur-wakil gubernur terpilih tahun 2016 Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis 21 Januari tahun 2016. Dan sebelumnya Senin tanggal 18 Januari tahun 2016 di gedung DPRD Kota Banjarmasin telah dilaksanakan juga paripurna penetapan walikota dan wakil walikota terpilih yaitu kanda Ibnu Sina. Suatu kebanggana bagi HMI kerena beliau adalah alumni HMI.

Seiring dengan milad HMI yang ke 69, HMI juga bersyukur karena telah terpilih nya pemimpin baru banua Kalimantan Selatan tahun 2016. Oleh karena itu dalam milad yang ke-69 ini HMI ingin mengawal banua ini bersma pimpinan baru Kepala Daerah Kalimantan Selatan agar menjadi banua yang maju yang diidam-idamkan oleh masyarakat Kalimantan Selatan.

Berdsarkan hal tersebut, MHI dalam miladnya yang ke-69 melaksanakan kegiatan dengan tema Menyambut Pimpinan Baru dalam Komitmen Membangun Banua Kalimantan Selatan.

Pelaksanaan dan Tempat Kegiatan

Kegiatan milad HMI ini dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 7 Februari tahu 2016. Pada tanggal 5 februari HMI melaksakana kegiatan seminar dengan tema Menyambut Pimpinan Baru dalam Komitmen Membangun Banua Kalimantan Selatan bertempat di Gedung Graha Abdi Persada Provinsi Kalimantan Selatan.

Selanjutnya pada tanggal 6 s.d 7 Februari HMI akan melaksanakan tadabur alam atau refleksi milad HMI ke-69 bertempat di Bukit Batas Kabupaten Banjar.

Penutup

Terasa sangatlah kurang rasanya jika momen ini hanyalah digunakan sebagai formalitas kegiatan dan seremonial belaka. Milad ini haruslah menjadi momentum sakral, yakni sebagai momentum untuk refleksi bersama, berfikir sejenak memahami realitas faktual yang hinggap di tubuh HMI saat ini dengan tetap berekspektasi adanya kebangkitan dan perubahan signifikan dari organisasi ini. Refleksi ini haruslah dijadikan sebagairoad mapuntuk menenggelamkan dan mengubur segala bentuk keterbelakangan dan kemunduran HMI yang hinggap saat ini menuju kemajuan dan kejayaan dalam menyongsong kehidupan yang lebih beradab dan bernilai.

Semoga HMI selalu jaya, DIRGAHAYU HMI ke-69.YAKIN USAHA SAMPAI.