132
Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid Bulan Nopember 2006 1 Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Tauhiid Bulan Nopember 2006 Sarana Menjadi Ahli Dzikir, Fikir dan Ikhtiar Di Publikasikan melalui : [email protected]

Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

  • Upload
    isnanto

  • View
    586

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Koleksi Artikel yang di publikasi melalui mailing list Daarut-Tauhiid Bulan Nopember 2006

Citation preview

Page 1: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 1

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Tauhiid Bulan Nopember 2006

Sarana Menjadi Ahli Dzikir, Fikir dan Ikhtiar Di Publikasikan melalui : [email protected]

Page 2: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 2

Kata Pengantar Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan semesta alam atas segala kuasa-Nya pada segala sesuatu, Shalawat dan salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Rasulullah Shalallohu ‘Alaihi Wasalam. Ebook kumpulan artikel dari Mailing List Daarut-Tauhiid ini merupakan lanjutan dari kumpulan artikel dan cerita Mailing List Daarut-Tauhiid sebelumnya, Semoga ebook ini dapat memeberikan manfaat untuk siapa saja yang membacanya. Dari segi penyuguhan tidak banyak hal yang berubah, demikian juga cara pengambilan artikel dari mailing tersebut, tidak semua mail yang dipublikasikan di mailing list saya masukan dalam ebook ini, hanya artikel atau cerita-cerita tertentu yang sekiranya dapat diambil hikmahnya saja yang disertakan. Saya sampaikan terimakasih kepada sahabat sekalian yang telah memberikan saran-saran kepada saya atas ebook edisi sebelumnya, saya mohon untuk tidak berhenti memberikan saran-saran kreatif atas ebook ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda serta memberikan kemudahan atas segala sesuatu urusan., Saran-saran masih saya tunggu di alamat yang sama dengan yang dulu, bisa melalui email di [email protected], atau melalui Yahoo!Messenger pada ID isnt08, ataupun melalui GoogleTalk dengan terlebih dahulu Invite saya di [email protected] Semoga Allah SWT memberikan balasan atas hamba-hamba-Nya yang telah memberikan ilmunya, dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kedua orang tua kita serta dosa guru-guru kita dan dosa kita semua. Amiiin........

Penyusun

Page 3: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 3

Daftar Isi Khutbah 'Iedul Fitri: Tempuhlah Jalan Surgawi dan Carilah Para Awliya 5 Bersaksilah Karena Allah 8 Mati Suri 11 Bertawakal Menghadapi Musibah 16 Meraih Keberkahan Dalam Makanan 18 Berdialog Dengan Al-Qur’an 21 Belajarlah Dari Khadijah 24 Samudra Pengetahuan Nabi SAW. 26 “Ketika Naira Berjilbab” 31 Agar Cinta Tak Lagi Terlambat 34 Shalat Shubuh, Ujian Terberat Bagi Munafikin 36 Menahan Amarah Dan Penuh Kasih Sayang 39 Bagaimana Melihat Kebagikan Dengan Segala Hal yang Terjadi 42 Terapi Untuk Mengubah Diri 46 Melihat Kebaikan Dalam Segala Peristiwa 47 Keadilan Dan Kemuliaan 53 Menyebarkan Salam 55 Etika Di Masjid 57 Ketika Derita Mengabadikan Cinta 59 TU(H)AN ITU TETAP ADA 69 Kiamat Tidak Ada Tanda-Tandanya 72 Buah Ranum Dari Keridhaan 75 Pengenalan Tauhiid dan Asma’ (Nama) Dan Sifat Allah 77 Istri Yang Membawa Ke Surga 86 Puasa 6 Hari Bulan Syawal 88 Ketika Kutatap Wajah Istriku 91 8 Kado Terindah 92 Amal Kita 95 10 Kebiasaan Yang Dapat Merusak Otak 96 Muslim Belanda Tolak Aturan Resmi Larangan Bercadar 97 Putri Syiria Dapat Hidayah 98 Ikhlaskan dan Maafkanlah orang yang telah berbuat dzalim 100 Kenapa Ada Perintah Ruku dan Sujud 106 Makna Dzikir 111 Tipe dan Frekuensi dalam Dzikir 114 Kelompok Pengajian Jum’at Manis yang Anggotanya Para Waria Surabaya 116 Zikir Adalah Kewajiban Terbesar Manusia Dan Merupakan Perintah Ilahi 120 Menyambut Tamu Agung 124 Ketika Do’a Terhalang Makanan Haram 126 Setiap Kata Itu Pasti Tercatat 128 Belajar Dari Perang Uhud 130

Page 4: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 4

Halaman KosongHalaman KosongHalaman KosongHalaman Kosong

Page 5: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 5

Pengirim : Arief Ludiantoro [email protected] Tgl. Email : 01-11-2006

Khutbah 'Iedul Fitri Tempuhlah Jalan Surgawi dan Carilah Para Awliya

Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an Naqshbandi Senin 23 Oktober 2006, 1 Syawwal 1427H

Bismillahir Rahmanir Rahim Tempuhlah Jalan Surgawi dan carilah para Awliya', Orang-orang yang Suci! Wahai manusia, waktunya singkat untuk berbicara... saya mencoba untuk mengatakan sesuatu yang dapat membuat kalian bangun, karena manusia saat ini tertidur atau dalam keadaan mabuk, terlalu banyak minum, bahkan tak dapat lagi membedakan tangan kanan mereka dari tangan kiri mereka! Misi kami adalah untuk mengatakan, "Wahai manusia, kalian tengah berada di jalan yang salah! Jangan berada di jalur ini! Jika (kalian) tak berjalan pada jalan yang benar, kalian akan terjatuh ke Neraka. Bangunlah! Bangunlah, dan tempuhlah Jalan Surgawi!" Karena itulah perlu adanya (seorang) penasihat yang menasihati manusia untuk menempuh jalan itu. Saya mendengar bahwa sang Paus berbicara sesuatu tentang Islam. Mengapakah ia berbicara sesuatu yang menentang Islam? Apakah sebenarnya yang diseru oleh Islam? Adakah Islam menunjukkan pada manusia jalan yang buruk? Kemankah Islam menyeru manusia? menuju ke Neraka ataukah ke Surga? Mengapakah Paus, tidak menyerukan ummatmu untuk menerima Utusan terakhir dan pesan terakhir yang ia bawa? Dan sebaliknya Paus malah mengatakan bahwa Islam adalah seperti ini, seperti itu! (Ia) yang membawa Islam, ia adalah orang seperti itu (sebagaimana yang kau katakan)? Apa itu? Kini mereka telah kehilangan arahnya.... bahkan mereka yang mengatakan tentang diri mereka, "Kami adalah orang-orang yang religius". Mereka hanya orang-orang yang religius, tapi kita tidaklah meminta orang-orang yang religius belaka, melainkan kita meminta dan mencari orang-orang suci, Kekasih-kekasih Tuhan! Suatu saat saya pernah melewati Switzerland, negara Swiss; di sana terdapat makam St. Nicolaus, dengan biaranya (Engl: monastery, red.). Orang itu (St. Nicolaus adalah benar-benar seseorang yang mempercayai pula Nabi terakhir, tapi ia menyembunyikan dirinya sendiri, dan tidak mau bertemu dengan manusia lain, serta berdiam diri di pondoknya. Suatu saat, saya datang dan melihat ke pondok kecilnya. St. Nicolaus pernah tinggal di situ, tanpa menemui orang lain siapa pun. Ia berkata, "Aku hanyalah bagi Allah!" Setiap saat saya datang ke daerah itu, spiritualitasnya (ruhaniahnya) selalu memanggil saya, "Datang dan kunjungilah diriku!" Dan setiap kali saya melewati daerah itu, saya pun datang dan berkunjung ke makamnya.

Page 6: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 6

Suatu kali saya lewat dan mengunjunginya. Seseorang datang dan berpakaian hitam dan di bagian lehernya terdapat tanda bahwa ia adalah seorang pendeta. Saya menyapanya, "Tuan yang suci menjaga dan memelihara tempat ini?" Ia pun menjawab, "Wahai Syaikh, saya bukanlah seorang yang suci, jangan memanggil saya dengan 'yang suci'. Saya bertanya, "Bahkan Paus pun tidak suci?" "Bahkan sang Paus pun bukan orang suci. Ia hanyalah seseorang yang official, yang resmi." demikian katanya. Kesucian adalah sesuatu yang dikaruniakan dari Langit bagi manusia, kesucian adalah suatu busana dan atribut dari Langit, kalian tak dapat memberikan gelar suci bagi seseorang sembarangan, bahkan seandainya seluruh manusia mengatakan, "X. adalah seorang yang suci"... Kita tidak membutuhkan orang-oranga religius, kita membutuhkan orang-orang Suci! Kekasih-kekasih Allah! Kalian mesti memahaminya, wahai manusia, atau kalian akan terjerumus ke lembah-lembah Neraka... dan dimulai sekarang!... Hari demi hari akan bermunculan lebih banyak masalah, dan kutukan tengah datang ke bumi, karena manusia tidak mencari, tidak meminta (bertemu) orang-orang suci! Saya pun dengan menyesal mengatakan bahwa saat ini Muslim pun menyangkal keberadaan orang-orang Suci, mereka menyangkal dan tidak mau menerima Awliya'! Mereka mendatangi dan menghancurkan tempat-tempat suci Awliya'. Seseorang yang suci dan siapa pun di sekelilingnya mendapatkan barakah Allah Ta'ala - siapa pun yang datang dan menghancurkan tempat-tempat suci (maqam) mereka, orang tersebut akan tidak bahagia! Saya berkata, "Wahai orang-orang Iraq! Mengapa kalian membunuhi diri kalian sendiri, saling berbunuh satu sama lain?" Mereka menjawab, "Karena orang-orang Amerika atau Inggris, atau Jerman atau negara lain datang ke negeri kami, dan kami memerangi mereka!" Kalian tidak berperang, kalian tidak dapat melakukan apa pun! Kenapa kalian tidak pergi mendatangai Jaylani Sultan (Maqam Sultan Abdul Qadir al-Jaylani di Baghdad, red.) dan mengatakan pada beliau, "Wahai Syaikh Abdul Qadir, engkau adalah seseorang yang besar, seseorang yang berada di Hadirat Ilahi! Mohonkan ampunan bagi diri kami dan mohonkanlah barakah Tuhan kami bagi diri kami untuk menyelamatkan diri kami dari orang-orang itu?" Karena, Allah-lah yang mengirimkan mereka pada orang-orang Iraq! Orang-orang Amerika itu tak akan mendatangi jarak 20.000 km dan menembaki mereka. Kenapa mereka mesti melakukannya? Siapa yang membuat mereka untuk datang ke situ? Mengapa kalian tak mau berkata, dan memohon dari Sultan Jaylani dan juga pada ribuan Awliya' yang ada di Baghdad? Kenapa orang-orang Iraq tak mau datang ke sana? Tak seorang pun yang pergi ke tempat-tempat suci para Awliya'itu. Mereka berkata, "Kami punya missile, peluru kendali dan roket!" Hmmm! Roket? Satan tengah mengencingi missile-missile dan roket kalian! Wahai manusia, mintalah orang-orang yang suci! Ada orang-orang suci yang hidup... dan ada pula yang telah wafat yang berada di Alam Barzakh. Merekalah sumber-sumber

Page 7: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 7

samudera-samudera Kasih Sayang Ilahiah! Kenapa kalian tak mau mendatangi mereka? Kalian tak mau pergi! Para Malaikat akan menggigit kalian, akan memukul kalian, membuat kalian jatuh! Tak ada kehormatan bagi diri kalian! Jika manusia mengetahui hal ini, Allah tak akan pernah menaruh mereka di bawah kaki orang Kuffar! Tapi, merekalah yang kehilangan jalan mereka, Muslim pun kehilangan (orang-orang suci), karena mereka hanya punya orang-orang religius, mereka tak meminta orang-orang suci, Awliya'! Sampai mereka mau meminta orang-orang suci, mereka tak akan dapat menyelamatkan diri mereka sendiri! Karena itulah kita memohon, "Wahai Allah, kirimkan pada kami hamba-hamba suci-Mu! Bahkan satu orang saja akan cukup dan seluruh dunia ini berada di bawah Kuasa-Mu! Karuniakan Barakah-Mu bagi satu Kekasih-Mu, dan satu teman dari hamba-Mu yang paling Kau-cintai, Sayyidina Muhammad - sallalLahu 'alayhi wasallam! Kirimkan pada kami Sayyidina Mahdi - 'alayhis salam! Jika (dia) tidak datang, tak akan pernah ada kebaikan di muka bumi ini, hanya pertempuran, berbunuh-bunuhan, penghancuran , pembakaran, gempa bumi dan badai, hurricane datang dan mengambil... Kurang dari tiga tahun yang lalu, datang satu gelombang dari samudera... Tsunami - saya belum pernah mendengar sebelumnya kata-kata aneh seperti itu... - di manakah teknologi kalian untuk menghentikannya? Wahai manusia, cobalah untuk mempelajari Adab terhadap Tuhan kalian, Allah Ta'ala atau kalian akan diambil pergi! Malaikat akan membawa kalian menuju Neraka! Semoga Allah mengampuni diri kita!... Alhamdulillah! Saya hanyalah seorang hamba yang lemah, meminta untuk membangunkan seluruh negeri, tidak hanya kalian! Kata-kata saya adalah bagi seluruh dunia ini dari Timur ke Barat, dan seseorang, suatu waktu mestilah mengerti apa yang kami sampaikan... Ada dukungan Langit bagi diri kita! Semoga Allah memberkati kalian semua! Wa min Allah at tawfiq Wassalam, arief hamdani www.mevlanasufi.blogspot.com HP. 0816 830 748

----------------------------oOo-------------------------

Page 8: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 8

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 01-11-2006

Bersaksilah Karena Allah Dari: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4056

Allah berfirman, "Hendaklah kalian tegakkan persaksian karena Allah." (QS. Ath-Thalaq: 2) Jangan bersaksi karena hanya ingin disebut orang yang berkata benar. Jadikanlah persaksian dan ucapan Anda karena Allah, dengan mengharap pahala dan ridha-Nya. Jika Anda belajar, jadikan belajar itu hanya karena Allah, jika berjihad, jadikan jihad itu hanya karena Allah. Jika berderma, jadikan derma itu hanya karena Allah. Jika Anda belajar karena ingin disebut sebagai seorang intelektual, maka api neraka telah menyala untuk Anda. Begitu juga jika berjihad agar disebut sebagai pejuang; dan berderma agar disebut dermawan. Karena itu, ada sebuah hadits yang menguraikan soal itu: Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah ra.; "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya orang yang pertama kali disidang pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia akan dihadapkan pada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya. (Allah) berkata, Apa yang engkau lakukan dengan itu semua?' Aku telah berperang demi Engkau, hingga aku mati syahid. (Allah) berkata, Engkau bohong! Engkau berperang agar disebut sebagai orang yang pemberani.' Kemudian orang itu diseret kedalam api neraka. Kemudian orang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an. Dia dihadapkan kepada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya. (Allah) berkata, Apa yang engkau lakukan dengan semua ini?' Aku telah belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an demi Engkau,' jawabnya. (Allah) berkata, Engkau bohong! Engkau belajar agar dikatakan sebagai orang yang pintar dan engkau

membaca Al-Qur'an agar dikatakan sebagai seorang qari' (pembaca Al-Qur'an). Kemudian orang itu diseret kedalam api neraka. Kemudian orang yang diluaskan rizkinya oleh Allah. Dia dihadapkan kepada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya. (Allah) berkata, Apa yang engkau lakukan dengan ini semua?' Aku selalu mendermakannya demi Engkau di jalan yang Engkau suka.' (Allah) berkata, Engkau bohong! Engkau berderma agar dikatakan sebagai seorang dermawan.' Kemudian orang itu diseret kedalam api neraka." Jadikanlah shalatmu, ibadahmu, kehidupanmu dan kematianmu hanya untuk Allah. "Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah aku diperintahkan dan aku adalah yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS.Al-An'am: 162-63)

Page 9: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 9

Hadits-hadits yang berhubungan dengan perkara di atas: Rasulullah SAW bersabda, tentang orang yang dimasukkan ke dalam perlindungan Allah pada hari ketika tak ada lagi selain perlindungan-Nya, "Yaitu dua orang yang mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah." Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Abu Daud dan Ahmad meriwayatkan, "Ada tiga hal yang jika ketiganya ada dalam diri seseorang maka ia pasti merasakan manisnya iman: (1) Allah dan Rasulnya lebih dicintai dari segalanya, (2) Mencintai atau tidak mencintai, karena Allah. (3) Tidak mau kembali kepada kekufuran, seperti halanya tidak mau untuk dilemparkan ke neraka." Sabdanya yang lain, dalam riwayat Abu Daud dan Ahmad, "Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah dan melarang karena Allah, maka telah sempurnalah imannya." Dalam hadits yang lain, "Sesungguhnya setiap derma yang engkau keluarkan karena Allah, engkau akan mendapatkan pahala karenanya, bahkan derma yang engkau berikan kepada istrimu." (HR. Bukhari dan Muslim) Nabi SAW juga bersabda, "Jika seseorang membiayai hidup keluarganya dan dia melakukannya untuk mencari ridha Allah-- maka berarti dia sudah bersedekah." (HR.Bukhari) Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah berkata pada hari Kiamat, Dimanakah orang-orang yang mencintai karena keagungan-Ku? pada hari ini, Aku akan melindunginya, ketika tidak ada perlindungan kecuali perlindungan-Ku." (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda, "Seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, kemudian Allah mengutus satu malaikat di jalannya. Ketika malaikat itu bertemu dengannya, malaikat itu bertanya, Engkau hendak kemana?' Dia menjawab, Saya ingin mengunjungi saudara saya didesa ini.' Malaikat itu bertanya lagi, Adakah oleh-oleh yang akan engkau berikan untuknya?' Dia menjawab, Tidak ada, selain hanya saya mencintainya karena Allah.' Malaikat itu berkata, Aku adalah utusan Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya (saudaramu) karena Allah.'" (HR. Muslim) Dari Abu Muslim Al-Khulani, ia berkata, Aku mendatangi masjid penduduk Damaskus kebetulan terdapat sekelompok orang yang di dalamnya nampak beberapa sahabat Rasulullah yang senior. Diantara mereka terdapat seorang pemuda yang matanya bercelak dan bersinar. Setiap kali mereka berselisih tentang sesuatu, mereka mengembalikan perselisihan itu kepada pemuda tersebut, pemuda yang masih remaja. Aku (Abu Muslim Al-Khulani) bertanya kepada teman dudukku, Siapakah pemuda itu?' Dia menjawab, Dia adalah Mu'adz Ibn Jabal.' Kemudian aku datang pada sore hari, mereka tidak hadir, dan aku datang pada pagi hari, mereka juga tidak datang. Aku

Page 10: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 10

berangkat pergi, namun tiba-tiba aku melihat pemuda itu sedang shalat di dekat sebuah tiang. Aku duduk mendekat dan berusaha menghampiri. Dia memberi salam dan aku mendekatinya lagi. Aku berkata kepadanya, Aku mencintai karena Allah.' Aku mendekatinya lagi dan dia berkata, Apa yang engkau katakana?' Aku berkata, Aku mencintai karena Allah.' Dia berkata, Aku mendengar Rasulullah bercerita tentang Tuhannya yang berkata, Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan Arsy pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah.' Kemudian aku keluar sampai bertemu dengan Ubadah ibn Shamit dan aku menceritakan kepadanya tentang apa yang diceritakan oleh Muadz ibn Jabal. Ubadah ibn Shamit kemudian berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang Tuhannya yang berkata, Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang saling mencinta karena Aku. Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang saling memberi karena Aku. Orang-orang yang Saling membemberi karena Aku. Orang-orang yang saling menmcintai karena Allah akan berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya di bawah naungan Arsy pada hari yang tidak ada nnaungan kecuali naungan Allah." (HR. Ahmad) Dalam Riwayat Tirmidzi ada hadits, "Allah berkata, Orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku akan mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya dan didoakan oleh para nabi dan orang-orang yang mati syahid'." Apabila anda mencintai suatu kaum karena Allah, maka anda akan dikumpulkan bersama mereka pada hari Kiamat. Dari Abo Musa ra., Ditanyakan kepada Nabi SAW., Seseorang mencintai suatu kaum dan dia tidak pernah bertemu mereka?' Nabi bersabda, Seseorang akan bersama orang yang dicintai'." (HR. Bukhari)[*]

die *Fikih Akhlak* Musthafa al- Adawy

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 11: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 11

Pengirim : Roesmijati [email protected] Tgl. Email : 01-11-2006

Mati Suri Assalamualikum.. Ada pelajaran yang sangat berharga dari apa yang dialami Aslina, Pengalaman Mati Suri. Salam, Roess http://kamiilahmum.multiply.com KISAH NYATA Ini tulisan saya di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga bermanfaat Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ ''Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'' Laporan Idris Ahmad – Pekanbaru Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia. Berikut catatan Riau Pos yang turut serta mendengarkan kesaksian Aslina dalam temu Alumni ESQ (emotional, spiritual, quotient) Ahad (24/9) di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru. Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapatmembuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life. Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri. Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang kepada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat,

Page 12: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 12

24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi. ''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' ' jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah.Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, '' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya. ''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu. Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'' ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru. Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,'' ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu." Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau. Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut. Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,'' sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput.

Page 13: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 13

Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,'' tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.'' Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. '' ruh Aslina pun menjawab. ''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''. Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah. Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' lalu perempuan itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.'' Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang. Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat bahkan tak bisa mengucapkan dunia kalimat syahadat ketika di dunia. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain. Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Tampak pula orang berkepala babi dan berbadan babi. Orang tersebut adalah orang yang suka berguru pada babi. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang

Page 14: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 14

tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia. Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir. Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut dalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red). Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,'' ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ''husnul khatimah'' itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ''Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.'' Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.'' Manusia-manusia itu juga memohon. ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.'' Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang

Page 15: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 15

jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama. ''Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua,'' ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ''Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.'' Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ''aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,'' Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu'muninun (23) ayat 99-100: (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100). Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).'' Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina. Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan Aslina.***

------------------------oOo------------------------

Page 16: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 16

Pengirim : seismic_yuni [email protected] Tgl. Email : 04-11-2006

Bertawakkal Menghadapi Musibah Ceramah Agama oleh Ustadz Hasan Baharun Ibnu Abbas seorang sahabat Nabi yang terkenal sebagai ahli tafsir,dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Thirmidzi bercerita.Pada suatu hari yang tidak disebutkan oleh beliau tanda-tandanya bahwa: “Aku sedang berada di belakang Rasul SAW, tiba-tiba beliau melihatku seraya berucap: “Wahai Buyung, Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.” Ibnu Abbas yang kala itu masih belia tapi sangat cerdik, segera memasang telinga, dan dengan antusias menyimak nasihat yang akan disampaikan Rasul SAW. “Jagalah dan peliharalah baik-baik perintah Allah, jauhilah larangannya, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah dan peliharalah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya. Niscaya Allah selalu berada di hadapanmu.” Selanjutnya beliau bersabda lagi: “Bila engkau meminta sesuatu mintalah pada Allah, dan bila memohon sesuatu mohonlah pada Allah semata. Bahwa seandainya seluruh umat di jagad raya ini bersatu padu untuk memberi suatu manfaat apapun kepadamu, mereka tidak akan sanggup kecuali apa yang sudah dicatat oleh Allah sebelumnya kepadamu, dan seandainya seluruh umat manusia bersatu padu dan berkelompok untuk berbuat mudharat kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukan itu kecuali yang ditakdirkan Allah kepadamu. Pena yang ditakdirkan mengurus segala yang ada di semesta ini sudah diangkat, tinta dalam lembaran tulisan itu sudah pula kering.” Hadis Shahih riwayat Turmudzi ini perlu direnungkan dan diresapi, di saat-saat kita tengah menghadapi kesibukan dan tuntutan hidup yang makin hari makin bertambah liku-likunya. Sehingga untuk mengatasi berbagai problema yang datang susul-menyusul dan demi memenuhi kebutuhan hidup di era globalisasi yang didominasi oleh budaya Barat, falsafat hidupnya yang serba materialistis dan egoistis, acapkali menimbulkan kegoncangan jiwa, menghilangkan ketenangan batin. Bahkan banyak yang sampai kehilangan tempat berpijak dan tali bergantung. Sedang jiwa yang goncang, dan batin yang tidak tenang serta resah gelisah adalah merupakan azab sengsara bagi diri seseorang yang hidup di muka bumi ini. Hadis Nabi yang telah disampaikan oleh Ibnu Abbas tersebut merupakan bekal dan santapan rohani bagi setiap mukmin yang ingin memperkuat mental dan membina ketahanan jiwa, sehingga dapat meneruskan perjalanan hidupnya dengan menegakkan kepala tidak merasa minder menghadapi tantangan dan kehidupan ini. Dan pasti juga ia akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang dengan sikap pasrah serta tawakkal kepada Allah Kholiq Robbul. Alamin. Maka ia akan jauh daripada rasa kecewa dan frustasi, sebab ia yakin seyakin-yakinnya bahwa setiap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya -- baik itu manfaat atau mudharat,

Page 17: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 17

semua itu merupakan sebagian dari takdir Ilahi Rabbi secara keseluruhan yang telah ditetapkan sebelumnya bagi segenap makhluk. Sebagaimana firman Allah: 22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. Maka seorang mukmin sepatutnya tak mudah patah hati, tidak putus asa jika belum berhasil dalam usaha atau jika belum tercapai apa yang didambakan dan dicita-citakannya. Tidak bersangka buruk kepada Allah apabila suatu musibah menimpa dirinya, atau menyesali nasib dirinya manakala petaka yang di luar perhitungan manusia itu datang melandanya. Dia akan segera kembalikan semua itu kepada Allah. Karena di balik semua musibah apapun bentuknya, niscaya ada hikmahnya. Walaupun seringkali tidak terjangkau oleh akal fikiran manusia yang terbatas itu. Alangkah tepatnya apa yang dikatakan oleh tokoh sufi Ibnu ?Atho?illah: ?Siapa yang menyangka terlepasnya takdir Allah yang pahit dari anugerahnya yang manis, maka itu pertanda dangkal dan buruk sangka pendapatnya. ? Sebaliknya seorang mukmin bila berhasil dalam usahanya, dan sukses dengan gemilang, mereka tidak merasa bangga apalagi sombong. Karena tanpa pertolongan dan izin Allah jelas ia tidak akan dapat meraih prestasi hidup. Meskipun mereka yang gigih dalam berusaha, lebih terampil, paling ahli, tapi mereka belum tentu memperoleh hasil seperti yang didapatnya. Maka, usaha yang keras saja, sekalipun sudah sedemikian maksimalnya bukan jaminan dan bukan kunci sukses dalam meraih cita-cita di dunia ini. Manusia boleh berbuat, berusaha, berencana tapi Allah juga yang menentukan hasilnya. Oleh karena itu bila seseorang itu berhasil dan sukses, ia tidak tiba-tiba lupa daratan, tapi bersyukur kepada Allah. Dialah sumber segala nikmat dan anugerah. Dan apabila gagal, tidak kecewa atau putus asa. Itulah sikap mental seorang mukmin hakiki yang percaya pada Allah, yang menentukan segala sesuatu di alam semesta ini karena dialah Robbul Alamin. Yang menarik dan perlu diresapi pula apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahwa seandainya seluruh umat kompak bersatu untuk memberi sesuatu manfaat apapun kepada seseorang, maka tidak mungkin dan tidak akan mampu berbuat demikian kecuali apa yang telah ditetapkan oleh Allah kepadanya. Sebaliknya, andaikata seluruh umat dan segenap makhluk di dunia ini bersatu akan memberi mudharat dalam bentuk apapun, mereka tidak akan mampu melakukannya apabila belum ditakdrikan oleh Allah. Segala sesuatu sudah tertulis dan tidak siapapun dapat mengubah atau menentangnya.

Page 18: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 18

Demikian apa yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW, merupakan dorongan untuk mempersegar jiwa, memupuk rasa percaya diri, menjauhkan rasa takut, was-was atau khawatir menghadapi gejolak kehidupan yang terus-menerus berubah dengan cepatnya dan kejutan-kejutan yang acapkali di luar dugaan dan perhitungan kita. Sikap tawakkal ialah pasrah kepada Allah serta tunduk menyerah terhadap apapun yang ditakdirkan oleh-Nya, yang manis ataupun yang pahit. Segala macam kesulitan, kendala dan ujian hidup yang kita hadapi pasti dapat diatasi. Agar tidak jatuh terhempas digilas oleh roda kehidupan di dunia ini yang serba maju dan modern, kehidupan yang tidak mengenal kompromi, tidak mengenal ampun. Hal itu senafas dan semakna dengan hadis riwayat Ibnu ?Abbas ini tentang apa yang difirmankan oleh Allah di dalam kitab suci-Nya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Firman Allah yang lain: Artinya. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba- Nya". Ceramah ini disarikan (transkripsi) oleh Ernas Siswanto dari kaset Habib Hasan Baharun (Bondowoso) yang beredar beberapa waktu lalu.

------------------------oOo------------------------

Page 19: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 19

Pengirim : al-palagani [email protected] Tgl. Email : 04-11-2006

Meraih Keberkahan dalam Makanan sumber: http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232

Ada satu doa hampir semua orang hapal, termasuk anak-anak TPA. Yaitu doa sebelum makan, "Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa 'adzaabannaar." Artinya, "Ya Allah berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka" (HR Ibnu As-Sani). Inti dari doa ini adalah "memohon keberkahan" dari rezeki yang telah Allah karuniakan, sehingga kita terpelihara dari keburukan (terutama dari siksa neraka). Andai kita mampu menyelami makna berkah dan mampu mengaplikasikan dalam tataran praktis, maka akan efek yang luar biasa dalam hidup. Konsep berkah Kata "berkah" berasal dari kata kerja baraka. Kata ini, menurut Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang pakar bahasa Alquran, dari segi bahasa, mengacu kepada arti al-luzum (kelaziman), dan juga berarti al-tsubut (ketetapan atau keberadaan), dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Senada dengan Al-Asfahani, Lewis Ma'luf, juga mengartikan kata baraka dengan arti "menetap pada sesuatu tempat". Dari arti ini, muncul istilah birkah, yaitu tempat air pada kamar mandi. Tempat air tersebut dinamakan birkah karena ia menampung air, sehingga air dapat menetap atau tertampung di dalamnya. Dari kata al-birkah inilah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengartikan berkah sebagai "kebaikan yang banyak dan tetap" atau "tetapnya kebaikan Allah terhadap sesuatu". Hampir senada dengan Al-Utsaimin, Ibnul Qayyim memaknai berkah sebagai "kenikmatan dan tambahan". Ketika hendak makan, kita memohon agar rezeki yang kita nikmati diberkahi Allah SWT. Apa artinya? Kita makan bukan sekadar mengobati rasa lapar dan memenuhi selera semata, tapi juga untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Dengan makan itu kita berharap bisa konsisten dalam ketakwaan. Karena itu, agar berkah, maka makanan yang kita konsumsi harus memenuhi standar-standar yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Setidaknya ada dua syarat. Yaitu halal dan thayyib (baik), serta memperhatikan adab-adab yang dicontohkan Rasul SAW. Halal dan Thayyib Dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 168, Allah SWT berfirman, "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Page 20: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 20

Ayat ini memberi penekanan agar setiap manusia hanya mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib (baik). Halal dapat diartikan dibolehkannya sesuatu oleh Allah SWT berdasar suatu prinsip yang sesuai dengan aturan-Nya. Sehingga makna halal dalam ayat ini menyiratkan pentingnya semangat spiritual dalam memperoleh dan mengonsumsi makanan. Para ahli fuqaha membagi halal ini ke dalam dua bagian, yaitu halal secara dzat-nya dan halal secara perolehan. Makanan yang haram secara dzat-nya adalah bangkai (binatang yang menghembuskan nyawanya tanpa disembelih secara sah, kecuali ikan dan belalang), khamr, babi dan turunannya, binatang buas (bertaring), binatang pemakan kotoran, darah yang mengalir, dan sebagainya. (QS Al-Baqarah [2]: 173). Ada pula jenis yang haram bukan karena dzat-nya, tapi karena diperoleh dengan cara haram, atau ditujukan untuk perbuatan haram. Haram jenis kedua ini lebih luas lagi cakupannya, lebih sulit menghindarinya, sering tersamarkan, konsekuensi yang ditimbulkannya pun lebih berat. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa membuat makanan yang kita makanan berubah statusnya dari halal menjadi haram.

1. Makanan hasil riba (QS Al-Baqarah [2]: 275-276; 278-280) 2. Memakan harta anak yatim secara batil (QS Al-Baqarah [2]: 220; QS

An-Nisaa' [4]: 10). Memakan harta anak yatim termasuk satu dari tujuh dosa besar yang membinasakan (HR Bukhari Muslim).

3. Makanan yang didapatkan dengan cara batil (mengeksploitasi dan memeras serta merugikan, termasuk harta hasil KKN, merampok, mencuri) (QS An-Nisaa' [4]: 29; QS Al-Baqarah [2]: 188; QS Al-Maidah [5]: 38)

4. Memalsu dan mengurangi timbangan (QS Al-Muthaffifin [83]: 1-3) 5. Harta hasil perbuatan tidak pantas, seperti hasil pornografi, pornoaksi, dan

pelacuran (QS An-Nur [24]: 19) 6. Harta hasil berkhianat/curang (QS Ali Imran [3]: 161, QS An-Nisaa' [4]: 58; QS

Al-Anfaal [8]: 27) 7. Harta yang ditimbun (QS Al-Humazah [104]: 1-4, QS At-Taubah [9]: 34) Bila konsep halal lebih bernuansa "ukhrawi", maka konsep thayyib lebih bersifat "duniawi". Dalam arti lebih menyentuh unsur dzatnya. Thayyib ini harus memenuhi standar gizi serta proporsional (baik, seimbang dan sesuai untuk kesehatan tubuh). Sebab, baik menurut A belum tentu baik menurut B. Baik bagi bayi belum tentu baik menurut orang dewasa. Baik menurut orang sakit belum tentu baik menurut orang sehat. Sesungguhnya, kita akan mendapatkan kebaikan berlimpah bila makanan yang kita konsumsi terjamin kehalalannya, serta memenuhi standar gizi dan proporsional bagi tubuh. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS Al-Baqarah [2]: 172)

Page 21: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 21

Adab-Adab terhadap Makanan Rasulullah SAW mencontohkan serangkaian adab berkait dengan makan. Di antaranya, tidak berlebihan (israf), memulai dengan doa dan ucapan basmalah, dan mengakhirinya dengan doa pula, tidak mencela makanan, menggunakan tangan kanan, sambil duduk, serta tidak tergesa-gesa. Selain itu, beliau pun menyebut pula beberapa keadaan yang diberkahi. Antara lain, makan bersama dan dimulai dari pinggir, serta menjilat jari (setelah makan). Rasulullah SAW bersabda, "Berkumpullah kalian menikmati makanan dan sebutlah nama Allah, kalian akan diberkahi padanya" (HR Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah). Dalam hadits lain disabdakan pula, "Barakah itu akan turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir dan jangan dari tengah" (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). Rasul pun memerintahkan untuk menjilat jari karena kita tidak tahu mana di antara makanan itu yang mengandung berkah (HR Bukhari). Dengan memperhatikan standar makanan yang dicontohkan Rasulullah SAW, insya Allah setiap suapan nasi atau tegukan minuman, akan membawa kebaikan bagi kita di dunia dan akhirat. Karena itu, setelah selesai makanan, kita diperintahkan untuk memuji Allah SWT. Alhamdu lillaahilladzii ath'amanaa wa saqaanaa wa ja'alanaa Muslimiin". Artinya, "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami Muslim" (HR Abu Daud). Wallaahu a'lam. (tri )

------------------------oOo------------------------

Page 22: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 22

Pengirim : Diana Oktaria [email protected] Tgl. Email : 04-11-2006

BERDIALOG DENGAN AL QURAN Di antara tuntutan tadabur Al Quran adalah berdialog dan berinteraksi dengan Al Quran dengan akal dan hatinya. Caranya adalah dengan mencurahkan hatinya untuk mentafakuri makna yang ia baca, mengetahui makna setiap ayat, merenungkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta menerimanya dengan sepenuh hati. Apabila ketika ia membaca Al Quran tersebut ia menyadari kekurangannya pada masa lalu, Maka ia segera bertobat dan memohon ampun kepada Allh SWT. Jika ia membaca ayat rahmat, Maka ia pun merasakan gembira dan memohon kebaikan kepada Allah SWT. Jika ia membaca ayat azab, Maka ia berdoa untuk dihindari dari azab dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ketika membaca ayat yang menyucikan Allah SWT, Maka ia segera menyucikan dan memuji Allah SWT Sedangkan jika ia melewati ayat doa, Maka ia segera berdoa dan memohon dengan sangat kepada Allah SWT Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, ”Aku shalat bersama Nabi saw. Pada suatu malam , kemudian beliau membaca surat Al Baqarah, An Nisa, dan Al Imran. Beliau membacanya dengan perlahan-lahan. Jika ia membca ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih kepada Allah SWT. Jika membaca ayat yang berisi doa, beliau segera berdoa. Dan jika membaca ayat memohon perlindungan, maka beliau segera memohon perlindungan kepada Allah SWT.” “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (QS Al Muzzammil 73:4) “dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS Al Isra 17:106) Ia harus memusatkan hatinya untuk memikirkan makna apa yang ia baca dengan idahnya, mengetahui makna setiap ayat, dan tidak melanjutkan ayat selanjutnya hingga ia mengetahui makna ayat itu. Jika ia melewati ayat rahmat, Maka hendaknya ia berhenti dan bergembira dengan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT itu dan berdoa kepada Allah SWT agar dimasukkan ke dalam surga. Sedangkan jika ia membaca ayat azab, Maka hendaknya ia berhenti untuk merenungkan maknanya. Jika ia termasuk golongan kafir, maka hendaknya ia segera beriman, dan

Page 23: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 23

mengucapkan, “Aku beriman kepada Allah SWT semata, mengetahui tempat ancaman, dan memohon kepada Allah SWT agar dijaga dari neraka.” Jika melewati ayat yang di dalamnya terdapat panggilan bagi orang-orang yang beriman seperti.”Hai orang-orang yang beriman” Hendaknya ia berhenti dahulu di situ -Ada sebagian orang yang mengucapkan, ”Aku penuhi panggilan-Mu wahai Rabbku” Dan memperhatikan redaksi selanjutnya dari apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang, dan ia meyakini akan menjalankannya. Jika hal itu adalah sesuatu yang pernah ia lalaikan di masa lalu, maka hendaknya ia segera memohon ampunan atas perilakunya pada waktu itu, dan bertobat kepada Allah SWT atas kekurangannya itu. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya..” (QS At-Tahrim 66:8) Jika ia membaca ayat ini, hendaknya ia mengingkari perbuatan-perbuatannya di dalam irinya serta dosa-dosanya dengan orang lain, seperti kedzaliman, ghibah (menggunjing orang lain), dan yang lainnya. Dan, ia segera melunasi kedzalimannya itu dan memohon ampunan atas amal perbuatan yang tidak lengkap ia kerjakan. Kemudian, ia berniat untuk menunaikannya, dan memohon untuk dibebaskan dari kedzalimannyan kepada orang yang ia dzalimi jika ia masih ada bersamanya, atau menulis surat meminta maaf jika ia berada di tempat lain, serta mengembalikan apa yang pernah ia ambil dengan dzalim dari orang lain. Dan ia bertekad untuk menunaikan itu semua pada saat ia membaca Al Quran sehingga Allah SWT mengetahui bahwa ia telah mendengar dan menaati firman-Nya Jika ia melewati suatu ayat yang ia tidak tahu maknanya, Maka ia segera mengingat atau mencatatnya untuk kemudian menanyakan kepada orang yang mengetahui maknanya, sehingga ia menjadi penuntut ilmu Al Quran dan menjalankan isinya. Jika suatu ayat diperselisihkan oleh ulama tentang pengertiannya, Maka hendaknya ia mengambil pemahaman yang paling ringan. Dan jika ia berhati-hati dan memilih pendapat yang paling kuat, maka itu lebih baik dan lebih selamat bagi agamanya. Jika ayat yang ia baca adalah ayat-ayat yang di dalamnya Allah SWT menceritakan berita umat-umat yang telah lalu, Maka perhatikanlah hal itu, dan lihatlah apa yang diputuskan bagi umat itu, selanjutnya kembalilah bersyukur kepada Allah SWT atas semua itu. Jika yang ia baca adalah ayat-ayat perintah atau larangan, Maka niatkanlah untuk menjalankan perintah itu dan mengajak orang lain untuk menjalankannya, serta menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya. Jika yang ia baca ancaman yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi kaum mukminin, Maka hendaknya ia memperhatikan hatinya. Jika ia cenderung untuk mengharap maka sambunglah dengan perasaan takut, dan jika ia cenderung untuk takut maka sambunglah dengan harapan, sehingga rasa takut dan harapannya seimbang.

Page 24: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 24

Itulah kesempurnaan iman. Jika ayat-ayat yang ia baca adalah dari kelompok ayat mutasyabihat yang hanya Allah SWT mengetahui takwilnya, Maka terimalah dengan keimanan, seperti diperintahkan oleh Allah SWT dalam QS Al-Imran 3:7 Jika ia berisi nasihat, maka ambillah nasihat itu. Dan jika ia telah melakukan itu, maka ia telah membaca Al Quran secara tartil dan sempurna. Jika manusia telah melakukan hal ini, maka ia telah membaca Al Quran dengan tartil secara sempurna. Sumber: Berinteraksi dengan Al Qur’an Dr. Yusuf Al Qardhawi

------------------------oOo------------------------

Page 25: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 25

Pengirim : none [email protected] Tgl. Email : 04-11-2006

Belajarlah dari Khadijah Oleh: Fatimah Usman

''ALLAH tidak menganugerahkan kepadaku seorang istri sebagai pengganti yang lebih baik daripada Khadijah ra. Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari kenabianku; dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakan diriku; dia membantuku dengan harta kekayaannya ketika orang lain tidak mau memberiku, dan dari rahimnya Allah menganugerahkan anak-anak bagiku, bukan dari perempuan lain.'' Demikian terjemahan dari Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang seringkali didengar oleh para sahabat beliau, termasuk oleh istri beliau sesudahnya, Aisyah, sehingga dia sangat cemburu kepada Khadijah sekalipun sudah almarhum. Khadijah adalah seorang istri yang penuh dengan sifat keibuan, mampu menjadi pelipur lara di saat sang suami (waktu itu belum menjadi nabi) mengalami kehausan kasih sayang karena sejak kecil sudah yatim-piatu. Beliau istri yang penyabar dan penuh perhatian, sekalipun suami (Muhammad) suka pergi untuk ber-tahannuts (menyendiri dan merenung) di gua-gua di luar Kota Makkah. Beliau sebagai penyejuk dan penenang jiwa, termasuk saat suaminya pulang ke rumah di pagi buta dalam keadaan ketakutan. Tubuhnya gemetar, dengan wajah yang pucat pasi dan terbata-bata menceriterakan kejadian dahsyat yang baru saja dialami. Di Gua Hira malam itu, Muhammad didatangi seseorang yang belum pernah dikenalnya, yang ternyata malaikat Jibril. Melalui Jibril, beliau menerima lima ayat dari surat Al-'Alaq, yang terjemahnya: ''Bacalah (hai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu yang menggantung. Bacalah, dan Tuhanmu yang Paling Mulia yang telah mengajari dengan pena. Mengajari manusia, apa saja yang tidak diketahuinya." Ketakutan dan kegelisahan suami seketika lenyap di saat Khadijah merangkul dan mendekap ke dada beliau dengan sikap lembut dan dengan kata-kata yang menghibur, sehingga tenanglah hati Muhammad sampai tertidur di sampingnya. Di saat itulah, Khadijah diam-diam mengunjungi saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal, dan menceriterakan kejadian yang telah dialami suami, dan beliau memperoleh kepastian bahwa Muhammad telah dipilih oleh Allah menjadi Nabi! Rasa syukur bercampur kagum dan cinta, ingin sekali beliau menyampaikan perasaan itu secepatnya kepada suami. Maka di saat sang suami menyatakan bahwa dirinya diperintahkan untuk mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah, dan ''siapakah kiranya orang yang mau kuajak?'', Khadijah segera menjawab dengan mantap penuh keyakinan: ''Aku yang menyambut ajakanmu wahai Muhammad! Ajaklah aku sebelum mengajak orang lain, aku mengaku Islam, membenarkan kerasulanmu dan mengimani Tuhanmu.'' Tidak hanya sebagai mukmin-mukminah pertama, Khadijah juga merelakan seberapa pun harta bendanya dipergunakan untuk membiayai dakwah yang penuh hambatan. Beliau yang terkenal sebagai pengusaha ekspor-impor yang disegani kala itu, kaya raya, dan

Page 26: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 26

bangsawan, sama sekali tak keberatan ketika harus meninggalkan kemegahannya untuk hidup mengungsi ke Syi'ib Abu Thalib yang sangat sederhana, demi menyelamatkan agama barunya dari amukan kaum Quraisy. Siksaan dan penindasan dari kafir (Quraisy) yang menabuh genderang perang, bertahun-tahun beliau alami bersama keluarga, namun ketabahan dan kesetiaan beliau kepada suami dan perjuangannya tetap mengagumkan setiap orang. Belum lagi lelabuh beliau dalam melahirkan dan mendidik enam putra-putri Rasulullah Muhammad SAW yang sangat dicintai, yakni: Qasim, Abdullah (keduanya meninggal di saat kecil), Zaynab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah. Seperempat abad Khadijah membuktikan dirinya sebagai istri shalihah. Oleh karenanya secara jujur Rasulullah mengakui, keberadaannya tak pernah tergantikan! Jiwanya tetap hidup meski jasadnya telah wafat, bayangannya tetap menyertai sepanjang kehidupan Rasulullah. Hal itu terlihat, setiap beliau bercerita atau mendengar nama Khadijah disebut, wajah beliau langsung berbinar-binar bahagia. Cinta kasih beliau kepada Khadijah menjadikan beliau tak pernah menduakannya. Keteladanan seorang ummul mukminin yang akan tetap abadi sepanjang sejarah hidup umat Islam di dunia. Seorang istri yang siap hidup bersama suami dalam suka dan dukanya, dalam sehat dan sakitnya, dalam penindasan dan pengagungannya. Istri yang siap menjadi bemper bagi perjuangan suci sang suami, tanpa rasa takut akan risiko besar yang harus dihadapinya. Istri yang senantiasa memiliki semangat untuk menyinkronkan setiap langkah positif suaminya (bukan hanya sebatas mendukung), sehingga upaya seiring-sejalan dalam mengarungi hidup lebih mudah dilakukan, sekalipun pada dasarnya memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat jelas. - Penulis adalah dosen IAIN Walisongo Semarang.

------------------------oOo------------------------

Page 27: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 27

Pengirim : arief ludiantoro [email protected] Tgl. Email : 04-11-2006

Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam Shaykh Muhammad Hisham Kabbani

Suhbat 24 Agustus 2006* A udzu billahi min asy-shaitaan ir-rajiim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim Nawaytu'l-arba iin, nawaytu'l- itikaaf, nawaytu'l-khalwah,nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suluuk, nawaytu'l- uzlah lillahi ta ala fii hadza'l-masjid Pada sesi sebelumnya dikemukakan tentang tidak ada satupun yang bisa mengerti tentang Peningkatan Samudera Pengtahuan Nabi salallahu alaihi wasalam. Dan peningkatan beliau ini tidak terhitung, kalian tidak dapat menghitungnya. Karena dalam setiap kesempatan peningkatan beliau merupakan kenaikan berganda dari yang sebelumnya. Ini tidak berarti bahwa dalam setiap kenaikan beliau mencapai jarak yang lebih pendek dari sebelumnya, namun beliau menempuh jarak 2 kali dari sebelumnya. Yang selanjutnya akan menjadi 4x dari sebelumnya lalu 16x dari sebelumnya dan seterusnya. Inilah bagaimana Nabi (saw) mengalami kenaikan dalam setiap waktu 2x dari kenaikan pertama. Dan awliyaullah bahkan tidak dapat mengerti pengetahuan dan realitas yang Allah swt pakaikan kepada kekasihNya Muhammad saw dari satu kenaikan ke kenaikan lain. Mereka mungkin mengambil setetes dari samudera dan satu tetes itu cukup membuat mereka terlena dan mabuk. Kebesaran yang Allah swt berikan kepada Sayyidina Muhammad (saw) tidak dapat dijelaskan dan karena itulah Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur'an: Laqad ja akum rasulun min anfusikum…. Bil muminiina raufun rahiim fa in tawallaw, fa qul hasbiyAllahu La ilaha ill-Allah. Allah swt telah mengirimkan kepada kalian. *Laqad ja akum min anfusikum rasulun min anfusikum* –dari diri kalian sendiri. Artinya bahwa dari dalam diri setiap orang memiliki koneksi kepada Nabi (saw). Bila diandaikan jika Nabi (saw) adalah sumber utama energi lalu setiap orang terhubung kesana. Di setiap rumah kalian memiliki energi listrik yang dialirkan dari sumber utama, itulah mengapa kita mengatakan listrik ini (energi) datang dari listrik itu (sumber energi listrik .pet). Di rumah listrik datang dari sumber yang sama. Itulah sebabnya juga kami mengatakan kamu berasal dari kamu. Allah telah mengirimkan ke tengah-tengah kamu seorang pembawa amanat. Itulah arti literalnya. Namun dalam arti hakikatnya adalah Allah swt telah mengirimkan seorang pembawa amanat bagi semua manusia, dari sisi manapun orang itu telah mewarisi dan memiliki koneksi kepada para Nabi dan hanya Allah mengetahui yang terbaik. Dari setiap ke-aku-an dari kita ada sebuah koneksi/koneksi kepada para nabi. Artinya bahwa setiap individu memiliki sebuah hubungan. Dan para nabi dapat meraih kita melalui dengan melacak koneksi yang menuju ke-aku-an dalam diri setiap manusia. Laqad ja akum rasulun min anfusikum – datang dari dirimu sendiri.

Page 28: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 28

Tidak datang dari … artinya beliau (Nabi (saw)) laksana sebuah sumber energi utama dan setiap orang terhubung dengan beliau. Ketika seseorang sangat dekat dengan kalian, ketika seseorang terhubung dengan kalian, (maka) kalian terhubung kepada Nabi saw, itulah mengapa *ummat an-Nabi* berada dalam pelukan' Nabi saw, antara 'sayap-sayap' dan lengan-lengan beliau, dibawah 'sayap-sayap' dan lengan-lengan beliau, mereka (ummat an-Nabi) tidak dapat keluar. Itulah alasan mengapa dia 'bersama kalian'. Kalian berada dalam pengaruh Nabi (saw). Ketika kalian berada dibawah 'sayap' dan lengannya, beliau sangat memperhatikan kalian, itulah kenapa beliau bersabda *Hariisun alaykum*. Beliau tidak memberikan kesempatan bagi setan untuk menarik kalian keluar. Dan juga itulah alasan mengapa hal ini menjadi berkesinambungan dalam penjelasan sebelumnya yang dipaparkan oleh Grandsyekh, bahwa *la an-Allah al kafiriin, la an-Allah al-musyrikiin, la an-Allah al-munaafiqiin*, kutukan itu datang dari karakter-karatkter buruk. Saat kutukan datang kepada mereka, kutukan ini seperti mesin cuci. Saat pakaian dimasukkan ke dalam mesin cuci apa yang terjadi? Mesin itu akan membersihkan pakaian. Begitu pula dengan halnya dengan karakter-karakter ini, dalam Kehadirat Illahi akan dibersihkan. Itulah alasannya beliau sangat memperhatikan kalian, *wa bil uminiina raufun rahiim* untuk kelompok kalian, *muminiina*… beliau memperhatikan kita karena 'steker' kita adalah steker yang bagus, sehingga kita menjadi Muslim. Dan dengan sebagian orang yang *raufun rahiim* apa artinya Rauf? Lemah lembut. Memiliki belas kasihan. Dan *rahiim* – penyayang. Bukan hanya pengasih. *Rahman* memiliki arti pengasih. *Rahiim* adalah rasa pengasih untuk mengampuni kalian. Artinya jika kalian berada dilingkup dikasihi dan kalian dibawah lingkup belas kasihan, artinya dimanapun (tingkat) Nabi (saw), beliau akan bersama kalian, kalian berada dalam tingkatan yang bergerak. Meskipun kalian tidak mengerti setetes dari pengetahuan ini tapi Nabi (saw) tidak akan membiarkan kalian keluar dari lengan dan sayap beliau. Itulah mengapa semua Ummah 'bergelantungan' dengan Nabi (saw) dan tidak ada satupun yang akan tertinggal. Setiap orang akan berada dalam Mi'raj. Karena itulah ketika seseorang dari *Ummat an-Nabi* meninggal, dia melihat dirinya sendiri,"Oh, Saya tidak melakukan semua itu. Saya tidak melakukan banyak ibadah. Saya tidak pernah mencapai tingakat itu." Pada kesempatan itu dia mengerti bahwasanya dia berada dalam lingkup NabiNya tercinta Sayyidina Muhammad dan dia tidak tertinggal. Jikalau dia tertinggal maka Nabi (saw) tidak *Hariisun alaykum*. Beliau tidak bisa menjaga seseorang jika dia memang diperuntukan bagi Iblis. Allah mengenakan Nabi (saw) dengan atribut pemelihara kaum beliau dan dia tidak akan melepaskan satupun ke tangan iblis. Beliau akan membawa semua Ummahnya ke Hadirat Allah dengan bersih. Bukan …*uluum al-awwaiin wal akhiriin* sesuatu yang dapat dijelaskan. Kalian tidak dapat menjelaskannya. Apa yang Allah berikan kepada *Sayyidina Muhammad* (saw) melebihi akal pikiran kita. Dari pengetahuan itu Grandsyekh memberitahukan bahwa Nabi (saw) memanggil para Sahaaba dan

Page 29: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 29

mengumumkan bagi siapapun yang dapat membaca Al Qur'an hingga selesai (khatm) dalam semalam, maka anak beliau saw, Fatima ra akan menjadi istrinya –Jadi, semua Sahaaba berusaha menyelesaikan membaca Kitab Suci dari Isya hingga Fajr untuk menyelesaikan dalam jangka waktu tersebut. Dan mereka harus membaca dengan *Ahkam*, aturan-aturannya. Semua Sahaaba membuka mata semalaman berusaha khatm Al Qur'an. Saat Fajr Nabi (saw) menanyakan," Adakah yang khatm Al Qur'an?" Tidak ada yang menjawab 'ya' kecuali Sayyidina Ali (r). Mereka bertanya kepada Sayyidina Ali (r),"Ya 'Ali (r) kamu tidur semalaman. Bagaimana caranya kamu bisa khatm Al Qur'an?" Karena ketika mereka membaca Al Qur'an, harus dengan aturan tertentu, tidak seperti ketika kita membaca sebuah cerita. Al Qur'an dibaca beserta rahasia dibaliknya. Ketika mereka membaca Al Qur'an berarti mereka memasuki samudera dalam tiap hurufnya. Dan awliyaullah dapat meraih dari setiap huruf tersebut 24.000 samudera pengetahuan. Pada saat mereka membaca Al Qur'an, maka mereka harus mengerti pengetahuan dibalik tiap huruf. Tidak seperti cara baca kita saat ini. Atau bahkan tidak seperti cara baca awliyaullah saat ini. *Sahabat an-Nabi* (saw), ketika mereka membaca Al Qur'an, mereka membacanya dengan rahasia cahaya yang datang dari setiap huruf di saat itu. Karena pengetahuan dalam setiap huruf terus bertambah, dalam urutan tertentu, urutan yang diikuti dengan pengertiannya masing-masing. Para Sahaaba membaca Al Qur'an walaupun tidak mungkin menyelesaikannya satu halaman dengan aturan-aturan yang ada. Sayyidina Ali (r) sedang tidur sepanjang malam. Mereka bertanya kepadanya, Bagaimana cara kau menyelesaikannya (membaca Al Qur'an)?" Dia menjawab,"*Ya sayyidii Ya Rasulullah*" –Dia adalah pintu dari kota pengetahuan dan dia tahu bagaimana mencapai tingkatan itu. Kalian harus menyelesaikan suatu tingkatan untuk diberikan pengetahuan dalam setiap huruf Al Qur'an. Itulah kenapa awliya memberikan banyak perhatian terhadap amalan harian (awraad) yang mereka berikan kepada kalian. Sayyidina Ali (r) berkata, "*Ya sayyidii Ya Rasulullah* apa yang saya baca adalah yang aya ambil dari hati Engkau, yaitu 3x *shahada* 70x *istighfaar* , dan Fatiha dan *Amana ar-Rasula* dan 7x *alam nashrah *dan 11x *qul Huwa Allahu ahada*, 10x *La laha ill-Allah*, dan 10 *salawat* tertuju kepadamu (Rasulullah) dan saya mengirimkan sebuah hadiah kepadamu. Nabi (saw) menjawab,"sadaqa Ali ." Karena pelafalan 3x *qul Huwa Allahu Ahad* seperti membaca seluruh Al Qur'an sebagaimana yang Nabi (saw) katakan. Jadi, 3x memasuki samudera dari Surah itu telah cukup bagi Sayyidina Ali (r) untuk menyelesaikan membaca Al Qur'an hingga selesai dibandingkan dengan para Sahaaba lain yang tidak sanggup menyelesaikannya pada waktu itu. Jadi, Nabi (saw) memberikan (dalam artian untuk dinikahkan) Sayyidina Ali ra kepada Sayyida Fatima ra. Seorang Wali Qutb bertanya kepada Qutb lain kemudian para Qutb mendiskusikannya Qutb pertama bertanya, "Jika semua Sahaaba menyelesaikan pembacaaan Kitab Suci Al Qur'an pada saat itu, apakah yang akan dilakukan oleh Nabi (saw)?" Nabi (saw)

Page 30: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 30

menjawab jika salah satu khatam Al Qur'an saat Fajr tiba, aku akan memberikan dia kepada Fatima ra. Qutb pertama menanyakan hal ini kepada Qutb kedua yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Perhatikan awliyaullah, Nabi (saw) akan memberikan nomor kepada para Sahaaba yang telah khatm Al Qur'an dan beliau (saw) akan memberikan seorang Fatima kepada setiap orang. Seberapa besar kepercayaan kalian? Kita dapat saja menyangkalnya bahwa itu tidak mungkin. Tapi awliya, perkataan Nabi (saw) tidak dapat disangkal. Jikalau mereka semua atau pun separuhnya berhasil khatm AlQur'an, Allah akan menciptakan wanita-wanita yang mirip dengan Fatima. Bukan hanya satu yang diberikan kepada Sayyidina Ali (ra). Ini berasal dari hati Nabi (saw), *Hariisun alaykum bil-muminiina raufun* rahiim* beliau pengasih dan berbelas kasihan kepada orang-orang beriman. Kalian harus mempercayainya seperti Qutb tadi. Jangan mempertanyakan seorang wali. Kalian tidak tahu kesalahan apa yang kalian perbuat ketika kalian meragukan dan mempertanyakaan seorang wali. Awliyaullah seperti belerang merah, jarang ditemukan dan tidak setiap orang mengaku dirinya sebagai wali. Begitu banyak yang menganggap syekh mereka adalah seorang wali. Ini tidak sesederhana itu. Wali adalah seseorang yang telah berhasil mengendalikan egonya sendiri. Dan telah diberikan kemurnian dari Allah, kemurnian yang suci, satu bentuk kemurnian Nabi (saw) yang suci lalu diberikan kepada syekh kalian. Awliyaullah sebagaimana diterangkan dalam sesi sebelumnya apa yang Sayyidina Bayazid al-Bistami katakan. Perhatian Nabi (saw) tidak dapat dijelaskan dan dimengerti oleh kemampuan awliyaullah ketika mereka memasuki samudera pengetahuan lalu mereka mengambil rahasia-rahasia ini sebagaimana yang Grandsyekh katakan jangan tinggalkan 3x *shahada*, 70x* istighfaar* dan *Fatiha *dan *Amana ar-Rasula*dan 7x * alam nashrah* dan 11x *qul Huwa Allahu ahada*. Apa yang mereka berikan adalah sebuah rahasia. Seperti *Sayyidina Ali* (ra) yang dengan tenang beristirahat dan melafalkan semuanya hanya memerlukan waktu 10 menit dan disisi lain para Sahaaba terus dan terus membaca Al-Qur'an dan tidak dapat menyelesaikannya. Mereka harus membaca Al Qur'an dengan aturan dan *Sayyidina Ali* (r) menyelesaikannya hanya dalam 10 menit. Karena dalam 10 menit itu beliau dapat menbuka kode dari apa yang beliau baca, sebuah kunci harta karun yang beliau perlukan pada malam itu. Karena saat Nabi (saw) memerintahkan meng-khatm Al Qur'an bukan hanya membuka Al Qur'an kemudian membaca hingga selesai. Jadi, artinya adalah apapun yang telah 'diperlihatkan' kalian harus membacanya sesuai dengan rahasia yang terkandung dan aturan-aturannya. Saat kalian mencapai batasan-batasan dan tujuan lalu kalian diberikan hak untuk memiliki Fatima. Jika bukan kalian lalu siapa yang berhak? *Sayyidina Ali* (ra) dapat memasuki samudera pengetahuan, laksana sebuah kunci untuk membuka pintu dan masuk ke dalamnya.

Page 31: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 31

Dan beliau berhak untuk siapa? Untuk Fatima ra. Jadi, artinya adalah Fatima (ra) adalah surga tertinggi yang dapat dicapai. Ada surga yang bernama Fatima (r) yang diperuntukkan bagi siapapun yang dapat memasukinya dari pintu yang *Sayyidina Ali* (r) masuki. Fatima berada dalam surga tersebut, dalam kota nabi. Dia dapat mencapai Fatima surgawi sebaik dengan Fatima secara fisik. Tidak ada yang dapat mengerti tingkatan *Sayyida Fatima az-Zahra (r)*. Surganya dapat diambil oleh seluruh Ummah*. Dia tidak meninggalkan seorangpun dari *Ummatan-Nabi* (saw). Dengan syafa'at darinya, setiap orang akan memasuki surga. Dia tidak akan meninggalkan seorang pun tertinggal. Kemudian setelah Nabi (saw) akan memberikan mereka 'pakaian'. Lalu apa yang akan Nabi (saw) perbuat kepada mereka? Beliau akan memakaikan mereka 'pakaian' dengan apa yang Allah berikan kepada mereka. Jadi, Grandsyekh berkata bahwa penghuni semua surga adalah Muhammadiyun. Mereka memiliki fitur-fitur yang terefleksi pada mereka. Fitur yang sama dengan Nabi (saw). Inilah awliyaullah yang Allah berikan kepada beliau, mereka *Ummat an-Nabi*, Allah memberikan mereka kepada beliau dan mereka berada dibawah perlindungan beliau, Kita memohon kepada Allah untuk memelihara diri kita 'bersih', memelihara kita dalam perhatian Nabi (saw) dan untuk memasuki surga *Sayyida Fatima az-Zahra* (r) Wa min Allah at tawfiq Wassalam, arief hamdani The Naqshbandi Haqqani Rabbani Whirling Dervishes Rabbani Sufi Institute of Indonesia www.mevlanasufi. blogspot. Com HP. 0816 830 748

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 32: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 32

Pengirim : L.Meilany [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Ketika Naira Berjilbab Adalah Naira seorang gadis remaja lulus SMU. Naira memiliki wajah yang cantik, tubuhnya langsing, dengan tinggi hampir 170 cm. Naira memilik kegemaran yang jarang dimiliki oleh wanita seusianya yakni berolahraga. Hampir semua bidang olahraga ia kuasai. Ketika teman-temannya mendaftar diperguruan tinggi dengan memilih jurusan yang populer, banyak diminati agar mudah mencari kerja, atau memilih bidang yang bergengsi misalnya; Naira justru memilih untuk kuliah di Universitas Negeri Jakarta [ulu namanya IKIP] mengambil jurusan 'langka', - olahraga -.] Selama Naira kuliah ia mengambil jurusan olahraga voli. Selain cantik, Naira cerdas, ia berprestasi. Sehingga dimasa kuliahnya ia juga mampu mencari uang sendiri. Misanya memberi pelajaran privat berenang; mengajar ilmu beladiri, senam di kursus-kursus. Kepandaian ber volinya juga memberi dampak bagi lingkungan tempat tinggalnya. Ia melatih warga dan sering memenangkan lomba voli dalam rangka 17-an atau antar RT, kelurahan. Puncaknya, ketika Naira terpilih menjadi tim voli dari universitasnya untuk mengikuti cara olahraga antar mahasiswa. Naira bisa berkunjung ke daerah-daerah lain di Indonesia. Naira juga sempat terpilih menjadi anggota tim voli yang mewakili daerah (porda), bahkan nasional. Secara internasional pun Naira sempat merasakannya; bagaimana dieluk-elukan, di puja -puji. Buah keahliannya menghasilan penghargaan; berupa piala, medali, piagam dan tentunya juga materi serta fasilitas lainnya dari universitas. Di penghujung masa ia hendak meraih gelar S1 nya, Naira memutuskan untuk berjilbab. Betapa godaan, kesempatan emas untuk berkarir itu justru datang bertubi-tubi padanya ketika ia telah berjilbab. Bermula dari tawaran suatu yayasan kedaerahan di tempat ia tinggal agar Naira bisa mengikuti lomba 'ratu-ratu-an'. Naira menolak dengan halus. Orangtua Naira yang mempunyai kedekatan dengan personil di AL, memungkinkan Naira bisa merintis karir sedikit mudah untuk menjadi bagian dari korps wanita AL. Kemudian juga ada tawaran untuk menjadi pramugari. Pada karir-karir inilah yang kemudian Naira sempat bimbang. Naira sebenarnya sangat ingin, karena selain menyukai olahraga ia juga senang berpergian. Tapi Naira memutuskan untuk mengatakan tidak, karena untuk profesi ini ia harus menanggalkan jilbabnya; meskipun hanya untuk selama masa pendidikan dan bertugas. Selama menganggur setelah menjadi sarjana, ia mendapatkan tawaran dari teman-temannya, lembaga, klub untuk menjadi bagian dari tim voli mereka. Naira menolak, selain harus melepas jilbab, busana resmi voli untuk wanita sangat tidak islami, begitu penuturannya.

Page 33: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 33

Kini, Naira berprofesi sebagai pengajar di sebuah taman kanak-kanak, menjadi instruktur olahraga bagi anak-anak TK. Naira anak sulung dengan 3 orang adik, berasal dari keluarga sederhana. Umurnya belum 25, ia masih muda tapi ia tak mudah tergoda ketika menentukan arah hidup selanjutnya sesuai yang ia inginkan. Naira menerima banyak pertanyaan dari teman-temannya sehubungan dengan sikapnya ini. Masa sih, seorang atlit bisa dengan mudah berpindah profesi menjadi guru taman kanak-kanak, meninggalkan hiruk pikuk sorak sorai ketenaran, mengabaikan kesempatan profesi yang memungkinkan mendapatkan materi, fasilitas yang lebih menjanjikan sekedar untuk mempertahankan keyakinannya? [Kisah ini nyata, terimakasih untuk 'Naira' yang telah membagi pengalaman hidupnya] l.meilany 061106

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 34: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 34

Pengirim : ~ndhie~ [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Agar Cinta Tak Lagi Terlambat Oleh Febrina Sarlinda

Hari itu aku sedang berada di bus menuju kampus Pasca Sarjana yang berjarak 32 km dari kampusku untuk menemui dosen pembimbing Tugas Akhir. Tiba-tiba ponselku berdering. Dari ayah. Aku mulai cemas. "Nenek telah pergi, Rin", kalimat ayah membenarkan firasatku. Meski kudengar ada banyak isak tangis di seberang sana, tapi suara ayah begitu tegar menggambarkan keikhlasan. Dan aku, hanya kata "Kapan?" yang kuucapkan. Amat datar. Tanpa ekspresi. Dan ayah pun mengakhiri pembicaraan. Seketika aku seperti mencium wangi khas nenekku. Mungkin hanya perasaan saja, tapi baunya yang tercium semakin jelas membuatku tak kuasa membendung desakan air mata yang sedari tadi kutahan. Menyisakan perih yang teramat dalam. Seminggu yang lalu ayah mengabarkan bahwa nenek sakit keras. Tiga hari nenek terbaring tak sadarkan diri. Dua hari selanjutnya aku selalu menelpon menanyakan keadaannya. "Ya Allah, sembuhkan nenek. Nenek harus hadir di wisuda-ku nanti," begitu doaku setiap kali ayah mengatakan bahwa nenek tetap belum membaik. Tapi kesibukan menyusun skripsi terlalu menyita perhatianku, hingga aku pun tak pernah lagi menanyakan keadaan nenek sampai ayah mengabarkan kepergiannya. Aku sungguh menyesal. Sejak kecil aku memang jarang bertemu nenek. Terakhir aku menjenguknya tiga tahun lalu. Waktu yang teramat lama untuk jarak empat jam perjalanan dari rumah orang tuaku, padahal setiap libur aku selalu pulang, tapi tak pernah sempat menjenguknya. Sejak kecil aku selalu berusaha melepaskan diri jika nenek memelukku. Aku selalu memalingkan wajah setiap kali dia hendak menciumku. Aku bahkan tak pernah betah berlama-lama duduk dan berbincang bersamanya. Entahlah, aku tak pernah menyukai keluarga dari sebelah ayah. Mungkin karena dulu mereka tak pernah menyukai ibu, termasuk nenek. Tapi seiring usia aku semakin menyadari betapa sikapku telah salah. Sangat salah. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin nenek hadir dalam setiap momen penting hidupku. Ketika nenek sedang koma aku pun berjanji di dalam hati akan sering menjenguk dan menanyakan kabarnya bila nanti ia sembuh. Tapi semuanya terlambat. Aku bahkan tak sempat menjenguknya di saat kritis. Dan kini nenek telah pergi. Sebelum aku sempat meminta maaf padanya, sebelum aku sempat memeluknya, sebelum aku sempat menciumnya, sebelum aku sempat mengatakan bahwa aku pun bisa menyayanginya. Dan lagi-lagi aku tak sempat menghadiri pemakamannya karena aku yang kuliah di Palembang membutuhkan waktu 11 Jam untuk bisa sampai ke kediaman nenek. Hanya doa yang dapat kupanjatkan untuknya semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan memberikan tempat terindah di sisi-Nya. Amin.

Page 35: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 35

Usai tahlilan, kusempatkan diri menjunjungi saudara tertua ayah yang telah dua bulan menderita osteoporosis dan asam urat. Dua bulan ia tak mampu berjalan dan sebulan terakhir bahkan tak mampu duduk lagi. "Ya Allah, betapa aku tak kuasa menyaksikan penderitaannya," isakku ketika ia merintih menahan sakit yang tak tertahan. Ia tampak begitu lemah dan tak berdaya. "Ya Allah, betapa berdosanya aku yang telah hampir memutus silaturahmi dengan mereka yang adalah keluargaku." Saat itu aku merasa begitu berdosa. Selama ini aku tahu peringatan Allah "Seandainya kamu berkuasa, apakah kamu akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan (kasih sayang)? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah dan ditulikanNya telinga mereka dan dibutakanNya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Atau hati mereka telah terkunci?" (QS Muhammad:22-24). "Nauzubillah Ya Allah, sungguh aku tak ingin menjadi hamba yang Engkau murkai." Rasa tak suka dan bahkan mungkin benci yang dulu kurasakan seketika luruh berganti iba dan cinta. Kupeluk ia dengan erat dan kubiarkan ia menciumku berkali-kali. Malam itu kuhabiskan waktu untuk menemaninya. Mengusap kakinya dengan penuh cinta setiap kali ia merintih kesakitan. Aku tak ingin lagi kehilangan kesempatan menyatakan cinta untuk kedua kalinya. Karena siapa tahu, esok aku tak lagi punya waktu. Dan benarlah, 1 minggu yang lalu ia menghembuskan nafas terakhir, tepat di hari Idul Fitri setelah 3 bulan menahan sakit yang tak tertahan. Kulepas kepergiannya dengan ikhlas. Dalam hati pun aku bertekad untuk memperbaiki tali silaturahmi dengan keluarga yang selama ini terasa begitu jauh. Aku ingin membagi cinta dengan adil, seperti cinta yang kurasakan pada keluarga ibu, agar tak akan pernah ada lagi cinta yang terlambat. Fawasiqillahumma roobithotahaa Wa adim wuddahaa (Teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya. Kuatkanlah cinta kasihnya)

------------------------oOo------------------------

Page 36: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 36

Pengirim : oke [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Sholat Subuh, Ujian Terberat Bagi Munafikin Posted by: djati_k on Tuesday, August 08, 2006 - 11:28 AM

Hudzaifah.org - Ceritanya, suatu ketika, Dr. Raghib menemui seorang ustadz (da'i) yang ceramahnya begitu memukau dan menanyakan perihal penyebab da'i itu jarang salat Subuh berjamaah di masjid. Pertanyaan ini diajukan, setelah sebelumnya beliau mengamati langsung beberapa Hari dan ikut salat Subuh di masjid dekat rumah si da'i, namun tidak melihat sang da'i salat Subuh di situ. Mendapat pertanyaan demikian, sang da'i dengan enteng Dan tanpa rasa malu menjawab pertanyaan Dr. Raghib: " Maafkan saya, semoga Allah mengampuni saya Dan mengampuni Anda. Kondisi saya sangat sulit. Pagi-pagi saya sudah mulai kerja, sementara tidur agak terlambat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Mendengar jawaban seperti itu, kontan saja hati beliau bergejolak, jiwanya terasa sempit Dan tenggorokkannya terasa tersumbat. Akhirnya, dari kejadian itu beliau termotivasi untuk segera menulis sebuah buku tentang hikmah di balik salat Subuh, yang kemudian -?atas kehendak Allah swt.-? buku itu (Misteri Salat Subuh) menjadi Best Seller. Makna Ujian Ungkapan lidah sering tak sesuai dengan keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai dengan amal perbuatan. Mukmin yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan orang munafik, secara lahiriah kelihatan bagus Dan bersih, namun hatinya keras bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi. Allah swt. Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata yang tidak jujur Dan segala yang tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik dari yang mukmin, serta mengetahui yang dusta dari yang jujur. Namun, atas kehendak-Nya, Dia berhak memberikan ujian-ujian tertentu, untuk mengetahui rahasia hati yang tersembunyi dalam setiap jiwa; serta menunjukkan siapa yang hanya berbicara tanpa melaksanakan apa yang ia katakan; atau menyakini sesuatu, tapi tidak merealisasikannya. Tujuan ditampakkannya rahasia hati itu karena Allah swt. Ingin menegakkan hujjah (alasan) atas manusia, agar di Hari kiamat nanti tidak Ada seorang pun yang merasa terzalimi Dan teraniaya. Mereka diberi ujian, akan tetapi sebagian besar gagal dalam ujian tersebut. Lebih dari itu, melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan orang-orang mukmin dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin dengan orang munafik akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan mengakibatkan kekalahan serta kehancuran.

Page 37: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 37

Ujian merupakan sunnah ilahiyah Dan sebagai standar bagi semua manusia tanpa kecuali, yang berlaku sejak Adam a.s. Diciptakan hingga Hari kiamat kelak. Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya: Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: " Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al-Ankabut [29]: 1-3). Ujian dari Allah swt. Tidak sedikit jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus sejak manusia mendapat beban syariat, sampai tibanya kematian. Jihad fisabilillah merupakan ujian, bahkan sebagai ujian yang sangat berat. Namun, bukan mustahil dilakukan karena orang-orang mukmin bisa Lulus dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak akan Lulus. Infak di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan sesuatu yang mustahil. Orang mukmin mampu melaksanakannya, sementara orang munafik tidak akan mampu. Begitu pula, bersikap baik terhadap sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga ujian; rida dengan hukum Allah swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun ujian, Dan seterusnya. Ujian memiliki variasi tingkat kesulitan. Seorang mukmin harus Lulus dalam semua ujian itu untuk membuktikan kebenaran imannya, Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan hatinya. Salat Subuh, Ujian Terberat Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal yang mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini bagi seorang laki-laki adalah salat Subuh secara rutin berjamaah di masjid. Sedangkan bagi wanita, salat Subuh tepat pada waktunya di rumah. Setiap orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka salat tidak tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt. Sikap manusia dalam menunaikan salat wajib cukup beragam. Ada yang mengerjakan sebagian salatnya di masjid, namun meninggalkan sebagian yang lain. Ada pula yang melaksanakan salat sebelum habis waktunya, namun dikerjakan di rumah. Dan, Ada pula sebagian orang yang mengerjakan salat ketika hampir habis Batas waktunya (dengan tergesa-gesa). Yang terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan salat wajib secara berjamaah di mushala/masjid pada awal waktu. Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda: " Sesungguhnya salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya' Dan salat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Apabila Rasulullah saw. meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat salat

Page 38: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 38

Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati. Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan salat Subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar. 'Kejadian' ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu menangis bila mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum 'Ad, Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas azab Allah swt. pada waktu Subuh. Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jamaah salat Subuh mencapai jumlah jamaah salat Jumat. Memang, tanpa salat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak selayaknya kaum muslimin mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila mereka tidak memperhatikan salat ini. Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha atau waktu Zhuhur atau waktu sore hari (Ashar), memohon kemenangan, keteguhan dan kejayaan di muka bumi. Bagaimana mungkin? Sesungguhnya agama ini tidak akan mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi semua syarat-syaratnya. Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah, berakhlak mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit pun meninggalkannya, baik yang sepele apalagi yang sangat penting. Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini. Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga salat Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan masuk neraka, orang yang salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari." (HR. Muslim). Salat Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk salat Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin akan terpengaruh oleh hadist-hadist yang berbicara tentang keutamaan salat Subuh? Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya,

Page 39: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 39

niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun kondisinya, seperti sabda Rasulullah saw.: " Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak." Coba kita bayangkan ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantu memapahnya. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah Sekiranya kita saksikan ada orang yang meninggalkan salat Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya. Tentu saja, tulisan ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan salat Subuh di masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi bagi setiap individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita. Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqomah? Jika seseorang meninggalkan salat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat ini, maka segeralah bermuhasabah (intropeksi diri) dan bertaubat. Mengapa? Karena dikhawatirkan akhir hayat yang buruk (su'ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah minzalik! (HD).

------------------------oOo------------------------

Page 40: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 40

Pengirim : Chandra Kusumantoro [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Menahan Amarah dan Penuh Kasih Sayang Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dega kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah ta’ala dan rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah ta’ala dan makhluk-makhluknya. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidk pernah terpisahkan dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal untuk menyelesaikan problemanya. Demikian agungnya akhlak ini sehingga rasullah memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya : “Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)”. (HR. Muslim) Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain. Padahal rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang meminta nasehat : “Janganlah kamu marah.” Dan beliau mengulanginya berkali-kali dengan bersabda : “Janganlah kamu marah”. (HR. Bukhari). dari hadits ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah. Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh hawa nafsu yang memancing pelakunya bersikap melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca, dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dati kelemahlembutan. Didalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda : “Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah”. (Muttafaqqun’alahi). Ulama telah menjelaskan berbagai cara menyembuhkan penyakit marah yang tercelah yang ada pada seorang hamba, yaitu : Berdoa kepada Allah, yang membimbing dan menunjuki hamba-hambaNya ke jalan yang lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri manusia. Allah ta’alah berfirman: “Berdoalah kalian kepadaku niscaya akan aku kabulkan.” (Ghafir: 60)

Page 41: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 41

Terus-menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Quran, bertasbih, bertahlil, dan istigfar, karena Allah telah menjelaskan bahwa hati manusia akan tenang dan tenteram dengan mengingat Allah. Allah berfirman : “Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” ( Ar-Ra’d : 28). Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan marah dan balasan bagi orang-orang yang mampu manahan amarahnya sebagaimana sabda nabi shalallahu ‘alaihi wasallam : “ Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluq-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemaunnya “ (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat shahihul jami’ No. 6398). Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, dan jikalau ia sedang duduk maka hendaklah ia berbaring, sebagaimana sabda rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : “ Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia duduk. Kalau telah reda/hilang marahnya (maka cukup dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah ia berbaring.” (Al-Misykat 5114). Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan membangkitkan kemarahannya. Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang tercela. Dan betapa indahnya perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, karena tidaklah kelemahlembutan berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah. Sebaliknya bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan niscaya akan menjelekkannya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “ Tidaklah kelemahlembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah, dan tidaklah kelembutan itu dicabut kecuali akan menjadikannya jelek.” (HR. Muslim).

------------------------oOo------------------------

Page 42: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 42

Pengirim : oke [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

BAGAIMANA MELIHAT KEBAIKAN DALAM SEGALA HAL YANG TERJADI

Menyadari bahwa Allahlah yang Telah Menakdirkan Semua Hal dalam Setiap Detailnya Kebanyakan orang merasa senang saat segala sesuatu terjadi sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi, orang beriman tidak boleh cenderung kepada perasaan seperti itu. Di dalam Al-Qur an, Allah memberikan kabar gembira bahwa Dia telah menentukan setiap peristiwa demi kebaikan hamba-Nya dan hal tersebut tidaklah menimbulkan rasa sedih ataupun masalah bagi mereka yang benar-benar beriman. Seseorang yang menyadari kebenaran ini di dalam hatinya akan merasa senang terhadap apa yang dihadapinya dan ia melihat karunia yang tersimpan di balik apa yang terjadi. Banyak orang bahkan tidak ingin repot-repot berpikir bagaimana dan mengapa mereka ada di dunia ini. Walaupun kata hati akan menuntun mereka untuk menyadari bahwa keajaiban dunia dan penataannya yang sempurna ini memiliki pencipta, cinta yang luar biasa banyaknya yang dirasakan di dunia ini, keengganan mereka untuk melihat kebenaran, membawa mereka pada pengingkaran terhadap realitas keberadaan Allah. Mereka mengabaikan fakta bahwa setiap kejadian dalam hidupnya ditentukan sesuai dengan rencana dan tujuan tertentu; mereka malah menghubungkannya dengan ide yang sungguh-sungguh salah, yakni hanya sebatas kebetulan atau keberuntungan. Bagaimanapun juga, ini hanyalah sebuah pandangan yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dan kemudian menarik pelajaran dari peristiwa tersebut. Ada pula mereka yang sadar akan eksistensi Allah dan mengerti bahwa Dialah yang telah menciptakan seluruh alam. Mereka mengakui fakta bahwa Allahlah yang menurunkan hujan dan meninggikan matahari. Mereka menyadari bahwa tidak mungkin ada zat lain yang melakukan semua itu. Saat terjadi peristiwa dalam jenak kehidupan mereka-detail kecil yang membentuk bagian kesibukan sehari-hari-mereka tidak dapat berpikir bahwa mereka terlepas dari Allah. Meskipun demikian, Allahlah yang menakdirkan seorang pencuri memasuki rumah di malam hari, sebuah rintangan yang menyebabkan seseorang terjatuh, sebuah lahan subur untuk ditanami atau dibiarkan gersang, jual beli yang menguntungkan, bahkan panci yang gosong sekalipun. Setiap peristiwa terjadi dengan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas untuk menyelesaikan rencana-Nya yang agung. Sepercik lumpur yang mengotori celana kita, bocornya ban mobil, jerawat yang muncul, penyakit, atau kejadian yang tidak diharapkan lainnya. Semuanya terbentuk dalam kehidupan seseorang sesuai dengan rencana tertentu. Sejak seseorang membuka matanya, tak ada satu pun yang dialaminya di dunia ini terjadi dengan sendirinya dan terlepas dari Allah. Segala yang ada secara keseluruhan diciptakan oleh Allah, satu-satunya zat yang memegang kendali alam semesta. Ciptaan Allah

Page 43: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 43

bersifat sempurna, tanpa cacat, dan sarat dengan tujuan. Ini adalah takdir yang diciptakan oleh Allah. Seseorang tidak boleh mengotak-ngotakkan peristiwa yang terjadi dengan menamai kebaikan pada sebuah peristiwa dan kejahatan pada peristiwa yang lain. Apa yang menjadi kewajiban seseorang adalah menyadari dan menghargai kesempurnaan dalam setiap peristiwa. Kita harus percaya bahwa ada kebaikan dalam setiap ketetapan-Nya serta tetap menyadari kenyataan bahwa kebijaksanaan Allah yang tak terbatas ini telah direncanakan untuk sebuah hasil akhir yang paling sempurna. Bahkan mereka yang percaya dan mencari kebaikan dalam segala peristiwa yang menimpa mereka, baik di dunia ini maupun akhirat nanti, mereka akan menjadi bagian dari kebaikan yang abadi. Hampir di setiap halaman Al-Qur an, Allah meminta kita untuk memerhatikan hal tersebut. Inilah sebabnya mengapa ketidakmampuan dalam mengingat bahwa segalanya berjalan sesuai dengan takdir itu menjadi sebuah kegagalan yang mengerikan bagi seorang mukmin. Takdir yang dituliskan oleh Allah begitu unik dan dilewati oleh seseorang benar-benar sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan. Orang awam menganggap kepercayaan akan takdir semata-mata hanya merupakan cara untuk "menghibur diri" di saat tertimpa kemalangan. Sebaliknya, seorang mukmin memiliki pemahaman yang benar akan takdir. Ia sepenuhnya menganggap bahwa takdir adalah sebuah rencana Allah yang sempurna yang telah dirancang khusus untuk dirinya. Takdir adalah rencana tanpa cacat yang dibuat untuk mempersiapkan seseorang untuk sebuah kenikmatan surga. Takdir penuh dengan keberkahan dan maksud Ilahiah. Setiap kesulitan yang dihadapi seorang mukmin di dunia ini akan menjadi sumber kebahagiaan, kesenangan, dan kedamaian yang tak terbatas di kemudian hari. "Sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan." (al-Insyirah: 5) Ayat ini menarik kita pada kenyataan bahwa di dalam takdir seseorang, kesabaran dan semangat yang ditunjukkan oleh seorang mukmin, telah dituliskan sebelumnya bersama-sama dengan balasannya masing-masing di akhirat. Sekali waktu mungkin terjadi dalam jenak kehidupan, seorang mukmin menjadi marah atau khawatir akan terjadinya hal-hal tertentu. Penyebab utama dari kemarahan yang ia rasakan adalah karena ia lupa bahwa semua itu merupakan bagian dari takdirnya dan bahwa takdirnya itu telah diciptakan oleh Allah hanya untuk dirinya sendiri. Walaupun demikian, ia akan merasa nyaman dan tenang ketika ia diingatkan akan tujuan ciptaan Allah. Karena itulah, seorang mukmin harus belajar untuk terus mengingat bahwa segalanya telah ditetapkan sebelumnya. Ia harus mengingatkan orang lain akan hal ini. Ia harus bersabar saat menghadapi peristiwa-peristiwa yang Allah telah takdirkan untuknya dengan memberikan rasa percayanya kepada Allah dalam jarak waktu yang tak terbatas. Tak lupa, ia harus berusaha menemukan alasan-alasan di balik semua peristiwa tersebut. Jika ia berusaha memahami alasan-alasan ini, dengan seizin Allah, ia akhirnya akan berhasil. Bahkan walaupun ia tidak selalu berhasil menemukan maksud di baliknya, ia masih tetap yakin bahwa ketika sesuatu terjadi, pastilah semua itu demi kebaikan dan maksud tertentu.

Page 44: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 44

Memahami sepenuhnya bahwa setiap makhluk, hidup ataupun tidak, diciptakan dalam kepatuhannya pada takdir. Takdir adalah pengetahuan sempurna Allah atas semua peristiwa di masa lalu dan masa depan, laksana satu waktu saja. Ini menunjukkan kekuasaan mutlak Allah atas semua makhluk dan semua peristiwa. Manusia bisa saja berhati-hati agar tidak mengalami suatu peristiwa yang buruk, tetapi Allah mengetahui semua peristiwa sebelum hal itu terjadi. Bagi Allah, masa lalu dan masa depan adalah satu. Semua itu sama-sama berada dalam pengetahuan Allah karena Dialah yang menciptakannya. "Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (al-Qamar: 49) Ayat tersebut menyatakan bahwa segala yang ada di dunia adalah bagian dari takdir. Kebanyakan orang tidak sempat memikirkan takdir. Karena itu, mereka gagal menyadari bahwa hanya kekuatan Allah yang tak terbataslah yang akan eksis di balik keteraturan yang sempurna ini. Sebagian orang menganggap bahwa takdir hanya berlaku pada manusia. Kenyataannya, semua yang ada di alam semesta, mulai dari furnitur di rumah Anda sampai sebuah batu di jalan, rumput kering, buah, atau selai di rak supermarket, semua itu adalah bagian dari takdir yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah. Takdir semua benda dan makhluk yang diciptakan telah ditentukan dalam kebijaksanaan Allah yang tak terhingga. Setiap peristiwa yang dilihat seseorang, setiap suara yang didengarnya, merupakan bagian hidup yang telah diciptakan untuknya sebagai sebuah kesatuan. Tak ada bunga yang mekar dan layu dengan kebetulan. Tak ada manusia yang lahir dan mati secara kebetulan. Tak ada manusia yang sakit tanpa sengaja dan tidaklah penyakitnya itu bertambah tanpa ada yang mengendalikan. Dalam setiap kejadian, peristiwa ini khusus ditakdirkan oleh Allah sejak saat pertama kita diciptakan. Apa pun yang ada di muka bumi, di dalam lautan, atau jatuhnya sehelai daun, semua terjadi dalam rangka memenuhi takdir. Sebagaimana dinyatakan, "Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (al-An'aam: 59). Rasulullah Muhammad saw. pun bersabda bahwa tindakan setiap orang telah ditakdirkan oleh Allah, "Allah Yang Mahaagung dan Mahamulia telah menetapkan bagi setiap hamba di antara ciptaan-Nya empat hal: kematiannya, tindakannya, tempat tinggal dan tempat ia berpindah, serta makanannya." (HR Tirmidzi) Akan tetapi, biasanya manusia tidak sadar akan kenyataan bahwa setiap detik waktu mereka telah ditakdirkan oleh Allah. Sebagian mereka tidak pernah menyadari

Page 45: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 45

bagaimana mereka diciptakan atau bagaimana mereka mendapatkan karunia yang mereka nikmati. Sebagian lainnya menganggap bahwa semua itu hanyalah kebetulan yang tak berarti, walaupun mereka mengetahui bahwa Allahlah yang menciptakan kehidupan dan kematian. Di dalam Al-Qur an, Allah menyatakan kepada kita bahwa hal-hal kecil pun telah ditakdirkan oleh kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas dan semua itu berkaitan dengan tujuan-tujuan Ilahiah. "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadiid: 22) Setiap manusia harus memahami kenyataan ini. Hal ini karena takdir bagi segala sesuatu di alam semesta telah diketahui oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana. Karena itu, setiap hal kecil telah direncanakan oleh Allah dengan sempurna dan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Segalanya dibuat dengan teratur sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw.. Orang yang memiliki kesadaran penuh akan kenyataan takdir akan mendapatkan manfaat-dengan perasaan gembiranya-akan setiap jenak waktu dalam kehidupannya, yaitu saat-saat yang baik dan saat-saat yang terlihat buruk. Alasan mengapa hamba-Nya berhasil menyadari hal itu adalah karena Allah telah menciptakan takdir mereka tanpa cacat. Mereka akan mengetahui bahwa menganggap sesuatu sebagai sebuah kemalangan adalah suatu kebodohan. Ini karena sesuatu yang dianggap kemalangan itu memiliki maksud-maksud tertentu dari Allah. Pemahaman yang mendalam tentang takdir membuat mereka mampu melihat keberkahan yang terkandung dalam segala hal. Menganggap bahwa apa yang terjadi bukanlah karena Allah melainkan karena seseorang atau sesuatu, berarti kita tidak mampu memahami takdir. Segala sesuatu yang kita anggap seharusnya tidak terjadi demikian, pada hakikatnya merupakan "pelajaran takdir". Manusia harus sepenuh hati menanamkan dalam dirinya bahwa ada kebaikan dan maksud-maksud Ilahiah dalam setiap kejadian. Orang cenderung menganggap peristiwa yang tidak menyenangkan sebagai sebuah "kemalangan". Bagaimanapun juga, tetap ada kebaikan dan maksud-maksud tertentu dalam apa yang acapkali dianggap sebagai sebuah "kemalangan". Kejadian tersebut dianggap sebagai "kemalangan" karena kita menilainya demikian. Pada kenyataannya, hal itu adalah sebuah kemungkinan yang lebih baik karena ia adalah sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah. Jika Allah telah menunjukkan kebaikan dan maksud sebuah kejadian yang merugikan, atau sebuah kesulitan yang menekan dan membuat kita gusar, kita akan mengerti betapa tidak berartinya kekecewaan kita. Dengan mengenali berkah dalam segala hal, seorang mukmin akan merasakan kesenangan, bukan tekanan. Karena itulah, kewajibannyalah untuk mencari dan mengidentifikasi kebaikan dan manfaat takdir yang terjadi, yakni bahwa dalam peristiwa yang terjadi tersimpan maksud Allah. Ia akan merasa senang dan menghargai manfaat mengetahui takdir. Mengetahui bahwa Ada Keburukan dalam Peristiwa yang Tampaknya Baik dan Ada Kebaikan dalam Peristiwa yang Tampaknya Buruk.

Page 46: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 46

Dalam bab sebelum ini, kita diyakinkan bahwa Allah Yang Mahabijaksana menciptakan setiap peristiwa dalam rangka menyempurnakan sebuah rencana. Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa hanya Allahlah yang mengetahui peristiwa-peristiwa yang baik dan yang buruk. Ini disebabkan kebijaksanaan Allah tidaklah terbatas, sedangkan pengetahuan manusia terbatas. Manusia hanya bisa melihat tampilan luar suatu peristiwa dan hanya mampu bersandar pada penglihatan yang terbatas dalam menilainya. Informasi dan pemahaman mereka yang tidak mencukupi-dalam beberapa kasus-dapat membuat mereka tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik untuknya, dan mereka bisa saja mencintai sesuatu, padahal itu merupakan sebuah keburukan. Untuk dapat melihat kebaikan itu, seorang mukmin harus menyerahkan rasa percayanya kepada kebijaksanaan Allah yang tak terbatas dan percaya bahwa ada kebaikan dalam segala hal yang terjadi. Allah berfirman, "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216) Di sinilah, Allah mengatakan kepada kita bahwa suatu peristiwa yang dianggap baik oleh seseorang dapat mengakibatkan kekecewaan, baik di dunia ini maupun di akhirat. Begitu juga sesuatu yang ingin benar-benar dihindarkan-karena diyakini merugikan-mungkin dapat menyebabkan kebahagiaan dan kedamaian baginya. Nilai hakiki peristiwa apa pun adalah pengetahuan mutlak Allah. Segala hal, apakah rupa yang buruk ataukah rupawan, ada sesuai kehendak Allah. Kita hanya menjalani apa yang Allah inginkan untuk kita. Allah mengingatkan kita tentang hal ini, "Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yunus: 107) Maka dari itu, apa pun yang kita alami dalam kehidupan ini, apakah itu terlihat baik ataupun buruk, semuanya adalah baik karena hal itu merupakan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kita. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, zat yang menetapkan akibat suatu peristiwa bukanlah seorang manusia yang terbatas oleh ruang dan waktu, melainkan Allah, Zat yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, Yang menciptakan manusia, juga ruang dan waktu. (Informasi selajutnya, silakan baca buku Ketiadaan Waktu dan Realitas Takdir karya Harun Yahya

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 47: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 47

Pengirim : arief rachman [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Terapi Untuk Mengubah Diri

Ust. Anis Matta dalam bukunya, "Model Manusia Muslim" mengungkapkan terapi atau cara untuk mengubah diri dan orang lain.

1. Terapi Kognitif; bagaimana agar mengisi dan memenuhi pikiran dengan hal-hal yang positif dan kebaikan.

2. Terapi Emosional; yaitu bagaimana agar kita cinta kepada apa yang ingin kita capai dan membenci apa yang tidak ingin kita capai.

Terapi Kognitif Lintasan pikiran, menurut Ibnul Qoyyim adalah awal dari pembentukan karakter seseorang. Setiap harinya berbagai macam lintasan pikiran menyerbu kita. Bilamana lintasan pikiran itu diolah dan menguat dalam diri kita, mungkin karena sering terlihat atau dibayangkan, maka pikiran itu akan menjadi memori. Semakin menguat memori, maka bisa menjadi gagasan. Jika gagasan itu menguat, maka gagasan itu akan menjadi keyakinan. Jika keyakinan itu menguat dalam diri kita, maka akan menjadi kemauan. Dan bila jadi kemauan, maka akan berbuah tindakan. Tindakan yang dilakukan secara terus menerus kemudian menjadi sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan itulah kemudaian membentuk karakter kita, akhlak kita. Kalau pikiran kita dipenuhi dengan kata-kata "kotor", niscaya kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata "kotor". Kalau model sosial yang kita lihat terus menerus adalah artis, maka yang sering terlintas dalam benak kita adalah artis tersebut, perilakunya dan gayanya. Maka kecenderungan berpikir, emosi dan perilaku kita akan dipengaruhi oleh artis tersebut. Terapi Emosional Ada dua hal yang membuat kita mudah melakukan sesuatu :

1. Pengetahuan yang kita miliki untuk melakukan hal tersebut 2. Kecintaan akan sesuatu tersebut Kecintaan tentang suatu hal biasanya tumbuh dari

mengetahu manfaat suatu hal atau pekerjaan itu. Oleh karenanya ketika kita ingin berubah menjadi lebih sabar, misalnya. Maka kita harus banyak mengumpulkan dan mengingat-ingat manfaat dari sabar.

( Dari buku Ust. Anis Matta, disampaikan kembali oleh Arif dengan segala keterbatasannya ) semoga bermanfaat bagi yang ingin berubah dan mengubah! ARIEF R, Ciputat >>>> Terus perbaiki diri menuju syahid cita tertinggi

------------------------oOo------------------------

Page 48: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 48

Pengirim : oke [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

MELIHAT KEBAIKAN DALAM SEGALA PERISTIWA Sebenarnya, melihat kebaikan dalam segala hal merupakan ungkapan yang biasa. Dalam kehidupan kita sehari-hari, orang sering mengatakan, "Pasti ada kebaikan (hikmah) di balik kejadian ini," atau, "Ini merupakan berkah dari Allah." Biasanya, banyak orang mengucapkan ungkapan-ungkapan tersebut tanpa memahami arti sebenarnya atau semata-mata hanya mengikuti kebiasaan masyarakat yang tidak ada maknanya. Kebanyakan mereka gagal memahami arti yang sebenarnya dari ungkapan-ungkapan tersebut atau bagaimana pemahaman itu dipraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada dasarnya, kebanyakan manusia tidak sadar bahwa ungkapan-ungkapan tersebut tidak sekadar untuk diucapkan, tetapi mengandung pengertian yang penting dalam kejadian sehari-hari. Kenyataannya, kemampuan melihat kebaikan dalam setiap kejadian, apa pun kondisinya-baik yang menyenangkan maupun tidak-merupakan kualitas moral yang penting, yang timbul dari keyakinan yang tulus akan Allah, dan pendekatan tentang kehidupan yang disebabkan oleh keimanan. Pada akhirnya, pemahaman akan kebenaran ini menjadi sangat penting dalam menuntun seseorang tidak hanya untuk mencapai keberkahan hidup di dunia dan akhirat, tetapi juga juga untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang tak akan berakhir. Tanda pemahaman yang benar akan arti iman adalah tidak adanya kekecewaan akan apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini. Sebaliknya, jika seseorang gagal melihat kebaikan dalam setiap peristiwa yang terjadi dan terperangkap dalam ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan, kesedihan, dan sentimentalisme, ini menunjukkan kurangnya kemurnian iman. Kebingungan ini harus segera dienyahkan dan kesenangan yang berasal dari keyakinan yang teguh harus diterima sebagai bagian hidup yang penting. Orang yang beriman mengetahui bahwa peristiwa yang pada awalnya terlihat tidak menyenangkan, termasuk hal-hal yang disebabkan oleh tindakannya yang salah, pada akhirnya akan bermanfaat baginya. Jika ia menyebutnya sebagai "kemalangan", "kesialan", atau "seandainya", ini hanyalah untuk menarik pelajaran dari sebuah pengalaman. Dengan kata lain, orang yang beriman mengetahui bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi. Ia belajar dari kesalahannya dan mencari cara untuk memperbaikinya. Bagaimanapun juga, jika ia jatuh dalam kesalahan yang sama, ia ingat bahwa semuanya memiliki maksud tertentu dan mudah saja memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam kesempatan mendatang. Bahkan jika hal yang sama terjadi puluhan kali lagi, seorang muslim harus ingat bahwa pada akhirnya peristiwa tersebut adalah untuk kebaikan dan menjadi hak Allah yang kekal. Kebenaran ini juga dinyatakan secara panjang lebar oleh Nabi saw., "Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula." (HR Muslim).

Page 49: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 49

Hanya dalam kesadaran bahwa Allah menciptakan segalanya untuk tujuan yang baik sajalah hati seseorang akan menemukan kedamaian. Adalah sebuah keberkahan yang besar bagi orang-orang beriman bila ia memiliki pemahaman akan kenyataan ini. Seseorang yang jauh dari Islam akan menderita dalam kesengsaraan yang berkelanjutan. Ia terus-menerus hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran. Di sisi lain, orang beriman menyadari dan menghargai kenyataan bahwa ada tujuan-tujuan Ilahiah di balik ciptaan dan kehendak Allah. Karena itu, adalah memalukan bagi orang beriman bila ia ragu-ragu dan ketakutan terus-menerus karena selalu mengharapkan kebaikan dan kejahatan. Ketidaktahuan terhadap kebenaran yang jelas dan sederhana, kekurangtelitian, dan kemalasan hanya akan mengakibatkan kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Kita harus ingat bahwa takdir yang ditentukan Allah adalah benar-benar sempurna. Jika seseorang menyadari adanya kebaikan dalam setiap hal, dia hanya akan menemukan karunia dan maksud Ilahiah yang tersembunyi di dalam semua kejadian rumit yang saling berhubungan. Walau ia mungkin memiliki banyak hal yang mesti diperhatikannya setiap hari, seseorang yang memiliki iman yang kuat-yang dituntun oleh kearifan dan hati nurani-tidak akan membiarkan dirinya dihasut oleh tipu muslihat setan. Tak peduli bagaimanapun, kapan pun, atau di mana pun peristiwa itu terjadi, ia tidak akan pernah lupa bahwa pasti ada kebaikan di baliknya. Walaupun ia mungkin tidak segera menemukan kebaikan tersebut, apa yang benar-benar penting baginya adalah agar ia menyadari adanya tujuan akhir dari Allah. Berkaitan dengan sifat terburu-buru manusia, mereka kadang-kadang tidak cukup sabar untuk melihat kebaikan yang ada di dalam peristiwa yang menimpa mereka. Sebaliknya, mereka menjadi lebih agresif dan nekat dalam mengejar sesuatu walaupun hal tersebut sangat bertentangan dengan kepentingan yang lebih baik. Di dalam Al-Qur an, hal ini disebutkan, "Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (al-Israa : 11) Meski demikian, seorang hamba harus berusaha melihat kebaikan dan maksud Ilahiah dalam setiap kejadian yang disodorkan Allah di depan mereka, bukannya memaksa untuk diperbudak oleh apa yang menurutnya menyenangkan dan tidak sabar untuk mendapatkan hal itu. Walau seseorang berusaha untuk mendapatkan status finansial yang lebih baik, perubahan itu mungkin tidak pernah terwujud. Tidaklah benar jika seseorang menganggap suatu kondisi itu merugikan. Tentu saja seseorang boleh berdo'a kepada Allah untuk mendapatkan kekayaan jika kekayaan itu digunakan di jalan Allah. Bagaimanapun juga, ia harus mengetahui bahwa jika keinginannya itu tidak dikabulkan Allah, itu disebabkan alasan tertentu. Mungkin saja bertambahnya kekayaan sebelum matangnya kualitas spiritual seseorang dapat mengubahnya menjadi orang yang gampang diperdaya oleh setan. Banyak alasan Ilahiah lainnya-di antaranya tidak langsung disadari atau hanya akan terlihat di akhirat-dapat mendasari terjadinya sebuah peristiwa. Seorang usahawan, misalnya, bisa saja tertinggal sebuah pertemuan yang akan menjadi pijakan penting dalam kariernya. Akan tetapi, jika saja pergi ke pertemuan itu, ia bisa tertimpa

Page 50: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 50

kecelakaan lalu lintas, atau jika pertemuannya diadakan di kota lain, pesawat yang ditumpanginya bisa saja jatuh. Tak ada seorang pun yang kebal terhadap segala peristiwa. Biasakanlah untuk melihat bahwa pada akhirnya ada suatu kebaikan dalam sebuah peristiwa yang pada awalnya terlihat merugikan. Meski demikian, seseorang perlu ingat bahwa ia tidak akan selalu dapat mengetahui maksud sebuah peristiwa adalah sesuatu yang merugikan. Ini karena, sebagaimana telah kami sebutkan sebelumnya, kita tidak selalu beruntung dapat melihat sisi positif yang muncul. Mungkin juga Allah hanya akan menunjukkan maksud keilahian-Nya di akhirat nanti. Karena alasan itulah, yang harus dilakukan oleh orang yang ingin menyerahkannya pada takdir Allah dan memberikan kepercayaannya kepada Allah adalah menerima setiap kejadian itu-apa pun namanya-dengan keinginan untuk mencari tahu bahwa pastilah ada kebaikan di dalamnya dan kemudian menerimanya dengan senang hati. Harus disebutkan juga bahwa melihat kebaikan dalam segala hal bukan berarti mengabaikan kenyataan dari peristiwa-peristiwa tersebut dan berpura-pura bahwa hal itu tidak pernah terjadi, atau mungkin menjadi sangat idealis. Sebaliknya, orang beriman bertanggung jawab untuk mengambil tidakan yang tepat dan mencoba semua cara yang dianggap perlu untuk memecahkan masalah. Kepasrahan orang yang beriman tidak boleh dicampuradukkan dengan cara orang lain, yang karena pemahaman yang tidak sempurna tentang hal ini, mereka tetap saja tidak acuh terhadap apa pun yang terjadi di sekitar mereka dan optimis tetapi tidak realistis. Mereka tidak bisa membuat keputusan yang rasional ataupun menjalankan keputusan tersebut. Ini dikarenakan yang ada pada mereka adalah optimistis yang melenakan dan kekanak-kanakan, bukan mencari pemecahan masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang didiagnosis menderita penyakit yang serius, keadaannya saat itu mungkin paling parah sampai pada titik fatal yang diabaikannya selama masa pengobatan. Contoh lainnya, jika seseorang tidak menyadari pentingnya mengamankan harta bendanya, walau ia pernah mengalami pencurian, besar kemungkinan akan menjadi korban lagi dari kejadian serupa itu. Pastilah cara-cara tersebut jauh dari sikap menaruh kepercayaan kepada Allah dan dari "melihat kebaikan dalam segala hal". Pada hakikatnya, sikap tersebut berarti ceroboh. Kebalikannya, orang yang beriman harus berusaha mengendalikan situasi sepenuhnya. Pada dasarnya, sikap yang menuntun diri mereka ini adalah suatu bentuk "penghambaan", karena ketika mereka terlibat dalam situasi tersebut, pikiran mereka dikuasai oleh ingatan akan kenyataan bahwa Allahlah yang membuat peristiwa itu terjadi. Di dalam Al-Qur an, Allah menghubungkan kisah para nabi dan orang beriman sebagai contoh bagi mereka yang sadar akan hal ini. Inilah yang harus diteladani oleh seorang mukmin. Sebagai contoh, sikap yang merupakan respons Nabi Huud terhadap kaumnya menunjukkan penyerahan total dan rasa percayanya yang kokoh kepada Allah, walaupun ia mendapatkan perlakuan yang buruk. "Kaum 'Aad berkata, 'Wahai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami

Page 51: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 51

karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan memercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.' Huud menjawab, 'Sesungguhnya, aku menjadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya, aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya, Tuhanku di atas jalan yang lurus.' Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya, Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu." (Huud: 53-57) Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa Secara umum, manusia cenderung memisahkan peristiwa yang terjadi dalam istilah "baik" dan "buruk". Pemisahan tersebut sering bergantung pada kebiasaan atau tendensi peristiwa itu sendiri. Reaksi mereka terhadap peristiwa tersebut berubah-ubah tergantung pada kepelikan dan bentuk kejadian tersebut; bahkan apa yang akhirnya akan mereka rasakan dan alami biasanya ditentukan oleh kebiasaan sosial masyarakat. Hampir semua orang memiliki sisa-sisa mimpi masa kecil, bahkan dalam hidup mereka selanjutnya, walaupun rencana-rencana ini tidak selalu terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan atau direncanakan. Kita selalu cenderung kepada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dalam hidup. Peristiwa tersebut dapat sekejap saja melemparkan hidup kita ke dalam kekacauan. Ketika seseorang berniat untuk menjalankan hidupnya dengan normal, ia mungkin berhadapan dengan rangkaian perubahan yang pada awalnya terlihat negatif. Seseorang yang sehat bisa dengan tiba-tiba terserang penyakit yang fatal atau kehilangan kemampuan fisik karena kecelakaan. Sekali lagi, seseorang yang kaya bisa saja kehilangan seluruh kekayaannya dengan tiba-tiba. Hidup seperti menaiki roller-coaster. Reaksi orang berbeda-beda ketika menaikinya. Jika kejadian yang muncul menyenangkan, reaksi mereka baik-baik saja. Akan tetapi, ketika dihadapkan pada hal-hal yang tidak diharapkan, mereka cenderung kecewa, bahkan marah. Kemarahan mereka itu bisa memuncak, bergantung pada sejauh mana mereka berhubungan dengan peristiwa tersebut dan pencapaian mereka dalam masalah ini. Kencenderungan ini biasa terjadi dalam masyarakat yang tenggelam dalam kebodohan. Ada juga di antara mereka yang saat kecewa berkata, "Pasti ada kebaikan di dalamnya." Bagaimanapun juga, kalimat yang diucapkan tanpa memahami arti sebenarnya hanya semata-mata kebiasaan masyarakat saja. Masih ada sebagian orang yang memiliki keinginan untuk memikirkan maksud Ilahiah dalam setiap peristiwa, apakah yang mungkin terdapat dalam kejadian-kejadian yang sepele. Akan tetapi, ketika mereka dihadapkan pada peristiwa yang lebih besar, yang sangat mengganggu, tiba-tiba mereka melupakan niat tersebut. Sebagai contoh, seseorang

Page 52: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 52

mungkin tidak akan tertekan saat mesin mobilnya rusak tepat ketika ia harus berangkat ke kantor dan ia berusaha berprasangka baik terhadap kejadian tersebut. Akan tetapi, jika keterlambatannya itu membuat bosnya marah atau menjadi alasan hilangnya pekerjaan, ia lalu mencari-cari alasan untuk mengeluh. Dia mungkin akan bersikap sama jika kehilangan perhiasan atau jam mahal. Contoh-contoh ini menunjukkan kepada kita bahwa ada beberapa kejadian kecil yang menyebabkan orang bereaksi dengan wajar atau mereka mau berbaik sangka bahwa hal tersebut mengandung kebaikan. Akan tetapi, contoh-contoh lainnya yang tidak biasa dapat membuatnya mencari pembenaran atas keangkuhan dan kemarahan mereka. Di sisi lain, sebagian orang hanya menghibur diri dengan berpikir demikian tanpa memiliki pegangan makna yang benar terhadap "melihat kebaikan dalam segala hal". Dengan sikap demikian, mereka percaya bahwa hal tersebut dapat menjadi cara untuk menciptakan kenyamanan bagi mereka yang tengah tertimpa masalah. Misalnya yang terjadi pada anggota keluarga yang bisnisnya tengah berantakan atau seorang teman yang gagal dalam ujian. Bagaimanapun juga, jika kepentingan merekalah yang dipertaruhkan dan mereka terlihat tak sedikit pun memikirkan kebaikan apa yang ada di balik peristiwa tersebut, mereka telah berlaku bodoh. Kegagalan untuk melihat kebaikan dalam peristiwa yang dialami seseorang muncul dari hilangnya keimanan seseorang. Kegagalannya untuk memahami bahwa Allahlah yang menakdirkan setiap kejadian dalam kehidupan seseorang, bahwa hidup di dunia ini tidak lain hanyalah ujian, inilah yang menghalangi dirinya untuk menyadari kebaikan apa pun dalam setiap peristiwa yang terjadi padanya. Dalam bab berikut, kita akan menggali ide itu, yaitu memiliki keyakinan bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi pada kita dan faktor-faktor tersebut penting sekali untuk kita lihat.

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 53: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 53

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Keadilan Dan Kemuliaan http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4098

Allah telah memerintahkan untuk bersikap adil dan Allah membimbing untuk memberi maaf dan berbuat baik dalam banyak ayat-Nya. "Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. Dan Sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS. Asy-Syuura: 40- 43) "Dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang setimpal." Itulah keadilan. "Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." Inilah bimbingan untuk berbuat baik dan memberi maaf. Begitu juga firman Allah, "Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsan)." (QS. An-Nahl: 90) Ihsan adalah memberi maaf, menurut pendapat banyak ulama. "Orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." Disini terdapat penjelasan tentang keutamaan kebaikan, maaf dan sabar. "Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qisasnya (balasan yang setimpal)." (QS. Al-Maidah: 45) semuanya mengacu pada keadilan. "Barangsiapa yang merelakan (hak membalas), Maka itu (menjadi) penebus dosa baginya. (QS. Al-Maidah: 45) Ini bimbingan untuk memberi maaf. "Sesungguhnya Allah itu benar-benar Maha Pemberi Maaf dan Maha Pengampun." (QS. Al-Hajj: 60) Ini adalah keadilan. Diperbolehkan bagi yang tertindas untuk membela diri sesuai dengan ketertidasannya. "Atau memaafkan kesalahan (orang lain). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa." (QS. An-Nisa: 149) Ini bimbingan untuk memberi maaf dan berbuat baik.

Page 54: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 54

60. Demikianlah, dan Barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. (QS. Al-Hajj: 60) Yang dimaksud adalah keadilan. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Hajj: 60) Bimbingan pemberi maaf. Selamat kepada orang yang memberi maaf dan menempuh jalan orang- orang yang berbuat baik. selamat bagi orang yang mengambil sikap mulia dalam segala urusan dengan kesabaran dan memaafkan orang lain. Selamat untuk orang yang menahan diri ketika marah dan tidak membalas perlakuan saudaranya dengan kejelekan, bahkan memaafkannya. Semua ini adalah kebaikan![*] die *Fikih Akhlak* Musthafa Al-Adawy

------------------------oOo------------------------

Page 55: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 55

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 08-11-2006

Menyebarkan Salam http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4099

Bagian perkara yang akan menumbuhkan cinta dan kasih sayang antara sesame adalah menyebarkan salam (kedamaian) dan mewujudkannya. Karena itulah ada beberapa hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan dan menjelaskan dampak positif dan keutamaannya: Barra Ibn Azib ra. berkata, "Rasulullah SAW memerintahkan kita akan tujuh perkara: (1) menjenguk orang sakit, (2) mengiringi jenazah, (3) mendoakan orang yang bersin), (4) menolong orang yang lemah, (5) membantu orang yang teraniaya, (6) menyebarkan salam dan (7) melaksanakan sumpah dengan baik." (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kalian tidak akan masuk surga, kecuali dengan beriman. Kalian tidak akan beriman, kecuali dengan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang jika kalian lakukan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian!" (HR. Muslim) Dalam riwayat Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dari Anas ra., Rasulullah SAW bersabda, "Salam adalah termasuk salah satu dari nama Allah yang diletakkan didunia. Sebarkanlah salam diantara kalian!" Dari Abdullah Ibn Amr ra., "Seorang pemuda bertanya kepada Rasulullah SAW., Apa yang terbaik dalam Islam?' Rasulullah menjawab, Memberi makan (orang miskin) dan mengucapkan salam kepada yang engkau kenal atau yang tidak engkau kenal.'" (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah menjelaskan bahwa di antara hak muslim atas saudaranya ialah mengucapkan salam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Hak seorang Muslim atas orang muslim ada enam." Ditanyakan, "Apa saja ya Rasulullah?" Rasulullah SAW bersabda, "(1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam. (2) Jika dia mengundangmu, maka datanglah. (3) Jika dia meminta nasihatmu, berilah nasihat. (4) Jika dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah, doakanlah. (5) Jika dia sakit, jenguklah. (6) Jika dia meninggal dunia, maka iringilah jenazahnya." (HR. Muslim) Dari Abu Sa'id al-Khudri ra. Nabi SAW bersabda, "Hindarilah duduk di jalan-jalan!" Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita tidak ada tempat didik yang lain untuk berbincang-bincang?" Lalu Rasulullah SAW bersabda, ""Jika kalian enggan meninggalkan tempat itu, maka berikan hak jalan itu!" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah apa hak jalan ini?" Rasulullah SAW menjawab, "Menjaga pandangan, tidak mengganggu, membalas salam, menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemungkaran." (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 56: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 56

Manusia yang paling mulia di hadapan Allah adalah orang yang memulai memberi salam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memberi salam kepada anak-anak kecil, seperti disebutkan dalam ash-shahihain dari Anas ra., Beliau juga memberi salam kepada para wanita, sebagaimana disebutkan dalam sunan Tirmidzi dan al- Adab al-Mufrad milik Bukhari dengan sanad hasan dari Asma binti Yazid ra., "Rasulullah SAW melewatiku, dan aku disamping teman-teman sebayaku, lalu beliau memberi salam kepada kami." Begitu juga dalam suatu perkumpulan terdapat muslimin, musyrikin, penyembahan patung dan Yahudi. Nabi SAW mengucapkan salam kepada perkumpulan seperti itu. (HR. Bukhari dan Muslim) Para sahabat Rasulullah, jika sedang berjalan kemudian berhadapan dengan pohon atau semak belukar yang menyebabkan mereka harus berpisah satu sama lain, mereka memberi salam ketika bertemu lagi. (Ibnu Sunni dalam bukunya, "Amal al-Yaum wa al-Lailah) Yang juga akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih adalah berkirim salam kepada orang lain. Dan ini bukan perkara yang berat. Dari Aisyah ra., Rasulullah SAW berkata, "Wahai Aisyah, Jibril menyampaikan salam kepadamu." Aisyah ra., berkata, "Untuknya salam dan rahmat Allah." (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah ra., Nabi SAW berkata, "Sesungguhnya aku berharap, jika umurku panjang, bisa berjumpa dengan Isa ibn Maryam as. Jika ada diantara kalian yang bertemu dengannya, maka sampaikanlah salamku kepadanya." (HR. Ahmad) Jadi, dalam berkirim salam terdapat pahala dan ganjaran yang besar. Yang paling membuat orang Yahudi menjadi dengki adalah adanya salam dan kata "amin". Diriwayatkan dari Aisyah ra., dari Nabi SAW., "Yang membuat orang- orang Yahudi dengki kepada kalian adalah salam dan kata amin." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Bukhari dalam al-Abad al-Mufrad) Salam merupakan salah satu dari nama-nama Allah dan menyebarkan salam berarti menyebut Allah, sebagaimana difirmankan oleh Allah, "Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (mengingat) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35) Berapa banyak kejahatan yang gagal dengan adanya kalimat, as- salamu'alaikum! Berapa banyak kebaikan yang diperoleh dengan kalimat as-salamu'alaikum! Berapa banyak hubungan persaudaraan terjalin dengan kalimat as-salamu'alaikum! Dan sebaliknya, beberapa banyak kesulitan, bencana, kesengsaraan, terputusnya tali persaudaraan, ketidak peduliaan dan permusuhan, disebabkan meninggalkan ucapan as-salamu'alaikum!

Page 57: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 57

Sebarkanlah dan perbanyaklah salam. Ucapkanlah salam kepada yang muda, tua, kaya, miskin, laki-laki, perempuan…, baik yang Anda kenal maupun yang tidak; bahkan kepada orang yang sudah meninggal sekalipun. Yakin bahwa didalam salam kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia ada kebaikan. Insya Allah.[*] die *Fikih Akhlak* Musthafa Al-Adawy

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 58: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 58

Pengirim : A Nizami [email protected] Tgl. Email : 09-11-2006

ETIKA DI MASJID http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00009.html

Berdo a di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu beliau menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdo a : "Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya". (Muttafaq'alaih). Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa (bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah. (Muttafaq'alaih). Berdo a disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang masuk masjid mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam lalu mengucapkan: "(Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)" Dan bila keluar mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam kemudian membaca do a: "(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu)". (HR. Muslim). Disunnatkan melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu masuk masjid hendaklah shalat dua raka at sebelum duduk". (Muttafaq alaih). Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu melihat orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah "Semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu". Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang hilang, maka do akanlah "Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah atau orang yang badannya berbau tidak sedap. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa terganggu dari apa yang dengan-nya manusia terganggu". (HR. Muslim). Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian.

Page 59: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 59

Dilarang keluar dari masjid sesudah adzan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada seorangpun yang keluar sebelum shalat". (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi orang yang sholat menaroh batas di depannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang sholat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri dari jarak empat puluh itu lebih baik baginya daripada lewat di depannya". (Muttafaq alaih). Tidak menjadikan masjid sebagai jalan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kamu menjadikan masjid sebagai jalan, kecuali (sebagai tempat) untuk berzikir dan shalat". (HR. Ath-Thabrani, dinilai hasan oleh Al-Albani). Tidak menyaringkan suara di dalam masjid dan tidak mengganggu orang-orang yang sedang shalat. Termasuk perbuatan mengganggu orang shalat adalah membiarkan Handphone anda dalam keadaan aktif di saat shalat. Hendaknya wanita tidak memakai farfum atau berhias bila akan pergi ke masjid. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu (kaum wanita) ingin shalat di masjid, maka janganlah menyentuh farfum". (HR. Muslim). Orang yang junub, wanita haid atau nifas tidak boleh masuk masjid. Allah berfirman: "(Dan jangan pula menghampiri masjid), sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi". (an-Nisa: 43). Aisyah Radhiallaahu anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda kepadanya: "Ambilkan buat saya kain alas dari masjid". Aisyah menjawab: Sesungguhnya aku haid? Nabi bersabda: "Sesungguhnya haidmu bukan di tanganmu". (HR. Muslim). === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [email protected] http://www.media-islam.or.id

------------------------oOo------------------------

Page 60: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 60

Pengirim : [email protected] [email protected] Tgl. Email : 09-11-2006

Ketika Derita Mengabadikan Cinta Ass' Wr' Wb' Sekadar forward, kisah ini untuk renungan kita bersama. Teman2 semoga dari hikmah kisah ini bermanfaat untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warohmah. Amiin. Wassalam, Ketika Derita Mengabadikan Cinta "Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr. Mamduh Hasan Al-Ganzouri . Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo dan Dikrektur Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar syaraf terkemuka di Timur Tengah, yang tak lain adalah juga dosen kedua mempelai. Kepada Professor dipersilahkan.” Suara pembawa acara walimatul urs itu menggema di seluruh ruangan resepsi pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di tepi sungai Nil, Kairo. Seluruh hadirin menanti dengan penasaran, apa kiranya yang akan disampaikan pakar syaraf jebolan London itu. Hati mereka menanti-nanti mungkin akan ada kejutan baru mengenai hubungan pernikahan dengan kesehatan syaraf dari professor yang murah senyum dan sering nongol di televisi itu. Sejurus kemudian, seorang laki-laki separuh baya berambut putih melangkah menuju podium. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya memancarkan wibawa. Kepalanya yang sedikit botak, meyakinkan bahwa ia memang seorang ilmuan berbobot. Sorot matanya yang tajam dan kuat, mengisyaratkan pribadi yang tegas. Begitu sampai di podium, kamera video dan lampu sorot langsung shoot ke arahnya. Sesaat sebelum bicara, seperti biasa, ia sentuh gagang kacamatanya, lalu... Bismillah, alhamdulillah, washalatu was salamu'ala Rasulillah, amma ba'du. Sebelumnya saya mohon ma'af , saya tidak bisa memberi nasihat lazimnya para ulama, para mubhaligh dan para ustadz. Namun pada kesempatan kali ini perkenankan saya bercerita... Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan fiktif belaka dan bukan cerita biasa. Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tak ternilai harganya, yang telah saya kecap dengan segenap jasad dan jiwa saya. Harapan saya, mempelai berdua dan hadirin

Page 61: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 61

sekalian yang dimuliakan Allah bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang dikandungnya. Ambilah mutiaranya dan buanglah lumpurnya. Saya berharap kisah nyata saya ini bisa melunakkan hati yang keras, melukiskan nuansa-nuansa cinta dalam kedamaian, serta menghadirkan kesetiaan pada segenap hati yang menangkapnya. Tiga puluh tahun yang lalu ... Saya adalah seorang pemuda, hidup di tengah keluarga bangsawan menengah ke atas. Ayah saya seorang perwira tinggi, keturunan "Pasha" yang terhormat di negeri ini. Ibu saya tak kalah terhormatnya, seorang lady dari keluarga aristokrat terkemuka di Ma'adi, ia berpendidikan tinggi, ekonom jebolan Sorbonne yang memegang jabatan penting dan sangat dihormati kalangan elit politik di negeri ini. Saya anak sulung, adik saya dua, lelaki dan perempuan. Kami hidup dalam suasana aristokrat dengan tatanan hidup tersendiri. Perjalanan hidup sepenuhnya diatur dengan undang-undang dan norma aristokrat. Keluarga besar kami hanya mengenal pergaulan dengan kalangan aristokrat atau kalangan high class yang sepadan! Entah kenapa saya merasa tidak puas dengan cara hidup seperti ini. Saya merasa terkukung dan terbelenggu dengan strata sosial yang didewa-dewakan keluarga. Saya tidak merasakan benar hidup yang saya cari. Saya lebih merasa hidup justru saat bergaul dengan teman-teman dari kalangan bawah yang menghadapi hidup dengan penuh rintangan dan perjuangan. Hal ini ternyata membuat gusar keluarga saya, mereka menganggap saya ceroboh dan tidak bisa menjaga status sosial keluarga. Pergaulan saya dengan orang yang selalu basah keringat dalam mencari pengganjal perut dianggap memalukan keluarga. Namun saya tidak peduli. Karena ayah memperoleh warisan yan sangat besar dari kakek, dan ibu mampu mengembangkannya dengan berlipat ganda, maka kami hidup mewah dengan selera tinggi. Jika musim panas tiba, kami biasa berlibur ke luar negri, ke Paris, Roma, Sydney atau kota besar dunia lainnya. Jika berlibur di dalam negeri ke Alexandria misalnya, maka pilihan keluarga kami adalah hotel San Stefano atau hotel mewah di Montaza yang berdekatan dengan istana Raja Faruq. Begitu masuk fakultas kedokteran, saya dibelikan mobil mewah. Berkali-kali saya minta pada ayah untuk menggantikannya dengan mobil biasa saja, agar lebih enak bergaul dengan teman-teman dan para dosen. Tetapi beliau menolak mentah-mentah. "Justru dengan mobil mewah itu kamu akan dihormati siapa saja" tegas ayah. Terpaksa saya pakai mobil itu meskipun dalam hati saya membantah habis-habisan pendapat materialis ayah. Dan agar lebih nyaman di hati, saya parkir mobil itu agak jauh dari tempat kuliah.

Page 62: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 62

Ketika itu saya jatuh cinta pada teman kuliah. Seorang gadis yang penuh pesona lahir batin. Saya tertarik dengan kesederhanaan, kesahajaan, dan kemuliaan ahlaknya. Dari keteduhan wajahnya saya menangkap dalam relung hatinya tersimpan kesetiaan dan kelembutan tiada tara. Kecantikan dan kecerdasannya sangat menajubkan. Ia gadis yang beradab dan berprestasi, sama seperti saya. Gayung pun bersambut. Dia ternyata juga mencintai saya. Saya merasa telah menemukan pasangan hidup yang tepat. Kami berjanji untuk menempatkan cinta ini dalam ikatan suci yang diridhai Allah, yaitu ikatan pernikahan. Akhirnya kami berdua lulus dengan nilai tertinggi di fakultas. Maka datanglah saat untuk mewujudkan impian kami berdua menjadi kenyataan. Kami ingin memadu cinta penuh bahagia di jalan yang lurus. Saya buka keinginan saya untuk melamar dan menikahi gadis pujaan hati pada keluarga. Saya ajak dia berkunjung ke rumah. Ayah, ibu, dan saudara-saudara saya semuanya takjub dengan kecantikan, kelembutan, dan kecerdasannya. Ibu saya memuji cita rasanya dalam memilih warna pakaian serta tutur bahasanya yang halus. Usai kunjungan itu, ayah bertanya tentang pekerjaan ayahnya. Begitu saya beritahu, serta merta meledaklah badai kemarahan ayah dan membanting gelas yang ada di dekatnya. Bahkan beliau mengultimatum: Pernikahan ini tidak boleh terjadi selamanya! Beliau menegaskan bahwa selama beliau masih hidup rencana pernikahan dengan gadis berakhlak mulia itu tidak boleh terjadi. Pembuluh otak saya nyaris pecah pada saat itu menahan remuk redam kepedihan batin yang tak terkira. Hadirin semua, apakah anda tahu sebabnya? Kenapa ayah saya berlaku sedemikian sadis? Sebabnya, karena ayah calon istri saya itu tukang cukur....tukang cukur, ya... sekali lagi tukang cukur! Saya katakan dengan bangga. Karena, meski hanya tukang cukur, dia seorang lelaki sejati. Seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajibannya dengan baik kepada keluarganya. Dia telah mengukir satu prestasi yang tak banyak dilakukan para bangsawan "Pasha". Lewat tangannya ia lahirkan tiga dokter, seorang insinyur dan seorang letnan, meskipun dia sama sekali tidak mengecap bangku pendidikan. Ibu, saudara dan semua keluarga berpihak kepada ayah. Saya berdiri sendiri, tidak ada yang membela. Pada saat yang sama adik saya membawa pacarnya yang telah hamil 2 bulan ke rumah. Minta direstui. Ayah ibu langsung merestui dan menyiapkan biaya pesta pernikahannya sebesar 500 ribu ponds. Saya protes kepada mereka, kenapa ada perlakuan tidak adil seperti ini? Kenapa saya yang ingin bercinta di jalan yang lurus tidak direstui, sedangkan adik saya yang jelas-jelas telah berzina, bergonta-ganti pacar dan akhirnya menghamili pacarnya yang entah yang ke berapa di luar akad nikah malah direstui dan diberi fasilitas maha besar? Dengan enteng ayah menjawab. "Karena kamu memilih pasangan hidup dari strata yang salah dan akan menurunkan martabat keluarga, sedangkan pacar adik kamu yang hamil itu anak menteri, dia akan menaikkan martabat keluarga besar Al Ganzouri." Hadirin semua, semakin perih luka dalam hati saya. Kalau dia bukan ayah saya, tentu sudah saya maki habis-habisan. Mungkin itulah tanda kiamat

Page 63: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 63

sudah dekat, yang ingin hidup bersih dengan menikah dihalangi, namun yang jelas berzina justru difasilitasi. Dengan menyebut asma Allah, saya putuskan untuk membela cinta dan hidup saya. Saya ingin buktikan pada siapa saja, bahwa cara dan pasangan bercinta pilihan saya adalah benar. Saya tidak ingin apa-apa selain menikah dan hidup baik-baik sesuai dengan tuntunan suci yang saya yakini kebenarannya. Itu saja. Saya bawa kaki ini melangkah ke rumah kasih dan saya temui ayahnya. Dengan penuh kejujuran saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dengan harapan beliau berlaku bijak merestui rencana saya. Namun, la haula wala quwwata illa billah, saya dikejutkan oleh sikap beliau setelah mengetahui penolakan keluarga saya. Beliaupun menolak mentah-mentah untuk mengawinkan putrinya dengan saya. Ternyata beliau menjawabnya dengan reaksi lebih keras, beliau tidak menganggapnya sebagai anak jika tetap nekad menikah dengan saya. Kami berdua bingung, jiwa kami tersiksa. Keluarga saya menolak pernikahan ini terjadi karena alasan status sosial , sedangkan keluarga dia menolak karena alasan membela kehormatan. Berhari-hari saya dan dia hidup berlinang air mata, beratap dan bertanya kenapa orang-orang itu tidak memiliki kesejukan cinta? Setelah berpikir panjang, akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri penderitaan ini. Suatu hari saya ajak gadis yang saya cintai itu ke kantor ma'dzun syari (petugas pencatat nikah) disertai 3 orang sahabat karibku. Kami berikan identitas kami dan kami minta ma'dzun untuk melaksanakan akad nikah kami secara syari'ah mengikuti mahzab imam Hanafi. Ketika Ma'dzun menuntun saya, "Mamduh, ucapkanlah kalimat ini: Saya terima nikah kamu sesuai dengan sunatullah wa rasulih dan dengan mahar yang kita sepakati bersama serta dengan memakai mahzab Imam Abu Hanifah." Seketika itu bercucuranlah air mata saya, air mata dia dan air mata 3 sahabat saya yang tahu persis detail perjalanan menuju akad nikah itu. Kami keluar dari kantor itu resmi menjadi suami-isteri yang sah di mata Allah SWT dan manusia. Saya bisikkan ke istri saya agar menyiapkan kesabaran lebih, sebab rasanya penderitaan ini belum berakhir. Seperti yang saya duga, penderitaan itu belum berakhir, akad nikah kami membuat murka keluarga. Prahara kehidupan menanti di depan mata. Begitu mencium pernikahan kami, saya diusir oleh ayah dari rumah. Mobil dan segala fasilitas yang ada disita. Saya pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa. Kecuali tas kumal berisi beberapa potong pakaian dan uang sebanyak 4 pound saja! Itulah sisa uang yang saya miliki sehabis membayar ongkos akad nikah di kantor ma'dzun. Begitu pula dengan istriku, ia pun diusir oleh keluarganya. Lebih tragis lagi ia hanya membawa tas kecil berisi pakaian dan uang sebanyak 2 pound, tak lebih! Total kami hanya pegang uang 6 pound atau 2 dolar!!! Ah, apa yang bisa kami lakukan dengan uang 6 pound? Kami berdua bertemu di jalan layaknya gelandangan. Saat itu adalah bulan Februari, tepat pada puncak musim dingin. Kami menggigil, rasa cemas, takut, sedih dan sengsara campur aduk menjadi satu.

Page 64: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 64

Hanya saja saat mata kami yang berkaca-kaca bertatapan penuh cinta dan jiwa menyatu dalam dekapan kasih sayang , rasa berdaya dan hidup menjalari sukma kami. "Habibi, maafkan kanda yang membawamu ke jurang kesengsaraan seperti ini. Maafkan Kanda!" "Tidak... Kanda tidak salah, langkah yang kanda tempuh benar. Kita telah berpikir benar dan bercinta dengan benar. Merekalah yang tidak bisa menghargai kebenaran. Mereka masih diselimuti cara berpikir anak kecil. Suatu ketika mereka akan tahu bahwa kita benar dan tindakan mereka salah. Saya tidak menyesal dengan langkah yang kita tempuh ini. Percayalah, insya Allah, saya akan setia mendampingi kanda, selama kanda tetap setia membawa dinda ke jalan yang lurus. Kita akan buktikan kepada mereka bahwa kita bisa hidup dan jaya dengan keyakinan cinta kita. Suatu ketika saat kita gapai kejayaan itu kita ulurkan tangan kita dan kita berikan senyum kita pada mereka dan mereka akan menangis haru. Air mata mereka akan mengalir deras seperti derasnya air mata derita kita saat ini," jawab isteri saya dengan terisak dalam pelukan. Kata-katanya memberikan sugesti luar biasa pada diri saya. Lahirlah rasa optimisme untuk hidup. Rasa takut dan cemas itu sirna seketika. Apalagi teringat bahwa satu bulan lagi kami akan diangkat menjadi dokter. Dan sebagai lulusan terbaik masing-masing dari kami akan menerima penghargaan dan uang sebanyak 40 pound. Malam semakin melarut dan hawa dingin semakin menggigit. Kami duduk di emperan toko berdua sebagai gembel yang tidak punya apa-apa. Dalam kebekuan, otak kami terus berputar mencari jalan keluar. Tidak mungkin kami tidur di emperan toko itu. Jalan keluar pun datang juga. Dengan sisa uang 6 pound itu kami masih bisa meminjam sebuah toko selama 24 jam. Saya berhasil menghubungi seorang teman yang memberi pinjaman sebanyak 50 pound. Ia bahkan mengantarkan kami mencarikan losmen ala kadarnya yang murah. Saat kami berteduh dalam kamar sederhana, segera kami disadarkan kembali bahwa kami berada di lembah kehidupan yang susah, kami harus mengarunginya berdua dan tidak ada yang menolong kecuali cinta, kasih sayang dan perjuangan keras kami berdua serta rahmat Allah SWT. Kami hidup dalam losmen itu beberapa hari, sampai teman kami berhasil menemukan rumah kontrakan sederhana di daerah kumuh Syubra Khaimah. Bagi kaum aristokrat, rumah kontrakan kami mungkin dipandang sepantasnya adalah untuk kandang binatang kesayangan mereka. Bahkan rumah binatang kesayangan mereka mungkin lebih bagus dari rumah kontrakan kami. Namun bagi kami adalah hadiah dari langit. Apapun bentuk rumah itu, jika seorang gelandangan tanpa rumah menemukan tempat berteduh ia bagai mendapat hadiah agung dari langit. Kebetulan yang punya rumah sedang membutuhkan uang, sehingga dia menerima akad sewa tanpa uang jaminan dan uang administrasi lainnya. Jadi sewanya tak lebih dari 25 pound saja untuk 3 bulan. Betapa bahagianya kami saat itu, segera kami pindah kesana. Lalu kami pergi membeli perkakas rumah untuk pertama kalinya. Tak lebih dari sebuah kasur kasar dari kapas, dua

Page 65: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 65

bantal, satu meja kayu kecil, dua kursi dan satu kompor gas sederhana sekali, kipas dan dua cangkir dari tanah, itu saja... tak lebih. Dalam hidup bersahaja dan belum dikatakan layak itu, kami merasa tetap bahagia, karena kami selalu bersama. Adakah di dunia ini kebahagiaan melebihi pertemuan dua orang yang diikat kuatnya cinta? Hidup bahagia adalah hidup dengan gairah cinta. Dan kenapakah orang-orang di dunia merindukan surga di akhirat? Karena di surga Allah menjanjikan cinta. Ah, saya jadi teringat perkataan Ibnu Qayyim, bahwa nikmatnya persetubuhan cinta yang dirasa sepasang suami-isteri di dunia adalah untuk memberikan gambaran setetes nikmat yang disediakan oleh Allah di surga. Jika percintaan suami-isteri itu nikmat, maka surga jauh lebih nikmat dari semua itu. Nikmat cinta di surga tidak bisa dibayangkan. Yang paling nikmat adalah cinta yang diberikan oleh Allah kepada penghuni surga , saat Allah memperlihatkan wajah-Nya. Dan tidak semua penghuni surga berhak menikmati indahnya wajah Allah SWT. Untuk nikmat cinta itu, Allah menurunkan petunjuknya yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Yang konsisten mengikuti petunjuk Allah-lah yang berhak memperoleh segala cinta di surga. Melalui penghayatan cinta ini, kami menemukan jalan-jalan lurus mendekatkan diri kepada-Nya. Istri saya jadi rajin membaca Al-Qur'an, lalu memakai jilbab, dan tiada putus shalat malam. Di awal malam ia menjelma menjadi Rabi'ah Adawiyah yang larut dalam samudra munajat kepada Tuhan. Pada waktu siang ia adalah dokter yang penuh pengabdian dan belas kasihan. Ia memang wanita yang berkarakter dan berkepribadian kuat, ia bertekad untuk hidup berdua tanpa bantuan siapapun, kecuali Allah SWT. Dia juga seorang wanita yang pandai mengatur keuangan. Uang sewa sebanyak 25 poud yang tersisa setelah membayar sewa rumah cukup untuk makan dan transportasi selama sebulan. Tetanggga-tetangga kami yang sederhana sangat mencintai kami, dan kamipun mencintai mereka. Mereka merasa kasihan melihat kemelaratan dan derita hidup kami, padahal kami berdua adalah dokter. Sampai-sampai ada yang bilang tanpa disengaja,"Ah, kami kira para dokter itu pasti kaya semua, ternyata ada juga yang melarat sengsara seperti Mamduh dan isterinya." Akrabnya pergaulan kami dengan para tetangga banyak mengurangi nestapa kami. Beberapa kali tetangga kami menawarkan bantuan-bantuan kecil layaknya saudara sendiri. Ada yang menawarkan kepada isteri agar menitipkan saja cuciannya pada mesin cuci mereka karena kami memang dokter yang sibuk. Ada yang membelikan kebutuhan dokter. Ada yang membantu membersihkan rumah. Saya sangat terkesan dengan pertolongan-pertolongan mereka. Kehangatan tetangga itu seolah-olah pengganti kasarnya perlakuan yang kami terima dari keluarga kami sendiri. Keluarga kami bahkan tidak terpanggil sama sekali untuk mencari dan mengunjungi kami. Yang lebih menyakitkan mereka tidak membiarkan kami hidup tenang.

Page 66: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 66

Suatu malam, ketika kami sedang tidur pulas, tiba-tiba rumah kami digedor dan didobrak oleh 4 bajingan kiriman ayah saya. Mereka merusak segala perkakas yang ada. Meja kayu satu-satunya, mereka patah-patahkan, begitu juga dengan kursi. Kasur tempat kami tidur satu-satunya mereka robek-robek. Mereka mengancam dan memaki kami dengan kata-kata kasar. Lalu mereka keluar dengan ancaman, "Kalian tak akan hidup tenang, karena berani menentang Tuan Pasha." Yang mereka maksudkan dengan Tuan "Pasha" adalah ayah saya yang kala itu pangkatnya naik menjadi jendral. Ke-empat bajingan itu pergi. Kami berdua berpelukan, menangis bareng berbagi nestapa dan membangun kekuatan. Lalu kami tata kembali rumah yang hancur. Kami kumpulkan lagi kapas-kapas yang berserakan, kami masukan lagi ke dalam kasur dan kami jahit kasur yang sobek-sobek tak karuan itu. Kami tata lagi buku-buku yang berantakan. Meja dan kursi yang rusak itu berusaha kami perbaiki. Lalu kami tertidur kecapaian dengan tangan erat bergenggaman, seolah eratnya genggaman inilah sumber rasa aman dan kebahagiaan yang meringankan intimidasi hidup ini. Benar, firasat saya mengatakan ayah tidak akan membiarkan kami hidup tenang. Saya mendapat kabar dari seorang teman bahwa ayah telah merancang skenario keji untuk memenjarakan isteri saya dengan tuduhan wanita tuna susila. Semua orang juga tahu kuatnya intelijen militer di negeri ini. Mereka berhak melaksanakan apa saja dan undang-undang berada di telapak kaki mereka. Saya hanya bisa pasrah total kepada Allah mendengar hal itu. Dan Masya Allah! Ayah telah merancang skenario itu dan tidak mengurungkan niat jahatnya itu, kecuali setelah seorang teman karibku berhasil memperdaya beliau dengan bersumpah akan berhasil membujuk saya agar menceraikan isteri saya. Dan meminta ayah untuk bersabar dan tidak menjalankan skenario itu , sebab kalau itu terjadi pasti pemberontakan saya akan menjadi lebih keras dan bisa berbuat lebih nekad. Tugas temanku itu adalah mengunjungi ayahku setiap pekan sambil meminta beliau sabar, sampai berhasil meyakinkan saya untuk mencerai isteriku. Inilah skenario temanku itu untuk terus mengulur waktu, sampai ayah turun marahnya dan melupakan rencana kejamnya. Sementara saya bisa mempersiapkan segala sesuatu lebih matang. Beberapa bulan setelah itu datanglah saat wajib militer. Selama satu tahun penuh saya menjalani wajib militer. Inilah masa yang saya takutkan, tidak ada pemasukan sama sekali yang saya terima kecuali 6 pound setiap bulan. Dan saya mesti berpisah dengan belahan jiwa yang sangat saya cintai. Nyaris selama 1 tahun saya tidak bisa tidur karena memikirkan keselamatan isteri tercinta. Tetapi Allah tidak melupakan kami, Dialah yang menjaga keselamatan hamba-hamba- Nya yang beriman. Isteri saya hidup selamat bahkan dia mendapatkan kesempatan magang di sebuah klinik kesehatan dekat rumah kami. Jadi selama satu tahun ini, dia hidup berkecukupan dengan rahmat Allah SWT. Selesai wajib militer, saya langsung menumpahkan segenap rasa rindu kepada kekasih hati. Saat itu adalah musim semi. Musim cinta dan keindahan. Malam itu saya tatap

Page 67: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 67

matanya yang indah, wajahnya yang putih bersih. Ia tersenyum manis. Saya reguk segala cintanya. Saya teringat puisi seorang penyair Palestina yang memimpikan hidup bahagia dengan pendamping setia & lepas dari belenggu derita: Sambil menatap kaki langit Kukatakan kepadanya Di sana... di atas lautan pasir kita akan berbaring Dan tidur nyenyak sampai subuh tiba Bukan karna ketiadaan kata-kata Tapi karena kupu-kupu kelelahan Akan tidur di atas bibir kita Besok, oh cintaku... besok Kita akan bangun pagi sekali Dengan para pelaut dan perahu layar mereka Dan akan terbang bersama angin Seperti burung-burung Yah... saya pun memimpikan demikian. Ingin rasanya istirahat dari nestapa dan derita. Saya utarakan mimpi itu kepada istri tercinta. Namun dia ternyata punya pandangan lain. Dia malah bersih keras untuk masuk program Magister bersama! "Gila... ide gila!!!" pikirku saat itu. Bagaimana tidak...ini adalah saat paling tepat untuk pergi meninggalkan Mesir dan mencari pekerjaan sebagai dokter di negara Teluk, demi menjauhi permusuhan keluarga yang tidak berperasaan. Tetapi istri saya tetap bersikukuh untuk meraih gelar Magister dan menjawab logika yang saya tolak: "Kita berdua paling berprestasi dalam angkatan kita dan mendapat tawaran dari Fakultas sehingga akan mendapatkan keringanan biaya, kita harus sabar sebentar menahan derita untuk meraih keabadian cinta dalam kebahagiaan. Kita sudah kepalang basah menderita, kenapa tidak sekalian kita rengguk sum-sum penderitaan ini. Kita sempurnakan prestasi akademis kita, dan kita wujudkan mimpi indah kita." Ia begitu tegas. Matanya yang indah tidak membiaskan keraguan atau ketakutan sama sekali. Berhadapan dengan tekad baja istriku, hatiku pun luluh. Kupenuhi ajakannya dengan perasaan takjub akan kesabaran dan kekuatan jiwanya. Jadilah kami berdua masuk Program Magister. Dan mulailah kami memasuki hidup baru yang lebih menderita. Pemasukan pas-pasan, sementara kebutuhan kuliah luar biasa banyaknya, dana untuk praktek, buku, dll. Nyaris kami hidup laksana kaum Sufi, makan hanya dengan roti dan air. Hari-hari yang kami lalui lebih berat dari hari-hari awal pernikahan kami. Malam hari kami lalui bersama dengan perut kosong, teman setia kami adalah air keran. Masih terekam dalam memori saya, bagaimana kami belajar bersama dalam suatu malam sampai didera rasa lapar yang tak terperikan, kami obati dengan air. Yang terjadi malah kami muntah-muntah. Terpaksa uang untuk beli buku kami ambil untuk pengganjal perut. Siang hari, jangan tanya... kami terpaksa puasa. Dari keterpaksaan itu, terjelmalah kebiasaan dan keikhlasan. Meski demikian melaratnya, kami merasa bahagia. Kami tidak pernah menyesal atau mengeluh sedikitpun. Tidak pernah saya melihat istri saya mengeluh, menagis dan sedih ataupun marah karena suatu sebab. Kalaupun dia menangis, itu bukan karena menyesali nasibnya, tetapi dia malah lebih kasihan kepada saya. Dia kasihan melihat keadaan saya

Page 68: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 68

yang asalnya terbiasa hidup mewah, tiba-tiba harus hidup sengsara layaknya gelandangan. Sebaliknya, sayapun merasa kasihan melihat keadaannya, dia yang asalnya hidup nyaman dengan keluarganya, harus hidup menderita di rumah kontrakan yang kumuh dan makan ala kadarnya. Timbal balik perasaan ini ternya menciptakan suasana mawaddah yang luar biasa kuatnya dalam diri kami. Saya tidak bisa lagi melukiskan rasa sayang, hormat, dan cinta yang mendalam padanya. Setiap kali saya angkat kepala dari buku, yang tampak di depan saya adalah wajah istri saya yang lagi serius belajar. Kutatap wajahnya dalam-dalam. Saya kagum pada bidadari saya ini. Merasa diperhatikan, dia akan mengangkat pandangannya dari buku dan menatap saya penuh cinta dengan senyumnya yang khas. Jika sudah demikian, penderitaan terlupakan semua. Rasanya kamilah orang yang paling berbahagia di dunia ini. "Allah menyertai orang-orang yang sabar, sayang..." bisiknya mesra sambil tersenyum. Lalu kami teruskan belajar dengan semangat membara. Allah Maha Penyayang, usaha kami tidak sia-sia. Kami berdua meraih gelar Magister dengan waktu tercepat di Mesir. Hanya 2 tahun saja! Namun, kami belum keluar dari derita. Setelah meraih gelar Magister pun kami masih hidup susah, tidur di atas kasur tipis dan tidak ada istilah makan enak dalam hidup kami. Sampai akhirnya rahmat Allah datang juga. Setelah usaha keras, kami berhasil meneken kontrak kerja di sebuah rumah sakit di Kuwait. Dan untuk pertama kalinya, setelah 5 tahun berselimut derita dan duka, kami mengenal hidup layak dan tenang. Kami hidup di rumah yang mewah, merasakan kembali tidur di kasur empuk dan kembali mengenal masakan lezat. Dua tahun setelah itu, kami dapat membeli villa berlantai dua di Heliopolis, Kairo. Sebenarnya, saya rindu untuk kembali ke Mesir setelah memiliki rumah yang layak. Tetapi istriku memang 'edan'. Ia kembali mengeluarkan ide gila, yaitu ide untuk melanjutkan program Doktor Spesialis di London, juga dengan logika yang sulit saya tolak:"Kita dokter yang berprestasi. Hari-hari penuh derita telah kita lalui, dan kita kini memiliki uang yang cukup untuk mengambil gelar Doktor di London. Setelah bertahun-tahun hidup di lorong kumuh, tak ada salahnya kita raih sekalian jenjang akademis tertinggi sambil merasakan hidup di negara maju. Apalagi pihak rumah sakit telah menyediakan dana tambahan." Kucium kening istriku, dan bismillah... kami berangkat ke London. Singkatnya, dengan rahmat Allah, kami berdua berhasil menggondol gelar Doktor dari London. Saya spesialis syaraf dan istri saya spesialis jantung.

Page 69: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 69

Setelah memperoleh gelar doktor spesialis, kami meneken kontrak kerja baru di Kuwait dengan gaji luar biasa besarnya. Bahkan saya diangkat sebagai direktur rumah sakit, dan istri saya sebagai wakilnya! Kami juga mengajar di Universitas. Kami pun dikaruniai seorang putri yang cantik dan cerdas. Saya namai dia dengan nama istri terkasih, belahan jiwa yang menemaniku dalam suka dan duka, yang tiada henti mengilhamkan kebajikan. Lima tahun setelah itu, kami pindah kembali ke Kairo setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji di Tanah Haram. Kami kembali laksana raja dan permaisurinya yang pulang dari lawatan keliling dunia. Kini kami hidup bahagia, penuh cinta dan kedamaian setelah lebih dari 9 tahun hidup menderita, melarat dan sengsara. Mengenang masa lalu, maka bertambahlah rasa syukur kami kepada Allah swt dan bertambahlan rasa cinta kami. Ini kisah nyata yang saya sampaikan sebagai nasehat hidup. Jika hadirin sekalian ingin tahu istri saleha yang saya cintai dan mencurahkan cintanya dengan tulus, tanpa pernah surut sejak pertemuan pertama sampai saat ini, di kala suka dan duka, maka lihatlah wanita berjilbab biru yang menunduk di barisan depan kaum ibu, tepat di sebelah kiri artis berjilbab Huda Sulthan. Dialah istri saya tercinta yang mengajarkan bahwa penderitaan bisa mengekalkan cinta. Dialah Prof Dr Shiddiqa binti Abdul Aziz..." Tepuk tangan bergemuruh mengiringi gerak kamera video menyorot sosok perempuan separoh baya yang tampak anggun dengan jilbab biru. Perempuan itu tengah mengusap kucuran air matanya. Kamera juga merekam mata Huda Sulthan yang berkaca-kaca, lelehan air mata haru kedua mempelai, dan segenap hadirin yang menghayati cerita ini dengan seksama.

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 70: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 70

Pengirim : Dermawan Soesilo [email protected] Tgl. Email : 09-11-2006

TU(H)AN ITU TETAP ADA Sumber : www.suaramerdeka.com

a.. Oleh M Rikza Chamami HASIL penelitian Harris Poll menyimpulkan 42 % penduduk dewasa Amerika tidak percaya sepenuhnya keberadaan Tuhan (Suara Merdeka, 02/11/06). Namun mayoritas umat beragama (Protestan, Katholik & Yahudi) negeri Paman Sam ''sangat meyakini'' Tuhan ada dan mempunyai kekuasaan. Menarik sekali untuk dicermati seputar eksistensi Tuhan yang tidak bisa dibuktikan secara fisik - namun diyakini oleh pemeluk agama negara adikuasa. Perbincangan menyoal pembuktian keberadaan Tuhan sudah lama diperdebatkan. William Janes menulis The Varieties of Religious Experience, Richard Swinburne menulis The Existence of God, Michael Martin menulis Atheism, Morality and Meaning, dan lain-lain. Namun simpulan akhir tetap berujung pada dua persepsi; ada dan tidak ada. Adanya Tuhan diyakini karena tanda-tanda alam, adanya kekuatan super power di luar akal manusia dan atas petunjuk kitab suci. Tuhan dianggap sebagai zat yang mengatur semua gerak alam dan dijadikan persembahan. Adanya persembahan untuk Tuhan oleh manusia berarti menandakan bahwa Tuhan adalah mahasegala-galanya. Sementara ketidakadaan Tuhan dirasakan akibat secara fisik tidak ditemukan (sampai sekarang) dan tidak adanya kepercayaan manusia itu sendiri. Ia meyakini dirinya ''mandiri'' dan tidak ada siapa pun yang berhak mengintervensi. Lahirlah keyakinan bahwa Tuhan tidak ada. Pengakuan terhadap ada dan tidaknya Tuhan telah melahirkan dua kelompok besar di dunia. Pertama adalah kelompok beragama yang meyakini Tuhan ada. Kemudian kelompok ini disebut fideisme. Kedua kelompok atheis yang mendeklarasikan dirinya ''berkuasa'' dan Tuhan tidak ada. Soal Keimanan Dasar untuk meyakini bahwa Tuhan ada hanyalah keimanan. Seorang guru besar filsafat pun kalau berpegang pada iman, ia akan yakin bahwa Tuhan itu ada. Tetapi sebaliknya kalau iman tidak ada, sangat mustahil percaya pada Tuhan. Selain iman masih ada dua pendekatan dalam membuktikan keberadaan Tuhan. Pertama, pengalaman keagamaan. Seorang yang beragama, ia akan menjumpai pengalaman menarik soal Tuhan. Walaupun subjektif pengalaman keagamaan cukup kuat menjadi alat bukti keberadaan Tuhan.

Page 71: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 71

Dimana mereka menjumpai figur ''tuan'' yang dituhankan. Tuan yang dimaksud adalah sesuatu yang metafisik namun memiliki kapasitas yang luar biasa. Ia menyuguhkan kedamaian sosial, ketenangan berumah tangga, kesejahteraan hidup dan lain sebagainya. Ketika ''tuan'' ditinggalkan ( tidak disembah) ada sesuatu yang hilang dan timbul perasaan dosa. Ia juga merasakan kekosongan dan kesusahan hidup saat jauh dari ''tuan''. Begitulah sebagian pengalaman keagamaan dimana Tuhan adalah ''tuan sejati'' dan ilham dalam kehidupan. Tuhan dijadikan simbol keagungan. Sementara manusia merasakan dirinya kecil (tak berdaya). Ketidakberdayaan itulah yang menjadikannya ''penyembah'' atas zat yang Maha Agung. Kedua, argumentasi rasional. Tuhan memang tidak bisa diakal namun bisa dinalar. Secara argumentatif, rasionalisasi tentang Tuhan selalu mendapat kritik tajam. Karena hakikat Tuhan memang tidak bisa ditukar dengan akal manusia. Namun bagi filsuf, Tuhan dapat ditemukan melalui akal. Sebab akal pertama merupakan hakikat Tuhan itu sendiri. Dalam merasionalisasikan keberadaan Tuhan ini ada tiga landasan argumentasi yang dipakai; argumentasi kosmologi, argumentasi ontologi dan argumentasi teleologi. Argumen kosmologi menyatakan bahwa sesuatu yang ada di dunia selalu ada sebabnya. Penyebab alam raya adalah Tuhan. Hukum alam yang bersifat sebab-akibat itulah yang sangat kuat untuk menentukan Tuhan. Bahkan Tuhan menjadi penguasa tunggal dalam mewujudkan jagad raya. Pandangan ontologi berawal pada Tuhan adalah zat yang sempurna. Salah satu sifat kesempurnaannya adalah ada, maka Tuhan itu ada. Sedangkan argumentasi teleologi berangkat dari sistem keteraturan. Keteraturan di dunia ini adalah adanya zat yang mengatur. Yang mengatur itulah hanya Tuhan (Lutfi Syaukani; 2005). Proses penalaran Tuhan lewat akal manusia memang sangat terbatas. Karena kemampuan akal dibatasi oleh minimnya pengetahuan. Sementara proporsi pengetahuan yang diberikan Tuhan pada manusia sangat sedikit; wama utimum min al-ilmi illa qalila. Untuk mendukung kondisi yang demikian, perlu sekali dorongan sikap memperteguh keimanan. Iman dan Tuhan sama-sama terkait dengan sesuatu yang nonfisik (gaib) dan tidak bisa dilihat kasat mata. Ketidaknampakan inilah yang disebut sebagai ''kekuasaan''. Sementara sesuatu yang dapat dilihat kasat mata dan terjangkau akal berarti dapat dikuasai. Jika Tuhan dapat dilihat berarti Tuhan dapat dikuasai oleh manusia. Padahal Tuhan itu menguasai, bukan dikuasai. Oleh sebab itu Tuhan merupakan zat yang Agung dan Besar sehingga tidak dapat dilihat. Jika Tuhan bisa dilihat, tentu Dia bukan Tuhan. Dalam catatan agama Islam, peristiwa untuk menyaksikan wujud Tuhan sudah pernah dialami oleh Musa. Saat itu Musa meminta Tuhan (Allah) menunjukkan ''fisiknya'',

Page 72: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 72

namun Musa tak kuasa melihatnya. Hal ini terlukis dalam Alquran: Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, maka berkatalah Musa: Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tetapi melihatlah ke bukit itu maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu. Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali ia berkata: Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman. (Al-A'raaf: 143). Dalam ayat lain juga disinggung: Katakanlah: Dialah Alalh yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlash: 1-4). Rangkaian peristiwa penjelmaan Tuhan yang tidak mampu dilihat oleh manusia ini adalah pertanda bahwa Tuhan kuasa dan manusia tak berkuasa. Selain itu wujud Tuhan tidak dapat diindera ketika di dunia. Namun kehidupan akhirat mengenal dialog Tuhan dengan manusia. Dalam era serba modern memang semuanya serba mungkin. Termasuk ketidakyakinan warga AS terhadap keberadaan Tuhan. Penduduk AS yang dikenal sekuler dan rasional memang tidak memungkinkan untuk mengenal Tuhan. Apalagi semuanya diukur dengan akal sehat manusia. Sementara Tuhan tidak bisa hanya didekati dengan akal, tetapi harus melibatkan nurani dengan keimanan. Tuhan adalah struktur metafisika yang berkekuatan full-power mengatur sirkulasi manusia. Ia tak mungkin dilihat oleh manusia tapi ia betul adanya. Untuk membuktikan adanya Tuhan perlu diawali dengan mengikuti ajaran agama dan tahapan selanjutnya lahir keimanan. Keimanan inilah yang akan mempertemukan manusia dengan Tuhannya.

� M. Rikza Chamami, MSi, staf pengajar IAIN Walisongo Semarang.

------------------------oOo------------------------

Page 73: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 73

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 14-11-2006

Kiamat Tidak Ada Tanda-Tandanya Oleh: Aam Amiruddin

Bagaimana memahami hadits yang menjelaskan "tanda-tanda kiamat" dengan ungkapan Al-Qur'an yang menyatakan bahwa kiamat itu akan terjadi dengan tiba-tiba? Bukankah kata "tiba-tiba" mengandung makna tidak ada tanda-tanda? Bagaimana menyikapi keterangan yang terkesan kontradiktif? ----dari Fitri@e-mail---- Apa yang Anda katakan benar. Memang ada sejumlah ayat yang menegaskan bahwa kiamat itu akan terjadi secara mendadak atau tiba-tiba. Paling tidak ada empat ayat yang menjelaskannya. Yaitu, "Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". (QS. Al- A'raf: 187) "Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan Kami, terhadap kelalaian Kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, Amat buruklah apa yang mereka pikul itu." (QS. Al-An'am: 31) "Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?" (QS. Yusuf: 107) "Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya." (QS. Az-Zukhruf: 66) Keempat ayat diatas menjelaskan bahwa kiamat akan terjadi secara mendadak atau tiba-tiba. Namun, diakui pula bahwa ada sejumlah hadits shahih yang menjelaskan tanda-tanda kiamat, diantaranya: Tatkala ditanya oleh Malaikat Jibril tentang tanda-tanda kiamat, Rasulullah SAW menjawab, "Apabila budak wanita melahirkan tuannya dan apabila engkau lihat orang-orang yang bertelanjang kaki, berpakaian compang-camping, miskin, dan pengembala kambing berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan." (Mutafaq'alaih)

Page 74: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 74

Maksud apabila budak wanita melahirkan tuannya… adalah banyak anak yang memperlakukan orang tuanya seperti budak atau pembantu. Banyak anak yang berani menghardik, membentak, bahkan menganiaya orang tuanya. Na'udzubillah! Sedangkan yang dimaksud, …Engkau lihat orang-orang yang bertelanjang kaki, berpakaian compang-camping, miskin, dan pengembala kambing berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan… adalah banyak manusia yang materialistis. Orang yang berpenghasilan rendah memiliki nafsu terhadap materi melebihi penghasilannya. Dia menginginkan bangunan megah. Kalau kita fokuskan pada konteks zaman sekarang, banyak orang yang berpenghasilan biasa-biasa saja, tapi gaya hidupnya seperti orang yang berpenghasilan luar biasa. Gaji Cuma 2 juta sebulan tapi bergaya hidup seperti yang berpenghasilan 10 juta per bulan. Rasulullah SAW bersabda, "Diantara tanda-tanda kiamat adalah lenyapnya ilmu pengetahuan (agama), meluaskan kebodohan, banyaknya minum khamr, dan perzinaan terjadi secara terang-terangan." (HR. Bukhari) Hadits ini menegaskan bahwa diantara tanda kiamat, apabila manusia sudah tidak merasa tertarik lagi untuk mempelajari ajaran-ajaran agama. Khamr atau minuman yang memabukan sudah menjadi minuman kesehariaan, dan perzinaan semakin menjamur, terbuka, dan terang-terangan. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan datang kiamat hingga waktu terasa amat pendek, satu tahun serasa sebulan, satu bulan serasa seminggu, satu minggu serasa sehari, satu hari serasa sejam, satu jam hanya selama membakar pelepah kurma." (HR. Ahmad) Hadits ini menegaskan bahwa diantara tanda kiamat adalah pada saat manusia merasa sangat bertah didunia, hingga setahun serasa sebulan, sebulan serasa seminggu, seminggu serasa sehari. Ini menunjukkan bahwa manusia merasa sangat betah hingga waktu terasa menjadi sangat singkat. Itulah hadits-hadits sahih yang menjelaskan tanda-tanda kiamat. Pertanyaannya, apakah hadits-hadits yang menjelaskan tanda-tanda kiamat itu kontradiktif dengan ayat-ayat yang menjelaskan bahwa kiamat itu akan terjadi secara tiba-tiba? Ada yang beranggapan bahwa sesuatu yang tiba-tiba berarti tidak ada tanda-tanda. Padahal logikanya tidaklah demikian. Maksud bahwa kiamat itu mendadak atau tiba-tiba adalah kiamat itu tidak bisa diketahui secara pasti dan diidentifikasi kapan terjadinya, bukan berarti tidak ada tanda-tandanya. Jadi sesuangguhnya tidak ada kontradiktif antara ayat yang menjelaskan bahwa kiamat itu akan terjadi mendadak dengan hadits yang menjelaskan tanda-tanda kiamat, bahkan justru bisa saling melengkapi. Wallahu A'lam. [*] die *Percikan Iman* No.11 Th.VII November 2006 M/Syawal 1427 H Dari: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4122

Page 75: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 75

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 14-11-2006

Buah Ranum Dari Keridhaan by http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4137

"Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. Al-Bayyinah: 8) Keridhaan memiliki buah yang melimpah berupa keimanan. Orang yang ridha hatinya akan terangkat hingga tempat yang paling tinggi, yang kemudian mempengaruhi keyakinannya yang semakin mendalam dan kuat mengakar. Pengaruhnya kemudian adalah kejujuran dalam berucap, berbuat dan berperilaku. Kesempurnaan ubudiyahnya lebih disebabkan kemampuannya menjalankan konsekuensi-konsekuensi hukum yang sebenarnya berat baginya. Tapi, ketika hanya hukum-hukum yang ringan saja yang ia jalankan maka itu akan membuat jarak ubudiyahnya dengan Rabbnya semakin jauh. Dalam konteks bahwa ubudiyah itu berarti kesabaran, tawakal, keridhaan, rasa rendah diri, rasa membutuhkan, ketaklukan, dan ketundukkan, maka ubudiyah itu tidak akan sempurna kecuali dengan menjalankan keharusan yang memang berat untuk dilakukan. Keridhaan terhadap qadha' bukan berarti ridha terhadap qadha' , yang tidak memberatkan, tapi terhadap yang menyakitkan dan memberatkan. Hamba tidak berhak mengatur qadha' dan qadar Allah, dengan menerima yang ia mau dan tidak menerima yang tidak ia mau. Karena pada dasarnya manusia itu tidak diberi hak untuk memilih: hak itu mutlak wewenang Allah karena Dia lebih mengetahui, lebih bijaksana, lebih agung dan lebih tinggi. Karena Allah mengetahui alam ghaib, mengetahui segala rahasia, dan mengetahui akibat dari segala hal. Saling Meridhai Satu hal yang harus disadari adalah bahwa keridhaan hamba kepada Allah dalam segala hal akan membuat Rabbnya ridha kepadanya. Ketika hamba ridha dengan rizki yang sedikit, maka Rabbnya akan ridha kepadanya dengan amal sedikit yang dia persembahkan. Ketika hamba ridha terhadap semua keadaan yang melingkupinya dan tetap mempertahankan kualitas keridhaannya itu maka Allah akan cepat meridhainya ketika dia meminta keridhaan-Nya. Dengan kacamata itu, lihatlah orang-orang yang ikhlas, walaupun ilmu mereka sedikit tapi Allah meridhai semua usaha mereka karena memang mereka ridha kepada Allah dan Allah meridhai mereka. Berbeda dengan orang-orang munafik yang selalu ditolak amalan mereka. Mereka tidak menerima apa yang telah Allah turunkan dan tidak suka terhadap keridhaan-Nya, maka Allah pun menyia-nyiakan amalan-amalan mereka. Faedah dari Keridhaan Keridhaan akan menciptakan ketenangan, hati yang dingin, ketegaran dalam menghadapi berbagai permasalahan yang tumpang tindih dan yang muncul deras sekali. Hati yang ridha akan yakin sepenuhnya kepada janji Allah dan Rasul-Nya. Hati orang seperti ini seakan dibisikan suara, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan." (QS. Al-Ahzab: 22)

Page 76: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 76

Sebaliknya, tidak menerima akan membuat hati tidak tenang, ragu dan cemas, tidak tegar, sakit hati dan bergejolak. Hati menjadi bergejolak dan terganggu, seakan didalamnya ada suara membisikan. "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada Kami melainkan tipu daya". (QS. Al-Ahzab: 22) Orang-orang yang memiliki hati seperti ini akan mengakui kebenaran jika datang kebenaran, dan akan berpaling jika mereka dituntut untuk memenuhi tugas mereka. Ketika mereka diberi kebaikan maka mereka akan merasa tenang, tapi ketika diuji maka mereka akan berubah menjadi buruk. Mereka akan merugi di dunia dan akhirat. "Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS. Al-Hajj: 11) Dan, keridhaan akan memberikan ketenangan, sesuatu yang paling berharga. Karena ketenangan akan membuat hati menjadi tegar, keadaan terkendali dan hati menjadi jernih. Dan tidak menerima hanya akan menjauhkannya dari ketenangan itu, jauh dekatnya tergantung pada besar kecilnya ketidakpuasan terhadap keadaan. Ketika ketenangan itu hilang maka dengan serta merta kegembiraan, rasa aman, dan kedamaian hidup, juga akan lenyap. Itu berarti bahwa nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah ketenangan di hati. Dan bagaimana itu bisa didapatkan? Tentunya, dengan keridhaannya kepada Allah bagaimana pun keadaan yang melingkupinya. Keselamatan Itu Ada Bersama Keridhaan Keridhaan akan membukakan pintu keselamatan. Keridhaan akan membuat hati menjadi terbebas dan bersih dari tipu daya, kebusukan dan kedengkian. Karena hanya orang yang berhati bersihlah yang akan selamat dari adzab Allah, sebab hati yang bersih adalah hati yang jauh dari syubuhat, dari keraguan dari menyekutukan Allah dan dari jerat-jerat Iblis yang menyesatkan. Dalam hati seperti ini hanya ada sati: Allah. "….Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya." (QS. Al-An'am: 91) Adalah muastahil dalam hati yang bersih itu masih terdapat rasa tidak menerima. Semakin hamba itu ridhamaka semakin bersih hatinya. Kotoran hati, kebusukan dan tipu daya adalah kaitan dari sikap tidak menerima. Sedangkan kebersihan, kelurusan dan kemuliaan hati adalah kaitan keridhaan. Kedengkian adalah buah dari sikap yang tidak menerima. Dan hati yang bersih dari unsur dengki, adalah buah dari keridhaan. Diibaratkan , keridhaan adalah pohon yang baik, yang disirami dengan air keikhlasan dan ditanam di kabut tauhid. Akarnya keimanan, dahan-dahannya adalah amal shaleh, dan buahnya sangat manis. Disebutkan dalam hadits: "Yang akan mencicipi rasa iman adalah orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul." Atau, seperti disebutkan dalam hadits yang lain: "Ada tiga hal yang bila ketiganya itu menyatu dalam dirinya maka dia akan mendapatkan manisnya iman…" Buah dari Keimanan adalah Rasa Bersyukur Keridhaan akan membuahkan rasa syukur yang merupakan level keimanan tertinggi, bahkan merupakan hakikat dari keimanan itu sendiri. Dalam tahapan iman, rasa syukur itu adalah puncaknya. Orang yang tidak ridha

Page 77: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 77

terhadap pemberian Allah, keputusan-Nya, penciptaan-Nya, pengaturan-Nya, terhadap yang diambil dan yang diberikan-Nya, tidak akan bisa bersyukur kepada Allah. Dan itu artinya, orang yang bersyukur adalah orang yang paling menikmati hidup.[*] die *La Tahzan* DR. Aidh al-Qarni -------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 78: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 78

Pengirim : Ricky Aditya G.I [email protected] Tgl. Email : 14-11-2006

Pengenalan Tauhid Dan Asma' (Nama) Dan Sifat Allah Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah dan keliru dalam memahami wujud, rububiyah, uluhiyah dan nama dan sifat Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya. Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua? Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup. Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah tetapi keliru dalam memahaminya. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya dan menyelisihi syari’atnya? Maka dari itu mari kita menyimak pembahasan tentang masalah ini, agar kita mengerti hakikat mengenal Allah dan bisa memetik buahnya dalam wujud amal. Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah. Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci. Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190). Keharusan Mempelajari Syari’at Allah Saudaraku, kaum Muslimin yang dimuliakan Allah! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kita untuk mengetahui dan mempelajari syari’at-Nya dengan benar sebelum kita berkata dan beramal. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad: 19).

Page 79: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 79

Dari ayat ini para ulama menjelaskan bahwa berilmu tentang syari’at Allah itu didahulukan sebelum berkata dan beramal. Dan juga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Menuntut ilmu (syar’i) itu wajib bagi setiap Muslim.” (Lihat Shahihul Jami’ nomor 3808) Dan ilmu yang paling wajib dan pertama kali harus dipelajari serta yang paling tinggi dan mulia kedudukannya adalah ilmu tauhid, yaitu mengesakan Allah dengan sesuatu yang merupakan hak-Nya berupa Rububiyyah-Nya, Uluhiyyah-Nya, dan Asma wa Shifat-Nya. Mengenal Wujud Allah. Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at. Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.” (QS. Al A’raf: 172-173). Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45). Mengenal Rububiyah Allah Tauhid Rububiyyah, yaitu mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya, mengimani bahwa sesungguhnya Dia adalah Sang Pencipta, Pemberi rizki, Pengatur urusan hamba-Nya, Pengubah urusan-­urusan hamba baik di dunia maupun di akhirat. Dia adalah Dzat yang tiada sekutu bagi-Nya. Allah berfirman. Artinya: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu.” (QS. Az Zumar: 62). “Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan.” (QS. Yunus: 3). Adapun tentang tauhid macam ini maka orang-orang musyrik dan penyembah berhala mengakuinya. Akan tetapi pengakuan mereka terhadap tauhid ini belum menjadikan mereka tergolong Muslim sebab mereka masih menyekutukan Allah dalam hal ibadah (tauhid uluhiyah) dan pemyembahan mereka kepada patung-patung dan berhala-berhala

Page 80: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 80

serta tidak mengimani kerasulan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di samping mereka juga menyembah Allah. Bukti bahwasanya musyrikin jaman jahiliyyah mengimani Rububiyyah Allah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Artinya: “Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az Zukhruf: 9). Juga firman-Nya. Artinya: “Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab-Nya) jika kalian mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kalian ditipu?” (QS. Al ­Mukminun: 88-89). Dan ayat-ayat lainnya yang sangat banyak yang menjelaskan bahwa musyrikin jaman jahiliyyah mengimani Rububiyyah-Nya Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena itu, jika ada pada jaman ini orang yang meyakini bahwa ada sebagian makhluk yang ikut andil mengatur alam semesta ini seperti keyakinan adanya wali kutub maka orang ini keadaannya lebih jelek dari musyrikin jaman jahiliyyah. Nas’alullaahas Salaamah. Mengenal Uluhiyah Allah Tauhid Ibadah atau Uluhiyyah, yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-perbuatan para hamba. Yakni kita hanya mempersembahkan ibadah kita kepada Allah semata tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tauhid inilah yang diingkari kaum musyrikin jaman jahiliyyah sebagaimana disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya. Artinya: “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka dan orang-orang kafir berkata: “Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang Satu saja. Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (QS. Shad: 5). Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak meyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Namun mereka kafir dalam perkara tauhid uluhiyah. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu? Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan. Mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah. Artinya: “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3). Agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan) di sisi Allah. Allah berfirman. Artinya: “Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18). (Lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab).

Page 81: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 81

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. ‘Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: ‘Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Aku tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu). Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah Tauhid Asma Wa Shifat, yaitu mengimani segala sesuatu yang datang dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya dan menetapkannya untuk Allah sesuai dengan yang dikehendaki-Nya dengan tanpa: Ta’thil (menolak sebagian atau seluruh nama-nama dan sifat-sifat Allah). Tamtsil (pemisalan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya). Tasybih (penyerupaan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya). Tahrif (menyelewengkan lafazh ataupun maknanya). Ta’wil (menakwilkan nama-nama dan sifat-sifat Allah). Tafwidh (menyerahkan maknanya kepada Allah) dan Takyif (menanyakan bagaimananya, yaitu menanyakan hakikat nama-nama dan sifat-sifat Allah). Allah berfirman. Artinya: “Hanya milik Allah Asmaa’ul Husna maka bermohonlah kepada-Nva dengan menyebut Asmaa’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf: 180) “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy ­Syura: 11). Oleh karena itulah ketika Imam Malik Rahimahullah ditanya mengenai firman Allah Ta'ala. Artinya: “Yang Maha Rahman beristiwa (bersemayam) di atas 'Arsy" (QS. Thaha: 5). "Bagaimana Ia beristiwa?", beliau menggeleng-gelengkan kepala sampai keringatnya bercucuran, karena pertanyaan tersebut terasa amat berat baginya. Kemudian beliau berkata yang kemudian jawaban beliau ini menjadi masyhur dan menjadi neraca untuk setiap apa yang disifatkan oleh Allah bagi diri-Nya. Kata beliau: "Istiwa' itu tidak majhul, kaifiatnya tidak ma'qul (‘istiwa itu dikenal lafadz dan maknanya namun kaifiatnya/hakikatnya tidak bisa dimengerti, pen), iman dengannya wajib, dan mempertanyakannya adalah bid'ah". Mempertanyakan secara mendalam mengenai masalah-masalah semacam ini merupakan bid'ah, karena para sahabat Radhiyallahu 'Anhum yang merupakan generasi yang paling tamak terhadap ilmu dan kebaikan, apalagi kalau dibandingkan dengan kita, tidak pernah bertanya kepada Nabi dengan sejenis pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Cukuplah kiranya mereka itu menjadi

Page 82: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 82

teladan. Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, beristiwa’ di atas ‘Arsy-Nya, berada di atas langit-Nya, di atas makhluk-Nya, terpisah dari mereka, Dia mengetahui amalan-amalan mereka, mendengar ucapan-ucapan mereka, melihat gerak dan diamnya mereka, tidak ada yang tersembunyi bagi Allah sedikitpun (Shifatullahi ‘Azza wa Jalla hal 186). Betapa banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ‘Uluwullah (sifat ketinggian bagi Allah di atas makhluk-Nya), diantaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.” (QS. Al-A’laa: 1). “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?.” (QS. Al-Mulk: 16). “Yang Maha Rahman beristiwa (bersemayam) di atas 'Arsy" (QS. Thaha: 5). Juga dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dijelaskan tentang ‘Uluwullah diantaranya kisah dialog Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan seorang budak wanita milik Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulami radhiyallahu ‘anhu. Beliau bertanya kepada budak tersebut. Artinya: “Dimanakah Allah?” Dia menjawab, “Di atas langit”. Beliau bertanya lagi, “Siapakah aku?”. Dia menjawab, “Engkau adalah Rasulullah”. Maka beliau berkata (kepada Mu’awiyah), “Merdekakanlah dia karena sesungguhnya dia adalah seorang perempuan mukminah”. (HR. Ahmad dan Muslim). Allah Ta'ala telah berbicara kepada hamba-hamba-Nya dengan apa yang mereka mengerti dari asal makna sebagaimana telah tetap demikian dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Adapun dari segi hakekat dan kenyataannya yang telah ditunjukkan dengan makna (arti) tersebut, maka itu termasuk dari apa-apa yang Allah Ta'ala simpan dalam ilmu-Nya yang berkaitan dengan Dzat dan sifat-sifat-Nya. Oleh karenanya, maka apabila Allah Ta'ala telah menetapkan bagi diri-Nya bahwasanya Allah memiliki sifat mendengar, maka sifat "mendengar" adalah maklum dari segi asal makna kata tersebut, yakni mengetahui suara, akan tetapi hakekatnya (makna tersebut) dari segi mendengarnya Allah Ta'ala, tidak bisa diketahui. Dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hafizhahullah telah menjelaskannya dalam Syarh Aqidah Safariniyyah (Ad-Durah al-Madhiyyah li Aqidah al-Firqah al-Mardhiyah). Akan tetapi apakah kita memberlakukannya secara lafazh, artinya kita memberlakukan lafazhnya saja (tanpa makna, pent) atau memberlakukan lafazh dan maknanya sekaligus? Jawabannya adalah yang kedua: Adapun yang pertama, maka ini adalah madzhab yang batil yang disebut sebagai madzhab ahli tafwidh atau mufawidhah, sebagaimana perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah: “Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Qs. Al A’raf: 186) “Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.” (QS. An Nahl: 60) Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh

Page 83: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 83

Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah” (Lihat Kitab Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36). Makna Dan Hakikat Kalimat Laa Ilaaha Illallaah Jenis tauhid yang kedua adalah tauhid Uluhiyyah yang merupakan tafsiran dari kalimat Laa Ilaaha Illallaah. Kita semua kaum Muslimin harus mengetahui makna yang benar dari kalimat Laa Ilaaha Illallaah yaitu Laa Ma’buuda Bihaqqin Illallaah yang artinya tidak ada tuhan yang berhak disembah/diibadahi kecuali Allah. Kalimat Laa Ilaaha Illallaah terdiri dan dua bagian yaitu an nafyu (peniadaan) dan al itsbaat (penetapan) yang merupakan hakikat dari Laa Ilaaha Illallaah. Yakni dari kata Laa Ilaaha terdapat an nafyu yaitu meniadakan segala sesuatu yang diibadahi selain Allah baik berupa malaikat, nabi, rasul, orang shalih, batu, pohon, orang yang sudah meninggal atau lainnya dari makhluk-makhluk Allah. Dan dari kata Illallaah terdapat al itsbaat yaitu kita menetapkan bahwasanya hanya Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi yang seluruh ibadah kita tujukan kepada-Nya. Kita serahkan doa, sembelihan, nadzar, tawakkal, qurban, shalat, shadaqah dan semua jenis ibadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya sedikitpun. Keharusan Bara’ (Berlepas Diri) Dari Pelaku Kesyirikan/Kekufuran Dan perlu diketahui bahwasanya termasuk dari kesempurnaan tafsiran kalimat Laa Ilaaha Illallaah dan pembuktiannya adalah berlepas diri dari peribadatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan para pelakunya. Tidak bisa kita katakan: “Kita ingkari saja perbuatannya tanpa mengingkari pelakunya.” Ini adalah perkataan bathil. Tidaklah mungkin adanya suatu perbuatan kecuali diperbuat oleh seseorang. Bahkan di dalam Al Qur’an didahulukan pengingkaran terhadap pelaku kekufuran baru setelah itu perbuatannya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah ....” (QS. Al Mumtahanah: 4) Penafsiran Yang Salah Terhadap Kalimat Laa Ilaaha Illallaah Ada dua tafsiran/makna yang salah dan bathil terhadap kalimat Laa Ilaaha Illallaah yaitu: Laa Khaaliqa Illallaah (tidak ada pencipta selain Allah) atau yang sejenisnya seperti tidak ada pemberi rizki kecuali Allah, tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allah dan lainnya dari masalah Rububiyyah-Nya Allah. Penafsiran ini salah karena bukan itu yang dimaksudkan dari kalimat Laa Ilaaha Illallaah. Bahkan kaum musyrikin jaman jahiliyyah meyakini akan hal-hal tersebut (yaitu tauhid Rububiyyah) tapi Allah tetap mengatakan mereka sebagai orang-orang musyrik yang halal darah, harta, dan kehormatan mereka dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tetap memerangi mereka sampai mereka mentauhidkan Allah dalam ibadah-ibadah mereka yaitu sampai kaum musyrikin tersebut hanya mempersembahkan ibadah mereka berupa doa, nadzar, sembelihan, tawakkal, qurban, dan semua ibadah hanya kepada Allah semata. Laa Ma’buuda Illallaah (tidak ada tuhan/sesembahan selain Allah). Ini adalah penafsiran yang bathil ditinjau dari dua sisi, yaitu yang pertama, kita penggal kalimat itu menjadi

Page 84: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 84

tidak ada dan tuhan/sesembahan selain Allah, ini mengindikasikan bahwasanya di dunia ini tidak ada yang namanya sesembahan selain Allah, ini jelas mengingkari kenyataan yang ada. Kita menyaksikan dengan mata kepala kita akan adanya sesembahan selain Allah seperti batu, pohon, orang yang ada di dalam kubur dan sebagainya yang merupakan sesembahan yang bathil yang disembah selain Allah. Sehingga penafsiran ini adalah bathil. Sisi yang kedua adalah kalimat itu dipenggal menjadi tidak ada tuhan dan selain Allah, ini berarti tidaklah tuhan-tuhan yang disembah tersebut kecuali dia itu Allah, Na’udzubillah, berarti kita mengatakan bahwa batu, pohon, jin, orang-orang shalih dan yang lainnya yang disembah oleh orang musyrikin adalah Allah, tentu ini adalah kebathilan yang paling bathil dan kebodohan yangpaling bodoh. Nas’alullaahas Salaamah. [Lihat Kitabnya Asy Syaikh Shalih Al Fauzan tentang Makna Dan Hakikat Laa Ilaaha Illallaah] Syarat-Syarat Laa Ilaaha Illallaah Ketahuilah bahwasanya tidaklah yang diinginkan dari (pengucapan) kalimat Laa Ilaaha Illallah adalah pengucapan dengan lisan semata bahkan wajib untuk mengetahui maknanya dan beramal dengan tuntunan kalimat tersebut dan juga harus menyempurnakan syarat-syaratnya, syarat-syaratnya itu ada tujuh, yaitu:

� Al Ilmu, yaitu mengetahui maknanya dengan benar yang meniadakan kebodohan akan maknanya.

� Al Yaqin, yaitu meyakini kebenaran kalimat tersebut yang meniadakan adanya keraguan.

� Al Qabul, yaitu menerima dengan sepenuh hati konsekuensi/tuntutan kalimat tersebut yang meniadakan penolakan.

� Al Inqiyad, yaitu tunduk dan patuh terhadap kalimat tersebut artinya kita melaksanakan dengan sebaik-baiknya tuntutan kalimat tersebut sehingga kita tidak meninggalkan kalimat tersebut.

� Al Ikhlash, yaitu kita mengucapkan kalimat tersebut karena Allah Ta’ala bukan karena riya’ atau lainnya, yang meniadakan adanya kesyirikan.

� Ash Shidqu, yaitu jujur dalam mengucapkan kalimat tersebut yang akan meniadakan kedustaan.

� Al Mahabbah, yaitu mencintai kalimat tersebut, mencintai Allah, Rasul-Nya, dan apa-apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, yang meniadakan kebencian.

Ada yang menambahkan syarat yang kedelapan yaitu mengkufuri semua yang diibadahi selain Allah. Itulah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah. (Lihat Mudzakkiratul Hadiitsin Nabawiy Fil Aqiidah wal Ittiba’ karya Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi) Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita muwahhiduun (orang-orang yang bertauhid) sehingga berjumpa dengan-Nya dalam keadaan husnul khatimah. Amin Ya Mujiibas Saa’ilin. Fatwa Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Baz Mengenai Nama Dan Sifat Allah Tanya: Asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya: “Saya teringat sebuah

Page 85: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 85

kisah di salah satu stasiun radio saat salah seorang anak bertanya kepada ayahnya tentang Allah, lalu sang ayah menjawab bahwa Allah berada di setiap tempat (di mana-mana). Pertanyaan yang ingin saya ajukan, “Bagaimana hukum syari’at terhadap jawaban yang seperti ini?” Jawab: Itu adalah jawaban yang batil dan termasuk ucapan ahli bid’ah seperti Jahmiyyah, Mu’tazilah dan orang yang sejalan dengan madzhab mereka. Jawaban yang tepat dan sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah adalah bahwa Allah Ta’ala berada di langit, di ‘Arasy, di atas seluruh makhluk-Nya dan ilmu-Nya meliputi semua tempat sebagaimana yang didukung oleh ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi dan ijma’ ulama Salaf. Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.” (Al-A’raf: 54). Hal ini ditegaskan oleh Allah dengan mengulang-ulangnya dalam enam ayat yang lain di dalam kitab-Nya. Makna istiwa’ menurut Ahlussunnah adalah tinggi dan naik di atas ‘Arasy sesuai dengan keagungan Allah Ta’ala, tidak ada yang mengetahui caranya selain-Nya. Hal ini sebagaimana ucapan Imam Malik Rahimahullaah ketika ditanya tentang hal itu, “(Yang namanya) Istiwa’ itu sudah dimaklumi sedangkan caranya tidak diketahui, beriman dengannya adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.” Yang dimaksud oleh beliau adalah bertanya tentang bagaimana caranya. Ucapan semakna berasal pula dari syaikh beliau, Rabi’ah bin Abdurrahman. Demikian juga sebagaimana yang diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiallaahu anhuma. Ucapan semacam ini adalah pendapat seluruh Ahlussunnah; para shahabat dan para tokoh ulama Islam setelah mereka. Allah telah menginformasikan dalam ayat-ayat yang lain bahwa Dia berada di langit dan di ketinggian, seperti dalam firman-firman-Nya: “Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Ghafir: 12). “Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya.” (Fathir: 10). “Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255). “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.” (Al-Mulk: 16-17). Allah telah menjelaskan secara gamblang dalam banyak ayat di dalam kitab-Nya yang mulia bahwa Dia berada di langit, di ketinggian dan hal ini selaras dengan indikasi ayat-ayat seputar “istiwa’”. Dengan demikian, diketahui bahwa perkataan ahli bid’ah bahwa Allah Ta’ala berada di setiap tempat (di mana-mana) tidak lain adalah sebatil-batil perkataan. Ini pada hakikatnya adalah madzhab ‘al-Hulul’ (semacam reinkarnasi-penj.)

Page 86: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 86

yang diada-adakan dan sesat bahkan merupakan kekufuran dan pendustaan terhadap Allah Ta’ala serta pendustaan terhadap Rasul-Nya Shalallaahu alaihi wasalam di mana secara shahih bersumber dari beliau menyatakan bahwa Rabb-nya berada di langit, seperti sabda beliau, “Tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku ini adalah amin (orang kepercayaan) Dzat Yang berada di langit?” (Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Maghazy, no. 4351; Shahih Muslim, kitab Az-Zakah, no. 144, 1064.) Demikian pula yang terdapat di dalam hadits-hadits tentang Isra’ dan Mi’raj serta selainnya. (Dikutip www.asysyariah.com, Al Wala’ Wal Bara’ I/45, 27 Sya’ban 1424H, Majalah ad-Da’wah, vol.1288, Fatwa Syaikh Ibnu Baz dengan penyempurnaan) Wallahua’lam Bishawab

------------------------oOo------------------------

Page 87: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 87

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-11-2006

Istri Yang Membawa Ke Surga Pada satu kesempatan kami kedatangan tamu seorang pemuda yang ingin mencari seorang istri, bertanya pada bapak, "Pak, bagaimana ya ciri-ciri istri yang bisa kelak membawa kita ke surga?" Bapak menjawab, "jika anda menginginkan istri yang membawamu ke surga carilah istri yang bawel, judes, males dan kurang ajar. jika sudah berumah tangga dan anda bisa bersabar menghadapinya dan mengarahkannya ke jalan Allah SWT, maka istri seperti inilah yang akan membawa anda ke dalam surga." Wassalam, Agussyafii http://agussyafii.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Page 88: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 88

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-11-2006

PUASA 6 HARI BULAN SYAWWAL -------Original Message------- From: ustadz Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh Semoga Netters Syiar al-Sofwa senantiasa dalam lindungan Allah Ta'ala PUASA 6 HARI BULAN SYAWWAL Selasa, 07 Nopember 06, detail klik di sini: http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=402 Segala puji bagi Allah subhanahu wat'ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga besar serta para shahabatnya. Berikut ringkasan hukum-hukum seputar puasa enam hari di bulan Syawwal, semoga dapat bermanfa'at bagi semua. A. Hukumnya Puasa enam hari di bulan Syawwal hukumnya adalah sunnah. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari hadits Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka ia (pahalanya) seperti puasa setahun penuh." (HR.Ahmad, V/417; Muslim, II/822; Abu Daud, 2433; At-Turmudzi, 1164) Ibnu Qudamah rahimahullah berkata di dalam kitab Al-Mughni, "Puasa enam hari di bulan Syawwal hukumnya mustahab (dianjurkan sekali) menurut kebanyakan para ulama." Di dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah (Ensiklopedia Islam) disebutkan, Jumhur ulama fiqih seperti madzhab Maliki, madzhab Asy-Syafi'i, madzhab Hanbali dan ulama muta'akhkhirin madzhab Hanafi berpendapat, puasa enam hari di bulan Syawwal adalah sunnah, sementara seperti dinukil dari Abu Hanifah, beliau berpendapat makruh berpuasa enam hari di bulan Syawwal baik itu secara terpisah-pisah maupun secara berturut-turut." B. Keutamaannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa siapa saja yang berpuasa enam hari di bulan Syawwal, maka pahalanya seperti berpuasa setahun penuh, sebagaimana terdapat di dalam hadits di atas. Nabi shallallahu alaihi wasallam menafsirkan hal itu dengan mengatakan, "Siapa yang berpuasa enam hari setelah 'Iedul Fithri, maka ia merupakan pelengkap satu tahun. Barangsiapa yang melakukan satu

Page 89: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 89

kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipatnya " Di dalam riwayat lain disebutkan, "Allah menjadikan satu kebaikan (setara) dengan sepuluh kali lipatnya, (puasa) satu bulan dengan (pahala puasa) sepuluh bulan dan puasa enam hari dengan (pahala puasa) setahun penuh." (HR. An-Nasa'i dan Ibn Majah. Lihat, Shahih at-Targhib Wa At-Tarhib, I/421) Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, "Para ulama berkata, "(Pahala) puasa itu seperti setahun penuh karena satu kebaikan senilai sepuluh kali lipatnya dan satu Ramadhan senilai dengan pahala sepuluh bulan dan enam hari dengan pahala dua bulan." Imam Ahmad rahimahullah dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "(Ganjaran) Puasa Rama-dhan senilai dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) senilai dengan (puasa) dua bulan, maka itulah puasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya) C. Buah-Buahnya Berikut kami nukil ucapan Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah:

1. Puasa enam hari di bulan Syawwal setelah Ramadhan menyempurnakan pahala puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawwal dan Sya'ban adalah ibarat shalat sunnah rawatib sebelum atau sesudah shalat fardhu. Dengan begitu, maka ketimpangan dan kekurangan yang terdapat pada shalat fardhu dapat disempurnakan, karena pada hari Kiamat nanti amalan-amalan wajib akan disem-purnakan dengan amalan-amalan sunnah. Kebanyakan manusia dalam menjalankan puasa wajib pasti memiliki kekurangan dan ketimpangan, karena itu ia mem-butuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah subhanahu wat'ala menerima amal seseorang hamba, pasti Dia akan memberikan taufiq untuk melakukan amal shalih setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan sesuatu kebaikan, lalu diikuti dengan keburukan, maka hal itu merupa-kan tanda tertolaknya amal yang pertama dan tidak terkabulnya.

4. Sebagaimana yang telah dising-gung, konsekuensi dari puasa Ramadhan adalah mendapatkan ampunan atas dosa-dosa masa lalu.

5. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya Iedul Fithri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Iedul Fithri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan Qiyamul-lail hingga kedua kakinya bengkak, lantas ada yang bertanya kepadanya, "Kenapa kamu lakukan ini padahal Allah sudah mengampuni dosamu yang dulu dan yang akan datang?"

Page 90: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 90

Beliau menjawab, "Tidakkah selayaknya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?"

Allah subhanahu wat'ala telah memerintahkan para hamba-Nya agar bersyukur atas nikmat puasa Ramadhan, dengan ucapan maupun ungkapan rasa syukur lainnya. Dan di antara ungkapan rasa syukur seorang hamba atas taufiq-Nya dalam menjalankan puasa Ramadhan, pertolongan, dan ampunan atas dosanya adalah ber-puasa setelah itu sebagai manivestasi rasa syukur terhadap-Nya. Bila mendapatkan taufiq melakukan shalat malam, maka sebagian ulama salaf ada yang berpuasa pada siang hari esoknya dan menjadikan puasanya itu sebagai rasa syukur atas taufiq-Nya dalam melakukan shalat malam tersebut. Permasalahan-Permasalahan Terkait

1. Dianjurkan sekali memulai puasa Syawwal pada hari ke-2 sebab hal itu merupakan bentuk menyegerakan berbuat baik.

2. Boleh berpuasa secara terpisah dalam bulan Syawwal tersebut dan tidak harus berurutan, sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan dengan lafazh mutlak puasa dan tidak menyebut harus berurutan atau terpisah-pisah.

3. Siapa yang telah berpuasa Syawwal pada tahun tertentu, maka tidak harus baginya berpuasa di tahun mendatangnya, namun hal itu dianjurkan sekali baginya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Amalan-amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten (yang terus menerus) sekalipun sedikit." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Aisyah radhiyallahu 'anha)

4. Diharuskan meniatkan puasa dari malam pada puasa enam hari di bulan Syawwal dan puasa-puasa sunnah yang Muqayyad (terikat, tidak mutlak) berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Barangsiapa yang tidak meniatkan puasa dari malam harinya sebelum fajar, maka tidak (sah) puasanya) " (HR. An-Nasa'i, dishahihkan Syaikh Al-Albani) [Terdapat pendapat lain yang tidak mensyaratkan niat dari malam hari-nya selain pada puasa Ramadhan berdasarkan hadits yang lain-red]

5. Menyempurnakan puasa enam hari di bulan Syawwal bukan suatu keharusan; siapa yang mampu menyempurnakannya, maka hal itu lebih baik dan barangsiapa yang tidak mampu, maka tidak apa-apa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang yang berpuasa sunnah adalah pemilik perintah atas dirinya sendiri; jika mau, ia berpuasa dan bila mau, boleh berbuka (tidak berpuasa)." Imam An-Nawawi rahimahullah di dalam kitabnya al-Majmu' (VI:395) mengatakan, "Sanadnya Jayyid."

6. Bagi orang yang memiliki kewajiban mengqadha puasa Ramadhan, sebaiknya mengqadha hari-hari yang ditinggalkan dari puasa Ramadhan itu terlebih dulu sebab hal itu lebih terjamin bagi tanggungan diri (hutang) nya. Juga, karena amal wajib harus didahulu-kan atas amal sunnah.

Page 91: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 91

Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang mendahulukan puasa enam hari di bulan Syawwal atas mengqadha puasa wajib (Ramadhan) dalam dua pendapat: Pertama, Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawwal tidak dapat diraih kecuali oleh orang yang telah mengqadha puasa Ramadhan yang batal karena udzur. Dalilnya, hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu di atas. Penyebutan berpuasa Ramadhan dapat terealisasi hanya bagi siapa saja yang telah menyempurnakan bilangannya. Ke dua, Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawwal dapat diraih oleh orang yang melakukannya sebelum mengqqadha puasa Ramadhan yang batal karena 'udzur, sebab siapa saja yang tidak berpuasa pada hari-hari di bulan Ramadhan karena 'udzur, maka dapat dikatakan telah berpuasa Ramadhan. Bila ia berpuasa enam hari di bulan Syawwal sebelum mengqadha, maka ia juga meraih pahala mengiringi puasa Ramadhan dengan puasa enam hari di bulan Syawwal yang diurutkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. Tampaknya, pendapat ke dua lebih tepat apalagi keutamaan yang dimaksud itu tidak hanya bergantung pada selesainya mengqadha puasa sebelum enam hari di bulan Syawwal, sebab pahala puasa Ramadhan yang setara puasa sepuluh bulan dapat terealisasi dengan menyempurnakan puasa wajib, baik secara Ad (penunaian pada waktunya) atau Qadha (penunaian di luar waktu asli). Allah subhanahu wat'ala telah memperluas waktu dalam mengqadha seperti dalam ayat 185 surat Al-Baqarah. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawwal merupakan keutamaan yang khusus pada bulan ini saja, di mana ia akan terlewatkan bila waktunya lewat. Sekalipun demikian, memulai dengan membebaskan tanggungan diri (hutang) melalui puasa wajib adalah lebih utama dari menyibukkan diri dengan puasa sunnah. Akan tetapi orang yang berpuasa Qadha setelah itu, maka ia juga mendapatkan keutamaan, sebab tidak ada dalil yang menafikannya, wallahu a'lam. Dalam hal ini, dalam fatwanya, Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ketika ditanya tentang mana yang lebih didahulukan; melakukan puasa enam hari di bulan Syawwal ataukah mengqadha Ramadhan, maka beliau berpendapat lebih baik mendahulukan puasa Qadha sekali pun kehilangan kesempatan berpuasa enam hari di bulan Syawwal. (Hanif Yahya, Lc). SUMBER: Ahkaam Shiyaam as-Sitt Min Syawwal karya Muhammad bin 'Abdullah bin Shalih Al-Habdan. Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan Artikel ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya. Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Aamiin Waassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh ---------------------------------------------------------- YAYASAN AL-SOFWA Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia

Page 92: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 92

Pengirim : rico atmaka [email protected] Tgl. Email : 20-11-2006

Ketika kutatap wajah istriku. Ketika kutatap wajah istriku, betapa aku sangat bersyukur kepada Allah, atas anugerah terbesar yang pernah aku terima. Seorang wanita yang sederhana, namun keridhoan dan keikhlasannya menerima diriku sebagai suaminya, membuat aku tidak berhenti bahkan tidak akan pernah berhenti bersyukur kepada Allah, atas “kado pernikahan paling indah yang diberikan kepadaku. Ketika kutatap wajah istriku, betapa besar rasa maluku, karena masih banyak kekurangan pada diriku. Dan sungguh banyak kelebihannya, yang mungkin aku tidak akan mampu menandinginya. Seorang wanita yang tegar dan tidak banyak menuntut, kecuali tanggung jawabku sebagai suami, ayah dan imam keluarga. Dia wanita yang ikhlas menerima segala kelemahan dan kekuranganku, sebagai suami. Ketika kutatap wajah istriku, betapa bangga dan bersemangatnya diriku, karena dukungannya terhadap perjuanganku untuk terus memperbaiki diri. Aku memang bukan laki-laki yang sempurna dan dia juga bukan wanita yang sempurna, tetapi Allah telah memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku dan juga ibu anak-anakku. Semoga inilih yang terbaik menurut Sang Maha Penentu Takdir. Ketika kutatap wajah istriku, di saat dia sedang lelap tertidur, tak terasa menetes air mataku, karena rasa syukur kepada Allah atas anugerah terbesar-Nya. Terlihat wajahnya yang kelelahan, karena harus melayani suami dan anak-anak. Tapi aku yakin, lewat keikhlasannya, dia akan menjadi wanita yang mampu terus berjuang di jalan Allah dengan menjadi istri dan ibu anak-anakku. Kukecup keningnya, sambil keberdoa, Ya Allah, jadikanlah dia bidadari syurgaku, sehingga meringankan pertanggungjawabanku, saat menghadap-Mu di Hari Perhitungan kelak. Amin. Dari suami yang masih banyak kekurangan... Rico Atmaka Koordinator Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta

------------------------oOo------------------------

Page 93: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 93

Pengirim : Ahmad Bustam [email protected] Tgl. Email : 20-11-2006

8 Kado Terindah Assalaamu'alaikum wr. wb. Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat, dan tak perlu membeli! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi. 1. Kehadiran Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto, faks, e-mail atau chatting. Namun dengan berada di sampingnya. Anda dan ia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan. 2. Mendengarkan Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab kebanyakan orang lebih suka didengarkan, daripada mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar-manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara taklangsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul santai dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikannya. Tatap wajahnya. Tak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda untuk memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidakharus berupa diskusi atau penilaian. Sekadar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya. 3. Diam Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang." Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati,mengatur, mengkritik bahkan mengomeli. 4. Kebebasan Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Page 94: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 94

5. Keindahan Siapa yang tak bahagia jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya. 6. Tanggapan Positif Tanpa sadar, sering kali kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan. 7. Kesediaan Mengalah Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah." Anda mungkin kesal atau marah karena ia terlambat datang memenuhi janji. Tapi kalau baru sekali itu terjadi, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini 8. Senyuman Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang Anda kasihi?

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Page 95: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 95

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 20-11-2006

Amal Kita Seringkali dalam kehidupan kita sehari-hari jika melihat istri marah-marah dianggapnya sudah tak cinta lagi. Atau seorang guru yang memarahi muridnya karena tidak mengerjakan PR dianggapnya gurunya galak. Bahkan jika sedang naik kendaraan umum ditengah jalan kecopetan, kita beranggapan nasib sedang sial. Keyakinan kita terhadap satu peristiwa sangat bergantung dari bagaimana kita memaknai dari peristiwa itu sendiri. Jika kita menanggapinya sebagai nasib sial dicopet maka kesialan itulah yang menimpa kita namun jika kita menganggap sebagai keberuntungan bisa bersedekah dengan sembunyi-sembunyi maka itu sebagai dihitung sebagai amal pahala kita. Demikian halnya dengan penjual bubur ayam yang saya kenal, setiap kali berjualan jika tidak laku dengan riangnya dia membagikan buburnya pada tetangganya. "saatnya beramal.." Katanya, "apa tidak bangkrut kalo terus-terusan begitu pak?" tanya saya. "Bagaimana bangkrut?, rizki diatur oleh Allah SWT. Bayi yang didalam kandungan aja diberi rizki apa lagi kita yang masih mau berusaha.."jawabnya. Wassalam, Agussyafii http://agussyafii.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Page 96: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 96

Pengirim : Ahmad Bustam [email protected] Tgl. Email : 20-11-2006

10 kebiasaan yang dapat merusak otak Assalaamu'alaikum wr. wb.

1. Tidak Sarapan Pagi Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi kurang.

2. Makan Terlalu Banyak 3. Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat

mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.

4. Merokok 5. Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat,

serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer. 6. Mengkonsumsi gula terlalu banyak Konsumsi gula yang terlalu banyak akan

menyebabkan terganggunya penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu perkembangan otak.

7. Polusi Udara 8. Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara

yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.

9. Kurang Tidur 10. Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya.

Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak.

11. Menutup kepala saat tidur 12. Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi zat

karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada otak.

13. Menggunakan pikiran saat sakit 14. Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran kita saat

sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak serta dapat merusak otak.

15. Kurang menstimulasi pikiran 16. Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya

stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita. 17. Jarang berkomunikasi 18. Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak.

Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.

------------------------oOo------------------------

Page 97: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 97

Pengirim : Wido Q Supraha [email protected] Tgl. Email : 20-11-2006

Muslim Belanda Tolak Aturan Resmi Larangan Bercadar Senin, 20 Nov 06 15:07 WIB Warga muslim di Belanda sedang berjuang untuk menggagalkan keluarnya peraturan yang melarang para Muslimah mengenakan cadar. Mereka menuding kelompok Christian Democratic Appeal (CDA) yang saat ini berkuasa di Belanda telah memanfaatkan isu cadar untuk kepentingan politik mereka, menjelang pemilu anggota parlemen. Ayhan Tonca dari Dutch Muslim Organization pada surat kabar terbitan Inggris Guardian edisi Minggu (19/11) mengungkapkan, dari satu juta warga Muslim di Belanda, paling cuma 30 orang saja yang mengenakan burqa (pakaian yang menutup seluruh tubuh dan sebagian wajah). "Sebuah peraturan besar untuk sebuah persoalan kecil," kata Tonca mengomentari rencana dibuatnya larangan bercadar oleh pemerintah Belanda. Menteri Imigrasi dan integrasi Belanda, Rita Vedonk mengatakan, cadar merupakan ancaman bagi keselamatan dan tatanan publik. "Larangan bercadar akan diterapkan di tempat-tempat publik dan "semi publik" seperti di sekolah-sekolah, ruang pengadilan, kantor kementerian dan di kereta" katanya pada kantor berita AFP, Sabtu (18/11). Verdonk, selama ini memang dikenal dengan kebijakan-kebijakan keimigrasiannya yang keras sehingga ia dijuluki "Rita si Besi." Pada bulan Maret misalnya, ia mewajibkan calon imigran ikut test untuk mengetahui pemahaman calon imigran tentang bahasa dan kehidupan masyarakat Belanda. Ia juga membuat aturan bagi para imigran yang memegang paspor Belanda untuk mengikuti kursus integrasi. Terkait dengan rencana baru pemerintah Belanda membuat peraturan larangan bercadar, perwakilan masjid komunitas Maroko, Ahmad Markouch memprediksikan bahwa peraturan itu akan menimbulkan reaksi keras dari kalangan minoritas Muslim di negeri Kincir Angin tersebut. "Mereka (pemerintah Belanda) akan mencari-cari alasan lain yang lebih baik dibandingkan alasan keamanan semata. Ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama," tandasnya. Keprihatinan serupa juga diungkapkan anggota parlemen dari Partai Buruh, Jeroen Dijsselbloem. Ia mengatakan, warga Muslim akan merasa menjadi sasaran dan diperlakukan tidak adil jika peraturan larangan bercadar diberlakukan. Anggota parlemen dari Partai Hijau, Mustapha Laboui yang berdarah Maroko mengatakan, meski ia menganggap mengenakan burqa di tengah masyarakat Belanda

Page 98: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 98

sebagai tindakan yang "tidak logis", ia tetap skeptis akan legalitas aturan yang melarang penggunaan cadar. Walikota Amsterdam, Job Cohen meski mengkritik burqa ia menganggap pemerintah "kurang kerjaan" karena mengurusi masalah burqa. "Dari perspektif integrasi dan komunikasi, cadar jelas sangat buruk karena anda tidak bisa saling melihat wajah, jadi makin sedikit makin baik. Tapi, kenyataannya tidak semua mengenakan cadar. Perdebatannya lebih besar dari jumlah orang yang menjadi diperdebatkan," imbuhnya. (ln/iol) Source : http://www.eramuslim.com/news/int/45616219.htm

------------------------oOo------------------------

Page 99: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 99

Pengirim : al-palagani [email protected] Tgl. Email : 20-11-2006

Putri Syria dapat hidayah ----- Original Message ----- From: [email protected] Hari Sabtu, 14 Oktober lalu, dilakukan buka puasa dengan mengundang tetangga-tetangga non Muslim di Jamaica Muslim Center, salah satu mesjid yang saya pimpin di kota dunia ini. Acara ini kami namai "Open House Iftar". Memang unik, karenanya asumsinya buka puasa itu adalah mengakhiri puasa yang dilakukan oleh kaum Muslimin. Tapi sore itu, justeru hadir bersama di antara lima ratusan Muslimin di Jamaica Muslim Center puluhan non Muslim dari kalangan tetangga. Menjelang buka puasa itu saya tiba-tiba saya dikejutkan oleh seorang murid saya yang baru masuk Islam seminggu menjelang bulan puasa. Namanya Carissa Hansen. Beliau yang telah saya ceritakan proses islamnya terakhir kali. Bersama beliau juga datang seorang gadis belia yang nampak sangat muda. Dengan jilbabnya rapih, saya menyangka dia seorang gadis Lebanon atau Palestina. Setelah menyampaikan ucapan selamat datang, gadis tersebut memperkenalkan diri dengan malu-malu. "Hi, I am Jessica". Tentu dengan ramah saya balas sapaannya dengan "Hi, how are you? Welcome to our event!". Tiba-tiba saja Carissa menyelah bahwa Jessica ini ingin sekali tahu Islam. Rupanya Jessica bekerja merawat orang-orang "handicapped" (cacat) di kota New York. Dalam salah satu kelas khusus bagi orang-orang cacat inilah, Jessica bertemu dengan Carissa yang baru sekitar 2 minggu masuk islam. Carissa yang memang bersemangat itu menjelaskan kepadanya siapa dia dan Islam yang dianutnya. Setelah berkenalan beberapa saat saya ketahui kemudian bahwa Jessica ini berayah seorang Muslim keturunan Suriah tapi beribu Spanyol. Namun demikian, selama hidupnya belum pernah belajar Islam. Menurutnya, ayahnya memang orang Suriah tapi dia tidak pernah mengajarnya bahasa Arab (barangkali dimaksudnya Islam). Bahkan (maaf) dia menggelari ayahnya "Cassinova", yang awalnya saya sendiri tidak tahu artinya. Ternyata dia menjelaskan bahwa "cassinova man" itu adalah seseorang yang "dating many women at the same time". Menurut Jessica lagi, ayahnya kini sakit keras. Punya lima anak dari 5 ibu yang berbeda. Oleh karena memang ayahnya tidak melakukan ajaran agama, apalagi mengajarkan anaknya agama Islam, Jessica sendiri merasa lebih Katolik mengikuti agama ibunya. Oleh karenanya, walaupun tidak ke gereja, dia merasa ada ikatan dengan agama Katolik ibunya. Sore itu, setelah bertanya beberapa hal, tiba-tiba saja dia menyelah "I think this is the right religion to follow".

Page 100: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 100

Saya kemudian menjelaskan lebih detail mengenai islam dan dasar-dasar Iman. ALhamdulillah, bersamaan dengan acara buka puasa hari itu saya tuntun Jessica mengucapkan syahadah "Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasulullah" diringi pekik takbir kaum Muslimin yang sedang mencicipi buka puasa. Beberapa hari kemudian saya tanya "did you tell your family regarding your Islam? " Dian menjawab "not yet, but studying doing my prayer secretly". Ketika saya tanya apakah Bapaknya juga belum tahu kalau dia Muslim? Dia mengatakan bahwa "my father does not want to know that". Saya tanya kenapa? Dia bilang "If he knows he will be embarrassed being a Muslim but never told us about his religion". Saya hanya mengatakan "astaghfirullah". Kini Jessica rajin mengikuti acara-acara ceramah atau pengajian saya. Pada hari Raya yang lalu Jessica ikut kami sekeluarga keliling silaturrahim ke berbagai rumah. Begitu senangnya hingga berkata: "I never experienced such a wonderful day". Jessica termasuk anak yang gagal sekolahnya. Ketika berumur 16 tahun terpaksa menikah karena hubungannya dengan seorang pemuda. Dia tidak menamatkan SMA sekalipun. Setelah menikah ternyata dia menjadi bulan-bulanan suami yang pemabuk dan bahkan pengkonsumsi narkoba. Perkawinan itupun tidak berumur panjang. Sejak itu pula, ayah Jessica mengalami penyakit jantung kronis dan kesehatannya semakin menurun. Maka dengan sendirinya hanya ibunyalah yang mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Inilah yang mendorong Jessica kemudian untuk bekerja membantu sang ibu. Kini Jessica bertekad untuk kembali belajar dan bercita-cita untuk menjadi perawat. Alasannya karena dia senang membantu orang lain. Dua hari lalu Jessica menelpon saya memberitahu bahwa dia berjuang untuk shalat di rumahnya. "I feel it's not clean, and my brother is laughing at me when he sees me doing it". Saya terkejut karena saya kira Islamnya masih dirahasiakan. Ternyata menurutnya, semua sudah tahu kecuali ayahnya. Dia masih sungkan memberi tahu ayahnya karena menurutnya jangan sampai tersinggung sedangkan dia sekarang ini sakit keras. Saya ingatkan Jessica "jika kamu berhasil menyadarkan ayahmu sebelum meninggal, maka itu pemberian yang paling berharga dari seorang anak kepada seorang ayahnya". Jessica hanya tersenyum seraya berucap "I hope so. Pray for me!" Semoga Allah selalu menunjuki jalanmu Jessica! New York, November 2, 2006 M. Syamsi Ali

------------------------oOo------------------------

Page 101: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 101

Pengirim : suryati [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

IKHLASKAN DAN MAAFKANLAH ORANG YANG TELAH BERBUAT ZALIM KEPADA KITA KARENA BERBUAT ZALIM

TERMASUK DOSA BESAR KEPADA ALLAH SWT Saudaraku, kasihanilah saudara-saudara kita yang fakir, miskin dan yang susah. Tetapi kita harus lebih kasihan lagi kepada saudara- saudara kita yang telah berbuat zalim kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain. Zalim secara bahasa mengandung pengertian "aniaya/celaka" . Zalim secara istilah mengandung pengertian "berbuat aniaya/celaka terhadap diri sendiri atau orang lain dengan cara-cara bathil yang keluar dari jalur syariat Agama Islam". Disisi lain zalim bisa berarti "menempatkan sesuatu tidak sesuai dengan tempatnya". Zalim merupakan perbuatan yang di larang oleh Allah SWT dan termasuk dari salah satu dosa-dosa besar. Manusia yang berbuat zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surah Asy-Syura : 42 "Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih". Kalau kita kumpulkan macam-macam perbuatan zalim menurut pengertian di atas, mungkin akan sangat banyak kita dapatkan perbuatan tersebut pada diri kita, ataupun pada diri saudara-saudara kita yang lainnya. Saudaraku, maksud dan tujuan utama dari tulisan ini adalah :

1. Agar kita berhati-hati dan tidak melakukan perbuatan zalim kepada diri sendiri atau kepada siapapun.

2. Agar kita mampu memaafkan orang-orang yang telah berbuat zalim kepada kita dengan cara mendoakannya agar di berikan hidayah oleh Allah SWT.

3. Agar tercipta lingkungan rumah tangga, lingkungan kantor, ataupun lingkungan masyarakat yang damai dan harmonis.

Macam-macam perbuatan zalim secara umum adalah segala perbuatan yang mengotori hati, yaitu sombong, dengki (tidak suka terhadap kebahagian orang lain), ghibah (membicarakan keburukan orang lain), fitnah (menuduh tanpa bukti yang kuat), adu domba (bermuka dua), dusta (bohong), ujub (bangga diri dengan merendahkan orang lain), dan lain sebagainya. Saudaraku, kalau kita uraikan macam-macam perbuatan zalim ke dalam bentuk yang lebih khusus adalah sebagi berikut : Lingkungan kelurga/Rumah tangga :

Page 102: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 102

1. Seorang Ayah yang memberikan nafkah dari rizki yang subhat atau haram, maka menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap istri dan anak-anaknya, yaitu ; � Istri dan anak-anaknya akan menjadi durhaka baik kepada suami/orang tua, dan

kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. � Bersikap cuek dan tidak peduli akan ibadah kepada Allah SWT dan Agama Islam,

dengan cara ringan untuk meninggal-ninggalkan solat yang lima waktu.

2. Seorang ibu yang tidak memberikan perhatian penuh dan pendidikan Agama Islam serta contoh-contoh etika/moral yang baik kepada keluarganya, maka akan menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap suami dan anak-anaknya, yaitu ; � Suami akan merasa bosan dengan istrinya, maka mulailah terjadi kerenggangan

dan keharmonisan hubungan suami-istri, yang kemudian sering terjadinya keributan-keributan kecil yang lama-lama menjadi besar.

� Suami akan terbiasa berbohong kepada istrinya, yang ditandai dengan berkurangnya uang belanja istri, yang digunakan untuk berjudi atau membeli minum-minuman keras.

� Anak-anak yang lebih senang mencari hiburan dan perhatian di luar rumahnya, sehingga sudah tidak ada filter dan kontrol lagi bagi anak-anaknya.

� Anak-anak yang terjerembab di lingkungan yang tidak Islami, pergaulan bebas, narkotika dan lain sebaginya.

Lingkungan Kantor: 1. Seorang pemimpin yang tamak/rakus akan memberikan dampak yang sangat buruk

bagi karyawan/pegawainya , yaitu ; a. Tertanamnya sifat malas dalam bekerja, karena hak-hak pegawai/karyawan

tidak di perhatikan/diberikan. b. Tertanamnya sifat benci kepada atasan. c. Tertanamnya sifat adu domba (bermuka dua) diantara sesama

pegawai/karyawan yang melahirkan para pegawai/karyawan yang ABS (Asal Bos Senang), maka demi kepentingan dan pencapaian tujuan individu/kelompoknya, mereka rela mengorbankan teman/sahabatnya sendiri.

d. Tertanamnya sifat benci sesama pegawai dan terciptanya kelompok- kelompok dalam lingkungan pegawai. Dengan cara menyebarkan fitnahan- fitnahan keji kepada sesama temannya sendiri yang tidak se-ide atau tidak sepaham.

e. Tidak tercapainya tujuan organisasi. 2. Seorang pegawai/karyawan yang kurang Ilmu dan kurang Imannya kepada Allah

SWT memberikan dampak yang buruk juga kepada lingkungan kantornya, yaitu ; a. Lahirnya sifat ABS dalam dirinya b. Lahirnya sifat dengki dan merasa benar sendiri. c. Lahirnya kelompok-kelompok pegawai/karyawan yang merasa satu

tujuan/kepentingan untuk mencapai tujuannya digunakanlah cara-cara yang haram dan keji.

d. Terciptanya lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak kondusif.

Page 103: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 103

Lingkungan Masyarakat/alam : Manusia yang tidak memperhatikan lingkungan disekitarnya maka akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan manusia itu sendiri, diantaranya ; 1. Penebangan hutan secara liar akan menimbulkan banjir dan longsor 2. Membuang sampah secara sembarangan akan menimbulkan lingkungan yang kotor

dan bau, serta bila turun hujan akan menghambat jalurnya air maka akan terjadi banjir.

3. Mengeksploitasi tambang di perut bumi, maka akan menimbulkan gempa-gempa kecil karena pergeseran lapisan-lapisan tanah Dan contoh-contoh lainnya yang tidak dapat di paparkan secara rinci dalam tulisan ini.

Allah SWT telah mengingatka dalam Al Qur'an bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari-Nya, sebagaimana firman- Nya dalam Qs. Al Zaljalah : 7-8 "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula". Pada bagian atas telah dipaparkan sekelumit perbuatan-perbuatan zalim yang sering kita lakukan secara sadar maupun tidak, secara disengaja maupun tidak. Apakah di lingkungan rumah tangga kita, di lingkungan tempat kerja kita, ataupun di lingkungan masyarakat kita. Agama Islam secara tegas dan jelas mengharamkan kepada umatnya untuk melakukan perbuatan zalim dimanapun dan dengan siapapun. Pada bagian ini akan dinukilkan ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan Larangan Berbuat Zalim & Membantu untuk berbuat Zalim. Sebagai bentuk nasihat dan muhasabah diri agar sering-sering mengintrospeksi diri setiap saat dan setiap waktu. Larangan Berbuat Zalim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surah Ibrahim : 42-45 "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi seruan Engkau dan akan mengikuti Rasul-rasul. (Kepada mereka di katakan):'Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia), bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan" .

Page 104: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 104

Kalau kita perhatikan sangat jelas apa yang di sampaikan Allah SWT dalam isi kandungan ayat Qs; Ibrahim : 42-45 di atas, yaitu ; 1. Allah SWT tidak pernah lalai atau lengah terhadap perbuatan orang-orang yang

zalim. 2. Allah SWT pasti menghukum perbuatan orang-orang zalim, biarpun di dunia mereka

merasa bebas se-bebas-bebasnya, tetapi di akhirat nanti mereka akan menerima balasan azab yang berat atas perbuatan mereka.

3. Kondisi/keadaan orang-orang zalim ketika hari kiamat sangat mengenaskan, yaitu mereka datang dengan bergegas-gegas memenuhi panggilan Allah, dengan mengangkat kepalanya mata mereka terbelalak tidak berkedip-kedip, tetapi hati mereka kosong karena takut.

4. Perintah Allah SWT kepada kita (orang yang beriman) untuk menyampaikan peringatan kepada manusia terhadap kebenaran datangnya hari kiamat dan kebenaran azab Allah kepada orang-orang yang zalim.

5. Sia-sialah penyesalan orang-orang zalim pada hari kiamat nanti, mereka meminta kepada Allah di kembalikan ke dunia biarpun sesaat untuk menebus kezaliman mereka selama hidup di dunia.

6. Sumpah orang-orang yang zalim ketika hidup di dunia, bahwa mereka tidak akan binasa, mereka merasa aman dan kokoh dengan pangkat, jabatan/kedudukan, harta, dan rumah mewah yang mereka miliki. Akan tetapi di hari kiamat itu semua akan binasa dan tidak mampu menyelamatkan mereka dari siksa azb api neraka-Nya Allah SWT.

7. Allah SWT telah memberikan banyak perumpamaan-perumpamaan dan contoh-contoh bahwa manusia-manusia yang zalim akan hancur dan binasa. Mari kita perhatikan Fir'aun, Namruz, Qarun mereka semua adalah perumpamaan-perumpamaan manusia-manusia zalim yang di laknat oleh Allah di dunia sampai akhirat nanti.

Membantu Berbuat Zalim. Melakukan perbuatan zalim adalah dosa besar, dan orang-orang yang membantu perbuatan zalim dosanya sama dengan orang yang berbuat zalim. Membantu perbuatan zalim ialah jika seseorang menjadi petunjuk jalan orang lain dalam berbuat ke-zaliman, dengan kata lain seseorang yang memberikan informasi/jalan/ cara/fasilitas kepada orang yang hendak melakukan kezaliman kepada orang lain. Perbuatan inipun termasuk dosa besar dan mendapat balasan azab dari Allah SWT. Mari kita simak beberapa Hadis Nabi Muhammad SAW di bawah ini : Di riwayatkan oleh Ahmad, Abu Ya'la, dan Ibnu Hibban : Dari Ibnu Mas'ud r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Besok akan ada pemimpin-pemimpin yang datang atau mengumpulkan rakyatnya dengan berbuat zalim dan berbohong kepada mereka, maka barang siapa ikut pada golongan mereka, membenarkan kebohongan mereka, dan menolong kezaliman mereka, maka ia bukanlah termasuk golonganku (golongan umat Nabi Muhammad) dan aku bukanlah dari golongan mereka. Dan barang siapa yang tidak ikut golongan mereka, bahkan tidak membantu kezalimannya, maka ia berarti dari golonganku dan aku pun menjadi golongannya" .

Page 105: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 105

Hadis di atas mengandung beberapa penjelasan : 1. Suatu masa akan hadir di tengah-tengah kita pemimpin yang zalim, yang

memiliki kegemaran berbohong kepada rakyatnya (bawahannya) . 2. Larangan untuk mengikuti pemimpin yang zalim, apakah dengan membenarkan

kebohongan yang di bawanya, menolong kezalimannya dengan memberikan informasi/jalan/ cara/fasilitas yang ia miliki.

3. Golongan yang membantu/menolong orang yang melakukan kezaliman, maka bukanlah di katakan golongan umat Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain golongan tersebut bukan golongan Islam (tetapi golongan Munafik) biarpun KTP dan statusnya Islam.

Di riwayatkan oleh Bukhari : Dari Anas r.a berkata: Dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau bersabda: "Hendaklah kamu menolong saudaramu yang menganiaya dan yang teraniaya", sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, (benar) aku akan menolong apabila ia dianiaya, maka bagaimana cara menolongnya apabila ia menganiaya?" . Beliau menjawab: "Engkau cegah dia dari (perbuatan) penganiayaan, maka yang demikian itulah berarti menolongnya" . Beberapa isi kandungan hadis yang dapat kita cermati :

1. Perintah menolong saudara yang teraniaya (terzalimi), dengan cara membantu meringankan penderitaannya, baik secara materi maupun non materi.

2. Perintah menolong saudara yang menganiaya (menzalimi), dengan cara mencegahnya agar tidak berbuat aniaya. Tiga cara mencegah orang yang berbuat zalim menurut pandangan agama Islam yaitu:

a. Dengan tangan, artinya cegah dengan kekuasaan, jabatan/kedudukan/ harta yang kita miliki.

b. Dengan lisan, artinya cegah dengan nasihat-nasihat yang baik (nasihat-nasihat agama, tulisan-tulisan atau artikel-artikel agama, dan lain sebaginya).

c. Dengan hati, artinya cegah dengan doa-doa yang baik kepada Allah, agar orang yang berbuat zalim itu di berikan hidayah dan ampunan dari Allah SWT. Dan inilah selemah-lemahnya iman.

Di riwayatkan oleh Muslim dan Turmudji: Dari Abi Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda: "Tahukah kamu siapa yang pelit itu?", mereka (sahabat) berkata: "Ya Rasulullah, orang yang pelit menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang", (kemudian) Rasulullah menjawab: "Sesungguhnya orang yang pelit dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala solat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki-maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hak-hak orang), maka kebaikan-kebaikan orang (yang menzalimi) itu diambil untuk diberikan kepada orang-orang yang terzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang menzalimi) itu habis, sedang hutang (kezalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan-kejahatan dari mereka (yang terzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang menzalimi), kemudian ia (yang menzalimi) dilemparkan kedalam neraka."

Page 106: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 106

Hadis ini menjelaskan akan kerugian orang yang berbuat zalim kepada orang lain, yaitu : 1. Orang zalim dikatakan sebagai orang yang "pelit". 2. Di hari kiamat nanti (hari di hitungnya segala amal perbuatan), seluruh amal

kebaikan orang yang menzalimi akan di berikan kepada orang-orang yang telah terzalimi.

3. Dan segala dosa-dosa orang yang terzalimi akan diberikan kepada orang yang menzalimi.

4. Orang-orang yang zalim akan dilemparkan ke dalam neraka. Sebagai penutup dari uraian singkat ini kami mengajak kepada seluruh saudara-sudaraku kaum Muslimin, apakah seorang pejabat, aparat, konglomerat, maupun rakyat marilah kita pandai-pandai memanfatkan segala ni'mat yang telah di berikan oleh Allah kepada kita untuk meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Rapatkan dan kuatkanlah barisan ukhuwah islamiah diantara kita, dan jauhkan segala sifat-sifat buruk yang masih bersemayam di hati kita. Masih ada kesempatan dan waktu untuk bertaubat mohon ampunan dari Allah SWT atas segala dosa-dosa yang kita lakukan kepada-Nya dan kepada sesama saudara kita. Semoga bermanfaat dan dapat di amalkan, amin. Oleh : Baginda Hambali Siregar, SPd Islam Brusel, 21 November 2006 Yathie (hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita kembali kepada niat yang baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik pula.....Amiin)

------------------------oOo------------------------

Page 107: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 107

Pengirim : suryati [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Kenapa Ada Perintah Ruku dan Sujud 1. Kenapa Ada Perintah Rukuk dan Sujud?

Menurut penelitian, sel darah merah (HB) mengalami penurunan rata-rata setiap 5 jam. Pantas saja Allah menyuruh kita Rukuk dan Sujud (maksudnya Shalat) minimal 24 jam : 5 jam = Minimal 5 kali shalat sehari. Untuk menerima wahyu shalat, Nabi Muhammad di Isra mi’raj kan karena sangat pentingnya shalat tersebut. Jadi, Allah menciptakan manusia beserta cara pemeliharaannya karena Allah Maha Tahu akan fundamental setiap manusia. Di sini kita harus menyadari bahwa Allah itu maha pemurah, maha penyayang kepada setiap manusia. Dan kita harus sadar bahwa Rukuk dan Sujud itu atau Shalat itu merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Rahasia gerakan shalat dan hubungannya dengan sistem saraf, akan dijelaskan secara rinci dan logis pada bab selanjutnya.

2. Kiat Hidup Sehat

Dari hasil penelitian (pemikiran, pengamatan, dan penerapan) dikatakan bahwa jika kita ingin hidup sehat tanpa obat ingatlah beberapa hal berikut ini.

1. Jaga pikiran.

Pikiran yang keluar dari kening kita yang merupakan titik/ area sujud harus dijaga dengan baik. Pikiran yang ruwet akan mengacaukan sistem yang ada di tubuh kita, baik itu sistem pencernaan, emosional, jantung, atau sistem panas/elektrik tubuh kita. Satu saja elemen sistem yang kacau di tubuh kita akan menyebabkan organ tubuh ada yang kurang berfungsi, lama-lama malah tidak berfungsi. Hal ini dapat dimengerti karena Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sangat sempurna. Bagaimana cara terbaik menjaga pikiran? Saya rasa, Bapak/Ibu pasti tahu, dan bisa dipelajari dari orang yang ahli di bidang ini. Yang penting, berusaha meminimalisir bahkan meniadakan sesuatu yang memicu kita berpikir ruwet/kusut/complicated, di antaranya: jangan mengerjakan pekerjaan di luar batas kemampuan, mengerjakan tugas dengan serius dan sistematis serta harus sabar, dan jangan berbohong.

2. Jaga makanan. Jangan membiasakan diri dengan makanan yang walaupun halal tetapi akan menyebabkan tumpukan lemak jenuh dan asam urat/ purin dalam tubuh kita. Makanan seperti jeroan, lalapan tertentu, atau nasi yang berlebihan akan menyebabkan terjadi pengapuran yang akan melapisi sistem saraf di tubuh kita, sehingga sinyal elektrik dari otak/pikiran kita tidak dapat disampaikan dengan sempurna ke titik ujung saraf. Akibatnya, pasti ada organ tubuh kita yang kurang berfungsi. Dalam kitab suci Al-Qur’an sebenarnya sudah ada jenis makanan, minuman, buah-buahan, sayuran yang terbaik seperti madu, daging burung/ unggas, ikan laut, minyak zaitun (tanpa kolesterol), kurma, apel, anggur, dan sawi. Di samping itu, sebaiknya kita menjaga sumber dana yang akan dibelikan

Page 108: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 108

untuk makan. Artinya, untuk mendapatkan keberkahan yang sempurna, sumber dan penggunaan dananya harus halal dan baik kualitasnya.

3. Jaga kelakuan. Kelakuan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Kelakuan yang buruk, terutama tidak bisa menjaga kemaluan, dapat mendatangkan penyakit. Alat vital (kemaluan), terkadang lebih berpengaruh daripada alat yang sangat vital, yaitu OTAK. Untuk itu, kita harus menyadari cara mengendalikan kelakuan kita. Kalau Aa Gym, mengembangkan aplikasi Manajemen Qolbu; Steven Covey mengembangkan 7 kebiasaan yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas hidup kita, bagaimana kalau kita mengembangkan manajemen nafsu? Steven Covey menyebutkan bahwa salah satu kunci sukses adalah kita diharuskan membiasakan untuk build the relationship. Bukankah ini sama dengan Hablum minan-nas, hubungan baik sesama manusia, melampaui batas/sekat golongan, suku bangsa. Kemudian kebiasaan yang ke 7 adalah sharpen the saw, yang maknanya, konsisten dan sabar dalam kebiasaan yang baik

4. Jaga kelenturan. Daud adalah model manusia perkasa, senang puasa, berburu/ mengembara. Sudah pasti tubuhnya tidak tersalut oleh lemak jenuh, asam urat, dan sangat lentur. Sistem elektrik di tubuhnya sangat sempurna, sehingga bisa menyalurkan atau menghasilkan panas yang sangat tinggi di telapak tangannya, bahkan, dalam suatu riwayat, besi pun bisa lunak di tangannya. Kelenturan tubuh, sebenarnya, dapat dijaga dengan beberapa cara. Misalnya, yoga, balet, dan olah raga lainnya. Namun, menurut penelitian nara sumber, cara yang terbaik adalah shalat. Tetapi shalat yang bagaimana? Nanti akan dijelaskan secara rinci pada hubungan shalat dengan penjagaan kelenturan urat saraf.

5. Jaga pakaian. Dalam Al-Qur'an, sebenarnya, sudah ada perintah untuk orang yang kualitas imannya tinggi, terutama wanita, untuk menjaga auratnya dengan cara berpakaian yang longgar, menutupi tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya (kerudung). Kenapa wanita? Kalau kita mau berpikir dan meneliti secara seksama, wanita itu adalah mahkluk yang sangat sensitif, sangat indah, sangat lentur. Apabila ingin menjaga keindahan, kelenturan, dan sensitivitasnya, coba perhatikan dan aplikasikan cara berpakaian yang terbaik. Sengatan matahari secara langsung akan menyebabkan kulit kering karena keringat langsung menguap tanpa terhalang oleh kain. Kulit yang kering akan merusak sistem keringat, sehingga saraf akan menjadi kering. Yang berbahaya, jika ada saraf yang di leher, di pangkal lengan, atau di ujung jari kering, berdasarkan penelitian, akan menyebabkan sistem pencernaan terganggu, liver bengkak, sakit perut, sakit typhus, atau susah buang angin. Jika yang kering sarafnya di pangkal/bagian lengan, akan mengakibatkan terganggunya sistem reproduksi. Ini akan dituangkan secara rinci mengenai gerakan wudhu yang diimplementasikan dalam teknik pijat untuk menjaga fungsi saraf. Maaf, ini tidak ada universitasnya. Ini hanya berdasarkan pengalaman nara sumber selama mengobati dirinya dan orang lain.

Page 109: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 109

Pakaian yang sempit pada wanita, terutama BH (Breast Holder), akan menyebabkan saluran lemak, lendir, cairan tubuh, dan pipa darah menjadi tersumbat. Lama-lama menggumpal dan mengeras, bahkan membusuk sehingga merusakjaringan saraf. Bakteri/virus akan menyebar ke mana-mana merusak organ tubuh yang lain, tergantung ke mana kabel-kabelnya/urat saraf dan pipa darahnya tersambung atau mengalir. Jadi, cara berpakaian sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan kita. Ikat pinggang yang kencang merusak saraf di pinggang, jam tangan kencang merusak saraf di pergelangan tangan, cincin sempit merusak saraf di jari tangan kita. Karena sangat sempurnanya sistem saraf di tubuh kita, sehingga harus dijaga setiap titik di tubuh kita. Jangan ada urat saraf yang terjepit, kering, busuk, atau putus. Begitu pula kalau tubuh kita sering kedinginan karena ruangan ber-AC. Dari hasil pengamatan nara sumber, banyak sekali yang mati rasa pada ujung saraf di tengkuk dan pundak, serta pinggang karena lemak jenuh yang ada di saluran lemak dan serat daging menjadi beku, sehingga menyebabkan aliran darah tersumbat, kemudian sistem panas tubuh tidak bekerja optimal, bahkan sistem keringat tidak berfungsi. Kalau banyak kabel yang mati rasa maka ada organ tubuh kita kurang berfungsi. Yang bahaya, jika saluran air lebih yang ada dalam paru atau serat daging yang tersambung ke saluran ginjal tersumbat, akan menyebabkan paru-paru basah dan sel paru-paru bisa membusuk, atau minimal kedinginan. Tidur terlalu lama pada malam hari yang lembab, menyebabkan tersumbatnya saluran air lebih ini, dan banyak saraf di pundak, terutama bagian belikat akan terhimpit oleh berat badan kita, sehingga banyak saraf yang kurang berfungsi. Pantas, kita dianjurkan untuk bangun malam hari melakukan shalat tahajud untuk menjaga kelenturan tubuh dan mencegah terjadinya sumbatan.

3. Semua Penyakit Dapat Dicegah

Lima kiat di atas sangat sederhana dan mudah diingat tetapi sulit dilaksanakan. Oleh karena itu, harus dibiasakan sejak anak-anak. Memang, kita harus meyakinkan diri kita sendiri bahwa Semua Penyakit ada Obatnya. Namun, ungkapan ini sebaiknya kita modifikasi menjadi, "Semua Penyakit dapat dicegah dengan cara yang sederhana. Yaitu, dengan membiasakan diri menjaga pikiran, makanan, kelakuan, kelenturan, dan pakaian." Untuk menjadi sehat, sebenarnya, murah biayanya. Kalau sudah sakit parah, mahal biayanya, bahkan bisa ludes hartanya. Salah satu pasien yang gagal ginjal mengeluh kepada nara sumber, janganlah sampai diberi Penyakit seperti ini. Duit segudang pun bakalan beak(ludes). Dan hasil pengamatannya, orang sakit gagal ginjal, sebenarnya, penyebabnya sederhana saja, yaitu mulanya kabel/saraf pengatur kerja ginjal terjepit lemak yang mengeras, sehingga perintah otak tidak tersambung. Keadaan ini tambah parah karena sistem keringat tidak normal, yang menyebabkan ginjal bekerja keras, kemudian dampak antibiotik yang mengkristal seperti pecahan beling/ujung jarum menggores dinding ginjal dan menyebabkan dinding ginjal terluka/infeksi. Belum lagi jika saluran kemih pun tersumbat, seperti kejengkolan, makin memperparah fungsi ginjal. Jika saluran air dari paru-paru ke ginjal tersumbat, dapat menyebabkan ginjal kering dan lama-lama mengerut. Sebenarnya, gerakan shalat yang tertib dan teratur waktunya dapat menjaga sistem ginjal ini Rukuk yang

Page 110: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 110

agak ditekuk maksimal, agak lama, dan duduk di antara dua sujud yang semua jari kaki kiri dan kanan ditekuk, akan dapat menjaga sistem ginjal dan sistem lainnya.

4. Formula Penyelamat Dunia dan Akhirat Bagaimana caranya kita selamat dunia dan akhirat? Nara sumber menyampaikan pemikiran ini, yang mungkin berupa anjuran, sebenarnya ditujukan terutama untuk dirinya, berupa formula 5 S + 1 I , yaitu: S1 = SHALAT S2 = SABAR S3 = SHAUM alias PUASA I = IKHLAS S4 = SHADAQOH S5 = SILATURAHMI

5. Syarat dan Pantangan

Formula di atas harus disertai dengan persyaratan, yang semuanya diambil dari Al-Qur'an, yaitu: kita tidak boleh melakukan perbuatan:

1. Musyrik; bersekutu dengan cara meminta bantuan jin atau arwah. 2. Kufur; gila harta, gila tahta, gila wanita, makan riba. 3. Munafik; beda antar niat, ucapan, perbuatan. 4. Memelintir ayat seperti perbuatan Ahlul Kitab.

Jadi, intinya, kita hidup ini harus ikhlas, sabar menunggu pertolongan Allah dengan cara mengikuti seluruh aturan Allah, tetap berada di jalan yang lurus, berusahalah semaksimal mungkin untuk hijrah dari lingkungan yang menyebabkan kita sakit. Hal ini dilakukan kalau kita ingin selamat dunia dan akhirat. Kita tidak cukup hanya mengaku beriman dan takwa, tapi harus disertai oleh perbuatan kebajikan dan bersedekah dari sumber yang halal dan jenisnya baik dan harus ikhlas, baru kita akan dimudahkan segala macam urusan dan diberikan keselamatan oleh Allah. Sebenarnya, kita harus malu. Terkadang, kita berdoa minta sampai satu buku panjangnya, tetapi, sebenarnya, kalau kita teliti, semua jawaban doa tersebut sudah ada dan pasti dikabulkan oleh Allah. Namun, apakah kita sudah memenuhi syarat dikabulkan doa? Minta dimudahkan segala urusan, bayar dahulu sedekah, terutama ke anak yatim. Sudah sedekah tapi masih saja belum dikabulkan, coba koreksi, apakah sumber dana kita halal atau tidak, ikhlas atau tidak? Demikian pula waktu kita shalat, minimal 17 kali baca Al Fatihah, yang juga merupakan doa minta jalan lurus, sebenarnya jawabannya sudah ada, kemudian dilanjutkan dengan ayat–ayat yang sebenarnya merupakan jawaban dari doa kita itu sendiri. Jadi, Shalat itu sangat penting, dan yang lebih penting, jaga kelakuan kita sehingga mencerminkan shalat, baru kita dianggap layak untuk selalu dilindungi.

6. Salah Paham tentang Mirah Delima

Di masyarakat kita banyak yang menganggap bahwa mirah delima itu adalah batu permata yang dapat memancarkan sinar warna merah dan jika dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, airnya menjadi merah, bahkan gelas yang berisi air di sampingnya pun merah. Banyak yang berburu batu mirah delima ini hingga tidak sedikit yang tertipu sampai miliaran rupiah.

Page 111: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 111

Sebenarnya, kalau kita mau berpikir tentang hal ini, jawabannya adalah sebagai berikut. Contoh manusia yang ikhlas dan tauhidnya sangat tinggi, Bapak para Nabi, yakni Ibrahim tidak dapat dibakar api karena manusia yang telah mendapatkan keridhaan Allah dan 100% tidak musyrik dari dalam tubuhnya dapat memancar sinar Infra Merah yang sangat panas melebihi panasnya api, hingga tidak dapat dibakar api. Manusia yang dapat memacarkan sinar Infra Merah adalah manusia yang bersih dari syirik dan betul-betul mengamalkan surat Al-Ikhlas yang Dal-nya ada Lima (DeLima). Jadi, Delima bukanlah batu.

------------------------oOo------------------------

Page 112: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 112

Pengirim : arief ludiantoro [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Makna Zikir Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani

Bismillah hirRohman nirRohim Kata zikir mempunyai makna yang beragam. Kata itu bisa merujuk kepada Kitab Allah dan pembacaannya, shalat, belajar, dan mengajar. Penulis Fiqh al-sunna berkata dalam bab mengenai zikir bahwa Said bin Jubayr berkata, “Seseorang yang patuh kepada Allah pada kenyataannya juga sedang berzikir.“Beberapa ulama dari periode awal mengaitkannya dengansuatu bentuk (ibadah) yang lebih spesifik. Aata berkata bahwa, “Majelis zikir adalah perkumpulan di mana di dalamnya dibicarakan hal-hal yang baik dan yang terlarang, (sebagai contoh: jual-beli, shalat, puasa, pernikahan, perceraian, dan haji).” Qurtubi berkata, “Majelis zikir adalah suatu perkumpulan untuk ilmu pengetahuan dan nasihat di mana firman Allah, sunnah Rasulullah saw, nasihat para pendahulu yang saleh, dan ucapan para ulama yang baik, dipelajari dan dipraktikkan tanpa ada penambahan atau inovasi (bid’ah), serta tanpa motif terselubung dan keserakahan.” Berdoa kepada Allah dapat dilakukan dengan lidah, mengikuti salah satu formula yang diajarkan oleh Rasulullah, atau suatu formula yang lain, atau mengingat Allah dalam hati, atau kedua-duanya, melalui hati dan lidah. Tulisan berikut berhubungan dengan dua arti yang terakhir: bahwa menyebutkan nama Allah, sebagaimana yang diterangkan dalam ayat, “Orang-orang yang beriman adalah mereka yang ketika disebut nama Allah, hati mereka bergetar“ (8:2); dan sabda Rasulullah, “Zikir terbaik adalah la ilaha illallah.” (dari Jubayr kepada Tirmidzi dan Ibnu Majah). Rasulullah saw tidak berkata, “Zikir terbaik adalah dengan memberi ceramah,” atau “memberi nasihat,” atau “mengumpulkan dana.” Berikutnya yang menerangkan tentang zikir yang dilakukan dalam hati, sebagaimana ditegaskan dengan ayat, “Laki-laki dan wanita yang mengingat Allah dalam jumlah yang banyak” (33:35). Rasulullah memuji dan menerangkan ayat itu dengan ucapan, “yang berhati tunggal adalah yang paling utama” (Riwayat Muslim). Ketika beliau ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan yang berhati tunggal?” Beliau menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang mengingat Allah dalam jumlah yang banyak.” Lebih lanjut Rasulullah mengklarifikasi peranan hati dalam mengingat Allah ketika beliau berkata kepada Abu Hurayra ra, “Pergilah dengan kedua sandalku ini dan siapapun yang kau temui di balik dinding ini yang menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keyakinan dalam hatinya, berikanlah kabar gembira bahwa dia akan masuk surga.” (hadits riwayat Muslim).

Page 113: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 113

Zikir kadang-kadang bisa berarti mengingat secara internal dan menyebutkan secara eksternal, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat, “Ingatlah Aku, maka Aku akan mengingatmu” (2:152), ketika diterangkan dengan jelas dalam hadits qudsi: Mereka yang mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku mengingatnya dalam hati-Ku, dan mereka yang mengingat-Ku dalam suatu majelis (yang berzikir menyebut nama-Ku), Aku mengingat mereka (dengan menyebutkan mereka) dalam suatu majelis yang lebih baik dari majelis mereka. Hadits yang sangat penting ini akan dijelaskan lebih jauh di bawah ini. Cukuplah dikatakan bahwa secara umum ada 3 tipe zikir, yaitu : yang dilakukan dalam hati, yang diucapkan dengan lidah, dan melakukan keduanya secara bersama-sama. Ibnu Hajar menerangkan bahwa, menurut cerita Abu al-Darda ra mengenai kelebihan zikir atas jihad, yang dimaksud zikir di sini adalah zikir yang disertai dengan kesadaran akan kebesaran Allah sehingga misalnya, seseorang dapat menjadi lebih baik, daripada mereka yang memerangi orang kafir tanpa ingatan semacam itu. Dalam hadits lain yang diceritakan oleh Bukhari, Rasulullah saw bersabda bahwa mereka yang melakukan zikir hidup, sedangkan yang tidak melakukannya bagaikan mayat. Beliau berkata, matsalu al-ladzi yadzkuru rabbahu wa al-ladzi la yadzkuru rabbahu matsalu al-hayyi wa al-mayyit. (Kitab daawat bab 66 tentang, “Keutamaan zikir Allah”). Ibnu Hajar mengomentari, Yang dimaksud dengan zikir di sini adalah ucapan atas ekspresi yang telah dianjurkan bagi kita, dan diucapkan dengan jumlah yang melimpah, seperti halnya amal saleh yang abadi—al-baqiyat al-salihat—mereka adalah: subhan Allah, al-hamdu lillah, la ilaha illallah, allahu akbar dan semua yang berhubungan dengannya, seperti: hawqalah (lahawla wa la quwwata illa billah), basmalah (bis-millah al-rahman al-rahim), hasbalah (hasbunal-lahu wa nima al-wakil), istighfar, dan lainnya seperti doa memohon kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Zikir juga diterapkan sebagai ketekunan dalam menjalankan kewajiban atau segala tindakan beribadah, seperti membaca al-Quran, membaca hadits, mempelajari ilmu-ilmu Islam (al-ilm), dan shalat-shalat sunnah. Zikir dapat dilakukan dengan lidah, di mana orang yang membacanya akan mendapat pahala. Tidak perlu baginya untuk mengerti dan menghayati artinya dalam syarat dia tidak mempunyai maksud lain dengan mengucapkannya, dan jika, sebagai tambahan terhadap pengucapannya itu, juga dilakukan zikir dalam hati, maka zikirnya menjadi lebih lengkap, dan jika ditambah dengan penghayatan terhadap makna yang terkandung di dalamnya, zikirnya menjadi lebih lengkap lagi, dan jika semua ini dilakukan dalam rangkaian ibadah, baik dalam shalat, jihad atau yang lain, akan lebih lengkap lagi dan jika seseorang menyempurnakan perhatiannya kepada Allah dan memurnikan ketulusannya kepada-Nya, maka itu adalah kesempurnaan terjauh.

Page 114: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 114

Fakhr al-Din al-Razi berkata bahwa apa yang dimaksud dengan zikir dengan lidah adalah ekspresi terhadap tindakan penyembahan (tasbih), pujian (tahmid), dan memuliakan (tamjid). Sementara zikir dalam hati terdiri atas refleksi terhadap bukti dan tulisan yang menunjukkan esensi Allah dan atribut-Nya, pada kewajiban yang di dalamnya termasuk hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang sehingga seseorang dapat menguji aturan yang berkaitan dengannya dan pada rahasia ciptaan Allah. Sedangkan zikir anggota badan mencakup pada tindakan kepatuhan yang dilakukannya, itulah sebabnya Allah menyebut shalat dengan “zikir” ketika Dia berfirman, “Ketika panggilan (adzan) untuk melaksanakan shalat Jumat telah dikumandangkan, segeralah kalian mengingat Allah” (62:9). Dilaporkan juga oleh beberapa orang yang mempunyai pengetahuan tentang Allah swt, bahwa zikir mempunyai 7 aspek:

1. Zikir mata yang mencakup tangisan (buka), 2. Zikir telinga yang mencakup pendengaran (isgha), 3. Zikir lidah yang mencakup pemujian (tsana), 4. Zikir tangan yang mencakup pemberian (ata), 5. Zikir tubuh yang mencakup loyalitas (wafa), 6. Zikir hati yang mencakup ketakutan dan harapan (khawf wa raja), 7. Zikir ruh yang mencakup ungkapan pasrah dan penyerahan diri (talim wa ridha)

(Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari (1989 ed. 11:250)). Wa min Allah at Tawfiq wasalam, arief hamdani www.rabbani-sufi.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Page 115: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 115

Pengirim : arief ludiantoro [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Tipe dan Frekwensi dalam Berzikir Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani

Bismillah hirRohman nirRohim Karena zikir merupakan pekerjaan hati, Ibnu Taymiyya sebagaimana dikutip oleh muridnya Ibnu Qayyim, berkata bahwa zikir sangat diperlukan bagi hati, sebagaimana air untuk ikan. Ibnu Qayyim sendiri menulis sebuah buku berjudul al-Wabil al-sayyib, mengenai keutamaan zikir, di mana beliau membuat daftar lebih dari seratus (100), di antaranya adalah: Zikir menginduksi perasaan cinta kepada Allah swt. Dia yang mencari akses kepada kecintaan Allah harus berzikir sedalam-dalamnya. Sebagaimana dengan membaca dan mengulang adalah pintu kepada ilmu pengetahuan, maka zikir adalah pintu gerbang menuju Kecintaan-Nya. Zikir melibatkan proses meditasi (muraqabah) yang dengannya seseorang dapat mencapai tahap kesempurnaan (ihsan), di mana seseorang menyembah Allah seolah-olah dia benar-benar melihat-Nya. Suatu majelis zikir adalah perkumpulan para Malaikat, sedangkan majelis tanpa zikir adalah perkumpulan Setan. Dengan keutamaan dari zikir, orang-orang yang mengingat Allah diberkahi, begitu pula orang yang duduk di sebelahnya. (dikutip dari Mawlana M.Zakariyya Kandhalvi, Virtues of Dhikr (Lahore: Kutub Khana Faizi, n.d.) hal 74-76) Meskipun pada kenyataannya zikir merupakan bentuk ibadah yang paling mudah (pergerakan lidah lebih mudah dibandingkan dengan pergerakan anggota tubuh lainnya), tetapi zikir merupakan bentuk yang paling utama. Zikir merupakan salah satu bentuk sumbangan (shadaqah). Abu Dharr al-Ghifari ra berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Sedekah (shadaqah) adalah bagi setiap orang setiap hari setelah terbit matahari.’ Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, dengan apa kita memberi sedekah bila tidak mempunyai harta?’ Beliau berkata, ‘Pintu sedekah adalah mengucapkan takbir, “Allahu Akbar (Allah Maha Besar), subhan Allah(Mahasuci Allah), al-hamdu lillah (segala puji bagi Allah), la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah), astagfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah), melakukan perbuatan baik, menghindari kebatilan… ini adalah pintu-pintu sedekah yang diperuntukkan bagimu, dan terdapat ganjaran bagimu bahkan ketika kamu melakukan hubungan badan dengan istrimu.” (diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban, dan pernyataan yang serupa juga dilontarkan oleh Muslim).

Page 116: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 116

Seluruh ucapan untuk memuji dan mengagungkan Allah, memuji Kesempurnaan seluruh Atribut-Nya yang meliputi Kekuatan dan Kemuliaan, Keindahan dan Keagungan-Nya, baik diucapkan dengan lidah maupun diucapkan dalam hati, dianggap sebagai zikir. Dia telah memerintahkan kita untuk mengingat-Nya setiap saat. Allah swtberfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dengan (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan sore (33:41-42). Jika seseorang mengingat Allah, niscaya Allah akan mengingatnya: Ingatlah Aku, Aku akan mengingatmu (2:152). “Mengingat Allah adalah fondasi dari amal atau perbuatan baik. Siapapun yang berhasil melakukannya,dia akan diberkahi dengan kedekatan terhadap Allah. Itulah sebabnya Rasulullah saw selalu mengingat Allah . Ketika seseorang mengeluh, ‘Hukum Islam terlalu sulit bagiku, katakanlah sesuatu yang mudah kuikuti,’ Rasulullah berkata kepadanya, ‘Biarkan lidahmu selalu sibuk dengan mengingat Allah.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dengan 2 sanad lisan, juga oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang lain. Sementara Ibnu Hibban dan al-Hakim menyatakan hadits itu sahih). Mengingat Allah juga merupakan suatu jalan untuk membebaskan diri dari api neraka. Muadz ra melaporkan, Rasulullah bersabda, ‘Tidak ada tindakan lain yang lebih efektif untuk membebaskan diri dari hukuman atau azab Allah selain berzikir kepada-Nya.” (diriwayatkan oleh Ahmad). Ahmad juga melaporkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Semua yang kalian ucapkan dalam merayakan Keagungan Allah, Kemuliaan dan Ke-Esaan-Nya dan seluruh ucapan kalian untuk memuji-Nya berkumpul di sekeliling Singgasana Allah. Kata-kata tersebut bedengung seperti lebah, dan menarik perhatian orang yang mengucapkannya di hadapan Allah. Bukankah kalian mengharapkan bisa mempunyai seseorang di sana, di Kehadirat Ilahi yang akan memanggil namamu?” Wa min Allah at Tawfiq wasalam, arief hamdani www.rabbani-sufi.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Page 117: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 117

Pengirim : Julius A. Yasir [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Kelompok Pengajian Jumat Manis yang Anggotanya Para Waria Surabaya

From: "RM Danardono HADINOTO" <[email protected]> JAWAPOS,Kamis, 23 Nov 2006, Dulu ke Pengajian dengan Pakaian Wanita, Kini Sudah Berpeci Berawal dari temannya yang meninggal dan tidak dirawat sebagai mana mestinya, para waria Surabaya membentuk kelompok pengajian Al-Ikhlas atau lebih dikenal dengan sebutan pengajian Jumat Manis. Seperti apa aktivitasnya? ANGGIT SATRIYO Asap rokok tak pernah putus mengepul dari bibir Marini. Sebatang habis, dia kembali mengambil rokok berikutnya. Belum genap setengah jam, tiga batang rokok filter telah dia habiskan. Siang itu, di sebuah salon di Jalan Kendangsari Gang Lebar, dia sangat antusias bercerita soal pengalaman spiritualnya. Tutur katanya halus, namun sesekali dia memperjelas omongannya dengan gerakan tangan yang kemayu. Marini memang bukan wanita tulen. Meski berwajah cantik, dia sesungguhnya laki-laki. Nama aslinya adalah Tamim. Tahun lalu, dia menunaikan ibadah haji sehingga nama lengkapnya sekarang menjadi H Tamim Murodho. "Nama tambahan itu diberi setelah saya pergi haji. Sejarahnya, saya paling betah di raudhoh," ujarnya. Meski sudah haji, sehari-hari dia tetap akrab dipanggil Mak Nik atau Marini. Sedangkan identitas prianya, dia pakai ketika menghadiri pengajian atau pergi ke masjid. Marini menceritakan pengalamannya selama menjalankan ibadah haji. Dia mengaku kerap mendapat perlakuan tak menyenangkan dari sesama jamaah. Salah satunya di raudhoh. Saat berada di kompleks Ka'bah itu, dia kerap diusir oleh sesama jamaah. "Yang mengusir saya kebanyakan jamaah dari luar Indonesia," terangnya. Mereka melakukan itu karena bingung melihat wajahnya yang lebih dekat ke perempuan ketimbang ke laki-laki. "Mereka kebanyakan bingung. Saya pakai ihram, tapi kok berwajah wanita," ujarnya. Bahkan, ada jamaah wanita dari Turki yang berusaha merebut jubah yang dia dikenakan, kemudian menutupkannya pada tubuh bagian atas Marini. Marini juga tidak boleh berada di deretan jamaah pria. "Saya jelaskan bahwa diri saya laki-laki. Perlahan dia menyadari," terangnya. Persoalan tidak berhenti di situ. Hal-hal yang kecil ternyata juga tak luput menjadi biang persoalan. Wajahnya yang menyerupai wanita itu juga berdampak saat dia masuk toilet.

Page 118: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 118

"Banyak orang yang kebingungan saat saya masuk toilet laki-laki," kenangnya sambil memungut lagi sebatang rokok. Untung, persoalan status Marini yang waria itu tidak menimbulkan masalah di antara jamaah Indonesia. Kepada mereka, Marini memperkenalkan diri sebagai Tamim, bukan Marini yang sehari-hari berdandan ayu itu. "Kenekatan" Marini berhaji telah melalui proses panjang. Dia berproses selama tiga tahun sebelum akhirnya memutuskan pergi ke Tanah Suci. Semua itu bermula dari aktivitasnya di kelompok pengajian Al-Ikhlas, yang seluruh anggotanya waria. Kelompok pengajian itu juga tidak terbentuk tiba-tiba. Semuanya berawal saat teman Marini yang juga waria meninggal di Tanggulangin, Sidoarjo. "Saya trenyuh melihat teman saya meninggal karena sakit. Saat dikuburkan, rasanya sangat nggak di-wongne. Yang penting dikubur," ungkapnya. Bermula dari peristiwa itu, dia mulai berpikir. Dia mengumpulkan beberapa temannya untuk mengadakan rembukan. Mereka sepakat harus ada jalan keluar agar kaum waria tidak mati mengenaskan seperti itu. "Jadinya, kami ambil sikap untuk mengadakan kumpulan yang bentuknya positif. Tidak sekadar gerudak-geruduk," terang pemilik salon di Jalan Penjaringan Sari dan Menur Pumpungan itu. Akhirnya, terbentuklah kelompok pengajian Al-Ikhlas yang digelar tiap malam Jumat Legi. Jamaah kemudian lebih akrab menyebutnya dengan pengajian Jumat Manis. Pengajian pertama digelar di Perumahan Taman Pondok Jati, di rumah H Joyce, pada 2003. Saat itu, pesertanya hanya 18 orang. Dalam setiap pengajian, para waria mendatangkan ustad. Dia diminta berceramah soal agama dan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. "Saat ini, kami rutin mengundang H Masyhuri dari Rewwin," terangnya. Ketika awal-awal pengajian, banyak jamaah yang belum paham soal agama. Jadinya, para waria itu datang ke pengajian dengan pakaian wanita serta mengenakan rukuh saat salat. "Tapi, Pak Masyhuri tetap saja berceramah. Beliau menganggap kami sebagai sahabat," ungkapnya. Dari ceramah-ceramah yang rutin diadakan itu, para waria akhirnya paham. Perlahan-lahan, terjadi perubahan dalam hal berpakaian. Mereka datang ke pengajian tidak lagi dengan pakaian wanita dan tidak lagi mengenakan rukuh saat salat. Mereka mulai tampil dengan gaya aslinya. Berdandan laki-laki, berbaju koko, berkopiah, dan menenteng sajadah. Kehidupan spiritual mereka juga berubah. Para waria itu mulai menunaikan salat lima waktu serta belajar membaca Alquran. "Semoga dengan cara ini bisa menarik mereka yang masih di jalanan untuk ikut pengajian," katanya. Sampai saat ini, jumlah jamaah pengajian Jumat Manis sudah mencapai 70 orang. Bahkan, saat halalbihalal dua minggu lalu, yang hadir mencapai sekitar 300 orang. Mereka semua waria.

Page 119: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 119

Kini kegiatan mereka tidak sebatas pada pengajian. Di setiap akhir acara, Marini yang ditunjuk sebagai motor pengajian juga mengumumkan kepada peserta untuk memberikan sumbangan. Jumlahnya tak perlu banyak, yang penting ikhlas. "Dananya bakal kita sumbangkan kepada waria yang kurang beruntung," terang waria berkacamata itu. Manfaat pengajian juga diakui Linda. Pemilik Linda Salon di Jalan Kendangsari itu mengaku gaya hidupnya mulai berubah sejak dirinya rutin mengikuti pengajian Jumat Manis. Dia yang sebelumnya menjalankan salat di rumah dengan rukuh, seperti layaknya perempuan, kini mulai berani unjuk muka. Setiap Jumat, dia pergi ke masjid dengan pakaian muslim. "Bahkan, setiap selesai ibadah, saya dipanggil takmir dan diajak berdiskusi. Itu artinya, keberadaan saya diterima," ungkapnya. Di luar pengajian, dia juga banyak terlibat dalam kegiatan sosial. Misalnya, saat peristiwa gempa Jogja lalu. Dia bersama rekan- rekannya menggalang banyak dana untuk disumbangkan. "Meski waria, kami juga punya kepekaan," terangnya. Pada acara halalbihalal waria yang digelar di rumahnya dua minggu lalu, berhasil dikumpulkan dana hingga Rp 9 juta. Dana itu disumbangkan kepada 30 waria yang kurang beruntung. Mereka yang mendapat bagian adalah waria ludruk yang umumnya sudah dimakan usia. "Kasihan mereka. Tidak banyak lagi penghasilan yang masuk," terang Linda, yang tak mau menyebut nama aslinya itu. Selain Linda dan Marini, masih ada Dani Larasati. Waria ini punya nama asli Dani. "Sejak berdiri, saya sudah ikut pengajian ini. Saya adalah peserta aktif Jumat Manis," ujarnya. Dia mengaku banyak mendapat manfaat dari pengajian Al- Ikhlas itu. "Yang jelas, saya bisa beribadah. Saya mengenal Tuhan," ungkap waria 41 tahun itu. Dia menargetkan, jika rezekinya lancar, dua tahun mendatang bakal menyusul Marini ke Tanah Suci. "Doakan saya bisa naik haji," terang waria berambut panjang itu. Aktivitas para waria di kelompok pengajian Al-Ikhlas juga mengantarkan anggotanya dikenal lebih luas. Marini, misalnya, kini kerap diundang berbagai lembaga untuk berbagi pengalaman soal aktivitas pengajian para waria Surabaya. Bahkan, dua bulan lalu, berturut-turut dia kedatangan peneliti dari empat negara. Yakni, Bangladesh, Pakistan, Thailand, dan Afghanistan. "Umumnya mereka menanyakan, bagaimana waria bisa menggelar pengajian," katanya. Sebab, dalam pandangan Islam sendiri, keberadaan waria itu menjadi pertentangan. Soal itu, Marini memberikan jawaban logis. "Waria itu hanya kehidupan sosial saya saja. Setiap hari saya memang seperti wanita. Namun, soal hubungan dengan Allah, saya kembali ke kodrat. Menjadi laki-laki," terangnya. (Anggit Satriyo)

------------------------oOo------------------------

Page 120: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 120

Pengirim : arief ludiantoro [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Zikir adalah Kewajiban Terbesar Manusia dan Merupakan Perintah Ilahi

Mawlana Syaikh Hisyam kabbani ar-Rabbani Bismillah hirRohman nirRohim Zikir adalah tindakan seorang hamba yang paling sempurna, dan ditekankan ratusan kali di dalam al-Quran. Itu merupakan praktik penyembahan untuk mendapatkan ridha Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengatasi musuh, dan perbuatan yang patut mendapat ganjaran. Zikir merupakan bendera Islam, semir hati, inti dari ilmu tentang Iman, imunisasi terhadap kemunafikan, ibadah terpenting, dan kunci dari segala kesuksesan. Tidak ada batasan yang menyangkut metode, frekwensi atau waktu untuk berzikir atau apapun mengenainya. Beberapa batasan dalam metode berzikir menyinggung kewajiban khusus tertentu yang tidak dibicarakan di sini, misalnya dalam shalat yang telah ditentukan. Syari’ah sangat jelas dan setiap orang telah mengetahui kewajiban ini. Rasulullah saw bersabda bahwa penghuni Surga hanya akan menyesali satu hal, tidak cukup mengingat Allah swt di dunia ini! Allah berfirman dalam al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah zikir!” (33:41). Dia berfirman bahwa hamba-Nya adalah, “Mereka yang mengingat Tuhannya dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring,” (3:191); dengan kata lain, mereka yang mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam. Allah berfirman, Penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah tanda-tanda bagi orang yang mengerti, mereka yang mengingat (dan mengucapkan dan menyebut) Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring (3:190-191) Aisyah ra berkata, sebagaimana yang diceritakan oleh Muslim, bahwa Rasulullah saw mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam. Rasulullah bersabda, “Jika hati kalian selalu dalam keadaan mengingat Allah, para Malaikat akan mendatangi kalian sampai ke titik di mana mereka akan memberi salam kepada kalian di tengah perjalanannya.” (riwayat Muslim). Imam Nawawi mengomentari hadits ini dengan mengatakan, “Panorama semacam ini akan terlihat pada orang yang terus-menerus melakukan meditasi (muraqaba), refleksi (fikr), dan antisipasi (iqbal) terhadap alam berikutnya.” (Nawawi, Syarh sahih Muslim) Muadz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah juga bersabda, “Para penghuni surga tidak akan menyesal kecuali satu hal, waktu yang telah dilewati mereka tanpa mengingat Allah.” (diriwayatkan oleh Bayhaqi dalam Syuab al-iman (1:392 #512-513) dan oleh Tabarani). Haythami dalam Majma al-zawaid (110:74) berkata bahwa semua naratornya dapat dipercaya (thiqat), sementara Sayuti dalam Jami al-saghir (#7701) menyatakan bahwa hadits itu (hasan).

Page 121: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 121

Allah menempatkan zikir mempunyai nilai yang lebih dari pada shalat dengan menjadikan shalat sebagai cara atau alat dan zikir sebagai sasarannya. Dia berfirman, Perhatikanlah! Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, tetapi sesungguhnya, mengingat Allah lebih besar manfaatnya, dan lebih penting (29:45). Beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, dan mengingat nama Tuhannya, dan mengerjakan shalat (87:14-15) Maka dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku (20:14) Qadi Abu Bakar bin al-Arabi menerangkan bahwa tidak ada amal yang sah tanpa mengingat Allah (zikir). Siapapun yang tidak mengingat Allah dalam hatinya ketika memberi shadaqa atau berpuasa, contohnya, berarti amalnya tidak lengkap. Oleh sebab itu zikir bisa dipandang sebagai amal yang paling baik (dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fath al-bari (1989 ed. 11:251). Zikir adalah sesuatu yang sangat penting. Abu Hurayra ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bumi dan segala isinya dikutuk kecuali mereka yang melakukan zikir, guru-guru dan semua muridnya.” (Tirmidzi menyatakan hadits ini hasan, begitu pula Ibnu Majah, Bayhaqi dan lainnya. Suyuti menyebutkannya dalam al-Jami al-saghir dari pernyataan al-Bazzar yang serupa dengan narasi Ibnu Masud dan beliau mengatakan sahih. Tabarani juga menyatakannya dalam al-Awsat dari Abu al-Darda). Dengan menyebut kata “bumi dan segala isinya,” Rasulullah merujuk pada semua yang menyatakan status atau eksistensinya terpisah dengan Allah, bukannya menyatu dengan-Nya. Kenyataannya seluruh makhluk berzikir kepada Allah, karena Allah berfirman bahwa semua ciptaan-Nya bertasbih kepada-Nya, dan tasbih adalah salah satu jenis zikir. Allah berfirman mengenai Nabi Yunus as, ketika seekor ikan paus menelannya, “Jika dia bukan termasuk orang-orang yang bertasbih kepada-Ku (musabbihin), dia akan tinggal dalam perut paus itu hingga Hari Pembalasan (37:143-144). Hadits Rasulullah yang baru saja disebutkan juga menekankan pentingnya mengikuti seorang guru yang mempunyai pengetahuan, karena tidak ada yang bisa mencegah datangnya kutukan selain berkah. Inilah yang dimaksud oleh Abu Yazid al-Bistami ketika beliau berkata, “Siapapun yang tidak memiliki Syaikh, Syaikhnya adalah setan.” Hal ini diperkuat dengan dua hadits Rasulullah saw. Abu Bakar ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Jadilah orang yang terpelajar (alim) atau murid (mutaallim), atau pendengar (mustami) atau seorang pecinta (muhibb), tetapi jangan menjadi orang kelima karena kalian akan binasa. (al-Haythami berkata dalam Majma al-zawaid (1:22), “Tabarani menyatakan dalam al-Mujam al-saghir (2:9), al-Mujam al-awsat, dan al-Mujam al-kabir, juga al-Bazzar [dalam Musnad-nya], dan semua naratornya dianggap dapat dipercaya.” Hal itu juga dinyatakan oleh Abu Nuaym dalam Hilyat al-awliya (7:237) dan al-Khatib dalam Tarikh baghdad (12:295)). Sakhawi berkata, “Ibnu Abd al-Barr berkata, ‘orang kelima adalah orang yang memperlihatkan permusuhan kepada para ulama dan meremehkan mereka, dan siapapun yang tidak mencintai mereka menunjukkan penghinaan kepada mereka atau dalam tahap

Page 122: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 122

ingin menghina mereka, dan di sana terletak kehancuran.’ (Sakhawi, al-Maqasid al-hasana (hal.88#134). Lihat buku Ibnu Abd al-Barr yang berjudul Jami bayan al-ilm wa fadlih (1:30)). Rasulullah bersabda, “Al-baraqa ma akabirikum,’ Berkah bersama yang lebih tua’ (riwayat Ibnu Hibban dalam sahih-nya, al-Hakim yang menyatakan bahwa hadits itu sahih, dan Ibnu Daqiq al-Id juga memperkuatnya). Riwayat lain menyatakan, “Ketika yang muda mengajar yang tua, maka berkah telah dicabut.” (Lihat buku Sakhawi, al-Maqasid al-hasana hal. 155-159#290). Orang yang melaksanakan zikir memiliki peringkat tertinggi di hadapan Allah. Orang-orang yang menyebut nama Allah dengan konsentrasi telah disebutkan dalam al-Quran. Efek terhadap hatinya juga telah dijelaskan dalam al-Quran, Di dalam rumah yang Allah telah izinkan supaya dimuliakan dan untuk mengingat Nama-Nya di rumah itu, Dia dipujikan siang dan malam oleh orang orang-orang yang perniagaan dan jual-beli tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari mengingat nama-Nya (24:36-37). Mereka yang beriman dan hati mereka tentram karena mengingat Allah ingatlah sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram (13:28) Selama peristiwa Isra dan Mi’raj Rasulullah saw diangkat hingga ke titik di mana beliau mendengar guratan Pena, yang menunjukkan tulisan Takdir Ilahi. Beliau melihat seseorang yang lenyap ke dalam cahaya Singgasana Allah. Rasulullah bertanya, “Siapa ini? Apakah ini seorang Malaikat? Dia berkata kepadanya, “Bukan!” Rasulullah bertanya lagi, “Apakah ini Nabi?” Jawaban yang didapat juga “Bukan!” Kalau begitu siapa dia?” Jawabannya adalah, “Ini adalah orang yang lidahnya basah dengan mengingat Allah di dunia, hatinya terikat kepada masjid, dan dia tidak pernah mencela Ayah dan Ibunya. ”(Syaikh Muhammad Alawi al-Maliki menyatakannya dalam kumpulan teksnya yang berjudul al-Anwar al-bahiyya min isra wa miraj khayr al-bariyya, yang berisi narasi lisan mengenai topik tersebut.) Dalam hadits lain dilaporkan, Seorang pria mendatangi Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, hukum dan persyaratan dalam Islam terlalu banyak buatku. Katakanlah sesuatu yang dapat aku jaga selalu (yakni, khususnya sebagai ganti dari banyaknya aturan dan persyaratan yang harus dilaksanakan secara umum).” Dengan membaca hal itu pria tersebut berkata bahwa terlalu banyak persyaratan yang harus dipenuhi, orang harus mengerti bahwa dia tidak yakin kalau dia dapat menjaga semuanya. Dia menginginkan sesuatu yang dia yakin dapat dijaganya. Rasulullah bersabda, “(Aku menasihatimu untuk melakukan satu hal) Jagalah lidahmu agar selalu basah dengan zikir kepada Allah.“ (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hadits ini baik (hasan). Dalam Islam telah dikenal bahwa pekerjaan terbaik di jalan Allah adalah berjihad. Tetapi Rasulullah tetap menempatkan zikir di atas jihad dalam hadits yang autentik berikut ini.

Page 123: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 123

Abu al-Darda ra meriwayatkan, “Suatu ketika Rasulullah saw bertanya kepada sahabatnya, ‘Sudahkah Aku jelaskan kepada kalian tentang amal yang paling baik, pekerjaan terbaik di mata Tuhanmu, yang akan mengangkat status kalian di Hari Kemudian, dan membawa lebih banyak kebajikan daripada membelanjakan emas dan perak sebagai pelayanan kepada Allah atau ikut serta dalam jihad dan membunuh atau terbunuh di jalan Allah? Ia adalah zikir kepada Allah.’” (diriwayatkan oleh Malik dalam Muwatta, juga Musnad-nya Ahmad, Sunan-nya Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Mustadrak-nya Hakim, al-Bayhaqi. Hakim dan yang lain menyatakan hadits itu sahih). Abu Saiid ra berkata, “Rasulullah saw ditanya, ‘Siapakah hamba Allah yang mempunyai peringkat terbaik di hadapan-Nya pada Hari Kebangkitan?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat Allah.’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan seseorang yang berperang di jalan Allah?’ Beliau menjawab, ‘Bahkan jika dia melawan orang-orang kafir dan musyrikin dengan pedangnya hingga patah, dan menjadi merah dengan darah mereka, sesungguhnya mereka yang berzikir lebih baik peringkatnya.’” (diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan Bayhaqi). Abd Allah bin Umar berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Segala sesuatu mempunyai semir atau pengkilap, dan semir untuk hati adalah zikir kepada Allah. Tak ada yang lebih diperhitungkan untuk menyelamatkan diri dari azab Allah selain zikir kepada Allah. Beliau pernah ditanya apakah ini juga tidak diterapkan untuk jihad di jalan Allah, dan beliau menjawab, “Bahkan tidak untuk seseorang yang harus menghujani pedangnya hingga patah.” (Bayhaqi meriwayatkannya dalam Kitab al-daawat al-kabir begitu juga dalam Shuab al-iman (1:396#522), juga al-Mundhiri dalam al-Targhib (2:396) dan Tabrizi menyebutkannya dalam Mishkat al-masabih, pada bagian terakhir buku doa). Wa min Allah at Tawfiq wasalam, arief hamdani www.rabbani-sufi.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Page 124: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 124

Pengirim : al-palagani [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Menyambut Tamu Agung Oleh : KN Kusuma

Rasulullah belum tiba, tapi ingar-bingar di Madinah sudah begitu terasa. Pagi-pagi, kaum Anshar sudah bersiap-siap di luar kota untuk menyambut kedatangan Nabi. Mereka menunggu, tak peduli dengan terik musim kemarau yang sangat panas. Ternyata Rasulullah tiba saat kaum Anshar pulang ke rumah masing-masing. Orang pertama yang melihat Rasululah adalah seorang laki-laki Yahudi. Ia berteriak lantang mengabarkan. Kaum Anshar serta-merta keluar rumah untuk menyambut kedatangan kekasih Allah. Rasululah datang bersama Abu Bakar. Usia mereka sama. Perawakan tak jauh beda. Sebagian besar kaum Anshar belum pernah melihat Rasulullah. Mereka hanya sering mendengar kemuliaan Rasul dari Mush'ab bin 'Umair. Rasulullah sengaja mengutus Mush'ab sebelum beliau hijrah, mengajarkan Alquran, Islam, dan memberikan pemahaman agama pada penduduk Madinah. Maka dari itulah kaum Anshar bingung, yang mana kekasih Allah yang harum namanya itu? Abu Bakar paham kondisi itu. Ia menutupkan selendangnya untuk memayungi Rasulullah SAW, sehingga kaum Anshar mengenali. Serta-merta 500 kaum Anshar mengerubung, ''Masuklah kaliah berdua (ke dalam kota) dengan aman dan ditaati,'' kata salah seorang di antara mereka. Rasulullah dan Abu Bakar masuk ke kota dan semakin meriahlah suasana Madinah. Seluruh warga Madinah keluar rumah. Laki-laki dan perempuan naik ke atap rumah mereka. Anak-anak dan pelayan bertebaran di jalan. Mereka menyambut dan memanggil, ''Ya Muhammad! Ya Rasulullah!'' takbir gembira bersahut-sahutan. Bahkan, ada pula yang melantunkan syair indah Thala'al Badru yang dikenal sampai sekarang. Apa yang membuat kaum Anshar begitu gembira menyambut kedatangan Nabi, padahal mereka belum pernah melihat Nabi, belum tahu rupa dan wajah sejuknya? Nabi datang tanpa harta, keindahan dunia, dan seribu janji kerja sama memakmurkan Madinah. Nabi datang dengan tangan hampa. Kaum Anshar bersuka cita, lebih karena iman dan takwanya kepada Allah. Indahnya Islam, lembut akhlak dan perangai Nabi adalah daya magnetis tersendiri. Tak ada yang menyuruh kaum Anshar menyambut kedatangan Rasulullah. Mereka spontan atas dorongan cinta. Mereka merelakan harta, tahta, untuk kaum Muhajirin.

Page 125: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 125

Begitulah sambutan terhadap tamu agung. Tak perlu seruan atau persiapan istimewa untuk menyambutnya. Indahnya akhlak, santun tutur perilaku, kebersihan hati, lebih dari cukup untuk membuat sang tamu agung disambut dengan penuh suka cita. sumber: http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=272630&kat_id=14

------------------------oOo------------------------

Page 126: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 126

Pengirim : al-palagani [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Ketika Doa Terhalang Makanan Haram

Tersebutlah seorang lelaki yang telah melakukan perjalanan jauh. Rambutnya kusut masai penuh debu. Ia berjalan tertatih-tatih dengan membawa sebuntal pakaian dan bekal di pundaknya. Setelah sekian lama berjalan, ia berhenti. Matanya memandang ke langit. Ia teringat Tuhannya. Seketika itu pula tangannya menengadah. "Ya Rabb aku minta pertolonganmu. Ya Rabb aku minta rahmat dan kasihmu. Ya Rabb aku minta keselamatan dari-Mu pintanya berulang-ulang. Ia tampak khusyu berdoa. Diterimakah doanya? Seorang lelaki mulia berujar, "Sesungguhnya Allah menolak doa lelaki malang itu. Bagaimana doanya akan terkabul, sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya dikenyangkan dengan makanan haram!" Lelaki yang berkomentar tersebut adalah Rasulullah SAW. Sedangkan kisah ini berasal dari Abu Hurairah yang diriwayatakan Imam Muslim dalam Shahih-nya. Ya, makanan haram multi efek sifatnya. Ada banyak kerugian yang akan diderita seseorang yang menyengajakan diri mengonsumsinya. Salah satu siksaan yang Allah SWT timpakan adalah tidak diterimanya doa-doa mereka. Padahal, tanpa doa seorang Muslim tidak ada apa-apanya. Bukankan doa adalah senjata orang-orang beriman? Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa Sa'ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, "Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah". Apa jawaban Rasulullah SAW, "Wahai Sa'ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya." (HR At-Thabrani). Memahami mekanisme PNI Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana makanan haram bisa menghalangi terkabulnya doa-doa, kita bisa menelaah mekanisme psikoneuroendokrinologi imunologi (PNI) atau sistem yang melibatkan pikiran, hormon dan sistem pertahanan tubuh. Makanan haram adalah sesuatu yang dilarang Allah. Dalilnya sudah sangat jelas. Bila aturan ini dilanggar dan makanan haram tetap dikonsumsi, maka akan lahir rasa tertekan dan ketakutan dari orang yang mengonsumsinya. Dalam jangka panjang, ketakutan akan menghasilkan kecemasan kronis. Dalam kondisi ini tubuh akan memproduksi hormon kortisol, skotofobin, dan adrenalin dalam jumlah yang berlebihan. Apa akibatnya?

Page 127: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 127

Seluruh sel tubuh akan terganggu bioritme-nya. Dengan kata lain, akan terganggu proses bertasbihnya. Kita tahu bahwa setiap sel yang terdiri dari atom dan partikel sub atomik senantiasa bertasbih dan ber-thawaf mengikuti ketentuan-Nya. Kondisi ketergangguan ini akan berdampak pada perubahan proses metabolisme dan proses biokimiawi lainnya. Akibatnya banyak potensi dasar biologis terhambat. Ketika berdoa, seseorang yang kondisi wujud fisik dan psikologis sedang tidak optimal ini, akan didominasi rasa takut yang berlebihan. Apa akibatnya? Doa yang dipanjatkannya menjadi sarat akan kepentingan sesaat dan egois. Ia pun dihantui dengan ketidakyakinan dan rasa takut berlebihan bahwa doanya tidak akan terkabul. Jadi sudah terjadi proses prasangka atau su'udhzon kepada Allah SWT. Padahal, dalam hadis qudsi disebutkan. "Sesungguhnya Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdoa kepada-Ku." (HR Bukhari Muslim) Dalam hadis lain disabdakan pula, "Dan jika kamu memohon kepada Allah Azza wa Jalla, wahai manusia, mohonlah langsung ke hadirat-Nya dengan keyakinan yang penuh bahwa doamu akan dikabulkan. Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa hamba-Nya yang keluar dari hati yang lala." (HR Ahmad). Jadi dapat disimpulkan, ketakutan dan keresahannya itulah yang menyebabkan doanya tidak tersampaikan dengan sempurna. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa mekanisme tobat dapat memperbaiki kualitas hidup dan keimanan seseorang. Proses tobat adalah sebuah proses katarsis atau ventilasi yang merupakan "jendela" atau "pintu" bagi terlepasnya beban psikologis yang ditanggung akibat perbuatan dosa. Tetapi tentu saja proses tobat keberhasilannya juga sangat tergantung pada seberapa dalam keyakinan kita tentang konsep Allah yang Maha Pengampun. Bila kita sudah berprasangka bahwa Allah tidak akan memaafkan, maka jangan berharap kalau tobat kita akan melancarkan segalanya. Justeru malah menjadi beban psikologis baru. Bagaimana dengan orang yang hanya sekedar ragu tentang kehalalan makanannya? Bila ragu seharusnya dihindari (syubhat). Mengapa? Karena keraguan itu akan menumbuhkan kecemasan. Dan kecemasan pada gilirannya akan menghasilkan kondisi chaos. Karena itu, Rasulullah SAW mewasiatkan agar kita menjauhi hal-hal yang meragukan. Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas, antara keduanya terdapat hal-hal samar yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa menjaga diri dari hal-hal yang samar itu, maka ia telah menjaga agama dan harga dirinya; dan barangsiapa jatuh ke dalam hal yang samar, maka ia telah jatuh kepada hal yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang, nyaris ia masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja mempunyai daerah larangan. Ketahuilah, sesungguhnya daerah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya." (HR Bukhari Muslim). Untuk itu, sebelum kita dihisab di akhirat kelak tentang bagaimana kita mensyukuri nikmat Allah dalam hal kemampuan berkomunikasi (al-bayan), maka sebaiknya kita bertanya dan menyelidiki secara intensif kehalalan suatu produk makanan. Bukankah yang akan diperhitungkan kelak di hari akhir tidak hanya sekedar dosa yang disengaja

Page 128: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 128

saja, melainkan juga kelalaian kita dalam mencegah terjadinya kemungkaran akan dipertanyakan dan ditimbang? (tri ) sumber: http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232

------------------------oOo------------------------

Page 129: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 129

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 24-11-2006

Setiap Kata Itu Pasti Tercatat http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4246

Allah SWT berfirman, "Tiada suatu kata yang diucapkan melainkan didekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf: 18) Allah berfirman, Sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (perbuatan kalian) yang mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (perbuatan itu). Mereka mengetahui apa yang kalian lakukan." (QS. Al-Infithar: 10-12) Dalam firman ALLAH ada juga, "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepada kalian dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang kalian telah kerjakan." (QS. Al-Jatsiyah: 29) Banyak berbicara menyebabkan kejemuan pada manusia. Mereka akan berpaling dari Anda dan mereka tidak akan senang mendengar ucapan Anda. Dari Abu Wail, "Abdullah ibn Mas'ud sering mengingatkan manusia pada hari kamis, lalu seseorang berkata kepadanya, Wahai Abdurrahman, aku begitu menyukai jika engkau mengingatkan kami setiap hari.' Dia berkata, Aku khawatir akan menjenuhkan kalian, maka aku memilih waktu yang tepat (tidak sering) untuk kalian dalam memberi nasehat, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW terhadap kita'." (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itu, para khatib Jum'at dianjurkan untuk meringkas khutbahnya. Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya shalat yang panjang dan khutbahnya yang ringkas merupakan pertanda akan kecerdasannya (imam dan khatib pada shalat jum'at). Maka panjangkanlah shalat dan ringkaskanlah khutbah, karena sebagian dari penjelasan (yang memukau) bagaikan sihir." (HR. Muslim) ALLAH menganjurkan kita untuk membatasi pembicaraan dalam kebaikan dan meninggalkan ucapan yang tidak baik. ALLAH berfirman, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan- bisikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, berbuat baik atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan ALLAH, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." (QS. An- Nisa: 114) Rasulullah SAW telah membimbing kita untuk menjaga lisan: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjamin kepadaku akan apa yang ada diantara jenggot dan kumisnya (maksudnya adalah lisannya) dan apa yang berada di antara dua kakinya (maksudnya adalah kemaluannya), maka Aku menjamin surga baginya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 130: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 130

Rasulullah SAW juga bersabda, "Siapa yang diam, maka akan selamat." Maka ringkas dan padat dalam berkata-kata sangat dianjurkan. Ini adalah bagian dari ke pahaman akan agama. Maka jangan banyak bicara, kecuali untuk sesuatu yang bermanfaat. Di antara perangai Nabi adalah kemampuannya bertutur ringkas dan padat makna. (HR. Bukhari dan Muslim) Allah telah memberikan nikmat kepada Nabi Daud as. berupa hikmah dan kecerdasan dalam berbicara dan menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh kaumnya. "Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijakksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (QS. Shad: 20) setelah delegasi Abdul Qays menemui Rasulullah SAW mereka mengatakan, "Wahai Rasulullah, kami datang kepadamu dari daerah yang jauh. Antara daerah kami dan daerahmu ini terdapat kampung Mudhar yang penduduknya masih kafir. Kami tidak bisa menemuimu kecuali pada bulan haram (suci). Oleh karena itu, ajarkan kepada kami satu perkara yang pasti, yang akan kami ajarkan kepada orang-orang setelah kami, yang menjamin kami masuk surga…" (HR. Bukhari dan Muslim) Mereka meminta sesuatu sederhana yang bisa memasukkan mereka ke surga. Setelah penjelasan ini, apakah Anda akan menjadi orang yang banyak bicara? Apakah Anda ingin catatan buku Anda di hari hari akhirat penuh dengan isu dan kesia-siaan? Apakah Anda ingin catatan buku Anda menjadi hitam dengan catatan gunjingan dan cacian terhadap orang lain? Banyak bicara akan menyebabkan kita kesulitan dalam menghadapi hari penghitungan (yaumull a-hisab). Banyak bicara menghilangkan wibawa. Banyak bicara akan menghilangkan ketenangan dan ketentraman. Banyak bicara membuat orang tidak mampu mengingat apa yang mereka dengar. Mereka hanya ingat sebagian dan lupa sebagian. Oleh karena itulah, ucapan-ucapan Rasulullah SAW sangat ringkas dan padat. Ketika Rasulullah berkata-kata, jika ada orang yang hendak menghitung kata-katanya, pasti dia dapat menghitungnya (HR. Bukhari dan Muslim) Shalawat dan salam bagi Nabi SAW yang memiliki budi pekerti yang luhur yang diutus sebagai pelengkap kesempurnaan akhlak mulia.[*] die *Fikih Akhlak* Musthafa Al-Adawy http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4246

------------------------oOo------------------------

Page 131: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 131

Pengirim : Ahmad Bustam [email protected] Tgl. Email : 30-11-2006

Belajar Dari Perang Uhud Assalaamu'alaikum wr. wb. BELAJAR DARI PERANG UHUD.......SIAPA KITA ? Semua tahu akan kemuliaan Badar...juga kejayaannya... semua tahu kemenangan Badar yang tak hanya kemenangan sebuah perang namun lebih dari itu, kemenangan Aqidah... Lantas... bagaimana dengan UHUD? Ah,seorang muslim pati (bahkan HARUS) tahu tentang kisahnya. zhahirnya...muslim memang dikalahkan kafir Quraisy kala itu. namun, bukan kah tak ada kosa kata kalah dalam kamus kita? yang ada hanyalah.. hidup mulia atau mati syahid.Ah, kata2 itu adalah kata2 yang senantiasa disenandungkan oleh para da'i dan da'iah masa kini... slogan yang membuat gemetar hingga ketulang rusuk.. Ah, biarlah sejenak kita bernostalgian dengan UHUD. Sungguh mengharukan jika dilihat betapa tak sebandingnya 3000 pasukan Musyrikin (700 pasukan berkuda 200 pemanah dan 100 penombak serta 2000 infantri) dengan 700 pasukan muslim (1 pasukan berkuda,50 pasukan pemanah, 550 infantri dan sisanya penombak).Betapapun Rosulullah telah membuat strategi yang matang,Briefing dan pententiran pasukan serta syuro sebelum mengambil keputusan perang (mulanya Rosulullah mengusulkan muslimin bertahan dimadinah). Ah, sungguh Allah benar2 mempergilirkan kemenangan dan kekalahan itu agar kita dapat mengambil hikmah didalamnya. Sungguh nyata disana, Allah memperlihatkan orang2 munafiq (zhahirnya mengaku islam,namun hatinya, cenderung pada kekafiran). ketika diputuskan untuk perang, sepertiga pasukan kembali kemadinah dengan berbagai alasan dan bahkan ketika perang terjadipun para munafiq yang bertahan masih pula melakukan propaganda. Lihatlah orang2 yang tak mematuhi Qiyadahnya, padahal Rosulullah telah menegaskan... tak ada yang boleh turun dari bukit uhud (pasukan pemanah) apapun yang terjadi meski kaum muslimin terdesak sekalipun atau ketika pengumpulan harta rampasan. namun,nyatanya hanya 10 orang (dipimpin oleh Abdullah bin jahsy) yang tetap patuh pada Rosulullah. Tentunya, kesempatan emas inilah yang dimanfaatkan kaum musyrikin ketika itu Hingga seorang kafir Qurays membuat issue bahwa Rosulullah telah dibunuh, hingga melemahkan sebagian besar pasukan islam kala itu. maka, berserulah Tsabit bib Dahdah... yang mengobarkan kembali pasukan muslimin,sesungguhnya Muhammad adalah manusia sehingga ia bisa saja mati akan tetapi... Sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tak akan pernah mati.disinilah Tsabit menyadarkan kembali orientasi peperangan, yaitu katauhidan. Mengenang UHUD, membuat ku terharu... Rosulullah yang amat dicintai banyak orang mengalami 70 kali pukulan pada rahangnya hingga retak. Kepalanya bocor bibirnya pecah, hidngnya robek dan kedua lututnya pun terluka. Pada UHUD lah, Hamzah yang pemberani syahid oleh Wahsy, Mus'ab bin Umair syahid demi mempertahankan panji ditangannya bahkan kain penutup jasadnya pn kekurangan, Hanzhalah Al Ghasil. .

Page 132: Milis Daarut Tauhiid Nopember 2006

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Bulan Nopember 2006 132

pengantin baru yang syahid hingga ia dimandikan para malaikat karena masih dalam keadaan junub,sa'ad bin mu'ad yang tak dapat dikenali lagi jasadnya (terkecuali oleh saudari perempuannya melihat tahi lalat atau jempolnya) karena terlalu banyaknya tikaman. Ah,betapa UHUD yang mengharukan menyimpan berbagai hikmah... termasuk Khalid bin walid yang pada akhirnya masuk islam. Uhud memang sejarah... namun pelajarannya adalah cerminan bagi muslim kini. uhud adalah cermin pembeda si mukmin dengan si munafiq.lihatlah mereka yang mengaku muslim, namun mereka malah bersekutu dengan kaum yahudi... serta kaum kuffar lainnya yang sudah sangat jelas membuat kerusakan. lihatlah orang2 yang mengaku muslin namun membuat fitnah terhadap muslim lainnya. AH, DIMANAKAH KITA?ADAKAH KITA BERSAMA KEBENARAN ITU?! Sesungguhnya orang2 munafiq itu...amatlah berat hatinya untuk diajak menyeru pada jalan Allah... amat banyak alasannnya, amat sedikit pengorbanannya, banyak manis bicaranya,banyak pula kritik dan propaganda yang menghembuskan keragu-raguan sedikit kerjanya,sedikit pula mengingat Allah. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat orang2 munafiq, dan memperlihatkan secara jelas akan kehinaan hati mereka.

------------------------oOo------------------------