Millard Gubler

  • Upload
    dika316

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

millard gubler sadnjasdnajsdnjsndjnsadjsandjnasjdnjsndjna

Citation preview

REFERATSINDROM MILLARD GUBLER

NAMA PEMBIMBING :Dr. Edi Prasetyo, Sp.S

DISUSUN OLEHAdib Wahyudi(1102010005)Andhika Dwianto (1102010019)Arif Gusaseano (1102010033)Dianta Afina (1102010075)Gwendry Ramadhany (1102010115)M. Fauzi (1102009183)

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAFRSUD SUBANGPERIODE OKTOBER-NOVEMBER2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan referat yang berjudul Sindrom Millard Gubler. Tinjauan pustaka ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI pada bagian Ilmu Penyakit Saraf RSUD Subang.Penyusun menyadari bahwa tinjauan pustaka ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tinjauan pustaka ini.Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing atas segala bimbingan, motivasi, serta ilmu yang diberikan sehingga penyususn dapat menyelesaiakan tugas pustaka ini. Besar harapan penyusun semoga tinjauan pustaka ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Subang, November 2014

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

1.2. TujuanMemaparkan epidemiologi, etiologi, patofisiologis, manifestasi klinis, pemeriksaan, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, penatalaksanaan, prognosis dan pencegahan mengenai meningitis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Definisi2.2. Epidemiologi2.3. Etiologi2.4. Klasifikasilesi vaskular di pons dapat dibagi ke dalam: Lesi paramedian akibat penyumbatan salah satu cabang dari rami perforantes medialis a. basilaris Lesi lateral, yang sesuai dengan kawasan perdarahan cabang sirkumferens yang pendek Lesi di tegmentum bagian rostral pons akibat penyumbatan a. serebeli superior Lesi di tegmentum bagian kaudal pons, yang seesuai dengan kawasan perdarahan sirkumferens yang panjang.

2.5. Patofisiologi2.6. Manifestasi KlinisManifestasi berupa penyumbatan parsial terhadap cabang dari rami perforantes medialis arteri basilaris seperti itu akan menimbulkan gejala berupa hemiplegia yang bersifat kontralateral, yang pada lengan bersifat lebih berat ketimbang pada tungkai. Jika lesi paramedian itu terjadi secara bilateral, maka kelumpuhan seperti yang telah diuraikan tadi akan terjadi pada kedua sisi bagian tubuh. Namun jika lesi paramedian terletak pada bagian kaudal pons, maka akar nervus abdusens juga akan ikut terlibat. Maka dari itu pada sisi lesi terdapat kelumpuhan LMN musculus rektus lateralis, yang membangkitkan strabismus konvergens ipsilateral dan kelumpuhan UMN yang melanda belahan tubuh kontralateral, yang mencakup lengan tungkai sisi kontralteral berikut dengan otot-otot yang disarafi oleh nervus VII, nervus IX, nervus X, nervus XI dan nervus XII sisi kontralateral. Gambaran penyakit inilah yang dikenal sebagai sindrom hemiplegi alternans nervus abdusens. Selain itu dapat juga terjadi suatu lesi unilateral di pes pontis yang meluas ke samping, sehingga melibatkan juga daerah yang dilalui n.fasialis. Sindrom hemiplegia alternans pada mana pada sisi ipsilateral terdapat kelupuhan LMN, yang melanda otot-otot yang disarafi n.abdusens dan n.fasialis yang disebut sebagai Sindrom Millard Gubler. Jika serabut-serabut kortikobulbar untuk nukleus n.VI ikut terlibat dalam lesi, maka deviation conjugee mengiringi sindrom Millard Gubler. Kelumpuhan bola mata yang konjugat itu dikenal juga sebagai Sindrom Foville, sehingga hemiplegia alternans nervus abdusens et fasialis yang disertai sindrom Foville itu disebut sebagai Sindrom Foville Millard Gubler.1,2,4

2.7. Pemeriksaan Fisik Dari pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada pasien dengan Millard Gubler Syndrome (MGS) adalah parese nervus VI dan nervus VII. MGS merupakan kelainan yang bermanifestasi pada daerah wajah sesuai dengan kelainan lesi dan bersebrangan dari lesi jika bermanifestasi ke daerah ekstrimitas. Komponen dari MGS adalah paralisis dari nervus abdusen dan nervus fasialis dan hemiplegi ekstremtas yang berlawanan arah (kontralateral) yang disebabkan oleh karena keterlibatan dari traktus kortikospinalis sebelum jaras tersebut menyilang. Kelainan yang paling khas adalah penglihatan ganda (diplopia) jika pasien melihat dengan kedua mata dikarenakan terdapat kelainan pada nervus VI yang berkorelasi dengan musculus rectus lateralis untuk pergerakan bola mata ke sisi lateral (Kesikburun, 2011)2.8. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat membantu untuk menegakkan diagnosis pasti dari MGS adalah CT (Computed Tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui kelainan pasti di dalam otak, lebih tepatnya di sekitar pons. Kelainan tersebut dapat berupa pecahnya pembuluh darah (hemoragik), tumbuhnya suatu tumor, dan dapat juga terjadi iskemia walaupun kejadian ini sangat jarang terjadi. 2.9. DiagnosisDalam menegakkan diagnosis dibutuhkan data anamnesis, pemeriksaan status neurologis dan pemeriksaan penunjang lainnya (CT-Scan atau MRI). Hemiplegia alternans akibat lesi di pons adalah kelumpuhan UMN yang mengakibatkan belahan tubuh sisi kontralateral yang berada dibawah tingkat lesi, yang berkombinasi dengan kelumpuhan LMN pada otot-otot yang dipersarafi oleh nervus abdusens (N.VI) atau nervus facialis (N.VII). Lesi paramedian terjadi secara bilateral, maka kelumpuhan terjadi pada kedua belah tubuh, dan dikarenakan lesi paramedian terletak pada bagian kaudal pons makan nervus abdusens terlibat. Maka dari itu pada sisi lesi terdapat kelumpuhan LMN M. rectus lateralis yang dapat menyebabkan strabismus konvergens ipsilateral dan kelumpuhan UMN belahan kontralateral.

2.10. Diagnosis Banding Raymond sindromMerupakan sindrom ventral medial ponties, menyebabkan kelumpuhan m. rectus lateralis (nervus abducens) dengan kontralateral hemiplegia nervus facialis.

Foville sindromKelumpuhan gerak bola mata yang konjugat, umumnya hal ini disertai dengan hemiplegia alternans nervus abducens et facialis sehingga disebut Sindrome foville-millard gubler.

2.11. Penatalaksanaan 2.12. Komplikasi2.13. Prognosis

6

DAFTAR PUSTAKA

Mardjono M. Sidharta P. 2013. Neurologi Klinis Dasar, Ed IX. Dian Rakyat. Jakarta.Kesikburun S, Ismail S, Ridvan A. Pontine Cavernoma Hemorrhage Leading to Millard-Gubler Syndrome. American Journal of Physical Medicine & Rehabilitation. Lippincott William & Wilkins. 2011